Anda di halaman 1dari 89

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan di sekitar kita dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
obat , aeperti pemanfaatan bagian daun, batang ,akar, buah, biji dan bunganya,
ataupun gabungan dari seluruh baigan tersebut. Farmakgonosi adalah ilmu
yang mempelajari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan
serta beberapa mineral yan memiliki khasiat seperti obat, misalnya simplisia.
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Salah satu jenis simplisia ialah simplisia nabati yang
berupa tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat tanaman. Morfologi dari
suatu tumbuhan memengaruhi cara pengambilan suatu bagian tumbuhan untuk
dijadikan simplisia.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana fungsi daun, daun lengkap, daun tunggal / majemuk, bagian-


bagian daun, bangun daun, ujung daun, tepi daun, basis folii, Pertulangan
daun secara morfologi ?
 Bagaimana fungsi batang, permukaan batang, bentuk batang, dll terkait
morfologi dan juga bagian dari batang ?
 Bagaimana fungsi akar dll terkait morfologi dan juga bagian dari akar ?
 Bagaimana fungsi rhizoma, bulbus, morfologi serta bagian-bagiannya ?
 Apa saja bagian buah macam-macam buah, dan contohnya secara
morfologi serta fungsinya ?
 Apa saja bagian bunga lengkap, tidak lengkap bedanya dan bagian-bagian
bunga secara morfologi beserta fungsinya ?
 Apa saja bagian biji, macam-macam biji, contoh secara morfologi, dan
fungsinya ?

1.3 Tujuan

1
 Mengetahui fungsi daun, daun lengkap, daun tunggal dan
mejemuk, bagian-bagian daun, bangun daun, ujung daun, tepi
daun, basis folii, Pertulangan daun secara morfologi
 Mengetahui fungsi batang, permukaan batang, bentuk batang, dll
terkait morfologi dan juga bagian dari batang
 Mengetahui fungsi akar dan hal lain yang terkait morfologi dan
juga bagian dari akar
 Mengetahui fungsi rhizoma, bulbus, morfologi serta bagian-
bagiannya
 Mengetahui bagian buah macam-macam buah, dan contonya
secara morfologi serta fungsinya
 Mengetahui bagian bunga lengkap, tidak lengkap bedanya dan
bagian-bagian bunga secara morfologi beserta fungsinya
 Mengetahui bagian biji, macam-macam biji, contoh secara
morfologi, dan fungsinya

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan


metode studi pustaka. Adapun sumber referensi yang digunakan meliputi literatur
cetak (buku-buku) maupun literatur elektronik (situs-situs) yang sesuai.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisa
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Folium

2.1.1 Pengertian Daun

2
2.1.2 Fungsi Daun

2.1.3 Bagian Daun

2.1.4 Alat Tambahan Pada Daun

2.1.5 Bentuk Daun

2.1.6 Warna Daun

2.1.7 Daun Tunggal dan Daun Majemuk

2.2 Caulis

2.2.1 Pengertian Batang

2.2.2 Sifat Batang

2.2.3 Fungsi Batang

2.2.4 Bentuk Penampang Batang

2.2.5 Permukaan Batang

2.2.6 Arah Tumbuh Batang

2.2.7 Percabangan Batang

2.2.8 Kejelasan Batang

2.2.9 Simplisia Batang

2.3 Radix

2.3.1 Pengertian Akar

2.3.2 Morfologi Akar

2.3.3 Sistem Perakaran

2.3.4 Simplisia Akar

2.4 Metamorfosis

3
2.4.1 Rimpang (Rhizoma)

2.4.2 Umbi Lapis

2.4.3 Kuncup (Gemma)

2.4.4 Umbi Batang

2.4.5 Umbi Akar

2.4.6 Alat Pembelit Sulur

2.4.7 Spina

2.4.8 Alat-Alat Tambahan

2.4.9 Piala

2.4.10 Gelembung

2.5 Buah

2.5.1 Bagian-Bagian Buah dan Fungsinya

2.5.2 Pengelempokan Buah

2.6 Flos dan Semen

2.6.1 Bunga

2.6.1.1 Pengelompokan Bunga

2.6.2 Simplisia Bunga

2.6.3 Biji

2.6.3.1 Bagian-Bagian Biji

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FOLIUM

2.1.1 Pengertian Daun

Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki klorofil yang tumbuh


dari ranting pohon. Daun umumnya berwarna hijau namun terdapat pula
warna lainnya. Daun memiliki banyak fungsi bagi tumbuhan, salah satunya
sebagai alat untuk mengambil dan mengolah zat zat makanan yang diperlukan
oleh organ tumbuhan lainnya. Namun tidak semua daun memiliki morfologi
yang sama. Daun dapat dibedakan menjadi daun majemuk dan daun tunggal
berdasarkan letak daun dan batangnya. Dan dapat pula dibedakan menjadi
daun lengkap dan daun tidak lengkap berdasarkan kelengkapan dari bagian
daunya. Selain itu daun memiliki ciri khas tertentu. Hal ini dapat dilihat dari
bentuk ujung, tepi, basis foli, pertulangan dan permukaan daunyang berbeda
beda. Beberapa daun juga dilengkapi dengan adanya alat tambahan untuk
melengkapi bentuk dan fungsi daun.

2.1.2 Fungsi Daun

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Daun memiliki fungsi yang tidak dapat
digantikan oleh bagian tubuh tumbuhan lain. Fungsi daun pada tumbuhan itu
yakni:
1. Pengambilan zat makanan (resorbsi) terutama yang berupa zat gas
Seperti yang kita ketahui kalau air yang berada di dalam tanah diserap oleh
akar tumbuhan, sementara gas karondioksida diambil dari udara melalui
celah-celah yang halus yang disebut mulut daun (stomata).
2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
Zat-zat makanan diserap oleh akar tumbuhan atau daun yang masih berupa
at anorganik perlu diubah menjadi zat-zat organik sehingga bisa digunakan
oleh tumbuhan dan proses perubahannya di dalam daun dimana terdapat

5
klorofil. Selain itu daun juga memerlukan sinar matahari untuk proses
pengolahan tersebut.
3. Penguapan air (transpirasi)
Apabila udara disekitar tumbuhan belum jenuh dengan uap air maka
tumbuhan akan terus menguapkan airnya dari tubuhnya. Hal tersebut
dilakukan agar tidak terjadi peredaan konsentrasi uap air. Tumbuhan dapat
mengatur penguapan tersebut, baik dengan cara mencegah ataupun
mengurangi penguapan sesuai kebutuhannya.
Meskipun tumbuhan memerlukan air agi hidupnya, namun penguapan air
harus tetap dilakukan, karena dengan adanya penguapan air, air yang diserap
dari akar dapat bergerak ke atas menuju daun, sehingga zat-zat makanan
dari dalam tanah yang biasanya berbentuk larutan dapat terangkut menuju
daun. Oleh karena itulah penguapan air penguapan air sangat penting bagi
kelangsungan hidup tumbuhan.
4. Pernapasan (respirasi)
Tumbuhan seagai makhluk hidup juga bernapas, tumbuhan juga
memerlukan energi, dan energi tersebut hanya bisa didapatkan dari hasil
pembakaran hasil asimilasi, misalnya gula. Proses oksidasi tersebut
memerlukan oksigen yang kemudian didapat dan masuk melalui mulut daun
stomata.

2.1.3 Bagian Daun

Pada bagian ini kita akan membedakan bagian-bagian daun pada daun
lengkap dan tidak lengkap.

Daun lengkap memiliki:

1. Upih daun atau pelepah daun.


Upih daun merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang
yang memiliki fungsi sebagai pelindung kuncup yang masih muda dan
memberi kekuatan pada batang tanaman.
2. Tangkai daun (petioulus).

6
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan
bertugas untuk menempatkan helaian tersebut sedemikian rupa sehingga
dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya.
3. Helaian daun (lamina).
Setiap tumbuhan memiliki bentuk, ukuran, maupun warna helaian daun
yang berbeda. Sifat helaian daun yang perlu diperhatikan adalah:
- Ujung (apex)
- Pangkal (basis)
- Susunan tulang-tulang
- Tepi (margo)
- Daging daun (intervenium)
- Permukaan atas atau bawahnya
- Warna

Sementara itu, bagian daun yang tak lengkap memiliki beberapa variasi
yaitu:

1. Hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja (daun bertangkai). Contohnya
daun mangga.
2. Hanya terdiri dari upih dan helaian (daun berupih atau daun berpelepah),
contohnya daun padi dan daun jagung.
3. Hanya terdiri atas helaian saja (daun duduk), contohnya daun biduri dan
tempuyung.
4. Hanya memiliki tangkai saja, tetapi pipih sehingga menyerupai helaian daun
(daun semu disebut juga filodia), contohnya pohon acacia.

7
2.1.4 Alat Tambahan pada Daun

Selain bagian daun yang telah disebutkan sebelumnya, sering kali


daun memiliki alat-alat tambahan atau pelengkap seperti:
1. Daun Penumpu (Stipule, stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran
serupa daun kecil, umumnya berguna untuk melindungi kuncup yang masih
muda. Misalnya, daun mawar dan daun kembang sepatu

8
2. Selaput bumbung (Ochrea, ocrea), alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas suatu tangkai daun.
Misalnya, rumput asam (Polygonum paniculatum)

3. Lidah-lidah daun (ligule, ligula), merupakan suatu selapis tipis kecil yang
biasanya terdapat pada batas antara upih dan helaian daun, alat ini berguna
untuk mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiakk antara batang dan
upih daun sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan.
Misalnya, pada rumput, bamboo dari Zingiberaceae.

9
2.1.5 Bentuk Daun
Dalam menentukan suatu bentuk daun tidak boleh dipengaruhi oleh adanya
toreh-toreh atau lekuk-lekuk pada tepi daun melainkan harus dibayangkan
bahwa toreh-toreh itu tidak ada. Bentuk daun dibedakan berdasarkan letak
bagiannya yang terlebar menjadi 4 golongan daun yaitu :

1. Bagian yang terlebar terdapat di kira kira tengah tengah tengah helaian
daun
2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah tengah helaian daun
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah tengah helaian daun

10
4. Tidak ada bagian yang terlebar, helaian daun dari pangkal ke ujung hampir
memiliki lebar yang sama

Bagian yang terlebar terdapat di kira kira tengah tengah tengah helaian
daun

a. Bulat atau bundar (obricularis), daun dikategorikan


menjadi bentuk ini jika memiliki panjang : lebar =
1:1. Contohnya pada daun teratai besar (Nelumbium
nelumba Druce)
b. Daun perisai (peltatus), daun dengan jenis ini
memiliki bentuk bulat dan tangkai daun tidak
tertanam pada pangkal daun melainkan pada bagian
tengah helaian daun. Contohnya pada daun keladi
merah (colocasia sp)
c. Jorong ( ovalis atau ellipticus), daun yang memiliki
perbandingan panjang : lebar = 1,5 -2 : 1 contohnya
daun nangka (Artocarpus integra Merr)

d. Memanjang (oblongus), yaitu jika panjang : lebar =


2,5-3 :1 contohnya pada daun kangkung (Ipomoea
aquatica), daun lengkuas (Alpinia galanga), daun
mangga (magifera indica L)

e. Bangun lanset (lanceolatus), yaitu jika panjang :


lebar = 3,5 :1 contohnya daun bunga bakung

11
Namun daun daun yang ada belum tentu sesuai dengan salah satu dari lima
kemungkinan bentuk di atas terdapat pula bentuk bentuk peralihan. Sehingga
ditentukan diantara bentuk-bentuk manakah bentuk daun peralihan tadi.
Sehingga didapatkan pula bangun jorong memanjang (Olliptico-oblongus)
yaitu bangun peralihan diantara jorong dan bulat memanjang dan jika diantara
bentuk memanjang dan bangun lanset disebut memanjang sampai bangun
lanset (Oblongo-lanceolatus)

Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah tengah helaian daun

12
daun yang memiliki bagian terlebar di bawah tengah tengah helaian daun
dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Pangkal daun tidak bertoreh, terdiri atas :


