Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada umumnya, DNA-Z memiliki urutan purin dan pirimidin yang tertukar
karena berada pada konsentrasi garam yang tinggi. Sebagai contoh, DNA-Z dapat
ditemukan pada kromosom raksasa kelenjar ludah Drosophila melanogaster dan di
macronukleus Stylonychia mytilus. Salah satu petunjuk yang memungkinan untuk
mengetahui bagaimana keterlibatan Z-DNA dalam mengatur ekspresi gen adalah pada
salah satu struktur protein regulator tertentu yang dapat terikat dalam alur utama heliks
ganda yang kidal dan tidak heliks ganda biasa. Protein represor mungkin bertindak dalam
arah yang berlawanan, menstabilkan urutan regulator dalam DNA-B dan mencegah
transkripsi. Meskipun fungsi DNA-Z masih belum diketahui, protein pengikat Z-DNA
spesifik telah dapat diisolasi dari Drosophila.
Struktur Kromatin: Bagian Sensitif Nuclease yang Mendekat pada Gen Aktif
Gen yang sedang ditranskrip dikemas ke dalam nukleosom menunjukkan adanya
frekuensi dan jarak yang sama dengan nukleosom yang mengandung DNA dari gen yang
tidak sedang ditranskrip. Pada tahun 1976, M. Groudine dan H. Weintraub menunjukkan
bahwa gen hemoglobin hadir dalam kromatin dari sel darah merah ayam umur 18-hari
lebih yang sensitif terhadap degradasi oleh deoxyribonuclease pankreas I (DNase I) dari
pada yang gen ovalbumin (tidak diekspresikan dalam sel darah merah) di kromatin dari
sel-sel yang sama atau gen hemoglobin dalam kromatin diisolasi dari fibroblast atau sel-
sel otak dari ayam yang sama. Sensitivitas nuklease gen aktif tergantung pada kehadiran
dua protein non histon kromosom yang disebut HMG14 dan HMG 17. Ketika protein
HMG14 dan HMG 17 dikembalikan dari kromatin aktif, sensitivitas nuclease hilang dan
ketika ditambahkan kembali, sensitivitas dipulihkan.
Kontrol Hormonal Pada Ekspresi Gen
Komunikasi interseluler sangat penting pada makhluk hidup tingkat tinggi
(eukariot). Sinyal awal yang ada pada berbagai kelenjar dan atau sel sekret dapat
menstimulasi target yang berupa jaringan atau sel-sel untuk melakukan perubahan pada
pola metaboliknya. Perubahan yang terjadi termasuk perubahan pada pola diferensiasi
yang saling bergantung, sebagai contoh pada pola ekspresi gen dapat berubah. Hal ini
menunjukkan beberapa jenis molekul mampu membawa sinyal dari satu sel ke sel lain.
Mekanisme pemicuan pada pola perubahan ekspresi gen menggunakan hormon
peptida, seperti insulin dan hormon steroid ( seperti estrogen dan testosteron) yang
mewakili dua jenis sistem sinyal yang digunakan dalam komunikasi interselular.
Hormon steroid pada umumnya berupa molekul yang berukuran kecil dengan
konjugasi struktur empat cincin yang disintesis dari kolesterol. Adapun berbagai
hormon steroid memiliki perbedaan pada pola bagian rantai dan ikatan yang
membentuk cincin. Hal ini memungkinkan mereka untuk dikenali oleh protein reseptor
yang berbeda yang ada di sitoplasma berbagai sel target. Pada hewan tingkat tinggi,
hormon disintesis pada berbagai sel sekret yang spesifik dan diedarkan melalui aliran
darah. Hormon peptida pada umumnya tidak bisa secara normal memasuki sel karena
ukurannya yang terlalu besar sehingga harus dimasukkan dengan bantuan media protein
reseptor yang ada pada membrane sel (gambar 1.2)
Gambar 1.2 Mekanisme masuknya hormone peptide menggunakan bantuan protein reseptor pada
membran. (Snustad, 2012)
Mekanisme lain untuk ukuran hormone yang lebih kecil dapat dilakukan
dengan cara memasuki sel melalui membran sel saja. Selanjutnya, ketika hormone
peptide sudah berada di dalam sel target yang sesuai, hormon steroid akan terikat pada
protein reseptor spesifik. Protein reseptor ini hanya ada di sitoplasma sel target.(gambar
1.3)
Gambar 1.3 Mekanisme masuknya hormone peptide menggunakan bantuan protein reseptor di
dalam sitoplasma sel target. (Snustad, 2012)
Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh tingkat konsentrasi garam terhadap Z-form?
Jawaban:
Pada keadaan normal Z-form dari pergantian purin dengan pirimidin sekuen DNA
hanya terjadi saat konsentrasi garamnya tinggi. Ketika beberapa basa pada sekuen Z-form
yang potensial mengandung metil maka comformasi Z yang stabil yaitu pada saat
konsentrasi garam rendah.
2. Bagaimana apabila elemen enhancer yang ada pada sekuens DNA spesifik
(Glucocorticoid Response Elements/ GREs) mengalami delesi atau insersi, maka akibat
apa yang akan ditimbulkan?
Jawaban:
Apabila elemen enhancer yang ada pada sekuens DNA spesifik (Glucocorticoid Response
Elements/ GREs) mengalami delesi atau insersi, maka ada dua kemungkinan yang terjadi.
Pertama apabila elemen enhancer hanya mengalami delesi atau insersi satu dari dua
pengulangan sekuens, maka enhancer tersebut masih fungsional sehingga masih
memungkinkan untuk terjadinya proses transkripsi. Namun apabila elemen enhancer
mengalami delesi atau insersi pada dua pengulangan sekuens maka kemungkinan besar
enhancer tidak fungsional sehingga tidak memungkinkan terjadinya transkripsi.
3. Bagaimana hubungan antara enchancer dan silencer dalam pengaturan Transkripsi
Eukariot ?
Jawab : seperti namanya, Enhancher meningkatkan transkripsi dan silencer menurunkan
transkripsi gen-gen yang diregulasi. Enhancher dapat bekerja pada jarak yang relative
jauh, yaitu lebih dari beberapa ribu pasang nukleotida dari gen yang diregulasi. Enhancer
adalah orientasi yang bebas, mereka dapat berfungsi dengan salah satu orientasi, baik itu
normal atau bolak-balik. Enhancer adalah posisi yang bebas, mereka dapat berfungsi
dengan baik pada posisi ujung 5’ atau ujung 3’ dari gen /ada dalam intron gen.
4. Bagaimana laju inisiasi pada amphibi dapat berjalan lurus dengan proses fertilisasi yang
terjadi ? jelaskan alasan saudara.
Jawab : Laju inisiasi sintesis protein mengikuti fertilisasi, saat tahap grastula tidak terjadi
sintesis RNAr pada embrio amphibi. Telur dari amfibi mengandung sangat banyak ribosom
sekitar 1012 per telur yang masa nukleus dari oosit X. laevis mengandung ratusan nukleolus,
masing-masing mengandung molekul DNA sirkuler yang membawa gandaan berulang
secara dua-dua dari gen rRNA. Setelah dibentuk, ekstrachromosomal molekul DNA
nampak bereplikasi dengan mekanisme rolling circle. Replikasi selektif gen-gen rRNA
dalam oosit merupakan contoh tipe amplifikasi gen spesifik.