Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN IBU HAMIL DAN KADER MENGENAI IBU


HAMIL RISIKO TINGGI DI WILAYAH KELURAHAN LINGKAS UJUNG DAN
PAMUSIAN, KOTA TARAKAN

Disusun oleh:
dr. Jessica
dr. Tia Syalita
dr. Adam Fathony
dr. Eko Saputra Purba
dr. Fariz Rahmat
dr. Alvin Marthin

Pembimbing:
dr.Erna Mayasanti

DOKTER INTERNSIP
PUSKESMAS GUNUNG LINGKAS
NOVEMBER 2017 – MARET 2018
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang
buruk apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan produksi, rendahnya status sosial ekonomi dan
Pendidikan yang rendah merupakan sebagian faktor penyebab kematian ibu dan bayi.
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera
setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%),
dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab kematian tidak langsung adalah Kurang Energi Kronik
(KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%)
Berdasarkan data dari Puskesmas Gunung Lingkas tahun 2017, kasus kehamilan yang
berkomplikasi di Kelurahan Lingkas Ujung sebanyak 39 kasus. Dengan rincian kasus
perdarahan sebanyak 6 kasus (15%), Pre/eklamsia 9 kasus ( 23%), Infeksi 13 kasus (33%),
Partus lama 5 kasus (13%) dan Abortus 6 kasus (15%). Sedangkan di Kelurahan Pamusian
kasus perdarahan sebanyak 1 kasus (4%), Pre/eklamsia 5 kasus (19%), Infeksi 11 kasus (42%),
Partus lama 6 kasus ( 23%) dan Abortus 3 kasus (12%).
Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal
care) yang memadai. Antenatal Care ( ANC) sebagai salah satu upaya penapisan awal dari
faktor resiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama
kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan
juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Pada tahun 2017
angka cakupan K1 sekitar 78% dan K4 72%,jadi terdapat defisit 6% dari kunjungan ibu hamil
yang tidak diketahui penyebabnya. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kepedulian ibu hamil
untuk memeriksakan kesehatannya dan janin sehingga resiko dalam kehamilan dapat dihindari.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat pengetahuan ibu kader dan ibu hamil mengenai kehamilan resiko
tinggi di wilayah kelurahan Lingkas Ujung dan Kampung Satu?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kesadaran ibu kader dan ibu hamil
mengenai kehamilan resiko tinggi di wilayah kelurahan Lingkas Ujung dan Kampung Satu

2. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di kelurahan Lingkas Ujung dan Kampung
Satu.
1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeteksi ibu hamil yang masuk dalam golongan kehamilan resiko tinggi
di wilayah kelurahan Lingkas Ujung dan Kampung Satu
2. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan kader dan ibu hamil mengenai
kehamilan resiko tinggi di wilayah kelurahan Lingkas Ujung dan Kampung Satu

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang tingkat
pengetahuan kader dan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi

2. Bagi Peneliti Lain


Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
tentang pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi.

3. Bagi Puskesmas Teladan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kebijakan dalam usaha promosi
kesehatan khususnya pada ibu hamil khususnya yang beresiko tinggi

4. Bagi Ilmu Pengeahuan


Memberi masukan yang bermanfaat bagi ilmu kedokteran khususnya ilmu
Kebidanan dan Kandungan dengan memberi tambahan data tentang Kehamilan
Resiko Tinggi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Kehamilan Risiko Tinggi

Definisi

Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan
komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya
selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan
persalinan dan nifas normal.

Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi

Alat screening / deteksi dini risiko ibu hamil salah satunya berupa Kartu Skor Poedji
Rochjati. Format kartu skor disusun dengan format kombinasi antara daftar tilik dan sistem
skor. Tenaga kesehatan maupun non kesehatan PKK (termasuk ibu hamil, suami dan
keluarganya) mendapat pelatihan agar dapat menggunakan dan mengisi daftar tilik dari faktor
risiko tersebut .

Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang memiliki
risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun janin) akan terjadinya penyakit atau
kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk
angka yang disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko atau
bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok:

1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2.


2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥12 (Rochjati
Poedji, 2003: 27-28).
Batasan Faktor Risiko

A. Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO (kehamilan yang perlu diwaspadai)

Primi muda

Pada Ibu hamil pertama yang berumur ≤ 16 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh
mencapai ukuran dewasa sehingga keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan
diiragukan. Selain itu mental ibu belum cukup dewasa.

Bahaya yang mungkin terjadi antara lain:

a) Bayi lahir belum cukup umur

b) Perdarahan bisa terjadi sebelum bayi lahir


c) Perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir. (Poedji Rochjati, 2003).

