Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas,
mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting
untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Mobilisasi secara garis besar dibagi
menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasim
secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya
dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi
aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri
tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).

ROM merupakan suatu gerakan untuk mengetahui seberapa kuat kekuatan


otot melakukan gerakan. Tujun dilakukan ROM yaitu sebagai memperlancar
sirkulasi darah, mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur pada otot,
meningkatkan kekuatan otot untuk melakukan gerakan. Gerakan ROM ini sangat
cocok untuk dilakukan oleh pasien stroke.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Mobilasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Rom ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Mobilisasi
2. Untuk mengetahui tentang Rom

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mobilisasi
2.1.1 Pengertian Mobilasi

Mobilasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,


mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannnya. Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang
untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan
hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).

Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara


pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi
dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang
lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam
menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain
(Priharjo, 1997).

Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu


jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan
kepercayaan pada pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan
posisi ini harus diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien
dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan
berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi

2.1.2 Jenis Mobilisasi


Jenis mobilisasi ada dua yaitu sebagai berikut:
1. Mobilisasi Penuh
Bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi soal
dan menjalankan peran sehari-hari.
2. Mobilisasi Sebagian
Bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak dengan bebas
karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area

2
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang.
Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Mobilitas Sebagian Temporer yaitu merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal itu dapat
disebabkan oleh trauma pada muskuloskeletal, contohnya adanya dislokasi
sendi dan tulang.
b. Mobilitas Sebagian Permanen yaitu merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut
disebabkan rusaknya sistem syaraf yang reversibel, contoh : hemiplegia
akibat stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang.

2.1.3 Tujuan Mobilisasi


Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara
lain :
1. Mempertahankan fungsi tubuh
2. Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat penyembuhan luka
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4. Mempertahankan tonus otot
5. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin
6. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal
dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
7. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau
berkomunikasi

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi


Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Gaya Hidup.
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas
seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan
sehari-hari.

3
2. Proses Penyakit atau cedera.
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat
mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita
fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas
bagian bawah.
3. Kebudayaan.
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.
contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh, memiliki
kemampuan mobilitas yang kuat sebaliknya ada orang yang mengalami
gangguan mobilitas karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk
beraktivitas.
4. Tingkat Energi.
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat
melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan.
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.
Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan
dengan perkembangan usia.

2.2 ROM
2.2.1 Pengertian Rom
ROM (Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal,
dan frontal. Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot.

4
Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan.
Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas
atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan
adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal

2.2.2 Jenis-Jenis Rom (Range Of Motion)


ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri
sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM
aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh
klien sendri secara aktif.
2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian
klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot
50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau
pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang
digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya

5
pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya
secara mandiri.

2.2.3 Tujuan ROM (Range Of Motion)


Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.

2.2.4 Manfaat ROM (Range Of Motion)


Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mobilasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannnya. Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang
untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan
hidup sehat, dan penting untuk kemandirian. Mobilisasi secara garis besar dibagi
menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif.
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal,
dan frontal. Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif.

3.2 Saran
Mempelajarai mobilitasa dan rom ini dapat membantu kita lebih baik alagi
dalam proses pengetahuan tentang seseorang dalam kemampauannya dan perbahn
dalam aktivitas serta gerak.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai