CONFINED SPACE
(RUANG TERBATAS)
Di Susun Oleh:
Raisal A.
Dodik B.
Fauziah L.
Raka D.
M. Aswar
PROGRAM STUDI
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BALUKPAPAN
2018
0
Daftar Isi
Daftar Isi......................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 2
1.1 Latar Belakang................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 4
2.1 Pengertian confined space............................................................... 4
2.2 Persyaratan K3 Memasuki Ruang Terbatas.................................... 5
2.3 Contoh-contoh Confined Space...................................................... 6
2.4 Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatas (Confined Space) .................. 6
2.5 Bahaya Atmosferik dan Non Atmosferik........................................ 8
2.6 Dasar hukum confined space.......................................................... 21
2.7 Persyaratan Kesehatan Untuk Orang yang Bekerja di Ruang
Terbatas........................................................................................... 22
2.8 Sistem Perijinan.............................................................................. 23
2.9 Persiapan dan Prosedur Penyelamatan di Ruang Terbatas ............. 24
BAB III PENUTUP........................................................................................ 28
SOAL-SOAL.................................................................................................. 29
Daftar Pustaka................................................................................................ 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
Banyaknya kecelakaan fatal yang terjadi pada ruang tertabatas (confined space),
karena tidak mengetahui dan memahami prosedur K3. sehingga perlu dikeluarkan
peraturan/pedoman yang dapat mengatur dengan lebih jelas dan lengkap. Ruang
terbatas (confined spaces) mengandung beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari
bahan kimia yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap,
debu dan sebagainya. Kecelakaan yang terjadi di lapangan seperti terjadinya oksigen
defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak
atau terliputi (engulfment), maupun resiko fisik lainnya yang timbul seperti kebisingan,
permukaan yang basah/licin dan kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang
terbatas tersebut yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian
tenaga kerja yang bekerja di dalamnya.
Makalah ini dibuat sebagai pedoman untuk K3 karena sering kali terjadi bahaya
dan kecelakaan yang terjadi akibat bekerja di dalam ruang terbatas. Sebagai calon ahli
K3 kami harus mengetahui dan memahami prosedur dan bahaya apa yang akan timbul
apabila bekerja di dalam ruang terbatas serta bagaimana cara tindakan pengendalian
agar tidak terjadi kecelakaan akibat bekerja di dalam ruang terbatas.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun hal-hal yang akan dibahas pada materi confined space (ruang terbatas)
adalah sebagai berikut:
1. Memahami pengertian confined space (ruang terbatas)
2. Memahami persyaratan K3 dalam ruang ruang terbatas (confined space)
3. Mengetahui contoh-contoh ruang terbatas (confined space)
4. Memahami bahaya yang ada pada ruang terbatas (confined space)
5. Memahami bahaya atmosferik dan non atmosferik
6. Memahami dasar-dasar hukum tentang confined space (ruang terbatas)
7. Memahami persyaratan seorang petugas yang akan bekerja di confined space
(ruang terbatas)
8. Mengetahui sistem perijinan ruang terbatas (confined space)
9. Memahami prosedur penyelamatan di ruang terbatas (confined space)
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Pembaca dapat memahami pengertian confined space (ruang terbatas)
2. Pembaca dapat memahami persyaratan K3 dalam ruang terbatas (confined space)
3. Pembaca dapat mengetahui apa saja contoh ruang terbatas (confined space)
4. Pembaca memahami bahaya yang ada pada ruang terbatas (confined space)
5. Pembaca memahami bagaimana bahaya atmosferik dan non atmosferik
6. Pembaca memahami dasar-dasar hukum tentang ruang terbatas (confined space)
7. Pembaca dapat memahami seorang petugas yang akan bekerja di ruang terbatas
(confined space)
8. Pembaca dapat mengetahui sistem perijinan ruang terbatas (confined space)
9. Pembaca dapat memahami prosedur penyelamatan di ruang terbatas (confied
space)
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan memiliki keterbatasan untuk keluar atau masuk. Menurut OSHA (lembaga K3
Amerika), Confined space adalah sebuah ruangan yang mempunyai tiga karakteristik,
yaitu mempunyai luas yang terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh pekerja dapat masuk
dan melakukan tugasnya, mempunyai keterbatasan pintu untuk masuk dan keluar dan
tidak didisain untuk pekerjaan yang terus menerus.