Primi tua

1. Lama perkawinan ≥ 4 tahun

2. Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan perkawinan biasa:

a. Suami istri tinggal serumah

b. Suami atau istri tidak sering keluar kota

c. Tidak memakai alat kontrasepsi (KB)

3. Bahaya yang terjadi pada primi tua:

a. Selama hamil dapat timbul masalah lain oleh karena kehamilannya, misalnya pre-
eklamsia.

b. Persalinan tidak lancar. (Poedji Rochjati, 2003).

Pada umur ibu ≥ 35 tahun

a) Ibu yang hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi penyakit
pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Terdapat resiko ibu
hamil melahirkan anak yang cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan.

Bahaya yang terjadi antara lain:

a. Hipertensi / tekanan darah tinggi

b. Pre-eklamsia

c. Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan

d. Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat
lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.

e. Perdarahan setelah bayi lahir

f. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr. (Poedji Rochjati, 2003).

b) Usia ibu hamil 35 tahun ke atas dapat berisiko mengalami kelainan-kelainan antara lain:

a. Frekuensi mola hidantidosa pada kehamilan yang terjadi pada

awal atau akhir usia subur relatif lebih tinggi. Efek paling berat dijumpai pada wanita
berusia lebih dari 45 tahun.

b. Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat 26% pada mereka yang
usianya lebih dari 45 tahun
c. Wanita bukan kulit putih berusia 35 sampai 44 tahun lima kali lebih mungkin
mengalami kehamilan ektopik daripada wanita kulit putih berusia 15 sampai 24 tahun

d. Risiko non disfungsi meningkat seiring dengan usia ibu. Oosit tertahan dalam
midprofase dari miosis 1 sejak lahir sampai ovulasi, penuaan diperkirakan merusak
kiasma yang menjaga agar pasangan kromosom tetap menyatu. Apabila miosis
dilanjutkan sampai selesai pada waktu ovulasi, nondisjungsi menyebabkan salah satu
gamet anak mendapat dua salinan dari kromosom yang bersangkutan, sehingga
terbentuk trisomi, anak lahir dengan cacat bawaan sindrom down. (F. Garry C, add all,
2001)

Anak terkecil < 2 tahun

Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan
fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain
itu anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang dapat terjadi:

a) Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah

b) Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu

c) Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr. (Poedji Rochjati,2003).

Primi tua sekunder

Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam kehamilan dan persalinan
ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada:

a) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi

b) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.

c) Bahaya yang dapat terjadi:

a. Persalinan dapat berjalan tidak lancar

b. Perdarahan pasca persalinan

c. Penyakit ibu: Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan lain lain. (Poedji
Rochjati, 2003).

Grande multi

Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan maka
kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:

a) Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi

b) Kekendoran pada dinding perut

c) Tampak ibu dengan perut menggantung


d) Kekendoran dinding Rahim

e) Bahaya yang dapat terjadi:

a. Kelainan letak, persalinan letak lintang

b. Robekan rahim pada kelainan letak lintang

c. Persalinan lama

d. Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).

f) Pada grandemultipara bisa menyebabkan:

a. Solusio plasenta

b. Plasenta previa. (F. Garry C, add all, 2001)

Umur 35 tahun atau lebih

Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan
didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi:

a) Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia

b) Ketuban pecah dini

c) Persalinan tidak lancar / macet

d) Perdarahan setelah bayi lahir. (Poedji Rochjati, 2003).

Tinggi badan 145 cm atau kurang

Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini:

a) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu dan
besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang
terjadi:

a. Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin /kepala tidak
besar.

b. Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar

b) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati dalam
waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.

c) Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup bulan, dan berat
badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi: persalinan berjalan tidak
lancar, bayi sukar lahir, dalam bahaya.Kebutuhan pertolongan medik : persalinan
operasi sesar. (Poedji Rochjati, 2003).

Riwayat obstetrik jelek (ROJ), Dapat terjadi pada ibu hamil dengan:

a) Kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama mengalami:

a. Keguguran

b. Lahir belum cukup bulan

c. Lahir mati

d. Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari

b) Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami keguguran ≥ 2
kali

c) Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan

d) Bahaya yang dapat terjadi:

a. Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda


pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang.

b. Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya:


Diabetes mellitus, radang saluran kencing, dll. (Poedji Rochjati, 2003).

e) Persalinan yang lalu dengan tindakan

a) Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau
pervaginam:

b) Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi:

a. Robekan / perlukaan jalan lahir

b. Perdarahan pasca persalinan

c) Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan
menggunakan tangan. Bahaya yang dapat terjadi:

a. Radang, bila tangan penolong tidak steril

b. Perforasi, bila jari si penolong menembus Rahim

c. Perdarahan

d) Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu
mengalami perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc, sehingga
ibu menjadi syok dan membutuhkan infus, serta transfuse darah. (Poedji
Rochjati, 2003).

