Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembentukan Konsep Matematika


Istilah “konsep” sering digunakan, tetapi tidak mudah untuk didefinisikan.
Karena tidak ada definisi secara langsung dan tepat untuk mengartikan kata
“konsep” itu sendiri. Konsep matematika adalah sebuah pengertian yang
abstrak.
Pada tingkatan bawah, kita mengelompokan setiap kali kita mengenal
sebuah objek sebagai salah satu yang telah kita lihat sebelumnya. Dan ternyata
tidak semua pengalaman ini sama, sampai kita dapat mengetahui perbedaan–
perbedaan itu secara nyata. Dari perubahan ini kita mengabstrasikan ke dalam
keberagaman sifat dan sifat-sifat ini masuk kedalam ingatan kita dalam jangka
waktu yang lebih lama dari pada sesuatu yang kita lihat secara sepenggal-
sepenggal dari suatu objek. Seperti pada diagram berikut:

c1, c2, c3... cn menggambarkan pengalaman-pengalaman yang terdahulu


tentang sejumlah objek yang mempunyai kesamaan yang disebut Particular
chair. Dari sini kita mengabstrasikan sifat-sifat umum dari objek-objek itu
seperti yang di tunjukan oleh C. Ketika sebuah abstraksi itu terbentuk maka
pengalamanpengalaman yang lain akan mudah untuk kita bedakan apakah
pengalaman itu masuk kedalam abstraksi kita atau di luar abstrasi kita. Jika
pengalaman itu diluar abstraksi kita, maka kita akan membuat abstraksi yang
baru dan proses ini akan berulang-ulang. Sehingga kemampuan kita semakin
cepat dalam melakukan abstraksi. Sebagai contoh : meja, karpet, lemari kita
abstraksikan kedalam kelompok perabotan, tanpa melihat pertimbangan-
pertimbangan yang lain. Penamaan dari pengkelompokan objek ini,
mempunyai kelebihan atau kekurangan. Kita seharusnya bisa
mengklasifikasikan suatu objek berdasarkan fungsi dan kegunaan, hubungan,
waktu penggunaan dan mungkin juga berdasarkan simbol.
Berikut ini mungkin bermanfaat untuk menghubungkan beberapa istilah
yang akan digunakan. Abstraksi adalah sebuah aktifitas berflkir secara sadar
akan kesamaan kesamaan diantara pengalaman-pengalaman kita. Klasifikasi
adalah Pengelompokan pengalaman-pengalaman yang mempunyai kesamaan-
kesamaan dari hasil abstraksi. Mengklasifikasi artinya mengumpulkan secara
bersama pengalaman kita dengan dasar dari kesamaan. Sedangkan
mengabstraksi berarti merubah sikap yang terdahulu sehingga menghasilkan
pengalaman baru dalam mengelompokan suatu objek berdasarkan kemiripan
sifat dari suatu kelompok yang telah terbentuk. Hal ini untuk membedakan
abstraksi itu sebagai suatu aktivitas sedangkan mengabstraksi adalah hasil dari
suatu abstraksi, dan rangkain aktivitas ini menghasilkan suatu konsep.
Konsep terbentuk dari sejumlah pengalaman yang memiliki kesamaan
secara umum. Ketika konsep pertama terbentuk, kita bisa mengatakannya
sebagai contoh-contoh konsep. Sehingga semakin banyak pengalaman yang
kita dapatkan semakin banyak pula konsep-konsep yang kita punya.

PENAMAAN
Perbedaan antara konsep dan penamaan adalah hal yang penting Konsep
adalah sebuah ide, sedangkan nama konsep adalah sebutan, atau sesuatu yang
bisa ditulis, yang berkaitan dengan ide tersebut. Hubungan ini terbentuk
setelah konsep terbentuk, atau selama proses konsep dibentuk. Dan kadang
-kadang kita tidak bisa membedakan antara nama dan konsep itu sendiri
karena kaitannya yang sangat erat.
Berhubungan dengan konsep, penggunaan nama dalam menghubungkan
suatu objek menolong kita untuk mengklasifikasi, yaitu untuk mengenali suatu
benda termasuk ke dalam kelas yang sudah ada. Penamaan dapat berperan
secara maksimal, kadang-kadang penting, dalam pembentukan konsep baru.
Jika nama yang sama muncul dari pengalaman-pengalaman yang berbeda,
akan mempengaruhi kita untuk mengelompokkan pengalaman itu ke dalam
satu pikiran kita dan kemudian mengabstraksi kesamaan instriksinya sehingga
membantu kita untuk dapat memisahkan kelompok mereka sendiri-sendiri.

KOMUNIKASI KONSEP
Bisa kita lihat bahwa bahasa dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan sebuah konsep. Namun dapatkah bahasa digunakan untuk
mempercepat mendefinisikan konsep yang sederhana secara verbal? pada
keadaan tertentu hal ini sering dicoba. Perhatikan contoh berikut, misalnya
kata “merah” dan bayangkan kita menanyakan arti kata ini pada orang yang
buta sejak lahir. Arti dari kata itu adalah konsep yang terkait dengan kata itu,
jadi tugas kita sekarang adalah bagaimana membuat orang tersebut mampu
membentuk konsep merah dan menghubungkannya dengan kata merah.
Ada dua cara yang mungkin dapat kita lakukan, yaitu memberikan suatu
definisi misalnya “merah adalah warna yang kita nyatakan sebagai panjang
gelombang cahaya pada daerah 0,6 mikro”. Dan memberikan contoh beberapa
objek yang berhubungan dengan kata merah misalnya, diary merah, dasi
merah, penjepit merah dan seterusnya. Dari dua cara tersebut pemberian
contoh merupakan cara yang lebih tepat pada kasus ini untuk dapat
menemukan konsep merah dan memperoleh pengalaman baru sehingga dapat
mengabstraksi sifat-sifat umum dari merah. Di sini penamaan tidak dipakai.
Jika ada pertanyaan “apa artinya warna?” maka dengan mudah kita menyebut
merah, biru, hijau, kuning, dan seterusnya yang disebut konsep. Penamaan
sekarang menjadi faktor penting dari proses pengabstraksian. Sekarang kita
perlu membedakan antara dua macam konsep, yaitu konsepkonsep primer,
yang berasal dari rangsangan misalnya merah, berat, panas, manis, dan lain
sebagainya, dan konsep-konsep sekunder yang berasal dari pengalaman yang
di abstraksikan dari konsep-konsep lain.
Bahwa tingkatan diantara konsep-konsep dan susunan konsep, membuat
kita mampu mengkomunikasikan sebuah konsep dengan definisi. konsep-
konsep seperti warna, cahaya, hanya dapat dibentuk jika konsep konsep
seperti merah, biru, hijau dan lain sebagainya telah terbentuk. Pada umumnya
konsep konsep dengan tingkat tinggi tidak dapat dikomunikasikan dengan
pendefinisian, tetapi hanya dengan menunjukkan contoh-contoh yang sesuai.
Sedangkan konsep-konsep yang tingkatannya di bawah, lebih mudah
mengkomunikasikannya dengan menggunakan definisi, misalnya terdapat
pertanyaan “apa itu magenta?” maka kita dapat mengatakan magenta adalah
warna antara merah dan biru, dengan biru lebih banyak daripada merah.
Dengan catatan konsep merah dan biru telah terbentuk. Konsep magenta dapat
terbentuk meskipun belum melihat warna yang sebenarnya.
Komunikasi konsep matematika lebih sulit, pada bagian penyampai dan
penerimanya. Kita dapat menguraikan beberapa karakteristik konsep,
mendiskusikan bagaimana fungsinya, dan membangun pemahaman secara
umum dari ide yang satu ke ide lain. bahwa matematika tidak dapat
didefinisikan secara tepat, namun bisa dengan pemberian contoh-contoh.

KONSEP SEBAGAI WARISAN BUDAYA


Terdapat dua cara membangun suatu konsep. Pertama, konsep dapat
terbentuk dari pengklasifikasian contoh-contoh perbuatan sehingga dapat
digunakan untuk membangun suatu konsep. Kedua, dengan mendengar,
membaca atau sebaliknya dengan memberi nama, atau simbol lainnya pada
sebuah konsep. Binatang dapat melakukan dengan cara yang pertama, hanya
manusia dapat melakukan dengan cara yang kedua. Hanya dengan mengingat
dari pengalaman panca indera kita, konsep dapat di organisasi dikelompokan
bersama sebagai contoh konsep yang baru, sehingga dengan demikian
semakin cepat abtraksi dapat di bentuk. Konsep berawal dari pengalaman-
pengalaman, yang dapat disampaikan dengan bahasa yang merupakan
kelebihan manusia daripada makhluk lainnya. Karena manusia diberikan
kelebihan berupa kemampuan berfikir, sehingga dapat mengkomunikasikan
konsep dengan bahasa. Bahasa diperlukan untuk menyusun dan menggunakan
konsep tingkat tinggi, mengelompokan, membentuk kita secara ilmiah
sehingga menghasilkan sebuah warisan budaya.
Dengan sebuah konsep kita dapat mengetahui cara memproses data yang
memungkinkan kita untuk menerapakan sepenuhnya pengalaman masa
lampau yang berguna untuk masa kini. Tanpa bahasa setiap individu harus
membentuk konsepnya sendiri langsung dari lingkunganya. Tanpa bahasa,
konsep-konsep dasar tidak dapat secara bersama membentuk konsep tingkat
tinggi. Dengan bahasa apapun, proses pertama dapat di percepat, dan
kemungkinan juga yang kedua. Selebihnya, konsep masa lalu di abstraksikan
dan secara perlahan di akumulasikan dari generasi ke generasi, siap kembali
untuk membantu setiap individu baru membetuk konsep mereka sendiri. Ini
yang disebut dengan conceptual system. Pembentukan conceptual system
memungkinkan setiap individu dapat menemukan sebuah konsep untuk
dirinya sendiri. Salah satu ciri orang yang tingkat kecerdasanya tinggi adalah
mampu membentuk konsep-konsep dalam tingkat kesulitan yang tinggi.

