Anda di halaman 1dari 5

TeoriPembelajaran

MakalahInidibuatuntukMemenuhiTugasMata KuliahTeoriPembelajaran
DosenPengampu : 1. Prof. Dr. FX. Sugiyanto, M.Pd.
2. Dr. Sumaryanti, M.S.

Muhammad Ferdian Nur Faldin


17711251072

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
TEORI PEMBELAJARAN
Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari
belajar. Oleh sebab itu ada beberapa teori pembelajaran salah satunya Teori
Behavioristik, dibawah ini ada beberapa tokoh pengembang teori Behavioristik yaitu:
a) Thorndike
Menurut thorndike, belajar merupakan proses interaksi antara stimulus
dan respon. Dan perubahan tingkah laku merupakan akibat dari kegiatan belajar
yang berwujud konkrit yaitu dapat diamati atau berwujud tidak konkrit yaitu
tidak dapat diamati. Teori ini juga disebut sebagai aliran koneksionisme
(connectinism).

b) Skinner
Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun dapat
menunjukkan konsepnya tentang belajar secara lebih komprehensif. Menurutnya,
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam
lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku,
Teori Skinner disebut juga dengan teori pengkondisian operan, Inti dari teori ini
adalah dimana konsekunsi prilaku akan menyebabkan perubahan dalam
probabilitas prilaku itu akan terjadi, Konsekuensi – imbalan atau hukuman
bersifat sementara pada prilaku organisme. Contoh seorang siswa akan
mengemas bukunya secara rapi jika dia tahu bahwa dia akan diberikan hadiah
oleh gurunya.

c) Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variable hubangan antara stimulus dan
respon untuk menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun ia sangat
terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Baginya, seperti teori evolusi,
semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan
hidup manusia. Oleh sebab itu, teori ini mengatakan bahwa kebutuhan biologis
dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral
dalam seluruh bagian manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu
dikaitkan dengan kebutuhan biologis,walaupun respon yang akan muncul
mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.

d) Edwin Guthrie
Guthrie, ia juga menggunakan variabel stimulus dan respon. Namun ia
mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau
pemuasan biologis sebagaimana Clark Hull. Ia juga mengemukakan, agar respon
yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai
macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.

e) Pavlov
Menurut teori Pavlov, belajar itu adalah suatu proses perubahan yang
terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan
reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu belajar harusnya kita
memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori
Pavlov ialah adanya latihan-latihan yang continue (terus-menerus). Yang
diutamakan dalm teori ini adalah hal belajar yeng terjadi secara otomatis.

Dari keempat tokoh teori diatas ada juga tokoh-tokoh yang mengembangkan
teori berbeda diantara lain yaitu :

f) Estes
Teori Estes lebih teliti ke kognitif kuantitatif, memandang belajar bukan
hanya pengkondisian atas banyak hubungan stimulus-respons, tetapi terdapat
hubungan antara response-outcome yang mana kemudian Estes membagi respons
yang ada ke dalam dua kategori, yaitu respons yang menghasilkan hasil tertentu
dan respons yang tidak menghasilkan. Teori ini sedikit susah untuk difahami
karena menggunakan simbol-simbol yang sedikit membingungkan.

g) Getsalt
Dasar teori gestalt adalah bahwa subjek itu mereaksi pada “keseluruhan
yang bermakna. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Max Wertheimer, Kurt
Koffka, Wolfgang kohler. Teori ini bepandangan bahwa keseluruhan lebih
penting dari bagian-bagian atau unsur. Menurut teori gestalt, belajar adalah
proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan
antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Teori ini berbeda dengan teori
belajar behaviouristik yang menganggap belajar atau tingkah laku itu bersifat
mekanistis sehingga mengabaikan atau mengingkari peranan

h) Piaget
Dalam pandangan Piaget (teori belajar Kognitif), belajar yang
sebenarnya bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh guru, melainkan sesuatu yang
berasal dari dalam diri anak sendiri. Piaget berpendapat bahwa belajar
merupakan proses menyesuaikan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif
yang telah dipunyai seseorang. Bagi Piaget, proses belajar berlangsung dalam
tiga tahapan yakni: asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.

i) Tolman
Teori belajar Tolman dapat dikatakan sebagai campuran antara Teori
Gestalt dan Behaviorisme untuk menentukan proses kognitif, Menurut Tolman,
belajar adalah mengenal tentang situasi. Organisme belajar tentang sesuatu yang
ada di sekitarnya, jika ia berbalik ke kiri, ia akan menemukan sesuatu. Jika ia
berbalik ke kanan, ia temukan juga sesuatu yang lain. Hal ini terjadi secara
berangsur-angsur, sehingga ia dapat membuat kesimpulan sendiri. Dengan
demikian, menurut Tolman, belajar itu akan sia-sia jika hanya dihafal.

j) Bandura
Teori Bandura yaitu observational learning, bahwa yang dipelajari
individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan dan
penyajian contoh perilaku baik seseorang yang menginspirasi. Teori ini juga
masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan
punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial
mana yang perlu dilakukan.

k) Norman
Norman lebih intens melakukan penelitian-penelitian tentang
pembelajaran yang lebih menitik beratkan kepada proses kognitif (teori kognitif).
Menurut Norman manusia dilihat sebagai sebuah mesin yang menerima
informasi dari luar dirinya (lingkungan), mengolah informasi tersebut dengan
satu atau beberapa cara, lantas melakukan “tindakan” dan “aksi” dari bekal
informasi yang didapatkan itu. Dalam kaitannya dengan teori pengolahan
informasi, Norman melansir cukup banyak gagasan, antara lain: “hukum
hubungan sebab akibat”, “hukum belajar sebab akibat”, “penyelarasan (tuning)”,
dan ingatan (memory). Menurut norman ada 3 hal yang harus dikelola untuk
mengingat dengan sukses, yaitu: perolehan, penyimpanan dan mengingat
kembali. Informasi dan pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor untuk
mencapai prestasi, bahkan banyak faktor lainnya misal keandalan pendidik, etos
para pembelajar, dan fasilitas yang mencukupi.

Anda mungkin juga menyukai