Farmakognosi Morfologi Tumbuhan
Farmakognosi Morfologi Tumbuhan
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
Mengetahui fungsi daun, daun lengkap, daun tunggal dan
mejemuk, bagian-bagian daun, bangun daun, ujung daun, tepi
daun, basis folii, Pertulangan daun secara morfologi
Mengetahui fungsi batang, permukaan batang, bentuk batang, dll
terkait morfologi dan juga bagian dari batang
Mengetahui fungsi akar dan hal lain yang terkait morfologi dan
juga bagian dari akar
Mengetahui fungsi rhizoma, bulbus, morfologi serta bagian-
bagiannya
Mengetahui bagian buah macam-macam buah, dan contonya
secara morfologi serta fungsinya
Mengetahui bagian bunga lengkap, tidak lengkap bedanya dan
bagian-bagian bunga secara morfologi beserta fungsinya
Mengetahui bagian biji, macam-macam biji, contoh secara
morfologi, dan fungsinya
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisa
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Folium
2
2.1.2 Fungsi Daun
2.2 Caulis
2.3 Radix
2.4 Metamorfosis
3
2.4.1 Rimpang (Rhizoma)
2.4.7 Spina
2.4.9 Piala
2.4.10 Gelembung
2.5 Buah
2.6.1 Bunga
2.6.3 Biji
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FOLIUM
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Daun memiliki fungsi yang tidak dapat
digantikan oleh bagian tubuh tumbuhan lain. Fungsi daun pada tumbuhan itu
yakni:
1. Pengambilan zat makanan (resorbsi) terutama yang berupa zat gas
Seperti yang kita ketahui kalau air yang berada di dalam tanah diserap oleh
akar tumbuhan, sementara gas karondioksida diambil dari udara melalui
celah-celah yang halus yang disebut mulut daun (stomata).
2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
Zat-zat makanan diserap oleh akar tumbuhan atau daun yang masih berupa
at anorganik perlu diubah menjadi zat-zat organik sehingga bisa digunakan
oleh tumbuhan dan proses perubahannya di dalam daun dimana terdapat
5
klorofil. Selain itu daun juga memerlukan sinar matahari untuk proses
pengolahan tersebut.
3. Penguapan air (transpirasi)
Apabila udara disekitar tumbuhan belum jenuh dengan uap air maka
tumbuhan akan terus menguapkan airnya dari tubuhnya. Hal tersebut
dilakukan agar tidak terjadi peredaan konsentrasi uap air. Tumbuhan dapat
mengatur penguapan tersebut, baik dengan cara mencegah ataupun
mengurangi penguapan sesuai kebutuhannya.
Meskipun tumbuhan memerlukan air agi hidupnya, namun penguapan air
harus tetap dilakukan, karena dengan adanya penguapan air, air yang diserap
dari akar dapat bergerak ke atas menuju daun, sehingga zat-zat makanan
dari dalam tanah yang biasanya berbentuk larutan dapat terangkut menuju
daun. Oleh karena itulah penguapan air penguapan air sangat penting bagi
kelangsungan hidup tumbuhan.
4. Pernapasan (respirasi)
Tumbuhan seagai makhluk hidup juga bernapas, tumbuhan juga
memerlukan energi, dan energi tersebut hanya bisa didapatkan dari hasil
pembakaran hasil asimilasi, misalnya gula. Proses oksidasi tersebut
memerlukan oksigen yang kemudian didapat dan masuk melalui mulut daun
stomata.
Pada bagian ini kita akan membedakan bagian-bagian daun pada daun
lengkap dan tidak lengkap.
6
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan
bertugas untuk menempatkan helaian tersebut sedemikian rupa sehingga
dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya.
3. Helaian daun (lamina).
Setiap tumbuhan memiliki bentuk, ukuran, maupun warna helaian daun
yang berbeda. Sifat helaian daun yang perlu diperhatikan adalah:
- Ujung (apex)
- Pangkal (basis)
- Susunan tulang-tulang
- Tepi (margo)
- Daging daun (intervenium)
- Permukaan atas atau bawahnya
- Warna
Sementara itu, bagian daun yang tak lengkap memiliki beberapa variasi
yaitu:
1. Hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja (daun bertangkai). Contohnya
daun mangga.
2. Hanya terdiri dari upih dan helaian (daun berupih atau daun berpelepah),
contohnya daun padi dan daun jagung.
3. Hanya terdiri atas helaian saja (daun duduk), contohnya daun biduri dan
tempuyung.
4. Hanya memiliki tangkai saja, tetapi pipih sehingga menyerupai helaian daun
(daun semu disebut juga filodia), contohnya pohon acacia.
7
2.1.4 Alat Tambahan pada Daun
8
2. Selaput bumbung (Ochrea, ocrea), alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas suatu tangkai daun.
Misalnya, rumput asam (Polygonum paniculatum)
3. Lidah-lidah daun (ligule, ligula), merupakan suatu selapis tipis kecil yang
biasanya terdapat pada batas antara upih dan helaian daun, alat ini berguna
untuk mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiakk antara batang dan
upih daun sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan.
Misalnya, pada rumput, bamboo dari Zingiberaceae.
9
2.1.5 Bentuk Daun
Dalam menentukan suatu bentuk daun tidak boleh dipengaruhi oleh adanya
toreh-toreh atau lekuk-lekuk pada tepi daun melainkan harus dibayangkan
bahwa toreh-toreh itu tidak ada. Bentuk daun dibedakan berdasarkan letak
bagiannya yang terlebar menjadi 4 golongan daun yaitu :
1. Bagian yang terlebar terdapat di kira kira tengah tengah tengah helaian
daun
2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah tengah helaian daun
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah tengah helaian daun
10
4. Tidak ada bagian yang terlebar, helaian daun dari pangkal ke ujung hampir
memiliki lebar yang sama
Bagian yang terlebar terdapat di kira kira tengah tengah tengah helaian
daun
11
Namun daun daun yang ada belum tentu sesuai dengan salah satu dari lima
kemungkinan bentuk di atas terdapat pula bentuk bentuk peralihan. Sehingga
ditentukan diantara bentuk-bentuk manakah bentuk daun peralihan tadi.
