Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap korelasi Pada tarafnya 0,05 Digunakan uji “t”
dengan Kriteria Pengujian Lebih besar dari
Hasil Belajar Siswa (1,67 ) Maka hipotesa diterima. Kasus : (Studi Kasus : SMP Negeri 3 Dengan Demikian dapat dikemukakan Pematang Siantar ) bahwa terdapat hubungan yang berarti antara Bangun Munte, S.Pd.,M.M Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil Dosen Tetap FKIP Universitas HKBP Belajar Siswa. Kasus : SMP Negeri 3 Nommensen Pematang Siantar. Key words : Disiplin Belajar dan Hasil ABSTRAK Belajar Disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala PENDAHULUAN perbuatan selalu mentaati tata tertib A. Latar Belakang Masalah (disekolah atau kemiliteran) pada aturan dan Masalah siswa dibidang pendidikan tata tertib. Sikap mental yang mengandung meruan hal yang sangat serius untuk di kerelaan mematuhi semua ketertiban, bicarakan, karena hal ini berlatar belakang peraturan dan norma yang berlaku dalam karena pada prinsipnya pendidikan ini menunaikan tugas dan tanggung jawab. berlangsung seumur hidup. Sejalan dengan itu, dalam Hasil Belajar adalah sesuatu yang pendidikan ahkir-ahkir ini diadakan dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya beberapa perubahan. Hal ini dimaksudkan usaha atau fikiran yang mana hal tersebut untuk mengikuti perkembangan ilmu dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pengetahuan dan kecakapan dasar yang telah banyak membawa perubahan dalam terdapat dalam berbagai aspek kehidupan cara berpikir manusia yang semakin modren. sehingga nampak pada diri individu. Perubahan-perubahan yang dilaksanakan Untuk Mengetahui sejauhmana dalam bidang pendidikan tersebut, bertujuan Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil agar menghasilkan manusia Indonesia yang Belajar Siswa. Kasus : SMP Negeri 3 berkualitas sebagaimana harapan Pematang Siantar. Digunakan uji statistik masyarakat dan pemerintah, yang pada korelasi product moment Pearson. Dari hasil ahkirnya diharapkan ikut berperan aktif pengujian diperoleh r = 0.51. Untuk dalam pembangunan Nasional. Hal ini mengetahui signifikansi tidaknya koefisien sesuai dengan undang-undang Dasar 1945 3. Menggunakan pelaksanaan aturan yang mengamanatkan agar pemerintah RI sebagai alat untuk mengatkan mengusahakan dan menyelenggarakan suatu disiplin. sistem pendidikan nasional yang mengatur Dalam proses belajar mengajar setiap warga negara untuk memperoleh disekolah, guru mempunyai tugas untuk pendidikan. Sehubungan dengan itu dalam membimbing dan memberikan contoh yang GBHN No.IV/MPR/1988 tujuan pendidikan baik bgi siswanya. Guru juga berfungsi nasional dirumuskan bertujuan untuk sabagai orangtua kedua yang diharapkan meningkatkan kualitas manusia Indonesia mampu membentuk perilaku positif. yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Dalam proses pembelajaran banyak Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, hal yang mempengaruhi hasil belajar, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, terutama dalam mata pelajaran , peranan Cerdas, Kreatif, Keterampilan, Berdisiplin, guru sebagai pelaksana perlu meningkatkan beretos Kerja, profesional, bertanggung profesionalismenya dalam hal kegiatan jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan belajar mengajar disekolah terutama rohani. kedisiplinan. Dengan kata lain kedisplinan Dalam menanamkan disiplin, guru meruan salah satu syarat agar hasil belajar bertanggungjawab mengarahkan, dan siswa agar hasil belajar siswa disekolah berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan menjadi baik. selain itu kedisplinan guru penuh pengertian. Guru harus mampu juga akan suatu rangsangan bagi siswa agar mendisiplinkan peserta didik dengan kasih lebih disiplin dalam belajar. sayang, terutama disiplin diri (self- Disiplin didalam sekolah maupun di discipline). Untuk kepentingan tersebut, kelas merupakan suatu keharusan dalam guru harus mampu melakukan hal-hal membentuk suatu kepribadian yang baik sebagai berikut: untuk siswa dan siswi. Dan disiplin dapat 1. Membantu peserta didik menggembangkan kemampuan lewat mengembangkan pola perilaku untuk psikomotorik, Kognitif, Afektif. Dalam dirinya; pendidikan yang dilakukan disekolah atau 2. Membantu peserta didik proses belajar yang telah diajarkan oleh meningkatkan standar perilakunya; seorang guru. Kurang disiplinnya seorang dan siswa dikarenakan guru lebih mengutamakan kognitif bukan