Bekas operasi sesar

Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu pada
dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan rahim : kematian
janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi. (Poedji Rochjati, 2003).

B. Ada Gawat Obstetri / AGO (tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas)

Penyakit pada ibu hamil

a) Anemia (kurang darah)

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 g%
pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5g% pada trimester 2. Hipoksia akibat anemia dapat
menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi perdarahan.
Bagi hasil konsepsi, anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik, seperti:

- Kematian mudigah

- Kematian perinatal

- Prematuritas

- Dapat Terjadi cacat bawaan

- Cadangan besi kurang. (Abdul Bari S., 2002)

Keluhan yang dirasakan ibu hamil:

- Lemah badan, lesu, lekas lelah

- Mata berkunang-kunang

- Jantung berdebar

Dari inspeksi didapatkan keadaan ibu hamil:

- Pucat pada muka

- Pucat pada kelopak mata, lidah dan telapak tangan.

Dari hasil Laboratorium:

- Kadar Hb < 11 gr%

Pengaruh anemia pada kehamilan:

- Menurunkan daya tahan ibu hamil, sehingga ibu mudah sakit


- Menghambat pertumbuhan janin, sehingga janin lahir dengan berat badan lahir rendah

-Persalinan premature

Bahaya yang dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hb < 6 gr%):

- Kematian janin mati

- Persalinan prematur, pada kehamilan < 37 minggu

- Persalinan lama

- Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).

b) Malaria

Keluhan yang dirasakan ibu hamil, adalah:

- Panas tinggi

- Menggigil, keluar keringat

- Sakit kepala

- Muntah-muntah

Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan mengganggu
ibu hamil dan kehamilannya.

Bahaya yang dapat terjadi:

- Abortus

- IUFD

- Persalinan premature. (Poedji Rochjati, 2003).

c) Tuberculosa paru

Keluhan yang dirasakan:

- Batuk lama tak sembuh-sembuh

- Tidak suka makan

- Badan lemah dan semakin kurus

- Batuk darah

Bahaya yang dapat terjadi:

- Keguguran
- Bayi lahir belum cukup umur

- Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).

d) Payah jantung

Keluhan yang dirasakan:

- Sesak napas

- Jantung berdebar

- Dada terasa berat, kadang-kadang nyeri

- Nadi cepat

- Kaki bengkak

Bahaya yang dapat terjadi:

- Payah jantung bertambah berat

- Kelahiran premature

- Dalam persalinan:

BBLR dan Bayi dapat lahir mati. (Poedji Rochjati, 2003). Penyakit jantung memberi pengaruh
tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan
sianosis, hasil konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh
abortus.(Abdul Bari S., 2002)

e) Diabetes mellitus

Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:

- Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar

- Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu-minggu


terakhir

- Ditemukan glukosa dalam air seni (Glikosuria)

Bahaya yang dapat terjadi:

- Persalinan premature

- Hydramnion

- Kelainan bawaan

- Makrosomia
- Kematian janin dalam kandungan sesudah kehamilan minggu ke-36

- Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7 hari). (Poedji Rochjati,
2003).

Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai berikut:

- Pre-eklamsia

- Kelainan letak janin

- Insufisiensi plasenta

Diabetes sebagai penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan ialah:

- Inersia uteri dan atonia uteri

- Distosia bahu karena anak besar

- Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio sesarea

- Lebih mudah terjadi infeksi

- Angka kematian maternal lebih tinggi

Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, dan

menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinea maupun luka

episiotomi. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)

f) HIV / AIDS (PMS)

Bahaya yang dapat terjadi:

- Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah

terkena infeksi

- Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada

kehamilan adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat lahir

rendah, serta peningkatan risiko premature

- Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI. (Poedji

Rochjati, 2003).

g) Toksoplasmosis

Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak,


yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi.

Bahaya yang dapat terjadi:

- Infeksi pada kehamilan muda menyebabkan abortus

- Infeksi pada kehamilan lanjut menyebabkan kelainan kongenital,

hidrosefalus. (Poedji Rochjati, 2003).

2) Bengkak pada Muka/wajah dan tekanan darah tinggi

a) Tanda-tanda:

- Edema pada tungkai, muka, karena penumpukan cairan disela-sela

jaringan tubuh

- Tekanan darah tinggi

- Dalam urin terdapat Proteinuria

- Sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6 bulan ke

atas mungkin masih normal karena tungkai banyak di gantung atau

kekurangan Vitamin B1. tetapi bengkak pada muka, tangan disertai

dengan naiknya tekanan darah sedikit, berarti ada Pre-Eklamsia ringan.

b) Bahaya bagi janin dan ibu:

- Menyebabkan gangguan pertumbuhan janin

- Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).

