Anda di halaman 1dari 16

Tahun XXX/2001

No. 3

Analisis CSIS
Konflik Sosial:
Thntangan Domestik
dan Global

Ti nj au an Pe r ke m banga n Pol i ti k :
Sl-MPR 2001: Pemerintahan Baru, program Kerja,
dan Prospeknya
Ti nj au an Pe rke m han gan E kono m i :
Perkembangan Ekonomi Makro Kuartal Kedua 2001

a Kekerasan dan Pengendalian Konflik


D Kekerasan Sosial di Kalimantan;
Sebuah Analisis Antropologi Sosiokultural
Pemanfaatan Strategi Pengem bangan Masyarakat
Bagi Penumbuhan Sikap Kesetiakawanan dan
lnlegrasi Sosial Antarelnis di lndonesia
o Nasionalisme Aceh dan Negara Federal: Mengapa Tidak?
o Ancaman Disintegrasi Bangsa dan
Pelaksanaan Otonomi Daeiah di lndonesia
Pemisahan Diri vs. Otonomi:
Mencari Akar Kemelut lrian Jaya
Sinergi Antara Manajemen Konflik lnternal
dan Kebijakan Iuar Negeri
Politik Etnis dan Kudeta di Fiji

CENTRI FOR STRATECIC


AND
Pertemuan Menlu ASEAN Ke-34 INTERNATIOMI-
dan Stabilitas Kawasan Asia Tenggara STUDIES

t
Kekerasan dan Pengendalian Konfli k
Leo Agustino

Konflik, sebagai manifestasi dari berbagai sebab frustrasi, rasa aman, rasa takut,
tidak seimbangnya antara harapan dan kenyataan, dan sebagainya, bisa ber-
wujud sebuah tindak kekerasan terhadap orang lain, kelompok lain, atau etnis
lain yang dapat terjadi di setiap negara di dunia. Jika tidak dikelola secara baik,
konflik dapat menjadi bahaya laten dan memiliki slk/us kekerasan yang sukar
untuk diselesaikan. Akumulasi konflik seringkali dimanifestasikan dalam peri-
laku untuk menuntut keadilan dan kebenaran demi mencapai suatu tujuan ter-
tentu. Namun demikian, dalam mengupayakan pengendalian konflik, ada bebe-
rapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu misalnya dengan bersikap saling meng-
hormati, berbagi kekuasaan, pemilihan Ltm.rm, otonomi atau federasi, inter-
vensi asing, sanksi atau juru damai, pengelolaan konflik, dan sebagainya.

PENDAHUTUAN maupun global, telah memancing per-


hatian para peneliti untuk mengetahui
ERAKHIRNYA perang dingin yang
lebih jauh mengenai pelbagai hal yang
ditandai dengan jabat tangan terkait dengan kausalitas perilaku terse-
antara Presiden Amerika Serikat but, di atas. Adalah seorang Freud yang
Ronald Reagan dan Pemimpin Tertinggi pertama kali menyebutkan mengenai p"-
Uni Soviet Mikhail Corbachev pada 19 nyebab munculnya akar kekerasan pada
November 1985 di Chateu de la Fleur de
diri setiap manusia. Menurutnya, setiap
l'Esau, Swiss, tidak dengan serta merta
manusia memiliki sifat bawaan yang dia-
menjadikan dunia yang hiruk pikuk de- metral. Sifat itu adalah insting kematian
ngan kekerasan mereda. Justru bagi be-
dan insting kehidupan. Pada insting ke-
berapa pengamat (kontemporer), di an- matian, manusia diilustrasikan bak se-
taranya Samuel P. Huntington, memper- ekor binatang pemburu ganas yang da-
kirakan jabat tangan tersebut hanya pat memangsa siapa saja yang diang-
mengurangi ketegangan dan kekerasan gapnya sebagai p"ngganggu dan/atau
pada tingkat global saja, namun tidak musuh bagi keberlangsungan hidup me-
menghambat eskalasi konflik antaretnis reka. Sedangkan insting kehidupan ada-
atau antarperadaban di kawasan-ka- lah hasrat untuk saling mencintai satu
wasan tertentu di dunia.
dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
Meningkatnya kekerasan dan kete- tidak heran apabila kita sering me-
gangan manusia pada semua aras ke- nyaksikan duality of character atau split
hidup?tr, baik di aras lokal, nasional, personality pada diri seseorang.
KEKEMSAN DAN PENCENDALIAN KONFLIK 255

Dalam tu lisan mengenai kekerasan tetapi telah bergeser pada tujuan yang
(etnis)ini, penulis berupaya untuk men- lebih "sejati" yakni, etchical aims, s€-
derivasi pertikaian, peperangan, dan ke- perti superioritas atau keunggulan et-
kerasan yang sering diperagakan oleh nis. Sedangkan, pelaku yang terlibat
manusia; melalui beberapa pendekat- dalam kekerasan etnis bukan lagi ten-
an politik dan psikoanalisis. Oleh kare- tara-tentara profesional yang dipersen-
nanya, penulis akan menyoroti dua po- jatai dengan amunisi modern, melainkan
kok persoalan penting, yaitu faktor-faktor milisi lokal yang dipersenjatai dengan
penyebab terjadinya konflik/kekerasan senjata-senjata mematikan. Oleh sebab
etnis dan cara-cara pengendaliannya. itu, korban yang berjatuhan bukan lagi
tentara-tentara profesional tetapi para
masyarakat yang saling berseteru.
KEKERASAN: QUO VADIS?
Pada saat ini, paling sedikit terda- Kita sepakat dan tahu bahwa manu-
pat 35 pertikaian besar antaretnis atau sia terlahir dari keturunan yang berbe-
antarsuku di dunia. Lebih dari 3B juta da-beda, baik dari sisi etnisitas, agama,
jiwa terusir dari tempat yant mereka golongan, maupun lainnya. Dan, perbe-
diami selama ini dan paling sedikit 7 daan ini setidaknya bagi penulis
juta orang terbunuh dalam konflik etnis bukanlah penyebab terjadinya konflik,
berdarah. Pertikaian seperti ini terjadi namun memang perbedaan dapat men-
dari Barat sampai Timur, dari Utara jadi sumber laten bagi cultural politics
hingga Selatan. Dunia menyaksikan da- yang berujung pada benturan antaretnis
rah mengalir dari Yugoslavia, Czekoslo- di manapun. Suku atau etnisitas yang
wakia, Zaire hingga Rwanda; dari bekas sering diartikan sebagai "identitas ber-
Uni Soviet sampai Sudan; dan dari Sri sama atas dasar bahasa, ciri-ciri fisik, per-
Lanka hingga Indonesia. Dan, sebagian samaan sejarah, tali-temali persaudaraan,
besar pertikaian tersebut - menurut Lake daerah, atau budaya" (Lake and Rothchild,
and Rothchild (1998) bermotif pada 1998), dapat kita pilah secara sosiolo-
perbedaan etnis. gis melalui beberapa pandangan.

Bila kita lihat perkembangan politik Pertama, pandangan primordialis. Bagi


dunia yang berakar pada cultural pol- kaum primordialis, perbedaan-perbeda-
itics, maka kekerasan etnis telah men- an yang berasal dari genetikal seper-
jadi ciri utama dari konflik primordial- ti diungkap di -
merupakan sumber
atas
isme di tingkat lokal maupun nasional. utama bagi lahirnya benturan-benturan
Tidak saja kawasan yang menjadi im- kepentingan etnis. Menurut pandangan
basnya, tetapi juta sifat dan hakikat mereka, di mana ada banyak suku,
konflik itu sendiri telah berubah seca- agama, atau lainnya, di situ pula akan
ra evolutif - akibat besarnya imbas ke- timbul pertikaian hingga kekerasan di
kerasan itu sendiri. Artinya, tujuan kon- antara mereka yang berbeda. Dan itu
flik .bukan lagi atau tidak lagi berbicara merupakan hal yang wajar-wajar saja
tentang territorial aims atau kolonisasi, bagi penganut pandangan primordialis ini.
256 ANALISIS CSIS, Tahun XXX72001, No. 3

Kedua, Pandangan kaum instrumen- kan oleh kaum primordialis) atau sede-
talis. Menurut mereka, kesukuan diang- mikian mudahnya diperalat oleh elite
gap sebagai alat yang digunakan oleh politik (sebagaimana diduga oleh kaum
individu atau kelompok untuk menge- instrumentalis). Etnisitas, bagi kelompok
iar suatu tujuan yang lebih besar, bia- konstruktivis, dapat diolah hingga mem-
sanya dalam bentuk materiil. Konsepsi bentuk suatu jaringan (relasi) pergaulan
etnisitas, bagi kaum instrumentalis, ti- sosial dan berbagai lapisan pengalam-
dak terlalu relevan kecuali digunakan an. lni artinya, etnisitas merupakan sum-
atau diperalat oleh elite politik yang ber kekayaan hakiki yang dimiliki oleh
ingin mencapai tujuan tertentu. Pada dunia ini untuk saling mengenal dan
saat seorang pemimpin elite politik memperkaya budaya satu dengan lain-
meneriakkan slogan kesukuan, maka nya. Bagi mereka, persamaan adalah
para anggota sukunya langsung mera- anugerah dan perbedaan adalah barokah.
patkan barisan dan bergerak ke arah
yang diinginkan oleh pemimpin terse-
but. Oleh karena itu, dalam pandangan SUMBER KONFTIK DAN PERASAAN
kaum instrumentalis, selama setiap orang TAKUT
mau mengalah terhadap preference yang
mereka kehendaki, maka selama itu pula Secara umum sumber konflik ada
kekerasan antaretnis dapat dihindari bah- dua macam. Pertama, sumber konflik yang
kan tidak terjadi. Namun, sepanjang se- bersifat vertikal dan, kedua, sumber kon-
jarah yang merentang, kita tahu bahwa flik yang bersifat horisontal. Secara so-
setiap individu memiliki pilihan dan prior- sio-politik kedua sumber konflik terse-
itasnya masing-masing, begitu pula de- but dapat kita gu nakan sebagai alat
ngan etnis, kelompok, dan/atau golong- anallsis untuk melihat kekerasan, kon-
an tertentu. Dan, ketika individu-indi- flik, dan benturan yang terjadi di muka
vidu atau etnis tersebut berupaya men- bumi ini.
capai atau mewujudkan impian terhadap
Pertama, sumber konflik yang bersifat
pilihan-pilihan dan prioritas-prioritas uta-
manya sehingga dapat menimbulkan vertikal. Konflik vertikal telah dikemu-
kakan panjang lebar oleh Karl Marx pa-
benturan dan konflik dengan orang atau
kelompok lain karena setiap individu
da awal-awal karirnya melalui buku-buku
yang ia karang, seperti The Holy Family
atau etnis lain pun mempunyai pilihan-
(1544) dan The Cerman ldeology (1846),
pilihan dan prioritas-prioritas utama yang
mungkin sama dengan pilihan-pilihan serta dipertegas lagi melalui karya opus
magnum-nya, Das Kapital (1867). Menu-
individu-individu atau etnis lainnya - hal
rutnya, sumber utama dari konflik verti-
tersebut dimungkinkan karena kelangka-
an materi di dunia.
kal adalah perbedaan (kepentingan) ke-
las. Lebih lanjut menurut Marx, dalam
Terakhir, kaum konstruktivis. Mereka masyarakat kapitalis terdapat dua enti-
beranggapan bahwa kesukuan tidak ber- tas kelas yang saling berseteru, mereka
sifat kaku (sebagaimana yang dibayang- adalah kelas borjuis selaku pemilik mo-
KEKERASAN DAN PENCENDALIAN KONFLIK
257

