Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GANGGUAN JIWA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH
KELOMPOK III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI

2018
NAMA KELOMPOK

1. Aprianus Daniel Khodimu (1811A0002)


2. Aprida Windi Amelia Purnamasari (1811A0003)
3. Fransiska Bui Lau (1811A0010)
4. Luthfia Nur H (1811A0017)
5. Rizki Tri Ramadani (1811A0024)
6. Yeni Rambu Rewa (1811A0031)
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengertian
Defisit keperawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa merupakan defisit
perawatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun (Keliat dan
Akemat, 2007).
Menurut Potter, (2006), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis.
Perawatan diri mencakup aktivitas yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan kehidupan sehari-hari (AKS). AKS dipelajari sepanjang waktu dan
menjadi kebiasaan. Pelibatan dalam ketegori luas dari aktivitas perawatan diri,
menjadi tugas yang tidak sekedar hanya harus dikerjakan (kebersihan, mandi,
berpakaian, kekamar mandi, makan) tetapi bagaimana tugas ini dikerjakan, dan
kapan, serta dimana dan dengan siapa, kurangnya kemampuan perawatan diri
menggambarkan kemampuan individu dalam keseluruhan empat aktivitas
perawatan diri (Carpenito, 2004).
Kurang perawatan diri adalah keadaan dimana individu mengalami suatu
kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melakukan masing-masing dari keempat aktivitas perawatan
diri.
Evaluasi setiap aktivitas dari kehidupan sehari-hari dengan menggunakan skala
kode berikut :
0 : Benar – benar mandiri
1 : Memerlukan penggunaan alat bantu
2 : Memerlukan bantuan minimal
3 : Memerlukan bantuan atau beberapa pengawasan
4 : Memerlukan perawatan totsl
5 : Memerlukan bantuan total

Masalah defisit perawatan diri mencakup 4 hal yaitu :


1. Mandi (Hygiene)
Mandi diartikan sebagai kemampuan membersihkan diri pada waktu
mandi dengan atau tanpa menggunakan shower (pancuran) atau
membersihkan diri dengan baik menggunakan cara – cara lainnya.
Kurang perawatan diri : mandi (hygiene) adalah keadaan dimana individu
mengalami kegagalan kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan
mandi atau aktivitas kebersihan untuk diri sendiri.
2. Berpakaian / Berhias / Berdandan
Berpakaian diartikan sebagai kemampuan sendiri untuk mengenakan,
melepaskan, mengepas dan melonggarkan pakaian tanpa bantuan orang lain,
termasuk juga mengenakan braces (penopang penyangga tubuh), kaki / tangan
palsu atau alat bantu lainnya.
Kurang perawatan diri berpakaian / berdandan adalah keadaan dimana
individu mengalami kerusakan kemampuan untuk aktivitas mengenakan
pakain dan berhias lengkap untuk diri sendiri.
3. Makan
Makan diartikan sebagai kemampuan sendiri untuk menyuplai diri sendiri
ketika makanan sudah disiapkan dan terhidang.
Kurang perawatan diri : makan adalah keadaan dimana individu mengalami
kerusakan kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan aktivitas
makan untuk diri sendiri.
4. Toiletting
Toiletting (buang air) diartikan sebagai kemampuan sendiri untuk
menggunakan kamar kecil atau jamban atau cara – cara lain untuk buang air
kecil atau buang air besar agar mampu mempertahankan kebersihan diri yang
layak.
Kurang perawatan diri : toiletting adalah suatu keadaan dimana individu
mengalami kegagalan kemampuan untuk melaksanakan menyelesaikan
aktivitas toiletting lengkap untuk diri sendiri.

B. Penyebab
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif dan keterampilan klien seperti kebersihan diri, berdandan, makan, dan
toiletting terganggu.
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan kebersihan
diri / berdandan / makan / toiletting.
3. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya
C. Akibat
a. Kurangnya kemampuan untuk mandi sendiri
1. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk membasuh tubuh atau
bagaian tubuh
2. Ketidakmampuan merasakan kebutuhan terhadap tindakan kebersihan
b. Kurangnya kemampuan untuk berdandan
1. Kegagalan kemampuan untuk memakai atau melepaskan pakaian
2. Ketidakmampuan untuk mengancingkan pakaian
3. Ketidakmampuan untuk berdandan diri yang memuaskan
4. Tidak dapat untuk memperoleh atau mengganti aksesori pakaian
c. Kurangnya kemampuan untuk makan sendiri
1. Tidak dapat memotong makanan atau membuka
2. Tidak dapat membawa makanan ke mulut
d. Kurangnya kemampuan untuk ke kamar mandi atau toileting
1. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk ke kamar mandi atau ke
kamar kecil
2. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk melaksanakan kebersihan
yang benar
3. Tidak dapat menyiram toilet atau mengosongkan WC
4. Tidak dapat mengenakan pakaian sewaktu di kamar mandi

D. Tanda dan Gejala


a. Gangguan kebersihan diri di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias / berdandan ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
d. Ketidakmampuan toiletting secara mandiri ditandai dengan BAB / BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB / BAK
E. Patway

Faktor Perkembangan
Faktor Biologis Faktor Sosial

Dimanja oleh keluarga Penyakit Kronis


Kurang dukungan dan latihan
dari lingkungan sosial
Perkembangan inisiatif dan
keterampilan terganggu

Menurunnya motivasi perawatan diri

Defisit Perawatan Diri

G3 kebersihan diri Ketidakmampuan Ketidakmampuan


Ketidakmampuan
berhias/berdandan makan secara mandiri
BAB/BAK

Badan tidk terawat,


Wajah kusut, rambut
rambut kotor
acak2kan

Tergantung dgn orang


G3 penampilan diri
lain

F. Masalah keperawatan
Defisit perawatan diri : Percaya diri
G3 citra diri
- Kebersihan diri kurang
- Berdandan
- Makan
G3 hub sosial HDR MD
- BAB/BAK
G. Tindakan keperawatan
a. Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan:

1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik

4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Tindakan keperawatan

1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat


melakukan tanapan tindakan yang meliputi:

a. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2. Melatih pasien berdandan/berhias

Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien


laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita.

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai
berikut:
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai
tahapan berikut:
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
b. Tindakan keperawatan pada keluarga

Tujuan

Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah


kurang perawatan diri.

Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri
yang baik maka Saudara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar
keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan
pasien dalam perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang dapat Saudara
lakukan:
1.Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
2.Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3.Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4.Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual
yang telah disepakati).
5.Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
pasien dalam merawat diri.
6. Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

STARTEGI PELAKSANAAN

SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,


membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan
yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih
dalam rencana harian

Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah T
lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T dilakukna di rumah
sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20
menit ?

Kerja :
” T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa
pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapihkan
kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima
kemampuan dan kegiatan yang T miliki “.
” T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang
masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini.
”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O
yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapihkan tempat tidur T”. Mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat, sudah
rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang
kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan
letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki.
Bagus !”
” T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T lakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.
Terminasi :
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat
tidur ? Yach, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit
ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah T praktekkan dengan baik sekali.
Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. T. Mau berapa kali sehari merapihkan
tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang
mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring..
kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis
makan pagi Sampai jumpa ya”

SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan


kemampuan pasien.

Orientasi :
“Assalammua’laikum, bagaimana perasaan T pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pag? Bagus (kalau
sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua.
Masih ingat apa kegiatan itu T?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini”
”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
Kerja :
“ T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes
untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., T
bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat
sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa
kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut
dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah
selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring
tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah
tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba T yang melakukan…”
“Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya
Terminasi :
”Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah
makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih.
Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi
sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien


di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri
rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan
cara merawat
Orientasi :
“Assalammu’alaikum !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa lama
waktu Bp/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
Kerja :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah T”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan
dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki
masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu
negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini terus menerus seperti itu, T bisa mengalami
masalah yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih
mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang
sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T)
” T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah
dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan T untuk
melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya
Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula
memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau
perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,
bapak/Ibu dapat membawa T ke puskesmas”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
”Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang
mengatakan: Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
Terminasi :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi T dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari
lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian
langsung kepada T”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan


masalah harga diri rendah langsung kepada pasien

Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak BapakIbu seperti yang kita pelajari dua
hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada T.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui T”
Kerja:
”Assalamu’alaikum T. Bagaimana perasaan T hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya,
orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan Orang tua T?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada T »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan
cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang
Pak/Bu »
« Assalamu’alaikum »

