Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota kelompok :
2016
MODUL III
A. RANGKAIAN RL DAN RC
3.1 Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa dapat mempelajari efek perubahan frekuensi terhadap impedansi dan arus
pada rangkaian RL seri.
b. Mahasiswa dapat mempelajari efek perubahan frekuensi terhadap impedansi dan arus
pada rangkaian RC seri.
𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋𝐿2 ……...……………………………………………………(3.1)
𝑋𝐿 = 2 𝜋𝑓𝐿 .……………………..……………………………………….(3.2)
𝑉
𝐼 = 𝑍 ……….………………………………………………………………(3.3)
Besarnya arus berbanding terbalik dengan. Pada saat Z bertambah dengan f pada
rangkaian RL seri, maka arus akan sebagaimana f bertambah.
1
𝑋𝐶 = 2 𝜋𝑓𝐶 ………………………………………………………………...(3.5)
Sehingga dapat dikatakan bahwa efek dari kapasitor dan inductor pada arus pada
rangkaian RC dan RL adalah kebalikan.
3.
4.
5. Tidak ada, karena frekuensi dan arus mempengaruhi perubahan pada impedensi
6. Iya berbeda, dikarenakan semakin besar frekuensi akan mempengaruhi besar impedensi yang
terjadi pada rangkaian, dan pada RL dan RC mempunyai perbedaan antara Induktor dan
Kapasitor sehingga mempengaruhi impendensinya juga.
7. Iya berbeda, dikarenakan semakin besar frekuensi akan mempengaruhi besar arus yang terjadi
pada rangkaian, dan pada RL dan RC mempunyai perbedaan antara Induktor dan Kapasitor
sehingga mempengaruhi impendensinya juga.
8. Pada rangkaian RL dan RC nilai pada impedensi dapat dipengaruhi oleh besarnya kecilnya
frekuensi dan beban
B. DASAR-DASAR RANGKAIAN AC
3.1 Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami dasar-dasar rangkaian AC.
b. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang nilai puncak, nilai rms, dan nilai
rata-rata/average.
c. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami karakteristik beban resistif pada rangkaian
AC.
d. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami karakteristik beban induktif pada
rangkaian AC.
e. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami karakteristik beban kapasitif pada
rangkaian AC.
3.2 Dasar Teori
3.2.1 Rangkaian AC
Tegangan AC yang dihasilkan tergantung dari jumlah belitan dalam gulungan tersebut,
kekuatan medan magnet dan kecepatan putaran gulungan dalam medan magnet.
Sesuai dengan sesuai Hukum Farady tetang induksi elektromagnetik, tentang EMF
yang diinduksikan pada gulungan adalah nilai perubahan fluks yang melingkupi pada
gulungan terhadap perubahan waktu, dimana:
𝑑𝜙
e = -N 𝑑𝑡 …………………………………………………………………………...(3.6)
𝑑(𝜙𝑚 𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡)
e = -N …………………………………………………………………..(3.7)
𝑑𝑡
e = ωN𝜙𝑚 sinωt………………………………………………………………….(3.9)
e = 𝐸𝑚 sinωt ……………………………………………………………………..(3.10)
e = 𝐸𝑚 sinθ ……………………………………………………………………….(3.11)
Dimana:
𝐸𝑚 = ωN 𝜙𝑚 ……………………………………………………………………………..(3.12)
θ = ωt…………………………………………………………………………………… (3.13)
Keterangan:
t = Waktu (detik)
karena ω = 2πf……………………………………………………………………….......(3.14)
Dimana f adalah frekuensi, yang merupakan perbandingan jumlah satu siklus yang
ditempuh per satuan waktu dengan satuan Hz (Hertz), sehingga persamaan tegangan bolak-
balik adalah:
2𝜋𝜋
e = 𝐸𝑚 sin2πft = 𝐸𝑚 sin t…………………..………………………………..(3.15)
𝑇
1
Dimana: f = 𝑇 …………………………………………………………………….(3.16)
T adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu periode tegangan menyelesaikan satu
siklus gelombangnya dimana waktu tersebut adalah sama dengan waktu yang dihubungkan
gulungan berputar diantara dua buah kutub magnet dalam satu putaran.
Gambar dibawah ini memperlihatkan sebuah tegangan induksi emf yang merupakan
fungsi sinusoidal, sesuai dengan persamaan diatas.
Dari gambar diatas terlihat bahwa suatu tagangan induksi emf bolak – balik sinusoidal
mempunyai nilai maksimum, yaitu Em pada sudut 90⁰ dan – Em pada sudut 180⁰. Nilai
maksimum dari tegangan bolak – balik, baik nilai negatif maupun nilai positif disebut
amplituda.
Selain mempunyai nilai sesaat , tegangan dan arus bolak – balik mempunyai nilai
efektif. Nilai efektif adalah nilai yangterukur pada alat ukur multimeter. Nilai efektif disebut
juga RMS (root mean square) dari sebuah tegangan bolak – balik memberikan kemungkinan
untu membandingkan tegangan itu dengan tegangan searah yang sepadan. Dalam sebuah
tahanan, nilai ini akan menghasilkan efek panas yang sama seperti yang ditimbulkan oleh
tegangan searah yang setara nilainya.
1 2𝜋
I = (2𝜋 ∫0 𝑖 2 𝑑𝜃) ……………………………………………………….………(3.19)
1 2𝜋
I = (2𝜋 ∫0 (𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡) 𝑑𝜃) ………………………………………….…………..(3.20)
(𝐼𝑚 ) 𝐼𝑚
I=( ) = = 0,707𝐼𝑚 ………………………………………………………..(3.21)
2 √2
Analogi dengan persamaan (1.16), maka nilai tegangan RMS adalah:
𝑉𝑚
V= = 0,707𝑉𝑚 ………………………………………………………………...(3.22)
√2
Nilai rata-rata dari suatu tegangan bolak-balik dinyatakan sebagai nilai rata-rata gelombang
dalam setengah siklus, dimana nilai rata-rata tegangan bolak-balik 𝑉𝑎𝑣 :
1 𝜋
𝑉𝑎𝑣 = 𝜋 ∫0 𝑉𝑚 sinθ dθ …………………………………………………………….(3.23)
2𝑉𝑚
𝑉𝑎𝑣 = = 0,637𝑉𝑚 ……………………………………………………………...(3.24)
𝜋
2𝑉𝑚
𝐼𝑎𝑣 = = 0,637𝐼𝑚 ………………………………………………………………(3.25)
𝜋
Beban pada rangkaian bolak-balik disebut Impedansi Z (Ω) terdiri dari 3 jenis, yaitu:
Apabila terdapat sebuah beban resistif murni R pada rangkaian AC, maka sesuai
dengan persamaan (1.5), nilai tegangannya adalah:
Dan sesuai dengan Hukum Ohm, maka arus yang dihasilkan adalah:
𝑣 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡
i= R = = 𝐼𝑚 sin ωt………………………………………………………(3.27)
𝑅
Dari persamaan diatas , terlihat bahwa tegangan dan arus saat pada rangkaian AC
untuk beban resistif murni ini adalah Sefasa, karena sudut fasa ωt yang sama dan melewati 0
secara bersamaan. Tegangan dan arus dalam nilai efektif dan bentuk kompleks beserta
phasornya:
3.2.3 Beban Induktif L pada Rangkaian AC
Apabila terdapat sebuah beban induktif murni L pada rangkaian AC , maka sesuai
dengan persamaan (1.5), nilai tegangannya adalah:
Dengan tegangannya juga dipengaruhi besarnya induktansi dan perubahan arus terhadap
waktu, sehingga:
di
v= L dt …………………………………………………………………………(3.29)
𝑑𝑖
𝐿 𝑑𝑡 = 𝑉𝑚 sin ωt…………………………………………………………………(3.30)
𝑉𝑚
di = sin ωt dt………………………………………………………………...(3.31)
𝐿
𝑉𝑚
i= 𝐿
∫ 𝑠𝑖𝑛 ωtdt……………………………………………………………….(3.32)
𝑉
𝑚 𝑚 𝑉 𝜔
i = - 𝜔𝐿 cos ωt= 𝑋𝐿 sin (𝜔𝑡 − 2 ) ………………………………………………(3.33)
XL = ωL …………………………………………………………………………(3.34)
Dari persamaan diatas, terlihat bahwa arus pada rangkaian AC untuk beban induktif
murni ini tertinggal 2π rad atau 90⁰ terhadap tegangannya. Tegangan dan arus dalam nilai
efektif dan bentuk kompleks beserta phasornya adalah:
Apabila terdapat sebuah beban kapasitif murni C pada rangkaian AC, maka sesuai
dengan persamaan (1.5), nilai tegangannya adalah:
v = 𝑉𝑚 sin ωt……………………………………………………………………..(3.35)
Dan arusnya dipengaruhi oleh besarnya perubahan muatan listrik terhadap waktu, dimana:
𝑑𝑞
i = 𝑑𝑡 ……………………………………………………………………………(3.36)
𝐷(𝐶𝑣) 𝑑
i= = C𝐷𝑡 𝑉𝑚 sin ωt………………………………………………………...(3.37)
𝑑𝑡
𝑉
𝑚 𝜋
i = 𝑋𝐶 sin (ω𝑡 + 2 ) ………………………………………………………………(3.39)
1
XC= ωC ………………………………………………………………………….(3.40)
Dari persamaan diatas, terlihat bahwa arus pada rangkaian AC untuk beban kapasitif
ini mendahului 2π rad atau 90⁰ terhadap tegangannya. Tegangan dan arus dalam nilai efektif
dan arus komleks beserta phasornya adalah:
a. AFG 1 buah
b. Oscilloscope 1 buah
c. Multimeter Digital 2 buah
d. Resistor 1KΩ 1 buah
e. INDUKTOR 2,5Mh 1 buah
f. Kapastor 0,01μf 1 buah
3.7 Analisa
4. Grafik:
R = f (frekuensi)
XL = f (frekuensi)
Xc = f (frekuensi)
5. Bagaiman hasil perhitungan mulai tegangan puncak Vm dan tegangan rata-rata Vav
untuk semua beban, jika dibandingakan dengan hasil percobaan dan dasar teori? Apa
alasannya?
6. Bandingkan nilai tahanan dari hasil perhitungan dengan data resistor yang digunakan?
Apa alasannya?
7. Bandingkan nilai reaktansi induktif dan hasil perhitungan untuk kedua formula
tersebut? Apa pendapat anda?
8. Bandingkan nilai reaktansi kapasitif dari hasil perhitungan untuk kedua formula
tersebut? Apa pendapat anda?
9. Dangan memperhatiakan grafik R = f (frekuensi), apa pendapat mu tentang resistansi
terhadap perubahan frekuensi? Jelaskan secara detail.
10. Dengan memperhatikan grafik XL = f (frekuensi), apa pendapat anda tentang
reaktansi induktif terhadap penurunan frekuensi? Jelaskan secara detail.
11. Dengan memperhatikan grafik XC = f (frekuensi), apa pendapat mu tentang reaktansi
kapasitif terhadap perubahan frekuensi? Jelakan secara detail.
12. Berikan kesimpulan mu tentang percobaan ini.
Jawab
1. Nilai Vm, , Vav, , T, R
1
3. Nilai Vm, , Vav, Xc = V/I , Xc= 2𝜋𝑓𝐶
4. Grafik
R = f (frekuensi)
Xl = f (frekuensi)
Xc = f (frekuensi)
5. Pada resitor nilai Vm lebih tinggi dari Vav dikarenakan dalam resistor terdapat nilai toleransi
dan tahanan dalam yang mengakibatkan desipaysi daya, sehingga nilai V pada resistor akan
mencapai maksimum dari Vs umber (av).
Pada induktor Vm dan Vav mempunyai harga yang sama dikarenakan V yang mengalir hanya
dapat membuat kumparan induktor menjadi sebuah medan elektromagnetik untuk
mengalirkan arus.
Pada kapasiotor, Vm dititik tertentu akan mengalami kenaikan dan melampaui Vav, dan pada
totok lain Vm akan turun dibawah Vav, hal ini dikarenakan pada saat turun terjadi
pengkosongan daya pada kapasitor dan pada saat naik terjadi pengisian daya pada kapasitor
6. Resistor yang ideal memiliki nilai resistansi yang sesuai dengan desainnya namun pada
kenyataannya resistor tidak memiliki nilai yang presisi sesuai nilai yang terlabel. Resistor
memiliki nilai toleransi yaitu nilai batas atas dan batas bawah dari nilai terlabel. Nilai
toleransi ini bervariasi sesuai jenis resistor, umumnya resistor memiliki nilai toleransi ±5%
atau ±10% dari nilai terlabel.
7. Nilai reaktansi induktif pada hasil percobaan dapat disimpulkan memiliki karakteristik
semakin tinggi frekuensi semakin tinggi nilai reaktansi induktifnya. Pada hasil perhitungan
nilai reaktansi induktif memiliki karakteristik yang tidak berbeda.
8. Nilai reaktansi kapasitif pada hasil percobaan dapat disimpulkan memiliki karakteristik
semakin tinggi frekuensi semakin turun nilai reaktansi kapasitifnya. Pada hasil perhitungan
nilai reaktansi kapasitif memiliki karakteristik yang tidak berbeda.
9. Secara teoretis pengaruh frekuensi pada resistansi murni tidak akan mempengaruhi besar nilai
resistansi. Besar kecil nilai resistansi murni dipengaruhi oleh nilai toleransi resistor. Pada
hasil percobaan nilai resistansi tidak berubah secara signifikan tetapi mengalami fluktuasi ini.
Dalam pengukuran ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam perolehan data yaitu dari
kondisi instrumen alat ukur dan kondisi pengamat.
10. Nilai reaktansi induktif memiliki karakteristik yaitu meningkat seiring bertambahnya
frekuensi. Pada grafik terlihat bahwa nilai arus semakin kecil yang mengindikasikan naiknya
impedansi rangkaian.
11. Nilai reaktansi kapasitif memiliki karakteristik yaitu menurun seiring bertambahnya
frekuensi. Pada grafik terlihat bahwa nilai arus semakin besar yang mengindikasikan turunnya
impedansi rangkaian.
12. Beban pada rangkaian bolak-balik disebut Impedansi Z (Ω) terdiri dari 3 jenis, yaitu:
- Beban tahanan murni R, yang menghasilkan panas dalam tahanan.
Memiliki karakteristik : Resistansi tidak berubah terhadap frekuensi.
- Beban induktif L, yang menghasilkan medan magnet dalam alat listrik (Induktor).
Memiliki karakteristik : Reaktansi berubah - ubah yaitu meningkat seiring bertambahnya
frekuensi dan sebaliknya menurun dengan turunnya frekuensi.
- Beban kapasitif C, yang menghasilkan medan listrik dalam alat listrik (kapasitor).
Memiliki karakteristik : Reaktansi berubah - ubah yaitu meningkat seiring dengan turunnya
frekuensi dan sebaliknya menurun dengan bertambahnya frekuensi.
Perubahan nilai reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif terhadap frekuensi adalah
berkebalikan.