Anda di halaman 1dari 35

CONTOH KERTAS KERJA AUDIT

APRIL 1, 2013ASNAMAULIDA UNCATEGORIZED LEAVE A COMMENT


Lembaga Audit Pemerintah
TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN (DJPB)

KERTAS KERJA AUDIT

Auditee : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)


Tahun Buku : 2012
Dibuat oleh : Asna Maulida Rizky
Direview oleh : Moch. Bara Ampera

PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DIAUDIT

Tujuan
Memahami DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Langkah-langkah
1. Wawancara dengan manajemen dan staf kunci.
2. Review kebijakan-kebijakan, pengarahan-pengarahan, dan dokumen-dokumen.
3. Review laporaan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja dan prioritasnya.
4. Review peninjauan fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh entitas.
5. Telusuri sistem dan prosedur pengendalian.
6. Analisis hubungan antara pemanfaatan sumber daya dan hasilnya.
7. Identifikasi risiko entitas.
8. Review laporan-laporan audit dan studi yang telah dilakukan sebelumnya, termasuk laporan audit yang
dilakukan oleh auditor lainnya.

Hasil
1. Gambaran Umum Entitas
2. Pemahaman atas Input, Proses, dan Output Entitas
3. Informasi Lainnya
=========================================================================

Lembaga Audit Pemerintah


TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN (DJPB)
KERTAS KERJA AUDIT

Auditee : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)


Tahun Buku : 2012
Dibuat oleh : Asna Maulida Rizky
Direview oleh : Moch. Bara Ampera

GAMBARAN UMUM ENTITAS


1. PROFIL ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 131/PMK.01/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perbendaharaan negara sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang perbendaharaan negara;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
3. penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perbendaharaan negara;
4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbendaharaan negara;
5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
2. VISI
”Menjadi pengelola perbendaharaan negara yang profesional, modern, dan akuntabel guna mewujudkan manajemen
keuangan pemerintah yang efektif dan efisien”

3. MISI
1. Menciptakan fungsi pelaksanaan anggaran yang efektif.
2. Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.
3. Menciptakan sistem manajemen investasi yang tepat sasaran.
4. Mewujudkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yang fleksibel, efektif, dan akuntabel.
5. Mewujudkan akuntansi keuangan negara yang akuntabel, transparan, tepat waktu dan akurat.
6. Mewujudkan dukungan teknis perbendaharaan yang handal, terintegrasi, terotomatisasi, dan mudah diterapkan.
7. Menyempurnakan proses bisnis sistem perbendaharaan sesuai best practice.
8. Melaksanakan pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya organisasi secara optimal.

STRUKTUR ORGANISASI
Susunan Organisasi Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Pelaksanaan Anggaran;
3. Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
4. Direktorat Transformasi Perbendaharaan;
5. Direktorat Sistem Manajemen Investasi;
6. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
7. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
8. Direktorat Sistem Perbendaharaan.
RENCANA STRATEGIS
Organisasi
• Pelayanan prima
• Peningkatan Kapasitas Pengelola Keuangan Negara
• Pengembangan organisasi yang modern
• Pengelolaan anggaran yang optimal
• Peningkatan Kualitas SDM
• Reformasi Birokrasi

Fungsi Pelaksanaan Anggaran


• Pelaksanaan belanja negara yang optimal Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi
• Pelayanan prima melalui manajemen pelaksanaan anggaran yang efektif dan efisien
• Optimalisasi monitoring dan evaluasi

Fungsi Pengelolan Kas Negara


• Pengelolaan Kas Negara yang optimal
• Pengelolaan perbendaharaan negara yang yang efektif dan efisien
• Optimalisasi monitoring dan evaluasi

Fungsi Sistem Manajemen Investasi


• Investasi pemerintah yang optimal bagi sektor riil
• Optimalisasi penyaluran dana investasi
• Peningkatan transparansi pengelolaan keuangan penerusan pinjaman yang akuntabel dan wajar
• Penyempurnaan tingkat kesehatan keuangan dan kemampuan manajerial keuangan BUMN/BUMD dan Pemda
• Penggunaan mekanisme on-budget dalam pengelolaan pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemda
• Peningkatan kinerja operator investasi pemerintah yang semakin professional, kepastian hukum, transparan, dan
akuntabel dalam memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan /atau manfaat lainnya
• Peningkatan kapasitas SDM stakeholder khususnya BUMN/PDAM/Pemda dalam melakukan pengelolaan
pinjaman
• Penurunan tingkat risiko gagal dalam pengembalian dana dibidang investasi, pinjaman, dan kredit program
• Penyediaan dan penyaluran dana investasi pemerintah, penerusan pinjaman dan kredit program yang sesuai
dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan

Fungsi Badan Layanan Umum


• Penerapan pengelolaan keuangan BLU yang efektif
• Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi
• Pelayanan prima melalui peningkatan kinerja pelayanan publik
• Tingkat kepatuhan dan penegakan hukum

Fungsi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


• Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
• Transparansi pengelolaan keuangan negara
• Optimalisasi monitoring dan evaluasi
• Tingkat kepatuhan dan penegakan hukum

Fungsi Sistem Perbendaharaan


• Penerapan sistem perbendaharaan yang handal dan modern
• Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi
• Kajian dan perumusan kebijakan yang berkualitas
• Peningkatan kapasitas pengelola keuangan negara
• Optimalisasi monitoring dan evaluasi

Fungsi Transformasi Perbendaharaan


• Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi
• Penerapan sistem perbendaharaan yang handal dan modern
=========================================================================

Lembaga Audit Pemerintah


TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN (DJPB)

KERTAS KERJA AUDIT

Auditee : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)


Tahun Buku : 2012
Dibuat oleh : Asna Maulida Rizky
Direview oleh : Moch. Bara Ampera

IDENTIFIKASI AREA KUNCI

Tujuan
Menentukan area kunci.
Langkah-langkah
1. Analisis untuk menentukan area audit potensial dengan menggunakan pendekatan faktor pemilihan pada empat
tugas utama Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB), yaitu:
1. penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang perbendaharaan negara;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
3. penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perbendaharaan negara;
4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbendaharaan negara;
5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pemeringkatan atas area audit potensial adalah sebagai
berikut:
1. risiko manajemen, yaitu risiko bahwa entitas atau area yang akan diaudit melakukan tindakan
ketidakekonomisan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan.
2. Signifikansi, yaitu dari suatu area audit yang berkaitan dengan tingkat besar kecilnya pengaruh kegiatan tersebut
terhadap entitas secara keseluruhan. Disini tim audit berfokus pada visibilitasnya
3. Dampak potensial dari audit kinerja, yang meliputi unsur efektivitas, peningkatan perencanaaan, pengendalian
dan pengelolaan, serta peningkatan akuntabilitas efisiensi, ekonomi, dan kepentingan mutu pelayanan. Dalam hal ini
peningkatan pengendalian dan pengelolaan dimasukkan sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam pembobotan
karena entitas yang diaudit melakukan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi Kementerian Keuangan.
4. Auditabilitas, berkaitan dengan kemampuan tim audit dalam melaksanakan audit berdasarkan standar
profesional.

analisis untuk menentukan area kunci berdasarkan area dengan memerhatikan beberapa faktor sebagai berikut.
1. Risiko manajemen, yaitu risiko manajemen tidak tercapainya ‘3E’ (ekonomis, efisiensi, dan efektivitas).
2. Signifikansi, yaitu menilai apakah suatu kegiatan dalam area audit secara komparatif memiliki pengaruh yang
besar terhadap kegiatan lainnya dalam objek audit secara keseluruhan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan antara
lain Materialitas keuangan, Batas kritis keberhasilan, Visibilitas.
3. Dampak hasil pemeriksaan, yaitu pengaruh hasil audit terhadap perbaikan atas area yang diaudit. Oleh karena
entitas yang diaudit adalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) yang bertugas menjadi pengelola
perbendaharaan negara yang profesional, modern, dan akuntabel guna mewujudkan manajemen keuangan
pemerintah yang efektif dan efisien, maka unsur lain yang juga harus dilihat dalam “dampak hasil pemeriksaan”
adalah apakah tugas Jenderal Perbendaharaan (DJPB) tersebut dapat berjalan dengan baik dengan adanya audit
kinerja ini.
4. Auditabilitas, berkaitan dengan kemampuan tim audit untuk melaksanakan audit sesuai dengan standar
profesional.

Hasil
1. Area Audit Profesional
Dari kelima area audit potensional yang ada, area audit yang dipilih adalah ‘penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria, dan prosedur di bidang perbendaharaan negara’.
2. Area kunci
Area kunci yang akan dinilai oleh tim audit berdasarkan hasil analisis dalam pelaksanaan audit di lapangan, yaitu:
penyempurnaan peraturan tentang penyusunan, penelaahan, dan pelaksanaan DIPA sesuai performance based
budgeting dan MTEF.
=========================================================================

Lembaga Audit Pemerintah


TIM AUDIT KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN (DJPB)

KERTAS KERJA AUDIT

Auditee : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)