afektif. malas mengajar, hadir tidak tepat waktu, dan Tetapi pada hakekatnya seorang guru harus aian tidak rapi. pada hal seorang guru yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan disiplin harus memberikan contoh yang baik proses belajar mengajar di kelas sehingga kepada siswanya. Karena seorang guru yang seorang siswa dan siswi disiplin didalam diri baik diantaranya adalah guru yang disiplin. peserta didik. Guru yang dianggap langsung maupun tidak Sehubungan dengan itu, yang langsung dapat mempengaruhi hasil belajar dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah siswa. Maka seorang guru harus memiliki merupakan suatu hasil yang diperoleh yang sikap disiplin tersebut dalam mendidik telah dicapai. Sedangkan belajar adalah siswanya. Karena sacara alami siswa akan perubahan tingkah laku yang diperoleh mengikuti gurunya dan mencontoh apa yang melalui pengalaman dan latihan – latihan ada pada gurunya.Sehubungan dengan sehingga berkembang kearah tujuan belajar. pokok masalah di atas, maka penelitian ini Dan melalui rumusan tersebut, maka untuk difokuskan pada disiplin belajar, sebab mencapai hasil belajar siswa yang baik dengan adanya disiplin segala apa yang dipengaruhi oleh beberapa macam faktor dilakukan cenderung untuk mampu bekerja yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor- atau belajar dengan baik. Jadi penelitian ini faktor hasil belajar siswa diatas saling akan membahas masalah ada hubungan: berkaitan suatu dengan yang lain dan akan Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil Belajar Siswa (Kasus : SMP Negeri 3 belajar siswa. Namun dalam penelitian ini Pematang Siantar). yang menjadi faktor dalam pendidikan dan kesuksesan belajar adalah faktor disiplin. B. Ruang Lingkup Masalah Sebab yang menyebabkan rendahnya hasil Ruang lingkup adalah luasnya objek belajar siswa dan semangat belajarnya yang tercakup dalam penelitian, sehingga rendah adalah diduga siswa tidak memiliki untuk mencapai objek yang diteliti dalam keteraturan dalam mengikuti dan hal ini perlu diadakan ruang lingkup melaksanakan disiplin belajar , disebabkan masalah yang akan dibahas agar tepat kearah seorang guru yang tidak memperdulikan penelitian ini adalah Pengaruh Displin muridnya didalam belajar contohnya guru Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa hanya memberikan tugas saja apabila dia artinya harus perlu diadakan ruang lingkup agar jangan terjadi penyimpangan- berbentuk materi, tetapi berupa kata-kata penyimpangan terhadap objek sendiri yang pujian kepada para peserta didik, atau akan diteliti. memberikan tepukan dan senyuman. a. Pengaruh Disiplin Belajar (Variabel Sebagaimana hasil yang telah ia capai. X) 4. Konsistensi Disiplin adalah peraturan. Peraturan Konsistensi berarti tingkat keseragaman adalah pola tertentu yang ditetapkan untuk atau stabilitas. Ia tidak sama dengan mengatur perilaku seseorang. ( Menurut H. ketetapan, yang berarti tidak adanya Sutirna 2013 : 116 ) ada 4 komponen perubahan. Sebaliknya artinya ialah disiplin yaitu: suatu kecenderungan menuju kesamaan. 1. Peraturan LANDASAN TEORITIS Peraturan adalah pola yang ditetapkan A.1. Pengaruh Disiplin Belajar (Variabel untuk bertingkah laku. Pola tersebut X) ditetapkan orang tua, guru atau teman A.1.1. Pengertian Pengaruh bermain. Tujuannya ialah membekali Menurut Kamus besar Bahasa anak dengan pedoman perilaku yang Indonesia ( 2005 : 849 ) mengatakan bahwa, disetujui dalam situasi tertentu. “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul 2. Hukuman dari sesuatu (orang, benda) yang ikut Hukuman adalah menjatuhkan hukuman membentuk watak, kepercayaan atau pada seseorang karena suatu kesalahan, perbuatan seseorang.” Dalam hal ini apa perlawanan atau pelanggaran sebagai yang ditimbulkan seseorang atau benda ganjaran atau pembalasan. Walaupun dapat membentuk dan mengarahkan orang tersirat didalamnya bahwa kesalahan. lain pada suatu tujuan. Perlawanan, pelanggaran ini disengaja, A.1.2. Pengertian Disiplin dalam arti bahwa orang itu mengetahui Disiplin berasal dari kata disciple bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap yang artinya belajar secara sukarela melakukannya. mengikuti pemimpin dengan tujuan dapat 3. Penghargaan mencapai pertumbuhan dan perkembangan Pengargaan adalah tiap bentuk secara optimal. Pokok utama disiplin adalah penghargaan tidak perlu untuk suatu peraturan. Peraturan adalah pola tertentu hasil yang baik. penghargaan