Anda di halaman 1dari 73

PERENCANAAN USAHA

Pengertian Perencanaan Usaha

Apa perencanaan usaha (business plan) itu? Untuk memahaminya, terlebih dahulu kita pahami
arti istilah usaha dan arti istilah perencanaan.
Dalam pengertian ekonomi, usaha atau bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok individu yang dilaksanakan secara legal dengan menggunakan dan
mengkombinasikan sumberdaya atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang dan/atau
jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh manfaat finansial, yaitu laba bisnis atau
laba usaha (business profit).
Dari batasan di atas dapat kita catat bahwa, suatu usaha atau bisnis akan selalu berhubungan
dengan pengharapan (expectation), yaitu harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang
akan datang. Kita tahu betul, kepastian dari masa yang akan datang adalah ketidakpastian.
Dengan demikian, harapan untuk memperoleh keuntungan sifatnya adalah penuh ketidak pastian.
Artinya, bisa menguntungkan dan bisa juga tidak menguntungkan. Jadi suatu usaha selalu
mengandung risiko. Karena itu supaya usaha yang akan dijalankan berhasil, perlu dibuat
perencanaannya dulu.
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pemilihan visi, misi dan
tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran. Dari kedua pengertian di
atas sekarang dapat didefinisikan arti perencanaan usaha yaitu sebagai proses penentuan visi,
misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran yang diperlukan
untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu. Jadi dalam perencanaan usaha terkandung
adanya:
1) Visi, yaitu cita-cita masa depan perusahaan yang akan melakukan usaha tersebut.
2) Misi adalah maksud khas atau unik dan mendasar yang membedakan perusahaan dengan
perusahaan lain serta mengidentifikasikan ruang lingkup kegiatan usaha/perusahaan yang
bersangkutan.
3) Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai dari usaha/perusahaan tersebut.
Modul 19, Membuat Rencana Usaha 7
4) Strategi adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan usaha dengan melibatkan semua
sumberdaya atau faktor produksi yang dimiliki. Dalam dunia bisnis dikenal beberapa strategi
yang biasa diterapkan perusahaan sebagai berikut:
(1) Defender, strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih dan mempertahankan pasar pada
segmen sempit dari seluruh pasar potensial yang ada.
(2) Prospector, strategi bisnis yang diarahkan secara agresif untuk meraih pasar seluas-luasnya
melalui inovasi produk produk baru.
(3) Analyzer, strategi bisnis yang dijalankan melalui imitasi, yaitu meniru apa yang dilakukan
prospektor. Strategi bisnis seperti ini bertujuan meraih keuntungan dengan meminimalkan risiko.
(4) Kepemimpinan dalam biaya (cost-leadership strategy), strategi bisnis yang diarahkan untuk
meraih pasar seluasluasnya melalui harga produk yang semurah-murahnya.
(5) Diferensiasi (differentiation strategy), strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih pasar
seluas-luasnya melalui keunikan produk yang dihasilkan. Keunikan tersebut bisa dicirikan oleh
kualitas yang tinggi, pelayanan yang prima, maupun rancangan produk yang inovatif.
(6) Fokus (focus strategy), strategi bisnis yang diarahkan dalam segmen pasar yang sempit yang
dijalankan melalui fokus dalam kepemimpinan biaya (cost focus) atau fokus dalam diferensiasi
(differentiation focus).2. Sifat dan Manfaat Perencanaan Usaha Suatu perencanaan usaha yang
baik pada umumnya memiliki sifat sebagai berikut:
a) Fokus, artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan visi, misi tertentu serta tujuan yang jelas.
b) Rasional dan faktual, artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan pemikiran yang masuk
akal, realistik, berorientasi masa depan serta didukung dengan fakta-fakta yang ada.
c) Berkesinambungan dan estimasi, artinya perencanaan usaha dibuat dan dipersiapkan untuk
tindakan yang berkelanjutan serta perkiraan-perkiraan tentang kondisi di masa datang.
d) Preparasi dan fleksibel, artinya perencanaan usaha dibuat sebagai persiapan, yaitu pedoman
untuk tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan yang disesuaikan dengan lingkungan bisnis
yang
dihadapi.
e) Operasional, artinya perencanaan usaha dibuat sesederhana mungkin, rinci serta dapat
dilaksanakan.
Apabila suatu perencanaan usaha memiliki sifat-sifat di atas, maka dengan membuat
perencanaan usaha akan diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas.
2. Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang tidak produktif serta penggunaan sumberdaya yang
lebih efisien.
3. Menyediakan alat evaluasi untuk menentukan berhasilan usaha.
4. Menyediakan landasan untuk pengawasan dan upaya perbaikan.
Artinya, perencanaan usaha digunakan untuk menjamin bahwa tujuan yang telah ditetapkan
tercapai.
3. Proses Perencanaan Usaha Telah dijelaskan bahwa, perencanaan usaha adalah proses. Sebagai
suatu proses, maka membuat suatu perencanaan usaha dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah tertentu. Adapun langkah-langkah yang dimaksud dapat diragakan sebagai berikut:
Gambar 2
Proses Perencanaan Usaha
LANGKAH 1. Mengidentifikasi peluang usaha Pada umumnya, suatu produk berpotensi untuk
laku dijual dan menguntungkan apabila penawaran untuk produk tersebut masih lebih kecil dari
permintaannya. Peluang usaha muncul ketika permintaan pasar lebih besar dari penawarannya.
Jadi peluang usaha dicirikan oleh masih adanya permintaan pasar untuk produk tersebut.
LANGKAH 2. Menentukan jenis usaha yang akan dijalankan Berdasarkan langkah indentifikasi
akan diperoleh berbagai alternative jenis usaha yang mungkin dipilih. Dari sejumlah alternatif
yang ada
LANGKAH 1:
Mengidentifikasi Peluang Usaha
LANGKAH 2:
Menentukan jenis usaha yang akan dilakukan
LANGKAH 3:
Melakukan studi kelayakan usaha

LANGKAH 4:
MenyusuN proposal usaha,Proses dan Perencanaan

Usaha selanjutnya dilakukan penilaian awal untuk menentukan jenis usaha yang paling
memungkinkan dan dipandang paling menguntungkan. Tentunya dengan mempertimbangkan
berbagai faktor yang mungkin menjadi pendukung maupun penghambat usaha. Pertimbangan-
pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Jumlah modal dan sumber modal yang diperlukan.
b) Ketersediaan bahan baku baik secara kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya.
c) Ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan.
d) Prospek pemasaran produk yang dihasilkan.
e) Cara-cara pendistribusian.
f) Daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan.
g) Selera konsumen.

LANGKAH 3. Melakukan studi kelayakan usaha Studi kelayakan usaha (SKU) atau feasibillity
studi adalah cara yang ditempuh untuk menentukan layak tidaknya suatu gagasan usaha
dilaksanakan. Maksud layak di sini dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut:
1) Aspek pasar dan pemasaran
Kelayakan usaha dilihat dari aspek pasar dan pemasaran ditunjukkan oleh ada tidaknya peluang
pasar untuk diraih. Suatu jenis usaha layak dilaksanakan apabila jenis usaha tersebut memiliki
peluang pasar yang relatif tinggi. Peluang pasar ditunjukkan oleh ekses permintaan. Ekses
permintaan terjadi jika jumlah permintaan melebihi jumlah penawarannya. Semakin tinggi ekses
permintaan, semakin tinggi peluang pasar, dan karena itu semakin layak jenis usaha tersebut
untuk dilaksanakan.
2) Aspek produksi
Kelayakan usaha dilihat dari aspek produksi diantaranya berkenaan dengan lokasi usaha yang
direncanakan, fasilitas dan peralatan produksi, pasokan bahan baku, serta ketersediaan tenaga
kerja. Suatu proyek dikatakan layak dilihat dari aspek produksi ditandai oleh lokasi
usaha yang strategis, tersedianya fasilitas dan peralatan produksi yang memadai, tersedianya
pasokan bahan baku yang terus menerus, serta tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan.
3) Aspek finansial
Kelayakan usaha dilihat dari aspek finansial berkenaan dengan manfaat yang mungkin diperoleh
oleh investor atau pengusaha.
Manfaat ini disebut sebagai laba bisnis atau laba usaha (business profit), yaitu pendapatan yang
diperoleh setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha.
Dilihat dari aspek finansial, suatu jenis usaha layak dilakukan apabila jenis usaha tersebut
mampu memberikan laba usaha yang memadai kepada investor dan/atau kepada pengusaha yang
menjalankan usaha tersebut.
4) Aspek organisasi dan manajemen
Kelayakan usaha dilihat dari aspek organisasi dan manajemen berkenaan dengan struktur
kepemilikan usaha, struktur organisasi, serta tim manajemen yang mengelola jenis usaha yang
direncanakan.

LANGKAH 4. Membuat proposal usaha


Langkah terakhir dalam proses perencanaan usaha adalah membuat proposal usaha. Proposal
usaha adalah dokumen tertulis dari perencanaan usaha.
c. Rangkuman 1
1) Perencanaan usaha adalah proses penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan,
prosedur, aturan, program dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau
bisnis tertentu.
2) Suatu perencanaan usaha yang baik pada umumnya memiliki sifat sebagai berikut: Fokus,
artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan visi, misi tertentu serta tujuan yang jelas. Rasional
dan
faktual, artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan pemikiran yang masuk akal, realistik,
berorientasi masa depan serta didukung dengan fakta-fakta yang ada. Berkesinambungan dan
estimasi,
Pemilihan lokasi dan jenis produk akan menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan artinya
perencanaan usaha dibuat dan dipersiapkan untuk tindakan yang berkelanjutan serta perkiraan-
perkiraan tentang kondisi di masa datang. Preparasi dan fleksibel, artinya perencanaan usaha
dibuat sebagai persiapan, yaitu pedoman untuk tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan yang
disesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi. Operasional, artinya
perencanaan usaha dibuat sesederhana mungkin, rinci serta dapat dilaksanakan.
3) Beberapa manfaat perencanaan usaha adalah pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara
teratur dan dengan tujuan yang jelas, menghindari pekerjaan atau aktivitas yang tidak produktif
serta
penggunaan sumberdaya yang lebih efisien, menyediakan alat evaluasi untuk menentukan
berhasilan usaha, serta menyediakan landasan untuk pengawasan dan upaya perbaikan. Artinya,
perencanaan usaha digunakan untuk menjamin bahwa tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
4) Proses perencanaan usaha meliputi empat hal, yaitu mengidentifikasi peluang usaha,
menentukan jenis usaha yang akan dijalankan, melakukan studi kelayakan usaha, dan membuat
proposal usaha.
KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

1.1. DEFINISI WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN


Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan membeli barang sekarang dan
menjual kemudian dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).
Wirausaha adalah orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi dari daerah dengan
produktivitas rendah ke daerah dengan produktivitas dan hasil lebih tinggi (J.B Say).
Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam mengorga-nisasikan proses produksi
(Schumpeter).
Tugas Wirausaha adalah melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, bukan hanya sekadar
dengan cara yang lebih baik.

1.2. KARAKTERISTIK PRIBADI WIRAUSAHA


Sifat kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik perorangan yang
membedakan seorang wirausaha dan bukan wirausaha.

David McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang memiliki
motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.
Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah:

a. Memilih resiko “moderate”. Dalam tindakannya dia memilih melaku-kan sesuatu yang ada
tantangannya, namun dengan cukup kemung-kinan untuk berhasil.
b. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Artinya kecil sekali
kecenderungan untuk mencari “kambing hitam” atas kegagalan atau kesalahan yang dilakukannya.
c. Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya.

d. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru.

Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dila-kukan oleh para ahli dengan
menggunakan teori letak kendali (locus of control) yang dikemukakan oleh J.B. Rotter. Teori letak
kendali menggam-barkan bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadian dalam hidup-nya.
Apakah sebab kejadian tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam lingkup kendalinya atau
faktor diluar kendalinya.
Dua kategori letak kendali menurut Rotter yaitu:

– Internal
Orang yang beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan dicapainya.
Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik wirausaha seperti lebih cepat mau menerima
pembaharuan (inovasi).

– Eksternal
Orang yang beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha seseorang, melainkan
juga oleh keberuntungan, nasib, atau keter-gantungan pada pihak lain, karena adanya kekuatan
besar disekeliling seseorang.

Management Systems International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha (personal


entrepreneurial characteristics) sebagai berikut:
 Mencari peluang
 Keuletan
 Tanggungjawab terhadap pekerjaan
 Tuntutan atas kualitas dan efisiensi
 Pengambilan resiko
 Menetapkan sasaran
 Mencari informasi
 Perencanaan yang sistematis dan pengawasannya
 Persuasi dan jejaring/koneksi
 Percaya diri
1.3. PERAN WIRAUSAHA BAGI LINGKUNGANNYA
Dalam pandangan Schumpeter, seorang wirausaha adalah inovator. Hanya seseorang yang sedang
melakukan inovasi yang dapat disebut sebagai wirausaha. Mereka yang tidak lagi melakukan
inovasi, walaupun pernah, tidak dapat lagi dianggap sebagai wirausaha. Wirausaha bukan-lah
jabatan, melainkan suatu peran.

Berdasarkan pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas sebelum-nya dapat disimpulkan
bahwa peran wirausaha yang utama bagi ling-kungannya adalah sebagai berikut:

 Memperbaharui dengan “merusak secara kreatif”.


Dengan keberaniannya melihat dan mengubah apa yang sudah diang-gap mapan, rutin, dan
memuaskan.

 Inovator
Menghadirkan hal yang baru di masyarakat.

 Mengambil dan memperhitungkan resiko


 Mencari peluang dan memanfaatkannya
 Menciptakan organisasi baru
1.4. MITOS DALAM KEWIRAUSAHAAN
Berikut ini rincian mitos kewirausahaan yang dikumpulkan oleh Michael Robert dan Alan Weiss,
dan sejumlah bukti yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang menentang mitos tersebut.

a. Wirausaha adalah pengambil resiko besar.

– Wirausaha bukan pengambil resiko besar, melainkan seorang yang menghitung resiko yang
akan diambilnya. Tantangan ada namun dengan upaya tertentu, tantangan itu akan dapat dicapai.
– Wirausaha bijaksana dalam memilih resiko dan bukan penjudi.

b. Wirausaha adalah pemilik usaha, bukan pegawai.

– Yang mengubah restoran “fast food” McDonald’s menjadi raja dibidang “franchising” adalah
Ray Kroc, pimpinan perusahaan, dan bukan pemiliknya yaitu McDonald bersaudara.
– Intrepreneur di dalam perusahaan bukanlah pemilik.

c. Inovasi hanya di perusahaan kecil.

– Inovasi dilakukan dengan ketrampilan atau keahlian dan bukan pembawaan atau milik budaya
tertentu. Ia dilakukan dimana-mana.

– Musuh inovasi adalah birokrasi yang terdapat di perusahaan besar ataupun kecil.

d. Inovasi adalah gagasan besar.

Sebagian keberhasilan besar dimulai dari gagasan baru yang sederhana, misalnya “walkman”
muncul sebagai produk baru yang sukses berasal dari keinginan tetap mendengar musik secara
pribadi selagi berolahraga.
e. Wirausaha adalah pencetus gagasan saja.

Seorang inovator terjun langsung menerapkan gagasannya.

f. Wirausaha menyediakan sarananya termasuk modal sendiri.

– Wirausaha tidak sama dengan kapitalis.

