Anda di halaman 1dari 13

REAKSI REDOKS

A. Pembelajaran Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi

1. Deskripsi Redoks

Banyak peristiwa di sekitar kita yang melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi

yang dikenal dengan istilah reaksi redoks, seperti:

 Peristiwa Perkaratan Besi.

Mengapa besi yang dibiarkan di udara dapat mengalami korosi atau

perkaratan, apa yang terjadi? Besi atau logam lain yang dibiarkan di udara

akan mengalami reaksi redoks. Besi akan bereaksi dengan oksigen bila ada

uap air membentuk karat yaitu oksida besi yang mengandung molekul air.

Reaksi kimia pada perkaratan besi adalah:

4 Fe (s) + 3 O2 (g) + 6 H2O (aq)  2 Fe2O3.3 H2O (s)

 Pembakaran Hidrogen pada Pesawat Ruang Angkasa.

Reaksi pembakaran dapat diamati pada pembakaran hidrogen pada

mesin pesawat ruang angkasa, yang menghasilkan uap air. Reaksi

pembakaran gas hidrogen pada pesawat ruang angkasa adalah:

2 H2 (g) + O2 (g)  2 H2O (l)

 Reaksi Kimia dalam Baterai

o Reaksi Kimia pada Sel Aki (Baterai Pb)

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
Baterai aki ini merupakan sel sekunder yang reaksinya dapat

reversible melalui pengisian dengan arus listrik searah yang

berlawanan arusnya dengan arus listrik dari sel. Sel ini banyak dipakai

sebagai sumber listrik kimia pada kendaraan bermotor. Dalam sel aki,

kepingan-kepingan Pb dan PbO2 dibenamkan dalam larutan elektrolit

H2SO4 30%. Reaksi kimia yang terjadi pada aki adalah:

Pb (s) + PbO2 (s) + 2 H2SO4 (aq)  2 PbSO4 (s) + 2 H2O (l)

o Reaksi Kimia pada Batu Baterai (Sel Kering).

Baterai merupakan sebutan dalam kehidupan sehari-hari bagi sel

kering. Anodanya dari wadah seng sebagai elektroda negatif dan

batang grafit sebagai katoda atau elektroda positif. Wadah seng jika

diisi pasta dari NH4Cl (elektrolit) dan MnO2. Reaksi kimia yang terjadi

pada batu baterai adalah:

Zn (s) + 2 MnO2 (s) + 2 NH4Cl (aq)  ZnCl2 (aq) + Mn2O3 (s)

+ 2 NH3 (g) + H2O (l)

 Electroplating

Electroplating merupakan pelapisan logam pada benda padat konduktif

dengan bantuan arus listrik. Pelapisan ditujukan untuk memperbaiki

permukaan benda sehingga lebih cemerlang dan mengkilap dan tahan

korosi. Benda dapat dilapis dengan emas, nikel, tembaga, seng, kuningan,

perak, crom dan logam pelapis lain. Berbagai barang perhiasan, kerajinan,

komponen sepeda motor, mobil dan peralatan pabrik dilakukan sentuhan

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
akhir melalui elektroplating ini. Contoh dari proses elektroplating dapat

ditemukan pada proses pelapisan logam Cu dengan menggunakan krom dan

pada proses penyepuhan emas. Biasanya besi dijadikan katoda, logam

penyepuhan menjadi anoda. Larutan elektrolit yang dipakai adalah emas

klorida (AuCl3). Emas murni Au sebagai anoda dicelupkan dan

digantungkan. Logam yang akan disepuh misalnya cincin digantungkan dan

dicelupkan ke dalam elektrolit sebagai katoda.

Reaksi redoks yang terjadi pada penyepuhan emas adalah:

Anoda (Au) : Au (s)  Au3+ (aq) + 3e-

Katoda (Au3+) : Au3+ (aq) + 3e-  Au (s)

Reaksi keseluruhan : Au (s)  Au (s)

 Reaksi Pembakaran Pada Kayu

Bahan yang mudah dibakar dalam kayu adalah selulose, suatu zat serat yang

merupakan kekuatan pada struktur tanaman. Selulose terdiri atas karbon,

hidrogen, dan oksigen. Molekulnya merupakan polimer yang rumus

umumnya adalah (C6H10O5)x. Persamaan untuk pembakaran selulose dapat

diberikan persamaan pembakaran dari rumus empirisnya, (C6H10O5)x. Reaksi

pembakaran pada kayu adalah:

(C6H10O5)x (s) + 6 O2 (g)  6 CO2 (g) + 5 H2O (l)

 Pembakaran pada Fuel Cell (Sel Bahan Bakar)

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
Sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah alat elektrokimia yang dirancang

untuk dapat diisi terus reaktannya. Reaktan yang biasanya digunakan dalam

sel bahan bakar adalah hidrogen di sisi anoda dan oksigen di sisi katoda

(sebuah sel hidrogen). Biasanya, aliran reaktan mengalir masuk dan produk

dari reaktan mengalir keluar. Sehingga operasi jangka panjang dapat terus

menerus dilakukan selama aliran tersebut dapat dijaga kelangsungannya.