Ruang terbatas (confined space) tidak dirancang sebagai tempat kerja yang
dilakukan terus menerus seperti tangki, pipa, dan bejana lainnya. Di dalam ruang
terbatas tidak ada ventilasi, sirkulasi udara terbatas dan minim sekali oksigen.
Terjadinya kecelakaan fatal yang dapat mengakibatkan seorang petugas meninggal
dunia di dalam ruang terbatas tersebut dikarenakan tidak memahami dan mengindahkan
prosedur K3 tentang ruang terbatas.
Ciri-ciri dari confined space adalah memiliki bukaan yang terbatas baik untuk
masuk maupun keluar, Ada ruang untuk masuk yang cukup besar atau setidaknya
sebagian terbuka, berpontensi mengandung gas beracun dan ventilasi yang tidak
memadai. Kecelakaan kerja pada ruang terbatas sebagian besar terjadi pada mereka
yang berusaha untuk menyelamatkan seorang dalam ruang terbatas. Kecelakaan ini
dapat terjadi karena beberapa bahaya yang ada dalam ruang tertutup seperti potensi
kekurangan oksigen, gas/uap mudah terbakar atau meledak, gas/uap beracun, serta
bahayabahaya fisik dan mekanik lainnya. Semua potensi bahaya ini harus dikenali oleh
petugas lalu dievaluasi resikonya untuk selanjutnya ditentukan tindakan pencegahan
dan pengendalian yang harus dilakukan agar dapat bekerja dengan selamat dalam ruang
terbatas tersebut.
4
2.2 Persyaratan K3 Memasuki Ruang Terbatas
Terdapat persyaratan K3 untuk memasuki ruang terbatas (confined space)
sebagai berikut:
1. Jika penutup akses/pintu masuk dibuka, pada jalur tersebut harus dipasang selusur,
penutup sementara atau penghalang sementara lainnya untuk mencegah masuknya
pekerja tanpa disengaja dan untuk melindungi pekerja di dalam ruang terbatas
tersebut dari masuknya benda asing ke dalam ruangan.
2. Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam ruangan harus diuji terlebih
dahulu, berturut- turut untuk kadar oksigen, gas dan uap yang mudah terbakar dan
kontaminan udara yang berpotensi berbahaya, dengan peralatan yang telah
dikalibrasi. Setiap pekerja yang memasuki ruangan atau perwakilan pekerja tersebut,
wajib diberi kesempatan untuk mengawasi pengujian tersebut.
3. Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut jika terdapat pekerja di
dalamnya
4. Wajib menyediakan sistem aliran udara secara kontinyu, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pekerja tidak boleh memasuki ruangan sebelum udara berbahaya di dalamnya
dibersihkan terlebih dahulu
b. Aliran udara tersebut diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai area
dimana pekerja akan berada dan harus berlangsung terus menerus selama pekerja
berada di dalam.
c. Pengaturan aliran udara tersebut harus diperoleh dari sumber yang bersih dan tidak
boleh meningkatkan bahaya dalam ruangan.
5. Udara dalam ruangan harus diuji secara berkala sesering mungkin untuk memastikan
bahwa pengaturan aliran udara dapat mencegah akumulasi udara yang berbahaya
dalam ruangan.
