Anda di halaman 1dari 17

BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
a. Industri Consumer Goods di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat kelas menengah yang berdampak pada meningkatnya
permintaan terhadap pendidikan, kesejahteraan, dan pembangunan.
Peningkatan permintaan bukan saja berimbas terhadap produk consumer
goods, tetapi juga berpotensi mendorong tumbuhnya produk
dengan positioning yang mengarah pada kesehatan. Hal lain yang terjadi
adalah adanya perubahan perilaku konsumen dan semakin terhubung secara
digital. Sejalan dengan kondisi tersebut, dapat dipastikan akan banyak
pemain baik yang sudah ada maupun baru masuk ke Indonesia, yang melihat
potensi besar untuk menumbuhkan bisnis di Indonesia.
Meskipun demikian, pasar industri consumer goods di Indonesia
kian tumbuh positif. “Dengan peningkatan sebesar 9,6% di tahun 2011 dari
tahun sebelumnya, nilai pasar industri ini telah mencapai Rp165,95 triliun.
Pada tahun 2010, nilai penjualan consumer goods naik 11% dibanding tahun
sebelumnya. Prediksi besaran penjualan pada tahun 2012 dan 2013,
diasumsikan paling sedikit akan mengalami pertumbuhan seperti tahun
sebelumnya. Pertumbuhan yang terus-menerus positif tentunya akan turut
menaikkan nilai investasi pada bidang ini nantinya”, kata Jeffrey Bahar,
Managing Director Southeast Asia Spire Research & Consulting.
Pertumbuhan pasar dalam industri ini sangat erat kaitannya dengan
peningkatan penjualan di beberapa perusahaan, baik itu perusahaan
multinasional maupun lokal. Tiap-tiap pemain dalam industri ini biasanya
memiliki spesifikasi produk khusus yang menjadi andalan mereka.
Setiap pemain di industri ini memiliki kategori produk yang
beragam dan pangsa pasar yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya
melibatkan banyak pemain yang mengakibatkan persaingan ketat untuk
pasar. Salah satunya, persaingan pasar yang sangat sengit terjadi pada pasar

1
produk shampo Tanah Air, yang didominasi oleh produk-produk Unilever
Indonesia dan P&G Indonesia sebesar 50% dan 40%.
Seiring berkembangnya pangsa pasar industri ini, tantangan serta
hambatan pun akan menanti para pemain yang berkecimpung di dalamnya.
Beberapa tindakan strategis dan efektif mau tak mau harus segera
dilaksanakan jika tak ingin kehilangan pasar yang selama ini sudah ada.

b. Market Share Consumer Goods

Di hampir semua kategori di Indonesia, Unilever adalah pemimpin


pasar. Untuk situasi dimana market share sudah sangat tinggi. Untuk dapat
tumbuh dan berkembang terus-menerus, tidak ada jalan lain selain
memperluas pasar dengan menciptakan lebih banyak orang yang
menggunakan (more users), menggunakan lebih banyak lagi (more usage),
dan menawarkan nilai lebih dari produk yang di jual (more benefit).
Bagi Unilever, health and well-being konsumen dan masyarakat pun
merupakan salah satu fokus utama perusahaan secara global. Bahkan, health
and well being merupakan salah satu elemen utama dalam strategi “Unilever
Sustainable Living Plan”, yakni strategi Unilever untuk menumbuhkan
bisnis sambil mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan dampak
sosial.
Meski demikian, media sosial dan digital merupakan salah
satu channel yang sangat dekat bagi konsumen di Indonesia saat ini.
Melalui channel tersebut, Unilever akan terus memperkuat kehadiran, baik
secara korporat maupun melalui brand di dunia digital.

