Anda di halaman 1dari 2

PERSPEKTIF ORGANISASI

12 Juli 2008

“Posisi FPI menjadi semacam Pressure Group di Indonesia, untuk mendorong berbagai
unsur pengelola negara agar berperan aktif dalam memperbaiki dan mencegah
kerusakan moral dan akidah umat Islam, serta berinisiatif membangun suatu tatanan
sosial, politik & hukum yang sejalan dengan nilai-nilai syariat Islam”
(Habib Rizieq, Ketua Umum FRONT PEMBELA ISLAM, 2007).

Posisi dan Potensi Islam Perlu Dilihat Dalam Perspektif Yang Benar dan Adil

Memahami ajaran Islam dalam perspektif yang benar adalah prasyarat untuk memahami
motif aksi dan reaksi umat Islam terhadap berbagai persoalan sosial dan politik.
Islam bukanlah agama yang mengajarkan nilai-nilai permusuhan dan kebencian apalagi
anarkisme dan terorisme. Sebaliknya Islam mengajarkan nilai-nilai akhlak yang
universal, nilai-nilai baku moral yang kompatibel diaplikasikan bagi seluruh umat
manusia. Dalam kitab suci umat Islam, Al-Quran, dinyatakan bahwa keberadaan Islam
di muka bumi ini merupakan rahmat (kebaikan) yang bisa dinikmati semua makhluk
yang ada di alam semesta ini (rahmatan lil alamin). Nilai-nilai ajaran Islam juga
mencakup wilayah kebaikan yang sangat luas, mulai dari petunjuk cara
bersosialisasi yang lebih baik, nilai-nilai akhlak yang memuliakan esensi hidup
manusia, sistim politik dan hukum yang adil, pola perdagangan yang adil hingga
konsep pengelolaan energi dan lingkungan hidup yang berkesinambungan.
Kehadiran gerakan Islam terjadi karena adanya ketidakadilan yang dialami umat
Islam dan adanya gerakan-gerakan lokal dan global yang mengancam nilai-nilai
akidah (keimanan) umat Islam. Upaya pembelaan umat Islam secara terorganisasi
merupakan hal mendesak yang dilakukan karena globalisasi yang ada saat ini sudah
menjelma menjadi penjajahan gaya baru, melalui upaya-upaya pemaksaan sistim
politik, budaya dan sosial ke bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Upaya-upaya pengrusakan dari dalam umat Islam sendiri perlu dihadapi dengan tegas,
misalnya upaya pembiasan makna pluralitas atau upaya liberalisasi ajaran Islam.
Islam sangat menghargai adanya pluralitas dalam hubungan sosial antar berbagai
bangsa termasuk hubungan sosial antar umat beragama, namun menolak tegas
pluralitas agama yaitu upaya-upaya mencari kesamaan prinsip diantara berbagai
agama yang ada. Toleransi antar umat beragama hendaknya difokuskan pada upaya-
upaya mencari pola untuk saling menghormati atas perbedaan yang ada tanpa rasa
permusuhan, dan ini jelas terkandung dalam kitab suci umat Islam, Al-Qur’an, dalam
surat Al-Kafirun, “untukmu agamamu, dan untukku agamaku”.

Posisi Tawar Umat Islam Indonesia Harus Diperhitungkan, dan Ini Harus Diwujudkan
Dalam Bentuk Perhatian Yang Lebih Besar Terhadap Hak Kolektif Umat Islam

Di Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas muslim, maka sudah sewajarnya posisi
tawar umat Islam lebih besar. Posisi tawar yang besar ini diterjemahkan dalam
bentuk hak kolektif umat Islam yang lebih signifikan, antara lain hak umat Islam
untuk memiliki lingkungan sosial yang bersih dari berbagai ‘penyakit masyarakat’,
seperti bersih dari pornografi, bersih dari perjudian, bersih dari narkoba dan
lain-lain. Adalah wajar pula sebagai mayoritas bila umat Islam mewujudkan hak
kolektifnya dengan menuntut pemerintah setempat untuk mengadopsi sebagian dari
nilai-nilai ajaran Islam (Syariat), tentunya nilai-nilai moral yang bersifat
universal dan tidak bertentangan dengan keyakinan umat beragama lainnya.

============================================================

ORGANIZATION PERSPECTIVE
ISLAMIC DEFENDERS FRONT (FRONT PEMBELA ISLAM)
FPI has positioned itself as a Pressure Group in Indonesia, which has contributed
in influencing country’s leaders to also actively take role in improving and
maintaining moslem’s morale and faith as well as to take initiative in building
social, political, and law infrastructure which is in line with Islamic syariah.
(Habib Rizieq, Leader of Islamic Defenders Front, 2007).

Islam Position and Potential Should be Seen From A Right and Fair Perspective

Understanding Islam from the right perspective is the correct way to understand
Moslem’s motive and reaction toward present social and political issues in this
world. Islam is not a religion which encourage for a conflict, war, anger,
anarchism or even worst, terrorism. In contrary, Islam is teaching the universe
all morale values to behave as a good person which is acceptable and applicable to
all mankind. In Al Quran, The Holy-book of Islam, is clearly explained that the
existence of Islam in the universe is a Blessing (rahmat) which should be
benefited to all mankind in the universe (rahmatan lil alamin). Islamic values are
also covering much wider good morale practice and value such a guideline on a good
social relationship, morale value that would raise human standard, a guideline for
fair political, law, and trading system, a steady continuous environment and
energy management.
Islam movement started to exist due to un-justice treatments faced by moslem and
the increasing numbers of local and global movements which directly or indirectly
are damaging Islamic Faith. An effort to protect moslem values in more structural
manner in the form of stronger organization is very crucial as present
globalization has turned up to become a new form of colonialization, i.e. in the
form of political, cultural, and social pressure to implement a new system/value
that is clearly not suitable to be introduced to Indonesian society as the
majority of our population is moslem.
Nevertheless, an internal efforts among ‘unclear’ or ‘dishonest’ or ‘fake’ moslem
to damage Islam from within is another critical aspect which we need to correct
and rectify, such as an effort to expand the plurarity concept into religion and
an effort to liberate Islam or/and to interpret Islam wrongly in order to confuse
moslem. Islam is very much appreciated the existence of plurarity in social
relationship between races, nations, and religions BUT Islam clearly against
plurarity approach in an effort to find principle similarity among religions, as
we believe our religion is the only One and Unique for Moslem.
Living in harmony with and among other people and society whom hold different
religions should be focused on finding the basis to respect each other differences
without any anger, suspicious and hate feelings, and this is clearly stated in
Islam Holy-book, Al-Qur’an, in surah Al-Kafirun, “To you be your Way, and to me
mine”

Moslem Bargaining Position in Indonesia Must Be Respected. This shall be reflected


into a higher attention & respect toward our majority right

In Indonesia, as country with moslem as majority, then it is fair and clearly


acceptable for moslem to deserve for having a majority and higher bargaining
position. This higher bargaining position ought to be reflected into a more
significant’s moslem collective right, such as moslem right to have social
environment which is free from various social issues against Islamic values like
pornography, gambling, drugs, etc. It is a fair request too as majority if moslem
are asking and demanding for their collective right from government such as to
adopt some of the Islamic values (Syariah) which is universal and not against the
other religions, into country’s social and law regulations.

Anda mungkin juga menyukai