Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA DASAR

“KESETIMBANGAN KIMIA”

Disusun oleh :

Zuhriyan Wardhana
(1507112555)
Kelas C

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA S1
UNIVERSITAS RIAU
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT, atas nikmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dalam waktu yang telah ditentukan. Shalawat beriring salam tidak lupa juga buat nabi
besar Muhammad SAW, mudah-mudahan dengan selalu bershalawat kepadanya kita mendapat
syafaatnya di yaumil akhir nanti. amin ya rabbal ‘alamin.

Kemudian ucapan terima kasih disampaikan kepada segenap elemen yang telah membantu,
tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah KIMIA DASAR dengan
makalah yang berjudul “Kesetimbangan Kimia” dapat selesai pada waktunya.

Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan,
untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terima kasih.

Pekanbaru, Agustus 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar reaksi yang ada merupakan reaksi kesetimbangan, maka sangat penting
untuk memahami tentang reaksi kesetimbangan. Dengan pemahaman reaksi kesetimbangan
akan membantu untuk menyelesaikan perhitungan yang berhubungan dengan prinsip
kesetimbangan kimia tanpa harus menghafalkan rumus seperti tentang pH asam dan basa lemah,
hidrolisis, buffer, kesetimbangan kelarutan, pembentukan kompleks dan lain-lain. Suatu sistem
dikatakan setimbang jika dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama atau dengan
kata lain tidak terjadi perubahan dalam sistem yang setimbang. Salah satu indikator saat terjadi
kesetimbangan adalah tidak terjadi perubahan konsentrasi semua komponen yaitu reaktan dan
produk. Sebagai contoh adalah pelarutan padatan, sampai pada titik laju padatan yang terlarut
sama dengan padatan yang mengendap saat konsentrasi larutan jenuh tercapai. Kesetimbangan
kimia penting untuk menjelaskan peristiwa yang banyak terjadi secara alamiah dan berperan
penting dalam kaidah-kaidah pada proses industri kimia.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan dalam pembatan makalah ini ialah untuk mengetahui pengertian dari
kesetimbangan kimia, asas Le Chatelier, tetapan kesetimbangan, hubungan antara tetapan
kesetimbangan dan kesetimbangan parsial, faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan,
keadan kesetimbangan, dan arah proses kesetimbangan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesetimbangan

Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi
mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan
kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus
berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak
mengalami perubahan secara mikroskopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur).
Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase
yang sama ada dalam bentuk gas, larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua zat-zat
yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda dalam bentuk padat-gas,
padat-larutan. Dalam perhitungan kimia, sering kali dianggap bahwa suatu reaksi berlangsung
secara sempurna. Pada kenyataannya tidak demikian. Persamaan reaksi hanya menyatakan
hubungan jumlah (kuantitas) dari zat‐zat yang bereaksi dengan zat‐zat hasil reaksi secara
stoikiometri. Sedang kinetika serta termodinamika reaksi mempelajari berapa lama suatu reaksi
akan berlangsung dan ke arah mana yang paling mungkin terjadi. Dalam reaksi sederhana berikut
:
H2 + I2 2 HI
setelah campuran dibiarkan beberapa lama akan diperoleh susunan yang tetap. Berdasarkan
stoikiometri reaksi, 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol I2 menghasilkan 2 mol HI. Jika reaksi ini diikuti
dengan analisis komponen‐komponennya maka dapat dilihat bahwa konsentrasi H2 dan I2 makin
lama makin berkurang, sedangkan konsentrasi HI makin bertambah. Pada arah reaksi sebaliknya
terjadi penguraian HI, tiap 2 mol HI terurai menjadi masing – masing satu mol H2 dan I2. Proses
ini akan berlangsung demikian dengan perbandingan tiap pengurangan satu mol masing ‐ masing
reagen, menghasilkan dua mol produk, pada kondisi yang sama, atau sebaliknya sampai terjadi
kesetimbangan reaksi. Kesetimbangan ini akan terjadi jika jumlah pembentukan HI sama dengan
jumlah yang terurai.
Jenis reaksi kesetimbangan, antara lain :

1. Reaksi kesetimbangan dalam sistem homogen (serba sama), yang meliputi;


a. Kesetimbangan dalam fase gas-gas;
b. Kesetimbangan dalam fase larutan-larutan.
2. Reaksi kesetimbangan dalam sistem heterogen (serba berbeda); yang meliputi :
a. Kesetimbangan dalam sistem fase padat-gas;
b. Kesetimbangan dalam sistem fase padat-larutan.

Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam system terjadi
perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan sebaliknya. Sebagai contoh:

AB + CD AC + BD

Dalam kesetimbangan ini terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD, dan pada saat yang
sama, AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya, keempat zat pada sistem itu jumlahnya
mendekati konstan. Keadaan di mana reaksi berlangsung terus-menerus dan kecepatan
membentuk zat produk sama dengan kecepatan menguraikan zat pereaksi disebut
kesetimbangan dinamik. Reaksi kimia yang dapat balik (zat-zat produk dapat kembali menjadi
zat-zat semula) disebut reaksi reversibel.

Ciri-ciri kesetimbangan dinamis adalah:

1. Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang berlawanan.

2. Terjadi pada ruang tertutup, suhu, dan tekanan tetap.

3. Kecepatan reaksi ke arah produk (hasil reaksi) sama dengan kecepatan reaksi ke arah reaktan
(zat-zat pereaksi).

4. Tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu perubahan yang dapat dilihat, tetapi terjadi
perubahan mikroskopis, yaitu perubahan tingkat partikel (tidak dapat
dilihat).

5. Setiap komponen tetap ada.

Kesetimbangan Disosiasi

Penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana disebut disosiasi. Jika
reaksi disosiasi dapat balik, terbentuklah kesetimnbangan disosiasi. Reaksi disosiasi mengandung
atu jenis pereaksi, sedangkan hasil reaksinya dapat satu, dua, tiga, atau lebih senyawa atau unsur.

Kesetimbangan disosiasi dapat terjadi apabila pada mulanya system mengandung pereaksi,
dan kemudian terurai menjadi hasil reaksi. Dalam system masih terdapat pereaksi karena hanya
sebagian saja yang terdisosiasi (terurai). Bagian yang terdisosiasi ini disebut derajat disosiasi (α)

Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-
mula.

α = Jumlah mol pereaksi yang terurai

Jumlah mol mula-mula


Harga derajat disosiasi terletak
antara 0 dan 1, jika :

α = 0 maka tidak terjadi penguraian

α = 1 maka terjadi penguraian sempurna

0 < α < 1 maka disosiasi pada reaksi seimbang (disosiasi sebagian)

2.2 Asas Le Chatelier

Usaha untuk mengubah suhu, tekanan atau konsentrasi pereaksi dalam suatu sistem
dalam keadaan setimbang merangsang terjadinya reaksi yang mengembalikan kesetimbangan
pada sistem tersebut.
Secara stoikiometris, azas Le Chateleur, sangat erat berhubungan dengan koefisien untuk
tiap‐tiap komponen yang terlibat dalam reaksi. Koefisien reaksi menyatakan perbandingan
jumlah mol tiap‐tiap komponen yang terlibat dalam reaksi dan atau mengalami perubahan.
Dalam proses reaksi, komponen‐komponen akan mengalami pemecahan ataupun penggabungan
menjadi bentuk baru, yang secara kimia akan berbeda sifat. Jika reaksi kimia yang setimbang
menerima perubahan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi tersebut akan menuju pada
kesetimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu untuk mengatasi perubahan yang
diterima (melakukan reaksi sebagai respon terhadap perubahan yang diterima). Jadi, sebuah
sistem dalam kesetimbangan yang mengalami suatu tegangan akan beraksi sedemikian rupa
sehingga cenderung melawan pengaruh tersebut.
Meramalkan Arah Proses
Untuk mengetahui ke arah mana reaksi berlangsung, kita masukkan zat-zat yang tercampur
ke dalam rumus Kc, tetapi Kc diganti dengan lambang Qc atau koefisien reaksi,yaitu nisbah
konsentrasi-konsentrasi yang bentuknya sama dengan persamaan Kc.

[G]g [ H ]h ...
Q
[ A]a [ B]b ...

1. Jika Qc = Kc berarti campuran setimbang


2. Jika Qc > Kc berarti pembilang harus dikurangi atau penyebut diperbesar,reaksi spontan
kekiri.
3. Jika Qc < Kc berarti penyebut harus dikurangi atau pembilangnya harus diperbesar,reaksi
spontan kekiri.

2.3 Tetapan Kesetimbangan


Untuk reaksi umum:

aA + bB + …  gG + hH + …

Rumus tetapan kesetimbangan berbentuk :

[G] g [ H ] h ...
 Kc
[ A] a [ B]b ...

Pembilang adalah hasil kali konsentrasi spesies-spesies yang ditulis di sebelah kanan
persamaan ([G], [H] …) masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien dalam
persamaan reaksi yang setara (g, h …). Penyebut adalah hasil kali konsentrasi spesies-spesies
yang ditulis di sebelah kiri persamaan ([A]. [B] ..) juga setiap konsentrasi dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya (a, b, …). Nilai numerik tetapan kesetimbangan Kc sangat tergantung pada
jenis reaksi dan suhu.

2.4 Hubungan Kc dan Kp

Tetapan kesetimbangan pada suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya
tetap pada suhu tertentu, artinya setiap reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan
yang cenderung tidak sama dengan reaksi yang lain meskipun suhunya sama dan untuk suatu
reaksi yang sama harga K akan berubah jika suhunya berubah. Tetapan kesetimbangan
konsentrasi (Kc) : reaksi kesetimbangan N2(g) + 3H2(g) <--> 2NH3(g) maka, Kc =
([NH3]/[N2][H2])koefisien .

Tetapan kesetimbangan tekanan (Kp) : suatu reakasi kesetimbangan N2(g) + 3H2(g) <--> 2NH3(g)
maka harga Kp = [(P NH3)/(P N2)(P H2)]pangkat koefisien. Di mana tekanan parsial gas = jumlah
mol gas/jumlah mol total* tekanan total. Hubungan antara Kp dengan Kc yaitu Kp = Kc(RT)n, di
mana :

Kp = tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan tekanan parsial

Kc = tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi


T = suhu reaksi (K)

R = 0,082 atm L/ mol K

n = jumlah koefisien ruas kanan - jumlah koefisien ruas kiri.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan

 Konsentrasi

Jika konsentrasinya diperbesar pada salah satu zat, maka reaksi bergeser dari arah zat tersebut,
sedangkan bila konsentrasinya diperkecil maka reaksi akan bergeser ke arah zat tersebut.

Contoh reaksi :

A+B C

Bila A ditambah artinya konsentrasinya diperbesar, sehingga “jika diberi, dia akan memberi”
maka terjadi pergeseran ke kanan sehingga C banyak.

Bila B diambil (dipisah) artinya memperkecil konsentrasi B sehingga “jika diambil, dia akan
mengambil” maka reaksi bergeser ke kiri sehingga C berkurang.

 Tekanan

Perubahan tekanan hanya berpengaruh pada sistem gas, fase padat dan cair pengaruh tekanan
diabaikan. Berdasarkan hukum boyle bila tekanan gas diperbesar maka volumenya diperkecil,
sedangkan bila tekanan gas diperkecil maka volume gas diperbesar, berdasarkan persamaan gas
ideal PV = nRT bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas. jika mol gas bertambah
maka tekanan akan membesar, sebaliknya bila jumlah mol gas berkurang maka tekanan akan
menjadi kecil. Dengan demikian jika tekanan diperbesar maka reaksi akan bergeser ke arah
jumlah mol gas yang lebih kecil dan juga sebaliknya.

 Suhu
Umumnya tetapan kesetimbangan suatu reaksi tergantung pada suhu. Jika suhu dinaikkan maka
reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm, sedangkan jika suhu diturunkan maka reaksi akan
bergeser ke arah eksoterm.