6. Jika terdeteksi udara berbahaya selama kegiatan berlangsung:
a. Setiap pekerja harus meninggalkan ruangan terbatas tersebut secepatnya
b. Ruangan harus dievaluasi untuk menentukan bagaimana udara berbahaya tersebut
dapat terjadi
c. Harus dilakukan pemeriksaan untuk melindungi pekerja dari udara berbahaya
tersebut sebelum kegiatan berikutnya berlangsung
5
2.3 Contoh-contoh Ruang Terbatas (Confined Space)
Beberapa contoh dari confined space atau ruang terbatas antara lain:
1. Tangki penyimpanan, bejana transpor, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis tangki
lainnya.
2. Ruang terbuka di bagian atas yang melebihi kedalaman 1,5 meter seperti lubang
lalu orang yang tidak mendapat aliran udara yang cukup.
3. Jaringan perpipaan, terowongan bawah tanah dan struktur lainnya yang serupa.
4. Ruangan lainnya di atas kapal yang dapat dimasuki melalui lubang yang kecil
seperti tangki kargo, tangki minyak dan sebagainya.
6
5. Sesak nafas/mati lemas karena tidak dapat mencapai udara atau tempat yang
terdapat udara karena terjebak di dalam
Surveyor akan secara rutin memasuki ruang terbatas yang sulit dimasuki karena
akses yang sempit atau kecil. Terdapat kemungkinan keterbatasan pergerakan di dalam
ruang yang menjadi perhatian, dan ruangan itu sendiri dapat saja dijejali permit hanya
pergerakan tertentu saja. Dengan tertutup dan gelapnya suatu ruangan terbatas,
pekerjaan ini idealnya tidak dilakukan oleh orang yang memiliki fobia (misalnya fobia
ruang tertutup) atau mereka yang mudah terserang panic atau gelisah
1. Kekurangan oksigen. Hal ini terjadi karena reaksi antara tanah dengan oksigen
didalam atmosfir. Tanah yang mengandung kapur menghasilkan karbon dioksida
dan menggantikan udara normal. Kekurangan oksigen juga dapat terjadi akibat
karat di ruang terbatas yang terbuat dari logam
2. Gas beracun, asap atau uap yang terdapat dalam :
a. Penumpukan materi di saluran air
b. Manholes
c. dalam lubang terhubung ke sistem;
d. bagian dalam tank
e. lubang di tanah yang terkontaminasi
f. Instalasi gas yang tidak terpakai / tua
3. Cairan, gas atau materi padat yang tiba-tiba mengisi ruang/ runtuh atau menyumbat
saluran udara karena terganggu oleh suatu aktifitas
4. Kebakaran dan ledakan (misalnya dari uap mudah terbakar, dll kelebihan oksigen).
5. Residu yang tersisa di dalam ruangan terbatas yang dapat mengeluarkan gas, asap
atau uap.
6. Debu mungkin hadir dalam konsentrasi tinggi, misalnya di silo tepung.
7. Kondisi panas menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang berbahaya.
7
c. jika akses ke ruang tersebut adalah melalui pintu masuk dibatasi, seperti melarikan
diri, lubang atau penyelamatan dalam keadaan darurat akan lebih sulit (lihat
prosedur Darurat).
.
2.5 Bahaya Atmosferik dan Non Atmosferik
Bahaya atmosferik (Cal-OSHA, 1998) adalah udara yang dapat menimbulkan
gangguan dalam melakukan sesuatu dengan normal, cedera, melemahkan pertahanan
diri pekerja hingga menyebabkan penyakit akut atau meninggal. Beberapa contoh
bahaya ini adalah gas yang mudah menyala atau meledak, uap atau mist (kabut) pada
konsentrasi lebih dari 10 persen dari LFL (lower flammable limit) atau LEL (Lower
Explosive Limit). Selain itu debu yang mudah terbakar di udara yang dapat
mengganggu pandangan pada jarak lima kaki atau kurang. Berikut ini adalah contoh
dari bahaya atmosfer:
1. Mudah terbakar atau meledakkan gas, uap, atau kabut di konsentrasi lebih besar dari
10 persen dari batas mudah terbakar yang (LFL) atau Batas ledakan bawah (LEL).