2
Begitu juga dengan peningkatan kemajuan teknologi, tentunya
memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan sebuah bisnis.
Dengan memanfaatkan teknologi digital secara optimal, Unilever memiliki
peluang untuk berkomunikasi lebih mudah kepada konsumen. Dengan
begitu, produk Unilever akan selalu menjadi pilihan utama masyarakat

3
BAB II
Pembahasan

1. Profil PT. Unilever


a. Sejarah Unilever

Unilever adalah perusahaan multinasional yang berkantor pusat


di Rotterdam, Belanda (dengan nama Unilever N.V.)
dan London, Inggris (dengan nama Unilever plc.) . Unilever memproduksi
makanan, minuman, pembersih, dan juga perawatan tubuh. Unilever adalah
produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, jika didasarkan pada
besanya pendapatan pada tahun 2012 dibelakang P&G dan Nestlé. Unilever
juga merupakan produsen olesan makanan (seperti margarin) terbesar di
dunia. Unilever adalah salah satu perusahaan paling tua di dunia yang masih
beroperasi, dan saat ini menjual produknya ke lebih dari 190 negara.
Unilever memiliki lebih dari 400 merek dagang, dengan 14 merek
diantaranya memiliki total penjualan lebih dari £1 milliar,
yakni : Axe, Dove, Omo, Becel, Heartbrand, Hellmann's, Knorr, Lipton, L
ux, Magnum, Rama, Rexona, Sunsilk dan Surf. Unilever N.V. dan Unilever
plc, beroperasi di bawah satu nama dan dipimpin oleh dewan direksi yang
sama. Unilever dibagi menjadi empat divisi utama, yakni Makanan,
Minuman dan Es Krim, Perawatan Rumah Tangga, dan Perawatan Tubuh.
Unilever memiliki pusat riset dan pengembangan di Inggris, Belanda,
Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.
Unilever didirikan pada tahun 1930 sebagai hasil penggabungan dari
produsen margarin asal Belanda, Margarine Unie dan produsen sabun
asal Inggris, Lever Brothers. Selama paruh kedua dari abad ke-20, Unilever
secara signifikan berdiversifikasi ke berbagai bidang bisnis dan juga
berekspansi ke berbagai negara. Unilever juga membuat beberapa upaya
akuisisi, termasuk Lipton (1971), Brooke Bond (1984), Chesebrough-Ponds
(1987), Best Foods dan Ben & Jerry's (2000), serta Alberto-Culver (2010).
Pada dekade 2010an, di bawah kepemimpinan Paul Polman, Unilever secara
perlahan menggeser fokus bisnisnya ke bisnis kesehatan dan kecantikan,

4
dari yang sebelumnya ke bisnis makanan, yang menunjukkan tren
perlambatan pertumbuhan.

b. Sejarah PT. Unilever Indonesia

PT. Unilever Indonesia adalah anak perusahaan dari Perusahaan


Unilever yang didirikan pada tanggal PT Unilever Indonesia, Tbk didirikan
pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever . Lalu pada tahun
1980. ama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.lalau pada
tahun 1997 , nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk.
tanggal 15 Mei 1998 Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari
Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981
pada tanggal 16 November 1981.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen,
margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim,
makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana
disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni,
2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris
Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak
sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta
ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri
Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-
TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Perluasan Unilever Indonesia, Tbk
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan
perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan
baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan,
pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus
lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain
atas dasar lisensi perusahaan kepada PT AL. Pada tanggal 3 Juli 2002,
perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad,
untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang

5
bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan
menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November
2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham
dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut
Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT
Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8
Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham
minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari
Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku
pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan
dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.
Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama
dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan
merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah
penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang
terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004
tertanggal 9 Juli 2004. Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk.
(Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan
pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek
“Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan
Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

c. Visi PT. Unilever


Visi dari PT. Unilever “To become the first choice of consumer,
costumer and community”. Hal ini terwujud pada komitmen PT. Unilever
terhadap konsumennya yaitu menyediakan produk bermerek dan pelayanan
yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas, dan
yang aman bagi tujuan pemakaiannya. Atau dengan kata lain Visi PT.

6
Unilever. Tbk adalah untuk menjadi pilihan pertama bagi konsumen,
pemasok, dan komunitas. Dan PT. Unilever. Tbk juga sangat
memperhatikan setiap kinerja karyawan dengan memberikan fasilitas-
fasilitas. Misalnya, setiap perusahaan memberikan layanan kesehatan
kepada karyawan untuk berobat kerumah sakit secara gratis (biaya
pengobatan ditanggung perusahaan). Perusahaan juga ingin
memaksimalkan laba jangka panjang dan memiliki produktivitas yang
efektif dan efisien.

d. Misi PT. Unilever


i. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen.
ii. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
iii. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
iv. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang
tinggi.
v. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan
dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan
pemegang saham.
vi. Menambah vitalitas dalam kehidupan. Memenuhi kebutuhan nutrisi,
kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk agar para
konsumen merasa nyaman dengan berpenampilan menarik dan dapat
lebih menikmati hidup.

e. Visi dan Misi PT. Unilever Indonesia, Tbk


Visi Kami
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia
dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.

