Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian (mineral processing) merupakan salah satu bidang


disiplin ilmu pertambangan yang menghubungkannya dengan ilmu metalurgi dan ilmu
bahan. Kajian utama dalam bidang ini adalah upaya untuk meningkatkan kadar/kualitas
bahan galian untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan konsumen.
Oleh karena bahan galian yang memiliki kadar tinggi yang ada di alam saat ini semakin
berkurang maka untuk memanfaatkan bahan galian berkadar rendah diperlukan proses
pengolahan untuk menaikkan kadarnya.
Kominusi merupakan proses reduksi ukuran partikel suatu bahan galian
sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan dalam penggunaannya ataupun
sebagai syarat dalam melakukan proses lanjutan. Selain pengolahan mineral, aplikasi
kominusi juga banyak digunakan dalam bidang teknik sipil seperti pada pabrik pemecah
batu yang menghasilkan agregat sebagai bahan campuran beton dan aspal. Proses
kominusi bertujuan untuk menghasilkan partikel yang sesuai dengan kebutuhan (ukuran
maupun bentuk), membebaskan mineral berharga dari pengotor dan memperbesar luas
permukaan sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapat berlangsung dengan lebih baik.
Secara umum kominusi ada dua macam yaitu peremukan (crushing) dan
penghalusan/penggerusan (grinding). Pada laporan praktikum pengolahan bahan galian
kali ini akan membahas mengenai proses peremukan (crushing). Crushing atau
peremukan merupakan proses reduksi ukuran dari bijih yang berukuran kasar menjadi
ukuran yang lebih kecil. Pada praktikum crushing ini digunakan tahapan primary crushing
dan secondary crushing. Alat yang digunakan pada tahap primary crushing adalah jaw
crusher. Proses peremukan pada jaw crusher menghasilkan produk yang masih kasar.
Alat yang digunakan pada tahap secondary crushing adalah roll crusher. Proses
peremukan pada roll crusher menghasilkan produk yang lebih halus dari produk hasil
jaw crusher. Selanjutnya dilakukan pengayakan produk dari jaw crusher dan roll crusher
untuk memisahkan produk sesuai ukuran ayakan yang digunakan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam proses praktikum ini adalah:

1. Bagaimana mekanisme peremukan (crushing)?


2. Bagaimana cara pengeporasian crusher?
3. Apa saja jenis-jenis crusher dan bagaimana cara penggunaannya?

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan dari praktikum ini adalah:


1. Mengetahui defenisi dari proses peremukan, crusher dan jenis-jenis crusher
yang digunakan pada praktikum.
2. Mengetahui prinsip kerja dari jaw crusher dan roll crusher.
3. Melakukan pengolahan data dan menganalisis hasilnya.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari praktikum pengolahan bahan galian ini yaitu
mengetahui mekanisme kerja jaw crusher dan roll crusher serta mengetahui cara
pengoperasian alat jaw crusher dan roll crusher.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kominusi

Pada umumnya, mineral pada bijih selalu berukuran lebih halus dan berasosiasi
dengan mineral pengotor (gangue). Oleh karena itu, mineral-mineral dalam bijih harus
dihancurkan sehingga dapat dipisahkan sebagai suatu produk baru. Jadi, bagian
pertama dari proses pengolahan mineral adalah proses crushing dan grinding, yang biasa
dikenal dengan sebutan kominusi (Erwin, 2012).
Mineral yang berbentuk kristal memliki kecenderungan untuk pecah dengan ukuran
dan bentuk yang berbeda-beda. Kesulitan dalam melakukan proses kominusi terletak
pada keterbatasan ukuran yang lebih besar atau pun ukuran yang lebih kecil dari ukuran
yang dibutuhkan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka dibutuhkan pemilihan
alat yang tepat dalam proses pengecilan ukuran (kominusi). Faktor-faktor yang terlibat
dalam proses kominusi yaitu teknik reduksi, rasio reduksi, dan ukuran umpan (Metso,
2015).
Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan berbagai cara,
tetapi pada umumnya hanya empat cara saja yang sering dijumpai dalam mesin-mesin
pereduksi ukuran atau mesin kominusi yaitu kompresi (penekanan), impact
(pembenturan), atrisi (penggerusan/gesekan), dan pemotongan. kompresi (penekanan),
biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar menjadi beberapa partikel kecil.
Contohnya adalah pemecah batu. Impact (pembenturan) digunakan untuk mereduksi
partikel yang keras menjadi partiket-partikel berukuran lebih kecil sampai partikel halus.
Contohnya adalah palu. Atrisi (penggerusan/gesekan) umumnya digunakan untuk
menghaluskan partikel-partikel lunak yang bersifat halus. Contohnya adalah penggerus.
Pemotongan, digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk lempeng)
sehingga berukuran lebih kecil. Contohnya adalah gunting (Prasetya, 2004).

2.2 Crushing

Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang
diinginkan agar terpisah dengan mineral pengotor yang lain. Crusher merupakan mesin

3
yang dirancang untuk mengurangi ukuran besar batuan ke batuan yang lebih kecil
seperti kerikil atau debu batuan. Crusher dapat digunakan untuk mengurangi ukuran
atau mengubah bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut. Crusher
merupakan alat yang digunakan dalam proses crushing. Crushing merupakan proses
yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral pengotornya.
Crushing biasanya dilakukan dengan proses kering, dan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing.
Primary crushing merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk yang
biasanya digunakan pada tahap ini adalah jaw crusher, umpan yang digunakan biasanya
berasal dari hasil penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran
setting antara 30 mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap
pertama biasanya kurang dari 200 mm. Secondary cruher merupakan peremukan tahap
kedua, alat peremuk yang digunakan adalah roll crusher. Umpan yang digunakan
berkisar 150 mm, dengan ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar
yang dihasilkan adalah 75 m.
Material hasil dari peremukan kemudian dilakukan pengayakan atau screening
yang akan menghasilkan dua macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang
disebut undersize yang merupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai
produk akhir, dan material yang tidak lolos ayakan yang disebut oversize yang
merupakan produk yang harus dilakukan peremukan lagi. Crushing dan grinding
biasanya dilakukan dalam beberapa langkah sehingga ukuran bijih dapat tereduksi
secara bertahap. Ada tiga tahap proses crushing, yaitu (Erwin, 2012):
1. Primary crushing (coarse crushing), pada crushing pertama, bijih awal dengan
ukuran lebih dari 1 m, dihancurkan hingga berukuran 10 cm, dengan alat jaw
atau gyratory crusher.
2. Secondary crushing (intermediate crushing), pada crushing kedua, bijih yang
telah berukuran 10 cm dihancurkan hingga berukuran 1-2 cm, dengan alat
jaw crusher, cone crusher, atau roll crusher.
3. Tertiary crushing (fine crushing), bijih berukuran 1-2 cm dihancurkan hingga
berukuran 0,5 cm, dengan alat cone crusher, roll crusher, atau hammer mills.
2.1.1 Jaw crusher
Pada primary crushing alat yang digunakan adalah jaw crusher. Jaw crusher
diperkenalkan oleh Blake dan Dodge, dan beroperasi dengan menerapkan penghancur
bertekanan. Merupakan salah satu peralatan pemecah batu yang paling terkenal di

4
dunia. Jaw crusher sangat ideal dan sesuai untuk penggunaan pada saat penghancuran
tahap pertama. Memiliki kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling
tinggi hingga dapat mencapai 320Mpa.
Untuk pengolahan mineral pertambangan, jaw crusher dapat digunakan untuk
pengolahan menghancurkan Bauksit, bijih Tembaga, bijih Emas, bijih Besi, bijih Timah,
Mangan, bijih Perak, bijih Seng, Alunite, Aragonit, Arsenik, aspal, Ball Clay, Barit, Basalt,
Bentonit, kokas, Beton, Dolomit, Feldspar, Granit, kerikil, Gipsum, Kaolin, batu kapur,
marmer, Kuarsa, pasir Silika, dan lain-lain. Jaw crusher sering digunakan sebagai
peralatan pengolahan primer, sehingga jaw crusher dianggap memiliki kelebihan dalam
pemeliharaan mudah dan baik untuk instalasi.

Gambar 2.1 Jaw crusher


Jaw crusher dapat mencapai rasio 4 – 6 dan menghancurkan bentuk produk akhir.
Mereka banyak diterapkan untuk menghancurkan kekerasan tinggi, kekerasan
pertengahan dan batu lunak dan bijih seperti terak, bahan bangunan, marmer, dll.
Kekuatan resistensi tekanan di bawah 350Mpa, yang, cocok untuk menghancurkan
primer. Jaw crusher bisa digunakan dalam kimia pertambangan, industri metalurgi,
konstruksi, jalan dan bangunan kereta api.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi jaw crusher (Hidayat, 2014):
a. Lebar lubang bukaan,
b. Variasi dari throw,
c. Kecepatan,
d. Ukuran umpan,

5
e. Reduction ratio (RR),
f. Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis
umpan.
1. Cara Kerja Jaw crusher
Jaw crusher bekerja mengandalkan kekuatan motor. Melalui roda motor, poros
eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel untuk terdiri dari jaw plate. Jaw
plate yang bergerak dan side-lee board dapat dihancurkan dan diberhentikan membuat
jaw plate bergerak seirama. Oleh karena itu, material dalam rongga penghancuran yang
melalui pembukaan pemakaian.
Kerja alat ini adalah dengan menggerakan salah satu jepit, sementara jepit yang
lain diam. Tenaga yang dihasilkan oleh bagian yang bergerak mampu menghasilkan
tenaga untuk menghancurkan batuan yang keras. Kapasitas jaw crusher ditentukan oleh
ukuran crusher. Alat pemecah rahang ini terutama dipakai untuk memecah bahan olahan
berupa bijih-bijih atau batu-batu. Bahan olahan ini ini dipecah diantara dua rahang besi
atau baja. Konstruksinya mempunyai sepasang rahang yang satu diam dan yang satunya
bergerak maju mundur (bolak-balik). Proses pemecahan bahan olahan dari pemecah
rahang ini berlangsung berkala dengan cara tekanan dan potongan (Hidayat, 2014).
2. Keunggulan dari jaw crusher
a. Dengan motor listrik berdaya 5,5Hp/4kw menjadikan mesin ini mampu
dioperasikan selama 24 jam terus menerus.
b. Dirancang dengan konstruksi khusus pada rangka utama mempergunakan
bahan besi baja setebal 20 mm, membuat mesin ini kuat dan tangguh terhadap
guncangan yang terjadi saat sedang digunakan.
c. Keistimewaan lain adalah terletak pada pisau penghancur conto batuan keras
yang menggunakan besi baja khusus yang telah mendapatkan pengerasan,
sehingga berdaya tahan lama jika terjadi benturan keras diantara kedua
permukaan pisau.
d. Memakai putaran togel yang memudahkan untuk mengatur posisi pisau
penghancur sesuai dengan yang dikehendaki.
e. Dilengkapi dengan tombol pengaman otomatis, yang memberikan jaminan
keamanan pada motor listrik apabila terjadi hubungan singkat dari sumber
listrik.
f. Dengan memakai pipa berlubang pada rangka mesin bagian bawah,
memungkinkan debu yang tersisa didalam rangka pada saat mesin digunakan,

6
akan keluar dengan sendirinya, sehingga tidak mengendap didalam yang dapat
merupakan bantalan poros mesin.
3. Jenis-jenis jaw crusher
Jaw crusher ada 2 jenis, yaitu (Hidayat, 2014):
1. Jaw crusher sistem blake, titik engselnya diatas dan bagian bawah bergerak
maju mundur. Berdasarkan jumlah toggle-nya maka peremuk rahang dapat
pula dikelompokkan atas peremuk rahang toogle tunggal dan peremuk rahang
toogle ganda, khusus peremuk rahang Blake mengeluarkan jenis peremuk
toogle ganda. Blake jaw swing jaw-nya berada disebelah atas sehingga gaya
terbesar akan mengenai material yang terkecil. Hasil penghancurannya relatif
heterogen, kapasitas produksinya akan lebih besar bila dibandingkan dengan
jenis dodge jaw.
2. Jaw crusher sistem dodge, titik engselnya dibawah. Gaya terbesar akan
mengenai partikel atau material yang besar. Produksinya mempunyai ukuran
yang relatif homogen, sedangkan kapasitas produksinya lebih kecil dari pada
blake jaw.
2.1.2 Roll crusher

Gambar 2.2 Roll crusher


Roll crusher adalah tipe crusher dengan sistem gilas rotary dengan kecepatan
rpm yang relatif lebih rendah dari impact crusher yaitu sekitar 300 rpm dan memiliki
kapasitas produksi yang jauh lebih besar. Kerja dari mesin roll crusher ini bergantung
pada jenis/kualiatas material gigi gilasnya, ukuran shaft dan ukuran rodanya, yang harus
disesuaikan dengan raw material dan target kapasitas produksi.
Roll crusher digunakan sebagai crusher sekunder atau crusher terseier setelah
batuan melewati crusher tipe lain yang berfungsi sebagai crusher primer. Roll crusher
terdiri dari single roll dan double roll. Single roll digunakan untuk memecahkan batuan

7
yang lembap dan tidak menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang
abrasive. Kapasitas roll crusher tergantung pada jenis batuan, ukuran crusher primer,
ukuran batuan yang diinginkan, lebar roda dan kecepatan roda berputar (Agung,2010).
1. Cara Kerja roll crusher
Roll crusher atau pemecah batu jenis roll, memecah batu dengan menjepitnya
diantara satu roll, dua roll atau lebih, dimana roll-roll akan berputar berlawanan dengan
adanya berat tersendiri dan gusuran dari batu, maka batu akan pecah. Adapun
permukaan dari Roll bermacam-macam ada yang rata, bergelombang, beralur dengan
bermacam-macam, gigi-gigi dan sebagainya, sesuai dengan jenis batu dan hasil
pemecahan yang diharapkan (Agung, 2010).
2. Bagian-bagian dari roll crusher
Roll crusher terdiri dari:
a. Feedeg, yaitu suatu alat untuk memasukkan feed kedalam rolles, alat bergerak
secara mekanis sehingga kecepatan pengisian dapat disesuaikan dengan
kecepatan dari rollersnya.
b. Spring (pegas), pegas ini harus mempunyai kekuatan yang besar sehingga
dapat melawan tekanan dari roll yang disebabkan dari feed dengan ukuran
yang berbeda-beda.
c. Roll, merupakan silinder baja yang berputar saling berlawanan dengan silinder
yang lain.
d. Fleeting roll, digunakan untuk mencegah kerut yang menyiku dan terlemparnya
shell. Hal ini karena ujung-ujung shell yang saling berhadapan dan
berhubungan satu sama lain bergerak lateral.
e. Pillow block, yaitu alat yang berguna untuk mengatur jarak roll dengan lainnya.
f. Housing, yaitu bagian bawah roll yang berguna untuk menampung material
hasil penghancuran (produk)
g. Motor penggerak, yaitu mesin yang berfungsi untuk menggerakkan roll crusher.
3. Keunggulan Roll crusher
Beberapa keuntungan utama dari roll crusher mereka memberikan distribusi
produk ukuran yang sangat halus dan mereka menghasilkan debu yang sangat sedikit.
Roll crusher secara efektif digunakan dalam material penghancur dimana bijih tidak
terlalu kasar dan juga digunakan dalam pertambangan skala produksi lebih kecil antara
lain bijih logam abrasif seperti emas (Erwin, 2012).

8
4. Jenis-jenis Rolls Crusher
a. Single roll crusher
Single roll crusher adalah roll crusher yang didesain mempunyai 1 roller saja
dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan batubara/ satuan luas.
b. Double roll crusher
Double roll crusher adalah roll crusher yang mempunyai 2 buah roller, dengan
sumbu yang sejajar pada bidang horizontal yang sama (Affand, 2010). Double roll
crusher sangat cocok digunakan untuk batuan mineral jenis: Batu bara,lime stone,
kaolin, phospat, dan tersier crusher pada batu split/andesit. Dengan kecepatan
300-350 rpm double roll crusher memiliki kecepatan dalam menghancurkan
berbagai jenis batuan (Erwin, 2012).

9
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat & Bahan

3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum pengolahan bahan galian yaitu:
1. Kacamata safety, fungsinya untuk melindungi mata dari serpihan batuan saat
pemecahan sampel dan proses crushing.

Gambar 3.1 Kacamata safety


2. Masker, fungsinya untuk melindungi hidung dari debu yang muncul akibat
proses crushing.

Gambar 3.2 Masker


3. Sarung tangan, fungsinya untuk melindungi tangan agar tidak terluka saat
memecahkan sampel dan saat memasukkan sampel ke crusher.

Gambar 3.3 Sarung tangan


4. Penggaris, fungsinya untuk mengukur gape, ukuran sampel, dan dimensi
lubang bukaan dan lubang keluaran crusher.

10
Gambar 3.4 Penggaris
5. ATK (alat tulis kantor), berfungsi dalam pencatatan data.

Gambar 3.5 ATK

6. Palu, fungsinya untuk menghancurkan sampel batuan.

Gambar 3.6 Palu

7. Kuas dan teaspoon, fungsinya untuk mengumpulkan sampel hasil ayakan.

Gambar 3.7 Kuas

8. Jaw crusher, fungsinya untuk menghancurkan sampel pada tahap primary


crushing.

11
Gambar 3.8 Jaw crusher

9. Roll crusher, fungsinya untuk menghancurkan material pada tahap secondary


crushing.

Gambar 3.9 Roll crusher

10. Sieve (ukuran lubang 3 mm dan 1.5 mm), fungsinya untuk menyaring material
hasil crushing.

Gambar 3.10 Sieve

11. Timbangan digital, fungsinya untuk menimbang berat material hasil sieving.

Gambar 3.11 Timbangan

12
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum pengolahan bahan galian yaitu:
1. Batu Basalt, batu yang telah dihancurkan menggunakan palu diambil sebanyak
2 kg.

Gambar 3.12 Batu Basalt

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Primary crushing


Prosedur percobaan pada tahap primary crushing menggunakan jaw crusher yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum.
2. Menghancurkan sampel batuan hingga mencapai ukuran lebih kecil dari luas
lubang masukan pada crusher.
3. Mengukur feed yang telah dihancurkan sebelum dimasukkan ke dalam crusher.
4. Menyalakan jaw crusher, lalu memasukkan sampel yang sudah dihancurkan
kedalam crusher secara perlahan.
5. Mengumpulkan dan mengambil material hasil crushing dari lubang keluaran
jaw crusher.
6. Mengambil material hasil crushing dari jaw crusher sebanyak 500 gram.
7. Melakukan pengayakan material hasil crushing dengan menggunakan ayakan
1 (ukuran lubang 3 mm) dan ayakan 2 (ukuran lubang 1.5 mm).
8. Mengkalibrasi timbangan digital sebelum digunakan.
9. Menimbang berat masing-masing hasil dari tiap material yang lolos ayakan 1
dan ayakan 2.
10. Mengamati dan mencatat berat dari masing-masing material.
11. Membagi dua material hasil crushing yang tidak lolos ayakan, lalu dimasukkan
ke tahap secondary crushing.
12. Membersihkan alat yang telah digunakan pada praktikum.

13
3.2.2 Secondary crushing
Prosedur percobaan pada tahap secondary crushing menggunakan roll crusher
yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum.
2. Menyalakan roll crusher, lalu memasukkan sisa material yang sudah dibagi dua
sebelumnya kedalam crusher secara perlahan.
3. Mengumpulkan dan mengambil material hasil crushing dari lubang keluaran roll
crusher.
4. Mengambil material hasil crushing dari jaw crusher sebanyak 500 gram.
5. Melakukan pengayakan material hasil crushing dengan menggunakan ayakan
1 (ukuran lubang 3 mm) dan ayakan 2 (ukuran lubang 1.5 mm).
6. Mengkalibrasi timbangan digital sebelum digunakan.
7. Menimbang berat masing-masing hasil dari tiap material yang lolos ayakan 1
dan ayakan 2.
8. Mengamati dan mencatat berat dari masing-masing material.
9. Membersihkan alat yang telah digunakan pada praktikum

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Percobaan


Hasil percobaan peremukan (crushing) batu basal menggunakan jaw crusher dan
rotary crusher adalah sebagai berikut:

Tabel.4.1 Tabel distribusi ukuran hasil peremukan menggunakan jaw crusher.


Berat Berat Frekuensi lolos
Ukuran (mm) (%)
(gram) (%)

-3 mm 358,55 72,264 27,735

- 3 mm + 1 mm 64,68 13,035 14,70

- 1 mm 72,93 14,700 -

Total 496,16 - -

Keterangan: Gape = 8x5 cm


Setting = 0,5 cm
Dimensi feed = 7,575 cm

Grafik Hubungan Persen Kumulatif Berat


Terhadap Ukuran Ayakan Jaw Crusher
120
Persen kumulatif berat

100
80
60
40
20
0
-3 mm - 3 mm + 1mm -1 mm
Ukuran ayakan

Gambar 4.1 Grafik ukuran partikel hasil peremukan Jaw


crusher

15
Tabel.4.2 Tabel distribusi ukuran hasil peremukan menggunakan Roll Crusher
Frekuensi lolos
Ukuran (mm) Berat (gram) Berat (%) kumulatif (%)

- 3 mm 99,60 20,09 79,91

- 3 mm + 1 mm 167,75 33,85 46,06

- 1 mm 228,18 46,04 -

Total 495,53 - -

Keterangan: Gape = 0,1 cm

Grafik Hubungan Persen Kumulatif Berat


Terhadap Ukuran Ayakan Double Roll Crusher
120
Frekuensi Ukuran Partikel

100
80
60
40
20
0
-3 mm -3 mm + 1 mm -1 mm
Ukuran Partikel (mm)
Gambar 4.2 Grafik ukuran partikel hasil peremukan double roll
crusher

4.1.2 Pengolahan Data


Pengolahan data hasil percobaan berupa perhitungan nisbah reduksi ukuran
partikel (reduction ratio). Nisbah reduksi dapat dihitung menggunakan formula
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑
𝑁𝐵 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
Nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan primer menggunakan jaw crusher
adalah:
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑
𝑁𝐵 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
7,575 𝑐𝑚
=
0,65 𝑐𝑚
= 4,923

16
Nilai nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan primer menggunakan jaw
crusher adalah sebesar 1:4,923. Nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan sekunder
menggunakan double roll crusher adalah:
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑
𝑁𝐵 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
6,5 𝑚𝑚
=
0,9 𝑚𝑚
= 7,22
Nilai nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan primer menggunakan jaw
crusher adalah sebesar 1:7,22.

4.2 Pembahasan

Proses peremukan dilakukan dalam dua tahap yaitu primary crushing


menggunakan jaw crusher dan secondary crushing menggunakan roll crusher.
Berdasarkan hasil praktimum pengolahan bahan galian mengenai crushing diperoleh
persentase data peremukan dari jaw crusher yaitu yang lolos pada ayakan dengan
ukuran -3 mm sebesar 72,264 %, ayakan -3 mm +1 mm sebesar 13,035 % dan ayakan
-1 mm sebesar 14,7 %. Berat umpan yang digunakan adalah 2 kg lalu dimasukkan ke
dalam jaw crusher dan diambil 500 gram untuk diayak menggunakan ayakan 3 mm dan
1 mm. sisa produk dari jaw crusher selanjutnya dijadikan umpan untuk roll crusher.
Kemudian produk hasil dari roll crusher diambil 500 gram untuk diayak lagi. Dari hasil
pengayakan diperoleh data seperti pada tabel 4.1 dan 4.2.
Berdasarkan hasil praktimum pengolahan bahan galian mengenai crushing
diperoleh persentase data peremukan dari jaw crusher yaitu yang lolos pada ayakan
dengan ukuran -3 mm sebesar 72,264 %, ayakan -3 mm +1 mm sebesar 13,035 % dan
ayakan -1 mm sebesar 14,7 %. Material yang hilang seberat 3,84 gram. Persentase data
hasil peremukan dari roll crusher yaitu pada ayakan -3 mm sebesar 20,09 %, ayakan -3
mm + 1 mm sebesar 33,85 %, dan ayakan -1 mm sebesar 46,04 %. Material yang hilang
seberat 4,47 gram. Nisbah reduksi (reduction ratio) dari tahap primary crushing adalah
1:4,923 sedangkan dari secondary crushing adalah 1:7,22.
Masalah yang dihadapi pada saat praktikum adalah loose material, faktor alat,
dan human error. Loose material dikarenakan adanya material berbentuk debu batuan
yang berterbangan ketika proses crushing, pengayakan, dan pengukuran. Faktor alat
yaitu kesalahan pada saat kalibrasi alat. Human error terjadi karena kesalahan praktikan,
baik pada saat pengoperasian alat maupun pengukuran.

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Crushing atau peremukan proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral


yang diinginkan agar terpisah dengan mineral pengotor yang lain. Crusher
merupakan mesin yang dirancang untuk mengurangi ukuran besar batuan ke
batuan yang lebih kecil seperti kerikil atau debu batuan. Crusher yang
digunakan pada praktikum ini adalah jaw crusher dan roll crusher.
2. Prinsip kerja jaw crusher adalah alat ini memiliki dua buah rahang dimana
salah satu rahang diam dan yang satu dapat digerakkan, sehingga dengan
adanya gerakan rahang tadi menyebabkan material masuk kedalam kedua
sisi rahang akan mengalami proses penghancuran. Roll crusher bekerja
dengan cara menjepit batuan diantara roll-roll dan roll akan berputar
berlawanan dengan adanya berat tersendiri dan gusuran dari batu maka batu
akan pecah.
3. Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa reduction ratio (RR) dari jaw
crusher adalah 1:4,923 dan dari jaw crusher adalah 1:7,22. Reduction ratio
(RR) diperoleh dari perbandingan ukuran feed (umpan) dengan ukuran
produk.

5.2 Saran

5.2.1 Saran asisten


Sebaiknya asisten bertanggung jawab dengan praktikannya agar pada saat
asistensi, praktikan tidak diamanahkan ke asisten lain.
5.2.2 Saran laboratorium
Sebaiknya ruang praktikum dilengkapi dengan sirkulasi udara yang baik agar
asisten dan praktikan yang ada di dalam ruang praktikum tidak kepanasan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agung. 2010. Roll Crusher. http://domas09.blogspot.co.id/2013/02/roll-crusher.hmtl


(diakses pada tanggal 30 September 2016, pukul 20.00 wita).
Erwin. 2012. Analisis Pengaruh Konsentrasi Larutan Fecl3 Dan Waktu Leaching terhadap
Reduksi Logam Tembaga Dari Bijih Chalcopyrite dengan Metode Hydrometallurgy.
Depok: Universitas Indonesia.
Hidayat, Rachmad. 2014. Kominusi. http://id.scribd.com/mobile/document/319086362/
Laporan-Modul-1-Crushing-Rahmad-Hidayat-fix. (diakses pada tanggal 30
September 2016, pukul 20.00 wita).

19
LAMPIRAN

20
LAMPIRAN

Gambar Pemecahan batuan

Gambar pengoperasian jaw crusher

21
Gambar Penimbangan produk

Gambar pengayakan produk

22
Gambar Pemecahan batuan menggunaka roll cruhser

23

Anda mungkin juga menyukai