– Wirausaha menggunakan sarana yang ada dengan cara baru.

g. Inovasi datang mencuat bagai kilat dari seorang genius.

– Ray Kroc memperbaharui bisnis hamburger dengan mengadakan pengamatan terus-menerus


atas restoran McDonald’s.

– Fred Smith menghasilkan “undergraduate thesis” model distribusi barang kiriman kecil
(parcel) dari pengamatan di kantor pos dan perusahaan pengiriman UPS. Thesisnya dinilai C—
oleh dosennya, namun gagasannya setelah diterapkan menjadi perusahaan Federal Express yang
sangat sukses.

h. Wirausaha dilahirkan dan kewirausahaan tidak dapat dilatihkan.

Seperti ketrampilan dokter atau pengacara, ketrampilan kewirausa-haan dapat dilatihkan.


1.5. WIRAUSAHA, MANAJER DAN ORGANISASI
Peran wirausaha pendiri adalah melahirkan suatu organisasi baru, baik sendiri maupun bersama
suatu kelompok. Setelah lahir maka wirausaha pendiri melakukan upaya pengembangan organisasi
hingga sampai organisasi tidak lagi tergantung pada pendiri. Pelaksanaan organisasi memerlukan
manajemen yang menguatkan organisasi dengan sistem manajemen dan mengurangi ketidak-
pastian dan ketergantungan pada faktor subjektivitas pendiri.

Dalam diagram berikut ini diperlihatkan bagaimana orientasi manaje-men, yang menciptakan
birokrasi, yang berbeda dengan orientasi kewira-usahaan, yang menciptakan inovasi:

GAMBAR 1: MANAJEMEN vs KEWIRAUSAHAAN

MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN

Tertib, Teratur, Stabil ↔ Dinamis, Baru, Melawan tradisi

Adil ↔ Unik, dikhususkan

Pasti ↔ Beresiko, tidak sama Dengan yang


lalu

↓ ↓

BIROKRASI INOVASI

Pengembangan sistem dan budaya organisasi harus dapat menam-pung manajemen yang baik dan
juga adanya kewirausahaan. Salah satu pola yang ada untuk menampung kewirausahaan di dalam
organisasi mapan adalah wirausaha-intra (intrapreneurs). Pengembangan kewirausa-haan di
dalam perusahaan dapat terjadi pada tiga tingkatan, yaitu:
 Individual (intrapreneurs / product champions)
 Kelompok kerja (entrepreneurial team / skunworks)
 Oganisasi / Perusahaan (entrepreneurial organization)
Di Indonesia tidak jarang ditemui perusahaan yang berada dalam kotak “Tidak Layak Untuk
Terus” yaitu baik manajemen dan kewirausahaan yang dimilikinya belum cukup menyiapkan
manajemennya dan sudah “meninggalkan” perusahaan untuk membangun bisnis baru. Wirausaha
pendiri dapat dianggap sempurna bila organisasi yang didirikannya da-pat mencapai kotak “ideal”
yaitu baik manajemennya dan kewirausahaan organisasinya dalam taraf “baik”.

BAB II
Motivasi Berwirausaha & Proses Terbentuknya Wirausaha
2.1 MOTIVASI BERWIRAUSAHA
Kebutuhan atau Kesenjangan Kebutuhan→Pencarian Jalan Keluar untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan→Pilihan Perilaku untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan


Penentuan kebutuhan di masa yang akan datang dan pencarian bagi cara pemenuhannya ←
Evaluasi atas Pemuasan Kebutuhan

 Maslow’s Hierarchy of Needs


Self-Actualization Maximization of potential
Respect, recognition Esteem Needs
Social Needs Social interaction
Job security Safety Needs
Physiological
The basics: food, shelter, and clothing

 Teori 3 Kebutuhan David McClelland


1. N’Ach,
Wirausaha yang memiliki motivasi ini selalu ingin berprestasi/ meraih yang terbaik, umumnya
memiliki ciri-ciri :

 Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesuliatan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
 Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat mengukur keberhasilan atau
kegagalan
 Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
 Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan
 Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.
2.N’Pow,
yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan dan menguasai oranglain.

Ciri umumnya adalah :

 Senang bersaing
 Berorientasi pada status
 Menguasai orang lain.
3. N’Aff,
yaitu hasrat untuk dapat diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang berafiliasi tinggi
lebih menyukai persahabatan, bekerjasama daripada persaingan dan saling pengertian.

2.2 Reinforcement Theory


Mengapa orang berhasrat untuk berwirausaha ?
(Steinhoff & Burgess (1993:6)

 The desire for higher income


 The desire for a more satisfying career
 The desire to be self directed
 The desire for the prestige that comes to being a business owner
 The desire to run with a new idea or concept
 The desire to build long term wealth
 The desire to make a contribution to humanity or to a specific cause
Menurut Wirasasmita (1994), orang berhasrat untuk berwirausaha karena :

1. Alasan Keuangan, yaitu mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan
tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Alasan Sosial, yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, utnuk
menjadi panutan, agar dapat bertemu dengan orang banyak.
3. Alasan Pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat, membantu anak yatim,
membahagiakan orang tua, demi masa depan keluarga
4. Alasan pemenuhan diri, yaitu menjadi atasan/ mandiri, untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi produktif dan untuk
menggunakan kemampuan pribadi
2.3 Proses kewirausahaan Diawali oleh Inovasi (Carol Noore)
Inovasi dipengaruhi oleh ;

1. Faktor Internal seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman.

2. Faktor ekternal/lingkungan seperti model peran, aktivitas, peluang,organisasi, keluarga

Strategi Menciptakan Inovasi sbb:


 Menciptakan manfaat
 Meningkatkan nilai inovasi
 Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan
 Menyajikan apa yang dianggap bernilai dari pelanggan
Konsep 3M (A.Gym)
* Mulai dari yang kecil

* Mulai dari diri sendiri

* Mulai saat ini juga


Konsep 5D (Robert T.Kiyosaki)
 Dream
 Data
 Drive
 Dedication
 Do-It
 + Doa dan Tawakal
2.4 TEORI-TEORI PROSES TERBENTUKNYA WIRAUSAHA
1. TEORI LIFE PATH CHANGE

Shapero & Sokol (1982) : “tidak semua wirausaha lahir dan berkembang menjadi jalur yang
sistematis dan terencana”.

Penyebab :

1. Negative displacement
2. Being between things
3. Having positive pull
2. TEORI GOAL DIRECTED BEHAVIOR

Wolman (1973) : Seseorang menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu

Keputusan menjadi wirausaha diambil dengan tujuan memecahkan masalah kekurangan yang dia
miliki. Masalah kekurangan diidentifikasi dengan adanya HARAPAN sebagai pemecahan.

3.TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Sebelum mengambil keputusan untuk berwirausaha, seseorang memiliki berbagai macam


pertimbangan-pertimbangan.

Pengambilan keputusan tidak mudah bahkan menimbulkan konflik, antara dirinya sendiri bahkan
dengan orang lain

Moore (1954) : Pengambilan keputusan adalah perpaduan antara kegiatan berpikir, memilih dan
bertindak.

Crimmon (1976) : pengambilan keputusan dapat mengarahkan perilaku tindakan seseorang dalam
mencapai tujuannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan :

Berasal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri


Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pengambil keputusan itu sendiri

4. TEORI OUTCOME EXPECTANCY

Bandura (1986) : keyakinan tentang konsekuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu
tindakan tertentu.

Jenis-jenis Insentif Outcome Expectancy : primer, sensoris, sosial, ekonomis, aktivitas, status,
pengaruh, terpenuhinya standar internal.

Kenapa usaha kecil sering gagal?

Kesalahan dalam :

 Pengelolaan uang
 Pengelolaan usaha dan manajemen
 Kompetensi
 Kredit perbankan
 Membidik pasar
 Administrasi usaha dan hukum
2.5 7 rahasia menjadi enterprener
 Berani mengambil resiko terbesar
 Meminimumkan mimpi-mimpi besar
 Hargai pelanggan lebih tinggi
 Pelihara anak buah anda
 Dalam kondisi susah, mampu bertahan
 Percaya pada diri sendiri
 Punya gairah dan semangat untuk maju
2.6 Esensi kewirausahaan
Menciptakan nilai tambah melalui proses pengkombinasian SDA+SDM+Teknologi

Harus berbeda dengan yang lain, agar mampu bersaing dengan cara :

1. Pengembangan teknologi baru

2. Perbaikan produk dan jasa yang ada

3. Penemuan produk baru dan cara-cara baru

BAB III
PENGEMBANGAN KREATIVITAS
3.1. DEFINISI KREATIVITAS
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam membuat sesu-atu menjadi baru dalam
keberadaannya. Kreativitas juga berhubungan dengan adanya perubahan ide. Beberapa contoh
orang yang memiliki kreativitas dalam bidangnya yaitu Pablo Picasso, maestro dalam seni lukis
mengatakan bahwa dampak dari kreasi adalah dampak pertama dari suatu pengrusakan.
3.2. ATRIBUT KRETIVITAS
Karakteristik orang yang kreatif terdiri dari beberapa atribut seperti:

a. Terbuka dengan pengalaman.

b. Observasi – melihat sesuatu hal dengan sudut pandang lain.

c. Memiliki rasa penasaran tinggi.

d. Mau menerima dan mempertimbangkan pendapat berbeda.

e. Indepen dalam mengambil keputusan, pikiran dan tindakan.

f. Percaya diri.

g. Mau mengambil resiko terhitung.

h. Sensitif terhadap masalah.

i. Fleksibel

j. Responsif pada pemikiran.

k. Motivasi tinggi.

l. Kemampuan untuk konsentrasi.

m. Selektif

n. Bebas dari rasa takut dan gagal.

o. Memiliki daya pikir imajinasi yang baik.

3.3. PROSES KREATIVITAS


Berdasarkan fungsinya otak dibedakan atas fungsi otak kiri yang menangani berpikir logika,
rasional, dan analitik. Sedangkan fungsi otak kanan mengatur tingkat emosional dan pengalaman
intuisi. Kreativitas memerlukan kedua fungsi otak tersebut. Berikut ini adalah gambaran proses
dari kreativitas :

TAHAP KREATIVITAS AKTIVITAS GAYA PSIKOLOGI


Ketertarikan Penelitian lingkungan Intuisi / emosi
Persiapan Persiapan perjalanan Detail / perencanaan
Pengendapan “mulling things over” Intuisi
Penerangan Pengalaman yg ada Intuisi
Verifikasi Riset pasar Detail / rational
Eksplorasi Captain of industri Detail / ration
HUBUNGAN KREATIVITAS DENGAN KEWIRAUSAHAAN
Hubungan kreativitas dengan kewirausahaan sangat erat dan terka-dang overlap walaupun tidak
sama diantara keduanya
Entrepreneur Capacity
Berdasarkan atas gambar diatas maka hubungan antara kreativitas dengan kewirausahaan
dibedakan atas 4 kategori:

 Kategori 1
Perusahaan dengan kreativitas tinggi tetapi sedikit dalam penggunaan konsep kewirausahaan
seperti Manajemen artis yang harus menam-pilkan artis berbeda dengan sebelumnya dalam
beberapa hal seperti penampilan tetapi hanya bergerak dalam bidang hiburan dimana artis tersebut
terlibat.

 Kategori 2
Perusahaan dengan kreativitas rendah tetapi memakai banyak konsep kewirausahaan yaitu
perusahaan franchising fast food seperti Mc-Donald’s dimana kreativitas rendah karena
perusahaan ini harus mengikuti peraturan dari pemberi franchising (franchisor) sedangkan
berdasarkan kewirausahaan konsep franchising merupakan konsep usaha yang baik.

 Kategori 3
Perusahaan dengan kreativitas tinggi dan tinggi dalam penggunaan konsep kewirausahaan seperti
Perusahaan Film dimana memerlukan kreativitas tinggi dalam menciptakan film-film bermutu dan
diterima masyarakat. Mereka mengembangkan berbagai jenis film dengan berbagai lapisan
penonton atau melakukan diversifikasi produk sesuai konsep kewirausahaan.
 Kategori 4
Perusahaan yang tidak menggunakan kreativitas dan kewirausahaan dalam melaksanakan
kegiatannya seperti pada birokrasi pemerintah (bersifat birokrasi penuh) yang hanya menjalankan
kegiatannya berdasarkan masa lalu saja.

3.4 MANAJEMEN KREATIVITAS


Kreativitas merupakan nilai penting dalam kompetisi dalam segala bidang. Untuk itu kreativitas
harus dipelihara dan dikembangkan dengan mengaturnya melalui manajemen kreativitas yang
baik. Kreativitas dapat dibentuk atau dikembangkan dengan beberapa cara seperti berikut ini :
§ Menciptakan keterbukaan dengan struktur organisasi desentralisasi.

§ Mendukung iklim terciptanya eksperimen-eksperimen kreativitas.

§ Mendorong sikap eksperimental.

§ Mengedarkan cerita-cerita sukses.

§ Menekankan peran dari seorang pemenang.

§ Menitikberatkan komunikasi pada semua level manajemen.

§ Ketersediaan sumber daya untuk inisiatif baru.

§ Memastikan bahwa ide-ide baru tidak mudah dimusnahkan.

§ Mengurangi birokrasi dari proses alokasi sumber daya.

§ Menyediakan penghargaan financial dan non financial bagi suatu kesuksesan yang didapat.

§ Memastikan budaya organisasi yang mendukung pengambilan resiko dan ketidakraguan.

§ Meminimalisasikan campur tangan administrasi.

§ Memberikan kebebasan dari pengawasan dan pengevaluasian.

§ Menghilangkan deadline.

§ Mendelegasikan tanggungjawab untuk aktivitas baru.

BAB IV
PENGEMBANGAN IDE USAHA
4.1. SUMBER PENEMUAN IDE-IDE BARU
Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang menyangkut organisasi atau
lembaga yang ada hubungannya dengan bisnis, seperti :

1. Konsumen

Dengan memperhatikan potensial konsumen terutama needs dan wants mereka maka dapat
menimbulkan ide-ide usaha baik untuk produk baru ataupun perbaikan dari produk yang sudah
ada.
Seperti need konsumen peminum kopi yang tinggi akan macam cita rasa kopi serta want mereka
akan tempat minum kopi yang memungkinkan mereka menikmati kopi dengan santai dan beramai-
ramai dengan kolega mendorong tumbuhnya warung kopi di mal-mal atau perkantoran baik dari
luar negeri (Coffe Bean dan Starbucks) serta dari dalam negeri (Kopi Luwak, Nescafe dll).
2. Perusahaan yang sudah ada

Terkadang dari produk yang sudah ada di pasar belum memenuhi tingkat kebutuhan konsumen
sehingga diperlukan perbaikan produk ataupun pengembangan produk tersebut.

Selain itu penanganan perusahaan terhadap produk yang tidak baik juga dapat mendorong
terciptanya ide untuk cara menangani produk yang dapat menciptakan produk lebih sesuai dengan
konsumen. Contohnya adalah pada industri mobil tahun 1990 an dimana Toyota Kijang dari
Toyota menguasai pasar mobil niaga khususnya yang memiliki bonnet (hidung) karena tidak
mempunyai pesaing. Hal ini mendorong pabrik lain seperti Isuzu mengeluarkan Isuzu Panther
dan Mitsubishi yang mengeluarkan Mitsubishi Kuda.