Sehingga didapatkan pula bangun jorong memanjang (Olliptico-oblongus)
yaitu bangun peralihan diantara jorong dan bulat memanjang dan jika diantara
bentuk memanjang dan bangun lanset disebut memanjang sampai bangun
lanset (Oblongo-lanceolatus)
12
daun yang memiliki bagian terlebar di bawah tengah tengah helaian daun
dibedakan menjadi dua yaitu :
a b c
d
13
(d)Bangun daun tombak (hastatus). Seperti bangun anak panah, tetapi bagian
pangkal daun dikakan kiri tangkai mendatar. Contohnya daun wewehan
(Monochoria Hastata Solms)
(e) Daun bertelinga (Auriculatus), seperti daun tombak tetapi pangkal daun
dikanan kiri tangkai membulat. Contohnya daun tempuyung (sonchus
asper vill)
a b c
d e
14
(a) Bangun bulat telur sungsang (obovatus), seperti bulat telur tetapi bagian
yang lebar terdapat dekat ujung daun . Contohnya daun sawo kecik
(Manilkara kauki Dub)
(b) Bangun jantung sungsang (obcordatus) contohnya daun asam/jukut
calingcingan (Oxalis Corniculata)
(c) Bangun pasak atau segitiga terbalik (cuneatus) contohnya
(d) Bangun sudip (spathulatus) seperti bangun bulat telur terbalik tetapi
bagian bawahnya memanjang. Contohnya daun tapak liman
(elephantopus scaber L)
a b c d
Tidak ada bagian yang terlebar, helaian daun dari pangkal ke ujung
hampir memiliki lebar yang sama
Dari pangkal hingga ujung daun hampir sama lebar dan biasanya sempit atau
lebarnya jauh berbeda dengan panjang daunnya
15
(a) Bangun garis (linearis), memiliki bentuk daun yang pipih dan sangat
panjang. Contohnya daun alang alang (Imperata cylindrica)
(b) Bangun pita (ligulatus) mirip dengan bangun garis tetapi lebih panjang lagi
dan banyak didapati pada jenis jenis rerumputan. Contohnya daun sereh
(Cymbopogon citratus)
(c) Bangun pedang (ensiformis) seperti bangun garis, tetapi daun tebal
dibaguan tengan dan tipsis kedua tepinya. Contohnya lidah buaya
(aloevera)
(d) Bangun paku atau dabus (subulatus), bangun daun hampir seperti silinder,
ujung runcing, seluruh bagian kaku. Contohnya Sanseviera cylindrica
(e) Bangun jarum (acerosus) serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing
panjang. Contohnya tumbuhan rosemari
a b c d e
16
2. Meruncing (acuminatus)
Seperti pada bentuk ujung daun runcing tetapi titik pertemuan kedua
tepi daunnya jauh lebih tinggi, sehingga daun tampak sempit panjang dan
runcing, contohnya daun sirsak.
3. Tumpul (obtusus)
Tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju
ke titik pertemuan sehingga dihasilkan sudut tumpul (lebih dari 90
derajat). Sering dijumpai pada daun bangun bulat telur sungsang atau
bangun sudip misalnya jeruk nipis (Citrus auliantofolia)
4. Membulat (rotundatus)
17
Seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak membentuk suatu sudut.
Biasanya sering dijumpai pada daun yang bulat atau jorong atau daun
bangun ginjal misalnya daun teratai besar (nelumbium nelumbo)
5. Rompang (truncatus)
Ujung daun terlihat seperti sebuah garis yang rata/datar. Contohnya
semanggi (marsilea crenata)
6. Terbelah (retusus)
Ujung daun memperlihatkan lekukan. Misalnya pada bayam (amaranthus
hybridus)
7. Berduri (mucronatus)
18
Bagian ujung daun ditutupi oleh suatu bagian yang runcing keras atau
suatu duri. Misalnya pada daun nanas (agave sp)
19
2.Helaian daun bertemu
a) Daun tertembus batang (perfoliatus) daun duduk tetapi batang menembus
pertengahan helaian daun,
Eupatorium perfoliatum L.
Podophyllum peltatum L
20
lateral tersebut kemudian tumbuh pertulangan daun yang terhalus yang disebut
sebagai urat daun (vena).
21
2. Divisus (bertoreh)
Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Ada yang
dangkal, dalam, besar, kecil dan lain sebagainya. Toreh pada tepi daun
dapat dibedakan dalam dua golongan:
a. Tepi daun merdeka yaitu tepi daun dengan torehan yang tidak
mempengaruhi bentuk helaian atau bentuk asli daun. Toreh-toreh
ini biasanya tak seberapa dalam dan letaknya toreh tidak
bergantung pada jalannya tulang-tulang daun. Berdasarkan pada
besarnya sudut tonjolan (angulus) dan sudut torehan (sinus) dapat
dibedakan menjadi :
1. Serratus (bergerigi), jika sinus dan angulus sama lancipnya,
misalnya daun lantana (Lantana camara L.).
2. Biserratus (bergerigi ganda atau rangkap), tepi daun seperti
toreh bergerigi (serratus), namun angulus cukup besar, dan
tepinya bergerigi lagi.
3. Dentatus (bergigi), jika sinus tumpul dan angulus lancip,
misalnya daun beluntas (Pluchea indica Less.).
4. Crenatus (beringgit), jika sinus tajam dan angulus tumpul,
misalnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.).
5. Repandus (berombak), jika sinus dan angulusnya sama sama
tumpul, misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus
Hook et Arn.).
22
Tepi daun merdeka
b. Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya. Hal
ini dikarenakan toreh-toreh daun besar dan dalam sehingga bentuk
terpengaruh olehnya. Toreh-toreh yang besar dan dalam itu
biasanya terdapat di antara tulang-tulang yang besar atau di antara
tulang-tulang cabang.
Berdasarkan dalamnya toreh dibedakan atas:
1. Lobatus (berlekuk), yaitu dimana dalamnya toreh kurang
daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat
dikanan kirinya.
2. Fissus (bercangap), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai
ditengah panjang tulang-tulang daun di kanan-kirinya.
3. Partitus (berbagi), jika dalamnya toreh melebihi setengah
panjangnya tulang-tulang daun di kanan kirinya.
Sebutan untuk mencandra tepi daun yang bertoreh dalam dan besar ini
merupakan kombinasi antara sifat toreh dengan susunan tulang daunnya,
antara lain:
23
a. Pinnatilobus (berlekkuki menyirip), yaitu tepi berlekuk mengikuti
susunan tulang daun yang menyirip. Misalnya, daun terong (Solanum
melongena L.)
24
e. Palmatifidus (bercanggap menjari), jika tepinya bercanggap, sedang
susunan tulangnya menjari. Misalnya daun jarak (Riccinus communis
L.)
25
2.1.6 Warna Daun
1. Merah, contohnya : Acalypha wilkesiana
26
2.1.7 Daun Tunggal dan Daun Majemuk
Berdasarkan jenisnya, daun dibedakan atas daun tunggal (folium simplex) dan
daun majemuk (folium compositum).
Pada daun tunggal, setiap tangkainya hanya terdapat satu helaian daun dan
umumnya kuncup daun berada di ketiak tangkai daun. Ciri khas lain dari daun
tunggal ialah terbentuk secara tidak bersamaan dan gugurnya daun diawali dari
daun yang tua, kemudian diikuti oleh daun yang muda. Susunan daun pada daun
tunggal ada yang lengkap dan ada yang tidak lengkap. Daun lengkap apabila
memiliki bagian utama seperti upih daun atau pelepah daun, tangkai daun, dan
helaian daun. Misalnya daun pisang (Musa paradisiaca), daun pinang (Areca
catechu), daun talas (colocasia esculenta). Sementara itu, daun tidak lengkap
tidak memiliki salah satu atau dua bagian utama tersebut. Adapun penampakan
daun tidak lengkap yaitu daun bertangkai ; apabila daun hanya memiliki bagian
tangkai dan helaian daun, daun berupih; apabila daun hanya memiliki bagian upih
dan helaian daun, daun duduk (sessile) ; apabila daun hanya memiliki helaian
daun saja, dan daun semu (folidia) ; apabila daun yang berkembang dari tangkai
daun yang melebar.
27
Ragam bentuk daun tunggal
Apabila dilihat dari berbagai aspek, daun majemuk berbeda dengan daun
tunggal. Perbedaan tersebut antara lain terdapat pada tata letak kuncup batang,
jumlah helaian per daun, helaian daun per cabang tangkai daun, pertumbuhan
daun, dan gugurnya daun. Pada daun majemuk, tangkainya bercabang-cabang, dan
pada cabang tangkai barulah terdapat helaian daun, sehingga pada satu tangkai
terdapat lebih dari satu helaian daun. Suatu daun majemuk dapat dipandang
berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya sedemikian dalamnya, sehingga
bagian daun di antara toreh-toreh itu terpisah satu samalain, dan masing-masing
merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri.