3) Hamil kembar

Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan

dan persalinan membawa risiko bagi janin dan ibu.

Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam

rahim. Rahim ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan

keluhan-keluhan

a. Sesak napas

b. Edema kedua bibir kemaluan dan tungkai

c. Varises
d. Hemorrhoid

Bahaya yang dapat terjadi:

a. Keracunan kehamilan

b. Hidramnion

c. Anemia

d. Persalinan premature

e. Kelainan letak

f. Persalinan sukar

g. Perdarahan saat persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).

Pengaruh terhadap ibu:

a. Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia

dan defisiensi zat-zat lainnya.

b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar

c. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering

d. Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta

terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva.

Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta

sesudah anak pertama lahir.

Pengaruh terhadap Janin:

a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada

kehamilan kembar : 25% pada gemeli, 50% pada triplet, dan 75% pada

quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi

kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.

b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka

kematian bayi kedua tinggi.

c. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka

kematian janin. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)


4) Hidramnion / Hamil kembar air

Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak

dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter. Walau etiologi belum jelas, namun

ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hidramnion, antara lain:

a. Penyakit jantung

b. Nefritis

c. Edema umum (anasarka)

d. Anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina bifida, atresia

atau striktur esophagus, hidrosefalus, dan struma blocking oesophagus.

(Rustam M., 2002)

Kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2 liter, dan biasanya nampak

pada trimester III, dapat terjadi perlahan-lahan atau sangat cepat.

Keluhan-keluhan yang dirasakan:

a. Sesak napas

b. Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan amnion > 2 liter

c. Edema labia mayor, dan tungkai

Bahaya yang dapat terjadi:

a. Keracunan kehamilan

b. Cacat bawaan pada bayi

c. Kelainan letak

d. Persalinan premature

e. Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).

5) Janin mati dalam Rahim (IUFD)

a) Keluhan-keluhan yang dirasakan:

a. Tidak terasa gerakan janin

b. Perut terasa mengecil

c. Payudara mengecil
Pada kehamilan normal gerakan janin dapat dirasakan pada umur

kehamilan 4-5 bulan. Bila gerakan janin berkurang, melemah, atau tidak

bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan janin mungkin terancam.

Dari keluhan ibu dapat dilakukan pemeriksaan:

a. DJJ tidak terdengar

b. Hasil tes kehamilan negative

c) Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam rahim, yaitu:

Gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan-jaringan mati yang

masuk ke dalam darah ibu. (Poedji Rochjati, 2003).

6) Hamil serotinus / Hamil lebih bulan

Ibu dengan umur kehamilan ≥ 42 minggu. Dalam keadaan ini, fungsi dari

jaringan uri dan pembuluh darah menurun. Dampak tidak baik bagi janin:

a) Janin mengecil

b) Kulit janin mengkerut

c) Lahir dengan berat badan rendah

d) Janin dalam rahim dapat mati mendadak. (Poedji Rochjati, 2003).

7) Letak sungsang

Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam rahim

dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah.

Bahaya yang dapat terjadi:

a. Bayi lahir bebang putih yaitu gawat napas yang berat

b. Bayi dapat mati. (Poedji Rochjati, 2003).

8) Letak lintang

Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua

(hamil 8-9 bulan): kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi

letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin
melintang terhadap sumbu tubuh ibu.

Pada janin letak lintang baru mati dalam proses persalinan, bayi dapat

dilahirkan dengan alat melalui jalan lahir biasa. Sedangkan pada janin kecil dan

sudah beberapa waktu mati masih ada kemungkinan dapat lahir secara biasa.

Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan

yang tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi Robekan rahim, dan

akibatnya:

Bahaya bagi ibu:

a. Perdarahan yang mengakibatkan anemia berat

b. Infeksi

c. Ibu syok dan dapat mati

Bahaya bagi janin:

a. Janin mati. (Poedji Rochjati, 2003).

Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)

a. Perdarahan pada saat kehamilan

Perdarahan antepartum (Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan

terjadi sebelum kelahiran bayi). Tiap perdarahan keluar dari liang senggama

pada ibu hamil setelah 28 minggu, disebut perdarahan antepartum. Perdarahan

antepartum harus dapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya

yang dapat mengancam nyawa ibu dan atau janinnya, perdarahan dapat

keluar:

a) Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita anemia berat

b) Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan

darah menurun.

c) Perdarahan dapat terjadi pada:

- Plasenta Previa plasenta melekat dibawah rahim dan menutupi

sebagian / seluruh mulut rahim.