tidak perlu yang ditetapkan untuk mengatur perilaku seorang. Peraturan yang efektif untuk anak perubahan perilaku, pikiran maupun emosi adalah peraturan yang dapat dimengerti, sesuai dengan prinsip yang diyakini dari diingat, dan diterima. Disiplin sangat aturan moral yang dianut. Dalam prespektif penting diajarkan pada anak untuk umum disiplin adalah perilaku sosial yang mempersiapkan anak belajar hidup sebagai bertanggungjawab dan fungsi kemandirian mahluk sosial. ( Elizabet,Hurlock 1973 :82 yang optimal dalam suatu relasi sosial yang ). berkembang atas dasar kemampuan Menurut Poewerdarminta disiplin mengelola/ mengendalikan, memotivasi dan adalah latihan batin dan watak dengan idependensi diri. (Daryanto dan Suryati maksud supaya segala perbuatan selalu 2013 :49) mentaati tata tertib (disekolah atau Seorang yang mempunyai kemiliteran) pada aturan dan tata tertib. karakteristik disiplin yang sehat adalah Sedangkan menurut Wiana Mulyana disiplin orang yang mampu melakukan fungsi adalah sikap mental yang mengandung psikososial dalam berbagai setting kerelaan mematuhi semua ketertiban, (pengaturan) termasuk: (1) kompetensi peraturan dan norma yang berlaku dalam dalam bidang akademik, pekerjaan dan menunaikan tugas dan tanggung jawab. Dari relasi sosial; (2)pengelolaan emosi dan kedua kutipan diatas dapat dirumuskan mengontrol dan perilaku-perilaku yang adalah suatu sikap kepatuhan terhadap impulsif; (3) kepemimpinan; (4) harga diri peraturan yang telah ada, ditetapkan secara yang positif dan identitas diri. Disiplin dapat bersama-sama atau peraturan yang dibuat diukur atau dapat diobservasi baik secara sendiri dan dilaksanakan secara sukarela, emosional maupun tampilan perilaku. tanpa ada saan dari luar diri nya sendiri. Disiplin berfungsi menyeimbangkan antara Disiplin pada dasarnya kontrol diri dalam indenpendansi, tindakan yang percaya diri mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri dan hubungan positif-positif dengan orang sendiri maupun diluar diri baik keluarga, lain agar perkembangan dan mampu lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara menyesuaikan diri secara optimal (Daryanto maupun beragama. Disiplin juga merujuk dan Suryati 2013 :49). pada kebebasan individu untuk tidak Dalam menanamkan disiplin, guru bergantung pada orang lain dalam memilih, bertanggungjawab mengarahkan, dan membuat keputusan, tujuan, melakukan berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu adalah dinyatakan berhasil apabila terjadi mendisiplinkan peserta didik dengan kasih perubahan pada orang yang belajar sesuai sayang, terutama disiplin diri (self- dengan tujuan belajarnya, maka ia dapat discipline). digolongkan bahwa padanya telah Untuk kepentingan tersebut, guru harus berlangsung proses belajar. mampu melakukan hal – hal sebagai Belajar ialah suatu proses usaha yang berikut dilakukan seseorang untuk memperoleh 1. Membantu peserta didik suatu perubahan tingkah laku yang baru mengembangkan pola perilaku untuk secara keseluruhan, sebagai hasil dirinya. pengalamannya sendiri dalam interaksi 2. Membantu peserta didik meningkatkan dengan lingkungannya (Slameto 2010: 2). standar perilakunya; dan Dengan demikian yang dimaksud dengan 3. Menggunakan pelaksanaan aturan belajar adalah proses perubahan tingkah sebagai alat untuk menegakan disiplin. ( laku yang diperoleh sebagai hasil dari Mulyasa 2008: 123 ) pengalaman atau latihan menyelesaikan A.1.3 Pengertian Belajar masalah- masalah dalam bidang tertentu. Belajar adalah perubahan kelakuan, A.1.4. Pengaruh Disiplin Belajar berkat pengalaman dan batin juga berbentuk Dalam pengaruh disiplin belajar kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, dikemukakan Elizabeth Hurlock ( 1983 : 85 penghargaan atau pribadi seseorang. Sejalan – 91 ) antara lain yaitu : dengan itu (menurut M. Dalyono 1977 : 45) 1. Peraturan belajar dapat didefinisikan : Suatu usaha Displin adalah peraturan. Peraturan, atau kegiatan yang bertujuan mengadakan sebagaimana diterangkan sebelumnya, perubahan dalam diri seseorang mencakup adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah perubahan tingkah laku. laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan Berarti dalam belajar ada sesuatu orang tua, guru, dan teman bermain. perubahan dalam diri seseorang menuju Tujuannya ialah membekali anak dengan kepada yang lebih rajin dan perubahan itu pedoman perilaku yang disetujui dalam diperolehnya berkat pengalaman