dal sekaligus pemilik tanah, pemilik selama pasca-Perang Dunia ll lalu. per-
mesin, dan pemilik tenaga kerja de- seteruan antara ideologi liberal-kapitalis
ngan kelas buruh yang hanya memiliki dengan komunis seakan tiada batasnya.
tenaga kerja. Karena hubungannya yang Dari perebutan negara-negara baru
asimetris inilah, maka kelas borjuis se- seperti lndonesia, Korea, Vietnam, dan
lalu menekan kepentingan kelas buruh sebagainya - menjadi pemicu ketegang-
yang menghendaki perbaikan kehidupan. an perang dingin antara Amerika Se-
Posisi tawar yang lemah karena ketidak- rikat dan bekas Uni Soviet. Mulai dari
berdayaan akan strategic of resources proliferasi senjata konvensional dan non-
(pada saat itu) - tanah, modal, dan me- konvensional, pereduksian atau bahkan
sin menyebabkan kelas buruh selalu penghancuran budaya melalui pengimi-
mengalah dan mengalah untuk menda- tasian model pembangunan dan pertum-
patkan sedikit upah yang dapat meng- buhan yang dilakukan melalui jargon
hidupi mereka dengan segala keterba- modernisasi, hingga pengkavlingan tam-
tasan dan kekurangan. Oleh karena itu, bang-tambang minyak di Timur Tengah,
untuk membalikkan keadaan ke arah yang kesemuanya terjadi dengan begitu dah-
lebih baik, menurut Marx, maka kelas syatnya sepanjang empat dekade terakhir.
buruh harus bersatu melawan dominasi
kelas borjuis, hal ini dilakukan setidaknya
Agama, selain sebagai alat pemer-
untuk memperbesar posisi tawar mere- satu budaya, suku, dan bahkan ideo-
logi, juga memiliki implikasi negatif ter-
ka di hadapan kelas borjuis. Bila hal ini
pun belum berhasil, maka revolusi kelas hadap konflik. Hal ini dapat kita lihat
(buruh) adalah jalan pamungkas untuk seperti dalam konflik-konflik berdarah
yang terjadi di lndia antara umat Mus-
membalikkan keadaan itu semua. Tahap
selanjutnya, akan kita temui apa yang
lim dan Hindu, pertempuran antara ya-
digagas oleh Marx dengan berdirinya
hudi lsrael dengan kaum Muslim pales-
diktator proletariat sebagai bagian dari tina, perang antara pengikut agama Ka-
proses menghilangkan negara yang se-
tolik melawan pengikut agama protes-
lama ini menjadi alat kaum borjuis.
tan di lrlandia Utara, Cenocide di Bos-
nia-Herzegovina oleh tentara pemerin-
Kedua, konflik horisontal. pada konflik tah yang pro-Cereja Ortodoks terhadap
yang merentang secara horisontal, ber- penduduk Muslim, serta pertarungan
macam sebab dapat memicu pertikai- antarpemeluk agama lslam dan Kristen
dfl, kekerasan, kekejaman hingga bah- di lndonesia -Ambon dan Maluku. Jadi,
kan pembersihan etnis, antara lain ideo- dari contoh yang sekelumit di atas da-
logi, agama, persoalan pribumi dan pen- pat kita katakan bahwa pengidentifika-
datang, ras, sampai masalah etnisitas. sian terhadap agama yang kuat oleh
Secara ringkas, penulis mencoba mema- para penganutnya pun dapat menim_
parkannya dalam beberapa alinea di bulkan konflik-konflik besar dan berdarah.
bawah ini.
Demikian pula halnya dengan per-
Konflik bersudut pandang ideologi soalan pendatang dan pribumi. Dalam
merupakan konflik yang paling sengit banyak hal, persoalan pendatang dan pri-
258 ANALISIS CSIS, Tahun XXV2001, No. 3

bumi sebenarnya dapat diselesaikan me- mendengar mengenai kemarahan-kema-


lalui lembaga mediasi yang diintrodusir rahan yang dapat mendorong orang-
oleh pemerintah pusat atau daerah. Na- orang yang semula bertetangga kemu-
mun, manakala manajemen lembaga me- dian saling menyerang dan membunuh.
diasi tersebut tidak tertata dengan baik Juga, tidak sedikit kita membaca di ber-
- adil dan netral - maka perselisihan an- bagai media massa, bagaimana orang
tara pendatang dan pribumi bisa men- yang sehari-hari bergaul satu sama lain
jadi bom waktu yang amat dahsyat bagi dapat berubah sedemikian rupa sampai
keberlangsungan hidup antarwarga ne- mengangkat senjata dan berperang di
gara. Biasanya konflik antara pendatang antara mereka.
dan pribumi muncul ketika para penda-
tang secara sosio-ekonomi lebih maju Menurut Lake and Rothchild (1998),
dibandingkan dengan warga pribumi. sebab utama pertikaian antaretnis dan
Tetapi tidak hanya itu saja, kerapatan antarras pada pasca 1980-an, bila di-
konflik menjadi semakin besar mana- lihat dari sudut psikoanalisis, adalah
kala pendatang yang telah berlebih da- rasa takut. Apa yang ditakutkan? Menu-
lam hal finansial, juga memiliki dan/atau rut mereka, ketidakpastian akan masa
menguasai jalur informasi serta jalur ke- depan. Di masa lalu, kita sering berar-
kuasaan. Hal ini dapat diperparah lagi gumentasi bahwa konflik etnis bersum-
dengan keangkuhan pendatang yang ti- ber pada dendam kesumat yang sudah
dak selalu menyertakan warga pribumi sangat mengakar, kecemburuan sosial,
untuk turut dalam kegiatan usahanya. hingga frustasi. Tidak demikian halnya
Oleh karena itu semua - dalam bahasa dewasa ini. Sekarang konflik etnis di-
yang sederhana, kecemburuan sosial anggap muncul bila suatu kelompok et-
maka terjadilah konflik antara penda- nis cemas akan nasibnya di hari depan.
tang dan pribumi, seperti yang telah ter- Kelompok etnis takut bahwa kelak akan
jadi di Aljazair, Meksiko, Malaysia, dan ada paksaan terhadap mereka supaya
Indonesia. etnisnya membaur dengan kebudayaan
mayoritas. Perasaan takut akan dimargi-
Bila kita pahami sepintas lalu menge-
nalkan, perasaan takut akan diasingkan,
nai kausalitas terjadinya konflik-konflik
perasaan takut akan ditindas dan se-
horisontal di atas, maka terlihat bahwa
bagainya, merupakan rasa takut yang
kekerasan, perseteruan, hingga pertum-
seringkali muncul manakala individu atau
pahan darah yang terjadi lebih berten-
kelompok etnis dibaurkan dengan ke-
densi pada kecemburuan sosial, walau-
lompok yang lebih besar dalam hal
pun pada awal 1950-an dan 1960-an jumlah. Hal ini wajar dalam psikoanalisis
intrik ideologi menjadi penyebab sentral.
karena, menurut Fromm (1941), setiap
Dalam konflik ras atau etnis, pemi- kelompok atau etnis atau entitas sosial
cu terjadinya konflik tidak saja berakar pasti memiliki struktur karakternya ma-
pada permasalahan perbedaan etnisitas sing-masing yang disebut karakter so-
tetapi jrga karena persoalan rasa ta- sial. Dan, mereka-mereka yang berpe-
kut. Tidak jarang kita menyaksikan dan rasaan takut tadi, berargumentasi bah-
KEKERASAN DAN PENCENDALIAN KONFLIK 2s9