(a) Bangun bulat telur (ovatus) contohnya daun kembang Sepatu (Hisbiscus
rosa-sinensis)
(b) Bangun segitiga (triangularis) contohnya daun sirih (Ipomoea aquatica)
(c) Bangun delta (deltoideus)contohnya daun air mata pengantin
(antingononleptopus Hook)
(d) Bangun belah ketupat (rhomboideus) contohnya daun bangkuwang
(pachyrrhizus erosus Urb)

a b c
d

2. Pangkal daun bertoreh dan berlekuk, terdiri atas


(a) Bangun jantung (cordatus) yaitu daun seperti bulat telur tetapi pangkal
daun memperlihatkan suatu lekukan. Contoh daun waru (hibiscus tiliaceus
L)
(b)Bangun ginjal atau ketinjal (reniformis) yaitu daun yang pendek lebar
dengan ujung yang tumpul atau membulat dan pangkal yang berlekuk
dangkal. Contohnya pegaga (Centella Asiatica Urban)
(c) Bangun anak panah (sagittarus) daun tak seberapa lebar, ujung tajam
pangkal dengan lekukan yang lancip pula, demikian pula bagian pangkal
daun dikanan kiri lekukannya. Contohnya daun enceng (sagittaria
sagittifolia L)

13
(d)Bangun daun tombak (hastatus). Seperti bangun anak panah, tetapi bagian
pangkal daun dikakan kiri tangkai mendatar. Contohnya daun wewehan
(Monochoria Hastata Solms)
(e) Daun bertelinga (Auriculatus), seperti daun tombak tetapi pangkal daun
dikanan kiri tangkai membulat. Contohnya daun tempuyung (sonchus
asper vill)

a b c

d e

Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah tengah helaian daun

14
(a) Bangun bulat telur sungsang (obovatus), seperti bulat telur tetapi bagian
yang lebar terdapat dekat ujung daun . Contohnya daun sawo kecik
(Manilkara kauki Dub)
(b) Bangun jantung sungsang (obcordatus) contohnya daun asam/jukut
calingcingan (Oxalis Corniculata)
(c) Bangun pasak atau segitiga terbalik (cuneatus) contohnya
(d) Bangun sudip (spathulatus)  seperti bangun bulat telur terbalik tetapi
bagian bawahnya memanjang. Contohnya daun tapak liman
(elephantopus scaber L)

a b c d

Tidak ada bagian yang terlebar, helaian daun dari pangkal ke ujung
hampir memiliki lebar yang sama

Dari pangkal hingga ujung daun hampir sama lebar dan biasanya sempit atau
lebarnya jauh berbeda dengan panjang daunnya

15
(a) Bangun garis (linearis), memiliki bentuk daun yang pipih dan sangat
panjang. Contohnya daun alang alang (Imperata cylindrica)
(b) Bangun pita (ligulatus) mirip dengan bangun garis tetapi lebih panjang lagi
dan banyak didapati pada jenis jenis rerumputan. Contohnya daun sereh
(Cymbopogon citratus)
(c) Bangun pedang (ensiformis) seperti bangun garis, tetapi daun tebal
dibaguan tengan dan tipsis kedua tepinya. Contohnya lidah buaya
(aloevera)
(d) Bangun paku atau dabus (subulatus), bangun daun hampir seperti silinder,
ujung runcing, seluruh bagian kaku. Contohnya Sanseviera cylindrica
(e) Bangun jarum (acerosus) serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing
panjang. Contohnya tumbuhan rosemari

a b c d e

A. Ujung daun (Apex Folii)


1. Runcing ( acutus)
Jika pada tepi daun sedikit demi sedikit menuju ke atas dan membentuk
sudut lancip pada puncak daun. Jenis ujung daun ini sering didapati pada
bangun daun: bulat memanjang, lanset, segi tiga, delta, belah ketupat dll.
Contohnya daun sirih.

16
2. Meruncing (acuminatus)
Seperti pada bentuk ujung daun runcing tetapi titik pertemuan kedua
tepi daunnya jauh lebih tinggi, sehingga daun tampak sempit panjang dan
runcing, contohnya daun sirsak.

3. Tumpul (obtusus)
Tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju
ke titik pertemuan sehingga dihasilkan sudut tumpul (lebih dari 90
derajat). Sering dijumpai pada daun bangun bulat telur sungsang atau
bangun sudip misalnya jeruk nipis (Citrus auliantofolia)

4. Membulat (rotundatus)

17
Seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak membentuk suatu sudut.
Biasanya sering dijumpai pada daun yang bulat atau jorong atau daun
bangun ginjal misalnya daun teratai besar (nelumbium nelumbo)

5. Rompang (truncatus)
Ujung daun terlihat seperti sebuah garis yang rata/datar. Contohnya
semanggi (marsilea crenata)

6. Terbelah (retusus)
Ujung daun memperlihatkan lekukan. Misalnya pada bayam (amaranthus
hybridus)

7. Berduri (mucronatus)

18
Bagian ujung daun ditutupi oleh suatu bagian yang runcing keras atau
suatu duri. Misalnya pada daun nanas (agave sp)

B. Pangkal Daun (Basis Folii)


Pangkal daun berdasarkan pertemuan tepi helaian daun dibedakan menjadi:
1.Helaian daun tidak bertemu, memilki variasi:
a) Runcing (acutus): terdapat pada daun yang memanjang daun lanset, belah
ketupat, jantung terbalik dsb.
b) Meruncing (acuminatus): pada daun bulat telur terbalik atau bentuk sudip
c) Tumpul (obtosus): pada daun bulat telur dan jorong
d) Membulat (rotundus): pada daun bulat, jorong dan bulat telur
e) Rompang (truncatus): pada daun segitiga, delta, tombak
f) Berlekuk (emarginatus): pada daun bentuk jantung, ginjal, anak panah

19
2.Helaian daun bertemu
a) Daun tertembus batang (perfoliatus) daun duduk tetapi batang menembus
pertengahan helaian daun,

Eupatorium perfoliatum L.

b) Bentuk tameng (peltatus), tangkai daun bertumpu di bagian helaian daun,


biasanya helaian berbentuk membulat, sehingga seperti layaknya perisai.

Podophyllum peltatum L

C. Pertulangan Daun (Nervatio)

Pertulangan helaian daun adalah kelanjutan dari tangkai daun dan


merupakan kumpulan berkas pengangkutan pada helaian daun. Pertulangan
daun utama disebut ibu tulang daun (costa midrib) yang umumnya membagi
daun menjadi dua sisi lateral. Costa tersebut memiliki percabangan yang
disebut tulangan cabang atau cabang lateral (nervus lateralis). Daun cabang

20
lateral tersebut kemudian tumbuh pertulangan daun yang terhalus yang disebut
sebagai urat daun (vena).

Pada daun jenis tanaman tertentu misalnya pisang (Musa parasidiaca),


cabang lateral ujungnya saling bertautan di tepi helaian daun dan membentuk
tulang pinggir. Berdasarkan pada susunan tulang cabang, tipe pertulangan
daun dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut:

1. Menyirip/penninerve yaitu tulang cabang tersusun seperti sirip pada ikan


2. Menjari/palminerve yaitu sejumlah tulang cabang lurus tersusun seperti
susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun)
3. Melengkung/curvinerve yaitu sejumlah tulang cabang melengkung,
tersusun seperti susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun)
4. Sejajar/ rectinerve yaitu sejumlah tulang cabang tersusun sejajar dari
pangkal sampai ujung helaian daun

D. Tepi Daun (Margo Folii)


Secara garis besar tepi daun dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Integer (rata), contohnya daun Nangka (Artocarpus integra Merr.)

21
2. Divisus (bertoreh)
Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Ada yang
dangkal, dalam, besar, kecil dan lain sebagainya. Toreh pada tepi daun
dapat dibedakan dalam dua golongan:
a. Tepi daun merdeka yaitu tepi daun dengan torehan yang tidak
mempengaruhi bentuk helaian atau bentuk asli daun. Toreh-toreh
ini biasanya tak seberapa dalam dan letaknya toreh tidak
bergantung pada jalannya tulang-tulang daun. Berdasarkan pada
besarnya sudut tonjolan (angulus) dan sudut torehan (sinus) dapat
dibedakan menjadi :
1. Serratus (bergerigi), jika sinus dan angulus sama lancipnya,
misalnya daun lantana (Lantana camara L.).
2. Biserratus (bergerigi ganda atau rangkap), tepi daun seperti
toreh bergerigi (serratus), namun angulus cukup besar, dan
tepinya bergerigi lagi.
3. Dentatus (bergigi), jika sinus tumpul dan angulus lancip,
misalnya daun beluntas (Pluchea indica Less.).
4. Crenatus (beringgit), jika sinus tajam dan angulus tumpul,
misalnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.).
5. Repandus (berombak), jika sinus dan angulusnya sama sama
tumpul, misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus
Hook et Arn.).

22
Tepi daun merdeka
b. Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya. Hal
ini dikarenakan toreh-toreh daun besar dan dalam sehingga bentuk
terpengaruh olehnya. Toreh-toreh yang besar dan dalam itu
biasanya terdapat di antara tulang-tulang yang besar atau di antara
tulang-tulang cabang.
Berdasarkan dalamnya toreh dibedakan atas:
1. Lobatus (berlekuk), yaitu dimana dalamnya toreh kurang
daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat
dikanan kirinya.
2. Fissus (bercangap), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai
ditengah panjang tulang-tulang daun di kanan-kirinya.
3. Partitus (berbagi), jika dalamnya toreh melebihi setengah
panjangnya tulang-tulang daun di kanan kirinya.

Sebutan untuk mencandra tepi daun yang bertoreh dalam dan besar ini
merupakan kombinasi antara sifat toreh dengan susunan tulang daunnya,
antara lain:

23
a. Pinnatilobus (berlekkuki menyirip), yaitu tepi berlekuk mengikuti
susunan tulang daun yang menyirip. Misalnya, daun terong (Solanum
melongena L.)

b. Pinnatifidus (bercanggap menyirip), tepi bercanggap, sedang daunnya


mempunyai susunan tulang yang menyirip. Misalnya daun keluwih
(Artocarpus communis Forst.)

c. Pinnatipartitus (berbagi menyirip), tepi berbagi dengan susunan tulang


yang menyirip. Misalnya daun kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.)

d. Palmatilobus (berlekuk menjari), tepi berlekuk, susunan tulang daun


menjari. Misalnya daun kapas (Gossypium sp.)

24
e. Palmatifidus (bercanggap menjari), jika tepinya bercanggap, sedang
susunan tulangnya menjari. Misalnya daun jarak (Riccinus communis
L.)

f. Palmatipartitus (berbagi menjari), jika tepi berbagi, sedangkan


daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari. Misalnya daun
ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.)

25
2.1.6 Warna Daun
1. Merah, contohnya : Acalypha wilkesiana

2. Hijau bercampur,contohnya yaitu Puring (Cosdiaeum inophyllum)

3. Hijau tua, contonya : daun nyamplung

4. Hijau Kekuningan, contohnya daun sirih belanda

26
2.1.7 Daun Tunggal dan Daun Majemuk
Berdasarkan jenisnya, daun dibedakan atas daun tunggal (folium simplex) dan
daun majemuk (folium compositum).

1. Daun Tunggal (folium simplex)

Pada daun tunggal, setiap tangkainya hanya terdapat satu helaian daun dan
umumnya kuncup daun berada di ketiak tangkai daun. Ciri khas lain dari daun
tunggal ialah terbentuk secara tidak bersamaan dan gugurnya daun diawali dari
daun yang tua, kemudian diikuti oleh daun yang muda. Susunan daun pada daun
tunggal ada yang lengkap dan ada yang tidak lengkap. Daun lengkap apabila
memiliki bagian utama seperti upih daun atau pelepah daun, tangkai daun, dan
helaian daun. Misalnya daun pisang (Musa paradisiaca), daun pinang (Areca
catechu), daun talas (colocasia esculenta). Sementara itu, daun tidak lengkap
tidak memiliki salah satu atau dua bagian utama tersebut. Adapun penampakan
daun tidak lengkap yaitu daun bertangkai ; apabila daun hanya memiliki bagian
tangkai dan helaian daun, daun berupih; apabila daun hanya memiliki bagian upih
dan helaian daun, daun duduk (sessile) ; apabila daun hanya memiliki helaian
daun saja, dan daun semu (folidia) ; apabila daun yang berkembang dari tangkai
daun yang melebar.

27
Ragam bentuk daun tunggal

2. Daun Majemuk (folium compositum)

Apabila dilihat dari berbagai aspek, daun majemuk berbeda dengan daun
tunggal. Perbedaan tersebut antara lain terdapat pada tata letak kuncup batang,
jumlah helaian per daun, helaian daun per cabang tangkai daun, pertumbuhan
daun, dan gugurnya daun. Pada daun majemuk, tangkainya bercabang-cabang, dan
pada cabang tangkai barulah terdapat helaian daun, sehingga pada satu tangkai
terdapat lebih dari satu helaian daun. Suatu daun majemuk dapat dipandang
berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya sedemikian dalamnya, sehingga
bagian daun di antara toreh-toreh itu terpisah satu samalain, dan masing-masing
merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri.

Selain itu terdapat ciri-ciri lain dari daun majemuk, di antaranya pada daun
majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya juga runtuh

28
bersama-sama. Pada daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat
pertumbuhan yang terbatas dan ujungnya tidak mempunyai kucup. Suatu cabang
biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai sebuah kuncup di ujungnya.
Pada daun majemuk tak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedangkan
pada suatu cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau mungkin
lebih dari satu kuncup.

Daun majemuk disusun oleh bagian-bagian daun majemuk, yang dapat


dibedakan menjadi:

1. Ibu tangkai daun/tangkai induk/potiolus communis, yaitu merupakan


bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian
daunnya yang dinamakan anak daun. Ibu tangkai merupakan aksis pokok
yang pada ketiak pangkal daunnya terdapat kuncup. Ruas cabang/rachilla
merupakan percabangan lanjutan dari aksis pokok yang dapat dibedakan
berdasarkan urutannya, yaitu ruas cabang tingkat 1/rachiolla, ruas cabang
tingkat 2 /rachiololus, dan seterusnya.
2. Tangkai anak daun/petiololus, yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang
mendukung helaian anak daun/ foliolum yang setara dengan daun tunggal.
Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang
cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu di dalam ketiaknya tak pernah
terdapat suatu kuncup.
3. Anak daun/foliolum, merupakan bagian-bagian helaian daun yang karena
dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah. Dapat tumbuh pada
tangkai induk, ruas cabang, dan ruas tingkat berikutnya. Biasanya, anak
daun pada daun majemuk memiliki tangkai yang pendek saja atau hampir
duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun seledri (Apium graveolens
L.). Namun, adakalanya anak daun mempunyai tangkai yang cukup
panjang dan terlihat jelas, misalnya pada daun mangkokan (Nothoponax
scutellarium Merr.).

Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun majemuk
atau di dekat pangkal ibu tangkai, dapat ditemukan sepasang daun penumpu,

29
seperti misalnya pada daun mawar (Rosa sp.), yang berupa dua daun kecil melekat
pada kanan kiri pangkal ibu tangkai daun.

Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat
dibedakan menjadi empat golongan, yaitu:
a. Daun Majemuk Menyirip (pinnatus)
Pada daun majemuk menyirip anak daun tersusun di kanan-kiri ibu
tangkai daun dengan susunan seperti sirip ikan.

Secara umum, daun majemuk menyirip dibedakan menjadi;


1. Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliolatus)
Daun ini mirip seperti daun tunggal, namun tangkai daun
memperlihatkan suatu persendian (articulatio), jadi helaian daun tidak
langsung terdapat pada ibu tangkai. Sesungguhnya pada daun ini juga
terdapat lebih daripada satu helaian daun, namun yang lainnya telah
tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Misalnya daun jeruk
(Citrus aurantifolia; Rutaceae), dan daun melati (Jasminum sambac;
Olaceae).

Daun majemuk menyirip beranak satu (daun jeruk)


2. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus)
Pada daun ini terdapat sepasang anak daun berhadapan di ujung aksis,
oleh sebab itu jumlah anak daunnya biasanya menjadi genap. Untuk
menentukan apakah suatu daun majemuk menyirip genap atau tidak,
tidak lagi dengan menghitung jumlah anak daun tetapi melihat kepada
ujung ibu tangkainya. Jika ujung ibu tangkai terputus atau ujung ibu

30
tangkai bebas berarti daun merupakan daun majemuk menyirip genap.
Misalnya daun asam (Tamaarindus indica).

3. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus)


Pada daun ini hanya ada satu anak daun di ujung aksis, baik jumlah
anak daunnya genap atau ganjil. Misalnya daun pacar Cina (Aglaia
adorata).

Berdasarkan pada posisi anak daunnya terhadap aksis pokok, daun


majemuk menyirip dapat dibedakan menjadi:
1. Daun majemuk menyirip berpasangan, apabila pasangan anak daun
berhadapan pada aksis pokok.
2. Daun majemuk berseling, apabila anak daun tidak berpasangan dan
berhadapan, tetapi berseling pada aksis pokok.
3. Daun majemuk menyirip berselang-seling (interuptepinnate), apabila
anak daun berpasangan dengan posisi berhadapan, tetapi setiap

31
pasangan memiliki ukuran yang berbeda. Misalnya anak dau tomat
(Solanum licopersicum).
Selain itu juga terdapat daun majemuk menyirip ganda atau rangkap
(Bipinnate), yang dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat
berapa dari ibu tangkainya. Daun majemuk menyirip ganda dapat
dibedakan dalam:
1. Daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun
duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai.
2. Daun majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak-anak daun
duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai.
3. Daun majemuk menyirip ganda empat, dan seterusnya.

Pada umumnya jarang ditemukan daun yang menyirip ganda lebih


dari tiga. Daun majemuk menyirip ganda dibedakan lagi dalam:
 Menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada satu anak daun
pun yang duduk pada ibu tangkai.
 Menyirip ganda tidak sempurna, yaitu jika masih ada anak daun yang
duduk langsung pada ibu tangkainya.
b. Daun Majemuk Menjari (palmatus)
Pada daun majemuk menjari anak daun tumbuh pada ujung aksis
secara radial, membentuk susunan seperti jari. Daun majemuk menjari
dibedakan berdasarkan pada jumlah anak daun, yaitu:
1. Daun majemuk menjari beranak daun dua (bifoliate), misalnya daun
nam-nam (Cynometra cauliflora L.)

2. Daun majemuk menjari beranak daun tiga (trifoliate), misalnya pada


pohon para (Hevea brasiliensis Muell.)

32
3. Daun majemuk menjari beranak daun lima (quinquefoliate), misalnya
daun maman (Gynandropsisi pentaphylla D.C)

4. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (septemfoliate), misalnya


daun randu (Ceiba pentandra Gaerthn.)

5. Daun majemuk menjari beranak daun banyak (polyfoliate).


Kondisi ganda pada daun majemuk menjari terdapat pada jenis
tumbuhan Aquilegia vulgaris, yang bersifat ganda dua (biternatus).
c. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)
Daun majemuk bangun kaki memiliki susunan seperti daun majemuk
menjari. Pada daun majemuk bangun kaki, anak daun anterior tersusun
menjari, tetapi dua anak daun posterior tumbuh pada tangkai anak daun
sebelumnya. Misalnya daun Arisaema filiformis dari family Araceae.

d. Daun Majemuk Campuran (digitato pinnatus)


Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang
mempunyai cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat
pada ujung ibu tangkai daun, tetapi pada cabang-cabang ibu tangkai ini
terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip, misalnya daun sikejut
(Mimosa pudica L.)

33
Ragam bentuk daun majemuk

Perbedaan daun tunggal dan daun majemuk

34
2.2 CAULIS

2.2.1 Pengertian

Batang adalah bagian tubuh tumbuhan tempat menopangnya daun


dan buah. Bagian ini sangat penting, mengingat tempat serta kedudukan
batang bagi tubuh tumbuhan yang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan.

2.2.2 Sifat Batang

1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder.


2. Terdiri atas ruas (internodus) yang dibatasi oleh buku-buku (nodus)
tempat terdapatnya daun.
3. Biasanya tumbuh ke atas, bersifat fototrop atau heliotrop (fototrop
artinya mengikuti arah datangnya cahaya, heliotrop artinya mengikuti
arah matahari).
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya sehingga dapat dikatakan
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tidak digugurkan
kecuali ranting atau dahan kecil yang kadang-kadang dapat gugur.
6. Umumnya tidak berwarna hijau (kecuali semasa muda dan pada
tumbuhan berumur pendek seperti rumput).

2.2.3 Fungsi Batang

1. Penyokong atau Penopang


Batang berfungsi sebagai penyokong atau penopang agar
tumbuhan tetep berdiri tegak, selain itu juga dapat berfungsi sebagai
tempat melekatnya daun, bunga, dan biji.

2. Sarana Transportasi atau pengangkut


Batang berfungsi sebagai pengangkut air dan garam mineral
dari akar ke daun melalui pembuluh xilem untuk proses fotosintesis

35
dan juga akan mengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh bagian tumbuhan melalui pembuluh floem.

3. Tempat Penyimpanan Cadangan Makanan


Berfungsi untuk menyimpang cadangan makanan, misalnya
pada batag tumbuhan sagu.

4. Membantu Proses Pernapasan


Batang dapat membantu proses pernapasan dari tumbuhan,
karena oksigen dapat masuk ke lentisel, yaitu pori-pori kecil pada
tumbuhan yang berfungsi untuk pertukaran gas.

5. Alat Perkembangbiakan
Berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif, misanya
cangkok pada tumbuhan.

6. Sebagai Bahan Makanan dan Kebutuhan Sehari-hari Manusia


Batang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan seperti
batang pohon sagu yang dapat dijadikan bahan makanan. Selain itu,
batang juga dapat dibuat menjadi bangunan rumah, furniture, dan juga
untuk kayu bakar.

2.2.4 Bentuk Penampang Batang

1. Bulat (teres). Contoh: bambu (Bambusa sp.) dan pohon kelapa (Cocos
nucifera L.)

36
2. Bersegi (angularis) dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Bentuk segitiga, contohnya rumput teki (Cyperusrotundus)

b. Bentuk persegi, contohnya pohon markisa (Passiflora


quadrangularis L.)

3. Pipih, yaitu bentuk melebar menyerupai daun dan dapat mengambil


alih tugas daun. Bentuk pipih dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kladodia (cladodium), dapat tumbuh terus dengan mengadakan
percabangan. Contoh: kaktus (Opuntia vulgaris Mill)

37
b. Folikladia (phyllocladium), bentuknya lebih pipih dan
pertumbuhannya terbatas. Contoh: jakang (Muehlenbeckia
platyclada Meissn)

2.2.5 Permukaan Batang

1. Licin (Laevis), misalnya batang tumbuhan jagung


2. Berusuk (Costatus), permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur,
misalnya tumbuhan iler.
3. Beralur (Sulcatus), misalnya kaktus monster
4. Bersayap (Alatus), batang bersegi tapi sudutnya terdapat pelebaran
yang tipis. Misalnya ubi dan markisa
5. Berambut (Pilosus), misalnya tembakau
6. Berduri (Spinosus), misalnya bunga mawar

2.2.6 Arah Tumbuh Batang

Pada dasarnya, batang tumbuh ke arah ke arah cahaya,


meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat
memperlihatkan variasi dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang
yang tumbuhnya :
a. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arah batang tumbuh lurus keatas,
misalnya pepaya (Carica papaya).
b. Menggantung (dependes, pendulus), yaitu tumbuh-tumbuhan yang
tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, atau tumbuh-tumbuhan

38
yang hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek
(Orcidaceae) tertentu.
c. Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah,
hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok keatas, misalnya pada
semangka (Citrullus lanatus).
d. Menjalar (repens), batang berbaring, tetapi dari buku-bukunya keluar
akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomea batatas)
e. Serong ke atas (oscendens), pangkal batang seperti hendak berbaring,
tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya kacang tanah
(Arachis hypogaea)
f. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus keatas, tetapi
kemudian bagian atasnya membengkok kembali kebawah seperti orang
yang sedang menganggukan kepala, misalnya bunga matahari
(Helianthus annus).
g. Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh keatas dengan
menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun
tumbuhan lain, dan pada waktu naik keatas batang menggunakan alat-
alat khusus untuk berpegangan pada penunjangnya, biasanya berupa
akar pelekat, akar pembelit, sulur, dan duri. Contohnya terdapat pada
tanaman air mata pengantin (Antigonon leptopus).
h. Membelit (Volubilis), jika batang naik keatas dengan menggunakan
penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak
dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya sendiri naik
dengan melilit penunjangnya. Arah tumbuh batang melilit dibagi
menjadi 2, yaitu:
- Membelit ke kiri (sinistrosum volubilis), jika dilihat dari atas arah
belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam, misalnya pada
kembang telan (Clitoria ternatea).
- Membelit ke kanan (Dextrosum volubilis), jika arah belitan sama
dengan arah gerakan jarum jam, misalnya pada gadung (Dioscorea
hispida).

39
2.2.7 Percabangan Batang

1. Monopodial

Yaitu, jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar
dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya, contohnya pohon cemara (Casuarinaequisetifolia L.)

2. Simpodial

Yaitu, batang pokok sukar ditentukan karena dalam


perkembangan selanjutnya mungkin menghentikan pertumbuhannya
atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan
dengan cabangnya, contohnya pohon sawo manila (Achraszapota
L.).

40
3. Dikotom atau menggarpu

Yaitu, cara percabangan, yang batang setiap kali bercabang


menjadi dua cabang yang sama besarnya, contohnya paku andam
(Gleichenialinearis Clarke).

41
2.2.8 Kejelasan Batang

1. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis)


Tumbuhan yang tidak berbatang sebenarnya tidak ada, hanya
saja tampak tidak ada. Tumbuhan jenis ini memilik batang yang sangat
pendek sehingga terlihat seakan daun muncul dari akar dan tersusun
rapat satu sama lain. Contoh: lobak (Raphanussativus L.) dan sawi
(Brassicajuncea L.)

2. Tumbuhan yang berbatang dibedakan menjadi empat, yaitu:

42
a. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair.
Contoh: bayam (Amaranthus spinosus L.).

b. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang besar dan kuat


karena sebagian besar terdiri dari kayu yang terdapat pada
pohon ataupun semak semak. Pohon adalah tumbuhan yang
tinggi dan besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari
permukaan tanah, contohnya pohon mangga (Mangifera indica
L.). Semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang
berkayu, bercabang cabang dekat permukaan tanah, contohnya
sindaguri (Sida rhombifolia L.).

c. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang keras, mempunyai


ruas ruas yang nyata dan seringkali berongga. Contoh: rumput
(Graminea).

43
d. Batang mendong (calamus), yaitu seperti batang rumput namun
memiliki ruas yang lebih panjang. Contoh: mendong
(Fimbristylisglobulosa Kunth).

2.2.9 Simplisia Batang

 Simplisia Kayu Manis


Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotylodenia
Ordo : Ranales
Family : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Species : Cinnamomum burmannii
(Ness.) Bl
Nama latin : Cinnamomum burmannii
Nama Simplisia : Cinnamomi cortex

Kandungan Kimia

Kayu manis mengandung minyak atsiri, eugenol, safrole,


cinnamaldehyde, tannin, kalsium oksalat, damar, zat penyamak.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian


Kayu manis memiliki efek farmakologis sebagai berikut
peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik),

44
antirematik, meningkatkan nafsu makan (stomakik),
menghilangkan sakit (analgetik). Sifat kimiawinya pedas, sedikit
manis, hangat dan wangi.

Khasiat
Dapat digunakan untuk menyembuhkan sakit perut, diare,
batuk, tekanan darah tinggi, asam urat, membangkitkan nafsu
makan, memberi aroma pada makanan dan obat tradisional, serta
menyembuhkan nyeri pinggang dan rematik.
Biasanya kayu manis dapat bekerja optimal jika
digabungkan dengan beberapa herbal lainnya, seperti misal untuk
menyembuhkan batuk (Kulit kayu manis, daun sirih, cengkeh, gula
batu), tekanan darah tinggi (kulit kayu manis, asam trengguli,
cekur, daun sena, daun saga manis, daun kaki kuda, gula enau),
asam urat (kayu manis, biji pala, kapulaga, cengkeh, dan ubi jalar),
serta diare (kayu manis dna daun jambu biji).

 Simplisia Brotowali
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotylodenia
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Tinospora
Species : Tinospora crispa (L.) Miers
Nama latin : Tinospora crispa
Nama Simplisia : Tinosporae caulis
Kandungan Kimia
Kandungan kimia brotowali adalah alkaloid, damar lunak,
pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan
palmatin. Akar brotowali mengandung alkaloid dan kolumbin.

45
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Efek farmakologis brotowali adalah menghilangkan rasa
sakit (analgetik), penurun panas (antipiretik). Hasil penelitian yang
telah dilakukan berkaitan dengan efek farmakologis brotowali
adalah :
- Ekstrak methanol dari brotowali mempunyai daya anti
bakteri terhadap kuman S. aureus (Lam Retta Tiurnida,
1996. FF UNAIR).
- Ekstrak brotowali yang difraksinasi dengan kloroform
menghambat terjadinya reaksi anafilaksis kutan aktif. Efek
yang diberikan meningkat dengan semakin besarnya dosis
dari 100 mg/kg bb. Sampai 800 mg/kg bb (Elfanetti, 1995,
JF FMIPA UNAND).

Khasiat
Khasiat dari brotowali adalah dapat mengobati rheumatic
arthritis, reumatik sendi, demam, demam
kuning, kencing manis, memar dan kudis.
Untuk mengobati infeksi saluran kemih
biasanya batang brotowali kering dicampur
dengan gandarusa kering, sidaguri kering,
kunyit, dan madu. Untuk mengobati demam
kuning digunakan batang brotowali dan madu. Sementara untuk
mengobati kencing manis, biasanya digunakan brotowali kering
digabungkan dengan sambiloto kering, daun sendok kering,
ciplukan kering.

 Simplisia Kina
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotylodenia

46
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Chinchorna
Species : Chinchorna spp.
Nama Simplisia : Chinchorna candis
Kandungan Kimia
Kina mengandung alkaloida yang berkhasiat dalam jumlah
besar diantaranya kinina, sinkonina, sinkonidina, dan
alkaloidadalam jumlah kecil lainnya adalah kintanat, asam kina,
asam tanat, damar dan malam.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

Kina memiliki efek farmakologis sebagai berikut antipiretik


(obat demam), antimalaria
(obat malaria), dan penambah nafsu makan.

Khasiat dan Cara Pemakaian


Alkaloid kinin pada kina dapat mengobati malaria,
sementara alkaloid kinidin berkhasiat untuk mengobati penyakit
jantung. Untuk mengobati malaria, kulit batang direbus dan
disaring beberapa kali kemudia diberi madu atau gula, air rebusan
tersebut dapat diminum sebanyak ¾ gelas dan dianjurkan untuk
meminumnya 3 kali sehari bagi penderita malaria.

2.3 RADIX

2.3.1 Pengertian Akar


Akar merupakan salah satu organ tumbuhan yang paling penting
disamping batang dan daun, bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan
kormus. Akar merupakan salah satu organ tumbuhan yang paling penting
disamping batang dan daun, bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan

47
kormus. Asal akar adalah dari akar lembaga (radix). Pada dikotil, akar lembaga
terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang. Sedangkan pada monokotil,
akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.

Akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut:

1. merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,


dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
2. tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-
daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya.
3. warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
4. tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih
kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah.
5. bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk
menembus tanah.

2.3.2 Morfologi Akar


Secara morfologi (struktur luar), akar terbagi atas leher akar,rambut akar,
batang akar, ujung akar, serabut akar, cabang-cabang akar, dan tudung akar.

a) Ujung akar

bagian-bagian akar

48
Ujung akar atau apex radicis merupakan titik tumbuh akar yang dilindungi
oleh tudung akar. Bagian ini merupakan bagian paling muda dan terdiri dari jaringan
yang masih dapat mengadakan pertumbuhan

b) Rambut akar/ bulu akar

Rambut akar atau pilus radicalis mempunyai umur yang pendek. Bagian ini
merupakan perluasan dari permukaan sel epidermis akar dan penonjolan sel-sel kulit
luar yang panjang yang berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan air dan
mineral

c) Leher akar

Disebut juga pangkal akar atau collum, merupakan bagian yang


bersambungan langsung dengan pangkal batang

d) Batang akar

Batang akar atau corpus radicis terdapat di antara leher akar dan
ujungnya

e) Cabang-cabang akar

Disebut juga radix literalis, merupakan bagian akar yang tak langsung
berhubungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokoknya dan
masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.

f) Serabut akar

Merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk akar serabut,


disebut juga fibrilla radicalis.

g) Tudung akar

Disebut juga calyptra, yaitu bagian yang terletak paling ujung dan terdiri
dari jaringan yang berguna melindungi ujung akar yang masih muda saat
pembelahan/perpanjangan akar .

Pada penampang akar melintang dikotil dapat dilihat dengan jelas susunan dari
luar ke dalam:
 Epidermis (epiblema/piliferous layer)

49
 Cortex
 Endodermis
 Stele berupa perisikel dan jaringan pembuluh (xilem dan floem)

Berikut ini adalah beberapa fungsi untuk akar


pada tumbuhan yaitu :
 Sebagai penopang berdirinya tumbuhan, agar tumbuhan berdiri tegap.
 Tempat melekatnya tumbuhan pada media
 Penyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut dalam air yang terdapat di dalam
tanah juga sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
 Bagi tumbuhan yang hidup di daerah kekurangan oksigen, akar digunakan sebagai
alat pernapasan
 Alat perkembangan vegetatif pada beberapa tumbuhan.

2.3.3 Sistem Perakaran


Sewaktu tumbuhan masih dalam bentuk lembaga dalam biji, sebenarnya
sudah merupakan calon akar (akar lembaga/radicula). Lalu, setelah biji
berkecambah sampai dewasa, akar lembaga akan menunjukan perkembangan
yang berbeda menurut sistem perakarannya. Sistem perakaran terbagi menjadi
2 macam, yaitu sistem akar tunggang dan sistem akar serabut.

50
A. Sistem Akar Tunggang
Akar tunggang dapat didefinisikan sebagai akar yang mempunyai akar
pencer (akar utama) yang menancap kokoh ke dalam tanah dan akan bercabang-
cabang dengan ukuran besar dan panjang yang berbeda-beda. Sama seperti akar
serabut, fungsinya adalah memperkokoh tanaman, penyerap air dan unsur hara
dari dalam tanah, sebagai sarana reproduksi dan lain-lain. Namun pada system
perakaran ini patut ditabahkan suatu fungsi lain yaitu sebagai tempat menyimpan
makanan.

Secara morfologi akar tunggang hanya memiliki satu akar utama dan
beberapa akar lateral atau cabang akar biasanya terdapat pada tumbuhan
Gymnospermae dan tumbuhan dikotil. Jika akar lembaga terus bertumbuh
menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Bila akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang
(radix primaria). Sistem akar ini biasa terdapat pada tumbuhan biji
belah(Dycotildoneae) dan tumbuhan biji telanjang(Gymnospermae). Perlu di
ingat, sistem akar tunggang hanya di temukan pada tanaman yang berkembang
biak secara generatif (melalui biji). Sedangkan mengenai percabangan dan
bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan menjadi :

1. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang


Biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk
serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan
fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai
bentuk yang istimewa, misalnya:

a. Berbentuk tombak (fusiformis), pangkalnya besar meruncing ke ujung


dengan serabut akar sebagai percabangan, biasanya berfungsi sebagai tempat
penimbunan cadangan makanan. Misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.),
wortel(Daucus carota I.).

51
b. Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat. Cabang akar
berupa serabut akar yang hanya terdapat pada ujung akar yang sempit
meruncing. Misalnya akar bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
c. Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti
serabut akar dan sedikit sekali bercabang. Misalnya pada kratok (Phaseolus
lunatus L.).

2. Akar tunggang yang bercabang (ramosus).


Akar tunggang ini tumbuh kurus ke bawah, bercabang banyak, dan
cabangnya dapat bercabang lagi sehingga daerah perakaran menjadi luas.
Susunan akar ini terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji. (misalnya :
apel dan jeruk).

B. Sistem Akar Serabut

Akar serabut adalah sejumlah akar yang terdapat pada pangkal


tumbuhan yang besar dan panjangnya hampir sama. Sistem perakaran ini
terbentuk dari akar primer yang membentuk percabangan sebanyak-
banyaknya. Akar serabut umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil.
Fungsi utamanya adalah memperkokoh berdirinya tumbuhan, dan
mencegah erosi. Selain itu juga terdapat fungsi umumnya sebagai akar

52
yaitu menyerap air dan mineral dari dalam tanah, sarana reproduksi, dan
lain-lain. Akar – akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli
yang dinamakan akar lia, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu
dinamakan akar serabut (radix adventica).

Umumnya sistem perakaran serabut ini terdapat pada tumbuhan


monokotil, sedangkan pada tumbuhan dikotil dapat dijumpai jika
tumbuhan tersebut dikembangkan dengan cara stek atau cangkok. Fungsi
utama dari sistem perakaran serabut ini yaitu untuk memperkokoh
berdirinya tumbuhan. Sistem perakaran serabut ini diklasifikaskan menjadi
akar serabut kecil-kecil (Oryza sativa), kaku keras (Cocos nucifera), dan
besar-besar (Pandanus tectorius). Sedangkan baik pada system akar
tunggang maupuin akar serabut, masing-masing akar dapat bercabang-
cabang untuk memperluas bidang penyerapan.

Akar serabut diklasifikasikan menjadi:

1) Akar serabut kecil-kecil seperti benang, misalnya pada tanaman padi


(Oryza sativa)
2) Akar serabut kaku keras, misalnya pada pohon kelapa (Cocos nucifera
L.)
3) Akar serabut besar-besar, misalnya pada Pandan (Pandanus tectorius
Sol.)

Berhubungan dengan cara-cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan


– keadaan tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar yang
mempunyai sifat dan tugas yang khusus misalnya :

 Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian-
bagian tanaman yang terdapat di atas tanah, bergantung di udara. Selama masih
menggantung, akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas dari
udara dan seringkali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air yang
disebut velamen (misalnya akar anggrek kalajengking (Arahnis flosaeris. setelah
mencapai tanah kemudian berkelakuan sepeti akar biasa dan bagian yang di atas
tanah berubah menjadi batang, contohnya pada beringin (Ficus benyamina L.).

53
 Akar hisap atau akar penggerek (haustorium), akar yang
terdapat pada tanaman yang hidup sebagai parasit, berfungsi
untuk menyerap air dan zat makanan dari pohon inangnya
seperti kita dapati pada benalu (Loranthus).

 Akar Pelekat (radix adligans), akar yang keluar dari buku-


buku tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel
pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper
nigrum L.), sirih (Piper betle L.)
 Akar Nafas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang
akar yang tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul
dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya
tumbuhan. Akar ini terdapat banyak lubang atau
celah (pneumathoda) untuk jalan masuknya udara yang
diperlukan dalam pernafasan karena tumbuhan ini
biasanya hidup di tempat yang didalam tanah sangat
kekurangan oksigen, misalnya di hutan
bakau (mangroove) pada tanaman bogem ( Sonneratia
sp.) dan kayu api ( Avicennia sp.).

54
 Akar Lutut, bagian akar tumbuh ke atas, lalu
masuk kembali ke dalam tanah. Contoh: pohon
tanjang (Bruguiera parvifolia W. et A.)

 Akar Banir, yaitu akar berbentuk seperti yang diletakan miring untuk
memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar, misal pada sukun
(Artocarpus
comunii G.
Forst) dan
pohon kenari
(Canarium
comunne L.)

2.3.4 Simplisia Akar


Berikut ini adalah beberapa contoh simplisia dari akar:

A. Panacis Radix
Merupakan simplisia yang berasal dari tanaman Panax schinseng yang
biasa disebut sebagai ginseng. Akar ginseng tersebut diambil saat musim gugur
dari tanaman yang berumur 5-6 tahun. Zat utama yang terkandung di dalamnya
antara lain glukosida panakuinon, minyak atsiri, damar, panaks, dan sapoginol.

55
Panacis Radix seringkali digunakan dalam pengobatan amara, sebagai
stimulansia, aprodisiaka dengan pemerian bau lemah, rasa manis, pedas, dan agak
pahit. Biasanya disimpan dalam wadah tertutup

Nama Lain : Ginseng

Nama Tanaman Asal : Panax schinseng

Keluarga : Araliaceae

Zat Berkhasiat Utama : Glukosida panakuilon, minyak atsiri, damar, panaks,


sapoginol

Penggunaan : Amara, Stimulansia, Aprodisiaka

Pemerian : Bau lemah, rasa manis, pedas dan


agak pahit

Bagian yang Digunakan : Akar

Keterangan :

 Sediaan : Serbuk dan Vinum


 Waktu Panen : Dikumpulkan pada musim
gugur dari tanaman yang berumur 5-6
tahun
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

B. Catharanthi Radix

Simplisia ini diambil akarnya dari tanaman Catharanthus roseus, Vinca


rosea, Lochnera rosea dari keluarga Apocynaceae. Nama lain dari Catgaranthi
Radix adalah ‘tapak dara’. Di dalamnya terkandung zat berkhasiat berupa
alkaloida ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin, vinkristin, vinblastin.
Umumnya digunakan sebagai diuretik, obat diabetes, obat kanker. Pemerian tidak
berbau, rasa pahit, dan disimpan dalam wadah tertutup

56
Nama Lain : Akar Tapak Dara

Nama Tanaman Asal : Catharanthus roseus, Vinca rosea,


Lochnera rosea

Keluarga : Apocynaceae

Zat Berkhasiat Utama : Alkaloida ajmalisin, serpentina,


tetrahidroalstonin, vindesin, vinkristin,vinblastin

Penggunaan : Diuretik, obat diabetes, obat kanker

Pemerian : Tidak berbau dan rasanya pahit

Bagian yang digunakan : Akar

Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup

2.4 METAMORFOSIS

2.4.1 Rimpang (Rhizoma)


Rimpang (rhizoma) adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam
tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh
tunas yang muncul di atas tanah dan merupakan satu tumbuhan baru. Disamping
sebagai alat perkembangbiakan juga merupakan tempat penimbunan zat-zat
cadangan makanan. Contoh : tasbih (Canna edulis Ker.) dan kerut (Maranata
arundinacea L.). Rimpang merupakan diferensiasi dari batang, bukan akar. Hal
ini dapat dilihat dari tanda-tanda berikut :
• Beruas-ruas dan berbuku0buku
• Berdaun tetapi daunnya menjelma menjadi sisik-sisik
• Mempunyai kuncup-kuncup
• Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air

57
2.4.2 Umbi Lapis
Umbi lapis adalah penjelmaan batang dan daunnya. Susunannya
berlapis-lapis terdiri daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging
(untuk menyimpan cadangan makanan). Batangnya hanya merupakan bagian
yang kecil di bagian bawah umbi,
Pada umbi lapis bagian-bagiannya dapat dibedakan menjadi berikut :
a) Subang atau cakram (discus)
b) Sisik-sisik (tunica atau squama)
c) Kuncup-kuncupnya (gemmae), dibagi menjadi tiga:
 Kuncup pokok (gema bulbi), merupakan kuncup ujung, terdapat pada
bagian atas cakam yang tumbuh ke atas mendukung daun-daun biasa,
serta bunga.
 Kuncup samping, yang biasanya tumbuh merupakan umbi lapis
kecil-kecil, berkelompok di sekitar umbi induknya. Bagian ini
dinamakan suing (bulbus). Contohnya pada bawang merah (Allium
cepa L.).
 Akar-akar serabut terdapat pada bagian bawah cakram.

Berdasarkan sifat sisik-sisiknya dapat dibedaan dalam dua macam, yaitu:


• Yang berlapis (Bulbus tunicatus), jika daunnya merupakan bagian yang lebar,
dan yang lebih luar menyelubungi bagian yang lebih dalam, hingga jika umbi
diiris membujur akan tampak jelas susunannya yang berlapis-lapis. Contoh :
bawang merah : (Allium cepa L.)
• Yang bersisik (Bulbus squamosus), jika metamorphosis daun-daunnya tidak
merupakan bagian yang lebar yang dapat merupakan selubung seluruh umbi,
melainkan tersusun seperti genting. Contoh : lilia (Lilium candidum L.)

2.4.3 Kuncup (gemma)


Kuncup atau sering juga disebut dengan gemma merupakan metamorfosis
atau penjelmaan dari bakal calon batang dan daun, dan merupakan bagian
tumbuhan yang sebenarnya. Berbentuk mengerucut, dan biasanya dengan disertai
rambut atau sisik sebagai pelindung karena kuncup merupakan bagian tumbuhan
yang masih rentan. Gemma akan tumbuh menjadi cabang atau ranting lengkap

58
dengan daunnya, namun ada kalanya gemma tidak tumbuh. Gemma seperti ini
disebut gemma laten.
Jika kita teliti lagi, berdasarkan letak tumbuhnya, kuncup dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok yaitu :
1. Kuncup ujung (gemma terminalis)
Kuncup ujung (gemma terminalis) adalah kuncup yang terletak diujung cabang
atau ranting atau batang. Kuncup ini biasanya akan tumbuh menjadi batang.
2. Kuncup ketiak (gemma axilaris/lateral)
Adalah kuncup yanga terletak
Kuncup laten.
Kuncup yang dilindungi oleh sisik.
Kuncup yang dilindungi oleh rambut-
rambut halus.
pada ketiak daun,
kuncup ini nantinya
dapat tumbuh menjadi
cabang atau ranting
setelah daun yang
mengapitnya tanggal.
Namun jika tidak berkembang, gemma tersebut akan menjadi kuncup laten.
3. Kuncup liar (gemma adventicius)

Gemma adventicus sering disebut dengan kuncup liar. Hal ini dikarenakan letak
gemma tersebut yang berada pada sembarang tempat pada bagian tubuh tumbuhan,
ada yang terdapat pada tepian daun seperti pada Kalanchoe piñata ( cocor bebek ),
pada batang seperti pada Theobroma cacao dan juga pada akar seperti pada akar
pohon sukun Artocarpus communis.

59
Tunas pada daun Cocor bebek. Tunas akar.

Selain yang disebutkan diatas, kuncup juga dapat mengalami metamorfosa


menjadi alat lain misalnya bunga, sehingga kuncup dapat dibedakan menjadi:
1. Kuncup daun (gemma foliifera), yaitu berkembang menjadi daun.
2. Kuncup bunga (gemma
florifera atau
alabastum), yaitu
berkembang menjadi bunga
(mengalami
metamorfosa). Biasa ditemui
pada ketiak daun dan batang.
3. Kuncup campuran (gemma mixta), yaitu kuncup yang berkembang akan menghasilkan
tunas dengan daun dan bunga.

Kuncup juga dapat dibagi menjadi dua berdasarkan ada tidaknya pelindung pada
kuncup, yaitu:
1. Kuncup telanjang (gemma nodus), yaitu kuncup yang sama sekali tidak memiliki alat
pelindung.
2. Kuncup tertutup (gemma clausis), kuncup yang memiliki pelindung yang
menyelubunginya berupa sisik.

60
2.4.4 Umbi batang (tuber caulogenum)
Umumnya tidak mempunyai sisa-sisa daun atau penjelmaannya, oleh
sebab itu seringkali permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruas-
ruasnya tidak jelas. Karena tidak adanya sisa daun, maka umbi ini dinamakan
umbi telanjang (tuber nudus). Ex: kentang (Solanum tuberosum L.) dan ubi
jalar (Ipomea batatas Poir.).

Pada beberapa jenis tumbuhan dapat dijumpai umbi yang terletak di


bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu pada batang yang biasanya di
tempat itu terdapat bunga atau di ketiak daun. Umbi ini disebut katak atau
katibung (tuber accessorium atau tuber caulinare). Ex: ubi (Dioscorea
alata L.) dan gembili (Dioscorea aculeata L.)

2.4.5 Umbi akar (tuber rhizogenum)


Merupakan penjelmaan akar : akar tunggang, contohnya : lobak
(Raphanus sativus L.), bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.), dan ubi kayu
(Manihot utilissima Pohl.) dan akar serabut, contohnya : dahlia (Dahlia
variabilis Desf.)

Raphanus sativus L.

2.4.6 Alat Pembelit atau Sulur


Alat pembelit adalah bagian tumbuhan yang menyerupai spiral dan berguna untuk
membelit benda-benda yang disentuhnya (untuk berpengangan).
Sulur dapat dibedakan menjadi 3 bagian menurut asalnya, yaitu :

61
1. Cabang Pembelit
Alat pembelit ini berasal dari cabang atau tunas suatu tanaman. Contohnya adalah
Air mata pengantin (Antigonon leptopus)

Antigonon leptopus

2. Daun Pembelit
Alat pembelitnya berasal dari penjelmaan suatu bagian daun (bukan dari seluruh
bagian daun). Contohnya adalah Paku Hati (Lycopodium sp.)

Lycopodium sp.
Bagian-bagian dari daun pembelit :
 Tangkai daun, contohnya adalah Clematis
 Ujung daun, misalknya pada kembang sungsang (Gloriosa superba)
 Ujung ibu tangkai daun majemuk, misalnya pada kacang kapri (Pisum Sativum)

62
3. Akar Pembelit
Alat pembelit berasal dari akar yang berubah menjadi alat pembelit. Contoh
tanamannya adalah Vanili (Vanilla planifolia)

Vanilla planifolia

2.4.7 Duri(Spina)

Duri adalah metaforfosis salah satu bagian pokok tumbuhan,oleh karena itu
sukar ditanggalkan dari batang. Menurut asalnya dapat dibedakan menjadi
:

1. Duri dahan(spina caulogeneum)

cth: bogenvil(Bougainvillae spectabilis Wild)

2. Duri Daun(spina phyllogenum)

cth:kaktus(Cactus sp.,Opuntia sp.,dll)

3. Duri Akar(spina rhizogenum)

63
cth: gembili(Dioscorea aculeata L.) dan gembolo(Dioscorea bulbivera L.)

4. Duri daun penumpu(spina stipulogenum)

cth: susuru(Euphorbia trigona Haw)

Selain itu,adapula yg disebut sebagai duri tempel atau duri kulit. Duri ini tidak
merupakan metaforfosis suatu alat, melainkan hanya semacam alat
tambahan,hanya menempel pada kulit cth: Duri pads bunga mawar (Rosa sp.)

2.4.8 Alat-Alat Tambahan (Organa Accessoria)

Bukan merupakan penjelmaan salah satu dari ketiga bagian pokok tumbuhan.
Alat-alat ini dapat dibedakan dalam tiga golongan :

1. Papila(papillae)

Merupakan penjolan-penjolan pada permukaan suatu alat,yang hanya


merupakan peninggian dinding sel yang jika diraba akan terasa halus seperti
beludru,biasanya terdapat pada daunmahkota bunga. Contoh :Bunga
Telang(Clitoria ternatea L)

2. Rambut-Rambut(trichoma)

merupakan alat-alat tambahan berupa rambut-rambut atau sisik-sisik, yang


pada pembentukannya hanya kulit luar tubuh tumbuhan saja yang ikut mengambil
bagian,sehingga mudah ditanggalkan.

Trichoma pada tumbuhan dapat berupa :

a. Sisik Bulu(ramentum)

bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang atau bagian tumbuhan yang
lain.

contoh :pakis haji (Cycas rumphii Miq)

b. Sisik(lepis)

64
Bagian pipih menempel rapat pada alat tumbuhan contohnya daun atau
tangkai daun

contoh :daun durian (Durio zibethinus Murr)

c. Rambut Halus(pilus)

rambut ini sangat bermacam-macam bentuk dan susunannya,ada yang


bercabang dan seperti bintang

contoh: daun waru (Hibiscus tiliaceus L)

d. Rambut kelenjar(pilus capilatus)

bentuknya seperti bulu pada umumnya tetapi dari bagian ujungnya dapat
dikeluarkan zat tertentu misalnya semacam resin.

contoh :tembakau (Nicotiana tabacum L)

3. Emergensia (emergentia)

Merupakan alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian kulit luar,
akan tetapi bagian yang lebih dalam darpada kulit luar ikut pula mengambil
bagian dalam pembentukannya. yang digolongkan dalam emergensia yaitu
Rambut Gatal,terdapat pada daun kemadu(Laportea stimulans)

2.4.9 Piala
Piala merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun yang lazimnya
digunakan untuk menangkap serangga. Ujung daun diubah menjadi badan
menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Pada tepi piala terdapat kelenjar
madu unutk menarik serangga. Jika serangga sampai tergelincir masuk ke dalam
piala, oleh zat-zat yang dikeluarkan oleh kelenjar terdapat pada dinding sebelah
dalam piala, akan dicernakan dan dapat diserap untuk kepentingan tumbuhan
contohnya: pada tumbuhan kantong semar (Nepenthes ampullaria Jack).

65
2.4.10 Gelembung
Gelembung merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun yang
lazimnya digunakan untuk menangkap serangga. Gelembung terdapat pada
tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air. Contohnya : rumput gelembung
(Utricularia flexuosa Vahl).
Rumput gelembung memiliki lubang yang mempunyai bagian-bagian
semacam daun pintunya. Daun pintu hanya dapat membuka dengan arah ke dalam
saja. Pada dinding luar gelembung, lebih-lebih di sekitar lubang, terdapat bulu-
bulu halus yangsangat banyak jumlahnya.
Manakala ada serangga air yang berenag-renang mendekat dan kemudian
menyentuh bulu tersebut maka gelembung itu segera membesar. Klep atau daun
pintu akan membuka dengan sendirinya. Karena membesarnya gelembung dan
membukanya daun pintu maka serangga air itu pun masuk bersama-sama dengan
aliran air yang terhisap ke dalamnya. Nah, serangga atau hewan akan terjebak di
dalam kantong. Pintu pun segera menutup kembali dan si korban tak berkutik lagi,
lalu mati dan lama-lama akan hancur diserap utrikulus.
Besarnya gelembung (utrikulus) kira-kira 2 1/2 cm. dinding dalamnya
mempuyai bulu-bulu halus dan mengandung kelenjar yang dapat menghasilkan
cairan penghancur. Proses penghancuran terjadi secara kimiawi. Selain serangga
air, hewan-hewan kecil pun sering terjebak seperti udang kara, kutu air, lalat air,
cacing, dan larva hewan-hewan air lainnya.

66
Tujuan :
1. Untuk mengetahui jenis metamorfosis bagian tumbuhan.
2. Untuk menganalisa fungsi dari metamorfosis bagian tumbuhan.
3. Untuk mengetahui beberapa tanaman yang memiliki metarmosis bagian
tumbuhan.
2.5 BUAH

2.5.1 Bagian-bagian Buah dan Fungsinya


Buah tersusun atas dua bagian utama, yaitu:

1) Biji (seed)
2) Kulit Buah (pericarp). Berfungsi untuk melindungi biji.
Umumnya pericarp terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:

1. Eksocarp, merupakan lapirsan terluar dari pericarp, biasanya berupa satu lapisan
tipis.
2. Mesocarp, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari satu lapisan atau lebih,
berbentuk lebih tebal, dan biasanya merupakan bagian yang dimakan dari buah.
3. Endocarp, merupakan lapisan terdalam dari pericarp, terdiri atas jaringan dengan
sel yang berdiding tebal.

67
Adapun fungsi dari buah diantaranya yaitu tempat terbentuknya embryo
yang merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru.

2.5.2 Pengelompokan Buah


Berdasarkan susunan dan asal bagian-bagian yang membentuk buah, maka
buah dapat dibedakan sebagai berikut.

A. Buah Sejati
Buah sungguh (buah sejati), jika melulu terbentuk dari bakal buah saja
dan karena buah ini biasanya tidak diselubungi oleh bagian-bagian
lainnya, maka dinamakan juga buah telanjang (fructus nudus).
Buah sejati ini juga dapat dibedakan lagi menjadi 3 penggolongan, yaitu
sebagai berikut.
A.1 Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal biak yang berisi satu biji atau lebih dan dibedakan dalam:
1) Buah sejati tunggal kering (siccus), yaitu yang bagian luarnya keras
dan mengayu atau seperti kulit yang mengering. Contoh buah sejati
tunggal kering adalah:
 Buah padi (Caryopsis). Buah berbiji 1, tidak pecah. Dinding buah
tipis, berlekatan menjadi satu dengan kulit biji. Sedangkan kulit

68
biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan bijinya. Buah
seluruhnya terbungkus oleh sekam.
 Buah kurung (Achenium). Buah berbiji 1 tidak pecah, dinding
buah tipis, berdempetan dengan kulit biji, tetapi kedua kulitnya
tidak berlekatan.
 Buah serangan (Castanea argentea). Buah terbentuk dari 2 helai
daun buah atau lebih. Bakal bijinya lebih dari satu, tetapi biasanya
yang menjadi biji sempurna hanya satu. Dinding buah keras,
kadang-kadang mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji.
 Buah keras bersayap (Samara). Pada kulit buah terdapat suatu alat
tambahan berupa sayap yang menyebabkan buah dapat
beterbangan jika tertiup angin.
 Buah selasih (Ocimum basilicum L). Buah ini kalau masak pecah
menjadi empat bagian buah.
 Buah biduri (Calotropis gigantea Dryand). Buah ini mempunyai
satu ruang dengan banyak biji di dalamnya. Jika sudah masak
buah pecah menurut salah satu kampuhnya.
 Kacang tanah (Arachis hypogae L). Buah ini masak di dalam
tanah dan jika masak tidak pecah.
 Buah asam (Tamarindus indica L). Buah ini mempunyai kulit
yang berdaging dan jika masak juga tidak pecah.
 Buah durian (Durio zibethinus Merr). Pada buah ini, daun buah
mulai lepas dari ujung buah, tetapi di pangkal tetap berlekatan,
membelah sekat-sekat, jadi katup-katupnya sesuai dengan lipatan
daun buahnya.
 Buah krokot (Portulaca oleracea L). Pada ujung buah terdapat
bagian yang merupakan tutup yang membuka jika buah sudah
masak.
Buah sejati tunggal kering ini dapat dibedakan lagi, antara lain:
a. Yang tidak pecah (indehiscens)

69
Tiap-tiap buah hanya mengandung 1 biji, sehingga untuk
pemencaran, buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya,
seperti buah padi.
b. Yang pecah (dehiscens)
Umumnya buah ini mengandung lebih dari satu biji, sehingga
pecahnya buah itu seakan-akan memang dengan tujuan tertentu,
yaitu agar biji terlempar jauh tidak terkumpul di suatu tempat.
Bergantung pada cara pecahnya, buah ini dibedakan dalam:
- Buah berbelah (schizocarpium)
Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing
dengan sebuah biji di dalamnya. Jika pecah tiap ruang terpisah,
tetapi biji tetap dalam ruang, sehingga tiap-tiap ruang dengan
bijinya bersifat seperti buah kurung. Menurut jumlah ruang-
ruang, buah ini dibedakan menjadi:
 Buah belah dua (diachenium). Buah pada waktu masak
membelah menjadi dua bagian, masing-masing
menyerupai buah kurung dengan satu biji di dalamnya,
contohnya Cantella asiatica (daun kaki kuda).
 Buah belah tiga (triachenium). Buah membelah menjadi
tiga bagian, contohnya Trpoelum majus.
 Buah belah empat (tetrachenium) Buah membelah
menjadi empat bagian, contohnya Ocian asilicum.
 Buah belah lima (pentachenium). Buah membelah menjadi
lima bagian.
 Buah belah banyak (polyachenium), seperti terdapat
beberapa macam Malvaceae.
- Buah kendaga (rhegma)
Buah ini sifatnya sama dengan buah belah. Tetapi bagian–
bagiannya yang terpisah lalu pecah, sehingga biji yang ada di
dalamnya terlepas dari ruangan. Tiap–tiap bagian terbentuk
oleh satu daun buah. Jadi buah tersusun dari sejumlah daun

70
buah yang banyaknya sama dengan jumlahruangan. Menurut
jumlah ruang (kendaga) dapat dibedakan:
 Buah kendaga dua (dicocus). Buah membelah menjadi 2
kendaga. Masing-masing lalu pecah dan mengeluarkan 1
biji.
 Buah kendaga tiga (tricocus). Buah membelah menjadi 3
bagian. Contohnya Ricinua, Hevea.
 Buah kendaga banyak (polycocus), buah menjadi banyak
bagian.
- Buah kotak
Terdiri atas satu atau beberapa daun buah. Bijinya banyak.
Jika sudah masak akan pecah, tetapi kulit buah yang pecah
sampai lama tak mau lepas dari tangkai buahnya. Buah kotak
ini dibedakan menjadi:
 Buah bumbung (folliculis). Buah ini terbentuk dari sehelai
daun buah. Mempunyai satu ruangan dengan banyak biji,
jarang sekali hanya satu. Jika sudah masak, pecah menurut
salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut:
Calotropis, Lochnera.
 Buah polongan (legumen). Berasal dari sehelai daun buah
dengan satu ruangan. Jika masak, pecah menurut
kampuhnya hingga buah terbelah dari ujung ke
pangkalnya. Sering sekali terdapat sekat – sekat semu dan
jika buah masak terputus- putus menurut sekat semu tadi.
Terdapat pada Leguminosae.
 Buah lobak (siliqua). Berasal dari dua daun buah dengan
satu ruangan dan dua tembuni yang bertemu di tengah
ruangan hingga merupakan suatu sekat semu. Waktu
masak pecah,Kedua daun buahnyaterpisah mulai dari
pangkalnya, tetapi ujung mula-mula tetap melekat pada
tembuni, akhirnya lepas.

71
 Buah kotak sejati (capsula). Berasal dari dua daun buah
atua lebih yang mempunyai sejumlah ruangan sesuai
dengan jumlah daun buahnya. Jika sudah masak membuka
dengan macam – macam jalan: dengan katup (valva),
dalam hal ini pecahnya dapat sepanjang sekat (septisid)
dapat juga membelah ruangan (loculisid).
2) Buah sejati tunggal berdaging (carnosus), jika dinding buahnya
menjadi tebal berdaging. Umumnya tidak pecah, meskipun telah
masak. Sebagian perkecualian. Myristica fragrans (pala), yang
buahnya pecah bila sudah masak. Contoh buah sejati tunggal
berdaging adalah:
 Buah buni (Bacca). Dinding luar tipis, lapisan dalam tebal, lunak
dan berair. Biji lepas dalam lapisan tersebut, seperti pada buah
pepaya (Carica papaya L)
 Buah mentimun (Pepo). Susunannya dengan buah ini. Kulit luar
lebih tebal dan kuat. Di tengah buah sering terdapat ruang kosong.
 Buah jeruk (Hesperdium). Seperti buah buni dengan 3 lapis kulit
basah. Lapisan luar yang kuat dan mengandung banyak kelenjar
minyak atsiri. Lapisan kedua berupa bunga karang dan kemudian
lapisan yang terdiri atas gelembung-gelembung berisi cairan.
 Buah mangga (Mangifera indica L). Buah ini kulit tengahnya
tebal berdaging dan dapat dimakan.
 Buah delima. Dinding luar keras. Hampirmengayu yang dalam
seperti bunga karang tetapi liat, dengan banyak ruang. Masing-
masing ruang dengan banyak biji.
 Buah apel. Dengan 3 lapis buah pala. Yang luar tipis menjangat,
yang tengah berdaging, yang dalam tipis,ulet dan kuat
 Buah kelapa (Cocus nucifera L), yang mempunyai kulit tengah
yang berserabut dan menyebabkan buah menjadi ringan

A.1 Buah Sejati Ganda

72
Berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing – masing
lepas, tetapi akhirnya merupakan kumpulan buah maupun kelihatan seperti
satu.
1) Buah kurung ganda. Dasar bunga berbentuk perik dengan di dalamnya
banyak buah, contohnya mawar (Rosa hibrida Hort). Dalam badan
yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk terdapat
banyak buah-buah kurung.
2) Buah batu ganda, contohnya buah rubus (Rubus fraxinifolius Poir).
Bunganya mempunyai banyak bakal buah yang kemudian masing-
masing tumbuh menjadi buah batu.
3) Buah bumbung ganda, contohnya buah cempaka (Mechelia champaka
L). Berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang masing-
masing tumbuh menjadi buah bumbung.
4) Buah bumi ganda, contohnya buah srikaya (Anona squamosa L). Bakal
buah berubah menjadi buah bumi dan buah ini berasal dari bunga
dengan beberapa bakal buah.
A.3 Buah Sejati Majemuk
Berasal dari suatu bunga majemuk. Jadi berasal dari banyak bunga dengan
banyak bakal buah tetapi seluruhnya seakan-akan merupakan satu buah.
1) Buah bumi majemuk, contohnya buah nanas (Ananas comosus Merr).
Pembentukan buah ikut pula mengambil bagian daun-daun pelindung
dan daun-daun tenda bunga.
2) Buah batu majemuk, contohnya buah pandan (Pandanus tectorius
Sol). Masing-masing mempunyai kulit buah dengan tiga lapisan,
seperti pada buah kelapa.
3) Buah kurung majemuk, contohnya bunga matahari (Helianthus annus
L). Merupakan bunga majemuk yang terdiri atas bunga-bunga mandul
di tepi dan bunga-bunga subur di tengah. Setelah bunga subur
mengalami penyerbukan, maka akan berubah menjadi suatu buah
kurang majemuk.
B. Buah Semu (Fructus spurius)

73
Jika selain bakal buah ikut pula bagian-bagian lain dari bunga
mengambil bagian dalam pembentukan buah. Bahkan akhirnya dapat
merupakan bagian yang utama dari buah tadi. Biasanya buah ini
diselubungi oleh sesuatu organ, oleh sebab itu sering juga disebut buah
tertutup (Fructus clausus). Buah semu dapat dibedakan dalam 3 macam,
yaitu:
B.1 Buah Semu Tunggal
Merupakan buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah.
Contohnya:
- Tangkai bunga merupakan bagian utama buah, membesar berdaging
dan dapat dimakan. Misalnya jambu monyet (Anacardium
occidentale).
- Kelopak bunga merupakan bagian penting buah. Misalkan pada buah
ciplukan (Physalis minima).
B.2 Buah Semu Ganda
Merupakan buah semu yang berasal dari satu bunga dengan banyak bakal
buah yang masing-masing lepas dan tumbuh menjadi buah, tetapi disertai
pula oleh bagian-bagian bunga lainnya seperti misalnya buah arbei
(Fragaria vesca).
B.3 Buah Semu Majemuk
Merupakan buah semu yang berasal dari bunga mejemuk yang seluruhnya
hanya tampak sebagai satu buah, tangkai bunga menebal, tanda bunga
berlekatan dan menjadi kulit buah. Misalnya buah nangka (Artocarpus
integra). Ada pula yang dasar bunga menebal dan berdaging dan
merupakan dinding buah semu tadi.
Contoh buah semu majemuk:
 Buah nangka (Artocarpus integra Merr). Buah ini terjadi dari bunga
yang majemuk, tetapi dari luarnya tampak seperti satu buah saja.
 Buah keluwih (Artocarpus communis Forst) yang terjadi dari ibu
tangkai bunga yang tebal dan berdaging beserta daun-daun tenda
bunga yang pada ujung-ujungnya berlekatan satu sama lainnya.

74
 Buah beringin (Ficus bejamina L). Buah semu majemuk yang terjadi
dari dasar bunga bersama yang terbentuk seperti periuk atau bulat
dengan buah-buah yang sesungguhnya di sebelah dalamnya.

2.6 FLOS DAN


SEMEN

2.6.1 Bunga

Bunga
merupakan suatu
batang atau
cabang pendek yang
berdaun dan telah
mengalami
perubahan
bentuk.Bunga
(Flos) berfungsi sebagai alat reproduksi.

2.6.1.1 Pengelompokan Bunga

- Berdasarkan Tipe
a. Bunga tunggal
Padabungatunggal, satutangkaihanyamendukungsatubunga.Bagian-
bagian bunga tunggal yaitu tangkai bungaˏ dasar
bunga, kelopakˏmahkotaˏbenang sari, danputik. Contoh : Zephyranthes
rosea Lindl.

75
b. Bunga majemuk
pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak
bunga.Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga,
daun pelindung,daun tangkai, tangkai daun dan bunga
Jenis-jenis bunga majemuk :
 Bunga majemuk terbatas
 Monochasium, yakni jika hanya ada satu sumbu sekunder yang
tumbuh. Terbagi menjadi dua jenis, yaitu
o Helicoid cyme atau bostryx (bunga sekrup), kuncup
sekundernya selalu muncul pada sisi yang sama. Jenisnya
yaitudrepanium (bunga sabit), tangkai – tangkai bunga yang
baru tumbuh mengikuti satu bidang datar.
o scorpioid cyme, kuncup sekunder selalu muncul pada sisiyang
bergantian. Ada dua jenis, yaitu
- cincinnus, tangkai-tangkai yang baru tumbuh
membentuk semacam spiral.
- rhipidium, tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh
zigzag mengikuti satu bidang datar.

 Dichasial cyme, yakni jika ada dua sumbu sekunder yang tumbuh
bersamaan. Terbagi menjadi dua jenis, yaitu

76
o Sumbu sekunder dichasial: dichasium
o Sumbu sekunder monochasial: double scorpioid cyme atau
double helicoid cyme
 Pleiochasium, yakni jika terdapat lebih dari dua sumbu sekunder
yang tumbuh bersamaan.
 Bunga majemuk sederhana terbatas
Pada bunga majemuk sederhana terbatas dapat mengalami
pemadatan sehingga menyerupai bunga payung (umbel) atau bisa
menyerupai bentuk tandan (botrys) sehingga disebut botryoid.
 Bunga berkas (fascicle, fasciculus)
Bunga berkas memilikiciri khas, yaitu bunga-bunganya tumbuh
berjejalan pada ketinggian yang kurang lebih sama di ibu tangkai
bunga.

 Berkas semu atau karangan semu (verticillaster)


Bunga berkas yang memiliki struktur dichasium, yakni bunga-
bunga yang terletak pada lingkaran sesungguhnya tersusun atas
beberapa anak payung; bentuk ini umum dijumpai pada suku
Labiatae (Lamiaceae).

 Bunga majemuk tak terbatas, yaitu bunga majemuk yang ibu


tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat
bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal”
(semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-
bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke
atas.Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi yang:
 Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga
(bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
a. Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata
duduk pada ibu tangkainya.

77
b. Bulir (spica), seperti tandan dengan bunga-bunga individual tak
bertangkai (duduk).
c. Bunga payung (umbella), yaitu seberkas kuntum bunga yang
tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama.
d. Tongkol (spadix), seperti bulir dengan ibu tangkai yang
menggembung, bunga-bunga duduk berjejalan.
e. Untai (amentum), seperti bulir menggantung yang berisi bunga-
bunga berkelamin tunggal seperti pada lada (Piper nigrum)
atau sirih (P. betle).
f. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), seperti tandan
dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi
panjangnya, sehingga permukaan atas bunga majemuknya
mendatar atau agak menggembung.
g. Bunga bongkol (capitulum), seperti tandan atau tongkol yang
mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola. Contohnya
bunga petai.
 Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat
bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu
tangkainya.
a. Malai (panicula), terbentuk dari bunga-bunga majemuk
terbatas, bercabang-cabang dengan kuat dan tidak teratur dari
atas ke bawah, di mana tiap-tiap cabangnya memiliki sebuah
bunga terminal.
b. Malai rata (corymbus ramosus), adalah bunga cawan (corymb)
terbatas, yakni dengan bagian-bagian pembentuknya yang
berupa malai.
c. Bunga payung majemuk (umbella composita), suatu bunga
payung yang bersusun, dapat pula dikatakan sebagai bunga
payung, yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil
(umbellula).
d. Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu
tangkainya bercabang-vabang dan masing-masing cabang

78
merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula,
terdapat misalnya pada kelapa dan palma umumnya.
e. Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan
masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan
susunan seperti bulir.
 Bunga majemuk campuran, yaitu suatu bunga majemuk yang
merupakan sifat campuran antara bunga majemuk berbatas dan
tidak berbatas. Bunga johar misalnya, ibu tangkai mengadakan
suatu percabangan seperti pada suatu malai, tetapi cabang-
cabangnya bersifat seperti malai rata.

- Pembagian Bunga Berdasarkan Kelengkapan Bunga


Berdasarkan kelengkapan bunga, bunga dapat dibagi menjadi dua
pembagian, yaitu bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bungan
Lengkap merupakan Bunga yang memiliki struktur bunga yang
lengkap yang terdiri atas kelopak (calyx), mahkota(corolla), tangkai
bunga, benang sari (androecium) dan putik (gynaecium). Contoh dari
bunga lengkap antara lain kembang sepatu, anggrek, tomat.
Sedangkan bunga dikatakan tidak lengkap apabila tidak memiliki
salah satu bagian bunga seperti bunga lengkap, misalnya tidak
memiliki kelopak. Contoh bunga tidak lengkap antara lain bunga
kelapa, kamboja dan jepung Bali.

Gbr. Bunga Lengkap (Bunga Sepatu) Gbr. Bunga Tidak Lengkap


(kamboja)

79
- Pembagian Bunga Berdasarkan Jumlah Bunga
Berdasarkan jumlah bunga, bunga dapat dikategorikan menjadi dua
jenis, yaitu Planta Uniflora dan Planta Multiflora. Planta Uniflora
merupakan tumbuhan yang memiliki bunga tunggal. Contohnya adalah
bunga coklat. Sedangkan Planta Multiflora yaitu tumbuhan yang
memiliki banyak bunga / berbunga banyak. Contohnya anggrek.

Gbr. Planta Multiflora Gbr. Planta Uniiflora

- Pembagian Bunga Berdasarkan Ada tidaknya Alat Reproduksi


Berdasarkan adanya alat reproduksi pada bunga, bunga dapat
dikatakan sebagi bunga sempurna atau bunga tidak sempurna. Bunga
Sempurna merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik
dalam suatu organ yang sama (hemaprodit). Contoh: Alamanda,
Begonia, Clivia miniata, Epilobium Angustifolium, Geranium
sylvaticum,Hydrangea macrophylla, Mammilaria gigantea, Papaver
nudicaule

Gbr. Bunga Sempurna

Bunga Tidak Sempurna apabila bunga tersebut memiliki


benang sari saja atau putik saja. Contoh: bunga salak, Vanili,
pepaya (pada beberapa spesies), sawit, kelapa, jagung dan melinjo

80
Jadi, dapat dikatakan bahwa bunga sempurna bukan
termasuk bunga lengkap. Tetapi bunga lengkap termasuk bunga
sempurna. Sedangkan bunga tidak lengkap bukan berarti bunga
tidak sempurna. Tetapi bunga tidak sempurna sudah pasti bunga
tidak lengkap.

- Pembagian Bunga Berdasarkan Tata Letak Bunga


1. Bunga Terminal
2. BungaAksiler

Bunga Terminal adalah bunga yang ditemukan pada tumbuhan


dimana banyak bunga pada ketiak daunnya, contoh: bunga coklat dan
bunga merak. Bunga Aksiler adalah bunga yang terletak berada di ujung
bunga, contoh: bunga tapak dara dan bunga telang .

81
Gbr. Bunga Merak (Bunga Terminal) Gbr. Bunga Telang (Bunga
Aksiler)

2.6.2 SIMPLISIA BUNGA


 Kerajaan : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Ordo : Asterales
 Genus : Chamaemelum
 Keluarga : Compositae
 Nama simplisia:Chamomillae romanae flos
 Nama latin :Chamaemelum nobile Linn.
 Fungsi : Mengobati rasa
kembung dalam usus dan
perut, air kumur untuk radangmu
 Kandungan : Minyak atsiri 0,6 sampai 2,4%

 Kerajaan : Plantae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa Nama simplisia:

Hibiscus sabdariffa flos

 Fungsi :

Menurunkan asam urat, Hipertensi, Diabetes

mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh,

melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker,

Mencegah sariawan dan panas dalam, dan

menurunkan absorpsi alkohol.

 Kandungan: vitamin C, vitamin A, protein esensial,

kalsium, dan 18 jenis asam amino.

82
2.6.3 BIJI

Kata Biji berasal dari bahasa Latin yaitu ‘semen’ dan memiliki arti bakal biji ( ovulum) dari
tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji merupakan alat perkembangbiakan generatif,
dimana biji adalah embrio yang termodifikasi dan dapat bertahan lebih lama pada kondisi
yang kurang sesuai untuk pertumbuhan. Pada buah dari tumbuhan Angiospermae dan
Magnoliophyta, biji buah terlindungi; sedangkan pada buah Gymnospermae, biji buah tidak

terlindungi.

2.6.3.1 Bagian-bagian Biji

1. Kulit Biji

Kulit biji (testa) merupakan lapisan yang tebal, keras dan berkayu, dengan ketebalan
sekitar 0,42 - 0,09 cm. Umumnya, kulit biji berasal dari integumen dan bermodifikasi selama
proses pembentukan biji berlangsung. Kulit biji melindungi biji dari kekeringan, kerusakan
mekanis, maupun dari serangan bakteri dan serangga. Pada bebebrapa macam kulit biji
terdapat beberapa bagian lain, contohnya ‘sayap’ pada biji kelor blu-bulu halus pada biji
kapas, dan selaput pada biji durian.

- Kulit Biji pada Angiospermae

83
Pada angiospermae terdapat lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen).
Testa dapat bersifat tipis maupun kaku, serta memiliki warna yang bervariasi seperti
merah, biru, pirangm kehijauan, dan lain-lain. Sedangkan tegmen berbentuk meneyerupai
selaput, sehingga juga serng disebut kulit ari.

- Kulit Biji pada Gymnospermae

Pada gymnospermae terdapat kulit luar (sarcotesta) , kulit tengah (sclerotesta) dan
kulit dalam (endotesta). Kulit luar bersifat tebal berdaging dan dapat berubah warna
mengikuti usia biji. Kulit tengah memilliki lapisana yang kuat, keras dan berkayu.
Sedangkan kulit dalam bersifat tipis seperti selaput dan umumnya menempel pada inti
biji.

Bagian-bagian yang Sering Menyertai Kulit Luar Biji

- Sayap (ala). Berfungsi untuk mempermudah penyebaran biji oleh angin. Terdapat pada
tumbuhan kelor (Imoringa oleifera L) dan spatodea (Spathodea campanulata P.B.).
- Bulu (coma). Merupakan penonjolan sel-sel kulit luar biji yang beruoa rambut rambut
halus. Befungsi untuk mempermudah penyebaran biji oleh angin, contohnya pada biji
kapas (Gosyipium) dan biduri (Calotropis gigantea).
- Salut biji (arillus). Merupakan pertumbuhan tali pusar, contohnya pada biji durian (Durio
zibethinus Murr).
- Salut biji semu (arillodium). Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji,
contohnya pada biji pala (Myristica frgrans Houts).
- Pusar biji (hilus). Merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya ditemukan
pada biji tumbuhan polong, contohnya kacang panjang (Vigna sinensis Endl).
- Liang biji (mycropyle). Merupakan liang kecil bekas masuknya buluh serbuk sari dalam
bakal biji pada pertumbuhan, dan sering tumbuh menjadi berwana keputih-putihan lunak
yang siebut karankula. Contohnya pada biji jarak (Ricinus communis L.).
- Berkas-berkas pembuluh pengangkutan (chalaza). Merupakan tempat pertemuan
integumen dengan nuselus. Contohnya pada biji anggur (Vitis vinifera L.).
- Tulang Biji (raphe). Merupakan terusan tali pusar pada biji, berfungsi sebagai jalan
masuknya air pada saat imbibisi biji. Contohnya pada biji jarak(Ricinus communis L.)

2. Tali Pusar (Funiculus)


Tali pusar adalah bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni.

84
3. Inti Biji
Inti biji adalah semua bagian biji yang terdapat di daam kulitnya. Inti biji disebut juga
isi biji. Inti biji terdiri atas:
- Lembaga (embrio), merupakan calon individu baru.
- Putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk permulaan
kehidupan baru (kecambah).
- Kecambah
Beberapa biji mengalami perkembangan jika berada dalam kondisi yang sesuai.
Namun, beberapa biji yang lain berada pada masa dormansi, yaitu masa dimana
biji tersebut tidak tumbuh dan berkembang.

Perkecambahan biji dapat dibagi dalam dua macam :

1. Perkecambahan di atas tanah


Daun lembaga terangkat keatas, muncul di atas tanah, karena pembentangan ruas
batang di bawah daun lembaga. Contoh : kacang hijau
2. Perkecambahan di bawahtanah
Daun lembaga tetap tinggal di bawah tanah, di dalam kulit biji. Contoh : biji kacang
kapri

Syarat perkecambahan biji, yaitu air, udara, cahaya, dan panas. Bila syarat-syarat
tersebut tidak ada atau kurang, maka biji tidak akan tumbuh.
Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

a. AkarLembaga

85
Akar lembaga atau radikula akan tumbuh dan berfungsi sebagai akar. Ujung akar
lembaga menghadap ke arah liang biji. Pada saat biji berkecambah, akar tumbuh
menembus kulit biji dan keluar melalui liang tersebut.

b. Daun Lembaga

Daun lembaga atau kotiledon merupakan daun pertama dari tumbuhan. Daun
lembaga berfungsi sebagai tempat menimbun makanan, tempat fotosintesis, dan alat
pengisap makanan untuk embrio.

c. Batang Lembaga

Batang lembaga atau kaulikus dibedakan menjadi epikotil dan hipokotil. Epikotil
adalah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang dan daun,
sedangkan hipokotil adalah ruas batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh
menjadi akar.

Simplisia Biji

Pemanenan dilakukan saat biji telah masak fisiologis ditandai dengan telah berubah
warnanya kulit buah dan kulit buah mengkerut. Pemanenan biji pada tanaman semusim yang
sifatnya determinate dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu. Pemanenan
dilakukan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mengering. Hal ini berbeda

86
dengan tanaman se-musim indeterminate dan tahunan, yang umumnya dipanen secara ber-
kala berdasarkan pemasakan dari biji/polong

87
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Layaknya manusia, ternyata tumbuhan juga memiliki organ-organ morfologis yang


mempunyai fungsi-fungsi khusus untuk menyokong kehidupan tumbuhan tersebut. Segala
proses kimiawi dan fisiologi dari tumbuhan berlangsung di organ-organ morfologi tersebut.
Baik sebagai penopang tubuh, alat fotosintesis, cadangan makanan, maupun fungsi generatif,
semuanya diwakilkan oleh organ-organ yang ada pada tumbuhan. Hal itu dapat terjadi pula
pada tumbuhan perubahan-perubahan pada organ tubuhnya sebagai bentuk adaptasi terhadap
lingkungan.

Tumbuhan memiliki organ-organ morfologi yang memiliki funngsi-fungsi tertentu.


Segala proses fisiologi dari tumbuhan berlngsung di organ organ tersebut, contohnya proses
fotosintesis. Perbedaan-perbedaan organ moroflogi yang dimiliki oleh tiap tumbuhan
disebabkan leh perbedaan cara adaptasi dari tiap tumbuhan terhadap sistem luar.

3.2 Saran

Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai
kekurangan baik dalam pemilihan kata, konten makalah maupun sistematika penulisan
makalah. Kami telah berupaya untuk menyusun makalah ini sebaik-baiknya, namun penulis
mengakui bahwa makalah masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati
memohon maaf dan dengan hati yang terbuka menerima segala saran, usul dan masukan dari
pembimbing dan para pembaca.

88
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Farmasi. Farmakognosi. (2013) Depok: Universitas Indonesia.


KSU Faculty member’s website. [Internet]. Available from :
http://faculty.ksu.edu.sa/10439/Pictures%20Library/Forms/DispForm.aspx?ID=78 [Accessed
12 Sept 2014 20:15]

Ratnasari, Juwita. 2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya.
Reece, J. and Campbell, N. (2011). Campbell biology. 1st ed. Boston: Benjamin Cummings.

Tjitrosoepomo, Gembong. (1997). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Gadjah Mada University


Press.

89

Anda mungkin juga menyukai