Selain itu terdapat ciri-ciri lain dari daun majemuk, di antaranya pada daun
majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya juga runtuh
28
bersama-sama. Pada daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat
pertumbuhan yang terbatas dan ujungnya tidak mempunyai kucup. Suatu cabang
biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai sebuah kuncup di ujungnya.
Pada daun majemuk tak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedangkan
pada suatu cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau mungkin
lebih dari satu kuncup.
Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun majemuk
atau di dekat pangkal ibu tangkai, dapat ditemukan sepasang daun penumpu,
29
seperti misalnya pada daun mawar (Rosa sp.), yang berupa dua daun kecil melekat
pada kanan kiri pangkal ibu tangkai daun.
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat
dibedakan menjadi empat golongan, yaitu:
a. Daun Majemuk Menyirip (pinnatus)
Pada daun majemuk menyirip anak daun tersusun di kanan-kiri ibu
tangkai daun dengan susunan seperti sirip ikan.
30
tangkai bebas berarti daun merupakan daun majemuk menyirip genap.
Misalnya daun asam (Tamaarindus indica).
31
pasangan memiliki ukuran yang berbeda. Misalnya anak dau tomat
(Solanum licopersicum).
Selain itu juga terdapat daun majemuk menyirip ganda atau rangkap
(Bipinnate), yang dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat
berapa dari ibu tangkainya. Daun majemuk menyirip ganda dapat
dibedakan dalam:
1. Daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun
duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai.
2. Daun majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak-anak daun
duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai.
3. Daun majemuk menyirip ganda empat, dan seterusnya.
32
3. Daun majemuk menjari beranak daun lima (quinquefoliate), misalnya
daun maman (Gynandropsisi pentaphylla D.C)
33
Ragam bentuk daun majemuk
34
2.2 CAULIS
2.2.1 Pengertian
35
dan juga akan mengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh bagian tumbuhan melalui pembuluh floem.
5. Alat Perkembangbiakan
Berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif, misanya
cangkok pada tumbuhan.
1. Bulat (teres). Contoh: bambu (Bambusa sp.) dan pohon kelapa (Cocos
nucifera L.)
36
2. Bersegi (angularis) dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Bentuk segitiga, contohnya rumput teki (Cyperusrotundus)
37
b. Folikladia (phyllocladium), bentuknya lebih pipih dan
pertumbuhannya terbatas. Contoh: jakang (Muehlenbeckia
platyclada Meissn)
38
yang hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek
(Orcidaceae) tertentu.
c. Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah,
hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok keatas, misalnya pada
semangka (Citrullus lanatus).
d. Menjalar (repens), batang berbaring, tetapi dari buku-bukunya keluar
akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomea batatas)
e. Serong ke atas (oscendens), pangkal batang seperti hendak berbaring,
tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya kacang tanah
(Arachis hypogaea)
f. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus keatas, tetapi
kemudian bagian atasnya membengkok kembali kebawah seperti orang
yang sedang menganggukan kepala, misalnya bunga matahari
(Helianthus annus).
g. Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh keatas dengan
menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun
tumbuhan lain, dan pada waktu naik keatas batang menggunakan alat-
alat khusus untuk berpegangan pada penunjangnya, biasanya berupa
akar pelekat, akar pembelit, sulur, dan duri. Contohnya terdapat pada
tanaman air mata pengantin (Antigonon leptopus).
h. Membelit (Volubilis), jika batang naik keatas dengan menggunakan
penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak
dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya sendiri naik
dengan melilit penunjangnya. Arah tumbuh batang melilit dibagi
menjadi 2, yaitu:
- Membelit ke kiri (sinistrosum volubilis), jika dilihat dari atas arah
belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam, misalnya pada
kembang telan (Clitoria ternatea).
- Membelit ke kanan (Dextrosum volubilis), jika arah belitan sama
dengan arah gerakan jarum jam, misalnya pada gadung (Dioscorea
hispida).
39
2.2.7 Percabangan Batang
1. Monopodial
Yaitu, jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar
dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya, contohnya pohon cemara (Casuarinaequisetifolia L.)
2. Simpodial
40
3. Dikotom atau menggarpu
41
2.2.8 Kejelasan Batang
42
a. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair.
Contoh: bayam (Amaranthus spinosus L.).
43
d. Batang mendong (calamus), yaitu seperti batang rumput namun
memiliki ruas yang lebih panjang. Contoh: mendong
(Fimbristylisglobulosa Kunth).
Kandungan Kimia
44
antirematik, meningkatkan nafsu makan (stomakik),
menghilangkan sakit (analgetik). Sifat kimiawinya pedas, sedikit
manis, hangat dan wangi.
Khasiat
Dapat digunakan untuk menyembuhkan sakit perut, diare,
batuk, tekanan darah tinggi, asam urat, membangkitkan nafsu
makan, memberi aroma pada makanan dan obat tradisional, serta
menyembuhkan nyeri pinggang dan rematik.
Biasanya kayu manis dapat bekerja optimal jika
digabungkan dengan beberapa herbal lainnya, seperti misal untuk
menyembuhkan batuk (Kulit kayu manis, daun sirih, cengkeh, gula
batu), tekanan darah tinggi (kulit kayu manis, asam trengguli,
cekur, daun sena, daun saga manis, daun kaki kuda, gula enau),
asam urat (kayu manis, biji pala, kapulaga, cengkeh, dan ubi jalar),
serta diare (kayu manis dna daun jambu biji).
Simplisia Brotowali
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotylodenia
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Tinospora
Species : Tinospora crispa (L.) Miers
Nama latin : Tinospora crispa
Nama Simplisia : Tinosporae caulis
Kandungan Kimia
Kandungan kimia brotowali adalah alkaloid, damar lunak,
pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan
palmatin. Akar brotowali mengandung alkaloid dan kolumbin.
45
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Efek farmakologis brotowali adalah menghilangkan rasa
sakit (analgetik), penurun panas (antipiretik). Hasil penelitian yang
telah dilakukan berkaitan dengan efek farmakologis brotowali
adalah :
- Ekstrak methanol dari brotowali mempunyai daya anti
bakteri terhadap kuman S. aureus (Lam Retta Tiurnida,
1996. FF UNAIR).
- Ekstrak brotowali yang difraksinasi dengan kloroform
menghambat terjadinya reaksi anafilaksis kutan aktif. Efek
yang diberikan meningkat dengan semakin besarnya dosis
dari 100 mg/kg bb. Sampai 800 mg/kg bb (Elfanetti, 1995,
JF FMIPA UNAND).
Khasiat
Khasiat dari brotowali adalah dapat mengobati rheumatic
arthritis, reumatik sendi, demam, demam
kuning, kencing manis, memar dan kudis.
Untuk mengobati infeksi saluran kemih
biasanya batang brotowali kering dicampur
dengan gandarusa kering, sidaguri kering,
kunyit, dan madu. Untuk mengobati demam
kuning digunakan batang brotowali dan madu. Sementara untuk
mengobati kencing manis, biasanya digunakan brotowali kering
digabungkan dengan sambiloto kering, daun sendok kering,
ciplukan kering.
Simplisia Kina
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotylodenia
46
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Chinchorna
Species : Chinchorna spp.
Nama Simplisia : Chinchorna candis
Kandungan Kimia
Kina mengandung alkaloida yang berkhasiat dalam jumlah
besar diantaranya kinina, sinkonina, sinkonidina, dan
alkaloidadalam jumlah kecil lainnya adalah kintanat, asam kina,
asam tanat, damar dan malam.
2.3 RADIX
47
kormus. Asal akar adalah dari akar lembaga (radix). Pada dikotil, akar lembaga
terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang. Sedangkan pada monokotil,
akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
a) Ujung akar
bagian-bagian akar
48
Ujung akar atau apex radicis merupakan titik tumbuh akar yang dilindungi
oleh tudung akar. Bagian ini merupakan bagian paling muda dan terdiri dari jaringan
yang masih dapat mengadakan pertumbuhan
Rambut akar atau pilus radicalis mempunyai umur yang pendek. Bagian ini
merupakan perluasan dari permukaan sel epidermis akar dan penonjolan sel-sel kulit
luar yang panjang yang berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan air dan
mineral
c) Leher akar
d) Batang akar
Batang akar atau corpus radicis terdapat di antara leher akar dan
ujungnya
e) Cabang-cabang akar
Disebut juga radix literalis, merupakan bagian akar yang tak langsung
berhubungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokoknya dan
masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.
f) Serabut akar
g) Tudung akar
Disebut juga calyptra, yaitu bagian yang terletak paling ujung dan terdiri
dari jaringan yang berguna melindungi ujung akar yang masih muda saat
pembelahan/perpanjangan akar .
Pada penampang akar melintang dikotil dapat dilihat dengan jelas susunan dari
luar ke dalam:
Epidermis (epiblema/piliferous layer)
49
Cortex
Endodermis
Stele berupa perisikel dan jaringan pembuluh (xilem dan floem)
50
A. Sistem Akar Tunggang
Akar tunggang dapat didefinisikan sebagai akar yang mempunyai akar
pencer (akar utama) yang menancap kokoh ke dalam tanah dan akan bercabang-
cabang dengan ukuran besar dan panjang yang berbeda-beda. Sama seperti akar
serabut, fungsinya adalah memperkokoh tanaman, penyerap air dan unsur hara
dari dalam tanah, sebagai sarana reproduksi dan lain-lain. Namun pada system
perakaran ini patut ditabahkan suatu fungsi lain yaitu sebagai tempat menyimpan
makanan.
Secara morfologi akar tunggang hanya memiliki satu akar utama dan
beberapa akar lateral atau cabang akar biasanya terdapat pada tumbuhan
Gymnospermae dan tumbuhan dikotil. Jika akar lembaga terus bertumbuh
menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Bila akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang
(radix primaria). Sistem akar ini biasa terdapat pada tumbuhan biji
belah(Dycotildoneae) dan tumbuhan biji telanjang(Gymnospermae). Perlu di
ingat, sistem akar tunggang hanya di temukan pada tanaman yang berkembang
biak secara generatif (melalui biji). Sedangkan mengenai percabangan dan
bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan menjadi :
51
b. Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat. Cabang akar
berupa serabut akar yang hanya terdapat pada ujung akar yang sempit
meruncing. Misalnya akar bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
c. Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti
serabut akar dan sedikit sekali bercabang. Misalnya pada kratok (Phaseolus
lunatus L.).
52
yaitu menyerap air dan mineral dari dalam tanah, sarana reproduksi, dan
lain-lain. Akar – akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli
yang dinamakan akar lia, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu
dinamakan akar serabut (radix adventica).
Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian-
bagian tanaman yang terdapat di atas tanah, bergantung di udara. Selama masih
menggantung, akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas dari
udara dan seringkali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air yang
disebut velamen (misalnya akar anggrek kalajengking (Arahnis flosaeris. setelah
mencapai tanah kemudian berkelakuan sepeti akar biasa dan bagian yang di atas
tanah berubah menjadi batang, contohnya pada beringin (Ficus benyamina L.).
53
Akar hisap atau akar penggerek (haustorium), akar yang
terdapat pada tanaman yang hidup sebagai parasit, berfungsi
untuk menyerap air dan zat makanan dari pohon inangnya
seperti kita dapati pada benalu (Loranthus).
54
Akar Lutut, bagian akar tumbuh ke atas, lalu
masuk kembali ke dalam tanah. Contoh: pohon
tanjang (Bruguiera parvifolia W. et A.)
Akar Banir, yaitu akar berbentuk seperti yang diletakan miring untuk
memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar, misal pada sukun
(Artocarpus
comunii G.
Forst) dan
pohon kenari
(Canarium
comunne L.)
A. Panacis Radix
Merupakan simplisia yang berasal dari tanaman Panax schinseng yang
biasa disebut sebagai ginseng. Akar ginseng tersebut diambil saat musim gugur
dari tanaman yang berumur 5-6 tahun. Zat utama yang terkandung di dalamnya
antara lain glukosida panakuinon, minyak atsiri, damar, panaks, dan sapoginol.
55
Panacis Radix seringkali digunakan dalam pengobatan amara, sebagai
stimulansia, aprodisiaka dengan pemerian bau lemah, rasa manis, pedas, dan agak
pahit. Biasanya disimpan dalam wadah tertutup
Keluarga : Araliaceae
Keterangan :
B. Catharanthi Radix
56
Nama Lain : Akar Tapak Dara
Keluarga : Apocynaceae
2.4 METAMORFOSIS
57
2.4.2 Umbi Lapis
Umbi lapis adalah penjelmaan batang dan daunnya. Susunannya
berlapis-lapis terdiri daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging
(untuk menyimpan cadangan makanan). Batangnya hanya merupakan bagian
yang kecil di bagian bawah umbi,
Pada umbi lapis bagian-bagiannya dapat dibedakan menjadi berikut :
a) Subang atau cakram (discus)
b) Sisik-sisik (tunica atau squama)
c) Kuncup-kuncupnya (gemmae), dibagi menjadi tiga:
Kuncup pokok (gema bulbi), merupakan kuncup ujung, terdapat pada
bagian atas cakam yang tumbuh ke atas mendukung daun-daun biasa,
serta bunga.
Kuncup samping, yang biasanya tumbuh merupakan umbi lapis
kecil-kecil, berkelompok di sekitar umbi induknya. Bagian ini
dinamakan suing (bulbus). Contohnya pada bawang merah (Allium
cepa L.).
Akar-akar serabut terdapat pada bagian bawah cakram.
58
dengan daunnya, namun ada kalanya gemma tidak tumbuh. Gemma seperti ini
disebut gemma laten.
Jika kita teliti lagi, berdasarkan letak tumbuhnya, kuncup dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok yaitu :
1. Kuncup ujung (gemma terminalis)
Kuncup ujung (gemma terminalis) adalah kuncup yang terletak diujung cabang
atau ranting atau batang. Kuncup ini biasanya akan tumbuh menjadi batang.
2. Kuncup ketiak (gemma axilaris/lateral)
Adalah kuncup yanga terletak
Kuncup laten.
Kuncup yang dilindungi oleh sisik.
Kuncup yang dilindungi oleh rambut-
rambut halus.
pada ketiak daun,
kuncup ini nantinya
dapat tumbuh menjadi
cabang atau ranting
setelah daun yang
mengapitnya tanggal.
Namun jika tidak berkembang, gemma tersebut akan menjadi kuncup laten.
3. Kuncup liar (gemma adventicius)
Gemma adventicus sering disebut dengan kuncup liar. Hal ini dikarenakan letak
gemma tersebut yang berada pada sembarang tempat pada bagian tubuh tumbuhan,
ada yang terdapat pada tepian daun seperti pada Kalanchoe piñata ( cocor bebek ),
pada batang seperti pada Theobroma cacao dan juga pada akar seperti pada akar
pohon sukun Artocarpus communis.
59
Tunas pada daun Cocor bebek. Tunas akar.
Kuncup juga dapat dibagi menjadi dua berdasarkan ada tidaknya pelindung pada
kuncup, yaitu:
1. Kuncup telanjang (gemma nodus), yaitu kuncup yang sama sekali tidak memiliki alat
pelindung.
2. Kuncup tertutup (gemma clausis), kuncup yang memiliki pelindung yang
menyelubunginya berupa sisik.
60
2.4.4 Umbi batang (tuber caulogenum)
Umumnya tidak mempunyai sisa-sisa daun atau penjelmaannya, oleh
sebab itu seringkali permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruas-
ruasnya tidak jelas. Karena tidak adanya sisa daun, maka umbi ini dinamakan
umbi telanjang (tuber nudus). Ex: kentang (Solanum tuberosum L.) dan ubi
jalar (Ipomea batatas Poir.).
Raphanus sativus L.
61
1. Cabang Pembelit
Alat pembelit ini berasal dari cabang atau tunas suatu tanaman. Contohnya adalah
Air mata pengantin (Antigonon leptopus)
Antigonon leptopus
2. Daun Pembelit
Alat pembelitnya berasal dari penjelmaan suatu bagian daun (bukan dari seluruh
bagian daun). Contohnya adalah Paku Hati (Lycopodium sp.)
Lycopodium sp.
Bagian-bagian dari daun pembelit :
Tangkai daun, contohnya adalah Clematis
Ujung daun, misalknya pada kembang sungsang (Gloriosa superba)
Ujung ibu tangkai daun majemuk, misalnya pada kacang kapri (Pisum Sativum)
62
3. Akar Pembelit
Alat pembelit berasal dari akar yang berubah menjadi alat pembelit. Contoh
tanamannya adalah Vanili (Vanilla planifolia)
Vanilla planifolia
2.4.7 Duri(Spina)
Duri adalah metaforfosis salah satu bagian pokok tumbuhan,oleh karena itu
sukar ditanggalkan dari batang. Menurut asalnya dapat dibedakan menjadi
:
63
cth: gembili(Dioscorea aculeata L.) dan gembolo(Dioscorea bulbivera L.)
Selain itu,adapula yg disebut sebagai duri tempel atau duri kulit. Duri ini tidak
merupakan metaforfosis suatu alat, melainkan hanya semacam alat
tambahan,hanya menempel pada kulit cth: Duri pads bunga mawar (Rosa sp.)
Bukan merupakan penjelmaan salah satu dari ketiga bagian pokok tumbuhan.
Alat-alat ini dapat dibedakan dalam tiga golongan :
1. Papila(papillae)
2. Rambut-Rambut(trichoma)
a. Sisik Bulu(ramentum)
bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang atau bagian tumbuhan yang
lain.
b. Sisik(lepis)
64
Bagian pipih menempel rapat pada alat tumbuhan contohnya daun atau
tangkai daun
c. Rambut Halus(pilus)
bentuknya seperti bulu pada umumnya tetapi dari bagian ujungnya dapat
dikeluarkan zat tertentu misalnya semacam resin.
3. Emergensia (emergentia)
Merupakan alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian kulit luar,
akan tetapi bagian yang lebih dalam darpada kulit luar ikut pula mengambil
bagian dalam pembentukannya. yang digolongkan dalam emergensia yaitu
Rambut Gatal,terdapat pada daun kemadu(Laportea stimulans)
2.4.9 Piala
Piala merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun yang lazimnya
digunakan untuk menangkap serangga. Ujung daun diubah menjadi badan
menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Pada tepi piala terdapat kelenjar
madu unutk menarik serangga. Jika serangga sampai tergelincir masuk ke dalam
piala, oleh zat-zat yang dikeluarkan oleh kelenjar terdapat pada dinding sebelah
dalam piala, akan dicernakan dan dapat diserap untuk kepentingan tumbuhan
contohnya: pada tumbuhan kantong semar (Nepenthes ampullaria Jack).
65
2.4.10 Gelembung
Gelembung merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun yang
lazimnya digunakan untuk menangkap serangga. Gelembung terdapat pada
tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air. Contohnya : rumput gelembung
(Utricularia flexuosa Vahl).
Rumput gelembung memiliki lubang yang mempunyai bagian-bagian
semacam daun pintunya. Daun pintu hanya dapat membuka dengan arah ke dalam
saja. Pada dinding luar gelembung, lebih-lebih di sekitar lubang, terdapat bulu-
bulu halus yangsangat banyak jumlahnya.
Manakala ada serangga air yang berenag-renang mendekat dan kemudian
menyentuh bulu tersebut maka gelembung itu segera membesar. Klep atau daun
pintu akan membuka dengan sendirinya. Karena membesarnya gelembung dan
membukanya daun pintu maka serangga air itu pun masuk bersama-sama dengan
aliran air yang terhisap ke dalamnya. Nah, serangga atau hewan akan terjebak di
dalam kantong. Pintu pun segera menutup kembali dan si korban tak berkutik lagi,
lalu mati dan lama-lama akan hancur diserap utrikulus.
Besarnya gelembung (utrikulus) kira-kira 2 1/2 cm. dinding dalamnya
mempuyai bulu-bulu halus dan mengandung kelenjar yang dapat menghasilkan
cairan penghancur. Proses penghancuran terjadi secara kimiawi. Selain serangga
air, hewan-hewan kecil pun sering terjebak seperti udang kara, kutu air, lalat air,
cacing, dan larva hewan-hewan air lainnya.
66
Tujuan :
1. Untuk mengetahui jenis metamorfosis bagian tumbuhan.
2. Untuk menganalisa fungsi dari metamorfosis bagian tumbuhan.
3. Untuk mengetahui beberapa tanaman yang memiliki metarmosis bagian
tumbuhan.
2.5 BUAH
1) Biji (seed)
2) Kulit Buah (pericarp). Berfungsi untuk melindungi biji.
Umumnya pericarp terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:
1. Eksocarp, merupakan lapirsan terluar dari pericarp, biasanya berupa satu lapisan
tipis.
2. Mesocarp, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari satu lapisan atau lebih,
berbentuk lebih tebal, dan biasanya merupakan bagian yang dimakan dari buah.
3. Endocarp, merupakan lapisan terdalam dari pericarp, terdiri atas jaringan dengan
sel yang berdiding tebal.
67
Adapun fungsi dari buah diantaranya yaitu tempat terbentuknya embryo
yang merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru.
A. Buah Sejati
Buah sungguh (buah sejati), jika melulu terbentuk dari bakal buah saja
dan karena buah ini biasanya tidak diselubungi oleh bagian-bagian
lainnya, maka dinamakan juga buah telanjang (fructus nudus).
Buah sejati ini juga dapat dibedakan lagi menjadi 3 penggolongan, yaitu
sebagai berikut.
A.1 Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal biak yang berisi satu biji atau lebih dan dibedakan dalam:
1) Buah sejati tunggal kering (siccus), yaitu yang bagian luarnya keras
dan mengayu atau seperti kulit yang mengering. Contoh buah sejati
tunggal kering adalah:
Buah padi (Caryopsis). Buah berbiji 1, tidak pecah. Dinding buah
tipis, berlekatan menjadi satu dengan kulit biji. Sedangkan kulit
68
biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan bijinya. Buah
seluruhnya terbungkus oleh sekam.
Buah kurung (Achenium). Buah berbiji 1 tidak pecah, dinding
buah tipis, berdempetan dengan kulit biji, tetapi kedua kulitnya
tidak berlekatan.
Buah serangan (Castanea argentea). Buah terbentuk dari 2 helai
daun buah atau lebih. Bakal bijinya lebih dari satu, tetapi biasanya
yang menjadi biji sempurna hanya satu. Dinding buah keras,
kadang-kadang mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji.
Buah keras bersayap (Samara). Pada kulit buah terdapat suatu alat
tambahan berupa sayap yang menyebabkan buah dapat
beterbangan jika tertiup angin.
Buah selasih (Ocimum basilicum L). Buah ini kalau masak pecah
menjadi empat bagian buah.
Buah biduri (Calotropis gigantea Dryand). Buah ini mempunyai
satu ruang dengan banyak biji di dalamnya. Jika sudah masak
buah pecah menurut salah satu kampuhnya.
Kacang tanah (Arachis hypogae L). Buah ini masak di dalam
tanah dan jika masak tidak pecah.
Buah asam (Tamarindus indica L). Buah ini mempunyai kulit
yang berdaging dan jika masak juga tidak pecah.
Buah durian (Durio zibethinus Merr). Pada buah ini, daun buah
mulai lepas dari ujung buah, tetapi di pangkal tetap berlekatan,
membelah sekat-sekat, jadi katup-katupnya sesuai dengan lipatan
daun buahnya.
Buah krokot (Portulaca oleracea L). Pada ujung buah terdapat
bagian yang merupakan tutup yang membuka jika buah sudah
masak.
Buah sejati tunggal kering ini dapat dibedakan lagi, antara lain:
a. Yang tidak pecah (indehiscens)
69
Tiap-tiap buah hanya mengandung 1 biji, sehingga untuk
pemencaran, buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya,
seperti buah padi.
b. Yang pecah (dehiscens)
Umumnya buah ini mengandung lebih dari satu biji, sehingga
pecahnya buah itu seakan-akan memang dengan tujuan tertentu,
yaitu agar biji terlempar jauh tidak terkumpul di suatu tempat.
Bergantung pada cara pecahnya, buah ini dibedakan dalam:
- Buah berbelah (schizocarpium)
Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing
dengan sebuah biji di dalamnya. Jika pecah tiap ruang terpisah,
tetapi biji tetap dalam ruang, sehingga tiap-tiap ruang dengan
bijinya bersifat seperti buah kurung. Menurut jumlah ruang-
ruang, buah ini dibedakan menjadi:
Buah belah dua (diachenium). Buah pada waktu masak
membelah menjadi dua bagian, masing-masing
menyerupai buah kurung dengan satu biji di dalamnya,
contohnya Cantella asiatica (daun kaki kuda).
Buah belah tiga (triachenium). Buah membelah menjadi
tiga bagian, contohnya Trpoelum majus.
Buah belah empat (tetrachenium) Buah membelah
menjadi empat bagian, contohnya Ocian asilicum.
Buah belah lima (pentachenium). Buah membelah menjadi
lima bagian.
Buah belah banyak (polyachenium), seperti terdapat
beberapa macam Malvaceae.
- Buah kendaga (rhegma)
Buah ini sifatnya sama dengan buah belah. Tetapi bagian–
bagiannya yang terpisah lalu pecah, sehingga biji yang ada di
dalamnya terlepas dari ruangan. Tiap–tiap bagian terbentuk
oleh satu daun buah. Jadi buah tersusun dari sejumlah daun
70
buah yang banyaknya sama dengan jumlahruangan. Menurut
jumlah ruang (kendaga) dapat dibedakan:
Buah kendaga dua (dicocus). Buah membelah menjadi 2
kendaga. Masing-masing lalu pecah dan mengeluarkan 1
biji.
Buah kendaga tiga (tricocus). Buah membelah menjadi 3
bagian. Contohnya Ricinua, Hevea.
Buah kendaga banyak (polycocus), buah menjadi banyak
bagian.
- Buah kotak
Terdiri atas satu atau beberapa daun buah. Bijinya banyak.
Jika sudah masak akan pecah, tetapi kulit buah yang pecah
sampai lama tak mau lepas dari tangkai buahnya. Buah kotak
ini dibedakan menjadi:
Buah bumbung (folliculis). Buah ini terbentuk dari sehelai
daun buah. Mempunyai satu ruangan dengan banyak biji,
jarang sekali hanya satu. Jika sudah masak, pecah menurut
salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut:
Calotropis, Lochnera.
Buah polongan (legumen). Berasal dari sehelai daun buah
dengan satu ruangan. Jika masak, pecah menurut
kampuhnya hingga buah terbelah dari ujung ke
pangkalnya. Sering sekali terdapat sekat – sekat semu dan
jika buah masak terputus- putus menurut sekat semu tadi.
Terdapat pada Leguminosae.
Buah lobak (siliqua). Berasal dari dua daun buah dengan
satu ruangan dan dua tembuni yang bertemu di tengah
ruangan hingga merupakan suatu sekat semu. Waktu
masak pecah,Kedua daun buahnyaterpisah mulai dari
pangkalnya, tetapi ujung mula-mula tetap melekat pada
tembuni, akhirnya lepas.
71
Buah kotak sejati (capsula). Berasal dari dua daun buah
atua lebih yang mempunyai sejumlah ruangan sesuai
dengan jumlah daun buahnya. Jika sudah masak membuka
dengan macam – macam jalan: dengan katup (valva),
dalam hal ini pecahnya dapat sepanjang sekat (septisid)
dapat juga membelah ruangan (loculisid).
2) Buah sejati tunggal berdaging (carnosus), jika dinding buahnya
menjadi tebal berdaging. Umumnya tidak pecah, meskipun telah
masak. Sebagian perkecualian. Myristica fragrans (pala), yang
buahnya pecah bila sudah masak. Contoh buah sejati tunggal
berdaging adalah:
Buah buni (Bacca). Dinding luar tipis, lapisan dalam tebal, lunak
dan berair. Biji lepas dalam lapisan tersebut, seperti pada buah
pepaya (Carica papaya L)
Buah mentimun (Pepo). Susunannya dengan buah ini. Kulit luar
lebih tebal dan kuat. Di tengah buah sering terdapat ruang kosong.
Buah jeruk (Hesperdium). Seperti buah buni dengan 3 lapis kulit
basah. Lapisan luar yang kuat dan mengandung banyak kelenjar
minyak atsiri. Lapisan kedua berupa bunga karang dan kemudian
lapisan yang terdiri atas gelembung-gelembung berisi cairan.
Buah mangga (Mangifera indica L). Buah ini kulit tengahnya
tebal berdaging dan dapat dimakan.
Buah delima. Dinding luar keras. Hampirmengayu yang dalam
seperti bunga karang tetapi liat, dengan banyak ruang. Masing-
masing ruang dengan banyak biji.
Buah apel. Dengan 3 lapis buah pala. Yang luar tipis menjangat,
yang tengah berdaging, yang dalam tipis,ulet dan kuat
Buah kelapa (Cocus nucifera L), yang mempunyai kulit tengah
yang berserabut dan menyebabkan buah menjadi ringan
72
Berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing – masing
lepas, tetapi akhirnya merupakan kumpulan buah maupun kelihatan seperti
satu.
1) Buah kurung ganda. Dasar bunga berbentuk perik dengan di dalamnya
banyak buah, contohnya mawar (Rosa hibrida Hort). Dalam badan
yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk terdapat
banyak buah-buah kurung.
2) Buah batu ganda, contohnya buah rubus (Rubus fraxinifolius Poir).
Bunganya mempunyai banyak bakal buah yang kemudian masing-
masing tumbuh menjadi buah batu.
3) Buah bumbung ganda, contohnya buah cempaka (Mechelia champaka
L). Berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang masing-
masing tumbuh menjadi buah bumbung.
4) Buah bumi ganda, contohnya buah srikaya (Anona squamosa L). Bakal
buah berubah menjadi buah bumi dan buah ini berasal dari bunga
dengan beberapa bakal buah.
A.3 Buah Sejati Majemuk
Berasal dari suatu bunga majemuk. Jadi berasal dari banyak bunga dengan
banyak bakal buah tetapi seluruhnya seakan-akan merupakan satu buah.
1) Buah bumi majemuk, contohnya buah nanas (Ananas comosus Merr).
Pembentukan buah ikut pula mengambil bagian daun-daun pelindung
dan daun-daun tenda bunga.
2) Buah batu majemuk, contohnya buah pandan (Pandanus tectorius
Sol). Masing-masing mempunyai kulit buah dengan tiga lapisan,
seperti pada buah kelapa.
3) Buah kurung majemuk, contohnya bunga matahari (Helianthus annus
L). Merupakan bunga majemuk yang terdiri atas bunga-bunga mandul
di tepi dan bunga-bunga subur di tengah. Setelah bunga subur
mengalami penyerbukan, maka akan berubah menjadi suatu buah
kurang majemuk.
B. Buah Semu (Fructus spurius)
73
Jika selain bakal buah ikut pula bagian-bagian lain dari bunga
mengambil bagian dalam pembentukan buah. Bahkan akhirnya dapat
merupakan bagian yang utama dari buah tadi. Biasanya buah ini
diselubungi oleh sesuatu organ, oleh sebab itu sering juga disebut buah
tertutup (Fructus clausus). Buah semu dapat dibedakan dalam 3 macam,
yaitu:
B.1 Buah Semu Tunggal
Merupakan buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah.
Contohnya:
- Tangkai bunga merupakan bagian utama buah, membesar berdaging
dan dapat dimakan. Misalnya jambu monyet (Anacardium
occidentale).
- Kelopak bunga merupakan bagian penting buah. Misalkan pada buah
ciplukan (Physalis minima).
B.2 Buah Semu Ganda
Merupakan buah semu yang berasal dari satu bunga dengan banyak bakal
buah yang masing-masing lepas dan tumbuh menjadi buah, tetapi disertai
pula oleh bagian-bagian bunga lainnya seperti misalnya buah arbei
(Fragaria vesca).
B.3 Buah Semu Majemuk
Merupakan buah semu yang berasal dari bunga mejemuk yang seluruhnya
hanya tampak sebagai satu buah, tangkai bunga menebal, tanda bunga
berlekatan dan menjadi kulit buah. Misalnya buah nangka (Artocarpus
integra). Ada pula yang dasar bunga menebal dan berdaging dan
merupakan dinding buah semu tadi.
Contoh buah semu majemuk:
Buah nangka (Artocarpus integra Merr). Buah ini terjadi dari bunga
yang majemuk, tetapi dari luarnya tampak seperti satu buah saja.
Buah keluwih (Artocarpus communis Forst) yang terjadi dari ibu
tangkai bunga yang tebal dan berdaging beserta daun-daun tenda
bunga yang pada ujung-ujungnya berlekatan satu sama lainnya.
74
Buah beringin (Ficus bejamina L). Buah semu majemuk yang terjadi
dari dasar bunga bersama yang terbentuk seperti periuk atau bulat
dengan buah-buah yang sesungguhnya di sebelah dalamnya.
2.6.1 Bunga
Bunga
merupakan suatu
batang atau
cabang pendek yang
berdaun dan telah
mengalami
perubahan
bentuk.Bunga
(Flos) berfungsi sebagai alat reproduksi.
- Berdasarkan Tipe
a. Bunga tunggal
Padabungatunggal, satutangkaihanyamendukungsatubunga.Bagian-
bagian bunga tunggal yaitu tangkai bungaˏ dasar
bunga, kelopakˏmahkotaˏbenang sari, danputik. Contoh : Zephyranthes
rosea Lindl.
75
b. Bunga majemuk
pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak
bunga.Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga,
daun pelindung,daun tangkai, tangkai daun dan bunga
Jenis-jenis bunga majemuk :
Bunga majemuk terbatas
Monochasium, yakni jika hanya ada satu sumbu sekunder yang
tumbuh. Terbagi menjadi dua jenis, yaitu
o Helicoid cyme atau bostryx (bunga sekrup), kuncup
sekundernya selalu muncul pada sisi yang sama. Jenisnya
yaitudrepanium (bunga sabit), tangkai – tangkai bunga yang
baru tumbuh mengikuti satu bidang datar.
o scorpioid cyme, kuncup sekunder selalu muncul pada sisiyang
bergantian. Ada dua jenis, yaitu
- cincinnus, tangkai-tangkai yang baru tumbuh
membentuk semacam spiral.
- rhipidium, tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh
zigzag mengikuti satu bidang datar.
Dichasial cyme, yakni jika ada dua sumbu sekunder yang tumbuh
bersamaan. Terbagi menjadi dua jenis, yaitu
76
o Sumbu sekunder dichasial: dichasium
o Sumbu sekunder monochasial: double scorpioid cyme atau
double helicoid cyme
Pleiochasium, yakni jika terdapat lebih dari dua sumbu sekunder
yang tumbuh bersamaan.
Bunga majemuk sederhana terbatas
Pada bunga majemuk sederhana terbatas dapat mengalami
pemadatan sehingga menyerupai bunga payung (umbel) atau bisa
menyerupai bentuk tandan (botrys) sehingga disebut botryoid.
Bunga berkas (fascicle, fasciculus)
Bunga berkas memilikiciri khas, yaitu bunga-bunganya tumbuh
berjejalan pada ketinggian yang kurang lebih sama di ibu tangkai
bunga.
77
b. Bulir (spica), seperti tandan dengan bunga-bunga individual tak
bertangkai (duduk).
c. Bunga payung (umbella), yaitu seberkas kuntum bunga yang
tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama.
d. Tongkol (spadix), seperti bulir dengan ibu tangkai yang
menggembung, bunga-bunga duduk berjejalan.
e. Untai (amentum), seperti bulir menggantung yang berisi bunga-
bunga berkelamin tunggal seperti pada lada (Piper nigrum)
atau sirih (P. betle).
f. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), seperti tandan
dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi
panjangnya, sehingga permukaan atas bunga majemuknya
mendatar atau agak menggembung.
g. Bunga bongkol (capitulum), seperti tandan atau tongkol yang
mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola. Contohnya
bunga petai.
Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat
bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu
tangkainya.
a. Malai (panicula), terbentuk dari bunga-bunga majemuk
terbatas, bercabang-cabang dengan kuat dan tidak teratur dari
atas ke bawah, di mana tiap-tiap cabangnya memiliki sebuah
bunga terminal.
b. Malai rata (corymbus ramosus), adalah bunga cawan (corymb)
terbatas, yakni dengan bagian-bagian pembentuknya yang
berupa malai.
c. Bunga payung majemuk (umbella composita), suatu bunga
payung yang bersusun, dapat pula dikatakan sebagai bunga
payung, yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil
(umbellula).
d. Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu
tangkainya bercabang-vabang dan masing-masing cabang
78
merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula,
terdapat misalnya pada kelapa dan palma umumnya.
e. Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan
masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan
susunan seperti bulir.
