Anda di halaman 1dari 14

Ekonomi Hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan "Banyak industri yang tidak menganggarkan perbaruan teknologi,"

kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi ujarnya, dalam pembukaan Tropical Landscapes Summit bertajuk A
risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi Hijau juga berarti Global Investment Opportunity 2015.
perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon Tantangan selanjutnya, kata dia, masih rendahnya kualitas Sumber
dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan Daya Manusia (SDM). Sehingga, penerapan ekonomi hijau belum
berkeadilan sosial.[1] Sedangkan ekonomi hijau ekologis merupakan bisa diimplementasikan dengan maksimal.
sebuah model pembangunan ekonomi yang berlandaskan "Selain itu, insentif kurang dari pemerintah. Hal itu dibutuhkan
pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis. untuk berkompetisi dengan ekonomi konvensional," tambahnya.
Ciri ekonomi hijau yang paling membedakan dari rezim ekonomi Pemerintah, menurutnya, terus mendobrak tantangan tersebut
lainnya adalah penilaian langsung kepada modal alami dan jasa dengan berbagai kebijakan. Insentif fiskal maupun non fiskal
ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana biaya diklaim telah tersedia saat ini.
yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan Insentif fiskal yang di sediakan, antara lain, pembebasan pajak
dihitung sebagai kewajiban, kesatuan yang tidak membahayakan atau dalam periode tertentu atau tax holiday, bagi lima sektor industri
mengabaikan aset. Untuk tinjauan umum tentang kebijakan pionir.
pembangunan lingkungan internasional yang menuju ke laporan "Tax holiday, 5-10 tahun untuk lima industri pionir
Ekonomi Hijau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa termasuk biofuel," ujarnya.
(UNEP), lihat Runnals (2011).[2] Ada pula, lanjut Franky, keringanan pajak atau tax allowance untuk
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Hijau industri-industri yang memperbesar investasinya di Indonesia.
Fasilitas itu juga diberikan untuk perusahaan yang melakukan
Tantangan dan Peluang Ekonomi Hijau di Indonesia transfer teknologi.
VIVA.co.id - Indonesia terus mendorong perkembangan ekonomi Sementara itu, untuk insentif non fiskal, BKPM telah
hijau dalam menjaring investasi. Namun, ada sejumlah tantangan mengembangkan pelayanan satu pintu untuk perizinan investasi.
yang harus dihadapi pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut. Diharapkan dengan upaya tersebut, bisa mempermudah investasi
Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, Senin, yang masuk.
27 April 2015 memaparkan, tantangan tersebut antara lain, masih Pemeritah juga akan membangun zona ekonomi khusus baru. Agar
banyaknya industri yang menggunakan teknologi tua. diharapkan perkembangan ekonomi bisa merata.
Kemampuan industri dalam mengembangkan teknologinya juga "Izin pekerja asing juga bisa dilakukan di BKPM," tambahnya.
masih terbatas.
Lebih lanjut, menurut Franky, saat ini ada sekitar tujuh sektor yang tersebut memerlukan kebijakan kelembagaan yang spesifik dan harus
memiliki potensi besar di Indonesia. Antara lain, agrikultur, melekat pada kegiatan green economy.
perikanan, kehutanan dan energi terbarukan. Sehubungan dengan itu semua, maka ekonomi hijau secara singkat
"Selama lima tahun terakhir, realaisasi dalam tujuh potensi itu dicirikan sebagai:
sebesar US$41 miliar, dan pertumbuhan tahunannya 20-24 persen," peningkatan investasi hijau; peningkatan kuantitas dan kualitas
ungkapnya. lapangan pekerjaan pada sektor hijau; peningkatan pangsa sektor
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/618907-tantangan-dan-peluang- hijau; penurunan energi/sumberdaya yang digunakan dalam setiap
ekonomi-hijau-di-indonesia unit produksi; penurunan CO2 dan tingkat polusi per GDP yang
dihasilkan; serta (vi) penurunan konsumsi yang menghasilkan
KONSEP EKONOMI HIJAU (GREEN ECONOMICS) sampah (decrease in wasteful consumption).
Pada Oktober 2008, UNEP mencetuskan gagasan mengenai “Green Selanjutnya, untuk memberikan contoh-contoh riil penerapan konsep
Economy” dalam rangka mendukung upaya penurunan emisi gas ekonomi hijau, dalam berbagai literatur tentang ekonomi hijau
rumah kaca. Gagasan “green economy” tersebut bertujuan disebutkan paling tidak terdapat 11 (sebelas) sektor yang berkaitan
memberikan peluang yang besar bagaimana upaya memanfaatkan dengan ekonomi hijau, yaitu pertanian, bangunan, perkotaan, energi,
konsepsi “green economy” dalam rangka menunjang pelaksanaan perikanan, kehutanan, industri pengolahan/manufakturing,
pembangunan yang berorientasi pada aspek lingkungan dan pariwisata, transportasi, limbah, dan air. Kesebelas sektor ini sangat
ekosistem. penting untuk membentuk atau menentukan terjadinya ekonomi hijau
Dengan demikian, Green Economy merupakan suatu alat/sarana yang di suatu negara. Kekeliruan dalam pengembangan di dalam
diharapkan mampu memberikan tiga keluaran, yaitu sektorsektor ini dan keterkaitan diantaranya akan berpengaruh besar
1) adanya sumber-sumber penghasilan serta lapangan pekerjaan yang terhadap proses pembentukan ekonomi hijau di suatu negara.
