Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Dosen Pengampu :
Dra. Siti Mutmainah, M.Pd.
Oleh :
Aditya Irma Setya Putri
S1 Pendidikan Teknik Bangunan 2017
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-
Nya sehingga sampai saat ini kita masih diberikan kesehatan dan kenikmatan-
Nya. Dan atas ridho-Nya
Disamping itu makalah ini disusun sebagai perwujudan hasil analisis di
Lapangan dan studi pustaka di perpustakaan. Pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
dan penyusunan makalah ini. Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi para pembaca.
Saya juga menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu bilamana terdapat banyak kekurangan di dalam pembuatan
makalah ini, saya mohon maaf sebesar – besarnya.
Penulis
Cover.................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I
BAB III
3.1 Kesimpulan...............................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................15
Daftar Pustaka...............................................................................................16
"Karena hak paten itu hanya digunakan yang sifatnya penemuan, merek, dan
desain industri. Kalaupun ingin didaftarkan, nantinya masuk ke dalam HaKI
kategori pribadi, yang berarti tergolong hak cipta," jelas Havas. Akan tetapi
permasalahannya, lanjut dia, hak cipta memiliki batas masa waktu yang bisa
habis. Havas menjelaskan, jika seorang menciptakan suatu penemuan, maka
hak ciptanya akan terpakai selama dia hidup. Namun setelah meninggal
dunia, hak cipta akan habis 50 tahun sejak sang pencipta wafat. Oleh karena
itu perlu dibuat rancangan instrumental hukum intenasional terhadap budaya,
yang mampu melindungi klaim negara atas suatu hasil kebudayaan.
"Sayangnya hingga saat ini belum ada kata kesepakatan dipertemuan yang
digelar di Swiss mengenai hukum tersebut. Indonesia mengantisipasi dengan
menggelar pertemuan untuk menjembatani antara Asia dan Afrika," tuturnya.
"Setelah mendaftarkan juga masih butuh waktu yang begitu lama, 48 bulan
baru selesai, paling cepat paten sederhana itu 12 bulan," ujar anggota DPR
fraksi Partai Golkar. Tanpa bisa ditolak, kurangnya penghargan terhadap para
"Biaya pemeliharaan itu daftar hari ini pembiayaan sudah dilakukan, padahal
belum tentu patennya diterima, sehingga awal saja sudah dibebani biaya,"
tegasnya.
2.5 Solusi
Dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal yang ada dalam masyarakat
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan
oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda
dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal
diantaranya adalah :
Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau
bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita.
3.1 Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk
berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia menciptakan kebudayaan.
Melalui proses pewarisan budaya maka akan terbentuk manusia-manusia yang
memiliki kepribadian selaras dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya
disamping kepribadian yang tidak selaras (menyimpang) dengan lingkungan
alam, sosial dan budayanya. Untuk membentuk suatu kepribadian manusia
yang selaras dengan lingkungan alam, sosial dan budaya masyarakatnya, harus
melalui proses mempelajari unsur-unsur budaya, adaptasi kebudayaan
(penyesuaian diri terhadap kebudayaan), serta upaya manusia memanfaatkan
dan mengelola lingkungan hidupnya (alam, sosial, budaya). Adapun faktor-
faktor penyebab mudahnya budaya Indonesia luntur dari masyarakat indonesia dan
diklaim oleh negara lain, antara lain: (1) Bebasnya budaya yang masuk dari
berbagai arus kehidupan, (2) Kesadaran generasi muda yang kurang akan
pentingnya budaya, (3) Perpindahan Penduduk, dan (4) Kurangnya Perhatian
Pemerintah terhadap Kekayaan Budaya Nasional.
3.2 Saran
Adapun saran dari kami mengenai tindak lanjut dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mahasiswa
Agar dapat ikut berperan aktif dalam upaya pelestarian kebudayaan karena
mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang.
Jika bukan kita maka siapa lagi yang akan melestarikan kebudayaan
Indonesia.
https://news.okezone.com/read/2011/09/25/435/506702/hak-paten-sulit-dan-tak-
jamin-lindungi-warisan-budaya ( diakses tanggan 10 Oktober 2018 )
Ranjabar, J. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: Ghaliah Indonesia.
http://www.mtribunnews.com/Nasional/2015/02/21/Warisan.Budaya.Yang.diKlai
m.Malaysia ( diakses tanggan 10 Oktober 2018 )