Tahun Buku : 2012
Dibuat oleh : Asna Maulida Rizky
Direview oleh : Moch. Bara Ampera

PENETAPAN TUJUAN DAN LINGKUP AUDIT


Tujuan
Menetapkan tujuan audit tetap (firm audit objective) dan lingkup audit.
Langkah-langkah
1. Tentukan tujuan audit tetap berdasarkan area kunci yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Tentukan lingkup audit dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Manfaatkan informasi dari tahap audit sebelumnya
2. Sesuaikan lingkup audit
3. Gunakan pertimbangan profesional
4. Pertimbangkan karakteristik objek audit

Hasil
1. Tujuan Audit Tetap
Dari lima area potensial yang ada, tim audit melihat area ‘penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur di bidang perbendaharaan negara’ adalah yang terpenting untuk dilakukan audit karena betapa besar
dampak area tersebut. Bersasarkan pertimbangan di atas, tim audit akan lebih berfokus pada penilaian atas
efektivitas penyempurnaan peraturan tentang penyusunan, penelaahan, dan pelaksanaan DIPA sesuai performance
based budgeting dan MTEF dengan harapan bahwa audit ini akan mengoptimalkan pelaksanaan belanja negara.
Dengan demikian perumusan audit tetap adalah
“ menilai efektivitas penyempurnaan peraturan tentang penyusunan, penelaahan, dan pelaksanaan DIPA sesuai
performance based budgeting dan MTEF.”

Untuk memenuhi tujuan di atas, audit akan menilai:


1. Apakah struktur organisasi dan pengelolaan keuangan tekah mendukung penyusunan, penelaahan, dan
pelaksanaan DIPA sesuai performance based budgeting dan MTEF?
2. Apakah proses penyusunan, penelaahan, dan pelaksanaan DIPA telah sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan?
3. Apakah penyusunan, penelaahan, dan pelaksanaan DIPA dan penilaian kinerja DJPB telah dikelola dan
dipertanggungjawabkan dengan baik?

2. Lingkup audit
1. Tahun anggaran yang diaudit adalah 2011 dan 2012.
2. Lingkup kegiatan yang diperiksa dalam audit meliputi penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur di bidang perbendaharaan negara.
3. Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan are kunci yang sudah dilakukan mencakup satu
area kunci, yaitu area penyempurnaan peraturan tentang penyusunan, penelaahan, dan pelaksanaan DIPA sesuai
performance based budgeting dan MTEF.
4. Lokasi audit di Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)
5. Audit pada instansi-instansi Eselon 1 lain di bawah Kementerian Keuangan hanya bersifat konfirmasi.
PDF

PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS

17 Pages

PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS

UPLOADED BY

Ahmad Ihsan

CONNECT TO DOWNLOAD
GET PDF

PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS


DOWNLOAD

14
KETERANGAN DE
BIT
KREDIT SALDOsal
do awal 450.000.000
PT.Kimia Farma 121.
000.000 571.000.000
Apotik Flora 12.300.
000 583.300.000Seto
ran Tunai 5.000.000
588.300.000PT. Roc
he Indonesia 45.000.
000 543.300.000HSB
C 25.000.000 518.30
0.000PT. Dos Ni 35.
200.000 553.500.000
Jasa Giro 2.278.383
555.778.383Biaya A
dministrasi 3.000 555
.775.383PT. Schering
36.750.000 519.025.
383Apotik Mustika 2
7.250.000 546.275.3
83HSBC 65.000.000
481.275.383PT. Dos
Ni 35.200.000 516.4
75.383Jasa Giro 2.12
4.113 518.599.496Bi
aya Administrasi 3.0
00 518.596.496PT. R
oche Indonesia 41.22
5.000 477.371.496H
SBC 50.000.000 427.
371.496PT.Kimia Fa
rma 98.600.000 525.
971.496PT. Schering
101.100.000 424.871
.496Jasa Giro 1.742.
430 426.613.926Biay
a Administrasi 3.000
426.610.926PT. Bost
on Pasific 25.125.000
401.485.926PT. Ind
ofarma 42.500.000 4
43.985.926HSBC 30.
000.000 413.985.926
Apotik Mustika 17.2
50.000 431.235.926J
asa Giro 1.768.949 4
33.004.875Biaya Ad
ministrasi 3.000 433.
001.875PT.Kimia Fa
rma 101.750.000 534
.751.875HSBC 35.00
0.000 499.751.875PT
.Dancos 47.250.000
452.501.875PT. Sche
ring 37.500.000 415.
001.875Jasa Giro 1.7
01.307 416.703.182B
iaya Administrasi 3.0
00 416.700.182PT. D
os Ni 38.500.000 455
.200.182
Note : Untuk
pencatatan saldo
jasa giro dan biaya
administrasi ditulis
terbalik dengan
yang adapada
rekening koran
karena pencatatan
pada rekening
koran
menggunakan
pencatan
akuntansibank
dimana saldo
bertambah di
Kredit dan
berkurang di Debit.
Sehingga auditor
dalampemeriksaan
harus merubah
posisi tersebut
sesuai akuntansi
yang berlaku bagi
perusahaan.Setelah
dilakukan
penulisan kembali
maka langkah
berikutnya ialah
mengurutkan
dataagar
memudahkan
dalam perhitungan
total saldo.
15
KETERANGAN DE
BIT KREDIT SALD
Osaldo awal 450.000.
000Apotik Flora 12.3
00.000 462.300.000A
potik Mustika 27.250
.000 489.550.000Apo
tik Mustika 17.250.0
00 506.800.000Biaya
Administrasi 3.000 5
06.797.000Biaya Ad
ministrasi 3.000 506.
794.000Biaya Admin
istrasi 3.000 506.791.
000Biaya Administra
si 3.000 506.788.000
Biaya Administrasi 3
.000 506.785.000HS
BC 25.000.000 481.7
85.000HSBC 65.000.
000 416.785.000HSB
C 50.000.000 366.78
5.000HSBC 30.000.0
00 336.785.000HSB
C 35.000.000 301.78
5.000Jasa Giro 2.278
.383 304.063.383Jasa
Giro 2.124.113 306.
187.496Jasa Giro 1.7
42.430 307.929.926J
asa Giro 1.768.949 3
09.698.875Jasa Giro
1.701.307 311.400.1
82PT. Boston Pasific
25.125.000 286.275.
182PT. Dos Ni 35.20
0.000 321.475.182PT
. Dos Ni 35.200.000
356.675.182PT. Dos
Ni 38.500.000 395.1
75.182PT. Indofarma
42.500.000 437.675.
182PT. Roche Indon
esia 45.000.000 392.
675.182PT. Roche In
donesia 41.225.000 3
51.450.182PT. Scheri
ng 36.750.000 314.7
00.182PT. Schering 1
01.100.000 213.600.
182PT. Schering 37.5
00.000 176.100.182P
T.Dancos 47.250.000
128.850.182PT.Kimi
a Farma 121.000.000
249.850.182PT.Kimi
a Farma 98.600.000
348.450.182PT.Kimi
a Farma 101.750.000
450.200.182Setoran
Tunai 5.000.000 455.
200.182
Hitunglah total dari
masing

masing transaksi
berdasarkan objek
(perusahaan).
Setelah
selesaikemudian
buatlah supporting
schedule dengan
menganalisa bahwa
transaksi yang
berada dikolom
debit adalah
transaksi
penambah saldo,
dan transaksi yang
berada dikolom
kredit
adalahtransaksi
pengurang saldo.
16
PT. Labamen
Healthcare
IndonesiaSupporting
Schedule - Labamen
BankPeriode Januari -
Desember 20XX
Saldo Menurut Rekening
Koran Bank 31-12-
20XX Rp 450.000.000Dita
mbah :-
Hasil tagihan Apotik Flor
a Rp 12.300.000-
Hasil tagihan dari PT. Do
s Ni Rp 108.900.000-
Hasil tagihan dari PT. Ind
ofarma Rp 42.500.000-
Hasil tagihan dari PT. Ki
mia Farma Rp 321.350.00
0-
Hasil tagihan dari Apotik
Mustika Rp 44.500.000-
Setoran tunai dari kas bes
ar Rp 5.000.000-
Jasa Giro Rp 9.615.182Rp
544.615.182Dikurangi :-
Pembayaran hutang PT. B
oston Pasific Rp 25.125.00
0-
Pembayaran hutang PT. D
ankos Rp 47.250.000-
Pembayaran hutang PT. S
chering Rp 175.350.000-
Pembayaran hutang PT. R
oche Indonesia Rp 86.255.
000-
Transfer ke HSBC Rp 205
.000.000-
Biaya Administrasi Rp 15
.000Rp
538.965.000Total Saldo m
enurut Audit Rp 455.200.1
82Saldo Menurut Buku Be
sar Bank 31-12-
20XX Rp 445.600.000Seli
sih Rp 9.600.182Dibuat Ol
eh : Direview Oleh : Client
: Periode : Index KKP :
C3
Tanggal : Tanggal : Sched
ule :
17Selanjutnya
adalah membuat
Top Schedule
seperti di bawah
ini:
READ PAPER

Anda mungkin juga menyukai