Tantri Kusmitarini
Program studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah, kampus FIK UMSurabaya, 60113.
Telp. (031) 3811966, Fax. (031) 3811967,
ABSTRAK
Insidensi tuberkulosis paru selalu meningkat dari tahun ke tahun di Wilayah Kerja
Puskesmas Pucang Sewu, meskipun telah dilakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Salah satu yang menjadi penyebab adalah faktor perilaku pada klien tuberkulosis paru. Sehingga
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap peningkatan perilaku
pencegahan penularan tuberkulosis paru.
Jenis penelitian Analitik dengan desain “Non Equivalent Control Group Design”. Jumlah
populasi 70 orang pasien TB Paru dengan sampel 32 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik
yang digunakan yaitu “Purposive Sampling” dengan variabel independen adalah konseling dan
variabel dependen adalah Perilaku (pengetahuan,sikap,tindakan). Pengumpulan data menggunakan
kuesioner dan di analisis menggunakan uji statistik “Wilcoxon Sign Rank test”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling pada kelompok perlakuan dengan
pengetahuan, sikap, dan tindakan hasailnya ρ: 0,000<α=0,05, sikap sehingga tolak H0, jadi ada
pengaruh konseling terhadap peningkatan perilaku pencegahan penularan tuberkulosis paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Pucang Sewu Surabaya.
Kesimpulannya bahwa konseling dapat mempengaruhi terhadap peningkatan perilaku
pencegahan penularan tuberkulosis paru sehingga pentingnya pemberian konseling dalam
pelayanan terhadap pasien TB sangatlah diperlukan.
ABSTRACT
The incidence of pulmonary tuberculosis always increases from year to year in the Pucang
Sewu Puskesmas Work Area, although healt education has been carried out for the community. One
of the causes is the behavior factor in the client of pulmonary tuberculosis. So this study aims to
determine the effect of counseling on improving the behavior of prevention of pulmonary
tuberculosis transmission.
Type of analytic research with “Non Equivalent Control Group Design”. Population of 70
lung tuberculosis patients with a sample of 32 patients who met inclusion and exclusion criteria.
The technique used is “Purposive Sampling” with independent variable is counseling and
dependent variable is behavior (knowledge, attitude, action). Data were collected using
questionnarres and analyzed using statistical test of “Wilcoxon Sign Rank Test”.
The results showed that counseling in treatment group with knowledge, attitude, and action
result ρ=0,000 < α=0,05, so reject Ho, so there is influence of counseling to increase behavior
prevention of transmission of tuberculosis of lung at Puskesmas Pucang Sewu Surabaya.
The conclusion that counseling may influence the improvement of prevention behavior of
transmission of pulmonary tuberculosis so the importance of counseling in the service of patients
tuberculosis is necessary.
Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan bahwa Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan bahwa
sebagian besar sikap responden pada seluruhnya tindakan responden pada
kelompok kontrol pre pemberian kelompok kontrol pre pemberian
informasi kesehatan adalah cukup yaitu informasi kesehatan adalah kurang yaitu
sejumlah 12 orang (75,5%), dan setelah sejumlah 16 orang (100,0%), dan setelah
pemberian informasi kesehatan sikap pemberian informasi kesehatan tindakan
responden sebagian besar menjadi cukup responden sebagian menjadi cukup yaitu
yaitu sejumlah 16 orang (100%). sejumlah 4 orang (25,0%).
Pada kelompok perlakuan sebagian besar Pada kelompok perlakuan seluruhnya
sikap responden pada kelompok tindakan responden pada kelompok
perlakuan pre-pemberian konseling perlakuan pre-pemberian konseling
adalah cukup yaitu sejumlah 11 orang adalah kurang yaitu sejumlah 16 orang
(68,8%), dan setelah diberikan perlakuan (100%), dan setelah diberikan perlakuan
dengan cara konseling maka sikap dengan cara konseling maka tindakan
responden sebagian besar menjadi baik responden sebagian besar menjadi baik
yaitu sejumlah 15 orang (93,7%). yaitu sejumlah 11 orang (68,7%).
Berdasarkan hasil uji wilcoxon nilai Berdasarkan hasil uji wilcoxon nilai
kemaknaan pada sikap kelompok kontrol kemaknaan pada tindakan kelompok
(ρ) 0,046 dan pada kelompok perlakuan kontrol (ρ) 0,046 dan pada kelompok
(ρ) 0,000. Sehingga nilai kemaknaan perlakuan (ρ) 0,000. Sehingga nilai
sikap kurang dari α : 0,05 dengan kemaknaan tindakan kurang dari α : 0,05
demikian maka didapatkan ρ lebih kecil dengan demikian maka didapatkan ρ
dari α, kelompok kontrol [0,046<0,05] lebih kecil dari α, kelompok kontrol
kelompok perlakuan [0,000<0,05] [0,046<0,05] kelompok perlakuan
sehingga Tolak H0, jadi ada pengaruh [0,000<0,05] sehingga Tolak H0, jadi ada
konseling terhadap peningkatan perilaku pengaruh konseling terhadap peningkatan
(sikap) pencegahan penularan perilaku (tindakan) pencegahan penularan
tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas
Pucang Sewu Surabaya. Pucang Sewu Surabaya
PEMBAHASAN
2. Saran
1) Bagi responden
Pasien TB Paru dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang
cara pencegahan penularan penykit TB
Paru.
2) Bagi Institusi Pendidikan
a. Dapat menyediakan literature yang
lebih lengkap berhubungan dengan TB
Paru.
b. Bagi pengelola Institusi pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
agar skripsi ini dapat dipakai sebagai
acuan dalam penelitian skripsi
selanjutnya.
3) Bagi profesi keperawatan
Memberikan tambahan ilmu
pengetahuan dalam pentingnya
pemberian koseling dalam mengubah