Bunga majemuk campuran, yaitu suatu bunga majemuk yang
merupakan sifat campuran antara bunga majemuk berbatas dan
tidak berbatas. Bunga johar misalnya, ibu tangkai mengadakan
suatu percabangan seperti pada suatu malai, tetapi cabang-
cabangnya bersifat seperti malai rata.
79
- Pembagian Bunga Berdasarkan Jumlah Bunga
Berdasarkan jumlah bunga, bunga dapat dikategorikan menjadi dua
jenis, yaitu Planta Uniflora dan Planta Multiflora. Planta Uniflora
merupakan tumbuhan yang memiliki bunga tunggal. Contohnya adalah
bunga coklat. Sedangkan Planta Multiflora yaitu tumbuhan yang
memiliki banyak bunga / berbunga banyak. Contohnya anggrek.
80
Jadi, dapat dikatakan bahwa bunga sempurna bukan
termasuk bunga lengkap. Tetapi bunga lengkap termasuk bunga
sempurna. Sedangkan bunga tidak lengkap bukan berarti bunga
tidak sempurna. Tetapi bunga tidak sempurna sudah pasti bunga
tidak lengkap.
81
Gbr. Bunga Merak (Bunga Terminal) Gbr. Bunga Telang (Bunga
Aksiler)
Kerajaan : Plantae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Fungsi :
82
2.6.3 BIJI
Kata Biji berasal dari bahasa Latin yaitu ‘semen’ dan memiliki arti bakal biji ( ovulum) dari
tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji merupakan alat perkembangbiakan generatif,
dimana biji adalah embrio yang termodifikasi dan dapat bertahan lebih lama pada kondisi
yang kurang sesuai untuk pertumbuhan. Pada buah dari tumbuhan Angiospermae dan
Magnoliophyta, biji buah terlindungi; sedangkan pada buah Gymnospermae, biji buah tidak
terlindungi.
1. Kulit Biji
Kulit biji (testa) merupakan lapisan yang tebal, keras dan berkayu, dengan ketebalan
sekitar 0,42 - 0,09 cm. Umumnya, kulit biji berasal dari integumen dan bermodifikasi selama
proses pembentukan biji berlangsung. Kulit biji melindungi biji dari kekeringan, kerusakan
mekanis, maupun dari serangan bakteri dan serangga. Pada bebebrapa macam kulit biji
terdapat beberapa bagian lain, contohnya ‘sayap’ pada biji kelor blu-bulu halus pada biji
kapas, dan selaput pada biji durian.
83
Pada angiospermae terdapat lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen).
Testa dapat bersifat tipis maupun kaku, serta memiliki warna yang bervariasi seperti
merah, biru, pirangm kehijauan, dan lain-lain. Sedangkan tegmen berbentuk meneyerupai
selaput, sehingga juga serng disebut kulit ari.
Pada gymnospermae terdapat kulit luar (sarcotesta) , kulit tengah (sclerotesta) dan
kulit dalam (endotesta). Kulit luar bersifat tebal berdaging dan dapat berubah warna
mengikuti usia biji. Kulit tengah memilliki lapisana yang kuat, keras dan berkayu.
Sedangkan kulit dalam bersifat tipis seperti selaput dan umumnya menempel pada inti
biji.
- Sayap (ala). Berfungsi untuk mempermudah penyebaran biji oleh angin. Terdapat pada
tumbuhan kelor (Imoringa oleifera L) dan spatodea (Spathodea campanulata P.B.).
- Bulu (coma). Merupakan penonjolan sel-sel kulit luar biji yang beruoa rambut rambut
halus. Befungsi untuk mempermudah penyebaran biji oleh angin, contohnya pada biji
kapas (Gosyipium) dan biduri (Calotropis gigantea).
- Salut biji (arillus). Merupakan pertumbuhan tali pusar, contohnya pada biji durian (Durio
zibethinus Murr).
- Salut biji semu (arillodium). Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji,
contohnya pada biji pala (Myristica frgrans Houts).
- Pusar biji (hilus). Merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya ditemukan
pada biji tumbuhan polong, contohnya kacang panjang (Vigna sinensis Endl).
- Liang biji (mycropyle). Merupakan liang kecil bekas masuknya buluh serbuk sari dalam
bakal biji pada pertumbuhan, dan sering tumbuh menjadi berwana keputih-putihan lunak
yang siebut karankula. Contohnya pada biji jarak (Ricinus communis L.).
- Berkas-berkas pembuluh pengangkutan (chalaza). Merupakan tempat pertemuan
integumen dengan nuselus. Contohnya pada biji anggur (Vitis vinifera L.).
- Tulang Biji (raphe). Merupakan terusan tali pusar pada biji, berfungsi sebagai jalan
masuknya air pada saat imbibisi biji. Contohnya pada biji jarak(Ricinus communis L.)
84
3. Inti Biji
Inti biji adalah semua bagian biji yang terdapat di daam kulitnya. Inti biji disebut juga
isi biji. Inti biji terdiri atas:
- Lembaga (embrio), merupakan calon individu baru.
- Putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk permulaan
kehidupan baru (kecambah).
- Kecambah
Beberapa biji mengalami perkembangan jika berada dalam kondisi yang sesuai.
Namun, beberapa biji yang lain berada pada masa dormansi, yaitu masa dimana
biji tersebut tidak tumbuh dan berkembang.
Syarat perkecambahan biji, yaitu air, udara, cahaya, dan panas. Bila syarat-syarat
tersebut tidak ada atau kurang, maka biji tidak akan tumbuh.
Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
a. AkarLembaga
85
Akar lembaga atau radikula akan tumbuh dan berfungsi sebagai akar. Ujung akar
lembaga menghadap ke arah liang biji. Pada saat biji berkecambah, akar tumbuh
menembus kulit biji dan keluar melalui liang tersebut.
b. Daun Lembaga
Daun lembaga atau kotiledon merupakan daun pertama dari tumbuhan. Daun
lembaga berfungsi sebagai tempat menimbun makanan, tempat fotosintesis, dan alat
pengisap makanan untuk embrio.
c. Batang Lembaga
Batang lembaga atau kaulikus dibedakan menjadi epikotil dan hipokotil. Epikotil
adalah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang dan daun,
sedangkan hipokotil adalah ruas batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh
menjadi akar.
Simplisia Biji
Pemanenan dilakukan saat biji telah masak fisiologis ditandai dengan telah berubah
warnanya kulit buah dan kulit buah mengkerut. Pemanenan biji pada tanaman semusim yang
sifatnya determinate dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu. Pemanenan
dilakukan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mengering. Hal ini berbeda
86
dengan tanaman se-musim indeterminate dan tahunan, yang umumnya dipanen secara ber-
kala berdasarkan pemasakan dari biji/polong
87
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai
kekurangan baik dalam pemilihan kata, konten makalah maupun sistematika penulisan
makalah. Kami telah berupaya untuk menyusun makalah ini sebaik-baiknya, namun penulis
mengakui bahwa makalah masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati
memohon maaf dan dengan hati yang terbuka menerima segala saran, usul dan masukan dari
pembimbing dan para pembaca.
88
DAFTAR PUSTAKA
Ratnasari, Juwita. 2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya.
Reece, J. and Campbell, N. (2011). Campbell biology. 1st ed. Boston: Benjamin Cummings.
89