- Solusio Plasenta: Plasenta sebagian atau seluruhnya lepas dari

tempatnya. Biasanya disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan

darah tinggi atau pre-eklamsia, maka terjadi perdarahan pada tempat

melekat plasenta. Akibat perdarahan, dapat menyebabkan adanya

penumpukan darah beku dibelakang plasenta.

d) Bahaya yang dapat terjadi:

Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan

Dapat membahayakan ibu:

- Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok

- Ibu dapat meninggal

b. Pre-Eklamsia berat / Eklamsia

Pre-eklamsi berat terjadi bila ibu dengan pre-eklamsia ringan tidak

dirawat, ditangani dengan benar. Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani

dengan benar akan terjadi kejang-kejang, menjadi eklamsia. Pada waktu

kejang, sudip lidah dimasukkan ke dalam mulut ibu diantara kedua rahang,

supaya lidah tidak tergigit.

Tanda-Tanda Kehamilan Risiko Tinggi

1. Keguguran
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut,
cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.

2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim
yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga
dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur ibu yang belum 20 tahun.
Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan,
pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) yang
kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu cacat bawaan juga di sebabkan
karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan
minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya
sendiri. Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat
kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat
bawaan.
3. Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan
terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

4. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi


Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Lama kelamaan
seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

5. Keracunan Kehamilan (Gestosis).


Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia.
Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan
kematian.

6. Kematian ibu yang tinggi.


Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi (Rochyati, P., 2011)

Penanganan / Penatalaksanaan Kehamilan Berisiko tinggi


a. Lebih banyak mengunjungi dokter dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki
risiko tinggi. Tekanan darah anda akan diperiksa secara teratur, dan urin anda akan dites
untuk melihat kandungan protein dalam urin (tanda preeclampsia) dan infeksi pada
saluran kencing.
b. Tes genetik mungkin dilakukan bila anda berusia diatas 35 tahun atau pernah
memiliki masalah genetik pada kehamilan sebelumnya. Dokter akan meresepkan obat-
obatan yang mungkin anda butuhkan, seperti obat diabetes, asma, atau tekanan darah
tinggi.
c. Kunjungi dokter secara rutin
d. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu dan produk olahannya, buah-
buahan, dan sayur-sayuran.
e. Minum obat-obatan, zat besi, atau vitamin yang diresepkan dokter. Jangan minum
obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.
f. Minum asam folat setiap hari. Minum asam folat sebelum dan selama masa awal
kehamilan mengurangi kemungkinan bayi lahir dengan gangguang saraf/otak maupun
cacat bawaan lainnya.
g. Ikuti instruksi dokter dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
h. Berhenti merokok dan jauhkan diri dari asap rokok
i. Berhenti minum alkohol
j. Menjaga jarak dari orang-orang yang sedang terkena flu atau infeksi lainnya
(Wulandari, 2011)

Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi


Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan
yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan
menurut Kusmiyati (2011), antara lain:
1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x
kunjungan selama masa kehamilan yaitu:
a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama).
b. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat
sampai bulan keenam).
c. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai bulan
kesembilan).
2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan
dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan
intensif 4. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil
dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit
yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.

5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:


a. Berdekatan dengan penderita penyakit menular.
b. Asap rokok dan jangan merokok.
c. Makanan dan minuman beralkohol.
d. Pekerjaan berat.
e. Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan.
f. Pemijatan/urut perut selama hamil.
g . Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.
6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai
penyakit apa saja pada ibu hamil.
7. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa,
Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah atau
swasta. Cara mencegah kehamilan risiko tinggi yaitu tidak melahirkan pada
umur kurang dari 20 tahun / lebih dari 35 tahun, Hindari jarak kelahiran terlalu
dekat / kurang dari 2 tahun, rencanakan jumlah anak 2 orang saja, memeriksa
kehamilan secara teratur pada tenaga kesehatan seperti posyandu, puskesmas,
rumah sakit, memakan makanan yang bergizi.
II.2 Profil Puskesmas

A. GAMBARAN UMUM
1. Letak Geografis dan Administratif dan Batas Wilayah
Puskesmas Gunung Lingkas mencakup 4 (empat) kelurahan sebagai wilayah
kerjanya yaitu: Kelurahan Gunung Lingkas, Kelurahan Lingkas Ujung, Pamusian dan
Kampung I / SKIP. Secara administratif wilayah kerja Puskesmas Gunung Lingkas
termasuk dalam wilayah Kecamatan Tarakan Timur.
Luas wilayah yang menjadi wilayah cakupan Puskesmas Gunung Lingkas yaitu
Kelurahan Gunung Lingkas dengan luas 3,19 km² dengan jumlah RT 18, Kelurahan
Lingkas Ujung dengan luas 1,16 km² dengan jumlah RT 16 , Kelurahan Pamusian
dengan luas 2, 54 km² dengan jumlah RT 31 dan Kelurahan Kampung I / SKIP dengan
luas 4,35 km² dengan jumlah RT 21.
Secara rinci gambaran umum wilayah kerja Puskesmas Gunung Lingkas dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah
Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2016

