PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Manfaat yang diperoleh dari praktikum pengolahan bahan galian ini yaitu
mengetahui mekanisme kerja jaw crusher dan roll crusher serta mengetahui cara
pengoperasian alat jaw crusher dan roll crusher.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kominusi
Pada umumnya, mineral pada bijih selalu berukuran lebih halus dan berasosiasi
dengan mineral pengotor (gangue). Oleh karena itu, mineral-mineral dalam bijih harus
dihancurkan sehingga dapat dipisahkan sebagai suatu produk baru. Jadi, bagian
pertama dari proses pengolahan mineral adalah proses crushing dan grinding, yang biasa
dikenal dengan sebutan kominusi (Erwin, 2012).
Mineral yang berbentuk kristal memliki kecenderungan untuk pecah dengan ukuran
dan bentuk yang berbeda-beda. Kesulitan dalam melakukan proses kominusi terletak
pada keterbatasan ukuran yang lebih besar atau pun ukuran yang lebih kecil dari ukuran
yang dibutuhkan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka dibutuhkan pemilihan
alat yang tepat dalam proses pengecilan ukuran (kominusi). Faktor-faktor yang terlibat
dalam proses kominusi yaitu teknik reduksi, rasio reduksi, dan ukuran umpan (Metso,
2015).
Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan berbagai cara,
tetapi pada umumnya hanya empat cara saja yang sering dijumpai dalam mesin-mesin
pereduksi ukuran atau mesin kominusi yaitu kompresi (penekanan), impact
(pembenturan), atrisi (penggerusan/gesekan), dan pemotongan. kompresi (penekanan),
biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar menjadi beberapa partikel kecil.
Contohnya adalah pemecah batu. Impact (pembenturan) digunakan untuk mereduksi
partikel yang keras menjadi partiket-partikel berukuran lebih kecil sampai partikel halus.
Contohnya adalah palu. Atrisi (penggerusan/gesekan) umumnya digunakan untuk
menghaluskan partikel-partikel lunak yang bersifat halus. Contohnya adalah penggerus.
Pemotongan, digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk lempeng)
sehingga berukuran lebih kecil. Contohnya adalah gunting (Prasetya, 2004).
2.2 Crushing
Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang
diinginkan agar terpisah dengan mineral pengotor yang lain. Crusher merupakan mesin
3
yang dirancang untuk mengurangi ukuran besar batuan ke batuan yang lebih kecil
seperti kerikil atau debu batuan. Crusher dapat digunakan untuk mengurangi ukuran
atau mengubah bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut. Crusher
merupakan alat yang digunakan dalam proses crushing. Crushing merupakan proses
yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral pengotornya.
Crushing biasanya dilakukan dengan proses kering, dan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing.
Primary crushing merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk yang
biasanya digunakan pada tahap ini adalah jaw crusher, umpan yang digunakan biasanya
berasal dari hasil penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran
setting antara 30 mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap
pertama biasanya kurang dari 200 mm. Secondary cruher merupakan peremukan tahap
kedua, alat peremuk yang digunakan adalah roll crusher. Umpan yang digunakan
berkisar 150 mm, dengan ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar
yang dihasilkan adalah 75 m.
Material hasil dari peremukan kemudian dilakukan pengayakan atau screening
yang akan menghasilkan dua macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang
disebut undersize yang merupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai
produk akhir, dan material yang tidak lolos ayakan yang disebut oversize yang
merupakan produk yang harus dilakukan peremukan lagi. Crushing dan grinding
biasanya dilakukan dalam beberapa langkah sehingga ukuran bijih dapat tereduksi
secara bertahap. Ada tiga tahap proses crushing, yaitu (Erwin, 2012):
1. Primary crushing (coarse crushing), pada crushing pertama, bijih awal dengan
ukuran lebih dari 1 m, dihancurkan hingga berukuran 10 cm, dengan alat jaw
atau gyratory crusher.
2. Secondary crushing (intermediate crushing), pada crushing kedua, bijih yang
telah berukuran 10 cm dihancurkan hingga berukuran 1-2 cm, dengan alat
jaw crusher, cone crusher, atau roll crusher.
3. Tertiary crushing (fine crushing), bijih berukuran 1-2 cm dihancurkan hingga
berukuran 0,5 cm, dengan alat cone crusher, roll crusher, atau hammer mills.
2.1.1 Jaw crusher
Pada primary crushing alat yang digunakan adalah jaw crusher. Jaw crusher
diperkenalkan oleh Blake dan Dodge, dan beroperasi dengan menerapkan penghancur
bertekanan. Merupakan salah satu peralatan pemecah batu yang paling terkenal di
4
dunia. Jaw crusher sangat ideal dan sesuai untuk penggunaan pada saat penghancuran
tahap pertama. Memiliki kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling
tinggi hingga dapat mencapai 320Mpa.
Untuk pengolahan mineral pertambangan, jaw crusher dapat digunakan untuk
pengolahan menghancurkan Bauksit, bijih Tembaga, bijih Emas, bijih Besi, bijih Timah,
Mangan, bijih Perak, bijih Seng, Alunite, Aragonit, Arsenik, aspal, Ball Clay, Barit, Basalt,
Bentonit, kokas, Beton, Dolomit, Feldspar, Granit, kerikil, Gipsum, Kaolin, batu kapur,
marmer, Kuarsa, pasir Silika, dan lain-lain. Jaw crusher sering digunakan sebagai
peralatan pengolahan primer, sehingga jaw crusher dianggap memiliki kelebihan dalam
pemeliharaan mudah dan baik untuk instalasi.
5
e. Reduction ratio (RR),
f. Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis
umpan.
1. Cara Kerja Jaw crusher
Jaw crusher bekerja mengandalkan kekuatan motor. Melalui roda motor, poros
eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel untuk terdiri dari jaw plate. Jaw
plate yang bergerak dan side-lee board dapat dihancurkan dan diberhentikan membuat
jaw plate bergerak seirama. Oleh karena itu, material dalam rongga penghancuran yang
melalui pembukaan pemakaian.
Kerja alat ini adalah dengan menggerakan salah satu jepit, sementara jepit yang
lain diam. Tenaga yang dihasilkan oleh bagian yang bergerak mampu menghasilkan
tenaga untuk menghancurkan batuan yang keras. Kapasitas jaw crusher ditentukan oleh
ukuran crusher. Alat pemecah rahang ini terutama dipakai untuk memecah bahan olahan
berupa bijih-bijih atau batu-batu. Bahan olahan ini ini dipecah diantara dua rahang besi
atau baja. Konstruksinya mempunyai sepasang rahang yang satu diam dan yang satunya
bergerak maju mundur (bolak-balik). Proses pemecahan bahan olahan dari pemecah
rahang ini berlangsung berkala dengan cara tekanan dan potongan (Hidayat, 2014).
2. Keunggulan dari jaw crusher
a. Dengan motor listrik berdaya 5,5Hp/4kw menjadikan mesin ini mampu
dioperasikan selama 24 jam terus menerus.
b. Dirancang dengan konstruksi khusus pada rangka utama mempergunakan
bahan besi baja setebal 20 mm, membuat mesin ini kuat dan tangguh terhadap
guncangan yang terjadi saat sedang digunakan.
c. Keistimewaan lain adalah terletak pada pisau penghancur conto batuan keras
yang menggunakan besi baja khusus yang telah mendapatkan pengerasan,
sehingga berdaya tahan lama jika terjadi benturan keras diantara kedua
permukaan pisau.
d. Memakai putaran togel yang memudahkan untuk mengatur posisi pisau
penghancur sesuai dengan yang dikehendaki.
e. Dilengkapi dengan tombol pengaman otomatis, yang memberikan jaminan
keamanan pada motor listrik apabila terjadi hubungan singkat dari sumber
listrik.
f. Dengan memakai pipa berlubang pada rangka mesin bagian bawah,
memungkinkan debu yang tersisa didalam rangka pada saat mesin digunakan,
6
akan keluar dengan sendirinya, sehingga tidak mengendap didalam yang dapat
merupakan bantalan poros mesin.
3. Jenis-jenis jaw crusher
Jaw crusher ada 2 jenis, yaitu (Hidayat, 2014):
1. Jaw crusher sistem blake, titik engselnya diatas dan bagian bawah bergerak
maju mundur. Berdasarkan jumlah toggle-nya maka peremuk rahang dapat
pula dikelompokkan atas peremuk rahang toogle tunggal dan peremuk rahang
toogle ganda, khusus peremuk rahang Blake mengeluarkan jenis peremuk
toogle ganda. Blake jaw swing jaw-nya berada disebelah atas sehingga gaya
terbesar akan mengenai material yang terkecil. Hasil penghancurannya relatif
heterogen, kapasitas produksinya akan lebih besar bila dibandingkan dengan
jenis dodge jaw.
2. Jaw crusher sistem dodge, titik engselnya dibawah. Gaya terbesar akan
mengenai partikel atau material yang besar. Produksinya mempunyai ukuran
yang relatif homogen, sedangkan kapasitas produksinya lebih kecil dari pada
blake jaw.
2.1.2 Roll crusher
7
yang lembap dan tidak menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang
abrasive. Kapasitas roll crusher tergantung pada jenis batuan, ukuran crusher primer,
ukuran batuan yang diinginkan, lebar roda dan kecepatan roda berputar (Agung,2010).
1. Cara Kerja roll crusher
Roll crusher atau pemecah batu jenis roll, memecah batu dengan menjepitnya
diantara satu roll, dua roll atau lebih, dimana roll-roll akan berputar berlawanan dengan
adanya berat tersendiri dan gusuran dari batu, maka batu akan pecah. Adapun
permukaan dari Roll bermacam-macam ada yang rata, bergelombang, beralur dengan
bermacam-macam, gigi-gigi dan sebagainya, sesuai dengan jenis batu dan hasil
pemecahan yang diharapkan (Agung, 2010).
2. Bagian-bagian dari roll crusher
Roll crusher terdiri dari:
a. Feedeg, yaitu suatu alat untuk memasukkan feed kedalam rolles, alat bergerak
secara mekanis sehingga kecepatan pengisian dapat disesuaikan dengan
kecepatan dari rollersnya.
b. Spring (pegas), pegas ini harus mempunyai kekuatan yang besar sehingga
dapat melawan tekanan dari roll yang disebabkan dari feed dengan ukuran
yang berbeda-beda.
c. Roll, merupakan silinder baja yang berputar saling berlawanan dengan silinder
yang lain.
d. Fleeting roll, digunakan untuk mencegah kerut yang menyiku dan terlemparnya
shell. Hal ini karena ujung-ujung shell yang saling berhadapan dan
berhubungan satu sama lain bergerak lateral.
e. Pillow block, yaitu alat yang berguna untuk mengatur jarak roll dengan lainnya.
f. Housing, yaitu bagian bawah roll yang berguna untuk menampung material
hasil penghancuran (produk)
g. Motor penggerak, yaitu mesin yang berfungsi untuk menggerakkan roll crusher.
3. Keunggulan Roll crusher
Beberapa keuntungan utama dari roll crusher mereka memberikan distribusi
produk ukuran yang sangat halus dan mereka menghasilkan debu yang sangat sedikit.
Roll crusher secara efektif digunakan dalam material penghancur dimana bijih tidak
terlalu kasar dan juga digunakan dalam pertambangan skala produksi lebih kecil antara
lain bijih logam abrasif seperti emas (Erwin, 2012).
8
4. Jenis-jenis Rolls Crusher
a. Single roll crusher
Single roll crusher adalah roll crusher yang didesain mempunyai 1 roller saja
dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan batubara/ satuan luas.
b. Double roll crusher
Double roll crusher adalah roll crusher yang mempunyai 2 buah roller, dengan
sumbu yang sejajar pada bidang horizontal yang sama (Affand, 2010). Double roll
crusher sangat cocok digunakan untuk batuan mineral jenis: Batu bara,lime stone,
kaolin, phospat, dan tersier crusher pada batu split/andesit. Dengan kecepatan
300-350 rpm double roll crusher memiliki kecepatan dalam menghancurkan
berbagai jenis batuan (Erwin, 2012).
9
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum pengolahan bahan galian yaitu:
1. Kacamata safety, fungsinya untuk melindungi mata dari serpihan batuan saat
pemecahan sampel dan proses crushing.
10
Gambar 3.4 Penggaris
5. ATK (alat tulis kantor), berfungsi dalam pencatatan data.
11
Gambar 3.8 Jaw crusher
10. Sieve (ukuran lubang 3 mm dan 1.5 mm), fungsinya untuk menyaring material
hasil crushing.
11. Timbangan digital, fungsinya untuk menimbang berat material hasil sieving.
12
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum pengolahan bahan galian yaitu:
1. Batu Basalt, batu yang telah dihancurkan menggunakan palu diambil sebanyak
2 kg.
13
3.2.2 Secondary crushing
Prosedur percobaan pada tahap secondary crushing menggunakan roll crusher
yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum.
2. Menyalakan roll crusher, lalu memasukkan sisa material yang sudah dibagi dua
sebelumnya kedalam crusher secara perlahan.
3. Mengumpulkan dan mengambil material hasil crushing dari lubang keluaran roll
crusher.
4. Mengambil material hasil crushing dari jaw crusher sebanyak 500 gram.
5. Melakukan pengayakan material hasil crushing dengan menggunakan ayakan
1 (ukuran lubang 3 mm) dan ayakan 2 (ukuran lubang 1.5 mm).
6. Mengkalibrasi timbangan digital sebelum digunakan.
7. Menimbang berat masing-masing hasil dari tiap material yang lolos ayakan 1
dan ayakan 2.
8. Mengamati dan mencatat berat dari masing-masing material.
9. Membersihkan alat yang telah digunakan pada praktikum
14
BAB IV
4.1 Hasil
- 1 mm 72,93 14,700 -
Total 496,16 - -
100
80
60
40
20
0
-3 mm - 3 mm + 1mm -1 mm
Ukuran ayakan
15
Tabel.4.2 Tabel distribusi ukuran hasil peremukan menggunakan Roll Crusher
Frekuensi lolos
Ukuran (mm) Berat (gram) Berat (%) kumulatif (%)
- 1 mm 228,18 46,04 -
Total 495,53 - -
100
80
60
40
20
0
-3 mm -3 mm + 1 mm -1 mm
Ukuran Partikel (mm)
Gambar 4.2 Grafik ukuran partikel hasil peremukan double roll
crusher
16
Nilai nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan primer menggunakan jaw
crusher adalah sebesar 1:4,923. Nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan sekunder
menggunakan double roll crusher adalah:
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑
𝑁𝐵 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
6,5 𝑚𝑚
=
0,9 𝑚𝑚
= 7,22
Nilai nisbah reduksi (reduction ratio) peremukan primer menggunakan jaw
crusher adalah sebesar 1:7,22.
4.2 Pembahasan
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
LAMPIRAN
21
Gambar Penimbangan produk
22
Gambar Pemecahan batuan menggunaka roll cruhser
23