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
”Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tselama di
rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
Kerja:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua
dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama T dirawat dirumah
sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh T
selama di rumah. Misalnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran
negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas
Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya:
(0651) 554xxx
”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama di rumah

Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa
pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN. T
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Pengkajian dilakukan pada hari kamis pada tanggal 2 Juli 2015, Tn.Kokon hasil pengkajian
dari keluarga selama klien di rumah klien selalu di kamar, jarang berbicara, tidak mau mandi
selama 5 hari, badan bau tampak kotor tidak sikat gigi, rambut acak-acakan kuku tangan dan
kaki sudah panjang selama di rumah klien tidak mau di motivasi untuk mandi.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama klien : Tn. K
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sultan Agung
b. Identitas penanggung jawab
Nama klien : Ny. L
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sultan Agung
Hubungan dengan klien : Istri
c. Identitas rumah sakit
Tanggal masuk : 2 juli 2018
Ruang : Kamboja
DX. Medis : Defisit Perawatan Diri
No. RM : 21089
2. Alasan masuk
Keluarga klien mengatakan klien selalu di kamar, jarang berbicara, tidak mau
mandi selama 5 hari, badan bau, tidak sikat gigi, rambut acak-acakan, kuku

tangan dan kaki sudah panjang, selama di rumah klien tidak mau di motivasi
untuk mandi.
3. Faktor predisposisi
a. Riwayat penyakit sekarang pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit
berpakaian, tidak mau mandi selama 5 hari, badan bau dan tampak kotor.
b. Riwayat penyakit dahulu Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah
mengalami gangguan jiwa seperti saat ini
c. Riwayat penyakit keluarga Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Pemeriksaan fisik
a. Survei umum
Tanda - tanda vital :
TD = 120/80 mmHg, N = 70 x/mnt, S = 37, 2 °C dan RR = 18 x/mnt. Berat
badan 80 kg, tinggi badan 170 cm.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam,
pada saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
2. Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri
tekan.
3. Mata : Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu
penglihatan.
4. Telinga: Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. K dapat
menjawab pertanyaan perawat, telinga kotor
5. Hidung : Hidung Tn. K simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat
polip.
6. Mulut : Bibir Tn. K simetris, gigi Tn. K kotor, mukosa bibir kering, kotor
dan mulut bau.
7. Integumen : Warna kulit hitam, kulit tampak kering dan terlihat kotor,
turgor kulit kering
8. Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas
9. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada Abdomen, tidak asietas, tidak ada
luka memar