Contoh Reaksi :

2 NH3 N2 + 3 H2 ΔH = +92 Kj

Jika suhu dinaikkan reaksi bergeser ke kanan (NH3 banyak terurai), jika suhu diturunkan akan
bergeser ke kiri.

 Katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tapi tidak ikut bereaksi. Katalis hanya berfungsi
untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan kimia. Katalis dalam reaksi dapat balik dapat
mempercepat reaksi baik ke kanan atau ke kiri. Keadaan kesetimbangan tercapai lebih cepat
tetapi tidak mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies yang bereaksi. Peranan katalis
adalah mengubah mekanisme reaksi agar tercapai energi aktivasi yang lebih rendah. Keadaan
kesetimbangan tidak bergantung pada mekanisme reaksi. Sehingga tetapan kesetimbangan yang
diturunkan secara kinetik tidak dipengaruhi oleh mekanisme yang dipilih. Jika kecepatan reaksi
maju = kecepatan reaksi balik, maka katalis berhenti berfungsi.

2.6 Keadaan Kesetimbangan

Reaksi Umum :

mA + nB pC + qD

 Pembentukan zat diruas kanan (reaksi maju) selalu disertai pembentukan kembali zat diruas
kiri (reaksi balik).

 Reaksi terus berlangsung dua arah.


 Pada keadaan setimbang konsentrasi zat baik ruas kiri maupun kanan berada dalam keadaan
tetap.

 Hubungan konsentrasi zat pada keadaan setimbang :

mA + nB pC + qD maka,

K = [C]p [D]q

[A]m [B]n

Keterangan :

K = tetapan kesetimbangan

[A] = konsentrasi A pada kesetimbangan = mol / volume

[B] = konsentrasi B pada kesetimbangan = mol / volume

[C] = konsentrasi C pada kesetimbangan = mol / volume

[D] = konsentrasi Dpada kesetimbangan = mol / volume

Harga K (kesetimbangan) menunjukkan banyaknya hasil reaksi (zat ruas kanan) yang dapat
terbentuk pada suatu reaksi kesetimbangan. Harga K besar artinya bahwa zat ruas kanan banyak
terbentuk. Harga K kecil artinya zat di ruas kiri sedikit terurai.

2.7 Hukum Kesetimbangan

Hukum Guldberg Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali
dan Wange: konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi
pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.

Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.


Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B « c C + d D maka:
Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b

Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.

Beberapa hal yang harus diperhatikan :

- Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan
dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab
konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.

Contoh: C(s) + CO2(g) « 2CO(g)

Kc = (CO)2 / (CO2)

- Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan K c
hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.

Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) « Zn2+(aq) + Cu(s)

Kc = (Zn2+) / (CO2+)

- Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu
reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam
perhitungan Kc.

Contoh: CH3COO-(aq) + H2O(l) « CH3COOH(aq) + OH-(aq)

Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesetimbangan kimia terjadi pada saat reaksi timbal balik di sebuah sistem tertutup. Tidak
ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari sistem itu selain energi. Pada kesetimbangan,
jumlah dari segala sesuatu yang ada di dalam campuran tetap sama walaupun reaksi terus
berjalan. Ini dimungkinkan karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama. Apabila mengubah
keadaan sedemikian rupa sehingga mengubah kecepatan relatif reaksi ke kanan dan ke kiri, maka
harus mengubah posisi kesetimbangan, karena faktor telah diubah dari sistem itu sendiri..

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah, hendaknya penulis lebih teliti dengan bahan-bahan yang
dijadikan referensi. Terkadang bahan referensi tersebut kurang efektif dalam pemakaian kata-
katanya atau kalimat-kalimatnya. Oleh karena itu, penulis harus bisa menyeleksi bahan-bahan
informasi yang akan digunakannya sebagai referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Bse. 2010. KIMIA SMA. Jakarta : Depdiknas.

Firman, Harry. 1997. Kimia I Edisi Revisi 3. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Petrucci, Ralph. H, dkk. 2007. Kimia Dasar, Prinsip - Prinsip, dan Aplikasi Modern. Terjemahan Suminar.
Jakarta : Erlangga.

Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca Exact

Anda mungkin juga menyukai