2. Debu yang mudah terbakar di udara, yang mengaburkan jarak pandang sampai lima
meter atau kurang.
3. Tingkat konsentrasi oksigen atmosfer di bawah 19,5 persen atau di atas 23,5 persen.
4. Konsentrasi atmosfer dari zat dengan akut efek toksik atas.
8
menghasilkan gas mudah nyala). Confined space seringkali mengandung tiga gas
berbahaya, yaitu gas Carbon monoxide (CO), Hydrogen Sulfida (H2S), dan Methane
(CH4). Apabila bahaya atmosferik tidak terlihat, bahaya fisik lebih terlihat. Bahaya
yang masuk dalam kategori ini yaitu bahaya mekanikal. Peralatan bergerak dan sistem
bertekanan dan bertenaga listrik dapat menjadi berbahaya, misalnya shaft (batang),
kopling, gir, belt, konveyor, mixer, rotor, dan perlengkapan compressing.
9
Beberapa kandungan gas yang terkandung pada atmosfer:
a. Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi. Komposisi udara tersebut mengandung uap air yang jumlahnya tergantung dari
cuaca dan suhu. Komposisi udara kering, dimana semua uap airnya telah dikeringkan,
relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih yang dikumpulkan di sekitar laut
dapat dilihat pada Tabel. Konsentrasi gas dinyatakan dalam persen atau per sejuta (ppm
= part per million), tetapi untuk gas yang konsentrasinya sangat kecil biasanya
dinyatakan dalam ppm.
Tabel 1. Komposisi Udara Kering dan Bersih
Komponen Formula Persen Volume Ppm
Nitrogen N2 78,08 780 800
Oksigen O2 20,95 209 500
Argon Ar 0,935 9 340
Karbon CO2 0,0314 314
dioksida Ne 0,00182 18
Neon He 0,000524 5
Helium CH4 0,002 2
Metana Kr 0,000114 1
Kripton
Sumber: Stoker dan Seager (1972) dalam Polusi Air dan Polusi Udara, Srikandi Fardiaz 1992
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa kontaminan sama sekali.
Untuk itu dibutuhkan selalu udara segar untuk ”mencuci” gas tersebut. Kebutuhan
udara tersebut dilakukan dengan membuat sistem ventilasi yang baik dengan aliran
udara yang mengandung tidak kurang 19,5% volume oksigen dengan kuantitas yang
mampu mencuci gas yang berbahaya, debu, dan membawanya keluar daerah kerja.
Kontaminan udara primer, yaitu kontaminan yang mencakup 90% dari jumlah
kontaminan udara seluruhnya, dapat dibedakan menjadi lima kelompok sebagai berikut:
1. Karbon monoksida (CO)
2. Nitrogen oksida (NOx)
3. Hidrokarbon (HC)
4. Sulfur oksida (SOx)
5. Partikel
10
b. Oksigen (O2)
Toksisitas kelima kelompok kontaminan tersebut berbeda-beda. Dari hasil
penelitian, ternyata kontaminan yang paling berbahaya bagi kesehatan adalah partikel-
partikel, diikuti berturut-turut oleh NOx, SOx, hidrokarbon, dan yang paling rendah
toksisitasnya adalah karbon monoksida.
Gas oksigen sangat penting bagi kita karena ia dibutuhkan untuk menunjang
kehidupan kita. Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa; dan sedikit lebih
berat dibandingkan dengan udara (specific gravity = 1,1054). Oksigen tidak bersifat
eksplosif tetapi membantu pembakaran. Oksigen yang ideal untuk bernapas ialah
dengan konsentrasi lebih kurang 21%. Pada kandungan oksigen di bawah 16% pada
tekanan 1 atmosfer, kebanyakan orang akan mengalami kesukaran bernapas. Pada
tingkat 10%, orang akan menjadi tidak sadarkan diri (pingsan) dan menjadi fatal jika
berkurang menjadi kurang lebih 6%. Ada beberapa sebab mengapa terjadi kekurangan
oksigen di daerah kerja:
Tidak cukup atau kurang sempurnanya sistem ventilasi yang
membawa udara segar ke daerah kerja
Penggantian oksigen di udara oleh gas lain
Kebakaran atau terjadinya peledakan yang memerlukan oksigen
Konsumsi oksigen oleh pekerja
Untuk mendeteksi kekurangan oksigen di udara, dapat digunakan detektor
oksigen (oxygen detector) atau lampu keselamatan yang menyala (flame safety lamp).
11
Gambar 2.4. Kandungan Oksigen dalam Udara dan Efeknya
12
bensin dan diesel yang dikeluarkan dari knalpotnya, perpindahan arus listrik yang
menyebabkan bunga api, dan operasi peledakan. Specific gravity gas ini adalah 1,5894.
Gas ini tidak eksplosif dan tidak dapat terbakar. Bahaya kesehatan dari gas nitrogen
dioksida adalah sifatnya yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan
dapat bercampur dengan uap air dan cairan tubuh di saluran pernapasan tersebut dan
paru-paru yang membentuk senyawa asam. Senyawa ini bersifat korosif terhadap sel
tubuh. Keterpaparan singkat pada tingkat 0,01 sampai 0,015% gas ini berbahaya, dan
pada tingkat 0,02 sampai 0,07% dapat berakibat fatal.
13
itu jangan menggantungkan hanya pada hidung anda untuk mendeteksi adanya H 2S,
selain dapat menyebabkan iritasi pada mata. Gas ini dihasilkan dari proses dekomposisi
senyawa sulfur. Kebanyakan terdapat di lapangan minyak dan gas. Gas H 2S juga dapat
dihasilkan dari air tambang yang mengandung larutan H 2S atau juga peledakan pada
tambang dengan batuan mengandung sulfida.
Tabel 2.2 di bawah ini mengidentifikasi umum bahaya atmosfer dan akibat
serta dampaknya sebagai berikut:
BAHAYA ATMOSFER
Bahaya Akibat dan dampaknya
Kekurangan oksigen (kurang Atmosfer yang menyebabkan kekurangan
dari 19,5 persen oksigen) oksigen mempengaruhi detak jantung, otot
Pengayaan oksigen (lebih
koordinasi, dan pernapasan. Akhirnya,
dari 23.6 persen)
menyebabkan kematian. Atmosfer yang kaya
oksigen meningkatkan risiko kebakaran atau
ledakan.
Atmosfer yang mudah Gas yang mudah terbakar seperti acetylene,
terbakar butana, propana, hidrogen, dan metana yang
umum di ruang terbatas. Grain, pupuk nitrat,
dan
kimia tanah dapat menghasilkan debu mudah
terbakar.
Atmosfer yang beracun banyak manufaktur proses, bahan yang
ditempatkan, dan tugas pekerjaan menghasilkan
racun gas, uap, atau debu.
Atmosfer yang korosif Zat korosif menghancurkan jaringan hidup.
Beberapa penyebab kerusakan langsung
pada kulit dan mata, beberapa memiliki
tidak ada efek langsung, tetapi penyebab
kanker dengan kontak yang terlalu lama.
Sumber: OR-OSHA
Tabel 2.3 di bawah ini mengidentifikasi bahaya umum non-atmosfer,
menjelaskan bahaya yang terjadi dan dampaknya, sebagai berikut:
14
Tabel 2.2 Identifikasi Bahaya Atmosfir
15
confined space, kita harus melakukan pengujian kualitas udara di dalam ruang tertutup
tersebut. Pengujian dilakukan terhadap:
• kandungan oksigen
• kandungan kontaminan yang mudah terbakar
• kandungan kontaminan lainnya yang memiliki potensial bahaya
Pengujian atau analisis haruslah dilakukan dengan menggunakan peralatan dan
teknis yang sesuai oleh orang yang terlatih untuk mendapatkan hasil yang dapat
dipercaya. Terdapat banyak macam peralatan pendeteksi gas yang masing-masing
memiliki spesifikasi dan perawatan tersendiri. Peralatan deteksi gas menggunakan
tabung misalnya, pengecekan kebocoran pada pompa harus selalu dilakukan untuk
menghindari pembacaan hasil yang lebih rendah. Tabung deteksi yang digunakan
memiliki masa pakai yang terbatas. Penggunaan detektor multigas harus dikalibrasi
terlebih dahulu dengan gas standar yang telah diketahui kadarnya, sehingga kita yakin
akan keakuratan hasil pembacaannya.
Pengujian harus dilakukan dari luar dengan memasukkan sample probe melalui
celah atau lubang bukaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan selang atau
pipa yang dapat dipanjangkan, sehingga dapat menjangkau bagian dalam dari ruangan.
Beberapa gas atau uap lebih berat dari udara (contohnya hydrogen sulfida) dan di dalam
area yang tidak berventilasi gas tersebut akan berada di bagian bawah dari ruangan.
Demikian pula gas yang lebih ringan dari udara (contoh gas metan) akan dijumpai di
sekitar bagian atas dari ruangan. Oleh karena ada kemungkinan gas berada pada level
yang berbeda, maka pengujian atau test harus dilakukan pada bagian atas, tengah
maupun bawah daripada ruangan. Pengujian pad bagan horizontal juga harus dilakukan
dengan interval jarak tertentu, sehingga kita mendapatkan sejumlah titik pengukuran
yang mewakili kondisi seluruh ruangan. Jika diperlukan kita harus masuk untuk
mengukur di dalam suatu ruangan tertutup maka:
• Alat pelindung diri berupa respirator dengan suplai oksigen perlu dipakai
• Peraturan mengenai perijinan bekerja di ruangan tertutup harus diikuti.
16
Gambar 2.5 Carbon Monoxide Gambar 2.6 Hydrogen Sulfide (H2S)
Lebih ringan dari udara Lebih berat dari udara
17
gas-gas toksik yang ada. Contoh, ventilasi mekanis adalah blower fan atau exhaust fan.
Pertimbangan perlu diambil mengenai udara bersih sebagai sumber dan kemana
pembuangannya. Beberapa contoh perlengkapan ventilasi dan cara pemasangannya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
18
c) Mengamankan peralatan yang menyimpan
energi
d) Memberi pengaman peralatan atau
memindahkan peralatan dari area
e) Memastikan bahwa prosedur isolasi benar-
benar diterapkan
Untuk mencegah potensi bahaya terpeleset dan jatuh dapat dilakukan cara:
a) Membersihkan area dengan benar, membuang sampah yang tidak diperlukan,
membersihkan oili, air dari lantai
b) Memastikan bahwa pengaman peralatan sudah terpasang dengan benar
19
dengan cartridge
Body Harness Digunakan untuk
memindahkan pekerja apabila
terjadi kondisi darurat
20
Safety Helmet Untuk melindungi kepala
dari benturan atau kejatuhan
benda
21
2.7 Persyaratan Kesehatan Untuk Orang yang Bekerja di Ruang Terbatas
Bekerja di ruang terbatas dapat memberikan tekanan fisik dan psikologis. Hal
ini dikarenakan kualitas penerangan yang buruk dan ruangan yang sempit, dapat
menyebabkan gangguan penglihatan dan keseimbangan karena menurunnya fungsi
koordinasi dan peredaran darah yang tidak normal.
Pengurus wajib memastikan petugas yang bekerja di ruang terbatas dalam
keadaan sehat secara fisik dan dinyatakan oleh dokter pemeriksa kesehatan kerja bahwa
petugas tersebut tidak mempunyai riwayat (Direktorat Pengawasan Norma
Keselamatan Kesehatan Kerja, 2006) :
1. Sakit sawan atau epilepsi
2. Penyakit jantung atau gangguan jantung
3. Asma, bronchitis atau sesak napas apabila kelelahan
4. Gangguan pendengaran
5. Sakit kepala seperti migrain ataupun vertigo yang dapat menyebabkan disorientasi
6. Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya
7. Gangguan atau sakit tulang belakang
8. Kecacatan penglihatan permanen
9. Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan selama bekerja di ruang
terbatas
Menurut Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja (2006)
tips Aman Bekerja di Ruang Tertutup (Confined Space) Sebenarnya ada beberapa tips
aman mengenahi bekerja pada ruang terbatas antara lain:
a. Lakukan identifikasi bahaya sebelum melakukan pekerjaan di ruang tertutup.
b. Untuk pengendalian bahaya lakukan ijin kerja sebelum memasuki. Karena dengan
ijin kerja petugas safety akan membantu Anda dalam memverifikasi bahaya di ruang
tertutup yang kemungkinan akan kontak dengan Anda
c. Sebelum memasuki ruang tertutup Anda didampingi petugas safety wajib melakukan
pengukuran kadar gas berbahaya, seperti Phospin atau PH3 (gas racun dari
fumigasi), Karbon monoksida atau CO (Gas racun dari pembakaran tidak sempurna
Methana atau CH4 (gas yang mudah sekali terbakar atau meledak) dan kandungan
O2 di dalam ruang tertutup
d. Setelah diverifikasi kondisi lingkungan dalam kondisi aman, lakukan penguncian
sumber energi dengan metode lockout tagout (LOTO)
e. Penuhi dan pakai alat pelindung diri sesuai bahaya dan risiko yang diterima seperti:
masker, helm, sepatu, dan sarung tangan.
22
f. Untuk memperlancar ventilasi udara di ruang tertutup maka sediakan vetilasi
dengan blower, jika diperlukan.
g. Operator atau Supervisor atau section head harus mengetahui dan mempersiapkan
P3K atau tanggap darurat jika ada kondisi yang darurat.
h. Berikan pencahayaan yang cukup di dalam ruang tertutup. Karena ada beberapa
orang yang takut gelap (claustrophobia)
Ijin kegiatan seperti yang dimaksud berguna untuk mensahkan kegiatan dalam
ruang dengan ijin khusus wajib memuat (PT. JASAMARGA, 2010):
1. Ruang terbatas dengan ijin khusus yang akan dimasuki
2. Kegiatan yang dilangsungkan di dalamnya
3. Tanggal dan durasi kegiatan yang telah disahkan dalam ijin kegiatan
4. Nama pekerja yang bertugas sebagai petugas madya
5. Bahaya dari ruangan yang akan dimasuki
23
6. Langkah-langkah yang diambil untuk mengisolasi ruangan dan untuk menghilangkan
atau mengendalikan bahaya dari ruang terbatas dengan ijin khusus tersebut sebelum
dimulai kegiatan
7. Kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
8. Tim penyelamat dan tim tanggap darurat yang dapat dipanggil dan cara untuk
memanggilnya (seperti peralatan yang digunakan dan nomor yang dapat dihubungi)
9. Peralatan, seperti APD, peralatan pengujian, alat komunikasi, system alarm, alat-alat
penyelamatan yang harus disediakan seperti yang diatur dalam pedoman ini
24
Gambar 2.12 Pengujian terhadap atmosfir dalam ruang tertutup
Bila pekerja akan memasuki ruang terbatas atau tertutup untuk melakukan suatu
pekerjaan diperlukan alat-alat keselamatan APD (alat pelindung diri) sebagai berikut :
a. Respirator (alat bantu pernafasan) seperti: Gas masker atau Air supply system
b. Tali penyelamat
c. Sarung tangan
d. Sepatu karet
e. Topi keselamatan
f. Pelindung kepala dengan tali dagu.
g. Kacamata atau pelindung mata.
h. Pelindung telinga.
i. Senter yang aman secara intrinsik.
j. Baju Pelindung (pakaian pelindung)
k. ELSA, EEDB atau alat bantu bernafas lainnya.
l. Oksigen portable atau indikator gas.
25
Gambar 2.13 Perlengkapan ELSA yang digunakan
26
g. Sarana untuk mengangkat orang yang membutuhkan pertolongan, misalnya tandu
Gambar 2.14 tindakan penyelamatan yang dilakukan pada pekerja confined space
27
BAB III
PENUTUP
c.1 Kesimpulan
Ruang tertutup (confined space) merupakan ruang yang tidak cukup besar yang
kecil kemungkinannya orang untuk masuk ke dalamnya untuk melakukan pekerjaan
dan memiliki keterbatasan untuk keluar atau masuk. Ruang terbatas mempunyai tiga
karakteristik, yaitu mempunyai luas yang terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh pekerja
dapat masuk dan melakukan tugasnya, mempunyai keterbatasan pintu untuk masuk dan
keluar dan tidak didisain untuk pekerjaan yang terus menerus. Contoh dari ruang
terbatas (confined place) seperti confined space atau ruang terbatas seperti tangki
penyimpanan, bejana transpor, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis tangki lainnya.
Bahaya-bahaya yang berkaitan dengan ruang terbatas (confined space) adalah
Persyaratan kesehatan untuk orang yang bekerja di ruang terbatas adalah resiko serius
peledakan, kehilangan kesadaran yang disebabkan adanya gas, asap, uap, atau
minimnya oksigen, tenggelam karena naiknya permukaan air, sesak nafas/mati lemas
karena tidak dapat mencapai udara.
Persyaratan kesehatan untuk orang yang bekerja di ruang terbatas adalah
seseorang yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Dalam melakukan
penyelamatan atau bekerja pada ruang terbatas dibutuhkan sistem perijinan agar
nantinya dapat melakukan prosedur K3 dengan baik. Persiapan dan prosedur
penyelamatan di ruang terbatas memerlukan peralatan yang dibutuhkan serta teknik
penyelamatan yang baik. Maka diperlukan pengetahuan mengenai K3 dalam ruang
terbatas atau confined space agar terciptanya keselamatan pekerja dari bahaya yang
ada.
Daftar Pustaka
28
California Department of Education. 1998. Is It Safe To Enter a Confined Space.
California: Cal/OSHA Consultation Service.
Department of Consumer Business and Services. Tanpa Tahun. How to work safely
in a permitrequired confined space. OR-OSHA
http://wfbaskoro2011.blogspot.com/2012/06/mengenal-confined-space-
pengendalian.html diakses terakhir pada tanggal 8 September 2014
http://ergonomi-fit.blogspot.com/2012/11/penyelamatan-di-tempat-kerja-ruang.html
diakses terakhir pada tanggal 9 September 2014
http://riautrust.com/read-3407--safety-tak-standar-penyebab-kecelakaan-kerja-pt-
rapp.html diakses terakhir pada tanggal 9 September 2014
http://img.docstoccdn.com/thumb/orig/54222356.png diakses terakhir pada tanggal 9
September 2014
http://danarpradhipta.blogspot.com/2012/01/confined-space.html diakses terakhir pada
tanggal 10 September 2014
http://healthsafetyprotection.com/bahaya-confined-space/ diakses terakhir pada tanggan
10 September 2014
http://hr-interanekalestarikimia.blogspot.com/2012/09/pelatihan-confined-spaces.html
diakses terakhir pada tanggal 10 September 2014
OHSAS 18001:2007
PT Jasa Marga. 2010. Buku Saku Pedoman untuk Pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi. Jakarta: PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
29