Anda di halaman 1dari 19

PESAWAT ATWOOD

Kryst Lira, Muhammad Mahdi, Nurul Hikmah, Via Liana, Wulandari .R*)
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar 2015

Abstrak.Telah dilakukan sebuah percobaan yang berjudul pesawat atwood. Pada percobaan ini
kita melakukan suatu pembuktian dari hukum -hukum Newton yaitu hukum I newton,
hukum II newton, dan hukum III newton serta menghitung besar momen kelembaman (inersia)
suatu benda yang bergerak di sebuah pesawat atwood atau katrol.Dari hasil percobaan kami dapat
menyimpulkan Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk
mengamati hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara beraturan.Sederhananya pesawat
atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung dengan seutas tali.Percepatan yang terjadi di
pengaruhi oleh massa beban. Pada kegiatan 1 diperoleh hasil dari grafik 𝑎 =|2,596±0,02|𝑐𝑚⁄𝑠 2 ,
momen inersia katrol pers.3.3 1132,52 gr.cm2 , ketidakpatian momen inersia pers 3.3 I = |1,132
± 0,022| x 103 gr.cm2, moment inersia dengan manipulasi pers. 3.5 I=860,22 gr.cm2 ,
ketidakpastian momen inersia pers 3.5 I = |8,602± 0,688| x 103 gr.cm2 , Percepatan benda (M2 +
m) dengan pers. 3.5 a=25,95 cm/s2.pada kegiatan 2 diperoleh hasil dari grafik 𝑣⃑ = |20, 33 ±
81,32| 𝑐𝑚⁄𝑠, Kecepatan ( M2 + m ) dari persamaan GLBB 𝑣⃑ = 28,81 cm/s, ketidakpastian
kecepatan,𝑣⃑ = |28,8 ± 0,2| cm/s. kesimpulannya pada kegiatan 1 berlaku hukum II Newton
sedangkan pada kegiatan 2 berlaku hukum I Newton dan semakin besar massa beban maka
percepatan yang terjadi pun akan semakin besar.
Kata kunci: Hukum Newton, katrol ,Massa, Pesawat atwood.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menghitung jarak pada panjang lintasan yang dilalui beban dari suatu
titik ke titik tertentu?
2. Bagaimana menghitung besar waktu yang dibutuhkan beban untuk melalui lintasan
yang telah diukur menggunakan sensor waktu?

TUJUAN
1.Mahasiswa memahami konsep kinematika untuk membuktikan berlakunya Hukum
Newton?
2. Menghitung momen kelembaman ( inersia) katrol.

TEORI SINGKAT
Jika sebuah katrol hanya dapat berotasi murni pada porosnya yang diam, maka geraknya
dapat dianalisis dengan mengunakan Gambar 1 berikut:
N
 Gerak Translasi
∑𝐹 = 0
- T1-mg-T2+N=0 …(1)
Gerak Rotasi

T1 mg T2 ∑ 𝝉 = 𝑰. 𝜶
-T1R+T2R=I.α …(2)
GAMBAR 1. Gaya-gaya pada katrol
1
Dimana: 𝐼 = 2mkatrol.R2 …(3)

1
Dan : 𝛼 = 𝑅 𝛼 …(4)
Dengan a merupakan percepatan tangensial tepi katrol, percepatan ini sama dengan
percepatan tali penggantung yang dililitkan pada katrol tanpa slip. Bila suatu benda
digantungkan pada tali seperti pada gambar berikut , maka percepatan benda adalah :

T’2
T’1
(m  M 1)  M 2
T2a =  g ...(5)
T1 m  M1  M 2  I / R 2
M2
m
M2 g
M1

(m+M1)g
Gambar 2. Katrol dan Beban
perhatikan Gambar 2. Jika massa beban tidak sama maka system akan bergerak lurus
dipercepat beraturan. Dengan mengukur jarak yang ditempuh serta mengukur waktu yang
diperlukan kita dapat menentukan percepatan beban dari percobaan. [1]

Jika percepatan telah diketahui maka dengan menggunakan persamaan (5) kita dapat
menghitung momen inersia katrol. Jika massa beban sama, maka system akan bergerak
lurus beraturan atau diam (hukum 1 newton). Jika pada awalnya system telah memiliki
kecepatan (dalam keadaan bergerak), maka kecepatan awal tersebut dapat ditentukan
dengan mengukur jarak tempuh dan waktu tempuh benda. [1]

Metode Eksperimen

Sebelum melakukan eksperimen pesawat atwood terlebih dahulu siapkan alat


yang ingin digunakan yakni Pesawat atwood yang terdiri dari Tiang berskala R yang
pada ujung atasnya terdapat katrol p,Tali penggantung yang massanya dapat diabaikan,
Dua bebanM1dan M2 yang berbentuk silinder dengan massa sama masing-masing M yang
diikatkan pada ujung-ujung tali penggantung,Duabeban tambahan dengan massa masing-
masing m, Genggaman G dengan pegas, penahan bebanB, penahan beban tambahan A
yang berlubang, Neraca 310 gram, Sensor waktu, Jangka sorong dan menyiapkan table
hasil pengamatan. Proses kerja pada praktikum pesawat atwood, pertama yang harus
dilakukan yaitu melakukan setting peralatan yang akan dilakukan dalam praktikum,
gantungkan M1 dan M2pada ujung tali letakkan pada katrol yang berda di ujung tiang,
pasanglah M1 pada genggaman G, dengan menggunakan pegas, selidiki apaka tali sejajar
dengan tiang, jika tidak buatlah keadaan tali hingga sejajar dengan tiang, tambahkan
massa tambahan m1pada M2, tekan G, maka M1 akan

terlepas dari genggaman kemudian M2+m1 akan bergerak kebawah sedangkan M1 akan
bergerak ke atas, jika pesawat atwood bekerja dengan baik maka terdapat percepatan,
kemudian ketika M2+m1 melewati penahan A maka massa tambahan akan tersangkut
pada penahan dan M1 akan melanjutkan gerak ketitik B dengan kecepatan konstan. Ketika
ini tidak terjadi maka atur kembali penahan A. Kegiatan pertama dimana jarak yang
dilalui adalah jarak dari C ke A dimana pada saat ini massa tambahan masih berada di
atas M2 atur sensor waktu agar sensor dapat membaca waktu yang dibutuhkan benda
bergerak dengan cara mengambil titik tengah dari benda, pada saat benda M1 dilepaskan
dari genggaman G maka M1 akan bergerak keatas dan M2+m1akan bergerak kebawah,
ketika telah melewati titik A maka sensor akan menunjukkan jumlah waktu yang
ditempuh selama pergerakan. Untuk kegiatan kedua ambil jarak awal dengan mengambil
satu jarak dari kegiatan pertama, kemudian letakkan penahan A pada titik A dan atur
jarak yang akan dilalui dengan memindahkan posisi C, lepaskan genggaman G kemudian
M1 akan bergerak ke atas kemudian M2+m1 akan bergerak ke bawah sebelum menumpuk
penahan A gerak ini dinamakan GLBB dan ketika massa tambahan terlepas dari M 2 maka
gerak yang bekerja gerak GLB.

Alat dan Bahan

1. PesawatAtwood yang terdiridari :


a.Tiang berskal aR yang pada ujung atasnya terdapat R
p
katrol p.

b.Tali penggantung yang massanya dapat diabaikan


C
c. Dua beban M1dan M2 yang berbentuk silinder dengan
M2+m1
massa sama masing-masing M yang diikatkan
A
pada ujung-ujung tali penggantung.

d. Dua beban tambahan dengan massa masing-masing m


R
e.Genggaman G dengan pegas, penahan beban B, penahan
B
beban tambahan A yang berlubang.

2. Neraca 310 gram 1 buah


M1
3. Sensor waktu 1 buah
4. Jangka sorong 1 buah
G
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1(Gerak dari C ke A)
1. Variabel kontrol : massa beban (gr), massa katrol (gr), diameter katrol (cm)
2. Variabel manipulasi: jarak (cm)
3. Variabel respon : waktu (s)
Kegiatan 2(Gerak dari A ke B)
1. Variabel kontrol : massa beban (gr), massa katrol (gr), diameter katrol (cm)
2. Variabel manipulasi : jarak (cm)
3. Variabel respon : waktu (s)

Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1(Gerak dari C ke A)
1. Variabel kontrol : massa beban (gr), massa katrol (gr), diameter katrol
(cm)
Massa beban yaitu berat beban yang digunakan dan diikat pada tali kemudian
yang menggerakkan beban yan satunya. Diukur menggunkana neraca 310 gram
dengan satuan gram.
Massa katrol yaitu berat katrol yang terletak di atas tiang skala R , dimana
katrolini tempat di letakkannya tali yang kedua ujung tali diberi beban. Massa
katrol diukur menggunakan neraca 310 gram, dengan satuan gram.
Diameter katrol yaitu panjang garis tengah katrol yang dipakai diukur dari tali
yang dililitkan pada keliling katrol karena katrol tersebut berongga jadi diameter
katrol diukur dari keliling katrol tersebut, diukur menggunkan tali yang dililitkan
dengan satuan cm.
2. Variabel manipulasi : jarak (cm)
Jarak adalah panjang lintasan yang dilalui beban dari titik C ke titik A. diukur
menggunkaan mistar dengan satuan cm.
3. Variabel respon : waktu (s)
Besar waktu yang dibutuhkan beban pertama untuk melalui lintasan yang telah
ditentukan diukur menggunakan sensor waktu yang telah dipasang.

Kegiatan 2(Gerak dari A ke B)


1. Variabel manipulasi : jarak (cm)
Jarak yaitu panjang lintasan yang diukur dari titik A ke B, lintasan ini dilalui
beban yang berberak karena perbedaan massa.
2. Variabel kontrol : massa beban (gr), massa katrol (gr), diameter katrol
(cm)
Massa beban yaitu berat beban yang digantungkan dengan tali yang terpasang ada
katrol, diukur menggunakan Neraca 310 gram dengan satuan gram.
Massa katrol yaitu berat katrol yang terletak di atas tiang skala R , dimana
katrolini tempat di letakkannya tali yang kedua ujung tali diberi beban. Massa
katrol diukur menggunakan neraca 310 gram, dengan satuan gram.
Diameter katrol yaitu panjang garis tengah katrol yang dipakai diukur dari tali
yang dililitkan pada keliling katrol karena katrol tersebut berongga jadi diameter
katrol diukur dari keliling katrol tersebut, diukur menggunkan tali yang dililitkan
dengan satuan cm.
3. Variabel respon : waktu (s)
Waktu yang diperlukan beban untuk melalui lintasan dari titk A ke B diukur
dengan sensor waktu ynag telah dipasang dengan satuan ms atau s.

Prosedur Kerja

Kegiatan 1.(Gerak dari C ke A)

Terlebih dahulu catat kedudukan C dan A. Kemudian lepas M1 dan catat waktu yang
diperlukan oleh benda bergerak dari titik C ke A. Dilakukan 3 kali pengukuran berulang
dengan jarak yang sama. Setelah itu kegiatan ini diulangi dengan memindah-mindahkan
posisi A minimal 10 kali dan hasil pengamatannya kemudian dicatat dalam tabel tabel
hasil pengamatan.

Kegiatan 2.(Gerak dari A ke B)

Menentukan posisi C dan A kemudian dicatat posisinya. Posisi titik B berada di bawah
posisi A dengan jarak tertentu. Kemudian lepas M1 dan catat waktu yang diperlukan oleh
benda bergerak dari titik A ke titik B. Dilakukan 3 kali pengukuran berulang dengan jarak
dari A ke B yang sama. Setelah itu kegiatan ini diulangi sebanyak minimal 10 kali dengan
jarak tempuh dari A ke B yang berbeda-beda dan hasil pengamatannya kemudian dicatat
dalam tabel hasil pengamatan.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
Massa M1 = |63,94 ± 0,01|𝑔𝑟𝑎𝑚

Massa M2 = |64,03 ± 0,01|𝑔𝑟𝑎𝑚

Massa m = |4,15 ± 0,01|𝑔𝑟𝑎𝑚

Massa katrol (M) = |63,98 ± 0,01|𝑔𝑟𝑎𝑚

Diameter katrol = |5,95 ± 0,05|𝑚𝑚

Kegiatan 1. Gerak dari C ke A

Tabel 1. Hubungan antara jarak dan waktu tempuh untuk lintasan C ke A

No XCA(cm) TCA (detik)

1 |14,00 ± 0,05| 1.|0,658 ± 0,001|


2.|0,713 ± 0,001|
3. |0,629 ± 0,001|
2 |16,00 ± 0,05| 1.|0,758 ± 0,001|
2.|0,766 ± 0,001|
3. |0,762 ± 0,001|
3 |18,00 ± 0,05| 1.|0,811 ± 0,001|
2.|0,800 ± 0,001|
3. |0,801 ± 0,001|
4 |20,00 ± 0,05| 1.|0,903 ± 0,001|
2.|0,924 ± 0,001|
3. |0,905 ± 0,001|
5 |22,00 ± 0,05| 1.|1,244 ± 0,001|
2.|1,356 ± 0,001|
3. |1,327 ± 0,001|
6 |24,00 ± 0,05| 1.|1,395 ± 0,001|
2.|1,381 ± 0,001|
3. |1,380 ± 0,001|
7 |26,00 ± 0,05| 1.|1,481 ± 0,001|
2.|1,475 ± 0,001|
3. |1,463 ± 0,001|
8 |28,00 ± 0,05| 1.|1,519 ± 0,001|
2.|1,532 ± 0,001|
3. |1,550 ± 0,001|

Kegiatan 2. Gerak dari A ke B

XCA= |16,00 ± 0,05|cm

Tabel 1. Hubungan antara jarak dan waktu tempuh untuk lintasan A ke B

No XAB (cm) tAB (detik)

1 |16,00 ± 0,05| 1.|0,611 ± 0,001|

2.|0,641 ± 0,001|

3. |0,639 ± 0,001|

2 |18,00 ± 0,05| 1.|0,716 ± 0,001|

2.|0,778 ± 0,001|
3. |0,705 ± 0,001|

3 |20,00 ± 0,05| 1.|0,811 ± 0,001|

2.|0,853 ± 0,001|

3. |0,808 ± 0,001|

4 |22,00 ± 0,05| 1.|0,921 ± 0,001|

2.|0,955 ± 0,001|

3. |0,923 ± 0,001|

5 |24,00 ± 0,05| 1.|1,015 ± 0,001|

2.|0,978 ± 0,001|

3. |1,986 ± 0,001|

6 |26,00 ± 0,05| 1.|1,125 ± 0,001|

2.|1,113 ± 0,001|

3. |1,141 ± 0,001|

7 |28,00 ± 0,05| 1.|1,223 ± 0,001|

2.|1,200 ± 0,001|

3. |1,255 ± 0,001|

Kegiatan 1. Gerak dari C ke A


Mencari Waktu Tempuh
1. 𝑋𝐶𝐴 = |14,00 ± 0,05|𝑐𝑚
𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 0,658 + 0,713 + 0,629 2
𝑡̅ = = = = 0,666 𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,666 − 0,658| = 0,008 𝑠

𝛿2 = |0,666 − 0,713| = 0,047𝑠

𝛿3 = |0,666 − 0,629| = 0,037𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,047𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,047𝑠

∆𝑡 0,047𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 7 % (2𝐴𝐵)
̅𝑡 0,666 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,6 ± 0,5| 𝑠


2. 𝑋𝐶𝐴 = |16,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 0,758 + 0,766 + 0,762 2,286


𝑡̅ = = = = 0,762 𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,762 − 0,758| = 0,004 𝑠

𝛿2 = |0,762 − 0,766| = 0,004𝑠

𝛿3 = |0,762 − 0,762| = 0𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,004 𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,004 𝑠

∆𝑡 0,004 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 0,5 % (3𝐴𝐵)
𝑡̅ 0,762 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,76 ± 0,04| 𝑠

3. 𝑋𝐶𝐴 = |18,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 0,811 + 0,800 + 0,801 2,412


𝑡̅ = = = = 0,804 𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,804 − 0,811| = 0,007𝑠

𝛿2 = |0,804 − 0,800| = 0,004𝑠

𝛿3 = |0,804 − 0,801| = 0,003𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,007 𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,007 𝑠

∆𝑡 0,007 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 0,8 % (3𝐴𝐵)
𝑡̅ 0,804 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,80 ± 0,07| 𝑠

4. 𝑋𝐶𝐴 = |20,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 0,903 + 0,924 + 0,905 2,732


𝑡̅ = = = = 0,910𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,910 − 0,903| = 0,007𝑠

𝛿2 = |0,910 − 0,924| = 0,014𝑠

𝛿3 = |0,910 − 0,905| = 0,005𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,014𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,014𝑠

∆𝑡 0,014 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 1 % (3𝐴𝐵)
𝑡̅ 0,910 𝑠
𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,91 ± 0,14| 𝑠

5. 𝑋𝐶𝐴 = |22,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 1,244 + 1,356 + 1,327 3,927


𝑡̅ = = = = 1,309𝑠
3 3 3

𝛿1 = |1,309 − 1,244| = 0,065𝑠

𝛿2 = |1,309 − 1,356| = 0,047𝑠

𝛿3 = |1,309 − 1,327| = 0,018𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,065𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,065𝑠

∆𝑡 0,065 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 4 % (2𝐴𝐵)
̅𝑡 1,309 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |1,3 ± 0,7| 𝑠

6. 𝑋𝐶𝐴 = |24,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 1,395 + 1,381 + 1,380 4,156


𝑡̅ = = = = 1,385𝑠
3 3 3

𝛿1 = |1,385 − 1,395| = 0,01𝑠

𝛿2 = |1,385 − 1,381| = 0,004𝑠

𝛿3 = |1,385 − 1,380| = 0,005𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,01𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,01𝑠

∆𝑡 0,01 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 0,7 % (3𝐴𝐵)
̅𝑡 1,385𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |1,38 ± 0,01| 𝑠

7. 𝑋𝐶𝐴 = |26,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 1,481 + 1,475 + 1,463 4,419


𝑡̅ = = = = 1,473𝑠
3 3 3

𝛿1 = |1,473 − 1,481| = 0,008𝑠

𝛿2 = |1,473 − 1,475| = 0,002𝑠

𝛿3 = |1,473 − 1,463| = 0,01𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,01𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,01𝑠


∆𝑡 0,01𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 0,6 % (3𝐴𝐵)
𝑡̅ 1,473𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |1,47 ± 0,01| 𝑠

8. 𝑋𝐶𝐴 = |28,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 1,519 + 1,532 + 1,550 4,601


𝑡̅ = = = = 1,533𝑠
3 3 3

𝛿1 = |1,533 − 1,519| = 0, ,014𝑠

𝛿2 = |1,533 − 1,532| = 0,001𝑠

𝛿3 = |1,533 − 1,550| = 0,017𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,017𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,017𝑠

∆𝑡 0,017 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 1 % (3𝐴𝐵)
𝑡̅ 1,533 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |1,53 ± 0,02| 𝑠

Analisis Grafik
Kegiatan 1. Gerak dari C ke A
Tabel 1. Hubungan antara jarak XCA dengan t2
XCA(cm) tCA2 (s2)
1.14,00 1. 0,443
2.16,00 2.0,580
3.18,00 3. 0,646
4.20,00 4.0,828
5.22,00 5. 1,713
6.24,00 6. 1,918
7.28,00 7. 2,169

30

20
XCA

y = 12.96x+6.037
10 R² = 0.934

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5

t2CA
Gambar 1. Grafik hubungan antara 𝑋𝐶𝐴 terhadap 𝑡𝐶𝐴 2
𝑦 = 𝑚x + 𝑐

𝑥 = 𝑚𝑡 2 + 𝑐

𝛿(𝑚𝑡 2 + 𝑐)
𝑣=
𝛿𝑡

𝑣 = 2𝑚𝑡

𝛿(2𝑚𝑡)
𝑎=
𝛿𝑡

𝑎 = 2𝑚 = 2 × 12,96 = 25,92 𝑐𝑚⁄𝑠 2

𝐷𝐾 = 𝑅 2 × 100% = 0,934 × 100% = 93,4%

𝐾𝑅 = 100% − 𝐷𝐾 = 100% − 93,4% = 6.6% (2AB)

∆𝑎 = 𝐾𝑅 × 𝑎 = 6,6 × 25,96 = 0,017 𝑐𝑚⁄𝑠 2

𝑎 = |𝑎 ± ∆𝑎| 𝑐𝑚⁄𝑠 2

𝑎 =|2,596±0,02|𝑐𝑚⁄𝑠 2

Momen Inesia katrol dengan persamaan 3.3


1
I = 𝑚𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑅2
2
1
= 2
63,98 𝑥 5,952

= 1132,52 gr.cm2

Ketidakpastian momen inersia katrol dengan persamaan 3.3


𝛿𝐼 𝛿𝐼
∆𝐼 =| | ∆𝑚 +| ∆𝑅| ∆𝑅
𝛿𝑚 𝛿𝑅
1 1
𝛿 𝑚𝑅2 𝛿 𝑚𝑅2
2 2
∆𝐼 =| 𝛿𝑚
| ∆𝑚 + | 𝛿𝑅
∆𝑅| ∆𝑅
1 1
∆𝐼 = 𝑅 2 ∆𝑚 + 2𝑅 𝑚 ∆𝑅
2 2
1 2 1
∆𝐼 𝑅 ∆𝑚 2𝑅 𝑚 ∆𝑅
2 2
=| 1 |+| 1 |
𝐼 𝑚𝑅2 𝑚𝑅2
2 2
∆𝐼 ∆𝑚 2∆𝑅
𝐼
=|𝑚 |+| 𝑅
|
∆𝑚 2∆𝑅
𝛥𝐼 = | 𝑚 | + | 𝑅 |I
0,01 2(0,05)
𝛥𝐼 = |63,98 | + | 5,95 |1132,52 gr.cm2
= |0,0002 + 0,02| 1132,52 gr.cm2
= 22,87gr.cm2
∆𝐼 22,87
KR = 𝐼
x 100% = 1132,52 x 100% = 2,02% (3 AB)
I = |1,132 ± 0,022| x 103 gr.cm2
Momen inersia katrol dengan manipulasi persamaan 3.5
(𝑚+𝑀1 )− 𝑀2
a = 𝑚+𝑀 2 xg
1 + 𝑀2 +𝐼/𝑅
(𝑚+𝑀1 )− 𝑀2
I = (( 𝑎
𝑔) − (𝑚 + 𝑀1 + 𝑀2 )) 𝑅 2
(4,15+63,94)− 64,03
= (( 25,96
1000) − (4,15 + 63,94 + 64,03)) 𝑔𝑟 (5,95)2 cm

= (156,4 – 132,1)gr 35,40 cm2


= 860,22 gr.cm2

Ketidakpastian momen inersia katrol dengan persamaan 3.5 (untuk M1 = M2 = M)


(𝑔𝑎 −1 −1−2𝑀1 )∆𝑚 + (𝑚𝑔𝑎 −2 −𝑚−2𝑀2 )∆𝑎 + (𝑚𝑔𝑎 −1 −𝑚−2)∆𝑀 (2𝑚𝑔𝑎 −1 −2𝑚−4𝑀1 )∆𝑅
∆𝐼=| 𝑚𝑔𝑎 −1 −𝑚−2𝑀1
+ 𝑚𝑔𝑅𝑎 −1 −𝑚𝑅−2𝑀2 𝑅
| I
1 1 1
(1000 −1−2(63,94))0,01 + ((4,15) 1000 (25,96)2 −4,15−2(64,03))0,02+ ((4,15) 1000 −4,15−2)0,01
25,96 25,96
| 1 +
4,15 𝑥 1000 − 4,15 −2 (63,94)
25,96
1
(2 𝑥 4,15 𝑥 1000 − 2(4,15)−4(63,94))0,05
25,96
1 | 860,22 gr.cm2
(4,15) (1000) (5,95) −(4,15) (5,95) − 2 (64,03) (5,95)
25,96
−0,90−2,52+1,53 2,78
=|( + )| 860,22 gr.cm2
27,83 164,52
=(0,06 + 0,02) 860,22 gr.cm2
= 68,8176 gr.cm2
ΔI 68,8176
KR = ×100% = ×100% = 8,0% (2 AB)
I 860,22
I = |8,602± 0,688| x 103 gr.cm2
Percepatan benda (M2 + m) dengan persamaan 3.5
(𝑚+ 𝑀1 )− 𝑀2
a= xg
𝑚+ 𝑀1 + 𝑀2 +𝐼/𝑅2
(4,15+63,94)−64,03
a = 4,15+63,94+ 64,03+ 860,22/(5,95)2 x 1000
4060
a = 156,41
a = 25,95 cm/s2
Ketidakpastian percepatan benda (M2 + m) dengan persamaan 3.5
2𝑀2 +𝐼/𝑅2 2𝑀2 +𝐼/𝑅2
∆a=(| 𝐼 | ∆𝑚 + | 𝐼 | ∆𝑀1 +
(𝑚+𝑀1 +𝑀2 + 2 )(𝑚+𝑀1 −𝑀2 ) (𝑚+𝑀1 +𝑀2 + 2 )(𝑚+𝑀1 −𝑀2 )
𝑅 𝑅
𝐼 𝑚+𝑀1 −𝑀2
−(2𝑚+2𝑀1 + 2 )
𝑅 𝑅2
| 𝐼 | ∆𝑀2 + | 𝐼 | ∆𝐼 +
(𝑚+𝑀1 +𝑀2 + 2 )(𝑚+𝑀1 −𝑀2 ) (𝑚+𝑀1 +𝑀2 + 2 )(𝑚+𝑀1 −𝑀2 )
𝑅 𝑅

2𝐼/𝑅3 (𝑚+𝑀1 − 𝑀2 )
| 𝐼 | ∆𝑅) a
(𝑚+𝑀1 +𝑀2 + 2 )(𝑚+𝑀1 −𝑀2 )
𝑅
2(64,03)+860,22/(5,95)2
∆a =(| 860,22 | 0,01 +
(4,15+63,94+64,03+(5,95)2 )(4,15+63,94−64,03)

2(64,03)+860,22/(5,95)2
| 860,22 | 0,01 +
(4,15+63,94+64,03+(5,95)2 )(4,15+63,94−64,03)

−(2(4,15)+2(63,94)+860,22/(5,95)2
| 860,22 | 0,01 +
(4,15+63,94+64,03+(5,95)2 )(4,15+63,94−64,03)
(4,15+63,94−64,03)
(5,95)2
| 860,22 | 0,688| +
(4,15+63,94+64,03+(5,95)2 )(4,15+63,94−64,03)

2(860,22)/(5,95)3 (4,15+63,94−64,03)
| 860,22 | 0,05)25,95 cm/s2
(4,15+63,94+64,03+(5,95)2 )(4,15+63,94−64,03)
152,35 152,35 −160,47 0,11 33,16
=(|635,02 | 0,01 + |635,02| 0,01 + | 635,02 | 0,01 + |635,02| 0,688| + |635,02| 0,05)25,95
cm/s2
= (0,0024 + 0,0024 + 0,0025 + 0,000119 + 0,0026)25,96 cm/s2
= 0,260 cm/s2
0,260
KR = x 100% = 1,0% (3 AB)
25,95
a = |25,95± 0,26|cm/s2

Kegiatan 2. Gerak dari A ke B


Mencari Waktu Tempuh
1. 𝑋𝐴𝐵 = |16,00 ± 0,05|𝑐𝑚
𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 0,611 + 0,641 + 0,639 1,891
𝑡̅ = = = = 0,630 𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,630 − 0,611| = 0,019 𝑠

𝛿2 = |0,630 − 0,641| = 0,011𝑠

𝛿3 = |0,630 − 0,639| = 0,009𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,019𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,019𝑠

∆𝑡 0,019𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 3% (2𝐴𝐵)
̅𝑡 0,630 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,6 ± 0,2| 𝑠

2. 𝑋𝐴𝐵 = |18,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 0,716 + 0,778 + 0,705 2,199


𝑡̅ = = = = 0,733 𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,733 − 0,716| = 0,017𝑠

𝛿2 = |0,733 − 0,778| = 0,045𝑠


𝛿3 = |0,733 − 0,705| = 0,028𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,045 𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,045 𝑠

∆𝑡 0,045 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 6% (2𝐴𝐵)
̅𝑡 0,733 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,7 ± 0,5| 𝑠

3. 𝑋𝐴𝐵 = |20,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 0,811 + 0,853 + 0,808 2,472


𝑡̅ = = = = 0,824 𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,824 − 0,811| = 0,013𝑠

𝛿2 = |0,824 − 0,853| = 0,029𝑠

𝛿3 = |0,824 − 0,808| = 0,016𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,016 𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,016 𝑠

∆𝑡 0,016 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 1 % (3𝐴𝐵)
̅𝑡 0,824 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,82 ± 0,16| 𝑠

4. 𝑋𝐴𝐵 = |22,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 0,921 + 0,955 + 0,923 2,799


𝑡̅ = = = = 0,933𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,933 − 0,921| = 0,012𝑠

𝛿2 = |0,933 − 0,955| = 0,022𝑠

𝛿3 = |0,933 − 0,923| = 0,01𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,01𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,01𝑠

∆𝑡 0,01 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 1 % (3𝐴𝐵)
̅𝑡 0,933 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,93 ± 0,01| 𝑠

5. 𝑋𝐴𝐵 = |24,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 1,015 + 0,978 + 0,986 3,979


𝑡̅ = = = = 0,993𝑠
3 3 3

𝛿1 = |0,993 − 1,015| = 0,022𝑠


𝛿2 = |0,993 − 0,978| = 0,015𝑠

𝛿3 = |0,993 − 0,986| = 0,007𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,022𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,022𝑠

∆𝑡 0,022 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 2% (2𝐴𝐵)
̅𝑡 0,993 𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |0,9 ± 0,2| 𝑠

6. 𝑋𝐴𝐵 = |26,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 1,125 + 1,113 + 1,141 3,379


𝑡̅ = = = = 1,126𝑠
3 3 3

𝛿1 = |1,126 − 1,125| = 0,001𝑠

𝛿2 = |1,126 − 1,113| = 0,013𝑠

𝛿3 = |1,126 − 1,141| = 0,015𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,015𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,015𝑠

∆𝑡 0,015 𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 1 % (3𝐴𝐵)
̅𝑡 1,126𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |1,12 ± 0,15| 𝑠

7. 𝑋𝐴𝐵 = |28,00 ± 0,05|𝑐𝑚

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 1,223 + 1,200 + 1,255 3,678


𝑡̅ = = = = 1,226𝑠
3 3 3

𝛿1 = |1,226 − 1,223| = 0,043𝑠

𝛿2 = |1,226 − 1,200| = 0,066s

𝛿3 = |1,226 − 1,255| = 0,011𝑠

𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,066𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑡 = 0,066𝑠

∆𝑡 0,066𝑠
𝐾𝑅 = 𝑋 100 % = 𝑥 100 % = 5 % (2𝐴𝐵)
̅𝑡 1,226𝑠

𝑡 = |𝑡̅ ± ∆𝑡| = |1,2 ± 0,7| 𝑠


Analisis Grafik

30

25

20
XAB

15

10

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
𝑡AB

Gambar 2. Grafik hubungan antara 𝑋𝐴𝐵 terhadap 𝑡𝐴𝐵


𝑦 = 𝑚x + 𝑐

𝑥 = 𝑚𝑡 2 + 𝑐

𝛿(𝑚𝑡 2 + 𝑐)
𝑣⃑ =
𝛿𝑡

𝑣⃑ = 𝑚

𝑣⃑ = 20,33 m/s

𝐷𝐾 = 𝑅 2 × 100% = 0,996 × 100% = 99,6%

𝐾𝑅 = 100% − 99,6% = 0,4% (3 AB)

∆𝑣⃑ = 𝐾𝑅 × 𝑣⃑ = 0,4% × 20,33 = 8,132

𝑣⃑ = |20, 33 ± 81,32| 𝑐𝑚⁄𝑠

Kecepatan ( M2 + m ) dari persamaan GLBB

XCA=|16,00 ± 0,05|cm
a = |25,95± 0,26|cm/s2
𝑣⃑ = √2𝑎𝑥
= √2 (25,95)(16,00)
= √830,4
= 28,81 cm/s
Ketidakpastian kecepatan
1
𝑣⃑ = √2𝑎𝑥 = (2𝑎𝑥)2

⃑⃑
𝜕𝑣 ⃑⃑
𝜕𝑣
∆𝑣⃑ = |𝜕𝑎| ∆𝑎 + |𝜕𝑥| ∆𝑥

1 1
𝜕(2𝑎𝑥)2 𝜕(2𝑎𝑥)2
=| | ∆𝑎 + | | ∆𝑥
𝜕𝑎 𝜕𝑥

1 1 1 1
1 1
= (2 𝑎−2 (2𝑥)2 ) ∆𝑎 + (2 𝑥 −2 (2𝑎)2 ) ∆𝑥

1 1 1 1
− −
∆𝑣⃑⃑ 2−1 𝑎 2 (2𝑥)2 2−1 𝑥 2 (2𝑎)2
⃑⃑
𝑣
=| 1 | ∆𝑎 + | 1 | ∆𝑥
(2𝑎𝑥)2 (2𝑎𝑥)2

∆𝑎 ∆𝑥
∆𝑣⃑ = |2𝑎 + 2𝑥
| 𝑣⃑

0,26 0,05
=| + | 28,81𝑐𝑚/𝑠
2(25,95) 2(16,00)

= |0,005 + 0,001|28,81 𝑐𝑚/𝑠

= 0,2 𝑐𝑚/𝑠

∆𝑣⃑⃑ 0,2 𝑚/𝑠


KR = ⃑⃑
× 100% = × 100% = 0,6% (3 AB)
𝑣 28,81 m/𝑠

𝑣⃑ = |28,8 ± 0,2| cm/s

PEMBAHASAN

Pesawat Atwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai pembuktian hukum-
hukum Newton ataupun gejala-gejala lainnya. Pada kegiatan 1 pesawat atwood
memberlakukan Hukum II Newton yaitu “Setiap benda yang diberikan sebuah gaya
maka akan mengalami percepatan yang besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya
dan berbanding terbalik dengan besar massa benda”. Dengan persamaan matematisnya
∑F = m.a”. Pada kegiatan 1 yaitu hubungan antara jarak dan waktu tempuh untuk
lintasan dari titik C ke A. Dimana diukur waktu yang diperlukan oleh benda untuk
bergerak dari titik C ke A untuk menghitung besarnya percepatan benda pada saat
bergerak lurus berubah beraturan. Pada kegiatan I, yaitu gerak benda mengalami
percepatan yang diakibatkan karena adanya beban tambahan yang diberikan pada benda
M2. Sehingga benda (M2 + m) lebih berat dibandingkan benda M1. Secara matematis,
untuk menghitung percepatan benda, dapat menggunakan persamaan a =
(𝑚+ 𝑀1 )− 𝑀2
𝑚+ 𝑀1 + 𝑀2 +𝐼/𝑅2
.g,dari persamaan tersebut kemudian diperoleh percepatan benda (M2 +
m), yaitua: a = |25,95± 0,26|cm/s2. Sedangkan percepatan yang diperoleh dari hasil
analisis grafik yaitu 𝑎 =|25,92±0,02|𝑐𝑚⁄𝑠 2 Pada kegiatan I juga terdapat analisis momen
inersia katrol yang secara matematis menggunakan manipulasi persamaan 3.5 yaitu:
(𝑚+𝑀1 )− 𝑀2
I = (( 𝑎
𝑔) − (𝑚 + 𝑀1 + 𝑀2 )) 𝑅 2 degan nilai a diperoleh dari grafik, yang
hasilnya akan dibandingkan dengan momen inesrsia katrol yang diperoleh dari persamaan
3.3, yaitu I = |1,132 ± 0,022| x 103gr.cm2. Sedangkan momen inersia katrol berdasarkan
persamaan 3.5 diperoleh yaitu I = |86,002± 0,688| x 103 gr.cm2 . Perbedaan hasil yang
pada momen inersia tersebut, dapat diakibatkan karena adanya kendala pada saat
melakukan pengukuran berupa keterbatasan pengamat.

Pada kegiatan 2 pesawat atwood memanfaatkan keberlakuan hukum Newton 1,


“Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila
resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol”. Secara matematis, hukum 1
Newton dinyatakan dengan persamaan: ∑F = 0 Hukum di atas menyatakan bahwa jika
suatu benda mula-mula diam maka benda akan selamanya diam. Benda hanya akan
bergerak jika pada suatu benda itu diberi gaya luar. Sebaliknya, jika benda sedang
bergerak maka benda selamanya akan bergerak, kecuali bila ada gaya yang
menghentikannya.Pada kegiatan 2 yaitu hubungan antara jarak tempuh dan waktu tempuh
untuk lintasan dari titik A ke B. Dimana diukur waktu yang diperlukan oleh benda untuk
bergerak dari titik A ke B untuk menghitung kecepatan benda pada saat bergerak lurus
beraturan. Pada kegiatan 2, yaitu lurus beraturan, karena massa M1 sama dengan massa
M2. Pada laporan ini, terdapat analisis data dari data yang telah diperoleh dari kegiatan 2
berupa analisis perhitungan kecepatan rata-rata benda M2 dari A ke B yang akan
dibandingkan dengan kecepatan benda (M2 + m) pada saat di A yang diperoleh dari
persamaan GLBB dengan menggunakan percepatan a yang diperoleh dari kegiatan I.
Kecepatan benda M2 yang diukur dari A ke B berdasarkan grafik yaitu 𝑣⃑ = |20, 33 ±
81,32| 𝑐𝑚⁄𝑠 yang berarti, kisaran nilai kecepatan kecepatan benda M2, Sedangkan
kecepatan benda (M2 + m) pada saat di A yang telah diperoleh dari persamaan kecepatan
pada Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) yaitu 𝑣⃑ = √2𝑎𝑥 dengan a merupakan
percepatan yang diperoleh dari kegiatan I, diperoleh kecepatan yaitu 𝑣⃑ = |28,8 ± 0,2|
cm/s.

Kesalahan yang terjadi dalam praktikum dapat disebabkan disebabkan oleh


beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat ketelitian praktikan yang kurang, terutama
dalam menggunakan sensor waktu. Bisa saja hasil yang ditunjukkan pada sensor waktu
belum akurat dan praktikan kurang teliti sehingga data yang diperoleh juga kurang akurat.
Selain itu, faktor lain yang mungkin menyebabkan kesalahan pada data yaitu beban M 2 +
m beberapa kali menyentuh sensor waktu, hal ini mungkin berpengeruh pada keakuratan
waktu yang ditunjukkan pada sensor waktu. Dan seharusnya dilakukan pengukuran ulang
pada saat beban menyentuh sensor waktu.

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan kami dapat menarik sebuah kesimpulan,bahwa:

1. Pada kegiatan 1 berlaku hukum II Newton yakni “Setiap benda yang diberikan
sebuah gaya maka akan mengalami percepatan yang besarnya sama dengan
besarnya gaya dan berbanding terbalik dengan besar massa benda”. Dengan
persamaan matematisnya ∑F = m.a. Dimana benda bergerak lurus berubah
beraturan dipercepat karena resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama
dengan nol dengan adanya beban tambahan. Sedangkan pada kegiatan ke 2
berlaku hukum Newton 1 yaitu “Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam
atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda
sama dengan nol”. Dimana benda bergerak lurus beraturan atau dengan kecepatan
konstan karena resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, karena
kedua massa benda sama. Secara matematis, hukum 1 Newton dinyatakan
dengan persamaan: ∑F = 0.
2. Secara matematis, untuk menghitung percepatan benda, dapat menggunakan
(𝑚+ 𝑀1 )− 𝑀2
persamaan a = 𝑚+ 𝑀1 + 𝑀2 +𝐼/𝑅2
.g,dari persamaan tersebut kemudian diperoleh
percepatan benda (M2 + m), yaitua: a = |25,95± 0,26|cm/s2. Sedangkan
percepatan yang diperoleh dari hasil analisis grafik yaitu 𝑎 =|25,92±0,02|𝑐𝑚⁄𝑠 2
Pada kegiatan I juga terdapat analisis momen inersia katrol yang secara
(𝑚+𝑀1 )− 𝑀2
matematis menggunakan manipulasi persamaan 3.5 yaitu: I = (( 𝑎
𝑔) −

(𝑚 + 𝑀1 + 𝑀2 )) 𝑅 2 degan nilai a diperoleh dari grafik, yang hasilnya akan


dibandingkan dengan momen inesrsia katrol yang diperoleh dari persamaan I =
1
𝑚
2 𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙
𝑅2 , yaitu I = |1,132 ± 0,022| x 103gr.cm2. Sedangkan momen inersia
katrol berdasarkan persamaan 3.5 diperoleh yaitu I = |86,002± 0,688| x 103
gr.cm2

SARAN
Pada saat melakukan praktikum ini, diupayakan untuk lebih teliti dan cermat dalam
pengukuran waktu menggunakan sensor waktu agar pengukuran dapat lebih teliti dan
objek yang akan bergerak pada kecepatan berbeda agar kecepatannya diusahakan
konstan.

REFERENSI
[1] Herman dan asisten. 2014. PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA DASAR.Makassar:
Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNM.

Anda mungkin juga menyukai