wa mereka (kelak) takut akan kehilang- cara vertikal maupun horisontal, sela-
an karakter atau identitas sosialnya atau lu diperlukan semacam "kontrak etnis/
etnisitasnya yang selama ini telah me- sosial" - suatu kesepakatan tidak tertu-
reka pelihara sebagai sistem budaya yang lis dan berlaku di antara berbagai go-
bersifat sacred. longan etnis - atau dalam bahasa Hun-
Kaum minoritas etnis pun cemas akan tington diistilahkan dengan dialog per-
keselamatan pribadi serta keberlangsung-
adaban. "Kontrak etnis/sosial" semacam
an hidup mereka. Apabila mereka me-
ini mengandung jaminan bagi semua pi-
rasa keselamatan hidupnya terancam da-
hak. la berfungsi sebagai landasan sa-
lam lingkungan yang baru, maka jalan ling mempercayai di antara golongan.
keluarnya adalah lari dari komunitas ba-
Suatu "kontrak etnis/sosial" yang baik,
runya. Apabila hal itu tak mungkin, atau
misalnya, menjamin adanya perwakilan
tidak diinginkan, maka mereka terpaksa politik yang seimbang dalam peme-
bertahan di tempat dan mempertahan- rintahan, hak suara bagi setiap golong-
kan diri. Perasaan tidak aman ini bertam- ?fl, dan suatu bentuk perlindungan eko-
bah parah apabila pemerintah pusat le- nomi tertentu bagi minoritas etnis. "Kon-
mah dan tak mampu meyakinkan warga- trak etnis/sosial" juga harus menjamin
nya yang minoritas bahwa keadaan me- adanya suatu perwakilan yang adil ba-
reka aman. Bila demikian, kaum minori- gi semua golongan dalam kepolisian
tas yang termakan oleh stimulan dari da-
dan angkatan bersenjatalmiliter. Bila
lam dirinya kemudian akan melahirkan ketentuan dalam "kontrak etnis/sosial"
dorong-dorongan untuk bersikup agre- tersebut dilanggar, maka harus ada
sif (keluar) terhadap kelompok atau et- punishment terhadap kelompok atau
nis mayoritas serta bahkan pemerintah individu yang melanggarnya. Bila ti-
yang berkuasa. Hal tersebut banyak di- dak, bukan hal yang mustahil apabila
ungkapkan oleh Konrad Lorenz dalam akan muncul goncangan terhadap "rasa
bukunya On Agression (1966), yang me- aman", baik untuk berekonomi, berpo,-
nyita perhatian para psikoanalis hingga litik, maupun bersosial. Sudah barang
saat ini. Dan, bila stimulan dari dalam tentu, ujung dari kegoncangan tersebut
diri tadi berkolaborasi dengan reaksi akan melahirkan ketegangan-ketegang-
yang diberikan oleh lingkungan secara an yang berakhir pada kekerasan.
positif, maka dapat kita perkirakan kon- Perasaan tidak aman di bidang eko-
flik antaretnis atau antarras bakal terja- nomi terkait dengan beberapa hal, ter-
di dalam intensitas yang sangat tinggi. utama yang menyangkut penghasilan,
kesempatan kerja, penanaman modal,
dan macam sebagainya, di daerah pen-
KONTRAK SOSIAL DATAM MASYA-
dudukan etnis tertentu. Apabila memang
RAKAT YANG TERBEIAH DAN RUN-
sudah ada. ketegangan Iaten etnis, ma-
TUHNYA STRUKTUR KEAMANAN
ka peningkatan status ekonomi suatu
Dalam suatu masyarakat pluralis yang golongan etnis tertentu saja, betapapun
terbelah (bifurcated society), baik se- kecilnya, akan menimbulkan sakit hati
260 ANALISIS CSIS, Tahun XXX/2001, No. 3

di kalangan golongan etnis yang lain. Namun apabila suatu golongan etnis
Peningkatan status semacam itu sering- terlalu menguasai pemerintah, maka go-
kali dianggap sebagai hasil kebijakan longan-golongan lain mempunyai alas-
pilih kasih pemerintah pusaVdaerah ter- an untuk menyangsikan apakah peme-
hadap etnisitas tertentu. rintah akan melindungi kepentingan dan
keamanan kelompok, golongan, ras, dan
Stimulan dari dalam diri individu yang
termanisfestasi terhadap karakter sosial
etnisitas lainnya? Keadaan seperti ini
sering ditanggapi oleh golongan yang
etnisitas dapat menimbulkan salah pe-
ngertian dalam masyarakat pluralis yang
terdesak dengan dua jalan Pertama,
mencoba merebut kekuasaan dari pe-
terbelah, sebagai contoh: kelompok et-
nis yang lebih berhasil * secara ekono- merintah yang berkuasa atau, kedua,
mi ataupun politik - daripada kelom- mencoba melepaskan diri dari kekua-
saan pemerintah dengan jalan memisah-
pok-kelompok lain mulai merasa di-
hambat kemajuannya oleh kelompok kan diri (separatisme). Keduanya dapat
dilakukan dengan cara kekerasan.
yang tidak begitu berhasil, melalui aksi
boikot terhadap komoditas yang me- Konsep kontrak sosial bukanlah satu-
reka hasilkan dan lain-lain. Atau, ke-
satunya jalan dalam mengendalikan kon-
lompok etn is yang paling bu ru k na-
flik yang sering muncul dalam masyara-
sibnya membenci kelompok etnis yang
kat pluralis yang terbelah. Bila kita telu-
lebih beruntung dan menganggap diri suri akar konsep kontrak sosial, maka
mereka dieksploitasi. Perasaan diperas
hal tersebut bukanlah barang baru ba-
ini akan semakin menekan apabila ke- gi studi ilmu sosial, khususnya ilmu po-
lompok etnis yang lebih kaya tersebut
litik. la menjadi konsep yang up-to-
adalah kelompok "pendatang baru"
date pada abad pertengahan, sampai
seperti yang telah diungkap pada ba-
akhirnya disempurnakan oleh Jean
gian awal tulisan ini. Tidak itu saja,
Jacques Rousseau melalui bukunya The
perasaan bahwa kesejahteraan suatu
Social Contract yang diterbitkan tahun
kelompok tergantung pada kebaikan
1791 , di London. Secara garis besar
hati golongan lain yang mencerminkan
makna dari pemikiran kontrak sosial
ketidakmampuan untuk menentukan na-
adalah suatu upaya dari dalam masya-
sib sendiri oleh etnisitasnya pun turut rakat yang multipolar (pluralis) untuk
mempertajam konflik-konflik kelompok
saling menghormati hak dan kewajiban
dan suku.
di antara mereka (individualisme). Atau
Suatu kelompok etnis akan merasa dalam versi lain, setiap kelompok, et-
dirinya aman bila mereka turut serta nis, atau individu diwajibkan untuk me-
secara aktif dalam pemerintahan; baik nyerahkan sebagian haknya kepada se-
melalui lembaga politik - seperti dalam buah entitas yang berkuasa, yang di-
partai yang inklusif - partisipasi dalam tunjuk oleh warga masyarakat secara
kehidupan sosial kemasyarakatan, dan adil, untuk mengelola hak-hak yang di-
macam sebagainya (yang coba penulis limpahkan padanya agar tercipta suatu
paparkan pada bagian akhir tulisan ini). masyarakat yang setaraf.
KEKERASAN DAN PENCENDALIAN KONFLIK 261