3. Saluran Distribusi

Pendistribusian yang tidak merata atau tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dapat
menimbulkan ide-ide usaha untuk menyempurnakan produk ataupun menciptakan produk baru.

Contohnya adalah Pendistribusian Pendapatan Negara yang tidak berimbang ke daerah


menimbulkan timbulnya sistem pemerintahan otonomi daerah yang dirasakan daerah lebih adil.

4. Pemerintah

Ada dua cara sumber pengembangan ide dari pemerintah yaitu pertama, melalui dokumen hak-hak
paten yang memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru. Kedua, melalui pengaturan
pemerintah kepada dunia bisnis yang bisa memungkinkan munculnya gagasan produk baru.
Misalnya adalah peraturan pemerintah mengenai kebersihan udara melalui pengurangan emisi gas
buang kendaraan memungkinkan munculnya usaha-usaha produk pengurang emisi seperti bahan
bakar tanpa timbal dan produk catalitic converter (penyaring gas buang) kendaraan.
5. Penelitian dan Pengembangan

Melalui penelitian dan pengembangan memungkinkan timbulnya gagasan produk baru atau
perbaikan dari produk yang sudah ada.

Contohnya adalah penelitian terhadap penyakit flu menghasilkan jenis obat flu yang tidak
membawa efek mengantuk.

Walaupun terdapat banyak pendekatan untuk mencari sumber ide bagi produk atau jasa, proses ini
dapat dipercepat dengan penggunaan saran-saran berikut :

a. Kebutuhan akan Sumber Penemuan.


Penemuan yang berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas ingin dipenuhi dan banyak produk atau
jasa yang telah dikembangkan dari persepsi tersebut seperti kebutuhan irigasi di daerah langka air,
mahal, dan agak bergaram memungkinkan seorang wirausaha memproduksi peralatan penetes air
sesuai metode irigasi yang sesuai.

b. Hobi atau Kesenangan Pribadi.

Hobi atau minat pribadi adakalanya bisa mendorong bisnis baru. Contohnya adalah orang yang
memiliki hobi mobil dan kebersihan tubuh akan membuat usaha bengkel dengan salon sehingga
pemilik mobil dapat mengurus tubuhnya sementara mobilnya dibengkel.

c. Mengamati Kecenderungan-kecenderungan.

Kecenderungan dan kebiasaan dalam mode merupakan sumber gagasan untuk melakukan usaha.
Peluang yang terlihat oleh pengamat dan mendorong wirausaha mengerjakan sesuatu yang baru
pada saat yang tepat. Contohnya adalah saat mode pakaian bermerek tumbuh maka marak bisnis
factory outlet di kota Bandung dan Jakarta

d. Mengamati Kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada.

Kekurangan pada produk dilakukan dengan memperbaiki kinerja atau menambah keunggulan
yang diperlukan.

a. Mengapa Tidak Terdapat ?

Peluang timbulnya usaha baru adakala datang dari pertanyaan “Mengapa tidak terdapat….?”.
Seperti contoh tidak adanya cairan penghapus tinta merupakan peluang mendirikan usaha baru
yang disebabkan tidak adanya alat untuk menghapus tinta.

b. Kegunaan lain dari Barang-barang Biasa.

Banyak produk komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk kegunaan lain yang
bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang tersebut dari perubahan karakter dan
kegunaan dari barang akhir hingga pengembangan penerapan baru barang yang tidak terpakai.
Seperti Kit Wash dan Wax yang merupakan penambahan wax (cairan pengkilat) pada shampo
mobil yang ada sehingga kita tidak perlu membeli wax.

c. Pemanfaatan Produk dari Perusahaan lain.

Produk atau perusahaan baru dapat terbentuk sebagai perusahaan yang memanfaatkan produk dari
perusahaan yang ada. Misalnya seorang pega-wai pada perusahaan yang memproduksi cairan
pembersih mobil berusa-ha mendapatkan tambahan penghasilan dengan membuat salon mobil
panggilan pada malam hari atau hari libur dan konsumennya puas dan menjadi pelanggan tetap
hingga penghasilannya melebihi penghasilan di kantor. Hal itu membuatnya memutuskan
mendirikan salon mobil tetap.

Menurut penelitian di Amerika yang dilakukan oleh NFIB Foundation (1990), sumber ide untuk
bisnis baru adalah sebagai berikut :

– Dari pekerjaan terdahulu (43%)

– Hobi / Minat pribadi (18%)

– Adanya kesempatan / peluang (10%)

– Saran orang lain (8%)

– Pendidikan / Kursus (6%)

– Teman / Saudara (6%)

– Bisnis keluarga (6%)

– Lain-lain (3%)

4.2. PENYARINGAN IDE


Dari sekian banyak ide yang didapat, kemudian dipilih ide produk apa yang paling baik untuk
bisnis yang kita lakukan. Ada berbagai cara untuk melakukan pemilihan ide produk, dimana salah
satu cara adalah dengan melakukan proses tahapan sebagai berikut dibawah ini :

a. Macro Screening

Dari ratusan ide yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang mempunyai potensi bisnis.
Disini kriteria yang digunakan untuk memilih masih umum sekali, yaitu yang mempunyai potensi
bisnis.

b. Micro Screening

Dari 20 ide produk yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan menggunakan kriteria
tertentu.

Sebagai contoh kriteria dapat menggunakan beberapa faktor, misalnya :

1. Tersedianya pasar lokal

2. Tersedianya tenaga kerja lokal


3. Tersedianya bahan baku

4. Tersedianya teknologi

5. Mendapat prioritas dari pemerintah

6. Peluang di masa yang akan datang

7. Dan sebagainya.

Dengan adanya pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat mempunyai alternatif beberapa
ide produk yang akan dikembangkan lebih lanjut.

4.3. IDE / GAGASAN YANG TEPAT


Suatu bisnis yang baik harus mempertimbangkan pelaku dan situasi atau lingkungan yang sesuai
untuk bisnis tersebut. Oleh karena itu ide produk yang baik harus memperhitungkan kemampuan
calon wirausaha dan situasi / lingkungan yang mempengaruhi bisnis tersebut.

Ide produk yang ada perlu dianalisis lebih mendalam sehingga diketahui apa kekuatan dan
kelemahannya dengan memperhatikan situasi lingkungannya.

Dari Ide / Gagasan Menjadi Bisnis

Ide produk yang baik belum tentu menjadi bisnis yang baik pula. Untuk itu sebelum ide produk
direalisir harus diuji dulu kelayakannya di lapangan yang merupakan situasi lingkungan bisnis
sebenarnya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis
seperti: Pasar dan pemasaran, teknik /operasi usaha yang dilakukan, organi-sasi dan manajemen,
dan keuangan.

Dengan adanya suatu rencana bisnis untuk suatu ide produk, akan memudahkan kita menilai
apakah ide produk tersebut layak atau tidak layak kalau direalisir menjadi bisnis yang sebenarnya.

Metode Pengembangan Ide

Terdapat beberapa metode untuk mengembangkan ide, di antaranya adalah:

 Focus Group
 Brainstorming
 Problem Inventory Analysis
 Creative Problem Solving
 Brainstorming
 Reverse Brainstorming
 Synetics
 Gordon Method
 Checklist Method
 Free Association
 Forced Relationships
 Collective Notebook Method
 Heuristics
 Scientific Method
 Value Analysis
 Attribute Listing
 Matrix Charting
 Big-Dream Approach
 Parameter Analysis
4.4. PROSES PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
Produk adalah segala yang ditawarkan pada konsumen untuk dipakai atau dikonsumsi. Makna
suatu produk adalah:

 Produk inti (core product), manfaat tersembunyi yang terdapat dalam produk itu.
 Produk nyata (tangible product)
 Produk tambahan
Berdasarkan hal itu, maka suatu produk harus direncanakan dan dikembangkan maknanya. Tujuan
perencanaan dan pengembangan produk baru adalah untuk mencapai pasar yang diinginkan
sehingga tidak menjadi produk gagal. Perencanaan produk meliputi:

 Produk hasil penemuan baru


 Modifikasi besar dari produk yang sudah ada
 Akuisisi produk
Langkah-langkah yang dikembangkan mengenai perencanaan produk yaitu:

 Adanya gagasan
 Penyaringan gagasan dan analisa bisnis
 Mewujudkan gagasan dan penyempurnaan
 Analisis kemampulabaan
 Uji coba pemasaran
 Komersialisasi
Suatu produk akan mengalami siklus / daur hidup produk yang dikenal dengan product life
cycle (PLC). Konsep dasar PLC adalah:
1. Produk mempunyai batas umur

2. Produk mempunyai tahapan

3. Setiap tahapan mempunyai tantangan yang berbeda

4. Keuntungan berbeda pada setiap tahap

5. Strategi yang diterapkan berbeda pada setiap tahap


Karakteristik setiap tahap adalah sebagai berikut:

 Tahap Perkenalan (Introduction)


Produk sudah didistribusikan, penjualan relatif tumbuh perlahan, keun-tungan relatif kecil, resiko
kegagalan cukup tinggi, promosi harus efektif.

 Tahap Pertumbuhan (Growth)


Penjualan dan laba relatif meningkat, konsumen merasa puas, muncul pengekor (pesaing), saluran
distribusi bertambah, harga stabil / bisa turun bila ada pesaing.

 Tahap Kedewasaan (Maturity)


a. Kedewasaan pertumbuhan, penjualan berkurang, hampir tidak ada distribusi baru.

b. Kedewasaan mantap, penjualan datar

c. Kedewasaan mengusang (decaying), penjualan mulai jatuh, konsumen mulai beralih ke


produk lainnya.
 Tahap Kemunduran (Degeneration)
Penjualan mutlak turun, keuntungan menipis.

Kriteria juga dibuat untuk mengevaluasi produk baru dalam peluang pasar, persaingan, sistem
pemasaran, faktor keuangan, dan faktor produksi.

4.5. MANAJEMEN PROSES PRODUK BARU


4.5.1. Kiat Sukses Program Produk Baru
Menurut Cooper, R. ada 15 pelajaran untuk suksesnya program produk baru yaitu:
1. Produknya unik dan unggul.

Artinya, produknya “berbeda”, memberi manfaat unik, dan berasio nilai tinggi untuk konsumen.

2. Sangat berorientasi pasar.

Dipengaruhi oleh pengetahuan tentang keadaan pasar (market driven) dan proses pengembangan
produk baru berfokus pada konsumen.

3. Berwawasan pasar internasional.

Dengan melihat pada keadaan internasional maka disain produk, pengembangannya, dan target
pemasarannnya, akan menghadirkan inovasi produk yang terdepan.

4. Lebih banyak melakukan persiapan sebelum produk dikembang-kan.

5. Perumusan dengan tajam definisi / konsep produk pada awal dari proses.
6. Pelansiran produk yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksa-nakan dengan baik.

Rencana pemasaran yang mapan untuk pelansiran produk adalah inti dari keberhasilan.

7. Struktur, disain dan iklim organisasi yang tepat.

8. Dukungan manajemen puncak tidak menjamin sukses, walaupun bermanfaat.

9. Adanya sinergi sangat penting, proyek yang “asing” cenderung gagal.

10. Produk yang ditujukan ke pasar yang menarik akan berjalan lebih baik.

Daya tarik pasar adalah kriteria utama dalam seleksi produk.

11. Suksesnya produk baru dapat diduga.

Profil produk yang unggul dapat dipakai sebagai kriteria seleksi produk baru.

12. Suksesnya produk baru dapat dikendalikan.

Perlu lebih ditekankan adanya kebutuhan untuk kelengkapan, konsekuen, dan kualitas dalam
pelaksanaan.

13. Sumberdaya dan sarana harus tersedia.

14. Kecepatan adalah segala-galanya, namun harus tanpa mengorban-kan kualitas dalam
pelaksanaannya.

15. Perusahaan yang menjalankan pengembangan produk baru secara bertahap dan
menggunakan konsep pengembangan produk dengan pedoman permainannya secara disiplin, akan
lebih berhasil.

4.5.2. Karakteristik Produk Baru Yang Unggul


1. Produk yang unggul dan unik.

– Mempunyai bentuk/perlengkapan yang unik untuk konsumen

– Memenuhi kebutuhan konsumen lebih baik dari pesaing.

– Memecahkan masalah yang dialami bila konsumen menggunakan produk pesaing.

– Mengurangi biaya bagi konsumen.


– Inovatif atau ada pertama-kalinya.

2. Berwawasan konsumen.

– Mengenali kebutuhan konsumen.

– Mengerti apa yang dibutuhkan pemakai.

– Memenuhi kebutuhan pasar.

– Terus-menerus berhubungan dengan konsumen.

– Kuat dalam pengetahuan pasar dan penelitian pasar.

– Pelaksanaan dan kegiatan pemasaran yang berkualitas.

– Pendanaan yang lebih untuk kegiatan pemasaran awal.

3. Definisi atau konsep produk/proyek yang tajam.

Ketajaman definisi atau konsep meliputi sebagai berikut:

– Pasar sasaran tertentu ; jelas siapa yang akan menggunakan pro-duk tersebut.

– Penggambaran / diskripsi produk ; produk apa, apa yang dapat dilakukan olehnya dan
manfaatnya.

– Penjabaran strategi posisi (positioning) yang diambil.

– Daftar tentang bentuk, sifat, persyaratan dan spesifikasi produk yang harus ada dan sebaiknya
ada.

4.5.3. Struktur, Disain, dan Iklim Organisasi.


Pengembangan produk baru bukan merupakan kegiatan disatu bagian atau departemen, melainkan
merupakan kegiatan multi disiplin dan multi-fungsi. Peran kelompok dan pimpinan kelompok
kerja sangat menentukan.

Tiga alternatif struktur sangat menonjol :

a. Matriks yang imbang (balanced matrix)


Seorang manajer proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan berkon-tribusi dalam tanggung-
jawab dan wewenang dengan para manajer fung-sional: ada kebersamaan dalam menyetujui dan
mengarahkan.
b. Matriks proyek (project matrix)
Seorang manajer proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan mem-punyai tanggung-jawab
serta wewenang utama atas proyek. Para manajer fungsional menugaskan karyawan yang
diperlukan dan menyediakan keahlian teknis.

c. Kelompok proyek (project team)


Seorang manajer proyek diberi wewenang menangani kelompok yang terdiri dari anggota inti yang
berasal dari berbagai fungsi. Para manajer fungsional tidak mempunyai keterlibatan dan
wewenang formal.

Terlepas dari bentuk mana yang dipilih, kepemimpinan proyek yang kuat dan adanya
kewewenangan formal sangatlah penting. Iklim yang ditumbuhkan harus memberi ganjaran dan
mendorong adanya kreativitas dan inovasi dan tersedianya sarana untuk melakukan usaha kreatif.

4.5.4. Mempercepat Proses Produk Baru.


Ada lima metode dalam mempercepat proses produk baru tanpa meru-gikan kualitas dalam
pelaksanaannya, yaitu:

 Lakukan langkah pertama dengan tepat. Pengulangan akan memper-panjang waktu.