baru; Pertanian merupakan sektor memegang peranan penting dalam
2) emisi karbon yang rendah, mengurangi penggunaan sumber daya membentuk ekonomi hijau, karena dari sektor inilah sumber pangan
alam, dan mengurangi peningkatan polusi dan limbah; serta diproduksi. Sektor pertanian ini menyerap sebagian besar tenaga kerja
3) memberikan kontribusi untuk tujuan sosial yang lebih luas melalui dan menjadi sumber pendapatan, baik secara rata-rata di suatu negara
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, kesetaraan sosial, dan maupun secara global. Dengan demikian, pengelolaan pertanian yang
pengurangan kemiskinan, meskipun tujuan sosial tersebut berkelanjutan (sustainable farming) akan membentuk atau berperan
kadangkadang tidak terjadi secara otomatis. Namun, tujuan sosial besar dalam pembentukan ekonomi hijau di suatu negara. Hal lain
yang lebih penting lagi, adalah bahwa komposisi kemiskinan dalam
sektor pertanian juga sangat besar, sehingga pembentukan sustainable meningkat, hal ini akan mendorong pencarian dan penggunaan
farming akan menjadi peluang baru sebagai sarana menurunkan sumber energi dari berbagai sumber, baik sumber energi yang
kemiskinan di sektor pertanian. terbarukan maupun tidak terbarukan. Dengan demikian, dengan
Bangunan merupakan bagian penting, karena sektor bangunan mengetahui jumlah konsumsi energi tersebut hal ini akan dapat
(biuildings) mendominasi dalam konsumsi energi, baik bangunan memperkirakan adanya sejauhmana peningkatan emisi dari energi
publik, swasta dan perkantoran, maupun rumah tangga. Jumlah dan dampak lingkungan lainnya akibat eksploitasi sumberdaya
bangunan dan industri real estate cenderung tumbuh seiring dengan energi, apabila hal tersebut tidak direncanakan dengan baik.
pertumbuhan populasi dalam suatu negara. Konsumsi lahan dan air Perikanan. Sebagai salah satu sumber pangan, peningkatan populasi
yang perlu disediakan menjadi faktor penentu dari pertumbuhan penduduk akan menuntut eksploitasi sumberdaya perikanan yang
bangunan. Dengan demikian, desain bangunan hijau (green terus meningkat. Kelangsungan ketersediaan sumberdaya perikanan
buildings) menjadi bagian penting pula dalam membentuk ekonomi perlu dijaga dengan baik, baik melalui eksploitasi yang sesuai
hijau di suatu negara. pertumbuhan (maximum sustainable yield) maupun menggunakan
Perkotaan. Sejalan dengan pertumbuhan bangunan, maka cara-cara penangkapan yang lestari, seperti adanya upaya restocking,
perkembangan perkotaan merupakan trend yang terus meningkat di dan pemeliharaan ekosistem laut. Terkait dengan ekosistem laut,
berbagai negara. Urbanisasi/perkembangan perkotaan di dunia juga pengendalian polusi yang berasal dari sungai menjadi sangat penting
menuntut tidak hanya akan kebutuhan penyediaan lahan, namun juga untuk menjaga ekosistem laut agar baik kebersihan dan keamanan
air dimana apabila tidak direncanakan dengan baik akan mengganggu untuk kehidupan ikan.
kualitas hidup dan kelangsungan kehidupan. Perkembangan Kehutanan. Dalam kaitan dengan ekonomi hijau, jumlah dan
perkotaan juga menuntut adanya peningkatan transportasi, konsumsi kualitas hutan sangat penting untuk dipelihara, dalam rangka menjaga
energi, dan infrastruktur lainnya. Selain itu, seiring dengan keseimbangan ekosistem dan daya dukung fisik lahan serta menjaga
berkembangnya masyarakat kelas menengah, perkembangan biodiversitas yang ada di dalamnya. Hutan sebagai penjaga
perkotaan terus dituntut untuk misalnya berbagai kebutuhan sumberdaya air dan juga fungsi konservasi dan jasa lingkungan
konsumsi dan fasilitas perkotaan baik dalam aspek kualitas maupun lainnya menjadi faktor yang sangat penting untuk menentukan
kuantitasnya. terbentuknya ekonomi hijau, termasuk pembentukan komoditas
Energi. Seiring dengan berkembangnya jumlah populasi dunia, yang karbon untuk “ditransaksikan” di kemudian hari. Dengan demikian,
lebih dari 7 miliar penduduk, kebutuhan energi baik untuk komoditas penggunaan lahan hutan untuk kegiatan pertanian, pertambangan, dan
konsumsi maupun fasilitas kehidupan terus semakin bertambah baik pemanfaatan kegiatan lainnya perlu dijaga melalui tata ruang yang
dari kuantitas dan kualitasnya. Penyediaan energy yang terus ketat dan konsisten. Potensi hutan selama ini hanya memfokuskan
pada hasil produk kayu dan belum memperhatikan akan manfaat nilai dan ditumbuhkan sebagai komponen ekonomi hijau. Alam dan
jasa lingkungan dan nilai biodiversitas yang ada. Padahal, jasa ekosistemnya merupakan sumber kekayaan yang akan menjadi daya
lingkungan dan nilai biodiversitas dapat dijadikan sebagai salah satu tarik tourism, termasuk di dalamnya kekayaan biodiversitas sebagai
sumber pendapatan baik negara, daerah maupun masyarakat yang kekayaan yang unik dan spesifik lokasi alam. Pola pengelolaan
sangat strategis dan bahkan dapat dikembangkan sejalan dengan kekayaan alam seperti pariwisata ekologi, wisata keanekaragaman
pembentukan ekonomi hijau. hayati, dan bahkan wisata ilmiah yang terkait dengan upaya
Industri pengolahan/manufakturing. Peningkatan populasi dan mempelajari kekayaan keanekaragaman hayati di tempatnya (in-situ)
kebutuhan hidup baik secara kuantitas maupun kualitas akan merupakan potensi yang belum tergali dan dikelola dengan baik.