Namun demikian, kontrak sosial bu- karena alasan rasa takut - maka mere-
kanlah kata akhir dalam resolusi kon- ka merasa perlu untuk mengembangkan
flik kontemporer. Seringkali kontrak so- kemampuan militernya. Tidak hanya pe-
sial justru menimbulkan persoalan ba- ngembangan kemampuan militer, proli-
ru yang lebih kompleks dari sebelum- ferasi senjata pun menjadi agenda ber-
nya. Oleh karena itu, konsekuensi bu- ikutnya sebagai upaya penegakan swa-
ru k dari polarisasi sosial dalam suatu daya keamanan. Ketika suatu golongan
masyarakat pluralis yang terbelah dalam etnis mulai mempersenjatai diri, pada
konteks kontrak sosial adalah tumbuh- saat yang sama pula golongan-golong-
nya kecu rigaan antargolongan atau an- an etnis yang lain merasa dirinya ter-
taretnis. Jalur komunikasi yang biasanya ancam dan langsung ikut mempersen-
digunakan sebagai dialog antarpera- jatai diri. Maka terjadilah semacam per-
daban mulai terputus saat kecurigaan lombaan senjata yang akibatnya sama
meluas, sedangkan penyebaran kabar sekali tidak pernah diperhitungkan oleh
bohong seringkali dilakukan secara ak- mereka.
tif untuk memperkuat citra stereotype
yang telah ada sebelumnya. Orang ti- Tujuan awal dari mempersenjatai diri
dak lagi dilihat sebagai individu yang adalah agar keselamatan golongan atau
masing-masing menyandang banyak per- etnisnya menjadi lebih terjamin. Namun,
samaan. Tetapi lebih pada penonjolan dengan meluasnya kegiatan mempersen-
ciri-ciri etnisitasnya (neo-tribalisme) dan jatai diri di kalangan golongan, etnis,
di sinilah kemudian jurang perbedaan dan atau kelompok lain, tujuan terse-
semakin melebar hingga memunculkan but tidak tercapai, dan ancaman ke-
sentimen-sentimen negatif di antara war- amanan bahkan lebih besar dan rentan
ga masyarakat. bila dibandingkan dengan keadaan se-
belum dimulainya aksi mempersenjatai diri.
Ketika perbedaan lebih menonjol di-
bandingkan dengan persamaan, maka Perlombaan mempersenjatai diri me-
yang sering muncul dalam persoalan et- nimbulkan tendensi akan agresi untuk
nisitas dan atau persoalan mayoritas- menyerang terlebih dulu terhadap 8o-
minoritas adalah syak wasangka atau longan lain. Hal ini dilakukan dengan
prasangka-prasangka buruk terhadap et- alasan untuk melumpuhkan kekuatan
nisitas lain. Pada saat ini dimulailah bersenjata etnis seterunya. Apabila sua-
proses runtuhnya struktur keamanan. tu minoritas etnis merasa dirinya cukup
Runtuhnya struktur keamanan mengikuti terancam oleh golongan mayoritas, dan
jejak yang sama seperti tumbuhnYa merasa bahwa menyerang lebih dulu
anarki. Dalam keadaan di mana komit- akan memperbesar kemu ngkinan me-
men negara u ntu k menegakkan ke- nang, maka golongan tersebut akan ter-
amanan terkesan melemah sehingga go- dorong untuk memulai konflik bersen-
longan-golongan etnis merasa terpak- jata guna melindungi kepentingan me-
sa. untuk menanggung sendiri keselamat- reka - survival of the fittest. Begitu pu-
an mereka. Cuna tujuan tersebut - juga la pertimbangan golongan lain, sehing-
262 ANALISIS CSIS, Tahun XXX/2001, No. 3

ga perang suku dapat berkobar dengan pula tidak bermaksud membatasi ke-
tujuan sekadar melindungi keselamatan mungkinan-kemungkinan lain untuk me-
etnisitasnya. nyelesaikan dan mengendalikan konflik
antaretnis. ltu sekadar merupakan upa-
ya yang kokoh dalam mengobati patho-
PENGENDALIAN DAN REKONSITIASI logi sosial yang terlanjur dibiarkan meng-
KONFLIK akut.
Untuk mencegah keadaan meruncing
ke arah yang lebih buruk, beberapa pe-
Saling Menghormati
ngamat mengusulkan sejumlah langkah
positif yang dapat ditempuh untuk me- Salah satu landasan kuat untuk mem-
mulihkan perasaan saling mempercayai bangun kembali hubungan baik antar-
(yang telah hilang) di antara golongan, golongan etnis adalah dengan pernyata-
kelompok, dan/atau etnis. Seperti Lake an saling hormat-menghormati secara
and Rothchild (1998) menawarkan: saling terbuka. Langkanya sikap nyata saling
menghormati, berbagi kekuasaan, pemi- menghormati tersebut, apalagi penghina-
lihan umum, federalisme, intervensi asing, an kasar, merupakan penyebab runtuh-
sanksi atau juru damai, dan manajemen nya jaringan makna sosial - saling mem-
konflik; Huntington (2001 ) mengisyaratkan: percayai - serta menimbulkan sikap su-
abstention rule, joint mediation rule, dan perioritas individualis kelompok diban-
commonalities rule; Wriggins (1967) mem- dingkan dengan keJompok lainnya se-
berikan alternatif: gaya kepemimpinan, hingga mempertebal rasa dan sikap pri-
lembaga politik, ideologi nasional, ke- mordialis. Tak akan ada penyelesaian kon-
sempatan pemba.ngunan ekonomi, dan flik apabila setiap etnis, kelompok, danl
ancaman dari luar; serta masih banyak atau golongan belum mengakui adanya
pemikiran-pemikiran lainnya yang men- kepentingan golongan lain yang sah dan
coba untuk menyelamatkan umat ma- patut ditenggang. Di Bosnia misalnya,
nusia dari kekerasan yang bakal terjadi, orang Serbia secara sengaja meren-
antara lain seperti: Coleman, Rosberg, dahkan martabat penduduk Muslim de-
Emerson, Silvert, Weiner, dengan teori- ngan menyebut mereka sebagai "kam-
teori integrasi nasional dan politik. Dari pungan, dibenci, dan rendah". Pernya-
sekian banyak pemerhati persoalan kon- taan semacam ini jelas tidak membuat
flik, yang akan dibahas oleh penulis, keadaan menjadi lebih baik.
hanya resolusi alternatif dari Rothchild
dan Lake serta Huntington saja. Hal ini
dilakukan karena berbagai keterbatasan Berbagi Kekuasaan
yang ada.
Pembagian kekuasaan - seperti di ln-
Perlu dipahami juga (di sini) bahwa donesia sekarang ini merupakan fak-
langkah-langkah, cara-cara, atau alterna- tor penting dalam mengurangi rasa ti-
tif-alternatif tersebut di atas bukanlah dak aman dalam scope golongan minor-
jaminan bagi perdamaian etnisitas, serta itas. Dengan memberikan keanggotaan
KEKERASAN DAN PENCENDAL]AN KONFLIK 263

