Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

bakteri mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ,

terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas

dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.(infodatin 2016) TB

sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat didunia

walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS (…) telah diterapkan di

banyak negara sejak tahun 1995.(pedoman TB KEMENKES 2014)

Dalam laporan WHO tahun 2013, diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB

pada tahun 2012, 170.000 orang diantaranya meninggal dunia, dan sekitar 75%

pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50

tahun). (Pedoman TB). Indonesia berpeluang mencapai angka kesakitan menjadi

setengahnya ditahun 2015 jika dibandingkan dengan data tahun 1990. Angka

prevalensi TB pada tahun 1990 sebesar 443 per 100.000 penduduk, pada tahun 2015

ditargetkan menjadi 280 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil survei prevalensi

TB tahun 2013, prevalensi TB paru smear positif per 100.000 penduduk umur 15

tahun keatas sebesar 257. Angka notifikasi kasus menggambarkan cakupan

penemuan kasus TB. Secara umum angka notifikasi kasus BTA positif baru dan

semua kasus dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan. Angka

1
2

notifikasi kasus (case notification rate/CNR) pada tahun 2015 untuk semua kasus

sebesar 117 per 100.000 penduduk. (infodatin)

Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB di Indonesia adalah

kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat terutama negara berkembang,

beban determinan sosial yang masih berat seperti angka pengangguran, tingkat

pendidikan, pendapatan perkapita yang masih rendah sehingga berakibat pada

kerentanan masyarakat terhadap TB, besarnya masalah kesehatan lain yang bisa

mempengaruhi tetap tingginya beban TB seperti gizi buruk, merokok, dan diabetes.

Selain itu kegagalan program TB selama ini diakibatkan oleh tidak memadainya

komitmen politik dan pendanaan, tidak memadainya organisasi pelayanan TB

(kurang terakses oleh masyarakat, dan penemuan kasus atau suspek yang tidak

standar).

Permasalahan lainnya masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat mengenai tanda dan gejala TB. Pasien teduga TB (suspek) memiliki

tanda dan gejala utama berupa batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

Gejala tambahan lainnya berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas,

badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat dimalam

hari tanpa kegiatan fisik, dan deman meriang lebih dari satu bulan.(infodatin).

Berdasarkan pedoman nasional penanggulangan TB, hanya sekitar 10%

yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Hal ini berarti satu pasien positif TB

harus terdapat 10 orang suspek TB.(pedoman nasional 2007) Angka cakupan pasien

suspek TB Paru di puskesmas Kadipaten tahun 2017/2018 kurang memenuhi target.

Angka cakupan yang kurang tersebut dikarenakan tingkat pengetahuan dan


3

kesadaran tentang TB masih kurang, serta penjaringan pasien TB yang belum

maksimal sehingga membuat angka cakupan suspek belum tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, kami ingin melakukan intervensi mengenai

upaya peningkatan angka cakupan suspek pasien TB pada program pedoman

pengendalian TB (P2TB) di wilayah kerja puskesmas kadipaten.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan angka cakupan suspek pasien TB pada program P2TB di

wilayah puskesmas Kadipaten.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Terlaksananya penyuluhan secara berkelompok mengenai tanda dan

gejala TB paru serta cara mencegah penularannya.

2. Terlaksananya penjaringan pasien suspek TB paru yang dilakukan secara

berkelompok.

3. Terlaksananya rujukan pasien suspek TB paru pada kelompok tertentu ke

puskesmas kadipaten untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Manfaat Ilmiah

Hasil intervensi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

kesadaran mengenai penyakit TB paru dan cara mencegah penularannya.


4

1.3.2 Manfaat Praktis

Hasil intervensi ini berguna untuk meningkatkan angka cakupan suspek

pasien TB pada program P2TB di wilayah puskesmas Kadipaten.

Anda mungkin juga menyukai