KEKUATAN BERPIKIR KONSEPTUAL


Pemikiran konseptual memberi kekuatan besar untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan, dan membuat lingkungan agar menjadi bagian dari kita.
Kekuatan konsep juga datang dari kemampuan untuk mengkombinasikan dan
menghubungkan berbagai pengalaman berbeda dan kelompok berbeda.
Semakin abstrak suatu konsep, semakin membangkitkan kekuatan kita untuk
melakukan klasifikasi. Orang berkata “ jangan terganggu dengan teori, berikan
faktanya”. Kata-kata ini kurang tepat, karena kelompok data dapat digunakan
dalam keadaan terbatas, sebuah teori dapat memungkinkan kita menjelaskan,
meramalkan, dan mengontrol menguasai sejumlah kejadian yang terkait
dengannya.
Kontribusi lain dari kekuatan berfikir konseptual adalah berkaitan dengan
pendeknya daya ingatan kita. Memori jangka pendek kita hanya dapat
menyimpan rata-rata 7 kata atau simbol lainya dengan rentangan 7±3. Jelaslah
bahwa semakin tinggi konsep yang diwakili suatu simbol, semakin banyak
pengalaman yang terkandung didalamnya. Matematika merupakan yang
paling abstrak, dan juga paling kuat untuk semua sistem teoritis, tetapi juga
ekonomis, orang-orang bisnis serta ahli selalu menggunakanya untuk
pekerjaan mareka. Meskipun matematika begitu potensial, banyak orang yang
bersusah payah mencoba mempelajarinya namun kenyataannya hanya sedikit
keuntungannya dan tidak mendapatkan kesenangan. Ini dikarenakan mereka
tidak sungguh-sungguh dalam belajar matematika. Padahal sebenarnya ini
merupakan proses yang menyenangkan dan menarik, biarpun hal ini sukar
untuk di percaya. Kebanyakan yang dihadapi siswa yaitu terdapat suatu aturan
yang mesti dihafalkan, dan hampir tidak mempunyai arti. Ini tidak saja
membosankan ( karena tidak mengerti), tetapi jauh lebih sulit karena tidak
terhubung dan membutuhkan kerja keras untuk mengingat dari pada struktur
konsep secara menyeluruh.

MEMPELAJARI KONSEP MATEMATIKA


Setiap hari kita belajar dari lingkungan di sekitar kita, dan konsep-konsep
yang kita dapati ketika belajar dari lingkungan sekitar kita tersebut tidak
abstrak. Padahal, permasalahan mendasar tetapi juga merupakan kekuatan dari
matematika adalah kehebatannya dalam meng-abstraksi dan men-generalisasi,
sebagaimana yang telah berhasil dicapai oleh generasi-generasi matematika
terdahulu. Mereka memiliki kemampuan yang istimewa dalam meng-
abstraksi-kan dan mengeneralisasi-kan konsep-konsep. Saat ini, kita tinggal
belajar untuk mengolah dan menggunakan konsep-konsep matematika yang
sudah ada, bukan lagi konsepkonsep yang masih mentah. Secara tidak
langsung, ini merupakan keuntungan yang tak terkira, dimana seorang siswa
bisa memperoleh pengetahuan tentang konsep dengan cepat, padahal konsep-
konsep itu memerlukan waktu berabad-abad untuk mengembangkannya.
Matematika tidak hanya bisa dipelajari dari kejadian-kejadian nyata
seharihari, melainkan juga dari hal-hal yang secara tidak langsung kita alami.
Bagian terpenting dalam mengajarkan matematika ialah bagaimana
mengomunikasikan ide-ide matematika, dan tidak hanya menerima apa-apa
yang tidak kita kuasai. Ada dua prinsip dalam mempelajari matematika, antara
lain ;
1. Konsep yang lebih tinggi yang dimiliki seseorang tidak dapat
dikomunikasikan kepada siswa hanya dengan sebuah definisi, melainkan
dengan mengatur sedemikian rupa sehingga ia menemukan sejumlah
contoh-contoh yang cocok.
2. Dalam metamatika, contoh-contoh selalu mendasari banyak konsep. Ini
berarti bahwa contoh-contoh itu harus dikuasai di dalam pemikiran siswa
sehingga konsep-konsep itu dapat dikuasai oleh siswa.

B. Ide Skema dalam Matematika


1. Pengertian Skema
Skema adalah suatu bentuk rancangan atau kerangka secara garis besar
yang memuat gambaran umum tentang bagaimana suatu tujuan dapat
dicapai. Skema tidak menjelaskan rencana secara terperinci dan skema
biasanya terbentuk tidak terlalu formal.
Skema adalah istilah psikologi umum yang berkaitan dengan struktur
mental. Dalam skema terstruktur yang dikembangkan bukan hanya
struktur konsep matmatika saja, tetapi struktur-struktur yang saling
berkaitan dan mengkoordinasikan kegiatan kegiatan panca indra.
Skema mempunyai dua fungsi utama, yaitu: Menggabungkan
pengetahuan yang ada dan alat pikiran untuk mendapatkan pengetahuan
yang baru.

2. Skema Sebagai Alat Untuk Belajar Lebih Lanjut


Skema yang ada merupakan alat yang sangat diperlukan untuk
kemahiran pengetahuan lebih lanjut. Hampir semua yang kita pelajari
sebenarnya telah kita ketahui sebelumnya. Misalnya jika kita membuat
pesawat terbang, maka kita perlu tahu aerodinamis (dinamika udara)
dimana ilmu itu bergantung pada pengetahuan kalkulus yang
membutuhkan pemahaman aljabar yang tidak lepas dari aritmatika.
Prinsip inilah yang menjadi prinsip kedua pada prinsip belajar konseptual
yang telah diulas pada bab 2. Untuk melihat seberapa penting
pembentukan skema, akan lebih baik diujicobakan dengan belajar
beberapa konsep. Hal itu bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan dari pembentukan skema yang cocok terhadap material baru
yang dipelajari.
Berikut adalah contoh bagaimana suatu skema akan membantu siswa
dalam menerjemahkan beberapa simbol yang berkaitan struktur bahasa
suku Red Indian.
Ilustrasi di atas menunjukkan bagaimana pengetahuan 2 dibentuk
dengan menggunakan peengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Demikian juga untuk pembentukan pengetahuan 3 dan 4 juga dibentuk
setelah siswa mengetahui skema pengetahuan sebelumnya. Berdasarkan
contoh tersebut, maka sudah sangat jelas bahwa skema yang telah dibentuk
pada pembelajaran sebelumnya akan menjadi suatu sangat krusial dalam
mempermudah dalam mempelajari topik yang akan dipelajari kemudian.
Dengan demikian, materi belajar secara skema tidak hanya baik untuk
dipelajari, tapi juga baik untuk dikuasai.
Secara obyektif dapat dikatakan bahwa belajar secara skematik tidak
hanya menjadikan belajar lebih efisien pada materi yang baru didapat
tetapi mempersiapkan alat berpikir untuk menggunakan pendekatan yang
sama pada tugas mendatang. Cara belajar ini 3 kali lebih baik dari cara
belajar menghafal. Jadi belajar skematik memberi keuntungan daripada
belajar hafalan. Keuntungan tersebut antara lain:
1) Belajar lebih bermakna
2) Belajar lebih efisien
3) Belajar menyiapkan sebuah akal pikiran untuk menerapkan pendekatan
yang sama pada tugas belajar di kemudian hari.

Meskipun begitu masih ada kelemahan yang mungkin timbul dari


penggunaan skema, yaitu :

1) Pada materi berbeda, belajar secara skema membutuhkan waktu lama,


2) Jangkauan materi yang terlalu luas. Dengan kata lain, skema dapat
menjadi rintangan yang besar jika terjadi ketidakcocokan skema.
Salah satu contoh kelemahan skema, yaitu : pada konsep dasar
matematika, kita mempelajari sistem bilangan asli bersamaan dengan
operasi penjumlahan dan perkalian. Pada penjumlahan bilangan asli, siswa
cepat menghitung sampai 10, bahkan sampai 20, dan menjumlahkan 2
bilangan, 3 bilangan atau lebih. Apabila terjadi penjumlahan berulang,
maka siswa mengenalinya sebagai bentuk perkalian sederhana. Tetapi di
dalam penjumlahan dan perkalian bilangan pecahan, siswa mengalami
kesulitan karena tidak mengenali sistem bilangan tersebut. Sistem bilangan
pecahan tidak sama dengan sistem bilangan asli. Sebelum bilangan
pecahan dipahami, membutuhkan keterkaitan untuk membangun bilangan
terhadap akomodasi utama pecahan.