mendorong pertumbuhan industri manufakturing. Selain hal itu akan Transportasi merupakan bidang yang sangat penting untuk dapat
meningkatkan kebutuhan bahan baku untuk industri manufacturing dikelola dengan baik. Jumlah populasi penduduk yang terus
melalui pemanfaatan sumberdaya alam yang ada, pertumbuhan berkembang dan tingkat mobilitas penduduk dalam frekuensi dan
industri manufakturing akan berpotensi menimbulkan polusi apabila jarak yang semakin meningkat memerlukan layanan transportasi yang
tidak dijaga dengan baik melalui prinsip-prinsip keberlanjutan. besar jumlahnya dan tinggi frekuensinya. Peningkatan kebutuhan
Pengembangan industri yang menggunakan sumberdaya alam secara konsumsi masyarakat serta berkembangnya sektor yang memerlukan
lebih efisien, termasuk konsumsi energi dan bahkan energi bersih mobilitas, misalnya pariwisata dan sektor produksi lain menuntut
akan sangat berkontribusi pada pembentukan ekonomi hijau. Dalam sistem transportasi yang efisien dan bersih. Peningkatan frekuensi
kaitan dengan pengembangan industri, potensi yang besar dari mobilitas penduduk memerlukan sumberdaya energi yang harus
kekayaan biodiversitas dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dipersiapkan dalam menunjang transportasi serta jenis transportasi
sebagai bahan baru dalam pengobatan (bio-farmaka) maupun bahan yang ramah lingkungan. Transportasi harus dapat dikelola dengan
baru yang lebih mengarah pada produkproduk yang ramah baik dan sesuai dengan tuntutan kelestarian lingkungan dan
lingkungan (bio-prospecting). Potensi kekayaan biodivesitas itu dapat ekosistem. Pengembangan sistem transportasi yang ramah
dijadikan sumber pendapatan baru bagi penerimaan negara dengan lingkungan dapat juga terkait dengan tata kota dan tata ruang secara
syarat bahwa pemanfaatan biodiversitas itu tetap dilandasi dengan lebih luas. Oleh karena itu, pengembangan penataan perkotaan dan
prinsip-prinsip keberlanjutan melalui pemeliharaan sumberdaya alam hubungan urban-rural serta antar wilayah perlu dikembangkan secara
dan lingkungan ke arah yang lebih baik dan ramah lingkungan. terpadu dengan berbagai sektor lain, mengingat transportasi
Pariwisata selama ini masih terbatas pada pemanfaatan sumber daya diperlukan hampir di semua sektor penting di dalam ekonomi hijau.
yang terkait dengan kekayaan sight (pemandangan) keindahan alam. Limbah. Sejalan dengan perkembangan seluruh kegiatan di dalam
Di masa depan, pariwisata mempunyai banyak peluang untuk dikelola sektor-sektor di atas, hal ini akan berimplikasi pada meningkatnya
produksi limbah, baik jumlah maupun jenis dan kulitas limbah yang diperhitungkan dan dijaga dengan baik, agar alam tetap menghasilkan
dihasilkan. Pengelolaan dan pengaturan pengeluaran limbah perlu air dalam jumlah dan kualitas yang dibutuhkan. Selain itu, alam juga
ditetapkan sejak awal pada setiap kegiatan baik ekonomi maupun memiliki kemampuan untuk mendaur ulang atau menjaga siklus air
sosial. Penetapan pengelolaan dan pengaturan hasil limbah ini akan sehingga jumlah air yang dihasilkan dapat dijaga secara antar waktu
sangat membantu tidak saja terkait dengan perhitungan biaya dan antar tempat. Sehubungan dengan itu, keseimbangan keberadaan
pengelolaannya, namun juga terkait dengan penggunaan sumber dan eksistensi kesebelas sektor di atas termasuk air, yang menjadi
alam\ secara efisien dan hemat, terutama yang terkait dengan penyedia air, pengkonsumsi air, dan berpotensi sebagai pencemar air,
sumberdaya alam yang tidak terbarukan. Pemanfaatan sumber daya sangat penting untuk membentuk dan menyambungkan adanya
alam secara hemat perlu terus dilakukan mengingat masa produksi ekonomi hijau yang lestari.