individu situasi tertentu. Dalam peraturan sekolah dalam interaksi dengan lingkungannya. misalnya, peraturan ini mengatakan pada Dengan kata lain proses belajar adalah itu anak apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan sewaktu berada didalam perkembangan yang berubah. Dalam halnya kelas, koridor sekolah, ruang makan penghargaan yang dibahas dibawah, sekolah, kamar kecil atau lapangan bermain penghargaan yang sama akan digunakan sekolah. Sebaliknya mereka tidak boleh bagi anak semua usia tanpa memperdulikan dilakukan di rumah, lingkungan sekitar aah mungkin ada bentuk lain yang lebih rumah atau kelompok bermain yang tidak efektif dengan meningkatnya usia. diawasi guru. Sebaliknya konsistensi, memungkinkan Fungsi peraturan mempunyai yang orang menghadapi kebutuhan perkembangan sangat penting dalam membantu anak yang berubah pada waktu yang bersamaan, menjadi mahluk bermoral. Peraturan dan mereka pun masih tetap mempunyai nilai pendidikan, sebab mempertahankan ragamannya. peraturan memperkenalkan pada anak Konsistensi dalam disiplin perilaku yang disetujui anggota kelompok mempunyai dua peran yang penting. tersebut. Dengan adanya peraturan dapat Pertama, ia mempunyai nilai mendidik yang meningkatnya hasil belajar bagi siswa, besar. Bila peraturannya konsisten, ia karena dengan itu siswa dapat mengatur memacu proses belajar. Ini disebabkan waktu sebaik mungkin dan dapat membagi karena nilai pendorongnya. Kedua, kegiata-kegiatan yang didalam sekolah, konsistensi mempunyai nilai motivasi yang misalnya didalam proses pembelajaran guru kuat. Anak menyadari bahwa penghargaan dan siswa saling bertukar pikiran lewat selalu mengikuti perilaku yang disetujui dan belajar dan guru aktif kepada siswa dan hukuman selalu mengikuti perilaku yang tidak lagi mengambil kegiatan sendiri. dilarang, akan mempunyai keinginan yang 2. Konsistensi lebih besar untuk menghindari tindakan Disiplin ialah konsistensi. yang disetujui dari pada anak yang masih Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau ragu mengenai bagaimana reaksi terhadap stabilitas. Ia tidak sama dengan ketetapan, tindakan tertentu. yang berarti tidak adanya perubahan. 3. Penghargaan Sebaliknya, artinya ialah suatu Disiplin ialah penggunaan kecenderungan menuju kesamaan. penghargaan. Istilah “penghargaan” berarti Bila disiplin itu konstan, tidak akan tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil ada perubahan untuk menghadapi kebutuhan yang baik. penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata- disekolah karena adanya sanksi yang kata pujian, senyuman atau tepukan di diberikan atau hukuman. Maka dari itu punggung. perlunya ditegakkan hukum yang ada di Penghargaan mempunyai peranan sekolah, jangan sampai hilangnya penting bagi murid dalam belajar mengajar kedisiplinan. untuk mempunyai perilaku yang baik Hukuman itu mempunyai peranan didalam proses belajar, karena penghargaan yang penting yang mana dengan adanya ini adalah penghargaan mempunyai nilai hukum dapat menghalangi pengulangan mendidik, memotivasi anak siswa diddalam tindakan yang tidak diinginkan oleh guru, belajar, agar meningkatnya hasil prestasi di hukuman juga mendidik siswa menjadi dalam belajar sebab itu sangat diperlukan orang yang disiplin didalam kelas atau diluar motivasi guru yang membangun siswanya. kelas. 4. Hukuman A.2. Hasil Belajar Siswa Hukuman berasal dari kata kerja A.2.1. Pengertian Hasil latin, punire dan berarti menunjukkan Menurut Dedy Sugono, ( 2008 : 528 hukuman pada seseorang karena suatu ) hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, kesalahan, perlawanan atau pelangaran dijadikan) oleh usaha. Dan menurut kamus sebagai ganjaran atau pembalasan. Bahasa Indonesia pengertian dari hasil Walaupun tidak dikatakan secara jelas, adalah sesuatu yg diadakan (dibuat, tersirat di dalamnya bahwa kesalahan dijadikan, dsb) oleh usaha (tanam-tanaman, perlawanan atau pelanggaran ini disengaja, sawah, tanah, ladang, hutan, dsb). dalam arti bahwa orang itu memgetahui A.2.2. Hasil Belajar Siswa (devendent Y) bahwa perubahan itu salah tetapi Hasil Belajar adalah sesuatu yang melakukannya. dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya Hukuman ini sangat diperlukan usaha atau fikiran yang mana hal tersebut didalam sekolah karena dengan adanya dinyatakan dalam bentuk penguasaan, hukuman siswa dapat takut karena adanya pengetahuan dan kecakapan dasar yang peraturan disekolah, maka dari itu terdapat dalam berbagai aspek kehidupan diperlukan disilipin ditetapkan di sekolah sehingga nam pada diri individu. agar muridnya mematahui dan tidak Prinsip yang mendasari penilaian menggangap sepele tentang peraturan hasil belajar adalah untuk memberi harapan bagi siswa dan guru untuk dapat itu. Dalam pembelajaran dapat ditunjukkan meningkatkan kualitas pembelajaran. melalui: mengidentifikasi factor penyebab, Kualitas dalam arti siswa menjadi merumuskan masalah, mengajukan pembelajar yang efektif dan guru menjadi pertanyaan untuk memperoleh informasi, motivator yang baik (Rasyid, 2008:67). Dan membuat grafik, dan mengkaji ulang. ada beberapa hasil belajar (Nana sudjana Kemampuan melakukan sintesis, artinya 2009:23-32 ) antara lain yaitu: menggabungkan berbagai informasi menjadi 1. Kognitif satu kesimpulan atau konsep, meramu atau Kompetensi siswa pada ranah merangkai pembelajaran dapat ditunjukkan kognitif terkait dengan kemampuan melalui: membuat desain, menemukan mengetahui, memahami, mengaplikasi, penyelesaian atau solusi masalah, menganalisis, melakukan sintesis, dan memprediksi, merancang model produk mengevaluasi. Kemampuan mengetahui tertentu, dan menciptakan produk tertentu, artinya kemampuan mengetahui fakta, dan menciptakan produk tertentu. konsep, prinsip, dan skill. Dalam kegiatan Kemampuan melakukan evaluasi, artinya belajar dapat ditunjukkan melalui mempertimbangkan dan menilai benar salah, mengemukakan arti, memberi nama, baik buru, bermanfaat tak bermanfaat. membuat daftar, menentukan lokasi tempat, Dalam pembelajaran dapat dapat mendeskripsikan sesuatu, menceritakan ditunjukkan melalui: mempertahankan sesuatu yang terjadi, dan menguraikan pendapat, beradu argumentasi, memilih sesuatu yang terjadi. Kemampuan solusi terbaik, menyusun kriteria penilaian mengaplikasi sesuatu, artinya menggunakan penilaian, menyarankan perubahan, menulis pengetahuan untuk memecahkan masalah laporan, membahas suatu kasus, dan atau menerapkan pengetahuan dalam menyarankan strategi baru. kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan 2. Afektif belajar dapat ditunjukkan melalui: Kompetensi siswa pada ranah afektif menghitung, melakukan percobaan masalah, terkait dengan kemampuan menerima, kemampuan menganalisis, artinya merespon, menilai, mengorganisasi, dan menentukan bagian-bagian dari suatu memiliki karakter. Kemampuan menerima, masalah, dan penyelesaian atau gagasan yaitu kemampuan menerima fenomena serta menunjukkan hubungan antar bagian (gejala atau sesuatu hal dapat disaksikan dengan pancaindra) dan stimulus kepada orang lain, dan menjelaskan alasan (rangsangan) atau kemampuan menunjukkan sesuatu yang dilakukannya. Kemampuan perhatian yang terkontrol dan terseleksi. mengorganisasi, dalam arti mengorganisasi Dalam kegiatan belajar hal itu dapat nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu ditunjukkan dengan adanya suatu sistem, menentukan hubungan antara nilai, kesenangan dalam diri siswa terhadap suatu memantapkan nilai yang dominan dan hal yang menyangkut belajar, misalnya diterima. Dalam kegiatan belajar dapat senang mengerjakan soal-soal, senang ditunjukkan antara lain melalui: bertanggung membaca, senang menulis, dan sebagainya. jawab terhadap perilaku, menerima Kemampuan merespons, dalam arti kelebihan dan kekurangan diri, membuat kemampuan menunjukkan perhatian yang rancangan hidup masa depan, merefleksikan aktif, kemampuan melakukan sesuatu, dan pengalaman pada suatu hal, membahas cara- kemampuan menanggapi. Dalam kegiatan cara melakukan sesuatu, merenungkan nilai- belajar hal itu dapat ditunjukkan antara lain nilai bagi kehidupan. Kemampuan memiliki melalui: bertanggung jawab dalam karakter, dalam arti suatu nilai telah menjadi mengerjakan tugas, menaati aturan, karakternya atau nilai-nilai tertentu telah mengungkapkan perasaan, menanggapi mendapat tempat dalam dirinya dan pendapat, meminta maaf atas suatu mewarnai kehidupannya. Dalam kegiatan kesalahan, mendamaikan perselisihan belajar dapat ditunjukkan melaui: rajin, tepat pendapat, menunjukkan empati. melakukan waktu, disiplin, mandiri, objektif dalam perenungan, dan melakukan intropeksi. melihat dan memecahkan masalah. Kemampuan menilai, dalam arti 3. Psikomotorik menunjukkan konsistensi perilaku yang Kompetensi siswa dalam ranah mengandung nilai, mempunyai motivasi psikomotor menyangkut kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, ini, menunjukkan komitmen terhadap suatu gerakan persepsi, gerakan berkemampuan nilai. Dalam kegiatan belajar ditunjukkan fisik, gerakan terampil, gerakan indah, dan antara lain melalui: mengapresiasi, kreatif. Kemampuan melakukan gerakan menghargai peran, menunjukkan refleks, artinya respons terhadap stimulus keprihatinan, mengoleksi sesuatu, tanpa sadar. Dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan rasa simpatik dan empati dapat ditunjukkan melalui: mengupas mangga dengan pisau, memotong dahan mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta bunga, menampilkan ekspresi yang berbeda, hubungan antara fenomena yang diselidiki, meniru suatu gerakan, dan sebagainya. dan sekolah yang penulis lihat bahwa kasus Kemampuan melakukan gerakan dasar, ini sangat menarik untuk diteliti. Oleh artinya gerakan yang muncul tanpa latihan, karena itu lah sebabnya penulis tertarik tetapi dapat di perhalus melalui praktik. dalam pengambilan penelitian ini. Selain itu Gerakan dasar meruan gerakan terpola dan Amirman (1993 : 21 ) menjelaskan keadaan dapat ditebak. Dalam kegiatan pembelajaran sekarang, menentukan hubungan antar dapat ditunjukkan melaui: gerakan tak variabel dan fenomena yang diteliti. terpindah (bergoya, membungkuk, Dan Arikunto menyatakan bahwa : merentang, mendorong, menarik, berputar, penelitian kuantitatif memiliki kejelasan memeluk, dan sebagainya), gerakan unsur yang dirinci sejak awal, langkah berpindah (merangkak, maju perlahan-lahan, penelitian yang sitematis menggunakan meluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, sampel yang hasil penelitiannya berputar mengitari, memanjat, dan diberlakukan untuk populasi, memiliki sebagainya), gerakan manipulasi (menyusun hipotesis, memiliki desain jelas dengan balok, menggunting, menggambar, langkah- langkah penelitian dan hasil yang memegang, dan melepas objek tertentu ,dan diharaan, memerlukan pengumpulan data sebagainya), keterampilan gerak tangan dan yang dapat mewakili serta ada analisis data jari-jari (memainkan bola, menggambar yang dilakukan setelah semua data dengan garis, dan sebaginya). terkumpul. METODOLOGI PENELITIAN B. Populasi dan Sampel A. Jenis Metode Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua Jenis Metode penelitian adalah nilai atau pengukuran kuantitatif maupun Deskriptif kuantitatif, Penelitian deskriptif kwalitatif mengenai karakteristik dari semua adalah metode dalam peneliti kasus anggota kumpulan yang lengkap dan jelas sekelompok manusia, suatu sistem yang ingin di pelajari dari sifat-sifatnya pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa (Sudjana 1992 : 5). Totalitas dari semua pada masa sekarang yang bertujuan untuk nilai yang dimaksud dalam penelitian adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan keseluruhan. situasi dan kondisi yang secara sistematis, faktual dan Akurat ditunjukkan oleh SMP Negeri 3 Pematang Siantar yaitu siswa dan Siswi Kelas VII 1-2 berbagai pertanyaan dimana responden di SMP Negeri 3 Pematang Siantar T.A 2014 / minta untuk menjawab dengan memilih 2015. salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Sampel adalah bagian yang terkecil Alasan memilih angket tertutup dari populasi. Data penarikan sampel tidak adalah dalam pengumpulan data yaitu dilakukan dengan sembarangan, sebab mengacu pada pendapat S Nasution ( 1982 : sampel harus dapat mewakili seluruh 151 ) yang mengemukakan bahwa populasi artinya segala karakteristik keuntungan angket tertutup adalah : populasi yang akan diteliti hendaknya 1. Angket tertutup mudah diisi. tercermin dalam sampel yang akan diambil 2. Lebih memusatkan responden pada atau representatif ( Sudjana 1991 : 65 ). pokok-pokok persoalan Tabel 3.1 3. Waktu yang dibutuhkan untuk Keadaan sampel SMP Negeri 3 Pematang mengisi relatif singkat. Siantar 4. Lebih mudah mentabulasikan dan Jenis Kelamin menganalisanya. Nama Siswa Siswi Jlh E. Tehnik Analisa Data Kelas Lk Pr Tehnik yang dilakukan untuk Kls VII-1 15 20 35 menganalisa data penelitian adalah analisis Kls VII-2 20 15 35 data kuantitatif. Data yang diperoleh dalam Jumlah 35 35 70 bentuk kuantitatif dengan berpedoman pada Statistik Siswa dan Siswi Kelas VII 1-2 skala Likert. Data Analisis dengan Tehnik SMP Negeri 3 Pematang Siantar 2014 / statistik deskriptif dan Inferensial. Analisa 2015 Deskriptif yaitu menggambarkan data D.Jenis dan cara pengumpulan data sebagaimana adanya. Analisa inferensial Data yang diperlukan dalam yaitu untuk menarik