Rata-rata
Luas Jumlah
Jumlah Jiwa/
No Kelurahan Wilayah Kepala
Penduduk Rumah
(km²) Keluarga
Tangga

1. Gunung Lingkas 10009 3,19 km2 1904 4

Lingkas
2. 14339 1,16 km 2 2372 4
Ujung
3. Pamusian 17090 2,54 km 13766 4
Kampung I /
4. 10750 50,61 km 6085 4
SKIP
Total 52188 57,5 km2 24127 4
Sumber : BPS Kota Tarakan

2. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gunung Lingkas tahun 2016
menurut data BPS yaitu 52.188 jiwa dengan distribusi 10009 jiwa di Kelurahan Gunung
Lingkas, 14339 jiwa bermukim di Kelurahan Lingkas Ujung, 17090 Jiwa bermukim di
kelurahan Pamusian dan 10750 bermukim di SKIP / Kampung Satu. Secara rinci
gambaran jumlah penduduk menurut kelompok wilayah kerja Puskesmas Gunung
Lingkas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Puskesmas Gunung
Lingkas Tahun 2016

10- 15- 20- 25- 30- 35- 40- 45- 50- 55- 60- 65- 70-
0-4 5-9
No Kelurahan 14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74
th th
th th th th th th th th th th th th th
Gunung
1. 517 465 392 413 465 552 494 438 303 262 189 132 75 37
Lingkas 330
Lingkas
2. 471 750 683 594 647 723 743 829 584 504 318 225 152 127 74
Ujung

3. Pamusian 542 809 755 675 763 793 860 858 650 559 426 346 259 179 82

Kampung
3. 381 593 541 505 471 488 484 523 492 411 293 206 151 90 39
Satu

Total 1724 2669 2444 2166 2294 2469 2639 2704 2164 1777 1299 966 694 471 232

Sumber : BPS Kota Tarakan

Tabel 3. Jumlah Kelahiran Puskesmas Gunung Lingkas Tahun 2016

No Indikator Jumlah Kelahiran

1. Puskesmas Gunung Lingkas 343


Sumber : SP2TP

3. Kondisi Sosial Ekonomi


Wilayah kerja Puskesmas Gunung Lingkas sebagian terdiri atas wilayah pesisir
terutama di wilayah Kelurahan Lingkas Ujung. Penduduk diwilayah pesisir sebagaian
besar adalah pekerja dalam sektor pertambakan. Selain itu mata pencarian lain
penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Gunung Lingkas adalah bergerak dalam
bidang jasa perdagangan, pegawai negeri sipil serta karyawan swasta.
4. Lingkungan Dan Sosial Budaya
a. Pendidikan
Sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Gunung Lingkas terdiri dari 11
(Sebelas) PAUD, 14 (Empat Belas) Taman Kanak-kanak, 14 (Empat Belas) Sekolah
Dasar, dan 8 (Delapan) Sekolah Menengah Pertamadan 7 (Tujuh) Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas. Selain itu juga terdapat sarana pendidikan keagamaan yaitu Pesantren
yang terletak di wilayah Kelurahan Gunung Lingkas.
b. Agama
Masyarakat Kota Tarakan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Gunung
Lingkas mayoritas beragama Islam dan yang lainnya beragama Katolik, Protestan,
Budha dan Hindu.
B. DERAJAT KESEHATAN
1. Angka Kesakitan
Sebagai salah satu indikator derajat kesehatan, angka kesakitan (morbiditas)
menunjukkan pola penyebaran penyakit dan tingkat ketanggapan petugas kesehatan
khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam penanganan kejadian atau kasus
penyakit yang terjadi.

C. UPAYA KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan
a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
Tabel 16. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Puskesmas Gunung Lingkas
Tahun 2016

NO. Indikator Target Pencapaian

1. Cakupan K1 74% 74,96%


2. Cakupan K4 74% 69,90%
Cakupan Pertolongan Persalinan 77% 69,8%
3.
oleh Nakes (PN)
Sumber : Program KIA Puskesmas Gunung Lingkas

Cakupan kunjungan ibu hamil, Persalinan di tolong tenaga Kesehatan, dan


pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ada yang belum mencapai target. Beberapa hal yang
dilakukan oleh petugas puskesmas gunung lingkas untuk meningkatkan pencapaian
indicator tersebut Yaitu

