Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
KELOMPOK : 6
2. FINNY RAHMATANIA
2. MUTIA NURUL
JURUSAN KIMIA
A. Tujuan Percobaan
Untuk mengamati beberapa tipe reaksi kimia, mengidentifikasi beberapa hasil reaksi
dan menyimpulkan perubahan kimia serta dapat menuliskan persamaan reaksi kimia
C. Teori Dasar
Reaksi kimia merupakan suatu proses melibatkan dua atau lebih pereaksi yang
menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang berbeda dengan
pereaksinya. Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi asam-basa
dan reaksi reduksi-oksidasi.(T et al., 2017)
Air murni tidak mempunyai rasa,bau,dan warna. Bila mengandung zat tertentu ,air
dapat terasa asam,pahit,asin dan sebagainya. Air yang mengandung zat lain dapat pula
menjadi berwarna cairan yang berasa asam disebut larutan asam,yang terasa asin disebut
larutan garam,sedangkan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa. Sifat asam dan basa
larutan tidak hanya terdapat dalam larutan air,tetapi juga dalam larutanlain seperti
amoniak,eter,dan benzena.akibatnya cukup sulit mengetahui sifat asam dan basa larutan yang
sesungguhnya. Oleh sebab itu,asam dan basa dapat dijelaskan dengan teori yang disebut teori
asam – basa, yaitu yang dikemukakan oleh Arrhenius, Bronsted-lowry,dan lewis.(S, 1999)
Reaksi asam-basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan netralisasi ion H+ dan
OH-(teori Arrhenius) (T et al., 2017)
Di tahun 1884, Arrhenius mendefinisikan asam adalah zat yang menghasilkan H+ dan
basa adalah zat yang menghasilkan OH-. Bila asam adalah HA dan basa BOH, maka HA →
H+ + A dan BOH → B+ + OH-. Bila asam dan basa bereaksi akan dihasilkan air. (Saito, 1996)
Tahun 1923 secara independen oleh Brønsted dan Lowry, asam didefinisikan sebagai
molekul atau ion yang menghasilkan H+ dan molekul atau ion yang menerima H+ merupakan
partner asam yakni basa. Basa tidak hanya molekul atau ion yang menghasilkan OH-, tetapi
yang menerima H+.(Saito, 1996)
Akseptor-donor pasangan elektron (teori asam-basa Lewis), atau akseptor-donor ion
oksida (O2-). (T et al., 2017)
Salah satu pengertian yang paling umum dan paling berguna dari sekian defenisi di
usulkan G.N.Lewis ,yang mendefenisikan asam sebagai akseptor pasangan elektron, dan
suatu basa sebagai donor pasangan tersebut. Defenisi ini mencangkup defenisi bronstead
lowry sebagai kasus khusus karena proton dapat dianggap sebagai akseptor pasangan elektron
-
,dan basa apakah berupa OH , NH2- , HSO4- dan sebagainya sebagai donor pasangan
elektron misalnya
H+ + :OH- = H: OH
Namun definisi Lewis meliputi sistem yang luas yang sama sekali tidak mengandung proton.
Reaksi antara amonia dan BF3 misalnya adalah reaksi asam basa
H3N: + BF3 —> H3N:BF3
Menurut Lewis semua ligan yang biasa di gunakan dapat dipandang sebagai basa, dan semua
ion logam sebagai asam. Derajat pengikat ion logam terhadap ligan bisa dinyatakan sebagai
derajat keasaman lewis, dan kecendrungan ligan untuk terikat kepada ion logam dapat
dianggap sebagi derajat keasaman Lewis, dan kecendrungan ligan untuk terikat kepada ion
logam dapat dianggap sebagai ukuran kebasaan lewisnya. Keasaman atau kebasaan sangat
dipengaruhi oleh jenis pensubstitusinya . pengaruh pensubtitusi dapat bersifat elektronik atau
sterik.Pengaruh elektrolit keelektronegatifan pensubtitusi memberikan pengaruh yang
nyata. Jadi kekuatan basa dan asam dipengaruhi secara berlawanan , seperti tampak pada
contoh berikut
Basa : (CH3)3N > H3N > F3N
Asam : (CH3)3B < H3B < F3B
Makin bersifat menarik elektron ( elektronegatif ) pensubstitusi tersebut, makin nyata keasan
lewisnya dan mengurangi kebasaan Lewisnya. Namun pengaruh elektronik yang lebih rumit
dapat juga menjadi penting atas dasar tinjauan keelektronegatifan saja, urutan kekuatan asam
berikut dapat diramalkan : BF3 > BCl3 > BBr3.
Pengaruh sterik. Pengaruh tersebut dapat beragam .bagi tiga basa berikut ( 7 – Vl sampai 7
– Vl) kekuatan basa terhadap proton sedikit naik dariVl ,ke V dan hampir sama bagi V dan Vl
, seperti biasanya diharapkan dari efek induksi gugus metil.(Geoffrey Wilkinson, 2014)
Batasan Hanya larutan dalam air Hanya reaksi Teori yang lebih
perpindahan proton umum
(Achmad, 2001)
Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron antara
reduktor dan oksidator, serta adanya perubahan bilangan oksidasi.(T et al., 2017)
Reaksi redoks bagi senyawa – senyawa kompleks dari berbagai macam ion pusat
berlangsung dengan laju dan mekanisme yang berbeda – beda. Secara garis besar reaksi
redoks dapat berlangsung dalm dua cara yaitu :
a. Berlangsung dengan transfer elektron secara langsung dan alternatif lain
b. Berlangsung dengan transfer atom atau ion (Kristian H .Sugiyarto, 2012)
Perubahan-perubahan yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia antara lain
a. adanya gas sebagai produk reaksi;
b. adanya endapan;
c. perubahan pH larutan;
d. perubahan warna larutan; atau
e. perubahan suhu larutan.