sumber daya alam yang tidak terbarukan memiliki masa yang sangat Uraian di atas menggambarkan pentingnya masing-masing sektor
panjang. Penggunaan sumberdaya alam (ekstraksi) yang terlalu cepat untuk pembentukan atau pengembangan ekonomi hijau. Hal yang
dan tidak efisien, tidak saja akan menghasilkan limbah yang besar dan lebih penting lagi adalah keterpaduan seluruh sektor tersebut untuk
mungkin tidak ramah lingkungan namun juga hal tersebut akan membentuk keseimbangan terhadap alam dan ekosistem serta
menghabiskan bahan dalam waktu pendek. Penggunaan sumberdaya keberlanjutan fungsinya. Selanjutnya untu mengelola dan
alam tersebut tentu saja tidak memperhatikan aspek keberlanjutan dan mengembangkan potensi yang timbul dari semua sektor
juga tidak sejalan dengan kaidah pembentukkan ekonomi hijau secara dibutuhkannya adanya profesi atau keahlian baru profesi hijau (green
baik. jobs) di semua sektor tersebut. Dari sisi makro, banyaknya
Air. Alam yang menjadi penghasil sekaligus tempat membuang air kesempatan baru tersebut juga memungkinkan timbulnya sumber
perlu dijaga keseimbangannya. Hutan sebagai sumber mata air perlu pendapatan baru yang berasal dari perluasan sektor atau kegiatan
dijaga agar hutan mampu menghasilkan jumlah air dalam rangka dalam sektor yang selama ini belum ada, baik bagi masyarakat dan
memenuhi kebutuhan manusia. Perkembangan populasi penduduk negara.
dan konsumsi air perlu didukung dengan adanya pemeliharaan 2.2 PENGALAMAN BEBERAPA NEGARA DALAM MEMULAI
sumber mata air alam yang baik. Sementara itu, kebutuhan akan ruang EKONOMI HIJAU
cenderung menghilangkan sumber mata air dan daerah resapan air Dengan masih “kenyalnya” definisi ekonomi hijau, sampai saat ini
dimana kedua lokasi tersebut yang bisa dianggap sebagai tempat yang belum ada satu negarapun yang secara komprehensif telah
mampu menjaga siklus air agar dapat terpelihara secara seimbang menerapkan konsep ekonomi hijau. Meskipun demikian, beberapa
sepanjang waktu dan sepanjang tempat (space). Untuk itu, penataan negara sudah mulai melakukan langkah-langkah untuk
ruang dan penjagaan keseimbangan fisik muka lahan perlu
“menghijaukan” pembangunan di berbagai bidang, seperti di Cina, mengharuskan perusahaan energi yang menyediakan energi dengan
Kenya, India dan terakhir adalah Korea Selatan. sistem grid membeli sumber daya listrik dari produsen renewable
Cina energy pada harga yang ditetapkan. Dengan cara ini, produsen listrik
memulai pembentukan ekonomi hijau melalui akan mendapatkan harga yang pasti dan penyedia untuk
pengembangan renewable energy. Pada akhir tahun 2005, Pemerintah produsen renewable energy juga mendapatkan harga yang pasti dan
Cina mengeluarkan undang-undang renewable energy sebagai dapat menutupi biaya produksinya. Pengembangan FIT ini
kerangka utama untuk pembangunan sektor berkelanjutan. bermanfaat untuk: (i) memfasilitasi adanya jaminan investasi dan
Pemerintah Cina menawarkan insentif keuangan untuk mendukung stabilitas pasar untuk investor; (ii) menurunkan biaya transaksi dan
terbentuknya proyek renewable energy, khususnya energi dari tenaga proses tender yang panjang; (iii) mendorong produsen energi untuk
angin dan tenaga surya/matahari. Dukungan lain yang diberikan oleh merencanakan pengembangan energi secara hati-hati dan efisien.
Pemerintah Cina adalah melalui pembentukan joint venture dan Fasilitas ini disediakan dalam jangka waktu 20 tahun dalam rangka
keharusan menggunakan mesin tenaga angin produksi dalam negeri. memberikan kelonggaran waktu yang cukup untuk
Pendanaan khusus disediakan untuk penelitian serta penyediaan dana pengembangan renewable energy di Kenya.
untuk renewable energy diberikan (renewable energy fund) untuk Brazil.
subsidi bunga dan pengurangan pajak atas pengembangan renewable Kota Curitiba, salah satu ibukota negara bagian di Brazil melakukan
energy. Selain itu, penyedia energi grid diharuskan membeli dari pengembangan ekonomi hijau yang dimulai melalui pengelolaan tata
produsen renewable energy yang sudah terdaftar. Sebagai hasil dari kota dan system transportasi perkotaan. Penataan kota dimulai dengan
kebijakan ini, Cina telah berhasil mengembangkan kombinasi pengaturan zona pemanfaatan ruang dan pengelolaan
industry renewable energy senilai 17 milyar dollar Amerika dan transportasi dilaksanakan dengan cara melalui menjauhkan tempat
menambah kesempatan kerja sebanyak 1,5 juta orang di industri permukiman dari pusat kota. Selain itu, wilayah-wilayah yang terkena
energi tenaga biomassa dan tenaga angin. Untuk tahun 2009 saja banjir juga dialihkan
jumlah kesempatan kerja baru dari ketiga industri tersebut adalah sesuai dengan tuntutan kelestarian lingkungan dan ekosistem.
sebesar 300 ribu orang. Pengembangan sistem transportasi yang ramah lingkungan dapat juga
Kenya. terkait dengan tata kota dan tata ruang secara lebih luas. Oleh karena
Pemerintah Kenya yang semula sangat tergantung pada sumber itu, pengembangan penataan perkotaan dan hubungan urban-rural
energy minyak bumi yang diimpor dan biomasa akhir-akhir ini, serta antar wilayah perlu dikembangkan secara terpadu dengan
berusaha keras untuk mengembangkan renewable energy. Pada tahun berbagai sektor lain, mengingat transportasi diperlukan hampir di
2008, Pemerintah Kenya menerapkan Feedin Tariff (FIT) yang semua sektor penting di dalam ekonomi hijau.