 Pekerjaan rumah dan definisi produk yang jelas. Persiapan dengan membuat pekerjaan rumah
dan memperjelas produk/proyeknya.
 Proyek diorganisir secara kelompok multifungsi dan dengan diberi kewewenangan.
 Proses dilakukan secara berurutan, bersamaan, atau bertumpuk.
 Proses bertahap dengan mengikuti pedoman main (game plan). Game plan merupakan model
pengembangan produk yang didasarkan kon-sep dan pegangan operasional yang membawa dari
tahap gagasan menuju pada pelansiran produk. Model menjelaskan kegiatan dan tes yang
dilalui. Pedoman yang disusun meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pengembangan
produk baru.
4.5.5. Proses Pengembangan Produk Baru
Model pengembangan produk baru menurut Cooper terdiri dari lima pintu dan lima tahap. ”Pintu”
adalah kegiatan menilai apakah proses dilanjutkan atau tidak. “Tahap” adalah kegiatan yang dalam
model Cooper adalah :
a. Penyelidikan awal.

b. Penyelidikan mendalam.

c. Pengembangan.

d. Percobaan dan penilaian.

e. Produksi penuh dan pelansiran pemasaran.

Untuk selanjutnya harus ditempatkan produk tersebut ditinjau dari kegiatan dasarnya. Penempatan
produk dilihat dari kacamata bisnis dapat dikategorikan menjadi empat golongan, yaitu:
1. Bisnis Ekstraktif, yang bergerak di bidang penambangan atau penggalian bahan-bahan
tambang. Perusahaan-perusahaan seperti pabrik semen, timah, pertanian, dan inalum termasuk
kategori bisnis ekstraktif.

2. Bisnis Agraris, yang bergerak di sektor pertanian termasuk perikanan, peternakan,


perkebunan, dan kehutanan.

3. Bisnis Industri, yang bergerak di sektor industri manufaktur, mengolah bahan baku menjadi
barang jadi, baik untuk konsumsi maupun untuk industri berikutnya. Yang termasuk bisnis industri
adalah industri tekstil, garmen, rokok, mesin-mesin, mobil, sepeda motor, pesawat terbang, kertas
dan berbagai jenis.

4. Bisnis jasa yang bergerak di bidang jasa menghasilkan produk yang tidak berwujud
(intangible), seperti jasa pendidikan, jasa tata rias, dokter, pengacara, rumah sakit, asuransi, jasa
pariwisata dan lain-lain.
Selain itu, kegiatan bisnis dapat juga dibedkan menurut kegunaannya, yaitu :

1. Kegunaan bentuk (form utility)


Bisnis yang menciptakan kegiatan benuk adalah kegiatan bisnis yang mengubah suatu bahan dasar
menjadi benda lain yang berbeda bentuk-nya, sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi manusia.
Yang termasuk bisnis menciptakan kegunaan bentuk adalah peusahaan tekstil, sepatu, mebel, ubin,
makanan, dll.

2. Kegunaan tempat (place utility)


Bisnis yang menciptakan kegiatan tempat adalah bisnis yang bergerak di bidang transportasi atau
pengangkutan baik transportasi barang atau orang. Kegiatannya adalah memindahkan barang atau
orang dari satu tempat ke tempat lain dan menjadi lebih bermanfaat. Hasil pertanian dipindahkan
dari desa ke kota, angkutan umum memindahkan orang dari rumahnya ke tempat kerja. Perusahaan
angkutan udara, darat dan laut termasuk jenis bisnis yang menciptakan kegunaan tempat.

3. Kegunaan waktu (time utility)


Bisnis yang menciptakan kegunaan waktu adalah bisnis yang bergerak di sektor penyimpanan.
Barang yang disimpan belum bermanfaat pada saat sekarang, disimpan dulu dan baru kemudian
hari akan dikeluarkan dari tempat penyimpanan.

4. Kegunaan milik (possesion utility)


Materi Kewirausahaan (Menganalisis Aspek-Aspek Perencanaan Usaha)
A. Kepuasan Pelanggan

A.1 Pelayanan Prima

A.1.1 Pelayanan Prima

Pelayanan prima (Excellent service) adalah pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan sehingga
dapat menimbulkan rasa puas pada pelanggan. Pelayanan prima merupakan pelayanan yang
berorientasi pada pemenuhan tuntutan pelanggan mengenai kualitas produk (barang atau jasa)
sebaik-baiknya. Melalui pelayanan prima, perusahaan dapat menarik pelanggan baru dan
perusahaan dapat mempertahankan pelanggan lama. Untuk menunjang pelaksanaan playanan
prima, telah dikembangkan konsep total quality management (TQM), yaitu system manajemen
yang melibatkan semua manajemen dan pegawai untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas proses
organisasi agar kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan terpenuhi.

Pelayanan prima dikembangkan berdasarkan konsep A3,


yaitu Attitude (sikap), attention (perhatian) dan action (tindakan). (sumber: Kewirausahaan
Mediatmo: 2004)

a. Konsep Attitude (Sikap)

Calon pembeli/pelanggan selalu mengharapkan sikap dan perilaku yang baik dan menyenangkan
dari pelayan/petugas yang ada di toko/perusahaan sehingga kepuasan pembeli terpenuhi serta
kemungkinan besar pengalamannya disampaikan kepada orang lain, yang akhirnya menjadi
promosi gratis bagi perusahaan. Pelayanan berdasarkan attitude (sikap) terdiri dari beberapa
bentuk, antara lain seperti berikut ini.

a) Pelayanan pelanggan dengan penampilan serasi

Hal-hal yang dapat mendukung penampilan serasi

 Penampilan serasi dengan cara berhias


 Penampilan serasi dengan cara berbusana
 Penampilan serasi dengan ekspresi wajah

b) Pelayanan dengan berpikir positif

Cara berpikir positif dalam melayani pembeli

 Tidak mencari atau memanfaatkan kelemahan pembeli


 Tidak bersikap apriori terhadap pembeli
 Melayani pembeli secara terhormat

c) Pelayanan pelanggan dengan sikap menghargai


 Tutur bahasa baik, disertai senyum ramah
 Sikap sopan santun
 Melayani dengan memuaskan
 Mendengarkan saran, pendapat dan kritikan pembeli
 Mendengar dan mencatat setiap pesanan pembeli
 Mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli
 Bersikap konsisten dalam melayani pembeli

b. Konsep attention

Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep attention adalah sebagai berikut.

a) Mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan

 Mendengarkan tutur kata pembeli mengenai kebutuhannya


 Mencatat dengan cermat yang dibutuhkan pembeli
 Berusaha memahami semua kebutuhan pembeli
 Berusaha mewujudkan kebutuhan pembeli dengan cepat

b) Mengamati perilaku pelanggan

Ketika sedang mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan, penjual harus mengadakan
pengamatan terhadap segala perilaku pelanggan dalam hal berikut ini.

 Body language
 Body movement
 Motive pembeli

c) Mencurahkan perhatian penuh pada pelanggan

 Mendengarkan dan mencatat kebutuhan pembeli


 Menjelaskan kembali setiap pesanan
 Memberikan dan mengajukan saran dan perhatian penuh kepada pembeli
 Memberikan dan mengajukan saran dan perhatian penuh kepada pembeli
 Menghargai setiap pendapat dan saran yag diajukan pembeli
 Memenuhi kebutuhan pelanggan akan barang dan jasa yang dipesannya.

c. Konsep Action

a) Pencatatan pesanan adalah sebagai berikut

 Memberi kemudahan kepada pembeli/pelanggan


 Mempercepat pelayanan
 Menghindari kesalahan sekecil mungkin
 Memudahkan dalam pencarian dan pengambilan barang
b) Pencatatan kebutuhan pelanggan

Untuk memberikan pelayanan yag baik, sebaiknya pelayanan atau penjual mendengarkan
memahami kebutuhan para pelanggan para pelanggan dan membuat daftar kebutuhan dengan
mengelompokkan sesuai dengan kegunaan, merek, ukuran, dan jenis pesanan.

c) Penegasan kembali kebutuhan pelanggan

 Barang yang telah dicatat, ditegaskan kembali agar tidak terjadi kesalahan pelayanan.
 Menanyakan penggunaan alat pembungkusan barang
 Menanyakan cara pengiriman barang yang dikehendaki pembeli
 Menegaskan cara pembayaran (cash, credit, dengan cek)

d) Mewujudkan kebutuhan pelanggan

e) Menyatakan terimakasih dengan harapan pelanggan kembali

Hal-hal yang dapat dilakukan dengan harapan pelanggan kembali untuk membeli barang jasa
diataranya adalah sebagai berikut:

 Pernyataan terimakasih kepada setiap pelangga


 Pemberian bonus kepada pelanggan yang membeli dalam jumlah besar
 Pemberian potongan harga
 Pemberian hadiah pada waktu-waktu tertentu kepada pelanggan.

(sumber: Kewirausahaan Mediatmo: 2004)

A.2 Promosi

2. Promosi

a. Pengertian Promosi

Promosi yaitu kegiatan dalam pemasaran yang dilakukan dengan cara memperkenalkan barang
kepada masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Promosi merupakan salah satu
alat untuk mempengaruhi konsumen, baik langsung maupun tidak langsung.

b. Tujuan Promosi

a) Merubah tingkah laku dan pendapat konsumen

b) Mendorong konsumen agar lebih banyak menggunakan produk dan membeli produk dalam
jumlah besar, serta mengingatkan konsumen akan manfaat produk

c) Untuk menarik konsumen merek lain yang bersaing dengan produk yang sedang dipromosikan
d) Mempertahankan merek produk perusahaan

c. Sasaran promosi

Secara terperinci dapat disebutkan bahwa sasaran dari promosi adalah sebagai berikut

a) Seluruh masyarakat konsumen agar mereka mau membeli produk

b) Para pembeli/pelanggan produk dari perusahaan tersebut

c) Para pemakai produk pada waktu sekarang

d) Masyarakat yang mempunyai daya beli

e) Para distributor dan para agen yang menjual produknya

f) Pemerintah yang memerlukan produk dari pengusaha yang bersangkutan

g) Mereka yang mempunyai kekuasaan dan ia dapat memerintahkan untuk membelinya

Apabila promosi dapat dilakukan secara baik, efektif dan tepat sasaran, maka diharapkan dapat
memberikan keuntungan, yang berupa berikut ini.

a) Meningkatnya omset penjulan produk

b) Mengingatkan para pembeli tentang barang yang akan dibeli

c) Membentuk produk motives dan patronage motives

d) Produk menjadi lebih terkenal

e) Meningkatnya produksi perusahaan

f) Meningkatnya laba perusahaan

d. Merencanakan Bentuk Promosi

Bentuk promosi yang paling efektif dilakukan saat ini adalah bauran promosi. Bauran promosi
adalah promosi yang dilakukan dengan membaurkan empat alat penting dalam promosi
yaitu advertensi, personal selling, sales promotion dan publicity.

a) Advertensi (periklanan)

Bedasarkan macam media yang digunakan, maka advertensi dibedakan menjadi berikut:

1) Advertensi Cetak yaitu berupa iklan surat kabar dan majalah


2) Advertensi Elektronik yaitu berupa iklan melalui radio dan televisi

3) Transit advertising yaitu berupa bulletin, poster, striker dan lain-lain

4) Kiriman langsung yaitu berupa barang cetakan yang dikirim langsung dengan pos kepada calon
pembeli

5) Advertensi khusus yaitu segala macam barang, berupa hadiah atau pemerian secara Cuma-Cuma

6) Advertensi di luar ruma berupa yaitu papan reklame

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan di dalam memilih jenis media yang
digunakan yaitu sebagai berikut:

1) Biaya

2) Produk

3) Pesan

4) Sifat media yang dituju

Untuk penyajian advertensi setiap perusahaan perlu memperhatikan persyaratan diantaranya


adalah

1) Harus dapat menimbulkan perhatian konsumen

2) Harus dapat menarik konsumen

3) Harus dapat menimbulkan keinginan mau membeli

Agar penyusunan advertensi lebih efektif dan efisien, sebaiknya perusahaan memperhatikan
langkah-langkah dalam mernyusun advertensi diantaranya sebagai berikut:

a. Tetapkan maksud dan tujuan

b. Tentukan siapa yang akan menggunakan produk yang diiklankan

c. Tentukan tempat, jumlah dan kebiasaan konsumen yang akan di tuju

d. Persiapan kata-kata dan bahasa, gambar, layout, dan penyajian advertensi.

e. Pilih media yang akan digunakan

f. Siapkan tenaga ahli yang akan menyusun advertensi


g. Sediakan biaya yang diperlukan

h. Lakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan advertensi

b) Personal Selling

Personal selling adalah penyajian barang secara lisan dan bertatap muka kepada satu atau lebih
calon pembeli dengan tujuan agar barang yang ditawarkan terjual.

Personal selling sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam usahanya

1) Menciptakan Kepercayaan

Kontak pribadi antara pembeli dan penjual dapat menimbulkan kepercayaan pembeli terhadap
barang yang ditawarkan.

2) Peragaan

Personal selling sangat diperlukan untuk memperagakan jenis barang yang belum dikenal
konsumen

3) Pembelian yang sifatnya sekali-sekali

Mengatasi penjualan terhadap produk yang hanya sekali-sekali saja dibeli oleh konsumen

4) Produk yang mempunyai nilai perunit sangat tinggi

Personal selling dapat memasarkan barang yang bernilai tinggi seperti: Mobil, Kamera.

5) produk yang didesain sesuai dengan kebutuhan

personal selling dapat menjualkan jenis-jenis barang yang bentuk warna maupun ukuran
disesuaikan dengan permintaan konsumen, seperti tas, pakaian dan sebagainya.

Adapun yang menjadi ciri-ciri personal selling yaitu:

1) Hubungan akrab

Penjual harus menggunakan keahliannya untuk memperoleh rasa simpati dari pembeli, misalnya
memuji para pembeli, sehingga akan terbentuk hubungan yang akrab dengan pembeli.

2) Hubungan langsung

hubungan langsung akan menyebabkan adanya kebutuhan saling mengamati sifat penjual
dengan pembeli mengadakan penyesuaian secara langsung.
3) Adanya tanggapan

personal selling membuat para pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan
penjual memberi reaksai dan tanggapan, walaupun reaksi tersebut hanya merupakan suatau
persyaratan ucapan terimakasih.

c) Sales Promotion

Ada beberapa alat-alat yang biasa digunakan untuk sales promotion yaitu:

a. Sampel/contoh yaitu memberikan produk secara gratis kepada konsumen, dengan harapan
mereka menyukai sehingga melakukan pembelian ulang.

b. Kupon/voucher yaitu memberikan sertifikat hak potongan kepada pemegangnya sehingga dapat
menghemat pembelian produk tertentu

c. Premi yaitu barang yang ditawarkan dengan harga yang sangat rendah atau bahkan gratis sebagai
suatu insentif bila orang membeli produk tersebut.

d. Paket harga yaitu produk yang memuat harga yang lebih rendah daripada harga biasa

e. Tawaran uang kembali (money refun offer), yaitu tawaran pengembalian uang jika terjadi
kesesuaian produk dengan harga atau terjadi kerusakan produk yang dibeli berdasarkan perjanjian.

f. Promosi dagang (trade promotion) yaitu penawaran potongan harga pada setiap pembelian
selama jangka waktu tertentu.

g. Pemajangan di tempat penjualan

h. Pameran dagang

i. Kontes yaitu mengundang konsumen untuk ikut perlombaan melakukan sesuatu

j. Undian, misalnya konsumen diajak mengumpulkan label yang memuat nama produk/perusahaan
untuk kemudian diundi dan mendapatkan hadiah

d) Publicity

Publicity adalah upaya pengaturan ruang editorial agar terpisah dari ruang lainnya di semua media
yang dapat dibaca, dilihat atau didengar oleh konsumen atau calon konsumen suatau produksi
perusahaan untuk mencapai tujuan penjualan. Alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan publicity adalah sebagai berikut:

1) Jumpa pres (press relation)


Pertemuan antara wartawan dengan produsen untuk memberikan informasi untuk dimuat dalam
media massa agar menrik perhatian masyarakat terhadap produk dan jasa.