10. Ekstremitas: Ektremitas atas : Tangan kanan terpasang infus,


Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk berjalan.
11. Genetalia : Kotor
5. Psikososial
a. Genogram –
b. Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur Sebelum masuk RS : pasien tidak mengalami
gangguan tidur. Kualitas tidur sekitar 3 jam pada siang hari dari jam 12.00-
15.00 WIB dan 7 jam pada malam hari dari jam 22.00-05.00 WIB.
Setelah masuk RS : kualitas tidur pasien terganggu karena sulit merawat diri,
pasien di RS tidur sekitar 2 jam pada siang hari dari jam 13.00 – 15.00 WIB
dan 5 jam pada malam hari dari jam 24.00 –
05.00 WIB.
c. Pola Persepsi dan Kognitif
endengeran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan,
pasien masih bisa mendengar dan melihat dengan jelas, pasien
kurang mampu berkomunikasi dengan lancar.
d. Pola persepsi dan konsep diri Klien tidak mengalami gangguan persepsi
sensori ilusi dan halusinasi, baik itu halusinasi pendengaran, penglihatan,
perabaan, pengecapan, dan penghidu.
e. Pola Peran dan Hubungan Pasien berperan sebagai ayah dan tulang punggung
keluarga.
f. Pola reproduksi dan seksual Selama pernikahan dengan istrinya pasien
dikaruniai 1 orang anak. Selama di RS pasien tidak pernah melakukan
hubungan seksual lagi.
g. Pola Kooping Terhadap Strees Dalam menghadapi masalah, pasien selalu
menyembunyikannya
h. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan Pasien tinggal dalam lingkungan muslim.
Sebelum sakit ia bisa melakuka shalat, setelah sakit, klien tidak bisa shalat.
6. Status Mental
a. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi
b. Pembicaraan : Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, tidak jelas
dan sulit dimengerti. Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan
kepada orang lain.
c. Aktivitas motorik : Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering
berdiam diri dan sering menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d. Afek dan Emosi
Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah lagi
dijenguk keluarganya.
e. Interaksi selama wawancara : Selama wawancara kontak mata klien baik,
pasien tampak ragu dalam menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat
harus mengulangi beberapa pertanyaan kepada klien, tingkat konsentrasi
klien baik, ditandai dengan ketika wawancara, klien terfokus kepada perawat.
Selain itu klien tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat
yang memulai.
f. Alam perasaan: Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan
keluarga, klien juga mengatakan merasa sedih dan marah karena tidak pernah
di jenguk keluarganya
g. Tingkat kesadaran : Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami
gangguan orientasi tempat, terbukti dengan klien mengatakan bahwa dirinya
berada di rumah sakit. Orientasi waktu klien baik di buktikan dengan klien
mengetahui hari dan tanggal.
h. Memori : Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien
mengalami gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan
dengan klien masih ingat ketika dibawa ke rumah sakit dan nama perawat
yang setiap hari merawatnya.
i. Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh,
klien mampu berhitung sederhana dibuktikan dengan klien dapat
menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan sebaliknya dari 10-1.
j. Kemampuan penilaian : Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian,
terbukti dengan pada saat diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi
setelah makan, klien memilih makan setelah mandi.
k. Daya tilik diri : Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-
tanya mengapa saya diberi obat yang efek sampingnya membuat saya
mengantuk dan lemah.
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan : Klien tidak mampu memenuhi
kebutuhan mandi, ganti pakaian, personal hygine, makan dan minum secara
mandiri, sedangkan untuk kebutuhan lainnya seperti keamanan, perawatan
kesehatan, pakaian, transportasi, tempat tinggal, keuangan dan lain-lain belum
dapat dipenuhi secara mandiri.
8. Mekanisme Koping : Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik
menghindar dari malasah tersebut, dan jika ada masalah, klien akan menceritaan
pada istrinya
9. Masalah Psikososial dan Lingkungan : Klien mempunyai masalah dengan
lingkungannya, karena jarang berinteraksi dengan orang lain. Klien lebih suka
menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.
10. Pengetahuan Tentang Masalah Kejiwaan : Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit
apa, dan ia juga bingung mengapa ia diberi obat yang efek sampingnya akan
membuat ia menjadi mengantuk dan lemah, klien juga mengatakan saat dirumah
pernah diberi obat, namun klien malas untuk meminum obat tersebut karena akan
membuatnya ngantuk.

B. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Defisit perawatan diri :
- Kebersihan diri
- Berdandan
- Makan
- BAB/BAK
C. POHON MASALAH