Limbah. lokasi tersebut yang bisa dianggap sebagai tempat yang mampu
Sejalan dengan perkembangan seluruh kegiatan di dalam sektor- menjaga siklus air agar dapat terpelihara secara seimbang sepanjang
sektor di atas, hal ini akan berimplikasi pada meningkatnya produksi waktu dan sepanjang tempat (space). Untuk itu, penataan ruang dan
limbah, baik jumlah maupun jenis dan kulitas limbah yang dihasilkan. penjagaan keseimbangan fisik muka lahan perlu diperhitungkan dan
Pengelolaan dan pengaturan pengeluaran limbah perlu ditetapkan dijaga dengan baik, agar alam tetap menghasilkan air dalam jumlah
sejak awal pada setiap kegiatan baik ekonomi maupun sosial. dan kualitas yang dibutuhkan. Selain itu, alam juga memiliki
Penetapan pengelolaan dan pengaturan hasil limbah ini akan sangat kemampuan untuk mendaur ulang atau menjaga siklus air sehingga
membantu tidak saja terkait dengan perhitungan biaya jumlah air yang dihasilkan dapat dijaga secara antar waktu dan antar
pengelolaannya, namun juga terkait dengan penggunaan sumber tempat. Sehubungan dengan itu, keseimbangan keberadaan dan
alam\ secara efisien dan hemat, terutama yang terkait dengan eksistensi kesebelas sektor di atas termasuk air, yang menjadi
sumberdaya alam yang tidak terbarukan. Pemanfaatan sumber daya penyedia air, pengkonsumsi air, dan berpotensi sebagai pencemar air,
alam secara hemat perlu terus dilakukan mengingat masa produksi sangat penting untuk membentuk dan menyambungkan adanya
sumber daya alam yang tidak terbarukan memiliki masa yang sangat ekonomi hijau yang lestari.
panjang. Penggunaan sumberdaya alam (ekstraksi) yang terlalu cepat Uraian di atas menggambarkan pentingnya masing-masing sektor
dan tidak efisien, tidak saja akan menghasilkan limbah yang besar dan untuk pembentukan atau pengembangan menjadi daerah hijau, dalam
mungkin tidak ramah lingkungan namun juga hal tersebut akan rangka menjaga keseimbangan antara kepadatan dan jasa lingkungan
menghabiskan bahan dalam waktu pendek. Penggunaan sumberdaya hijau. Prinsip penataan kota yang dituju adalah perencanaan yang
alam tersebut tentu saja tidak memperhatikan aspek keberlanjutan dan “pintar” agar dapat menghemat biaya di kemudian hari,
juga tidak sejalan dengan kaidah pembentukkan ekonomi hijau secara meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas hidup masyarakat
baik. di perkotaan.
Air. India.
Alam yang menjadi penghasil sekaligus tempat membuang air perlu India kegiatan ekonomi hijau dimulai dengan melakukan
dijaga keseimbangannya. Hutan sebagai sumber mata air perlu dijaga investasiinfrastruktur perdesaan secara ekologis. Yang dimaksud
agar hutan mampu menghasilkan jumlah air dalam rangka memenuhi dengan ekonomi hijau adalah memperkuat pengelolaan sumberdaya
kebutuhan manusia. Perkembangan populasi penduduk dan konsumsi alam di perdesaan, dengan membiayai kegiatan infrastruktur untuk
air perlu didukung dengan adanya pemeliharaan sumber mata air alam mengatasi masalah kekeringan dan erosi melalui upaya konservasi
yang baik. Sementara itu, kebutuhan akan ruang cenderung ekosistem sumberdaya alam yang selama ini menjadi sumber
menghilangkan sumber mata air dan daerah resapan air dimana kedua penghidupan masyarakat. Ketersediaan air dan konservasi
sumberdaya air sangat penting bagi kehidupan perdesaan dan untuk biosolar sudah dilakukan. Selain itu, penggunaan energi
perkotaan serta mengamankan ketahanan pangan. Dalam kurun terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan public
waktu tahun 2005-2008 telah dilakukan sebanyak 850 ribu kegiatan melalui pengembangan mikro-hidro skala masyarakat, serta
infrastruktur sumberdaya air dan diperkirakan dapat melestarikan 5 penggunaan listrik tenaga surya untuk rumah tangga maupun lampu
juta liter air dan meningkatkan 25 persen kesempatan kerja di jalan sudah diterapkan di berbagai daerah. Penggunaan gas sebagai
perdesaan. langkah mendukung gerakan ekonomi hijau untuk kendaraan umum
Green Growth Korea. juga sudah dimulai. Langkah secara terpadu dalam menerapkan
Pendekatan yang lebih konkrit dalam menentukan kegiatan ekonomi ekonomi hijau, mulai dilakukan dengan dikenalkannya Komitmen
hijau di Korea pelaksanaannya dilakukan dengan dukungan dari Presiden dalam rangka menurunkan emisi GRK sebesar 26 persen
Green Growth Institute. Korea mencanangkan komitmen untuk pada tahun 2020, dari business as usual saat ini. Komitmen tersebut
membentuk green growth melalui Low Carbon, Green kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK
Growth sebagaimana telah ditetapkan dalam visi nasional pada sebagaimana telah diterbitkan pada bulan September tahun 2011. Saat
Agustus 2008. Melalui low carbon green ini Korea ingin tetap ini, Rencana Aksi ini sedang disosialisasikan ke daerah-daerah dalam
melakukan pertumbuhan ekonomi dan sekaligus menangani rangka mendorong tersusunnya Rencana Aksi Daerah Penurunan
perubahan iklim. Langkah yang dilakukan oleh Korea adalah Emisi GRK. RAD GRK diharapkan akan selesai pada akhir
menyusun Basic Act on Green Growth sebagai bagian dari Rencana tahun2012, dan diharapkan kerangka pelaksanaan penurunan emisi
Pembangunan Lima Tahunan dan akan mengalokasikan 2 (dua) GRK dari pusat sampai ke daerah juga sudah tersedia. Dengan adanya
persen dari GDP setiap tahun untuk penerapan green growth. Selain RAD GRK ini, kegiatan-kegiatan yang sudah dimulai di berbagai
tekad tersebut di atas, Korea Selatan juga melakukan penyadaran sector.
(awareness) ke seluruh lapisan masyarakat dan menyediakan insentif
dan disinsentif melalui kebijakan carbon pricing dan tax. 2.3 PENERAPAN EKONOMI HIJAU
Indonesia. Untuk melakukan perubahan dari kondisi ekonomi yang ada saat ini
Di Indonesia sudah banyak langkah konkrit yang dilakukan oleh ke ekonomi hijau, perlu dilakukan secara menyeluruh namun secara
berbagai sektor untuk mendukung pelaksanaan ekonomi hijau. bertahap. Pentahapan diperlukan karena perbaikan yang sifatnya
Berbagai kegiatan dalam bidang pertanian, misalnya metoda menyeluruh secara cepat akan sulit karena:
pertanaman hemat air (System Rice Intensification/SRI), pengelolaan Diperlukan keyakinan yang besar pada semua pihak, dan ini akan sulit
limbah ternak untuk biogas dan pupuk organik, pemanfaatan limbah dilakukan karena setiap sektor yang terkait dan setiap kelompok dan
perkebunan untuk pupuk organik serta pemanfaatan minyak sawit tingkat masyarakat akan memiliki kesiapan yang berbeda.
Cara perubahan dan mulai perubahan akan sangat tergantung pada langkah ekonomi hijau melalui investasi rendah karbon dan rendah
kondisi saat ini, yang kemungkinan setiap wilayah akan memiliki polusi; investasi yang meningkatkan efisiensi energi dan efisiensi
perbedaan kondisi sehingga akan memiliki perbedaan dalam cara sumberdaya; serta investasi yang mencegah hilangnya
memulai. keanekaragaman hayati (biodiversity) dan jasa ekosistem. Dalam
Perubahan akan memerlukan waktu untuk mempersiapkan seluruh kaitan ini nampak keterkaitan antara ekonomi rendah karbon dengan
lapisan masyarakat pada kondisi baru, sehingga diperlukan penyiapan ekonomi hijau dan elemen tambahan yang perlu dilakukan untuk terus
kondisi baru yang akan dituju. secara konkrit melangkah dan menuju pembangunan
Perubahan tanpa penyiapan dan kesiapan atas kondisi baru akan berkelanjutan (sustainable development). Langkah dan arah ini secara
mengakibatkan adanya “penurunan suatu kondisi” yang sering konsisten dan kontinyu ini dilaksanakan agar dapat menjaga bahwa
disebut sebagai trade-off. Dengan demikian, semakin disiapkan pembangunan berkelanjutan dapat bersifat non-depleting
kondisi baru dan kesiapan masyarakat ke kondisi baru, maka path, artinya memelihara tidak menghasilkan depletion of natural
konsekuensi kemungkinan penurunan dari kondisi lama akan pendek resources atau tetap memelihara natural resources.
dan tidak dirasakan. Sehubungan dengan itu, untuk dapat mewujudkan hal-hal di atas,
Untuk itu, maka perubahan ke ekonomi hijau biasanya memerlukan terdapat 3 (tiga) langkah yang perlu dilakukan yaitu:
suatu proses yang oleh UNEP disebut dalam laporan terakhirnya Perbaikan dalam penilaian (valuation) dan analisis kebijakan untuk
dengan Transisi Menuju Ekonomi Hijau. Dalam laporan tersebut, menjamin bahwa pasar dan kebijakan telah menginternalisasikan dan
secara ringkas dinyatakan definisi tentang Ekonomi hijau sebagai memperhitungkan biaya dan manfaat dari dampak lingkungan hidup
berikut: yang akan diakibatkan oleh investasi publik dan masyarakat.
“Green Economy: one that has results in improved human well-being Peran dari kebijakan untuk mengendalikan degradasi lingkungan dan
and social equity, while significantly reducing environmental risks memerlukan adanya informasi yang tepat dan efektif; insentif yang
and ecological scarcity. It is low carbon, resource efficient and tepat; serta lembaga, investasi dan infrastruktur yang efektif.
socially inclusive”. Menyadari adanya degradasi lingkungan yang terus menerus,
Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa perubahan dapat dilakukan konversi lahan dan perubahan iklim secara global akan berpengaruh
secara bertahap dari ekonomi rendah karbon, baru melengkapi dengan terhadap fungsi, keragaman dan ketahanan (resilience) sistem ekologi
elemen/komponen lain sehingga lengkap menjadi ekonomi hijau. Di serta bahan dan jasa yang diberikannya.
dalam laporan UNEP 2011 tersebut, kegiatan ekonomi hijau perlu Transisi ke ekonomi hijau sangat diperlukan tidak hanya karena
dilakukan semua pihak, baik sektor publik maupun private (swasta mengingat degradasi ekosistem dan dampak yang telah ditimbulkan
dan masyarakat). Selanjutnya, para pelaku ekonomi mewujudkan
dari pemanfaatan ekosistem selama ini, namun juga karena memiliki mendukung berkembangnya kedua strategi sebelumnya. Dalam
beberapa manfaat dan merupakan kesempatan (opportunity): kaitan ini kondisi yang mendukung dapat berupa kebijakan
Penerapan kebijakan lingkungan yang ketat dapat mengeluarkan fiskal/belanja yang terarah kepada investasi hijau di berbagai sektor;
inefisiensi dari kegiatan ekonomi saat ini dengan mengeluarkan dan reformasi kebijakan dan perubahan peraturan ke arah yang lebih
mengubah perusahaan dan industri yang yang tidak efisien dan hanya mendukung timbulnya efisiensi, rendah emisi dan rendah polusi;
tetap berdiri karena adanya subsidi baik eksplisit maupun implisit
serta sumberdaya yang dinilai terlalu murah. 2.4 Green APBN Sebagai Salah Satu Implementasi Konsep Green
Harga dan valuasi sumberdaya sangat penting bukan hanya untuk Economy
harga dan valuasi terhadap sumberdaya alam, modal dan jasa tetapi Banyak sekali sumber-sumber penerimaan Negara baik berupa pajak
juga harga input lain dalam ekonomi. maupun non-pajak, tetapi hanya ada beberapa penerimaan Negara
Harga dan valuasi yang tepat atas sumberdaya akan mendorong yang sesuai dengan konsep green economy. Sumber dari APBN
adanya penelitian dan inovasi yang akan mendukung dan mendorong antara lain adalah
tumbuhnya efisiensi dan mendorong terbentuknya ekonomi menuju Sumber daya alam
bentuk landasan ekonomi yang sangat berbeda dan dalam kaitan ini
menuju pembangunan berkelanjutan. Pasal 33 UUD 1945 menentukan bumi, air dan kekayaan alam yang
Peraturan lingkungan yang ketat dan diterapkan secara agresif terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
merupakan langkah antisipasi adanya kelangkaan di masa depan. kemakmuran rakyar sebesar-besarnya
Penerapan hal ini sekecil apapun pada awal akan menciptakan pola Contoh penerimaan negara dari Sumber daya Alam adalah Minyak
yang dapat disebar-luaskan kemudian. dan Gas Bumi
Menurut UNEP (2011) terdapat 3 (tiga) strategi yang perlu dilakukan Pajak dan Bea Cukai
untuk menuju ekonomi hijau yaitu: Pertama, melakukan investasi
yang benar pada modal sumberdaya alam. Artinya, investasi dan Pajak adalah sumber terpenting dari penerimaan negara. APBN tahun
kegiatan ekonomi yang dilakukan pada sektor-sektor sumberdaya 2010, 64 % anggaran penerimaan dari pajak. Dari tahun ke tahun
alam perlu dikelola secara hijau. Sektor-sektor ini meliputi pertanian, penerimaan pajak terus meningkat dan memberi andil yang besar
perikanan, sumberdaya air dan hutan yang didalamnya terdapat pula dalam penerimaan pajak.
kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversity). Strategi kedua Bea Masuk : Bea yang dipungut dari jumlah harga barang yang
adalah investasi pada efisiensi energi dan sumberdaya alam. Strategi dimasukkan ke daerah pabean dengan maksud untuk dipakai dan
ketiga adalah menciptakan dan menumbuhkan kondisi yang dikenakan bea menurut tarif tertentu.
Bea Keluar : Bea yang dipungut dari jumlah harga barang-barang Sumber-sumber lain
tertentu yang dikirim keluar daerah Indonesia, dan dihitung Yang termasuk dalam sumber lain adalah Pencetakan uang. Karena
berdasarkan tarif tertentu sifat dan fungsinya, pemerintah memiliki kekuasaan yang tidak
Cukai adalah : pungutan yang dikenakan atas barang barang tertentu dimiliki individu lain untuk mencetak uang. Sumber lainnya adalah
berdasarkan tarif yang sudah ditetapkan untuk masing-masing jenis pinjaman negara baik berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
barang tertentu. Cukai tidak dikenakan atas semua barang. Barang Dari beberapa sumber diatas tedapat sumber pendapatan Negara yang
barang yang dikenakan cukai antara lain adalah Tembakau dan sesuai dengan konsep green economy namun adapula yang tidak.
minuman keras. Saat ini seluruh Negara dihadapkan dengan perubahan iklim yang
Penerimaan Negara Bukan Pajak dampaknya bisa kita rasakan tidak terkecuali Indonesia. presiden
Penjelasan pasal 23 ayat (2) UUD 1945 menegaskan bahwa segala Jokowidodo berupaya dalam megngurangi emisi gas rumah kaca
tindakan yang menempatkan beban kepada rakyat seperti pajak dan (GRK) sebesar 29% pada 2030 sebagai upaya mengatasi iklim.
lain-lain, harus ditetapkan dengan Undang-undang, yaitu dengan Kontribusi Indonesia diharapkan dapat mendorong terciptanya
persetujuan DPR. Demikian juga dengan PNBP. Pasal 2 UU No. 20 kesepakatan mengikat demi membatasi pemanasan global di bawah
Tahun 1997, disebutkan terdapat 7 (tujuh) Sumber Penerimaan dua derajad celcius. Akan tetapi, target 29% pada 2030 dapat berubah
Negara Bukan Pajak, yaitu : meningat Indonesia mengalami kebakaran hutan dan lahan.
Penerimaan yang bersumber dari Pengelolaan Dana Pemerintah. Akibatnya, jumlah emisi Indonesia disebut- sebut melebihi rata-rata
Terdiri dari Jasa Giro , SIAP dan SIAR. emisi karbondioksida harian Amerika Serikat, yang selama ini
Penerimaan dari Pemanfaat Sumber Daya Alam berpredikat sebagai penyumbang gas rumah kaca terbesar kedua
Penerimaan dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. setelah Cina
Terdiri dari : Bagian Laba Pemerintah/Dividen dan Hasil Penjualan (http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/11/151129_i
saham Pemerintah . ndonesia_jokowi_cop21 )
Terdapat beberapa sumber dalam pembiayaan perubahan iklim yaitu
Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pemerintah dari publik, swasta, dan Green Climate Fund (GCF) antara lain adalah
seperti : Pelayanan Pendidikan, Pelayanan Kesehatan, Pemberian Publik : a) intenasional berupa hibah dalam rangka bilateral dan
Hak paten, hak cipta dan hak merek;pemberian visa dan paspor, dll. multilateral, b) domestic berupa APBN dan APBD, c) revolving
Penerimaan berdasarkan Putusan Pengadilan seperti : Lelang Negara Geothermal fund sebagai dana jaminan geothermal, c) penyertaan
; denda , dll. modal pemeritah pada proyek infrastruktur.
Penerimaan berupa hibah baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Swasta: a) investasi berupa investasi swasta di proyek-proyek ramah
lingkungan, b) Corporate Social Responsibility (CSR) berupa
keputusan perusahaan dalam melaksanakan aktifitasnya yang tidak
semata pada factor keuangan melainkan juga harus berdasarkan pada
konsekuensi social dan lingkungan saat ini dan jangka panjang.
Green Climate Fund: a) dasar hukum adalah Copenhagen Accord
(2009), Cacun Agreement (2010), b)dibentuk dibawah kerangka kerja
UNFCCC, c) mekanisme transfer uang ari Negara maju ke Negara
berkembang dengan tujuan untuk membiayai kegiatan mitigasi dan
adaptasi (perwujudtan polluters pay principle), d) Fast Start
Finance ($30 billion untuk periode 2010-2012) dan Long Term
Finance (target: $100 billion per tahun pada 2020.

APBN termasuk kedalam upaya dalam mengurangi perubahan iklim.


Pada tahun 2015 pendapatan Negara menurut data dari meliputi
pajak, PNBP, Kepabeanan dan cukai, Penerimaan Hibah.
https://nusaibahtaqiyya.wordpress.com/2016/06/14/green-economy-
ekonomi-hijau/

Gambaran dan pemodelan ekonomi hijau


Di seluruh dunia, sebagai bukti kerusakan ekologi dan biaya ekonomi
telah meningkat, minat untuk mencari pilihan selain 'bisnis seperti
biasa' juga telah meningkat.
'Ekonomi hijau' dapat dilihat sebagai paradigma ekonomi baru,
mendorong pertumbuhan pendapatan dan lapangan kerja,
sekaligus mengurangi risiko dan kelangkaan lingkungan—
singkatnya, mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Perekonomian seperti itu dapat secara tajam mengurangi atau bahkan
memperbaiki kerusakan lingkungan, sekaligus mengurangi dan
membantu adaptasi terhadap perubahan iklim. Ini merupakan
ekonomi alternatif yang berlandaskan pada pengakuan nilai alam
untuk masyarakat dan penggabungan modal alam ke dalam kebijakan
ekonomi dan pengambilan keputusan di sektor swasta.
Konsep ekonomi hijau telah berkembang luas untuk menanggapi
kebutuhan terhadap strategi pembangunan rendah karbon. Namun,
tidak hanya secara dramatis mengurangi karbon dengan intensif,
ekonomi hijau, khususnya di negara-negara yang memiliki hutan
seperti Brunei, Indonesia, dan Malaysia, harus sepenuhnya
menghargai modal alam sebagai mesin pembangunan berkelanjutan.
Penerapan ekonomi hijau perlu mempertimbangkan kontribusi http://www.hobgreeneconomy.org/id/gambaran-dan-pemodelan-
alam terhadap PDB dan memikirkan kembali alokasi modal, ekonomi-hijau
insentif, pasar dan indikator-indikator pembangunan.
Apa yang dibutuhkan untuk mengubah pola pembangunan dari yang
berlaku saat ini, dari pola yang tidak berkelanjutan menjadi pola
ekonomi yang lebih berkelanjutan dan hijau? Dan apa dampaknya
terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, dan dampak
perekonomian lainnya?
Mampukah masyarakat menerapkan ekonomi hijau? Apakah
kita sanggup jika tidak menerapkannya?
Mencari jawabannya adalah langkah penting dalam mengumpulkan
keinginan politik dan konsensus untuk tantangan perubahan
perubahan arah dan prioritas ekonomi yang tidak dapat dihindari.
Meningkatkan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial
sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan
ekologi secara signifikan.

Memberikan pertumbuhan secara luas dan pada saat yang


sama menjaga modal alam agar dapat memberikan
ketahanan pangan, air, iklim, tanah, dan sumber daya.

Memberikan prioritas pembangunan pemerintah lokal


dan nasional untuk kepentingan masyarakat, khususnya
kelompok yang paling miskin.

Menjadi lebih banyak modal alam untuk penggunaan di


masa depan, meningkatkan penyediaan barang untuk
pendapatan generasi mendatang dan menghindari biaya
yang terkait dengan kerusakan jasa ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai