Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
yang menyerang saluran pernapasan bagian atas atau bagian bawah. Infeksi akut
yang mengenai saluran pernapasan atas antara lain rinitis, tonsillitis, faringitis,
rinosinusitis, dan otitis media. Pada saluran pernapasan bawah diantaranya adalah
hari (Lestari. 2008). ISPA menyerang saluran pernapasan mulai dari hidung,
tengah, sampai selaput paru. ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur.
Virus yang menjadi penyebab utama ISPA adalah Respiratory Syncytial Virus
(RSV) dan Influenza. ISPA sering juga disebabkan oleh bakteri Haemophilus
influenza (20%) dan Streptococcus pneumonia (50%). Bakteri lain yang juga
terjadi pada anak-anak dikarenakan sistem pertahanan tubuh mereka yang belum
1
2
gugur dan musim dingin, sekitar bulan Oktober – Maret. Pada negara tropis
musim hujan. Hal ini disebabkan etiologi ISPA seperti bakteri atau virus menyukai
daerah dengan kelembapan dan temperatur yang rendah. Pada pergantian musim,
kejadian ISPA juga meningkat karena menurunnya sistem pertahanan tubuh oleh
(ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama
minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral).Dengan memberikan ASI secara
eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk susu bayi sampai bayi
untuk membeli susu formula dan peralatannya. Menyusui dengan ASI akan lebih
praktis karena mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian tidak perlu
membawa berbagai alat untuk menyusui. ASI eksklusif juga dapat memberikan
pengaruh emosional yang luar biasa dan mempengaruhi hubungan batin antara ibu
dan bayi serta mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Ketika ibu membelai bayi
dengan penuh kasih sayang, atau mendengarkan bayinya menangis akan memberi
(Prawiroharjo, 2010).
ini kemudian akan melekat pada sel epitel hidung dan dapat menyebar melalui
Indonesia mencapai 25% dengan prevalensi tertinggi terjadi pada Balita (25,8%)
dan bayi (22,0%). Beberapa hasil SKRT diketahui bahwa 80-90% kasus kematian
ISPA disebabkan Pneumonia (Depkes, 2016). Provinsi Bali merupakan salah satu
provinsi dengan kejadian ISPA yang tinggi. Laporan terakhir tercatat pada tahun
2013 terjadi 370.504 kasus ISPA seluruh puskesmas di Bali dan merupakan
di Kabupaten Tabanan adalah 29.187 kasus, dengan kejadian ISPA tertinggi pada
Balita sebesar 12.182 kasus. Kasus ISPA tertinggi terjadi di wilayah kerja
Puskesmas Tabanan III sebesar 4.012 kasusdengan kejadian tertinggi pada Balita
pada Balita ?
pasien terutama para orang tua akan pentingnya manfaat ASI sebagai
Puskesmas
Ngampilan
Yogyakarta
Widarini, N.P Hubungan Pemberian Penelitian Ada Hubungan
penelitian adalah
6
72 ibu yang
6-12 bulan.
Responden terbagi
menjadi 36 subyek
kasus dan 36
subyek control
Rustam, Hubungan Pemberian Desain penelitian Bayi usia 6-12
Kesehatan Eksklusif.
Kabupaten
Kampar. Sampel
terbagi menjadi
kontrol
Sumarni, Hubungan Pemberian Metode Case Ada hubungan
Adha Dina ISPA pada Bayi Usia bayi usia 6-12 kejadian ISPA
ISPA sebesar
0,074 kali
dibandingkan bayi
yang tidak
diberikan ASI
Eksklusif.
Puskesmas balita
Managaisaki