Anda di halaman 1dari 2

Fermentasi Kefir dengan Glukomanan dari Porang Umbi untuk

Meningkatkan Kesehatan Tikus Sindrom Metabolik

Kefir adalah produk susu fermentasi oleh biji kefir yang mengandung bakteri
asam laktat, bakteri asam asetat dan ragi. Kefir dapat bertindak sebagai matriks
dalam pengiriman efektif mikroorganisme probiotik dalam berbagai jenis produk.
Kefir dapat diproduksi dari bahan hasil pertania salah satunya yaitu porang.
Porang (Amorphophallus oncophyllus) adalah tanaman lokal yang sering
tumbuh di daerah tropis forrest seperti Indonesia bahwa tingginya kandungan
glukomanan dalam umbi. Glukomanan ini adalah serat makanan yang terdiri dari
unit berulang dari D-glukosa, dan D-mannose dan dilaporkan menjadi serat larut
air yang paling (97%), memperluas hingga 200 kali volume aslinya ketika
dicampur dengan air (Kishida et al ., 1978). Penelitian sebelumnya membuktikan
bahwa glukomanan porang dapat digunakan sebagai prebiotik karena dapat
menghambat E. coli in vivo dan dapat meningkatkan cecal SCFA pada tikus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh kefir susu
kambing ditambah dengan glukomanan porang pada malondialdeyde, oksida
nitrat dan histologis hati pada tikus sindrom metabolik.
Tikus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus Sprague Dawley jantan
berusia 8-12 minggu dibagi menjadi 5 kelompok (masing-masing kelompok
menggunakan 6 tikus. Sebelum pengujian, selama satu minggu diberi makanan
mengandung lemak tinggi dan tinggi fruktosa selama 2 minggu untuk
menginduksi sindrom metabolic. Selanjutnya tikus dikelompokkan menjadi 5
kelompok berdasarkan tinggi lemak dan tinggi fruktosa. Kefir yang ditambahkan
dalam makanan tikus berdasarkan perbedaan konsentrasi. Tahap berikutnya yaitu
pewarnaan jaringan hati dan analisa menggunakan spektrofotometri.
Glukomanan dari porang yang ditambahkan dalam susu kambing fermentasi
dapat meningkatkan NO secara signifikan (p <0,01) di makrofag peritoneal tikus
sindrom metabolik. Menurut El-Mahmoudy et al. (2005), menunjukkan produksi
NO dalam makrofag peritoneal meningkat pada tikus dengan diabetes tipe-2.
Sedangkan menurut Jain et al. (2007) menunjukkan NO berkurang pada diabetes..
NO yang dihasilkan oleh makrofag akan memberikan aktivitas sitostatik atau
sitotoksik terhadap sel virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, dan tumor.
Selanjutnya glukomanan yang diberikan pada tikus dapat menurunkan adanya
kerusakan pada hati dengan nilai yang diperoleh yaitu 32,38 %. Menurut
Cheraghiet al. (2015), raftilose fructooligosaccharide yang diberikan selama 28
hari dapat menurunkan tingginya peroksidasi lipid dan meningkatkan total
kapasitas antioksidan dalam mycophenolate mofetil - diinduksi komplikasi
gastrointestinal pada tikus. Pengaruh glukomanan sebagi prebiotic dapat
mendegradasi mikroba dalam usus menghasilkan senyawa yang lebih sederhana
seperti oligosakarida dan monosakarida.
Tikus normal yang diberikan diet standar memiliki hepatosit dteatosis yang
mirip dengan tikus sindrom metabolic. Tikus yang tidak diberikan kefir memiliki
akumulasi lemak yang tinggi dalam hati. Akumulasi lemak dalam hati tikus
disebabkan karena bertambahnya usia tikus. Porang glukomanan yang
ditambahkan dalam fermentasi kefir dapat menurunkan hepatosit steatosis pada
tikus sindrom metabolik.
Kesimpulan
Suplementasi kefir susu kambing ditambah dengan glukomanan porang bisa
meningkatkan kesehatan melalui penurunan kerusakan hepatosit, steatosis hati dan
tingkat MDA dan juga meningkatkan tingkat NO yang berpotensi sebagai
antimikroba terhadap patogen intraseluler pada tikus dengan sindrom metabolik.

Anda mungkin juga menyukai