Berikut contoh beberapa reaksi kimia:
(i) Reaksi oksidasi-reduksi:
Pembentukan gas: 2Al (s) + 6HCl (aq) → 2AlCl3 (aq) + 3H2 (g)
Pemurnian bijih oksida: Fe2O3 (s) + 3CO (g) → 2Fe (s) + 3CO2 (g)
Analisa kualitaif/kuantitatif etanol: 2K2Cr2O7(aq) + 3C2H5OH (aq) + 8H2SO4(aq)
→ 2Cr2(SO4)3 (aq) + 3HC2H3O2 (aq) + 2K2SO4 (aq) + 11H2O
(ii) Reaksi asam-basa:
Netralisasi: NH3 (aq) + HCl (aq) → NH4Cl (aq)
Pembentukan endapan: AgNO3(aq) + Na2CrO4 (aq) → Ag2CrO4(s) + 2NaNO3(aq)
Dekomposisi termal: CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g) (berlangsung pada 90oC, akseptor-
donor oksida, ion Ca2+ menerima ion O2- dari ion CO32- ) . (T et al., 2017)
Alat : Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Pipet tetes, dan Spatula
Bahan : Bahan-bahan yang digunakan yaitu larutan CuSO4 0,1 M, HCl 0,1 M dan 6 M,
AgNO3 0,1 M, Pb(NO3)2 0,1 M, NaC2H3O2 0,1 M, KI 0,1 M, Na2CO3 0,1 M, NH3 0,1 M,
Na2SO3 , HC2H3O2 0,1 M, K2CrO4 0,1 M, K2Cr2O7 0,1 M, NaOH 1 M, KMnO4 0,05 M,
H2C2O2 0,1 M, Fe (II) 0,1 M, H2SO4 0,2 M, H2O2 3%, dan padatan CuSO4.5H2O dan KI.
sebanyak 2 ml ke hitam
Menyediakan 4 tabung
reaksi. Tabung 1 (A)&
2 (B) : padatan
CuSO4.5H2O dan
tabung 3 (C) & 4 (D) :
padatan KI
Padatan A
berwarna putih dan
Padatan KI
berwarna biru,
A tuangkan ke C ketika A
dituangkan ke C,
padatan berubah
warna menjadi
hitam
https://youtu.be/M1oIDdMoIjU
Melarutkan KI dengan
H2O2 3%,
Mencampurkan larutan
H2C2O2 0,1 M dan
H2SO4 0,2 M.
Kemudian
menambahkan KMnO4
0,05 M hingga warna
hilang.
Menghitung waktu
yang dibutuhkan dan
lihat mana yang lebih
cepat perubahan
warnanya.
Menambahkan Terdapat
M pada padatan
Na2CO3 (putih).
Reaksi oksidasi adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan oksigen. Reaksi logam
dikenal juga dengan nama perkaratan.
a. CuSO4(aq)+Mg(s)—˃MgSO4+Cu2+
b. 2HCl(aq)+Zn(s)—˃ZnCl2+H2(g)
Pada percobaan ini terdapat endapan pada tabung reaksi saat logam zn dimasukkan dan
ditunggu beberapa menit.
Hal ini karena adanya perbedaan kelarutan. Kelarutan zat yang lebih kecil akan lebih dulu
mengendap.
c. AgNO3(aq)+Cu(s)—˃Cu(NO3)2+2Ag
Pada percobaan ini ada endapan pada hasil reaksi dan terjadi perubahan suhu.
Dari ketiga percobaan diatas dapat kita ketahui bahwa terjadinya suatu reaksi kimia di tandai
dengan adanya perubahan suhu,adanya endapan,dan ada gelembung.
Secara sederhana asam dapat di defenisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen .sedangkan basa mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion hidroksil.
Pada percobaan 7 menguji tentang reaksi reduksi dari kalium permanganat. Dibuat
dengan mereaksikan H2C2O2 0,1 M dan H2SO4 0,2 M terlebih dahulu. Warna larutan
campuran tersebut yaitu bening. Setelah ditambahkan KMnO4 0,05 M warna larutan menjadi
ungu. Butuh waktu 1 menit 20 detik untuk menjadi larutan bening kembali. Sedangkan pada
pengujian Fe (II) 0,1 M dan H2SO4 0,2 M, setelah ditambahkan KMnO4 0,05 M warna larutan
menjadi ungu dan membutuhkan waktu 1 detik untuk menjadi larutan bening kembali.
Pada percobaan metatesis, saat direaksikan HCl 6 M dan padatan Na2CO3, terbentuk
endapan putih dan gelembung gas dimana suhu larutan tetap. Sedangkan pada direaksikan
HCl 6 M dan padatan Na2SO3, tidak ada endapan dan ada gelembung gas dimana suhu larutan
meningkat.
G. Kesimpulan
1. Ada dua tipe reaksi kimia, yaitu reaksi asam basa dan reaksi oksidasi-reduksi. Dimana
tanda-tanda terjadinya perubahan pada suatu reaksi kimia, yaitu adanya gas sebagai
produk, adanya endapan, adanya perubahan warna, adanya perubahan suhu dan
perubahan pH larutan
DAFTAR PUSTAKA