1. Kegiatan Home care


2. Kegiatan Home care bufas dan Neonatus ( KN2,KN3 dan KF2,KF3)
3. Kelas Ibu Hamil
4. Pemantauan bumil resti D.O

Tabel 17. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF 3), Cakupan Kunjungan
Neonatal (KN I), dan Cakupan Pelayanan Neonatal (KN Lengkap)
Puskesmas Gunung Lingkas Tahun 2016
No Indikator Target Pencapaian
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF 3) 77% 61,0%
1.
Cakupan Kunjungan Neonatal (KN 78% 72,5%
2.
1)
Cakupan Pelayanan Neonatal (KN 78% 61,0%
3. Lengkap)
Sumber : Program KIA Puskesmas Gunung Lingkas

Pada tahun 2016 indikator cakupan pelayanan ibu Nifas, kunjungan


Neonatal dan pelayanan Neonatal (KN Lengkap) semuanya belum mencapai target
beberapa hal yang di lakukan oleh petugas untuk menaikkan cakupan yaitu
1. Melakukan penyuluhan pada saat home care ibu hamil dan ibu nifas
2. Kerjasama dengan lintas sektor terkait dengan tidak berkunjungnya IBu
Nifas untuk melakukan kontrol hari ke 28 - 42 Hari
Tabel 18. Proporsi Peserta KB Puskesmas Gunung Lingkas Tahun 2016

No Indikator Target Pencapaian

1. Presentase Ibu Hamil mendapat 85% 69,46%


90 tablet (Fe) tambah darah

Sumber : Program Gizi Puskesmas Gunung Lingkas

Cakupan Ibu hamil mendapat 90 tablet (Fe) tambah darah belum mencapai target hal ini
dikarenakan Terdapat beberapa wilayah RT yang cukup jauh dari Lokasi pelayanan kesehatan,
Sasaran yang tinggi, tidak sesuai dengan data yang rill, masih kurang kerjasam lintas sector.

b. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


Tabel 19. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Puskesmas Gunung Lingkas Tahun 2016
No Indikator Target Persentase
1. Berat Bayi Lahir Rendah 7,5% 7,39%
(BBLR)
Sumber : Program KIA Puskesmas Gunung Lingkas

Kasus BBLR Masuk dalam Indikator Negatif Yaitu dimana Pencapain harus
lebih rendah dari target. Untuk Puskesmas Gunung Lingkas capaian program BBLR
sudah baik. Hal ini dikarenakan petugas melakukan beberapa upaya yaitu :
1. Penyuluhat kepada ibu Hamil
2. Memberikan KIE kepada Bumil
3. Rujuk Ke poli Gizi yang memiliki HB rendah
c. Cakupan Kunjungan Bayi dan Neonatus

d. Cakupan Pemberian A
e. SI Eksklusif
Tabel 20. Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif
Puskesmas Gunung Lingkas Tahun 2015
No Indikator Target Pencapaian
1. Bayi ASI Eksklusif 39 % 66,8 %
Sumber : Program Gizi Puskesmas Gunung Lingkas
Indicator Pencapaian Asi Ekslusif sebesar 66,8% sudah mencapai target
39% hal ini dikarenakan pemegang program dengan giat melakukan upaya – upaya
untuk meningkatkan capaian program diantaranya yaitu melakukan penyuluhan
akan pentingnya ASi Eksklusif

f. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi


Tabel 21. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Puskesmas Gunung Lingkas Tahun 2016
No Indikator Target Pencapaian
1. Cakupan Kunjungan Bayi 60% 46%
2. Cakupan Pelayanan Balita 60% 97,21%
Sumber : Program KIA Puskesmas Gunung Lingkas

Dari target sebanyak 60% hanya mencapai 46 % indikator kunjungan bayi belum mencapai
target karena kriteria perhitungan yang tidak lengkap dan sebagian besar ibu tidak membawa
bayi untuk menimbang di Posyandu, sedangkan Cakupan Pelayanan Balita sudah mencapai
target yaitu 97,21% dari target 60%. Petugas melakukan upaya – upaya dalam menaikkan
cakupan pelayanan balita yaitu Melakukan Sweeping dan memberikan KIE kepada ibu nifas
untuk melakukan kunjungan ke Posyandu atau ke Puskesmas Pada saat Kontak Pertama.

2. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan


a. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 28. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap

No Jenis Kelamin Jumlah Kunjungan

1. Rawat Jalan 59.313


2. Rawat Inap 343

di Puskesmas Gunung Lingkas Tahun 2016

Sumber : SP2TP Puskesmas Gunung Lingkas

Jumlah kunjungan rawat Jalan di Puskesmas Gunung Lingkas adalah pasien


yang sakit dan yang sehat yang membuat Surat Kesehatan Dokter (SKD) dan
berasal dari dalam wilayah puskesmas dan luar wilayah puskesmas gunung lingkas
yang menggunakan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maupun yang tidak
menggunakan kartu jaminan kesehatan (Pasien Umum). Data untuk rawat inap
adalah data ibu hamil yang melahirkan di Puskesmas Gunung Lingkas.