3. Kegunaan Skema dalam Pembelajaran Matematika


Inti utama dari skema sebagai alat belajar adalah kecocokan dari
skema yang sebelumnya yang akan membuat proses asimilasi dari ide
yang akan datang menjadi lebih baik.
Belajar dengan memanipulasi simbol merupakan salah satu cara
memperhatikan jawaban yang sulit untuk membedakannya dari belajar
konseptual. Siswa tidak dapat membedakan 2 hal, jika tidak memiliki
pengalaman dari pengertian matematika sebelumnya, seperti tidak
memiliki konsep yang benar atau tidak memiliki pengetahuan langsung.
Sehingga jika siswa hanya mengandalkan kemampuan mengingat saja,
memang akan mencapai level tinggi dalam memecahkan masalah tapi jika
pada situasi baru, ia akan mengalami kesulitan karena tidak memiliki
pengertian matematika sebelumnya.
Skema yang sesuai adalah skema yang memperhatikan tugas belajar
jangka panjang bukan jangka pendek. Solusi persamaan, misalnya,
biasanya didasarkan pada ide sepasang timbangan, jika kita menambahkan
atau mengurangi beban yang sama di kedua sisi, timbangan tersebut tetap
seimbang, jadi kita bisa menemukan berat yang menyeimbangkan berat
yang tidak diketahui.

Model ini juga membenarkan ‘memindahkan jumlah ke sisi sebelahnya


dan merubah tandanya’, karena kita akan mendapatkan hasil yang sama
jika kita menambahkan, misalnya sejumlah 3 kg, ke sisi timbangan sebelah
kiri, atau mengambil sejumlah itu dari sebelah kanan.
Pada tahap awal, skema sederhana patut dipuji. Namun ia tetap
memiliki kelemahan dimana x adalah jumlah yang tidak diketahui dan kita
harus ‘menemukannya’, dan hal itu bukan merupakan konsep dasar
matematika. Konsep dasar matematika adalah variabel. Tetapi kelemahan
utamanya adalah bahwa skema “menyeimbangkan kedua sisi’ tidak dapat
diterapkan pada persamaan seperti
x+4=0
x2= 4
2
dan x – 3= 4
kecuali dengan merenggangkannya sampai menjadi
x2 + 4 = 0

dan

seorang guru harus melihat jauh melebihi tugas yang sedang dikerjakan
murid, dan jika dimungkinkan, sampaikan ide-ide baru sehingga skema-
skema jangka panjang yang sesuai bisa dibentuk.
Meskipun memiliki kelemahan, skema diatas masih jauh lebih baik
dari aturanaturan tanpa alasan yang terkadang diajarkan karena masuk akal
dan oleh karena dianggap sebagai kegiatan yang berarti dalam matematika.
Terkadang kita juga sulit memilih antara skema jangka pendek yang
gampang dan skema jangka panjang tetapi susah. Keputusan ini tidak
sama dengan keputusan yang mungkin kita hadapi saat berbelanja, antara
barang yang murah tapi tidak bertahan lama dengan barang yang lebih
mahal tetapi bertahan lama, karena kita tidak bisa membuang begitu saja
skema awal kita. Kita harus merekonstruksi kembali, dan seperti yang
telah kita lihat, hal itu memberikan kesulitan bagi kita. Jadi pilihannya
tidak selalu gampang. Meski demikian, secara umum biasanya ide-ide
jangka panjang tidak sulit dipelajari, hanya saja mereka sulit ditemukan.
Hal ini memindahkan kesulitan dari murid ke guru.
Jika skema lama tidak sesuai dengan skema baru maka skema lama
tidak akan menyerap skema baru tersebut. Karena perkembangan
matematika sangat pesat, maka guru harus menyiapkan siswa agar dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan matematika tersebut. Dengan
demikian tugas guru antara lain: 1. Membangun pondasi yang kuat dan
terstruktur tentang ide-ide matematika dasar. 2. Membimbing siswa
menemukan ide-ide baru. 3. Mengajarkan siswa untuk selalu
menyesuaikan skema lama dengan skema baru.

Anda mungkin juga menyukai