secara proporsional dalam kabinet, bi- tuan kebijakan pemerintah. Sudah ten-
rokrasi, angkatan bersenjata, kepolisian, tu hal ini tergantung pada anggapan
dan pimpinan dalam partai politik, ter- apakah pemilu dilaksanakan secara ju-
bukalah kesempatan bagi mereka un- jur atau tidak.
tuk turut serta secara aktif dengan 80-
Seperti halnya penyelesaian konflik
longan mayoritas dalam melaksanakan
melalui pembagian kekuasaan, pemilu
upaya bersama.
pun mengandung beberapa masalah.
Namun demikian, ada beberaPa hal Apabila konflik etnis sudah berlarut-
yang perlu dicatat mengenai kebijakan larut dan akut, mungkin pemilu saja ti-
berbagi kekuasaan ini. Ada kemungkin- dak akan cukup untuk mengatasi kete-
an bahwa golongan-golongan etnis akan gangan antaretnis. Barangkali pemilu ha-
menolak dirangkul oleh "pusat" atau rus dikombinasikan dengan upaya lain
golongan mayoritas. Hal ini dimungkin- seperti federalisme atau koalisi antar-
kan karena mereka menyangsikan ke- partai guna benar-benar mengatasi pe-
ikhlasan pembagian kekuasaan yang di- rasaan terancamnya golongan etnis mi-
tawarkan. Lagi pula, konsep berbagi ke- noritas. Lagi pula, selalu ada kemung-
kuasaan dapat berarti hubungan kerja kinan bahwa dalam pemilu akan ter-
sama yang erat "hanya" di antara para jadi "lelang etnis" (perlombaan mere-
pemimpin, dan tidak di aras publik. Se- but massa dengan cara memicu emosi
lain itu, apabila para pihak yang ber- kesukuan) yang justru akan memperuncing
tikai sudah terlanjur saling mengguna- keadaan.
kan kekerasan, akan sulit diharapkan ke-
sediaan para pemimpin golongan untuk
berbagi kekuasaan dengan alasan emo- Otonomi atau Federasi
sional ataupun reaksioner.
Otonomi daerah atau federalisme
juga merupakan sarana yang sangat ber-
Pemilihan Umum guna untuk meredakan konflik. Dengan
:,it.#' diberlakukannya desentralisasi kekuasa-
trIi Pemilihan umum atau Pemilu seba- ?h, orang daerah akan merasakan bah-
ffi. gai cara penyelesaian konflik sangat
liffir wa hak mereka untuk turut menentukan
ffi penting bila hasilnya mencerminkan ke-
,ffi
kebijakan yang langsu ng menyangkut
ff anekaragaman masyarakat pemilih. Hal kehidupan mereka diperbesar. Otono-
ffi ini akan memperbesar kepercayaan ma-
ffin,
mi daerah atau federalisme pun diang-
syarakat pada pemerintah yang berkuasa gap sebagai cara yang baik untuk men-
walaupun mereka mayoritas atau etnis cegah ekses dan penyalahgunaan kekua-
tertentu. Pemilu memberi kesempatan pa- saan oleh pemerintah pusat.
da berbagai golongan minoritas untuk
berlomba melalui suatu proses yang Banyak pemimpin masyarakat - ter-
diatur di luar lingkungan politik kesuku- utama "orang-orang pusat" yang me-
an dan dapat memberi jaminan suara lihat federalisme sebagai langkah awal
bagi golongan minoritas dalam Penen- menuju separatisme. Pandangan ini ke-
264 ANALISIS CSIS, Tahun XXV2001, No. 3

liru. Bila otonomi dan federalisme dija- kian aktif dalam mengesampingkan
lankan secara ikhlas dan jujur serta ber- prinsip kedaulatan negara demi peng-
tujuan menambah kebahagiaan seba- akhiran suatu konflik. Masyarakat dunia,
gian dari bangsa sendiri, ia termasuk melalui lembaga-lembaga seperti PBB
upaya yang paling manjur dalam mere- dan NATO, telah mulai menekan nega-
dakan ketegangan etnis dan justru da- ra-negara yang mengalami konflik etnis
pat mencegah terjadinya separatisme. jangka panjang untuk segera menye-
Sebaliknya, daerah akan menjurus pada lesaikan konflik di dalam negeri me-
separatisme apabila dalil-dalil otonomi reka. Lembaga internasional tersebut se-
tidak dijalankan secara ikhlas dan jujur. ring bertindak sebagai pihak ketiga gu-
Dalam kasus di mana otonomi daerah na meningkatkan harkat perjanjian da-
dilanggar berkali-kali, di mana peme- mai yang telah atau sedang dirunding-
rintah pusatnya terbukti sudah tidak da- kan. Namun demikian, perlu diakui bah-
pat dipercaya, di mana banyak terjadi wa keberhasilan peran pihak ketiga ter-
penganiayaan dan kekerasan, di situ sebut dalam memecahkan konflik et-
mungkin sudah tidak ada,lagi jalan ke- nis atau mencegah timbulnya konflik-
luar selain pemberontakan dan pemi- konflik baru agak terbatas.
sahan diri.
Sejak runtuhnya tembok Berlin, te-
lah lebih dari 90 bentrokan bersenjata
Intervensi Asing pecah di dunia kita ini. Sebagian besar
bentrokan itu didorong oleh motif etnis.
Kejadian akhir-akhir ini di Kosovo, Dalam periode 1945-1993, hanya 14
Bosnia, dan Rwanda membuktikan bah- dari 57 perang saudara yang berhasil
wa konflik etnis tidak bisa lagi dilihat didamaikan melalui perundingan. Lagi
sebagai masalah dalam negeri. Konsep- pula, tercapainya perdamaian melalui
si Westphalia tentang kedaulatan nasio- perundingan belum menjamin kelang-
nal yang menganggap bahwa suatu gengan perikehidupan setelahnya, se-
negara tidak perlu mempertanggung- lama pelaksanaan ketentuan perjanjian
jawabkan kepada pihak luar negeri perdamaian belum tuntas. Namun demi-
atas apapun yang terjadi di dalam per- kian, kebanyakan pemerintahan setuju,
batasan wilayahnya - semakin lama se- paling tidak secara teoretis, bahwa se-
makin mendapat tantangan. Persoalan harusnya ada suatu bentuk pemerintah-
Hak Azasi Manusia (HAM), misalnya, te- an internasional untuk membantu penye-
lah menjadi masalah internasional, dan lesaian konflik dan perlindungan pendu-
dalam beberapa peristiwa telah diang- duk dari bahaya pembersihan etnis atau
gap harus lebih diutamakan daripada malapetaka kemanusiaan lainnya.
kedaulatan nasional.
Dalam kasus-kasus penindasan yang
Sanksi atau Juru Damai
luar biasa terhadap sesuatu golongan
etnis, atau dalam kasus genocide, ffi?- Pihak yang mau mendesak sesuatu
syarakat dunia memainkan peran yang pemerintah untuk mempertanggungja-
KEKERASAN DAN PENCENDALIAN KONFLIK 265

wabkan kejadian di dalam negerinya Terakhir, penyelesaian masalah seca-


yang dikecam oleh masyarakat dunia ra tuntas sulit diharapkan dari pihak juru
paling tidak harus punya tiga macam damai. Seorang juru damai pihak ketiga
senjata, yaitu intervensi tanpa kekeras- hanya efektif sebagai pembuka saluran
?[, intervensi dengan kekerasan, dan komunikasi. la bertatap muka dengan
juru damai pihak ketiga. masing-masing pihak yang bersengketa
guna mengupayakan tercapainya titik-
Masyarakat internasional cukup kuat un-
temu dalam pandangan para pihak yang
tuk mempengaruhi negara-negara de- bertikai a1ar dapat ditentukan sarana
ngan ancaman sanksi ekonomi dan pe- mana yang paling tepat untuk mengatasi
ngucilan dari masyarakat dunia. Dengan konflik. Rangkaian perundingan yang di-
demikian, negara-negara yang melakukan lakukan oleh seorang juru damai pihak
tindakan yang tidak disukai oleh masya- ketiga seringkali memberi jalan keluar
rakat internasional - terutama dalam hal bagi pihak yang ingin mengakhiri seng-
keta tanpa kehilangan makna dan muka.
kekerasan terhadap hak azasi etnis atau
golongan akan banyak menderita ke-
sulitan terutama dalam hal perekonomi- Manajemen Konflik
an. Namun, perlu diingat bahwa sanksi-
sanksi internasional dalam banyak hal Mencegah lebih baik daripada me-
hanya efektif. pada keadaan sosial yang nyembuhkan. Kata tersebut merupakan
tidak terlalu tegang. kebijaksanaan terbaik yang pernah ada.
Dan, cara yang paling efektif untuk
mengatasi konflik etnis dari alternatif
Apabila sanksi pertama - tanpa keke-
tersebut di atas - adalah menggunakan
rasan - tidak berhasil menyelesaikan kon-
diplomasi preventif. Artinya, pemerin-
flik atau menghentikan penindasan ter-
tah perlu menjalankan manajemen kon-
hadap suatu golongan etnis tertentu, ma-
ka upaya yang tersisa adalah sanksi yang
flik di wilayah negaranya. Secara kon-
sepsional, manajemen konflik bermak-
diiringi dengan kekerasan. Penggunaan
sud untuk menyelesaikan permasalahan
kekuatan militer (asing) dapat mengubah
yang ada sebelum ia sempat meluas
perimbangan kekuatan etnis di dalam
dan lepas kendali. Kalau polarisasi so-
negeri. Hal ini dapat memaksa golong-
sial sudah terlanjur terjadi konflik le-
an-golongan etnis untuk mengajukan tun-
tutan-tuntutan yang masuk akal. lnterven-
bih dulu terjadi dibandingkan dengan
program manajemen konflik yang hen-
si militer juga menjamin terciptanya kon-
dak diberlakukan oleh negara - kemung-
trak etnis antargolongan yang baru, wa-
kinan untuk tercapainya persetujuan per-
laupun berlakunya hanya selama masa
damaian melalui perundingan menjadi
transisional saja. Namun demikian, setiap
semakin kecil. Perundingannya pun akan
interuensi militer harus terus diawasi oleh
memakan waktu semakin lama.
masyarakat internasional supaya tujuan
intervensi dapat dibatasi pada tercapai- Oleh sebab itu, manajemen arus in-
nya pemecahan masalah secara damai. formasi secara cermat sebenarnya da-
ANAL|S|S CSIS,
ANALISIS CS|S, Tahun XXX|20O1, No. 3

pat mencegah polarisasi dalam masya- kelompok-kelompok yang berselisih. Se-


rakat. Dan, yang harus disalurkan ke da- bab, dalam hal ini, asumsinya adalah bah-
lam jaringan komunikasi adalah informa- wa negara tidak bisa bersikap adil atau
si yang akurat dan tanpa kandungan pra- tengah berpihak pada salah satu etnis,
sangka. Pengaturan arus informasi sama kelompok, atau golongan lainnya.
sekali tidak berarti menyangkal adanya
konflik. Manajemen informasi harus di-
artikan sebagai penghalauan informasi Commonalities Rule
yang berisi label-label, cap-cap, ciri-ciri Terakhir, suatu upaya pencarian yang
stereotype etnisitas, dan pemutarbalikan
dilakukan oleh masyarakat-masyarakat
fakta tentang peristiwa yang terjadi. Ini yang berselisih untuk memperluas nilai-
berarti mengutarakan permasalahan se- nilai, institusi-institusi, dan praktek-prak-
cara jujur dan seimbang. Dengan demi- tek yang dapat diterima oleh masyara-
kian, para penengah pihak luar dapat kat dari peradaban lain. Bila kita cer-
membantu memulihkan rasa saling mem-
mati, maka commonalities rule hampir
percayai di antara golongan yang se-
serupa atau bahkan sama dengan kon-
dang bersengketa.
sep asimilasi yang ditawarkan oleh
Coleman dan Rosberg. lni artinya, ber-
Abstention Rule bagai pihak perlu memaknai perbedaan
sebagai suatu kekayaan sumber daya
Dalam hal ini negara-negara besar yang justru dapat mengembangkan wa-
tidak perlu melakukan intervensi sebagai cana kita sebagai masyarakat yang ma-
pencegahan konflik, karena apabila te- jemuk. Syarat penting dari asimilasi ada-
tap dilakukan maka bukan tidak mung- lah saling percaya dan menyingkirkan
kin intensitas kekerasan konflik justru ber- prasangka buruk ataupun stereotype yang
tambah besar. Hal ini akan terjadi teru- membelenggu pikiran semua pihak.
tama berkaitan dengan konflik ras atau
peradaban.
PENUTUP

loint Mediation Rule Konflik yang sering terjadi di muka


bumi, baik vertikal maupun horisontal,
Langkah ini dilakukan oleh negara-ne- pada dasarnya berakar pada dua as-
gara maju untuk turut ambil bagian da- pek. Aspek pertama adalah lingkungan,
lam mengupayakan negosiasi-negosiasi yaitu bagaimana lingkungan yang tidak
yang ternyata buntu manakala dilakukan kondusif membuat manusia secara emo-
oleh netara yang bersangkutan. Namun, sional tertekan sehingga membuatnya
perlu diingat bahwa peranserta negara- frustasi pada keadaan. Selanjutnya apa-
negara maju bukan dalam hal penentu- bila hal tersebut didiamkan, maka akan
an kebijakan bagi pihak-pihak yang ber- mengakibatkan munculnya impuls positif
selisih tetapi sebagai mediasi netral dan terhadap pemberontakan diri berupa
wahana komunikasi (dialog peradaban) tindak kekerasan terhadap orang lain,
KEKERASAN DAN PENCENDALIAN KONFLIK 267

kelompok lain, atau etnis lain. Aspek untuk menuntut keadilan dan kebenaran;
yang kedua adalah persoalan dalam ada yang dilakukan dengan kekerasan
$ diri manusia itu sendiri. Menurut bebe- dan ada pula yang dilakukan dengan
{;
,#t
rapa pengamat - terutama pengamat tuntutan. Dan, bila hal tersebut belum
rl
* psikoanalisis setiap manusia memiliki juga berhasil, maka agresi dan penye-
{ insting yang dinamankan insting kema- rangan akan menjadi jalan akhir da-
t
I tian. Maksudnya, setiap individu memi- lam "rekonsiliasi" konflik di antara ke-
ir
llil liki jiwa untuk melakukan tindak keke- lompok yang berseteru. Kemudian, se-
rasan terhadap orang lain. Hanya saja
iii

telah terjadi aksi kekerasan yang meng-


J}
insting ini ditekan oleh ego diri ingat akibatkan banyak korban berjatuhan,
$
tili
perkataan Sigmund Freud - agar tercip- maka perasaan takut, terluka, dan di-
It
ta perasaan aman satu sama lainnya. remehkan timbul lagi di kalangan pi-
iii
Namun tidak sedikit orang yang belum hak lain yang kalah dalam persaingan,
il,
mampu memagari atau menekan insting dan siklus itu kembali lagi dari awal,
ii;
ir
kematian mereka sehingga tidak jarang terus dan terus berputar. Demikian pula
kita melihat ada orang-orang yang me- halnya dari segi psikoanalisis. Menekan
lakukan tindak kekerasan tanpa alasan insting kematian dengan ego melalui
&
yang jelas. etika, pemerhalusan moral, dan lain se-
,fl
Konflik sebagai manifestasi dari pel- bagainya, bukanlah senjata pamungkas
fi bagai sebab - frustasi, rasa aman, rasa untuk menyelesaikan konflik. Sebab,
takut, tidak sinkronnya harapan dengan seperti yang dikatakan oleh Freud,
impuls-impuls irasional akan tiba-tiba
$ kenyataan, agama, etnisitas, cultural pol-
itics, dan lain sebagainya bukan saja muncul dalam setiap kehidupan manu-
$
barang baku bagi negara-negara ber- sia yang tengah berelasi. Ini artinya,
kembang, karena ia pun sering terjadi serasional-rasionalnya manusia pada
$
di negara-negara maju. Bila' kita ibarat- saat tertentu ia pun akan melakukan
#
:s
I kan, maka konflik merupakan bahaya tindakan irasional - kekerasan hingga ke-
laten bagi setiap negara dan setiap per- kejaman karena insting kematian yant
$ adaban.
selama ini ditekan dan dipagari me-
lalui rasionalitas akan menyerbu dan
Jadi, memang tidak ada jalan pin- menyeruak keluar mencari jalan bagi
tas yang manjur bagi penyelesaian kon- aktualisasi insting dasar alamiah manu-
flik di manapun. Sebab bila kita perha- sia; seperti layaknya kebutuhan biologis
tikan dari segi politik, konflik memiliki (insting kehidupan).
siklus kekerasan yang sukar untuk dise-
lesaikan. Konflik (biasanya) diawali oleh
perasaan takut, terluka, ataupun pera- KEPUSTAKAAN
saan disia-siakan oleh kelompok atau
etnis lainnya sehingga menyebabkan Arendt, Hannah. 1993. Asal-Usul Totaliteris-
frustasi dan kemarahan. Akumulasi dari me (Jakarta:YOl).
ke,rnarahan dan rasa frustasi itu kemu- Fanon, Frantz. 1963. The Wretched of the
dian dimanifestasikan datam perilaku tarth (New York: Crove Press lnc.).
ANALISIS CSIS, Tahun XXX/2001, No.

Fromm, Erich . 1941. Escape from Freedom siologi. Cetakan Kedua (Jakarta: penerbit
(New York: Holt, Rinehart & Winston). Cramedia Pustaka Utama).
2000.
Akar Kekerasan: Analisis So-
sio-Psikologls atas Watak Manusia (yogya- Lake, David A., and Donald Rothchild (eds.).
karta: Pustaka Pelajar). 1998. The lnternational Spread of Ethnic
Conflict: Fear, Diffusion and Escalation
Ciddens, Anthony, and David Held. 1992. (Princeton, NJ: princeton University press).
Class, Power, and Conflict (London: Mac-
Millan). Lorenz, Konrad. 1966. On Aggression (New
Huntington, Samuel P. 2001. Benturan Antar- York: Harcourt Brace Jovanovich).
peradaban: dan Masa Depan potitik Du-
nia (Yogyakarta: Penerbit ealam). Muhaimin, Yahya, dan Colin MacAndrews.
1995. Masalah-Masalah pembangunan po_
Laeyendecker, L. 1gg1. Tata, perubahan, dan litik. Cetakan Ketujuh (yogyakarta: CMU
Ketimpangan: Suatu Pengantar Sejarah So- Press).

I
The The lndonesion Quorterly is o. iournol of policy
oriented studies published by the CENTRE FOR
STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES (CSIS),
'1
I
Indonesian Jokorto, since 1972.lt is o medium for lndonesion
views on notionol, regionolond globol problems.
quarterly Eoch issue contoins
o Current Events
D Review of Polilicol Development
o Review of Economic Development
ond
Articles on Contemporory lssues ond problems
of lndonesio ond ASEAN Region
Annuol Subscriptions:
lndonesio Rp 70.000,00
Asio, Pocific, ond Auslrolio us$ 100.00
i::'4{r3x1 {i11815, :

:1
7i$Bii:{+la*dj:$F.r|r1r-, Europe & Africo us$ r2s.00
:?'ir:Etrint n6 +tt+litri;da;&

.,,,,ef{,.r,1, 1'..Y:.{qcrto.i?d
USA, Conodo & CenlrolAmerico us$ 150.00
: ';trftni*rir4,it tisi lidr
Soulh Americo & Olhers us$ 175.00

l{{t::: gt|-cg nes, po rldence. perm issio n req


lor revtew ond subscriplions to .
u esrs, books
The lndonesion Quorterlv
Centre for Strotegic ond lnlernotionol Sludies
Jl, Tonoh Abong t(/n-27, .toliorio ioioo.-tnbonesio
Phone 162-211386 5532, Fcl,<{62-2tl3BO i64l; 3847517
Emoil: csis@csis.or. id

Anda mungkin juga menyukai