3. Keadaan Lingkungan
a. Persentase Institusi kesehatan Ber-PHBS

Tabel 29. Persentase Puskesmas sebagai model institusi kesehatan yang (Ber-
PHBS) Puskesmas Gunung Lingkas Tahun 2016

No Indikator Target Pencapaian


Puskesmas sebagai model institusi
1. kesehatan yang ber PHBS :

1. Puskesmas bebas asap rokok 7 100%

2. Lingkungan bersih 7 100%

3. Bebas jentik 7 100%

4. Persalinan di tolong nakes 7 100%

5. Penimbangan Balita 7 100%


Sumber : PKP Puskesmas Gunung Lingkas

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Puskesmas sebagai model institusi kesehatan
yang ber – PHBS sudah 100% hal ini dikarenakan kerjasama antara pemegang program
dengan seluruh staf

BAB III

METODOLOGI

III. 1 Desain Penelitian


Desain penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian ini akan memberikan
perlakuan (intervensi) terhadap kelompok eksperimen, yaitu memberikan penyuluhan
kepada kader mengenai ibu hamil resiko tinggi.

III. 2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di 2 kelurahan yaitu kelurahan Pamusian dan Lingkas
Ujung dalam rentang waktu 30 hari terhitung dari tanggal 5 Februari 2017 – 6 Maret
2017.

III. 3 Subyek Penelitian


Subyek penelitian adalah kader dan ibu hamil di kelurahan Pamusian dan Lingkas
Ujung ,Tarakan Tengah.

III. 4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


III. 4. 1 Kriteria Inklusi
Semua kader dan ibu hamil di kelurahan Pamusian dan Lingkas Ujung

III.4. 2 Kriteria Eksklusi


Ibu hamil yang berdomisili di kelurahan Pamusian dan Lingkas Ujung tapi tidak
berada di rumah saat dikunjungi.

III.5. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Mengambil data angka jumlah ibu hamil di wilayah kelurahan Pamusian dan
Lingkas Ujung
b. Mengambil data melalui wawancara dan pemeriksaan fisik secara langsung
menggunakan kuesioner kepada ibu hamil di wilayah kelurahan Pamusian dan
Lingkas Ujung

III. 6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa Karu Skor Poedji Rochjati, yang digunakan untuk data
kualitatif menggunakan berbagai indicator untuk mendeteksi ibu hamil dengan risiko tinggi
pada kelurahan Lingkas Ujung dan Pamusian.

BAB IV

HASIL

Kegiatan Penyuluhan Kehamilan dan Kehamilan Resiko Tinggi berhasil dilaksanakan


tanpa kendala berarti dan mencapai tujuan yang diinginkan yakni memberikan informasi
kepada kader, mengenai pentingnya dan tujuan pemeriksaan kehamilan secara rutin, tanda-
tanda kehamilan resiko tinggi, dan anemia pada kehamilan.

Penyuluhan dimulai dengan perkenalan dilanjutkan dengan penyampaian materi sesuai dengan
yang telah disiapkan oleh dokter internsip Puskesmas Gunung Lingkas . Pada saat pemberian
materi, untuk mengurangi kebosanan tidak lupa diselingi dengan beberapa diskusi grup yang
membangkitkan rasa ingin tahu peserta sekaligus agar pemberi penyuluhan mengetahui tingkat
pengetahuna peserta. Acara diakhiri dengan penutupan pada

Indikator Keberhasilan

 Peserta yang hadir > 80%. Pada penyuluhan kelurahan lingkas ujung sebanyak 36
peserta, sedangkan pada penyuluhan kelurahan pamusian sebanyak 30 orang.
 Acara yang diselenggarakan berlangsung tepat waktu yaitu pukul 14.00 pada
penyuluhan kelurahan Lingkas Ujung dan pukul 16.00 pada penyuluhan kelurahan
Pamusian.
 Antusias peserta cukup baik, dapat dilihat dari jumlah pertanyaan pada saat diskusi grup
yang diajukan >3 pertanyaan, sehingga menimbulkan diskusi yang menarik antar ibu
kader dengan penyampai materi.
RUNDOWN

Waktu Kegiatan

12.00 – 14.00 Persiapan

14.00 - 14.15 Perkenalan

14.15 – 15.00 Materi pemeriksaan kehamilan dan kehamilan resiko tinggi

15.00 – 15.30 Sesi tanya jawab

15.30 – 15.45 Penutupan

Anda mungkin juga menyukai