Reaksi kimia yang terjadi pada fuel cell adalah:

Anode : 2H2 (g)  4 H+(aq) + 4e-

Katoda : O2 (g) + 4 H+(aq) + 4 e-  2 H2O (l)

Reaksi keseluruhan : 2 H2 (g) + O2 (g)  2 H2O (l)

 Pembakaran Metana pada Kompor Gas.

Dalam suatu reaksi pembakaran, suatu senyawa bereaksi dengan zat

pengoksidasi. Reaksi pembakaran pada bahan bakar seperti metana atau gas

alam akan menghasilkan karbon dioksida dan uap air. Reaksi yang terjadi

pada pembakaran gas metana adalah:

CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (l)

 Proses Pengolahan Bijih Besi dari Oksidanya (Besi Tanur)

Pengambilan bijih besi (Fe) dari oksidanya (Fe 2O3) juga merupakan aplikasi

redoks dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi redoks yang terjadi pada

pengolahan bijih besi dari oksidanya adalah:

Fe2O3 (s) + 3 CO (g)  2 Fe (s) + 3 CO2 (g)

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
 Fotosintesis pada Tumbuhan

Dedaunan merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis pada

sebagian besar tumbuhan. Warna daun yang hijau berasal dari klorofil yaitu

pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroflas. Klorofil berfungsi

menyerap energi cahaya untuk menggerakkan sintesis molekul makanan

pada kloroflas. Persamaan reaksi fotosintesis:


klorofil
6 CO2 (g) + 6 H2O (l) C6H12O6 (s) + 6 O2 (g)
UV

2. Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi

Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan seiring

dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya konsep reaksi oksidasi dan reduksi

didasarkan pada peristiwa penggabungan dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi

melibatkan penggabungan oksigen dan reaksi reduksi melibatkan pelepasan

oksigen. Kemudian para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi

oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan kimianya, yaitu dengan adanya serah

terima elektron. Konsep ini ternyata dapat diterapkan untuk reaksi-reaksi yang

tidak melibatkan oksigen. Reaksi oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersama-sama

sehingga disebut juga reaksi oksidasi-reduksi atau reaksi redoks.

Selanjutnya para ahli menyadari bahwa reaksi redoks tidak selalu

melibatkan serah terima elektron, tetapi juga penggunaan bersama elektron.

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
Mereka lalu mengembangkan konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan

bilangan oksidasi.

a. Konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen

Pada awalnya sekitar abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi

didasarkan atas penggabungan unsur/senyawa dengan oksigen untuk membentuk

oksida, dan pelepasan oksigen dari senyawa. Reaksi oksidasi adalah reaksi

penggabungan oksigen dengan unsur atau senyawanya seperti pada contoh

berikut:

2 Mg (s) + O2 (g)  2 MgO (s)

C (s) + O2 (g)  CO2 (g)

4 Fe (s) + 3 O2 (g)  2 Fe2O3 (s)

CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (l)

2 CO (g) + O2 (g)  2CO2 (g)

Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari senyawanya seperti contoh

berikut:

2 CuO (s)  2 Cu (s) + O2 (g)

2 PbO2 (s)  2 PbO (s) + O2 (g)

6 CO2 (g) + 6 H2O (l)  C6H12O6 (s) + 6 O2 (g)

b. Konsep reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan elektron

Memasuki abad ke-20, para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari

reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan kimianya, yaitu adanya serah

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
terima elektron. Reaksi oksidasi melibatkan pelepasan elektron, sedangkan reaksi

reduksi melibatkan penerimaan elektron. Konsep ini dapat diterapkan untuk

reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen. Reaksi oksidasi adalah reaksi

pelepasan elektron, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron.

Ditinjau dari serah terima elektron, reaksi oksidasi dan reduksi selalu terjadi

bersama-sama. Artinya, ada zat yang melepas elektron atau mengalami oksidasi

dan ada zat yang menerima elektron atau mengalami reduksi. Reaksi-reaksi

berikut menunjukkan terjadinya serah terima elektron.

1). Reaksi antara Na dan F membentuk NaF yang terjadi:

Reaksi oksidasi : Na (s)  Na+(s) + e- Na melepas elektron

Reaksi reduksi : F2 (g) + 2e-  2 F -(aq) F menerima elektron

Reaksi redoks : Na (s) + F2 (g)  2 NaF (s)

2). Reaksi antara Zn dan CuSO4 yang terjadi:

Zn (s) + CuSO4 (aq)  ZnSO4 (aq) + Cu (s)

Reaksi oksidasi : Zn (s)  Zn 2+ (aq) + 2e- Zn melepas elektron

Reaksi reduksi : Cu2+ (aq) + 2e-  Cu (s) Cu menerima elektron

Reaksi redoks : Zn (s) + Cu2+(aq)  Zn2+ (aq) + Cu (s)

c. Konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi

Para ahli kimia menyadari bahwa reaksi redoks tidak selalu melibatkan

serah terima elektron. Para ahli kimia sepakat memperluas konsep redoks untuk

reaksi-reaksi yang tidak melibatkan elektron dengan menggunakan dasar

perubahan bilangan oksidasi dari atom unsur sebelum dan sesudah reaksi.

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
Dalam reaksi redoks apabila unsur yang bilangan oksidasinya bertambah

dikatakan mengalami oksidasi dan atom unsur yang bilangan oksidasinya

berkurang mengalami reduksi. Reaksi redoks adalah reaksi di mana terjadi

perubahan bilangan oksidasi atom pereaksi sebelum dan sesudah reaksi. Pada

reaksi oksidasi terjadi pertambahan bilangan oksidasi, sedangkan pada reaksi

reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi. Contoh berikut menunjukkan adanya

perubahan bilangan oksidasi pada suatu reaksi.

1). Reaksi antara C dengan O2 membentuk CO2.

C (s) + O2 (g)  CO2 (g)


0 0 +4 -2
Oksidasi
Reduksi
C mengalami kenaikan BO dari 0 ke +4 mengalami reaksi oksidasi

O2 mengalami penurunan BO dari 0 ke -2 mengalami reaksi reduksi

2). Reaksi antara Fe2O3 dengan CO.

Fe2O3 (s) + 3 CO (g)  2 Fe (s) + 3 CO2 (g)

+3 +2 0 +4
Reduksi

Oksidasi

Fe mengalami penurunan BO dari +3 ke 0 mengalami reaksi reduksi

C mengalami kenaikan BO dari +2 ke +4 mengalami reaksi oksidasi

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
3. Bilangan Oksidasi

Untuk menerapkan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan

perubahan bilangan oksidasi, terlebih dahulu harus mengetahui apa itu bilangan

oksidasi dan bagaimana cara menentukan harga bilangan oksidasi suatu unsur.

Bilangan oksidasi dari suatu atom unsur adalah muatan yang dimiliki oleh atom.

Jika elektron valensinya cenderung tertarik ke atom lain yang berkaitan

dengannya maka akan memiliki keelektronegatifan relatif lebih besar.

Secara umum, untuk 2 atom yang berkaitan (secara ionik maupun kovalen)

berlaku aturan:

1. Atom unsur dengan keelektronegatifan yang lebih kecil mempunyai

bilangan oksidasi positif.

2. Atom unsur dengan keelektronegatifan yang lebih besar mempunyai

bilangan oksidasi negatif.

Untuk menentukan bilangan oksidasi atom suatu unsur berlaku aturan berikut:

1. Bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas sama dengan 0 (nol).

Contoh:

Bilangan oksidasi atom dalam unsur Na, Fe, C, H 2, Cl2, P4, dan S8 sama

dengan 0 (nol).

2. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.

Contoh :

- Bilangan oksidasi ion Na+ = +1

- Bilangan oksidasi ion Fe2+ = +2

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
- Bilangan oksidasi ion Cl  = 1

- Bilangan oksidasi ion O2 = 2

3. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral sama dengan 0

(nol). Sedangkan jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam ion poliatom

sama dengan muatan ionnya.

Contoh :

- Senyawa NaCl mempunyai muatan = 0

Jumlah BO. Na + Jumlah BO Cl = 0

(1 atom Na x BO. Na) + (1 atom Cl x BO. Cl) = 0

- Senyawa NO3 mempunyai muatan = 1

Jumlah BO. N + Jumlah BO. O = 1

(1 atom N x BO. N) + (1 atom O x BO. O) = 1

4. Bilangan oksidasi fluorin (F) dalam senyawanya selalu sama dengan 1.

Contoh:

Bilangan oksidasi F dalam NaF, HF, ClF3 =  1

5. Bilangan oksidasi hidrogen (H) jika berikatan dengan non-logam sama

dengan +1. Sedangkan bilangan oksidasi H jika berikatan dengan logam

adalah 1.

Contoh:

- Bilangan oksidasi H dalam HF, HCl, H2O, H2S = +1

- Bilangan oksidasi H dalam NaH, CaH2 = 1

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
6. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawanya sama dengan 2, kecuali

dalam senyawa biner flourida, peroksida dan superoksida.

Contoh:

- Bilangan oksidasi O dalam H2O, Na2O = 2

- Bilangan oksidasi O dalam senyawa flourida OF2 = +2

- Bilangan oksidasi O dalam senyawa peroksida H2O2 dan Na2O2 =  1

- Bilangan oksidasi O dalam senyawa superoksida KO2 dan CsO2 =  ½

7. Bilangan oksidasi logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) dalam

senyawanya sama dengan +1.

8. Bilngan oksidasi logam golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam

senyawanya sama dengan + 2.

9. Bilangan oksidasi logam transisi dalam senyawanya dapat lebih dari satu

Contoh:

Fe mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam FeO, +3 dalam Fe 2O3 dan

seterusnya. Bilangan oksidasi Fe dapat ditentukan dengan menggunakan

aturan penentuan bilangan oksidasi.

10. Bilangan oksidasi non-logam

(a). Dalam senyawa biner dari logam dan non-logam

Non-logam mempunyai bilangan oksidasi sama dengan

muatan ionnya. Contoh:

Cl berada sebagai ion Cl dalam senyawa NaCl. Jadi, bilangan

oksidasi Cl dalam NaCl sama dengan 1

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
(b). Dalam senyawa biner dari non-logam dan non-logam

Non-logam yang lebih elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi

negatif. Bilangan oksidasinya sama dengan bilangan oksidasi jika

non-logam tersebut berada sebagai ionnya. Contoh:

Dalam senyawa ICl, Cl lebih elektronegatif dibandingkan I sehingga

Cl mempunyai bilangan oksidasi yang negatif.

4. Oksidator dan Reduktor

Dalam reaksi oksidasi dan reduksi (redoks), apabila unsur yang bilangan

oksidasinya bertambah maka mengalami oksidasi dan unsur yang bilangan

oksidasinya turun maka mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mengalami

oksidasi, sedangkan oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Illustrasi

berikut memperlihatkan pengertian oksidator dan reduktor. Reaksi redoks yang

melibatkan perubahan bilangan oksidasi adalah reaksi antara C dengan O 2

membentuk CO2 berikut ini:

C (s) + O2 (g)  CO2 (g)


0 0 +4 -2
reaksi oksidasi
reaksi reduksi

Bilangan oksidasi dari C meningkat dari 0 menjadi +4, maka C mengalami reaksi

oksidasi dan C bertindak sebagai reduktor. Bilangan oksidasi dari O2 menurun dari

0 menjadi 2, maka O2 mengalami reaksi reduksi dan O2 bertindak sebagai

oksidator.

5. Autoredoks
Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/
Autoredoks adalah reaksi yang melibatkan zat yang mengalami sekaligus

reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Illustrasi berikut memperlihatkan pengertian

autoredoks.

1) Cl2 (g) + 2 NaOH (aq)  NaCl (aq) + NaClO (aq) + H2O (l)
0 -1 +1
reaksi reduksi
reaksi oksidasi

Dari reaksi di atas terlihat bahwa Cl 2 mengalami penurunan bilangan

oksidasi sekaligus pertambahan bilangan oksidasi atau mengalami reduksi

sekaligus oksidasi, maka reaksi di atas disebut sebagai autoredoks.

2) 4 H+ (aq) + 2 Cu2O (s)  2 Cu (s) + 2 Cu2+ (aq) + 2 H2O (l)


+1 0 +2
reaksi reduksi

reaksi oksidasi

Dari reaksi di atas terlihat bahwa Cu mengalami penurunan bilangan oksidasi

sekaligus pertambahan bilangan oksidasi atau mengalami reduksi sekaligus

oksidasi, maka reaksi di atas disebut sebagai autoredoks.

Reaksi Redoks
http://trigps.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai