Anda di halaman 1dari 1

Hubungan Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Gagal Ginjal Kronis

Kadar gula dalam darah yang tinggi akan mempengaruhi struktur ginjal, merusak pembuluh darah halus
di ginjal (glomerulosklerosis noduler dan difus). Kerusakan pembuluh darah menimbulkan kerusakan
glomerulus yang berfungsi sebagai penyaring darah. Dalam keadaan normal protein tidak melewati
glomerulus karena ukuran protein yang besar tidak dapat melewati lubang-lubang glomerulus yang kecil.
Namun, karena kerusakan glomerulus, protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga dapat
ditemukan dalam urin yang disebut dengan mikroalbuminuria. Kondisi ini disebut juga sebagai penyakit
ginjal diabetes.

Selain itu, kadar glukosa yang tinggi menyebabkan terjadinya glikosilasi protein membran basalis,
sehingga terjadi penebalan selaput membran basalis, dan terjadi pula penumpukkan zat serupa
glikoprotein membran basalis pada mesangium sehingga lambat laun kapiler-kapiler glomerulus
terdesak, dan aliran darah terganggu yang dapat menyebabkan glomerulosklerosis dan hipertrofi nefron
yang akan menimbulkan nefropati diabetik dan akan berlanjut menjadi gagal ginjal kronis.

Tingginya tekanan darah akan membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan. Akhirnya, pembuluh
darah menjadi rusak dan menyebabkan fungsi ginjal menurun hingga mengalami kegagalan ginjal. Salah
satu dampak jangka panjang dari tekanan darah tinggi adalah ketika pembuluh darah yang menyuplai
ginjal terkena dampaknya dapat mengakibatkan kerusakan ginjal secara bertahap. Semakin lama
menderita hipertensi maka semakin tinggi risiko untuk mengalami kejadian gagal ginjal kronik.

Dafpus :

Hendromartono. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbit FKUI.

Ritz E, Keller C, Kristian H. Bergis. Nephropathy of type II diabetes mellitus. Nephrol Dial Transplant
(2000) 11 Suppl 9: 38-44.

Beavers. 2008. Bimbingan Dokter pada Tekanan Darah. Dian Rakyat. Jakarta.

Hidayati. 2008. Hubungan antara hipertensi, merokok dan minuman suplemen energi dan kejadian
penyakit ginjal kronik. Berita Kedokteran Masyarakat 24(2).

Anda mungkin juga menyukai