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Isolasi sosial

D. CATATAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
PERTEMUAN KE –1
1. Kondisi Klien
Rambut klien tampak lepek, gigi kuning, kulit berdaki dan bau, kuku panjang
dan kotor
2. Diagnosa Keperawatan
Kurang perawatan diri : Kebersihan diri
3. Tujuan khusus
Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
4. Tindakan keperawatan
Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat mengucapkan salam dan menayakan nama klien
2. Evaluasi/validasi
Perawat menanyakan perasaan klien karena perawat melihat klien menggaruk-
garuk badannya
3. Kontrak
- Topik : Tentang kebersihan diri
- Waktu : 09.00-10.00
- Tempat: Ruang tamu
FASE KERJA
1. Perawat menanyakan kepada klien frekuensi mandi dalam sehari
2. Perawat menanyakan apakah klin sudah mandi hari ini
3. Perawat menanyakan kepada klien pentingnya mandi
4. Perawat menanyakan kepada klien alasan tidak bisa merawat diri
5. Perawat menanyakan kepada klien manfaat menjaga kebersihan diri
6. Perawat menanyakan kepada klien tanda-tanda orang yang tudak merawat diri
dengan baik
7. Perawat menanykan kepada klien masalah yang dapat muncul akibat tidak
menjaga kebersihan diri
8. Perawat menanyakan kepada klien apa yang dailakukan untuk merawat rambut
dan muka
9. Perawat menyakan kepada klien kapan saja waktu menyisir rambut
10. Perawat menanyakan kepada klien apakah menggunakan bedak
11. Perawat menanykan kepada klien maksud atau tujuan sisiran dan berdandan
(Untuk klien laki-laki)
12. Perawat menanykan kepada klien frekuensi mencukur dalam seminggu
13. Perawat menanykan kepada klien kapan waktu mencukur terakhir
14. Perawat menanykan kepada klien pentingnya cukuran
15. Perawat menanykan kepada klien alat-alat yang dibutuhkan untuk mencukur
16. Perawat menganjurkan kepada klien sebaiknya mencukur 2 kali perminggu dan
tersedia lat cukurnya
17. Perawat menanyakan kepada klien frekuensi makan dalam sehari
18. Perawat menanyakan kepada klien apa yang dilakukan setelah makan
19. Perawat menganjurkan kepada klien untuk sikat gigi setelah makan
20. Perawat menanyakan kepada klien dimana biasanya klien BAB / BAK
21. Perawat menanyakan kepada klien cara membersihkan setelah BAB / BAK
22. Perawat menganjurkan kepada klien untuk BAB / BAK di WC dan menunjukkan
tempatnya
23. Perawat menganjurkan kepada klien untuk membersihkan memakai air dan sabun
setelah BAB / BAK
24. Perawat menanyakan kepada klien cara mandi
25. Perawat menanyakan kepada klien apa perlu disiapkan sebelum mandi
26. Apabila klien tidak bisa menjawab maka perawat memberitahu peralatan yang
dibutuhkan untuk mandi
27. Perawat menganjurkan kepada klien untuk ke kamar mandi dan membimbing
klien untuk keramas, menggosok gigi dan cara mandi yang benar.
28. Perawat mengajarkan kepada klien untuk memakai baju dan menyisir rambutnya
dengan baik setelah selesai mandi
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi klien (subjektif)
Klien mengatakan bahwa dia merasa nyaman setelah mandi dan mengganti
pakaian.
Klien dapat mengetahui dan mengerti tentang pentingnya kebersihan diri
- Evaluasi perawat (objektif)
Klien dapat menyebutkan cara-cara mandi yang baik.
Klien dapat menyebutkan kembali tanda-tanda bersih dan rapi
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan)
Klien dapat memasukkan aktivitas mandi dan sikat gigi kedalam jadwal aktivitas
harian klien.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Latihan cara berdandan
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Di ruang tamu

PERTEMUAN KE 2
1. Kondisi Klien
Rambut klien tampak acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai.
2. Diagnosa Keperawatan
Kurang perawatan diri : berdadan/berias
3. Tujuan khusus
Pasien mampu melakukan berhias / berdandan secara baik
4. Tindakan keperawatan
Melatih klien berdandan / berhias
Untuk klien laki-laki latihan meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat mengucapkan salam
2. Evaluasi / validasi
 Perawat menanyakan kepada klien bagaimana perasaannya hari ini
 Perawat menanyakan kepada klien bagaimana mandinya hari ini apakah sudah
dilakukan dan apakah sudah ditandai pada jadwal hariannya
3. Kontrak
Topik : Latihan berdandan
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Ruang tamu

FASE KERJA
1. Perawat menanyakan kepada klien apa yang dilakukan klien setelah selesai mandi
2. Perawat menanyakan kepada klien apakah sudah mengganti bajunya
3. Perawat mengajarkan kepada klien untuk memilih pakaian yang bersih dan kering,
mengganti pakaian yang bersih 2 x sehari
4. Perawat menganjurkan kepada klien untuk mencoba mengganti baju dan memberi
pujian dan tepuk tangan
5. Perawat menanyakan kepada klien apakah sudah menyisir rambut
6. Perawat menanyakan kepada klien cara menyisir rambut
7. Perawat menyuruh klien mempraktekkan cara menyisir rambut sambil melihat
cermin, setelah itu perawat memberi pujian dan tepuk tangan
8. Perawat menanykan kepada klien apakah suka bercukur
9. Perawat menanyakan kepada klien frekuensi bercukur dalam seminggu
10. Perawat menyarankan kepada klien untuk bercukur 2 x dalam seminggu
11. Perawat melihat kumis dan jenggot klien sudah panjang dan mengajak klien untuk
merapikannya
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien (subjektif)
Klien merasa senang setelah berdandan
b. Evaluasi perawat (Objektif)
Klien dapat menyebutkan cara berdandan yang baik
2. Tindak lanjut klien
Klien setiap hari dapat mandi, berdandan dan memakai baju serta klien dapat
memasukkannya dalam jadwal kegiatan rutin pagi dan sore hari.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Latihan makan yang baik
Waktu : 12.00
Tempat : Ruang makan

PERTEMUAN KE 3
1. Kondisi Klien
Rambut klien tampak acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, dan klien tidak berdandan
2. Diagnosa Keperawatan
Kurang perawatan diri : berdadan
3. Tujuan Khusus
Pasien mampu melakukan berhias / berdandan secara baik
4. Tindakan Keperawatan
Melatih klien berdandan / berhias
Untuk klien wanita latihan meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias

FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat mengucapkan salam
2. Evaluasi / validasi
- Perawat menanyakan kepada klien bagaimana perasaannya hari ini
- Perawat menanyakan kepada klien bagaimana mandinya hari ini apakah
sudah dilakukan dan apakah sudah ditandai pada jadwal hariannya
3. Kontrak
Topik : Latihan berdandan
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Ruang tamu

FASE KERJA
1. Perawat menanyakan kepada klien apa yang dilakukan klien setelah selesai
mandi
2. Perawat menanyakan kepada klien apakah sudah mengganti bajunya
3. Perawat menyuruh klien untuk menyisir rambutnya dengan rapi dan memberi
pujian
4. Perawat menanyakan kepada klien apakah terbiasa memakai bedak
5. Perawat menyuruh klien untuk memakai bedak pada mukanya secara rata dan
tipis dan memberi pujian
6. Perawat menanyakan kepada klien apakah mempunyai lipstik, apabila punya
disarankan untuk memakainya secara tipis
7. Perawat menganjurkan kepada klien untuk melihat hasilnya di kaca
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien (subjektif)
Klien merasa senang setelah belajar berdandan
2.  Evaluasi perawat (Objektif)
Klien tampak segar dan cantik
3. Tindak lanjut klien
Klien dapat memasukkan kegiatan berdandan dalam jadwal hariannya setelah setelah
mandi
4. Kontrak yang akan datang
Topik : Latihan makan yang baik
Waktu : 12.00
Tempat: Ruang makan

PERTEMUAN KE 4
1. Kondisi Klien
Klien tidak mampu mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan
tidak pada tempatnya
2. Diagnosa Keperawatan
Kurang perawatan diri : makan
3. Tujuan Khusus :
Melatih klien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat mengucapkan salam
2. Evaluasi / validasi
Memberi pujian atas penampilan klien
3. Kontrak
Topik : Latihan cara makan yang baik
Waktu : 12.00-12.20 WIB
Tempat: Ruang makan
FASE KERJA
1. Perawat menanyakan kepada klien kebiasaan sebelum maupun setelah makan
2. Perawat menanyakan kepada klien dimana biasa klien makan
3. Perawat mengajarkan kepada klien untuk mencucu tangan memakai sabun
sebelum makan
4. Perawat menyuruh klien untuk mempraktekkan dan setelah itu memberi pujian
dan tepuk tangan
5. Perawat menyuruh klien untuk duduk dan mengambil makanan
6. Perawat mengajarkan kepada klien berdoa sebelum makan
7. Perawat menyuruh klien untuk memimpin doa setelah itu memberi pujian dan
tepuk tangan
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien (subjektif)
Klien merasa senang setelah makan bersama-sama
2.  Evaluasi perawat (Objektif)
Klien dapat melakukan tata cara makan secara mandiri dengan baik
3. Tindak lanjut klien
Klien dapat memasukkan kegiatan makan dalam jadwal hariannya
4. Kontrak yang akan datang
Topik : Latihan BAB / BAK yang baik
Waktu : 10.00 WIB
Tempat: Taman dan kamar mandi

PERTEMUAN KE 5
1. Kondisi Klien
Klien tidak mampu BAB / BAK pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB / BAK
2. Diagnosa Keperawatan
Kurang perawatan diri : BAB / BAK
3. Tujuan Khusus :
Mengajarkan klien melakukan BAB / BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB / BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB / BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB / BAK

FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat mengucapkan salam
2. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien hari ini dan menanyakan apakah sudah dijalankan
jadwal kegiatannya hari ini
3. Kontrak
Topik : Latihan BAB / BAK secara mandiri
Waktu : 10.00-10.20 WIB
Tempat: Taman dan kamar mandi
FASE KERJA
(Untuk klien pria)
1. Perawat menanyakan kepada klien dimana biasanya BAB / BAK
2. Perawat mengajarkan kepada klien sebaiknya BAB / BAK di WC, kamar mandi
atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya dan
menganjurkan klien untuk tidak BAB / BAK di sembarang tempat
3. Perawat meminta klien untuk menjelaskan cara cebok, setelah itu memberi
pujian
4. Perawat mengingatkan kepada klien waktu cebok membersihkan anus atau
kemaluan dengan air yang bersih dan memastikan tidak ada tinja / air kencing
yang masih tersisa di tubuh klien
5. Perawat mengingatkan klien untuk tidak lupa membersihkan tinja / air kencing
di WC setelah cebok dengan cara menyiram tinja / air kencing tersebut dengan
air secukupnya sampai tinja / air kencing tidak tersisa di WC
6. Perawat menjelaskan kepada klien apabila membersihkan tinja / air kencing
dengan benar berarti ikut mencegah penyebaran kuman yang berbahaya pada
kotoran / air kencing
7. Perawat mengajarkan kepada klien untuk merapikan pakaian sebelum keluar dari
WC / kamar mandi dan memastikan resleting celana telah tertutup rapi setelah
itu cucui tangan dengan sabun

(Untuk klien wanita)


1. Perawat menanyakan kepada klien dimana biasanya BAB / BAK
2. Perawat mengajarkan kepada klien sebaiknya BAB / BAK di WC, kamar mandi
atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya dan
menganjurkan klien untuk tidak BAB / BAK di sembarang tempat
3. Perawat meminta klien untuk menjelaskan cara cebok, setelah itu memberi
pujian
4. Perawat mengajarkan kepada klien cara cebok yang bersih setelah BAB yaitu
dengan menyiram air dari arah depan ke belakang dan jangan sampai terbalik
5. Perawat menjelaskan cara tersebut berguna untuk mencegah masuknya kotoran /
tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan
6. Perawat mengingatkan dan menjelaskan kepada klien untuk tidak lupa
membersihkan tinja / air kencing di WC setelah cebok dengan cara menyiram
tinja / air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja / air kencing tidak
tersisa di WC
7. Perawat menjelaskan kepada klien apabila membersihkan tinja / air kencing
dengan benar berarti ikut mencegah penyebaran kuman yang berbahaya pada
kotoran / air kencing
8. Perawat mengajarkan kepada klien untuk merapikan pakaian sebelum keluar dari
WC / kamar mandi dan memastikan resleting celana telah tertutup rapi setelah
itu cucui tangan dengan sabun
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien (subjektif)
Klien merasa nyaman setelah BAB / BAK yang baik
 Evaluasi perawat (Objektif)
Klien dapat mengulangi cara BAB / BAK yang baik
2. Tindak lanjut klien
Klien dapat melakukan cara-cara yang telah dijelaskan
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Evaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan
Waktu : 10.00 WIB
Tempat: Ruang tamu

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PASIEN DEFISIT


PERAWATAN DIRI

PERTEMUAN KE –1
1. Kondisi Keluarga
Keluarga mengerti keadaan klien dan keluarga membantu kebutuhan klien
terutama dalam perawatan dirinya
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri : Kebersihan diri, berdandan, makan dan toiletting
3. Tujuan khusus
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami maslah kurang
perawatan diri
4. Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri
yang baik maka perawat harus melakukan tindakan kepada keluarga agar
kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat.
a. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
b. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
c. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien
d. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri ( sesuai jadual yang
telah disepakati)
e. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien
dalam merawat diri
f. Latih kelurga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat mengucapkan salam kepada keluarga, mengenalkan diri pada
keluarga
2. Evaluasi / validasi : -
3. Kontrak
a. Topik : Membahas tentang masalah yang sedang dihadapi klien dan
bantuan yang dapat diberikan
b. Waktu : Menyakan kepada keluarga berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk bercakap – cakap
c. Tempat : Mengusulkan kepada keluarga untuk berbincang – bincang di
kantor perawat
FASE KERJA
1. Menyakan perasaan keluarga dalam merawat klien
2. Meenjelaskan kepada keluarga penyebab klien kurang dalam perawatan dirinya
3. Menjelaskan kepada keluarga apa yang telah di latih perawat pada klien dalam
menjaga kebersihan diri
4. Meminta kepada keluarga untuk menyediakan alat – alat yang dibutuhkan klien
dalam menjaga perawatan dirinya

5. Meminta keluarga untuk selalu memotivasi klien saat melakukan perawatan diri
6. Meminta keluarga untuk selalu mendampingi klien saat melakukan perawatan
diri
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi keluarga (subjektif)
a. Menayakan kpd keluarga bagaimana perasaan keluarga setelah
bercakap2
b. Meminta keluarga untuk menyebutkan cara merawat klien dengan
defisit perawatan diri
Evaluasi perawat (obyektif)
Mengajak keluarga menyebutkan cara merawat klien dengan defisit
perawatan diri
2. Kontrak Yang Akan Datang
Topik : keluarga memotivasi klien dalam merawat diri
Waktu : menyakan kepada keluarga klien kapan waktu yang tepat untuk
membicarakan topik yang selanjutnya
Tempat : menanyakan kepada keluarga dimana tempat yang nyaman untuk
membicarakan topik selanjutnya

PERTEMUAN KE –2
1. Kondisi Keluarga
Keluarga mengerti keadaan klien dan keluarga membantu kebutuhan klien
terutama kebutuhan dalam perawatan dirinya
2. Diagnosa Keperawatan
Kurang perawatan diri : Kebersihan diri, berdandan, makan dan toiletting
3. Tujuan khusus
Keluarga mampu merawat klien dengan maslah kurang perawatan diri
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat mengucapkan salam kepada keluarga
2. Evaluasi / validasi : -
3. Kontrak
a. Topik : membahas tentang cara memotivasi klien dalam merawat dirinya
b. Waktu : menyakan kepada keluarga berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk bercakap – cakap
c. Tempat : mengusulkan kepada keluarga untuk berbincang – bincang di
kantor perawat
FASE KERJA
1. Meminta keluarga untuk mempraktekkan cara memotivasi klien untuk mandi,
berdandan, buang air dan makan
2. Meminta keluarga untuk mempraktekkan memberi pujian pada klien
3. Meminta keluarga untuk mempraktekkan langsung pada klien
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi keluarga (subjektif)
a. Menayakan kpd keluarga bagaimana perasaan keluarga setelah berlatih
dengan klien
b. Meminta keluarga untuk melakukan apa yang sudah dilatih setiap keluarga
membesuk

Evaluasi perawat (obyektif)


2. Kontrak Yang Akan Datang
a.Topik : tetap cara merawat klien dengan defisit perawatan diri sampai
keluarga lancar
b. Waktu : menyakan kepada keluarga klien kapan waktu yang tepat
untuk membicarakan topik yang selanjutnya
c.Tempat : menanyakan kepada keluarga dimana tempat yang nyaman untuk
membicarakan topik selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan: edisi 8. Jakarta: EGC.

Tim MPKP. (2006). Modul praktek keperawatan profesional jiwa. Jakarta:


Fakultas Ilmu Keperawatan UI.

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Keliat, B.A. 2007. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

www.scribd.com asuhan keperawatan jiwa DPD

Anda mungkin juga menyukai