Misi Kami
 Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik
setiap hari.
 Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik
dan lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik
bagi mereka dan orang lain.

7
 Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil
setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan
perubahan besar bagi dunia.
 Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang
memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambal mengurangi
dampak terhadap lingkungan, dan meningkatkan dampak sosial.

Visi dan misi Perseroan telah ditinjau secara berkala dan disetujui
oleh Dewan Komisaris dan Direksi.

f. Struktur Organisasi

2. Strategi yang digunakan untuk sukses


Strategi yang digunakan oleh Perusahaan Unilever adalah Strategi
Global. Dimana strategi ini, pengelolaan data base memastikan
keseragaman rancangan data base di seluruh dunia. Jadi produk unilever
yang ada di Indonesia itu beda dengan produk unilever yang ada diluar,
tetapi pengembangan produknya tetap sama yang diawasi oleh kantor pusat.
PT. Unilever memiliki strategi-strategi dalam menghadapi
persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:

8
1. Diferensiasi Produk
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang
terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya.
Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak
lagi kemasannya.
2. Berfokus Pada Peluang Pasar
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang
beda dengan yang lain. Produk masuk kedalam pasar dengan cara
mempromosikan barang-barangnya dengan cara terjun langsung ke
masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan
diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat
perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing
lainnya.
3. Menguatkan Keakraban Pelanggan dan Pemasok
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses
langsung dari pemasok terhadap jadwal produksi dan bahkan
mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan
mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga
melakukan Tanya jawab kepada para konsumen dan membuat suara
konsumen tempat para konsumen mengeluh.
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling
banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari
promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media
elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak, sponsorship,
mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT.
Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll. Karena jika
promosi yang dilakukan hanya melalui media elektronik, maka PT. Unilever
Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal. Masyarakat di
Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosial yang beragam.
Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan
maka perusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang
ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa dipahami oleh berbagai

9
kalangan, karena iklan adalah salah satu cara promosi yang bisa dilakukan
oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal.

3. Tokoh PT. Unilever


Pendiri PT. Unilever ini adalah Antonius Johannes Jurgens William
yang merupakan penerus perusahaan Margarine Unie, William Lever,
James Darcy Lever sebagai pemilik Lever Brother
Pada tahun 1922, Lever Brothers mengakuisisi Mac Fisheries,
pemilik merek T. Wall & Sons. Pada bulan September 1929, Unilever pun
dibentuk dari penggabungan antara produsen sabun asal Inggris Lever
Brothers dan produsen margarin asal Belanda, Margarine Unie.
Penggabungan ini sangatlah masuk akal, mengingat sabun dan margarin
sama-sama berbahan baku minyak sawit, sehingga proses impor minyak
sawit dari Afrika dapat berjalan lebih efisien.
Pada dekade 1930an, bisnis Unilever mulai tumbuh. Unilever pun
mulai mengakuisisi perusahaan lain. Pada tahun 1943, Unilever
mengakuisisi saham mayoritas di Frosted Foods (pemilik merek Birds Eye)
dan Batchelors Peas. Pada tahun 1944, Unilever juga
mengakuisisi Pepsodent. Setelah tahun 1945, beberapa bisnis Unilever
menunjukkan tren penurunan penjualan, sehingga Unilever mulai melepas
beberapa anak usahanya.

4. Elemen Perusahaan Global Unilever


a. Fokus
Pasar yang dilayani oleh PT. Unilever itu berbeda disetiap Negara
karakteristik dan ciri dari pasar dan konsumennya, sehingga Unilever
menerapkan startegi yang berbeda dalam melayani pasarnya disetiap
Negara.
Di hampir semua kategori di Indonesia, Unilever adalah pemimpin
pasar. Untuk situasi dimana market share sudah sangat tinggi. Untuk dapat
tumbuh dan berkembang terus-menerus, tidak ada jalan lain selain
memperluas pasar dengan menciptakan lebih banyak orang yang

10
menggunakan (more users), menggunakan lebih banyak lagi (more usage),
dan menawarkan nilai lebih dari produk yang kami jual (more benefit).
Bagi Unilever, health and well-being konsumen dan masyarakat pun
merupakan salah satu fokus utama perusahaan secara global. Bahkan,
health and well being merupakan salah satu elemen utama dalam strategi
“Unilever Sustainable Living Plan”, yakni strategi Unilever untuk
menumbuhkan bisnis sambil mengurangi dampak lingkungan dan
meningkatkan dampak sosial.

Unilever Indonesia menduduki posisi ke-4 perusahaan paling


dinovatif di dunia setelah Salesforce.com (US), Alexion Pharmaceuticals
(US), dan ARM Holdings (UK). Ini berarti Unilever Indonesia bisa
dikatakan menjadi perusahaan paling inovatif di Asia.

Menariknya, Unilever Indonesia berhasil mengalahkan


Amazon.com yang merupakan pusat belanja online dari United States
(US) yang menduduki posisi ke-6. Bahkan, perusahaan asal Belanda ini
juga berhasil mengalahkan perusahaan besar dunia seperti Starbucks
(urutan ke-33) dan Coca-Cola (urutan ke-72).

Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta ini memiliki inovasi


premium sebesar 65,1%, kenaikan penjualan 12%, dan total return lima
tahunan mencapai 26,6%. Angka ini membuat Unilever Indonesia
menduduki posisi ke-4 perusahaan paling inovatif di dunia. Peringkat
perusahaan paling inovatif ini disusun berdasarkan nilai inovasi
premium. Nilai diukur berdasarkan besar bursa saham dan gagasan segar
untuk menghasilkan pendapatan besar. Inovasi juga dilihat dari seberapa
gagasan tersebut bertahan dan berkembang.

b. Visi

Visi yang dibuat oleh Perusahaan Unilever itu berbeda – beda


disetiap negara. Ini terlihat dari Visi yang berbeda antara Perusahaan
Unilever di Indonesia dan Perusahaan Unilever yang ada di Singapore.

11
Gambar 1
Visi PT. Unilever Indonesia

Gambar 2
Visi Unilever Singapore

Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita


tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh
seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai
yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun.

Visi utama Unilever adalah “To become the first choice of consumer,
costumer and community”

c. Orientasi

Orientasi pasar Pasar Global adalah Geocentris dimana konsumen


setiap Negara ada persamaan dan perbedaannya, jadi strateginya ada
standarisasi dan penyesuaian. Orientasi geosentris merupakan perpaduan
etnosentris dan polisentris, yang melihat persamaan dan perbedaan dalam
pasar dan negara, dan mencoba menciptakan strategi global guna
merespon seluruh kebutuhan dan keinginan local.

Dalam kasus Perusahaan Unilever, Orientasi pasar ini terlihat dari


produk consumer goods yang di pasarkan di Indonesia ada sedikit
perbedaan dengan produk yang dipasarkan dinegara lain. Misal ada
beberapa produk yang dipasarkan di Indonesia namun tidak dipasarkan
di pasar luar negeri. Misalnya, untuk produk teh sariwangi yang tidak
dijual di pasar luar negeri. Namun, produk yang akan dipasarkan

12
dinegara manapun tetap diawasi kualitas dan mutunya, tetap ada
standarisainya.

d. Strategi

Strategi yang dilakukan oleh Unilever adalah Strategi Global,


dimana Unilever memiliki banyak anak perusahan di berbagai Negara.
Lalu pengambilan keputusan dilakukan desentrasilasi, dimana anak
perusahaan bisa memutuskan strateginya sendiri namun masih harus
mendapatkan persetujuan dari pihak Unilever pusat. Namun dengan
begini, kekreatifan dan inovasi anak perusahaan dapat dikembangkan

e. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang dilakukan Unilever adalah adalah startegi


pemasaran yang terdiri dari Perluasan, Adaptasi, dan Penciptaan.
Dimana:

1. Perluasan adalah memperkenalkan produk di pasar asing tanpa


perubahan apapun. Disini Unilever memperkenalkan produknya ke
berbagai pasar di dunia termasuk Indonesia melalui PT. Unilever
Indonesia
2. Penyesuaian produk (product adaptation) mengubah produk untuk
memenuhi kondisi atau preferensi local. Misal PT. Unilever membuat
produk yang hanya da di Indonesia atau PT. Unilever yang membuat
produk berdasarkan preferensi dan karakteristik pasar dan konsumen
lokal.
3. Penciptaan produk (product invention) terdiri dari penciptaan sesuatu
yang baru

f. Fokus Lokasi

Fokus lokasi yang dimaksud disini adalah Perusahaan di Negara asal


teritegrasi dengan perusahaan yang di Negara tuan rumah.

13
Disini Unilever dengan PT. Unilever Indonesia sangat terintergrasi,
terlihat bahwa penjaminan mutu dan pengawasan masih dilakukan oelh
Unilever pusat/Unilever NV

g. Msdm

Manajemen Sumber daya manusia atau MSDM disini diartikan


dengan bagaimana suatu perusahaan memilih MSDM nya apakah
berdasarkan tuan rumah, kewarganegaraan perusahaan asal dan
sebagainya. Strategi perusahaan global dalam mnerapkan sistem MSDM
adalah dengan menunjuk orang orang terbaik untuk berada dalam posisi
penting perusahaan tanpa peduli apakah orang itu adalah orang lokal atau
berasal dari perusahaan lokal.

Dalam hal ini, PT Unilever telah menerapkan sistem seperti diatas,


terliahtr dari struktur oragnisasi yang dimuat di Annual report bahwa
tidak semua yang berada dalam struktur adalah orang lokal. Tapi
merupakan orang orang yang kompeten dibidangnya

h. Gaya Operasi

Gaya operasi disini adalah apakah pengambilan keputusan


dilakuakn secara sentralisasi, atau desentralisasi atau mungkin integrasi.
Perusahaan global melakukan gaya o[perasi dengan integrasi. Seperti
Unilever yang memberikan kewenangan untuk anak perusahaan
mengemabngkan strategi namun masih berdasarkan pengawasan dari
Unilever pusat.

Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak


membutuhkan dua komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang
memadai dan cara menyediakan sarana dan prasarana tersebut. Dari dua
komponen diatas, hal-hal pokok dalam manajemen operasional dapat
dijabarkan menjadi beberapa bidang, yaitu inventarisasi, prosedur,
pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi, produktivitas

14
kerja, jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan
pemeliharaan peralatan.

i. Kebijakan Finansial

Strategi yang dilakukan adalah dengan mencari sumber keuangan


paling murah, salah satunya dengan cara menentukan arah penggunaan
dana baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Strategi ini
umumnya berkisar pada tiga hal, yaitu bagaimana perusahaan
memperoleh modal, alokasi kapital, dan manajemen modal kerja
termasuk dalam hal pembagian keuntungan.

Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik


seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan
struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan
pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever
telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi
dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto,
Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun
2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana
keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan,
akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama
Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya,
memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer. Strategi
manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor
pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura,
Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan
teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara
ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset
penjualan.

j. Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi adalah dengan startegi subsisdi silang dan dapat
di transfer antar Negara untuk mendukung strategi global. Seperti
yang kita ketahui bahwa saham PT. Unilever Indonesia 85% dimiliki

15
oleh Unilever dan 15% nya dimilki oleh masyarakat umum. Dengan
melihat itu kita tahu bahwa aliran investasi dalam Unilever dalam
dilakuakn subsidi silang.

16
BAB III
Penutup

1. Kesimpulan

Dari uraian diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa Unilever adalah
salah satu perusahaan Global yang disukses di dunia ini dengan segala persaingan
yang dapat dimenangkan oleh Unilever dan PT. Unilever Indonesia, Tbk. Sehingga
membuat Unilever bisa dikatakan sebagai raja Consumer goods di berbagai Negara,
termasuk Indonesia.

Dengan analisis mengenai elemen yang dimiliki perusahaan global, bisa kita
lihat bahwa semua elemen telah diterapkan oleh Unilever.

17

Anda mungkin juga menyukai