2) Publisitas produk (product publicity)

Usaha mempublikasikan produk khusus

3) Komunikasi perusahaan (corporate communication)

Komunikasi intern dan ekstern dalam upaya menciptakan rasa saling pengertian diantara
perusahaan.

4) Pendekatan (Lobbying)

Kerja sama dengan ahli hukum dan pejabat pemerintah un tuk mendukung atau menghapuskan
peraturan/UU

5) Bimbingan (conselling)

Pemberian bimbingan kepada manajemen tentang masalah kemasyarakatan, posisi perusahaan


maupun citra perusahaan.

Adapun tujuan dari Publicity yaitu:

1) membuat berita mengenai produk atau perusahaan

2) membuat berita berbagai aspek yang berkaitan dengan produk/perusahaan

3) mengembangkan publisitas khusus untuk berbagai segmen pasar

Hasilnya

1) jumlah penonjolan yang ditampilkan oleh media

2) perubahan kesadaran, pemahaman atau sikap yang dihasilkan oleh pelaksanaan publisitas.

3. Teknik menjual

Salah satu teori menjual yang dikemukakan adalah teori AIDAS, teori ini menerangkan dengan
rinci mengenai tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seorang penjual di dalam melakukan
kegiatan penjualan.

a. Tahapan-tahapan teori AIDAS adalah sebagai berikut.

1) Attention (Perhatian)
Pada tahap ini, penjual harus berusaha agar calon pembeli memperhatikan penawaran yang
dilakukan calon penjual.

2) Interest (Minat)

Pada tahap ini, penjual harus mengubah perhatian calon pembeli menjadi minat yang kuat.

3) Desire (keinginan)

Perlu diketahui, bahwa kebiasaan calon pembeli dalam mengambil keputusan membeli tidaklah
sama.

4) Action

Pada tahap ini, penjual harus menyakinkan kepada pembeli bahwa keputusan untuk membeli
produk yang ditawarkan adalah keputusan yang tepat.

5) Satisfaction (kepuasan)

Pada tahap ini, penjual harus memastikan bahwa kualitas produk yang ditawarkan sesuai apa yang
dijelaskan.

b. Keterampilan Penjual

Seorang penjual yang terampil dan profesional dalam menjual adalah:

1) Memiliki kemampuan menjual yang memuaskan pembeli

2) Memiliki suatu kebanggan terhadap profesinya

3) Mau belajar untuk menambah pengathuan dalam menjual

4) Memiliki standar ekstra yang tinggi dalam menjual

5) Tidak menyalahi janji jika menjual

6) Memahami bahwa pekerjaan menjual berarti melayani

7) Menjaga keutuhan pribadinya dan kemerdekaannya dalam menjual

Ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh penjual yang baik, antara lain

1) Mampu berkomunikasi

2) Penuh inisiatif
3) Berpikir kreatif

4) Penuh perhatian

5) Tidak mudah putus asa

6) Menarik, mudah bergaul dan selalu gembira

7) Sopan santun, lurus hati dan disiplin

8) Ketajaman daya ingat

9) Bijaksana

c. Ilmu menjual adalah suatu ilmu yang dapat digunakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu suatu seni untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkan.

Manfaat ilmu menjual:

1) Memperlancar tugas penjual dalam melakukan kegiatan dagang.

2) Penjual dapat mengatasi segala macam tantangan atau hambatan yang kadang timbul ditengah
kegiatan jual beli.

3) Membantu penjual dalam mengatasi persaingan yang makin ketat, baik dalam negeri maupun
luar negeri.

4) Meningkat omset penjualan

d. Objek Ilmu Menjual

1) Penjual

sebelum melakukan penjualan barang/jasa, seorang penjual harus mengenali dan


mengetahui keadaan fisik.

2) Barang atau jasa yang dijual

Penjual harus mengetahu seluk-beluk barang atau jasa yang akan dijual

4. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah penilaian pelanggan terhadap produk atau pelayanan yang
memberikan tingkat kenikmatan seperti yang diharapkan.
Harapan itu adalah berupa kemampuan perusahaan menyediakan produk, pelayanan, harga dan
aspek lain sesuai dengan yang diinginkan pelanggan atau melebihi keinginan pelanggan.

a. Prinsip Kepuasan pelanggan

1) Kepuasan pelanggan adalah sesuatu yang penting

2) Pahamilah harapan pelanggan

3) Pilihlah pelanggan dengan tepat melalui strategi segmentasi kemudian bangun kepuasan
pelanggan

4) Pelajarilah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

5) Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang mau komplain

6) Beri jaminan kepada pelanggan

7) Dengarkan suara pelanggan

8) Arti penting karyawan dalam memuaskan pelanggan

9) Kepemimpinan adalah teladan dalam kepuasan pelanggan

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

1. Kualitas Produk

2. Harga

3. Faktor Emosional : (Rasa bangga, rasa percaya diri, simbol seks)

4. Kualitas Pelayanan

5. Faktor Kemudahan

5. Negoisasi

Negoisasi diartikan sebagai perundingan antara dua pihak yang berkepentingan untuk mencapai
kesepakatan.

a. Negoisasi atau perundingan terjadi karena beberapa sebab antara lain:

a) ada pihak yang berkepentingan

b) ada suatu masalah yang harus dirundingkan


c) ada keinginan untuk mencapai kesepakatan dalam membagi hak atau kewajiban di antara pihak
yang berkepentingan

d) ada upaya untuk menghindarkan persengketaan di masa yang akan datang atau menyelesaikan
persengketaan yang telah terjadi

e) upaya menjaga kehormatan dan kedaulatan masing-masing pihak

b. Strategi bernegiosasi

Strategi Bernegoisasi adalah rencana mengenai berbagai persiapan dalam mengantisipasi berbagai
masalah dan segala kemungkinan yang terjadi dalam suatu pandangan.

c. Ada strategi negoisasi yang dapat dipelajari, antara lain sebagai berikut.

1) Strategi menang-menang (win-win strategy)

Negoisasi yang berorientasi pada kemenangan kedua belah pihak

2) Stretegi menang-kalah (win-lose strategy)

Strategi Perudingan untuk memperoleh kemenangan mutlak dengan mengalahkan orang lain.

3) Strategi kalah-kalah

Strategi yang dipilih sesorang karena di dasari oleh persaan untuk melampiaskan kemarahan dan
cenderung tidak menggunakan akal sehat.

d. Adapun persyaratan atau kriteria yang harus dimiliki oleh seseorang yang ditunjuk untuk
melakukan negoisasi antara lain:

a) Mempunyai wawasan yang luas dalam bidang yang akan dirundingkan

b) Mempunyai kemampuan berkomunikasi

c) Mempunyai kemampuan mengungkapan dan mengekspresikan substansi permasalahan

d) Mempunyai kepercayaan diri yang kuat, tetapi tidak berlebihan

e) Sikap dan penampilan yang baik

f) Mempunyai kepandaian dalam mengambil keputusan

g) Selalu berpikir secara positif

h) Pandai mengendalikan emosi


i) Negoisasi dalam jual beli

e. Di dalam kegiatan jual beli pada umumnya materi yang diperbicangkan antara pihak pembeli
meliputi:

1) Harga barang yangdiperjual belikan

2) Banyaknya barang yang diperjualbelikan

3) Waktu dan lamanya pengiriman

4) Cara pengiriman dan alat transportasi yang digunakan

5) Cara dan waktu pembayaran

6) Cara pengajuan klaim apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya keterlambatan
penyampaian barang, keterlambatan pembayaran, kerusakan barang, serta ketidak cocokan barang
yang diterima

7) Asuransi dan ongkos pengiriman

8) Pembuatan surat kesepakatan dan perjanjian

9) Penentuan jangka waktu berlakunya perjanjian


MATERI PROPOSAL USAHA PROPOSAL USAHA
Proposal usaha merupakan media umum untuk menjelaskan profil usaha yang akan
dikembangkan oleh seorang wirausaha. Proposal usaha merupakan dokumen tertulis yang
menggambarkan semua unsur, baik internal maupun eksternal mengenai suatu usaha baru
Beberapa hal yang perlu dicantumkan dan dijelaskan dalam sebuah proposal usaha
1. Hasil study kelayakan usaha
2. Penelitian dan pengembangan
3. Masalah pabrik
4. Managemen usaha
5. Pemasaran
6. Resiko yang dihadapi
7. Masalah finansial, misalnya kebutuhan investasi atau modal, biaya operasional dan estimasi
keuntungan
8. Penjadwalan waktu usaha.
Proposal usaha harus memberikan deskripsi yang jelas mengenai usaha yang akan dijalankan,
arah proposal usaha akan dibawa, dan cara merealisasikan proposal ke dalam usaha yang nyata
Pada umumnya, proposal terdiri dari sasaran dan strategi. Sasaran adalah hal-hal yang ingin
dicapai perusahaan, semntara strategi adalah arah dan tindakan untuk mencapai sasaran usaha.
1. Fungsi proposal Usaha
Proposal usaha memiliki arti penting bagi wirausaha sebagai pernyataan atau regitimasi calon
wirausaha sebagai pemilik dan pemegang inisiatif dalam membuka usaha. Selain itu, proposal
usaha berfungsi sebagai :
a. Representasi pengetahuan dan penguasaan bidang wirausaha yang akan dijalankan.
b. Wujud perkiraan prospek usaha.
c. Tolak ukur dan panduan pelaksanaan kegiatan.

Keuntungan yang dapat diperoleh ketika sorang wirausaha menyusun proposal usaha, antara lain
:
a. Memberikan gambaran kepada pihak lain tentang profil perusahaan.
b. Mengundang orang orang yang potensial untuk bergabung dan bekerja sama.
c. Memperoleh kesempatan mengembangkan usaha.
d. Mengatur pembentukan kerja sama yang saling menguntungkan dengan perusahaan lain, serta
mendapatkan calon relasi usaha yang lebih luas.
e. Membantu wirausaha memahami persaingan dalam factor ekonomi dan analisis keuangan
yang masuk dalam subjek proposal usaha sehingga dapat mendekati asumsi-asumsi secara
cermat tentang seberapa besar tingkat keberhasilan yang dicapai.
f. Dapat memperoleh pinjaman maupun penertaan modal dari investor, bank dan pihak potensial
lainnya.
g. Memperjelas sumber-sumber dana pengelolaan usaha karena proposal usaha dapat :
1. Memberikan gambaran awal akan kemampuan manajerial wirausaha,
2. Mengidentifakasi risiko kritis pada saat-saat penting sehingga mempermudah penentuan
langkah antisipasi
3. Memberikan informasi potensi pasar dan perkiraan pangsa pasar yang mungkin diraih
4. Memberikan keterangan mengenai sumber-sumber keuangan,
5. Memberikan gambaran tentang kemampuan wirausaha dalam memenuhi kewajibannya.

2. Faktor-faktor penyusunan proposal usaha


Proposal usaha harus disusun dengan mempertimbangkan hal-hal berikut.
a. Tujuan harus realistis
Tujuan yang ingin dicapai harus spesifik, dapat dicapai dan diukur, serta ada kesamaan waktu
dan parameter pengukurannya.
b. Fleksibel/luwes
Kondisi lingkungan usaha selalu berubah/dinamis, sehingga penyusunan proposal pun harus
fleksibel, dan memungkinkan adanya alternative strategi.
c. Batasan waktu
Proposal usaha selalu mengandung tujuan utama, yaitu tujuan jangka panjang dan sub tujuan,
berupa tujuan jangka pendek yang hendak dicapai.
d. Komitmen
Penyusunan proposal untuk selanjutnya pendirian usaha perlu mendapat dukungan dari berbagai
pihak, seperti keluarga mitra bisnis, karyawan, dan pihak lain yang terlibat didalamnya.

3. faktor-faktor penunjang isi proposal usaha


terdapat dua factor yang dapat menunjang isi proposal usaha, yaitu :
a. analisis situasi persaingan
wirausaha harus mengidentifikasi factor internal dan eksternal yang sekiranya akan mendukung
sera menghambat pencapaian usaha, wirausaha juga harus dapat menemukan sumber-sumber
lain yang bisa digunakan untuk menilai para pesaingnya.
Pengetahuan mengenai peta persaingan usaha akan berguna untuk memperkirakan kekuatan dan
kelemahan produk yang ada di pasar dan daya saingnya terhadap produk lain.

b. stategi dan kebijakan


proposal usaha akan menunjang stategi dan kebijakan dalam bidang pemasaran terutama dalam
penetapan harga. Penetapan harga harus tepat agar bisa diterima dan menghasilkan keuntungan.

B. MENYUSUN PROPOSAL USAHA


Setelah yakin pada usaha yang akan dijalankan, langkah berikutnya adalah menysyn proposal
usaha. Beberapa petunjuk yang harus dipenuhi dalam penysunan proposal usaha adalah sebagai
berikut :
1. Menetapkan jenis usaha, aspek produk, pemasaran, teknis penyaluran organisasi, manajemen,
dan aspek yuridis.
2. Melaksanakan aspek administrasi
3. Mengetahui aspek sumber keuangan
4. Memelajari kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan AMDAL ( analisis masalah
dampak lingkungan)