kesimpulan melalui penelitian ini adalah data tentang Pengaruh analisi Statistik. Selanjutnya untuk Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar menganalisa data dalam rangka pengujian Siswa. Dalam pengumpulan data ini hipotesis diterima atau tidak diterima, maka dipergunakan angket tertutup (Kuesioner) dilakukan uji normalitas data. Kemudian yang disebarkan dan diisi oleh responden. jika data telah diketahui normal maka Didalam angket tersebut akan diajukan dilakukan uji korelasi dan uji hipotesis. PEMBAHASAN PENELITIAN Pengaruh Disiplin Belajar terhadap 4.1 Analisa Data peraturan memperoleh hasil belajar siswa Uraian yang akan dibahas dalam bab yang baik. ini adalah tentang analisa data dari hasil 2. konsistensi penelitian secara keseluruhan dan pengujian Berdasarkan analisis data hipotesis sesuai dengan langkah-langkah menunjukkan hasil 2,71 berdasarkan kriteria penelitian pengujian hasil tersebut memberikan 4.1.1 Analisa Data Angket Tentang pengertian disiplin belajar sebagai Pengaruh Disiplin Belajar konsistensi mempunyai peran dalam Terhadap Hasil Belajar Siswa memperoleh hasil belajar. Sehingga dapat Berdasarkan hasil analisis data-data dikemukakan bahwa Disiplin Belajar yang diperoleh dari lapangan menunjukkan sebagai konsistensi dalam belajar terhadap bahwa Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa. Hasil Belajar Siswa menunjukan hasil 2.65 3. Penghargaan Jika hasil tersebut dimasukkan kedalam Berdasarkan perhitungan statistik kategori penilaian maka dapat dikemukakan menunjukkan hasil 2.53, jika hasil tersebut bahwa Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap dimasukkan kedalam kategori penilaian Hasil Belajar Siswa mempunyai pengaruh maka dapat dikemukakan bahwa Disiplin guna mewujudkan ketertiban Di SMP Belajar sebagai Penghargaan Terhadap Negeri 3 Pematang Siantar. Artinya melalui Hasil Belajar Siswa. Sehingga Disiplin Disiplin Belajar berpengaruh Terhadap sebagai pemberi penghargaan cukup relevan Hasil Belajar Siswa. terhadap hasil belajar siswa. 1. Peraturan 4. Hukuman Berdasarkan hasil analisis data Berdasarkan perhitungan statistik menunjukkan hasil 2.73. Jika hasil tersebut menunjukkan hasil 2.65 Jika hasil tersebut dimasukkan kedalam kategori penilaian dimasukkan kedalam kategori penilaian maka dapat dikemukakan bahwa disiplin maka dapat dikemukakan bahwa Disiplin terhadap Peraturan mempunyai peranan Belajar sebagai Hukuman Terhadap Hasil yang signifikan Terhadap Hasil Belajar Belajar Siswa. Sehingga Disiplin Sebagai Siswa yang berarti Pengaruh Displin belajar Pemberi hukuman relevan terhadap hasil Terhadap Hasil Belajar Siswa. Yang berarti Belajar Siswa. 4.1.2 Analisis Data Angket Tentang a. Koefisien Korelasi Hasil Belajar Siswa Hasil yang diperoleh dari koefisien Sesuai dengan hasil perhitungan korelasi adalah 0,51 yang berarti statistik menunjukkan hasil 2.68 Pengaruh Disiplin mempunyai Berdasarkan kategori penilaian maka dapat koefisien korelasi terhadap Hasil digolongkan kedalam kategori baik Artinya Belajar Siswa maka hipotesa diterima. Pengaruh Disiplin dalam bidang Pertauran, b. Uji Signifikasi Korelasi konsisitensi, Penghargaan, dan Hukuman Setelah dilakukan perhitungan mempunyai hubungan yang positif terhadap diperoleh nilai thitung = 4,81 > ttabel = hasil Belajar Siswa. 1,67 yang berarti bahwa terdapat 4.2.Temuan Penelitian hubungan yang baik antara Pengaruh Dari hasil perhitungan data dan Disiplin Terhadap Hasil Belajar Siswa hipotesis maka dapat dikemukakan temuan adalah ada dan baik. penelitian bahwa: c. Uji Koefisien Determinasi 1. Setelah dilakukan uji normalitas data Pengaruh disiplin belajar mempunyai terhadap data X dan data Y sebagai pengaruh 26 % terhadap Hasil Belajar salah satu persyaratan untuk analisis Siswa. Hubungan ini ditemukan oleh data berikut ternyata data X dan data Y koefisien determinasi r2=0,512x100% = masing-masing dalam bentuk 26 % hal ini berarti semakin tinggi berdistribusi normal. intergritas variabel X maka semakin Telah dilakukan pengujian tinggi pula pengaruhnya terhadap normalitas data dengan menggunakan rumus variabel Y. : Chi kuadrat (X2) tabel dengan taraf nyata = d. Bentuk Regresi Linier Sederhana 0,05 yaitu: Diperoleh hubungan fungsional antara - Untuk data X (Pengaruh Disiplin ) variabel X dan variabel Y yang X2hitung = 0,146 sedangkan X2tabel = dinyatakan dalam bentuk persamaan 9,49 regresi yaitu Y = 1,68 + 0,36 X. Hal ini - Untuk data Y (Terhadap Hasil berarti bahwa setiap pertambahan suatu Belajar Siswa) Y2 hitung = -0,8529 unit X akan terjadi pertambahan Y sedangkan Y2tabel = 9,49. sebesar 1,67. Dengan kata lain apabila 2. Analisis data Pengujian Hipotesis Pengaruh Disiplin dimiliki lebih baik lagi maka semakin tinggi pula hasil 3) Pada variabel X Pengaruh Belajar yang diperoleh sehubungan dengan yang dikembangkan 3 (tiga) indikator, Hasil Belajar Siswa. yakni Penghargaan menunjukkan hasil e. Uji Independen 2.53 ini berarti Pengaruh Disiplin Setelah dilakukan perhitungan Belajar yaitu Penghargaan mempunyai diperoleh Fhitung = 0,19 dan lebih kecil < hubungan yang signifikansi terhadap daripada Ftabel = 0,95, yang berarti hasil Belajar Siswa. mempunyai variabel Y independen dari variabel X hubungan yang signifikan terhadap dalam pengertian linier. Hasil Belajar Siswa sehingga hipotesis f. Persamaan Regresi Variabel X Dan diterima. Y Adalah Model Linier 4) Pada variabel X Pengaruh Belajar Berdasarkan data yang diperoleh dari yang dikembangkan 3 (tiga) indikator, lapangan lapangan setelah di olah yakni Hukuman menunjukkan hasil datanya menunjukkan bahwa: 2.63 ini berarti Pengaruh Disiplin 1) Pada variabel X Pengaruh Disiplin Belajar yaitu Hukuman mempunyai Belajar yang dikembangkan 3 (tiga) hubungan yang signifikansi terhadap indikator, yakni Peraturan hasil Belajar Siswa. mempunyai menunjukkan hasil 2,73 ini berarti hubungan yang signifikan terhadap Pengaruh Displin Belajar yaitu Hasil Belajar Siswa sehingga hipotesis peraturan mempunyai hubungan yang diterima signifikasni terhadap hasil belajar siswa KESIMPULAN DAN SARAN sehingga hipotesis diterima. 5.1 Kesimpulan 2) Pada variabel X pengaruh Disiplin Berdasarkan uraian teoritis dan yang dikembangkan 3 (tiga) indikator, analisi data serta pengujian hipotesa, maka yakni Konsisitensi, menunjukkan hasil dikemukakan kesimpulan dan saran yang 2,71 ini berarti Pengaruh Disiplin dianggap penting dan sesuai dengan tujuan Belajar yaitu konsistensi mempunyai penelitian. hubungan yang signifikan terhadap Hasil Penelitian di atas. Hasil Belajar Siswa, sehingga hipotesis Memperlihatkan Pengaruh Disiplin Belajar diterima. terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP N 3 Pematanagsiantar dengan berbagai aspek semakin memahami dan dan menyadari yang dilakukan : bahwa betapa pentingnya penegakan disiplin a. Peraturan Mempunyai pengaruh kepada siswa agar tercapainya Hasil Belajar positif terhadap hasil Belajar Siswa, Siswa. sehingga hipotesa pertama dapat KEPUSTAKAAN diterima. b. Konsistensi mempunyai pengaruh Abdurahman, Mulyono. 2009. positif Terhadap Hasil Belajar Siswa, Pendidikan bagi anak yang berkesulitan sehingga hipotesa kedua dapat belajar (Jakarta :RinekaCipta) diterima. Daryonto, Suryatri Darmiatun, S.Si, MT. c. Penghargaan mempunyai pengaruh 2013. Implementasi Pendidikan Karakter positif terhadap Hasil Belajar Siswa, di Sekolah(Yogyakarta : Gava Media sehingga hipotesa ketiga dapat E. Mulyasa, 2008. Standar Kompetensi diterima. dan Sertifikasi Guru (bandung : PT d. Hukuman mempunyai pengaruh Remaja Rosdakarya) positif terhadap Hasil Belajar Siswa, Elizabeth B. Hurlock. 1978. sehingga hipotesa ketiga dapat Perkembangan Anak (Jakarta : Erlangga) diterima Sutirna, H. 2013. Perkembangan dan Saran Pertumbuhan Peserta Didik (Yogyakarta Hasil penelitian memperhatikan : ANDI) bahwa intergritas Pengaruh disiplin belajar Suyanto & Jihad Asep. 2013. Strategi terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat meningkatkan kualifikasi Guru di dari perhitungan koefisien korelasi, uji eraglobal Jakarta: Erlangga signifikansi korelasi, uji determinasi, uji W. James Popham, Eva L. Baker. 2011. regresi linier sederhana, uji independen dan Teknik Mengajar Secara Sistematis uji kelinieran regeresi. Berdasarkan hasil (Jakarta: Rineka Cpta) penelitian yang telah dikemukakan Yanin, H.Martinis. 2011 Strategi menujukan hasil yang baik, akan tetapi perlu Pembelajaran berbasis kompetensi adanya tindak lanjut pada masa mendatang. (Ciputat, Referensi Group) Oleh karena itu diberikan beberapa saran, Sudjana. 1994. Metode Statistika antara lain: hendaknya Guru dan Sekolah Simbolon, Hotman. 2009. Statistika Yogyakarta : Graha Tirta Usman, Husaini dan Setia Dy. Ahbar R. Purnomo. 1995. Penelitian : Graha Tirta SingaRimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey: Jakarta LP3ES Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Pendidikan : Penerbit Bumi Aksara