Anda di halaman 1dari 2

Zat – zat yang terkandung didalam jambu biji adalah :

 Daun jambu biji menurut Kartasapoetra (1996), mengandung zat – zat


penyamak (Psiditanin) sekitar 9%, minyak atsiri berwarna kehijauan
yang mengandung eugenol0,4%, minyak lemak 6%, damat 3% dan
garam %. Psiditanin adalah tanin yang terdapat di dalam daun jambu
biji. Tanin adalah kumpulan senyawa organik amorf, bersifat asam,
berasa cepat, mengendapkan alkaloid dan glukosida.
 Menurut Nana Wildiana (2002), jambu biji mempunyai zat kimia yang
sebagaizat aktif adalah flavonoid, alkaloid, tanin, pektin, minyak atsiri,
tanin yang dapat digunakan sebagai anti bakteri, absorbent (pengelat
atau penetral racun), astringent (melapisi dinding mukosa racun), dan
antispasmolotik (kontraksi usus). Nana Wildiana (2002) menyatakan
bahwa zat aktif dalam daun jambu biji yang dapat mengobati diare
adalah tanin. Makin halus serbuk daunnya, makin tinggi kandungan
taninnya. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya antara
lain: Natsir (1986), hasil penelitian invitro terhadap kontraksi usus
dengan menggunakan usus marmot menunjukkan rebusan daun jambu
biji konsentrasi 5%, 10%, dan 20% dapat mengurangi kontraksi usus
halus. Sedangkan penelitian terhadap kemampuan rebusan daun jambu
biji dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia Coli dan
Staphylococcus aureus menunjukkan kadar terendah 2% dapat
menghambat Escherichia Coli. Semakin tinggi konsentrasi ekstra, maka
daya hambatnya semakin besar dan juga semakin lebar daerah hambat
yang terbentuk.
 Secara tradisional daun jambu biji digunakan untuk mengobati penyakit
– penyakit seperti diare, sariawan, luka darah, kencing manis,
keputihan, haid tidak lancar, anti radang, dan penghentian pendarahan
(hemostasti). Karena daun jambu biji dapat digunakan untuk
membunuh atau menghambat bakteri, maka daun jambu biji dapat
digolongkan sebagai zat antimikrobia.
Zat antimokrobia adalah zat yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikrobia.
 Jauh – jauh hari dari orang tau kita, kita diajarkan bahwa kandungan
daun jambu biji dapat mengobati diare dan disentri. Astrigent dalam
daun jambu biji bersifat alkasi dan mampu membunuh kuman penyebab
diare dan disentri. Tidak sampai disitu saja, masyarakat bali
memanfaatkan kandungan daun jambu biji sebagai obat memar karena
kandungan steroid sebagai bahan anti – inflamasi ( anti – radang) yang
dimilikinya. Kandungan daun jambu biji yang lain yakni anti oksidan,
merupakan bahan bersifat protektif terhadap sel. Meskipun
kemampuannya lebih rendah dari vitamin E tetapi jangan lupa bahwa
daun jambu biji memiliki kandungan lain yang bermanfaat seperti
dibawah ini :
1) Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon
yang umumnya terbesar didunia tumbuhan.
2) Quercetin adalah zat sejenis flavonoid yang ditemukan dalam
buah – buahan, sayuran, daun dan biji – bijian. Hal ini juga
dapat digunakan sebagai bahan dalam suplemen, makanan atau
minuman.
3) Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam
tumbuhan. Sapoin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga
ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk
buih yang dapat bertahan lama.
4) Manyik atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric
oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak arometik
(aromatik oil) adalah kelompok besar minyak nabati yang
terwujud cairan kental pada suhu namun mudah menguap
sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri adalah
bahan dasar wangi – wangin atau minyak gosok (untuk
pengobatan) alami. Didalam peradang hasil sulingan (destilasi)
minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
5) Tanin merupakan substansi yang tersebar laus dalam tanaman
dan digunakan sebagai dalam proses metabolisme dalam bentuk
oksidasi, tanin juga sebagai sumber asam pada buah.
6) Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa nitrogen yang
kebanyakan heterosiklik dan terdapat ditumbuhan ( tetapi ini
tidak mengecualikan senyawa hewan yang berasal dari hewan.

Anda mungkin juga menyukai