Proposal usaha harus disususn secara jelas, singkat, dan padat sehingga ketika orang lain
membaca proposal tersebut, mereka akan segera menemukan gambaran yang jelas tentang usaha
yang sedang dirancang.
Berikut akan dibahas mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan dalam menyusun proposal
usaha.
1. Isi proposal Usaha
Proposal usaha biasanya digunakan untuk memperoleh modal usaha. Oleh karena itu, wirausaha
harus membuat proposal yang berisi informasi lengkap tentang hal-hal yang sedang atau akan
dijalankan, serta modal yang dperlukan.
Berdasarkan proposal tersebut, pihak lembaga keuangan (biasanya bank) akan menilai apakah
wirausaha tersebut pantas memperoleh pinjaman atau tidak. Informasi yang biasanya tercantum
dalam sebuah proposal usaha, antara lain :
a. Uraian usaha
uraian usaha memberikan penjelasan singkat tentang usaha yang sedang atau akan dijalankan,
biasanya berisi latar belakang pendirian usaha dan prospeknya di masa mendatang. Selain itu
juga berisi keunggulan dari bidang usaha tersebut dan kendala yang mungkin dihadapi serta
pemecahannya ( analisis SWOT).
b. Produk
Proposal usaha menguraikan secara rinci tentang spesifikasi dari sebuah produk, misalnya
ukuran, jenis kegunaan, dan banyak produk yang dihasilkan jenis produk yang dihasilkan
bergantung pada minat dan pengetahuan wirausaha biasanya berasal dari pengalaman yang
pernah diperolehnya hal hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan produk adalah :
1. Permintaan konsumen akan suatu produk
2. Kebutuhan konsumen yang belum teridentifikasi
3. Persaingan pasar
4. Sumber daya yang menunjang pembuatan produk
c. Lokasi
secara umum, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi usaha, yaitu
pertalian ke belakang (backward linkage) yaitu perolehan bahan baku dan pertalian ke depan
(forward linkage) yaitu penjualan, distribusi dan pemasaran produk. Hal-hal yang memengaruhi
penentuan lokasi adalah :
1. Kedekatan dengan sumber bahan baku produksi, seperti bahan bakar,air dan lainnya
2. Kedekatan dengan pasar/konsumen
3. Ketersediaan kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja
4. Kemudahan fasilitas pengangkutan dan transportasi
5. Sikap/peraturan pemerintah serta masyarakat sekitar.
d. Pasar
Pasar merupakan tempat orang melakukan transaksi jual beli.Jika dilihat dari sudut pandang
ekonomi, pasar merupakan tempat berinteraksinya produsen dan konsumen. Sebagai contoh,
seorang wirausaha akan membuka bisnis di bidang kecantikan oleh karena itu, ia menetapkan
segmen pasarnya adalah wanita golongan menengah ke atas 25 th. Selain segmen pasar dan
konsumen, wirausaha juga harus menyertakan strategi pemasaran yang akan diambil termasuk
kebijakan harga.
e. Persaingan
Perusahaan harus bisa menjelaskan posisis usahanya dan persaingan dalam pasar yang ada selain
itu, perusahaan juga harus bisa menggambarkan strategi yang akan dijalankan untuk
memenangkan persaingan.
Posisi perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pemimpin pasar (market leader) perusahaan yg menguasai sebagian besar pangsa pasar yntuk
suatu produk sejenis. Pada umumnya perusahaan ini memiliki kekuatan mengendalikan harga
dan anggaran promosi yang jauh merupakan pemimpin pasar untuk produk mie instan.
2. Penantang pasar (market challenger) perusahaan yang selalu berusaha merebut pangsa pasar
dari pemimpin pasar. Biasanya mereka giat melakukan promosi, perang harga, memberikan
pelayanan yang lebih baik, dan menerapkan strategi yang dianggap lebih jitu.
3. Pengikut pasar (market followers) perusahaan dengan pangsa pasar dan pengikut yang tidak
terlalu banyak namun loyal pengikut pasar merupakan pemimpin pasar dalam cakupan kecil.
4. Perelung pasar, yaitu perusahaan yang menjadi pesaing bagi pengikut pasar. Perusahaan ini
menghindari persaingan dengan cara melayani konsumen yang belum digarap pemimpin pasar.
f. Laporan keuangan
Wirausaha yang telah memiliki usaha, wajib menyertakan laporan keuangan yang lalu dalam
rencana usahanya. Sementara, wirausaha yang baru akan memulai usaha, harus menyertakan
rencana permodalannya , estimasi baiaya, dan pendapatannya. Hal ini dimaksudkan agar
penyandang modal bisa menilai kemampuan riil maupun potensial perusahaan tersebut.Laporan
keuangan meliputi neraca perusahaan dan laporan laba rugi, analisis titik impas (BEP) Serta
sumber permodalan.
g. Manajemen
Dalam proposal usaha, wirausaha harus mendeskripsikan/menguraikan bentuk kepemilikan,
struktur modal, serta peranan dan masing masing sub organisasi perusahaan wairausaha juga
harus menjelaskan status badan usaha yang dikelolanya apakah berstatus perseroan,
firma,CV,atau bentuk badan usaha lainnya.
h. Personalia (sumber daya manusia)
Wirausaha harus menjelaskan susunan personalia dalam struktur organisasi perusahaan lengkap
dengan jumlah pegawai dan latar belakang pendidikannya.
i. Proposal kredit
wirausaha mengajukan sejumlah dana yang diperlukan dalam mengembangkan usahanya.
Kebutuhan dana harus diperinci alokasinya, misalnya dan yg dibutuhkan untuk menambah
mesin, pembelian bahan baku, dll.
j. Lampiran lainnya
hal terakhir yang harus dilakukan adalah dokumen-dokumen penting perusahaan seperti akta
pendirian perusahaan, SIUP, sertifikat tanah dan sebagainya.

2. Sistematika penyusunan Proposal Usaha


Sistematika penyusunan usaha adalah sebagai berikut.
a. Uraian usaha
1). Latar belakang perusahaan
2). Prospek Perusahaan
3). Hambatan yang dihadapi
4). Pemecahan masalah usaha
b. produk
1. bentuk
2. jenis
3. kegunaan
c. Lokasi
1). Backward linkage
2). Forward linkage

d.Pasar dan segmen pasar


1. segmen pasar bagi pemasaran produk
2. jenis pasar yang dimasuki
` 3. Posisi perusahaan dalam pasar
e. Persaingan
1. Jumlah pesaing yang dihadapi
2. Strategi pemasaran dalam menghadapi pesaing

f. laporan keuangan
1. neraca
2. laporan laba/rugi
3. analisis BEP ( titik pulang pokok/ titik impas )
4. sumber permodalan
g. sumber daya manusia
1. jumlah karyawan
2. latar belakang pendidikan karyawan

h. proposal kredit
1. alokasi kebutuhan dana
2. total kebutuhan dana

i. lampiran
1. surat izin usaha
2. data penelitian paasar
3. surat kontrak dan dokumen perjanjian lainnya

3.penjelasan draft proposal usaha


Pada dasarnya, proposal usaha memuat hal hal sebagai berikut.
a. Halaman depan berisi nama dan alamat perusahaan beserta nama orang yang bertanggung
jawab.
b. Daftar isi, secara rinci menyebutkan seluruh isi draft proposal dan nomor halamannya
c. Rangkuman eksekutif berisi keseluruhan usaha secara singkat
d. Penjelasan perusahaan, menjelaskan strategi perusahaan dan tim manajemen pengelola
perusahaan
e. Pemasaran, dan stategi serta ramalan tentang target konsumen di amasa mendatang.
f. Barang dan jasa yang dihasilkan menjelaskan jumlah, mutu, kegunaaan, dan kelebihan produk.
g. Usaha meningkatkan penjualan, menjelaskan berbagai teknih promosi
h. Permodalan merencanakan rencana permodalahn dan proyeksinya neraca pendahuluan arus kas
dan pendapatannya
i. Lampiran, untuk melengkapi proposal usaha, seperti akta pendirian, SIUP, SITU, AMDAL,
maupun serifikat tanah.
MATERI KEWIRAUSAHAAN MENGANALISA PELUANG USAHA

A. Peluang Risiko Usaha

Peluang usaha ialah kesempatan yang ada untuk bisa dimanfaatkan dalam memperoleh sebuah
keuntungan bagi seorang wirausaha/wirausahawan. Banyak peluang yang disia-siakan sehingga
berlalu begitu saja karena tidak semua orang dapat melihat peluang dan yang melihatpun belum
tentu berani memanfaatkan peluang tersebut. Hanya wirausahawan yang dapat berpikir kreatif
serta berani mengambil risiko itulah yang dengan tanggap dan cepat memanfaatkan peluang.

Mengidentifikasi Peluang Usaha

Cara mengidentifikasi peluang usaha dapat dilakukan dengan mengamati bidang hasil usaha
pokok, yaitu :

1. Segmentasi pasar
2. Posisi produk
3. Sumber daya manusia
4. Keuangan
5. Tanggung jawab sosial
6. Pengembangan usaha

Dengan kata lain, mengidentifikasi peluang usaha dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Berpikir positif setiap ide-ide baru yang datang dalam dunia bisnis.
2. Manerima saran-saran orang lain demi perkembangan bisnis.
3. Mempunyai konsep ATM (amati, tiru, modifikasi).
Risiko usaha

Sebenarnya yang dimaksud dengan risiko adalah sesuatu kemungkinan kejadian yang
merugikan. Ada tiga unsur penting dari sesuatu yang dianggap risiko yaitu sebagai berikut:

1. Merupakan suatu kejadian


2. Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi bisa saja terjadi bisa tidak terjadi.
3. Jika sampai terjadi, akan menimbulkan kerugian.

B. Sumber informasi peluang usaha

Persyaratan sumber informasi peluang usaha

Persyaratan sumber informasi peluang usaha antara lain :

1. Datanya harus lengkap


2. Dapat di percaya dan masih berlaku

Perolehan sumber informasi peluang usaha


Sumber informasi peluang usaha dapat diperoleh dari :

1. Bagian pemasaran dan penjualan


2. Kedudukan perusahaan di pasar
3. Bagian pembukuan
4. Hasil penelitian pasar
5. Konsumen/pembeli/pelanggan dan distributor
6. Hasil penelitian pemasaran
7. Para pesaing
8. Wilayah niaga
9. Media massa, dll
C. Mengembangkan ide dan peluang usaha

Pengembangan ide harus dilakukan secara terus-menerus agar wirausahawan dapat


memenangkan persaingan yang makin tajam. Adapaun macam-macam ide yang perlu
dikembangkan adalah :

1. Ide dalam pembuatan produk atau jasa yang diminati konsumen,


2. Ide dalam pembuatan produk atau jasa yang dapat memenangkan persaingan,
3. Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk,
4. Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen didalam penggunaan produk, dan
5. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, warna, produk atau jasa yang disenangi
konsumen.

Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausahawan memilih jenis usaha, proses
pemilihan ini terdiri dari tahap melalui penyaringan yang makin lama makin sempit. Untuk itu
diperlukan pertimbangan yang mendalam, biasanya disebut evaluasi dengan kriteria yang telah
dikembangkan sesuai kebutuhan. Adapaun faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan
adalah sebagai berikut :

1. Faktor keuntungan
2. Faktor penguasaan teknis
3. Faktor pemasaran
4. Faktor bahan baku
5. Faktor tenaga kerja
6. Faktor modal
7. Faktor risiko
8. Faktor persaingan
9. Faktor fasilitas dan kemudahan
10. Faktor manajemen
Jika seorang wirausaha sudah memetapkan jenis usaha sesuai dengan yang diinginkan dan sudah
melalui berbagai macam pertimbangan, maka tugas yang perlu diperhatikan oleh seorang
wirausahawan adalah :

1. Jenis usaha yang sesuai hasrat dan minat,


2. Jenis usaha yang benar-benar akan membawa suatu keuntungan,
3. Jenis usaha yang mudah mengurus dan mengerjakannya,
4. Jenis usaha yang mudah pemeliharaannya,
5. Jenis usaha yang produknya disenangi dan dibutuhkan konsumen,
6. Jenis usaha yang bahan bakunya mudah didapat, dan
7. Jenis usaha yang mendapat dukungan serta perlindungan pemerintah.

D. Menganalisis kemungkinan keberhasilan dan kegagalan usaha

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan usaha diantaranya sebagai berikut :

1. Adanya perencanaan yang tepat dan matang serta dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Adanya visi, misi, dan dedikasi yang tinggi dalam usaha.
3. Adanya komitmen tinggi dalam berusaha.
4. Adanya SDM (sumber daya manusia) yang andal dan didukung teknologi yang tinggi.
5. Adanya manajemen usaha yang baik.
6. Adanya peningkatan permintaan barang dan jasa.
7. Adanya dana yang cukup.
8. Adanya keterampilan dan pengalaman dalam bidang uasaha.
9. Adanya minat terhadap bidang usaha.
10. Adanya kebutuhan konsumen yang terpuaskan.
11. Adanya sarana dan prasarana penunjang usaha.

Seorang pelaku bisnis bisa gagal disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut :

1. Manajer yang tidak kompeten atau tidak berpengalaman


2. Kurangnya perhatian dan kurang memberikan komitmen yang penuh kepada usahanya
3. Lemahnya system control
4. Kurangnya modal
5. Kalah bersaing

Dalam menganalisis usaha ada beberapa hal, sebagai berikut :


1. Menganalisis peluang usaha berdasarkan produk

a. Klasifikasi jenis produk

1. Produk primer
2. Produk sekunder
3. Produk tersier

b. Tujuan diadakan analisis terhadap jenis produk

1. Memenuhi keinginan dan minat konsumen terhadap kebutuhan jenis produk


2. Memenangkan persaingan dalam pengembangan usaha
3. Mendayagunakan sumber-sumber produksi
4. Mencegah kebosanan konsumen / pembeli / pelanggan terhadap jenis produk

c. Gagasan analisis terhadap produk yang dianggap paling penting

1. Potensi terhadap permintaan produk


2. Jumlah penjualan produk
3. Jumlah pemasaran produk
4. Kemampuan produk yang mendatangkan laba

2. Menganalisis bidang jasa

a. Pengertian jasa

Jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai wujud tertentu dan tidak
mempunyai sifat-sifat fisik tertentu pula serta tidak terdapat tenggang waktu antara
diproduksinya dan dikonsumsinya.

b. Jenis usaha jasa yang perlu dianalisis


Jenis usaha yang perlu dianalisis adalah usaha yang bergerak dalam kegiatan pelayanan atau
penjual jasa, misalnya : perbankan, konsultan, biro usaha, pariwisata, penginapan, perbengkelan,
pengangkutan, pergudangan, praktik dokter, restoran, salon kecantikan, dll.

c. Pertimbangan dan perhatian dalam menganalisis peluang usaha

bidang jasa

Agar wirausahawan berhasil dalam menganalisis peluang usaha bidang jasa perlu
mempertimbangkan dan memerhatikan hal-hal berikut :

Pengetahuan tentang selera dan minat calon konsumen dan jumlah pesaingnya

Mengetahui bidang jasa apa yang laku atau diminati konsumen

Menjaga hubungan yang serasi dan harmonis dengan penyuplai agar suplai barang lancar dan
tepat waktu

d. Kekuatan- kekuatan yang mengacu penawaran dan permintaan terhadap bidang jasa (James L.
Hesketi)

1. Konsumen semakin menghargai nilai dari waktu


2. Globalisasi dari pasar tenaga kerja
3. Meningkatkan sistem terdistribusi yang didasarkan atas informasi bidang jasa
4. Mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan teknologi jasa
5. Perkembangan pasar global
6. Semakin banyak wanita yang bekerja di luar rumah
7. Semakin banyak orang yang bekerja di rumah

3. Menganalisis peluang usaha berdasarkan minat dan daya beli konsumen

a. Pertimbangan menganalisis minat dan daya beli konsumen

Agar pelaksanaan penagnalisisan peluang usaha berjalan lancar, maka persyataran pembuatan
produk atau jasa perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Membuat model kasar dari produk atau jasa yang diminati konsumen dan disesuaikan
dengan daya belinya
2. Menyusun daftar komponen produk atau jasa yang diminati konsumen baik jenisnya,
jumlahnya maupun daya belinya
3. Memanfaatkan tenaga pelaksana proses pembuatan produk atau jasa serta
pengawasannya yang bertanggung jawab terhadap program perusahaannya

b. Perhatian dalam menganalisis minat dan daya beli konsumen


Dalam menganalisis peluang usahanya, wirausahawan harus memperhatikan hal-hal berikut :

1. Membuat produk jasa yang berkualitas, bermanfaat, dan laku terjual sesuai dengan daya
beli konsumen.
2. Membuat atau mendesain produk atau jasa dengan bahan baru atau kombinasi yang
diminati sesuai dengan daya beli konsumen.
3. Membuat produk atau jasa lebih cepat, berfaedah, dan murah sesuai dengan daya belinya.
4. Memelihara dan memperbaiki sarana kerja, tempat kerja, peralatan kerja, dsb.
EVALUASI USAHA
Tujuan evaluasi usaha Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut berjalan sesuai
rencana dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Terdapat beberapa kegunaan dari evaluasi kelayakan usaha, yaitu:

1. Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya.

2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar peluang keberhasilan investasi
yang bersangkutan. (umar : 2003 )

Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan Usaha :

1. Analisa Aspek Pasar

Evaluasi aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil
tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Pada dasarnya,
analisis pasar bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan
pangsa pasar dari produk yang bersangkutan.

A. Penentuan Pasar

Pasar merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam
penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan
pasar sasaran, yaitu:

a. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai minat terhadap
suatu penawaran pasar.

b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses
penawaran pasar tertentu

c. Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia untuk
dimasuki perusahaan kita. (Chumaidiyah : 2004a)
B. Peramalan Permintaan

Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :

1. Metode Kuantitatif

Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk peramalan, yaitu metoda rata dan metoda
eksponensial smoothing.

2. Metoda Kualitatif Metode ini tidak menggunakan data berupa angka, metode-metode yang
digunakan yaitumetode eksploratori dan metode normatif. Metode eksploratori menggunakan
asumsi titik asal pada saat ini dan masa lalu untuk proyeksi masa datang. Metode normatif
bermula darikondisi ideal dan melihat kemungkinan-kemungkinan dengan kondisi saat ini.

3. Peramalan Tanpa Data Statistik

a. Peramalan analisis menurut sektor pemakai

b. Memperhatikan faktor-faktor politik

c. Evaluasi akhir ukuran pasar (Chumaidiyah : 2004b)

2. Analisa Aspek Teknis

Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan
kebutuhan usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam pemilihan jenis
teknologi, antara lain:

1. Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai dengan keinginan
pasar atau konsumen.

2. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produks
yang ekonomis.

3. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan
tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk penerapannya.
Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
akan membatasi perencanaan proyek, serta berpengaruh pada biaya.

4. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang


diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.

5. Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain di
tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat disetarakan dengan
baik.

Dengan pertimbangan faktor diatas, sehingga bisa disimpulkan untuk kebutuhan teknis pada
Saboten Shokudo dipengaruhi oleh variasi produk yang ditawarkan, pelayanan
pelanggan,kenyamanan rumah makan, dan kemudahan akses. (Chumaidiyah : 2004a)

3. Analisis Aspek finansial

Analisis aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui karakteristik finansial dari


suatuperusahaan melalui data-data akuntansinya. Karena dari data-data finansial tersebut dapat
ditentukan bagaimana prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan suatu investasi layak atau
tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang ditawarkan, diperlukan suatu dasar bagi pihak
pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi investasi. Dasar-dasar yang digunakan untuk
melakukan evaluasi investasi diantaranya adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan
pengeluaran yang terjadi sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek dalam kurun
waktu beberapa tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa investasi yang ada, harus
memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan merupakan proses pengalokasian
harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan
sistematis. Aktiva tetap yang dipakai dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan
untuk menghasilkan barang atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun
fungsinya. (Chumaidiyah : 2004a)

Evaluasi Kemajuan

Usaha Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang berlangsung terus menerus
dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usaha
yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan
pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur
sekaligus menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses inibisa jadi
ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.

Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha menengah mengalami
kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak
dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke
waktu. Akan tetapi kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak
bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa
mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat,
produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha
selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang? Setelah rencana bisnis
yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup? tentu tidak kita perlu melakukan evaluasi dan
monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap usaha
yang sudah dilaksanakan.

Berikut ini gambaran umum dari tipikal kondisi persaingan baru saat ini :

• Para entrepreneur sulit untuk mengenal siapa, dimana, bilamana, serta bagaimana kekuatan dan
kelemahan pesaingnya

• Perubahan yang berjalan dengan cepat • Tingkat kompetisi yang sangat tinggi

• Timbulnya berbagai hal diluar perkiraan dan pengalaman Anda sebelumnya

Monitoring Dan Evaluasi Usaha

Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa ia mampu
untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka satu tiket untuk
sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan belajar dengan melakukan
(learning by doing).

Apa saja yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis?

1. Posisi Keseluruhan Usaha

Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari
keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha),
berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan
berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam
masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap
saat. Evaluasi Usaha secara menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang
sebenarnya.

2. Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha?

Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau kemunduran
sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah mengetahui posisi keuangan ,
selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah usaha mengalami kemajuan
atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal anda
menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang
waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali
setelah usaha berjalan).

3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan

Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan untuk
melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun.
Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah efektif
untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan
baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami
peningkatan, usahakan janglah ‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda
lakukan untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh
pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan
berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan
tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari
langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda.

4. Pikirkan target usaha Anda selanjutnya

Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai merencanakan
target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha
yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai bahan berbuas diri, justru menjadi bahan untuk
mencapai target dan strategi yang baru. Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya
dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara
cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena
angka penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang
kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan
promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke tempat lain yang
lebih ramai?

Kapan Melakukan Evaluasi Usaha

Evaluasi terhadap perkembangan usaha dalat dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu :

1. Secara rutin/berkala.

Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya yang paling sering
dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan
dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan,
persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena
dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi
dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat dimanfaatkan.

2. Secara Insidental

Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang
dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila
terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena
masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang
terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah
yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.

Apa Saja Hal-Hal yang Perlu Dievaluasi ?

1. Bagaimana kondisi keuangan usaha Anda?

Ini adalah tahap pertama, dimana Anda dapat mengetahui maju mundurnya usaha Anda dan
mengukur kinerja usaha Anda melalui evaluasi keuangan.

2. Bagaimana kondisi pasar bisnis Anda?


Naik turunnya kondisi pasar sangat berpengaruh pada roda usaha Anda. Karena itu Anda tidak
boleh melepaskan pandangan Anda dari kondisi pasar. Suatu saat akan terjadi perubahan yang
menuntut Anda peka dan mengetahui dengan cepat bagaimana permintaan atau perubahan pasar,
untuk segera diantisipasi dan kembali mengikuti selera pasar.

3. Bagaimana dengan pasar usaha sasaran?

Apakah produk Anda sudah sesuai dengan kebutuhan pasar? Indikator kegiatan usaha yang sehat
atau berhasil biasanya ditandai dengan tepatnya pemilihan terhadap kebutuhan atau selera, biaya,
kenyamanan, dan komunikasi dengan konsumen, serta pemilihan SDM yang tepat.

4. Bagaimana kemajuan usaha Anda?

Tinjau kembali usaha anda secara berkala (paling sedikit 6 bulan)

5. Bagaimana tahapan pertumbuhan dan pengembangan usaha Anda?

Bagaimana hasil dari sasaran jangka pendeknya? Apakah ada pencapaian keuntungan dan
pertumbuhan seperti yang diharapkan? Bagaimana pangsa pasarnya? Apakah memenuhi target?

6. Bagaimana kepemimpinan Anda?

Apakah Anda stress, atau hilang semangat? Apakah Anda kehilangan visi serta energi yang
pernah Anda miliki pada saat pertama kali membuka usaha? Lakukan Evaluasi Usaha sebelum
Usaha berada dalam titik yang mengkhawatirkan, sedini mungkin evaluasi dapat dilakukan maka
ini merupakan tindakan mencegah dari kegagalan usaha.

Agar Anda dapat lebih terarah, dibawah ini dipaparkan langkah-langkah untuk mengelola usaha
secara sehat, yaitu:

1. Penetapan strategi dan arah usaha Anda Kemampuan membuat perkiraan dan perencanaan
usaha dengan arah yang benar Kemampuan menilai situasi dan lingkungan usaha Anda yang
sekarang.

2. Mencari dan memperkerjakan tim/karyawan Anda dengan perencanaan SDM yang terencana.
Mampu meninjau ulang kembali pendistribusian pembagian kerja dan arus kerja yang benar

3. Mendelegasikan tugas dan kewajiban mengelola usaha:


* Mampu mendidik dan melatih tim/karyawan Anda

*Memberi motivasi dan arah sasaran yang sama

*Kemampuan memperbaiki kinerja yang buruk

* Memelihara semangat yang tinggi pada tim/karyawan dalam situasi apapun juga

Strategi Benchmarking

Metode untuk meningkatkan kualitas secara berkesinambungan dalam upaya mencari


peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya, dan mengoptimalkan potensi diri secara penuh
guna meningkatkan kinerja bisnis disebut dengan Benchmarking. Strategi ini bertujuan untuk
mengukur dan memperbaiki kualitas di tempat usaha Anda. Manfaat benchmarking adalah untuk
meningkatkan kualitas secara berkesinambungan, terutama dalam hal pengurangan biaya dan
peningkatan kecepatan proses produksi dan pelayanan kepada pelanggan Anda. Dalam
prakteknya, pengukuran benchmarking bermanfaat untuk pengukuran dan pemahaman terhadap
kinerja diri Anda dan kinerja orang lain (karyawan). Sedangkan, pelaksanaan benchmarking
bermanfaat untuk membuat usaha yang Anda jalankan menjadi lebih baik di masa mendatang
(berdampak perubahan, membuka peluang bagi peningkatan kualitas yang diharapkan, dan
memberi nilai tambah pada setiap kegiatan usaha Anda). Di lain sisi, Andapun dirasakan perlu
‘introspeksi’ untuk meningkatkan kualitas pribadi Anda, yaitu melalui self learning tanpa
bantuan orang lain, serta pengamatan dan mendengarkan hal-hal yang positif dari cara kerja
orang lain.

Sebelum melakukan benchmarking, terlebih dahulu evaluasi usaha Anda apakah sudah memiliki:

• SDM yang bekerja secara Teamwork?

• Strong SDM?

• SDM dan fasilitas yang dibutuhkan?

• SDM yang tepat?

• Ketrampilan bagi peningkatan kinerja tim/karyawan?

• Pemimpin yang berkemampuan meningkatkan kualitas dengan biaya minim?


• Pemimpin yang berpengaruh terhadap tim/karyawan?

• Manajemen yang berkemampuan melakukan perubahan?

• Business plan yang bertujuan short and long term?

Setelah melakukan benchmarking, mata Anda setidaknya kini menjadi lebih terbuka untuk
melihat gambaran usaha Anda. Kemudian, penting untuk Anda menindaklanjutinya dengan
melakukan peningkatan kualitas dan kinerja dalam mengembangkan usaha.pelaksanaan hal ini
perlu dilakukan secara teratur melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Plan)

Langkah awal pemecahan masalah Anda berdasarkan data yang ditemukan di lapangan

2. Pelaksanaan (Do)

Melakukan sesuatu berdasarkan hasil analisis data yang berasal dari implementasi terhadap usul
rencana perubahan usaha Anda secara keseluruhan.

3. Mengecek (Check)

Mengkaji dan melakukan percobaan yang hasilnya disampaikan kepada tim/karyawan Anda
sebagai umpan balik untuk meningkatkan kualitas.

4. Mengambil tindakan (Action/control).

Dilakukan untuk menyesuaikan proses berdasarkan percobaan Langkah-langkah yang dijelaskan


diatas sangatlah membantu Anda untuk menjalankan setiap Usaha secara terprogram dan teratur.
Anda dapat mengetahui apakah perencanaan anda dapat berjalan dengan sukses dengan melihat
hasil pada tahapan action/control. Atau apabila Anda tidak menjumpai kesuksesan, Anda dapat
melakukan evaluasi menyangkut kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam tahap proses, yaitu
pada tahapan dua dan tiga. Tahap Action/control merupakan cerminan keberhasilan perencanaan
dan proses yang dijalankan. Apabila Usaha Anda mengalami tingkat keborosan dana yang tidak
dapat dihindari, maka untuk menguranginya adalah dengan cara bersabar, teguhkan persepsi
untuk mengatasi masalah ini dengan mencari jalan keluar yang terbaik, menyamakan persepsi,
visi dan misi, dan membuat perencanaan selanjutnya yang lebih baik.
Untuk melakukan pengembangan usaha dalam lingkungan kompetisi yang baru, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha, yaitu :

1.Strategic flexibility

Usaha Anda harus proaktif atau memiliki respon yang cepat dalam menghadapi persaingan
Usaha yang tajam dan berubah-ubah sehingga mampu menjawab tantangan yang kompetitif.
fleksibilitas yang strategis dari usaha Anda menjadi hal yang wajib untuk menjawab hadirnya
ketidakpastian dan dinamika yang tinggi.

2. Strategic leadership

Tindakan ini memberikan tujuan, arti, dan arahan usaha Anda. Poin ini berpengaruh sangat besar
kepada strategic flexibility.

3.The Entrepreneurial Competitive Advantages

Usaha Anda dapat membangun competitive advantage dengan menciptakan kompetensi dasar
yang tidak dapat ditiru, jarang ada, dan tidak ada substitusinya. Hal ini haruslah berjalan secara
dinamis dengan memperhatikan beberapa peluang baru, produk baru, dan pelayanan yang
membuat usaha Anda dapat berkompetisi secara efektif (tidak statis)

4. Human Capital

Salah satu unsur penting kompetensi dasar dapat difokuskan kepada human capital. Pengetahuan
yang diperoleh oleh tim/karyawan Anda merupakan investasi penting untuk menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas.

5. Entrepreneurial Cooperation and Globalization

Bermain dalam pasar global dan menggunakan strategi bersaing adalah dua kegiatan yang
berpengaruh kepada fleksibilitas stratejik melalui penciptaan dan implementasi strategi
yangberwawasan entrepreneurship. Salah satu strategi untuk memasuki pasar global adalah
mengadakan strategic alliance (kerjasama yang stratejik). Masing-masing partner bekerjasama
mengalokasikan modalnya dan bekerjasama saling membutuhkan agar dapat bersaing di pasar
global.

6. Entrepreneurial Culture
Anda perlu menciptakan budaya pembelajaran agar dapat mempertahankan kemampuan bersaing
dalam lingkungan kompetisi yang baru. Kebutuhan untuk berinovasi secara terus menerus,
penyebaran teknologi yang pesat, dan desakan agar merespon dengan cepat lingkungan yang
berubah menjadikan pembalajaran hal yang penting untuk dilakukan.

Kiat untuk Tetap Sukses dalam bisnis

Kiat mencapai sukses adalah dengan cara:

• Layani pelanggan Anda dengan sebaik-baiknya

• Lakukan riset mendalam mengenai daerah sasaran yang memberi pengaruh bagi kemajuan
bisnis Anda sebelum atau sesudah Anda membuka usaha ini

• Jaga jangan sampai Anda kehilangankontak hubungan dengan pelanggan dan mitra kerja Anda

• Tinjau kembali kemajuan ataupun kemunduran dari bisnis Anda secara berkala

• Perluas data pelanggan Anda, harus selalu mencari prospek pelanggan baru dan memelihara
pelanggan lama

• Anda harus bisa menjual produk Anda dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, jangan
melakukan tindakan kompromi yang hanya akan membuat usaha Anda impas atau mengalami
kerugian

• Pacu usaha Anda sekuat tenaga dengan dukungan tim kerja yan solid

• Renungkan dan bayangkan kejadian apa yang bakal menimpa usaha Anda di masa mendatang.
Buat rencana kegiatan dalam mengelola bisnis Anda secara rinci

• Biasakan Anda mengevaluasi berapa kuentungan usaha Anda kembali, sehingga usaha Anda
dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat

• Jaga dan tingkatkan selalu keterampilan dan kemampuan usaha Anda

• Pastikan ‘deposito’ kas Anda selalu konsisten


• Beri Alternatif kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan transaksi pembayaran melalui
berbagai cara (lewat telepon atau debit ATM)

MENYUSUN RANCANGAN AWAL USAHA DAN EVALUASI PELUANG USAHA BARU

A. Menyusun Rancangan Usaha.

1. Mulai Dengan Penetapan Sasaran Usaha. Sekalipun ini baru merupakan rancangan awal, tetap
saja anda perlu memulainya dengan menentukan sasaran yang hendak dicapai melalui usaha
anda. Suatu rumusan sasaran yang baik mengandung ciri-ciri berikut :

a. Spesifik

b. Dapat diukur

c. Dapat dicapai

d. Realistik

e. Terikat waktu Anda jangan ragu-ragu untuk segera merumuskan sasaran anda, dan begitu
terumuskan anda dapat segera mengujinya dengan ciri-ciri yang dipersyaratkan tersebut.
Misalnya begini :

Dengan usaha ini saya hendak memperoleh pendapatan Rp 800.000,- per bulan Spesifik?
Kurang, seharusnya pendapatan bersih atau pendapatan kotor? Dapat diukur ? Ya : Rp 800.000,-
Dapat dicapai ? Mungkin Realistik ? Mungkin Terikat waktu ? Tidak ada informasi (mestinya
dalam setahun mendatang) Jadi rumusan yang lebih baik adalah : Sasaran usaha adalah
pendapatan bersih sebesar Rp 800.000,- per bulan dapat saya peroleh dalam jangka waktu satu
tahun.

Selama belum lulus dari uji kelima kriteria ciri tersebut, anda perlu merumuskannya berulang
kali hingga cukup memuaskan. Tentu saja pendapatan bersih bukan satu-satunya hal yang layak
dijadikan sasaran. Bisa juga dilengkapi atau dalam bentuk alternatif : Sasaran produksi :
terjualnya sekian unit barang X berkualitas Q pada akhir tahun pertama. Sasaran penjualan :
terjualnya sekian unit produk dengan harga Y rupiah per unit dalam jangka waktu 12 bulan.
Sasaran keuntungan : 10% keuntungan dari investasi sebesar N juta rupiah dalam jangka waktu
dua tahun usaha
2.Investasi Sumber Daya.

Sumber daya terpenting adalah diri anda sendiri. Modal dasar adalah watak kewirausahaan anda.
Dan anda lengkapi pula dengan ketrampilan-ketrampilan dan keahlian-keahlian yang anda
miliki. Selain itu adalah sumber daya material atau aset yang anda miliki (barang, modal,
tabungan, perhiasan) lalu kurangi dengan kewajiban-kewajiban yang harus anda lunasi.
Tambahkan pula aset keluarga dekat anda yang berkemungkinan untuk digunakan mendukung
usaha anda. Nyatakan pada diri anda sendiri suatu ketetapan hati berapa bagian (%) dari aset itu
dapat anda investasikan untuk mewujudkan usaha anda.

3.Merancang Tindakan-tindakan

Dengan landasan sumber daya ditangan anda, tindakan-tindakan apa yang hendak anda lakukan,
langkah demi langkah. Pada tahap ini anda belum perlu berpikir terlalu rinci, cukuplah jika anda
dapat menggariskan sekedarnya mengenai hal-hal berikut :

a. Pengenalan pasar produk anda (siapa pemakai produk, golongan penduduk mana, berapa
banyak, tersebar dimana saja), serta kecendrungan perubahan-perubahannya dalam 1-5 tahun
mendatang.

b. Pemilihan calon lokasi usaha anda (pusat produksi dimana, pusat pemasaran dimana,
peraturan-peraturan perijinan).

c. Perancangan sistem produksi (ingat spesifikasi produk dan masalah penyediaan bahan baku).

d. Perancangan sistem organisasi dan manajemen (struktur organisasi, cara perekrutan pekerja,
jaminan-jaminan keamanan dan kesejahteraan karyawan).

e. Perancangan sistem keuangan (pembukuan, sistem akunting, pengenalan sistem perpajakan)

f. Perkiraan-perkiraan dampak lingkungan (kebisingan, keributan, limbah, dan sebagainya).

4. Penjadwalan Tindakan.

Setiap rancangan tindakan-tindakan untuk mencapai suatu sasaran perlu dijadwalkan karena
perumusan sasaran mengandung ciri keterikatan dengan waktu. Penjadwalan tindakan lasimnya
dijadwalkan dalam format matrix.
5. Pengembangan Suatu Bisnis Proposal. Suatu saat nanti rancangan tindakan yang sederhana
dan masih kasar ini akan anda kembangkan menjadi suatu bisnis proposal yang lebih terinci dan
bersifat formal.

B. Evaluasi Peluang Usaha Baru

Penetapan Kelayakan Usaha Baru.

Banyak dana telah dikeluarkan dalam memulai usaha baru. Banyak pula usaha baru yang
mengalami kebangkrutan dalam satu atau dua tahun, dan hanya sedikit saja yang berhasil dalam
usahanya.

Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan usaha baru adalah kendali wiraswastawan.
Alasan utama kegagalan usaha baru adalah:

1. Pengetahuan pasar yang tidak memadai. Kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi
mengenai potensi permintaan untuk produk, pangsa pasar yang bisa diharapkan secara realistis,
dan metode distribusi yang memadai.

2. Kinerja produk yang salah. Sering sekali produk baru tidak berfungsi seperti yang disebutkan,
disebabkan oleh terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba produk, atau kendali
mutu yang tidak memadai .

3. Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif. Hasil yang buruk sering menunjukkan
usaha promosi yang salah arah dan tidak memadai dan kurangnya kemampuan memecahkan
masalah yang ada dalam penjualan, pelayanan atau kedekatan dengan pasar.

4. Tidak disadarinya tekanan persaingan. Usaha baru sering gagal karena wiraswastawan tidak
memperhitungkan reaksi yang mungkin dilakukan pesaing, seperti potongan harga yang tinggi
dan diskon khusus kepada kepada para pengecer.

5. Keusangan produk yang terlalu cepat. Daur hidup dari produk baru cendrung menjadi semakin
pendek, pada banyak industri kemajuan teknologi begitu cepat sehingga produk baru cepat
menjadi usang sesudah ia diluncurkan.

6. Waktu memulai usaha baru tidak tepat. Pemilihan waktu yang salah untuk meluncurkan usaha
baru sering menyebabkan kegagalan komersial. Produk baru mungkin diperkenalkan sebelum
adanya keinginan riil pasar dan teknologi baru atau produk tersebut mungkin terlambat
diperkenalkan di pasar, ketika minat konsumen mulai menurun.

7. Kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak diprediksi, investasi yang
berlebihan pada aset tetap dan kesulitan keuangan yang berkait. Masalah finansial tersebut
merupakan salah satu penyebab kegagalan usaha baru.

C. Analisa Kelayakan Teknis.

1. Identifikasi Spesifikasi Teknis Penting Evaluasi gagasan usaha baru hendaknya dimulai
dengan identifikasi persyaratan teknis yang kritis terhadap pasar dan karenanya perlu untuk
memenuhi harapan dari pelanggan potensial.

Persyaratan teknis yang paling penting adalah:

a. Desain fungsional dari produk dan daya tarik penampilanya.

b. Fleksibelitas, memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk untuk memenuhi
permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan.

c. Daya tahan bahan baku produk.

d. Bisa diandalkan, kinerja produk seperti yang diharapkan pada kondisi operasi normal.

e. Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasi normal.

f. Daya guna yang bisa diterima.

g. Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah.

h. Standarisasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu.

i. Kemudahan untuk diproduksi dan diproses.

j. Kemudahan untuk ditangani.

2. Pengembangan dan Uji Coba Produk.


Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium, evaluasi
bahan baku alternatif dan fabrikasi model dan prototype untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap
pengujian hasil negatif dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyasuaian yang perlu.

D. Penilaian Peluang –peluang Pasar.

Para wiraswastawan selalu membutuhkan informasi dan pengetahuantentang pasar mereka.


Tujuan dari pemasaran adalah memenuhi permintaan pelanggan. Riset pasar adalah
pengumpulan pencatatan dan analisa secara sistematis atas informasi yang berkaitan dengan
pemasaran dan jasa.

Riset pasar dapat membantu :

> Menemukan pasar yang menguntungkan.

> Memilih produk yang dapat dijual.

> Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen.

> Meningkatkan teknik-teknik pemasaran yang lebih baik.

> Merencanakan sasaran yang realistik

1. Analisa Potensi Pasar.

Penentuan dan evaluasi potensi pasar dari usaha bisnis baru yang direncanakan hendaknya
dimulai dengan pengumpulan data-data yang relepan dengan pasar mengenai pelangan potensial,
motovasi pembeliannya, kebiasaan membeli, dan dampak perubahan dalam karakteristik produk
pada potensi pasar. Penelitian mengenai potensi pasar bagi usaha baru mungkin melibatkan
penilaian subyektif dan pribadi, dan tidak selalu ilmiah.

2. Identifikasi pasarpotensial

Langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengestimasi potensi pasar adalah:

a. Identifikasi pemakai akhir tertentu dari produk atau jasa.


b. Identifikasi segmen pasar pokok, yaitu:kategori pelangggan yang relatif homogen.

c. Menentukan atau memperkirakan volume pembelian potensial dalam tiap-tiap segmen pasar
dan volume total dari segala segmen.

3. Estimasi hubungan harga (biaya) – Volume.

Konsep teoritis mengenai hubungan antara tingkat harga tertentu dan tingkat penjualanya dikenal
sebagai elastisitas harga permintaan.Elastisitas ini mengukur kepekaan pembelian terhadap
harga. Jika penurunan kecil pada harga menyebabkan peningkatan besar pada volume produk
yang dijual, elastisitas harga permintaan adalah tinggi. Jika perubahan besar pada harga
menyebabkan perubahan kecil pada volumepenjualan, permintaan dikatakan sebagai tidak elastis
(inelastis)

4. Sumber Informasi Pasar.

Informasi yang diperlukan disini adalah informasi untuk mengestimasipeluang pasar dimasa
sekarang dan yang akan datang dari usaha baru.

Dua pendekatan untuk memperoleh data-data tersebut adalah:

a. Mengadakan sigi yang secara spesifik dirancang untuk mengumpulkaninformasi pada proyek
tertentu. Informasi yang dihasilkan dengan cara ini adalah data primer.

b. Menemukan data-data yang relevan yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah, seperti Biro
Pusat Statistik, Perbankan, Kadin, dan Biro Penelitian lainnya. Jenis informasi ini dinamakan
data sekunder.

5. Peranan uji coba pasar

Uji coba pasar mensyaratkan penelitian secara seksama dan evaluasioleh pelanggan potensial
terhadap produk yang ditawarkan. Metode yangdigunakan dalam uji coba pasar adalah
dipamerkan dalam pameranperdagangan, menjual pada sejumlah konsumen terbatas dan
menggunakanuji coba pasar dimana penerimaan calon pembeli bisa diamati dan dianalisis dari
dekat.

Uji coba pasar bisa memberi informasi penting sebagai berikut:

a. Volume penjualan, kemampuan mendatangkan laba yang mungkin ketikaproduk baru


dipasarkan secara besar-besaran.

b. Indikasi volume penjualan pada tingkat harga yang berbeda .

c. Indikasi berhasilnya strategi pemasaran tertentu.

d. Informasi mengenai pengaruh penting yang membuat konsumen ingin membeli produk
tersebut. Uji coba pasar juga memberikan kemungkinan peluang dalam pemasaran, distribusi dan
pelayanan. Proses uji coba mungkin juga mengungkapkan kelemahan atau kekurangan yang
memerlukan perubahan drastis atau bahkn munculnya gagasan usaha baru.

6. Arti Penting Studi Kelayakan Pasar.

Walaupun penilaian peluang pasar bagi usaha baru cendrung memakanwaktu, tugas yang rumit
adalah perlu bagi wiraswastawan untukmelakukan studi kelayakan pasar dari pada terjun
kedalam usaha barutanpa persiapan terlebih dahulu.

E. Analisa Kelayakan Finansial.

Analisis kelayakan finansial dari usaha baru memerlukan pemilihan alternatif untuk diterapkan.
Pendekatan analitis bagi masalah ini dipusatkan pada empat langkah dasar:

1. Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana-dana yangdibutuhkan untuk operasioanal.

2. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia serta biaya-biayanya,yaitu berupa pencarian
sumber dana dan biaya modal.

3. Penentuan aliran kas dimasa depan yang bisa diharapkan dari operasi dengan cara analisis
aliran kas pada selang waktu yang relatif singkat, biasanya bulanan.
4. Penentuan pengambilan yang diharapkan melalui analisa pengembalian dari investasi.

F. Penilaian Kemampuan Organisasi.

1. Penentuan Kebutuhan Personalia dan Perancangan Stuktur OrganisasiAwal Menentukan


Kebutuhan Personalia melalui:

a. Analisa beban kerja yang diantisipasi dan berbagai aktivitas yang perlu

b. Mengelompokan aktivitas tersebut kedalam seperangkat tugas yangbisa ditangani individu


secara efektif

c. Berbagi tugas dikategorisasikan untuk membentuk dasar dari struktur organisasi.

Sekali kisaran (range) dari aktifitas total yang dilakukan dan tingkat ketrampilan telah
diidentifikasi, berbagai aktifitas dikelompokkan kedalam tugas yang akan dilaksanakan pada
posisi individu-individu. Selanjutnya tingkat kemampuan profesional, latar belakang pendidikan
dan kwalifikasi lainya dispesifikasi bagi masing-masing posisi. Saling hubungan dari berbagai
posisi, pada susunan hirarkis bisa ditentukandari deskripsi posisi. Perlu diperharikan juga aspek–
aspek perancangan organisasional seperti rentang pengendalian manajemen yang bisa diterima
dan pemilahan fungsi lini dan staf. 2. Perbandingan kebutuhan dan Ketersediaan
Personalia.Perbandingan personalia yang dibutuhkan dan orang-orang kualified yangtersedia
bagi usaha baru menentukan kebutuhan staf. Pertanyaan yangharus dijawab adalah “Seberapa
sulitkah menyewa atau menarik orang-orang dengan ketrampilan yang dibutuhkan pada kondisi
organisasi yang baru ada?. Untuk menjawab pertanyaan ini harus dievaluasi kebutuhan usaha
baruuntuk menyewa dari luar.

Evaluasi ini hendaknya memperhitungkan bahwa kebutuhan personalia mungkin berubah ketika
usaha baru telah tumbuh dan mencapai tingkat kedewasaanya.

G. ANALISA PERSAINGAN.

Setiap bisnis usaha umumnya cendrung menghadapi dua jenis tekanan persaingan:

1. Persaingan langsung dari produk atau jasa yang identik denganproduk perusahaan itu pada
dasarnya sama.
2. Tekanan tidak langsung dari barang substitusi. Pendekatan pragmatis untuk menganalisa
tekanan persaingan dipusatkan pada tiga tugas :

a. Identifikasi persaingan pasar potensial.

b. Identifikasi berbagai strategi dan taktik yang digunakan pesaing dan dampak potensialnya
terhadap operasi usaha yang direncanakan.

c. Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha yangdirencanakan dan pengembangan


strategi yang disarankan pada penekananpada keuntungan tersebut.

Analisa ini mengungkapkan apakah usaha baru yang direncanakan memberikeuntungan


persaingan yang memadai pada produknya sehingga mampumenghadapi tekanan persaingan dari
pesaing langsung maupun tidak langsung.

Sumber :

galeriukm.web.id/artikel-usaha/evaluasi-kemajuan-usaha

freebahankuliah.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai