Anda di halaman 1dari 23

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi

Transportasi diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,

mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain,

dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna

untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2004).

Menurut Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan orang atau

barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat

yang terpisah secara geografis. Menurut Morlok (1978), transportasi

didefinisikan sebagai kegiatan memindahkan atau mengangkut sesuatu dari

suatu tempat ketempat lain. Sedangkan menurut Bowersox (1981),

transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu tempat

ke tempat lain, dimana produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan.

Secara umum transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu

(barang dan/ atau barang) dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau

tanpa sarana.

Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal menuju tempat

tujuan. Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan

seperti pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan

olahraga.
6

Dalam melakukan pergerakan dalam memenuhi kebutuhan tersebut,

manusia mempunyai dua pilihan yaitu bergerak dengan moda transportasi

atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda

transportasi (misal berjalan kaki) biasanya berjarak pendek (1-2 km),

sedangkan pergerakan dengan moda transportasi berjarak sedang atau jauh.

Menurut H. A. Abbas Salim (1993), ditinjau dari pemenuhan akan kebutuhan

mobilitasnya, masyarakat pengguna transportasi umum dapat dibagi menjadi

dua bagian utama, yaitu :

a. Kelompok choice, merupakan orang-orang yang secara finansial

mempunyai pilihan dalam memenuhi mobilitas perjalanannya.

b. Kelompok captive, merupakan kelompok orang-orang yang baik secara

finansial maupun kemampuan, tidak mempunyai banyak pilihan dalam

memenuhi mobilitas perjalanannya. Mereka sangat tergantung pada

kendaraan umum yang ada.

2.2 Perencanaan Transportasi

Beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai

saat ini dan yang paling populer adalah “Model Perencanaan Transportasi

Empat Tahap (Four Step Models).” Model perencanaan ini merupakan

gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing dilakukan

terpisah dan berurutan. Submodel tersebut adalah aksesibilitas, bangkitan

dan tarikan pergerakan, sebaran pergerakan, pemilihan moda, pemilihan rute

dan arus lalu lintas dinamis.


7

Sedangkan Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap (Four Step

Models) tersebut adalah (Tamin, 2000):

1. Model Bangkitan Pergerakan (Trip Generation Models), yaitu

pemodelan transportasi yang berfungsi untuk memperkirakan dan

meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal

(meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/petak lahan dan jumlah

(banyaknya) perjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu

zona/kawasan/petak lahan pada masa yang akan datang (tahun

rencana) per satuan waktu.

2. Model Sebaran Pergerakan (Trip Distribution Models), yaitu

pemodelan yang memperlihatkan jumlah (banyaknya) perjalanan/yang

bemula dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau

sebaliknya jumlah (banyaknya) perjalanan/yang datang mengumpul ke

suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.

3. Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice Models), yaitu

pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi

untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah

(dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau

memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani

suatu titik asal-tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan

tertentu pula.

4. Model Pemilihan Rute (Trip Assignment Models), yaitu pemodelan

yang memperlihatkan dan memprediksi pelaku perjalanan yang

memilih berbagai rute dan lalu lintas yang menghubungkan jaringan


8

transportasi tersebut. Dalam penelitian ini hanya akan dibahas

mengenai model pemilihan moda transportasi (mode choice model).

2.3 Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice Models)

Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang

akan menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk

mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun dasar dengan mengetahui

peubah bebas (atribut) yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut.

Pemilihan moda sangat sulit untuk dimodel karena banyak faktor yang sulit

dikuantifikasi misal kenyamanan, keamanan, keandalan, atau ketersediaan

moda saat diperlukan.

Model adalah sesuatu yang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya

yang ada di lapangan atau merupakan suatu alat bantu atau media yang

dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita

(dunia sebenarnya) secara terukur. Beberapa macam model:

1. Model verbal, yakni model yang menggambarkan keadaan yang ada

dalam bentuk kalimat. Misalnya: suatu kota yang dipenuhi dengan

pepohonan yang rindang dengan sungai yang indah.

2. Model fisik, yakni model yang menggambarkan keadaan yang ada

dengan ukuran yang lebih kecil. Misalnya: model bangunan, model

saluran, model jembatan dan maket bangunan.

3. Model matematis, yakni model yang menggambarkan keadaan yang ada

dalam bentuk persamaan-persamaan matematis. Model inilah yang


9

dipakai pada perencanaan transportasi. Misalnya: jumlah lalu lintas yang

sebanding dengan jumlah penduduk.

Model matematis transportasi dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk

berikut ini:

1. Deskriptif, yang menjelaskan keadaan yang ada atau keadaan jika

dilakukan suatu perubahan terhadap keadaan yang ada.

2. Prediktif, yang meramalkan keadaan yang akan datang.

3. Planning, yang meramalkan keadaan yang akan datang disertai

dengan rencana-rencana perubahannya.

Model pemilihan moda merupakan hal penting dalam perencanaan

transportasi. Hasil analisis pemilihan moda ini sangat bermanfaat

sebagai masukan dan bahan pertimbangan penyedia jasa transportasi dan

para pengambil kebijakan di dalam mengambil pertimbangan dan

keputusan ke depannya.

2.4 Moda Transportasi

Alat (Moda) Transportasi/Jenis Pelayanan Transportasi yang akan dibahas

di dalam penelitian ini membahas angkutan konvensional berupa taksi

konvensional (Taksi Bandara) serta moda transportasi yang baru yaitu moda

transportasi online (GO-car, Grab-car) sehingga perlu dibicarakan secara

tersendiri dan jelas.

2.4.1 Taksi Konvensional

Dalam penelitian ini jenis moda transportasi yang akan ditinjau yakni

taksi konvensional. Taksi merupakan pelayanan transportasi yang


10

disediakan operator dan dapat digunakan oleh setiap orang dengan

menyetujui suatu kondisi/perjanjian yang menyesuaikan dengan

keinginan dari pengguna.

Taksi merupakan moda angkutan umum yang menggunakan mobil

untuk mengangkut penumpang dalam kapasitas kecil. Tarif taksi

dihitung melaui 2 cara, menggunakan agrometer yang dihitung dengan

otomatis tergantung jumlah jarak yang ditempuh dan cara lain

berdasarkan kesepakatan antara penumpang dan pengemudi taksi.

Taksi sebagai moda transportasi memilikki beberapa kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan yang dimilikki taksi diantaranya :

1. Taksi tidak memilikki rute dan jadwal yang tetap sehingga dapat

dirubah sesuai dengan permintaan pengguna.

2. Kenyamanan dan fasilitas yang disediakan taksi lebih unggul

dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

3. Taksi merupakan moda transportasi resmi yang beroperasi di

Indonesia.

4. Tepat waktu.

5. Keamanan dan privacy terjamin.

Sedangkan kekurangan yang dimilikki taksi, diantaranya :

1. Taksi hanya dapat memuat sekitar 4 orang penumpang dan

penumpang tersebut biasanya berada dalam suatu kelompok.

2. Tarif taksi tergolong lebih mahal dibandingkan dengan moda

transportasi lainnya.
11

Gambar 1. Taksi Konvensional (Taksi Bandara)

2.4.2 Transportasi Online

Transportasi online secara umum merupakan kendaraan pribadi baik

roda dua maupun roda empat yang dioperasionalkan sebagai moda

transportasi yang pemesanannya dilakukan dengan aplikasi secara

online dan bertujuan untuk mempermudah seseorang yang ingin

bepergian. Dalam penelitian ini akan membandingkan transportasi

online roda empat yaitu GO-Car dan Grab car.

Transportasi online sebagai salah satu moda transportasi juga

memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan transportasi

online seperti :

1. Pemesanan yang lebih mudah melalui aplikasi secara online.

2. Tarif yang lebih murah dan terdapat transparansi, sehingga

pengguna dapat mengetahui harga tarif sebelum melakukan

pemesanan.
12

3. Waktu perjalanan yang lebih efektif dan efisien karena tidak perlu

menunggu terlalu lama, aplikasi akan menentukan driver yang

terdekat dengan lokasi penjemputan.

4. Pengguna dapat menentukan lokasi penjemputan dimana saja dan

dapat langsung sampai ke lokasi tujuan tanpa berganti moda

transportasi lain.

Selain memiliki banyak kelebihan, transportasi online juga memiliki

kekurangan seperti :

1. Legalitas transportasi online sebagai moda transportasi di

Indonesia belum diakui secara resmi.

2. Tidak terdapat uji KIR pada transportasi online.

3. Permasalahan jaringan yang sering terjadi sehingga pada saat

tertentu pemesanan tidak bisa dilakukan.

4. Peningkatan volume lalu lintas kendaraan karena banyaknya

kendaraan mobil maupun motor pribadi yang beroperasi sebagai

transportasi online.

Gambar 2. Transportasi Online


13

2.5 Faktor-Faktor Pemilihan moda

Pilihan moda perjalanan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kecepatan,

panjang perjalanan, kenyamanan, kemudahan biaya, ketersediaan moda,

ukuran kota, usia pelaku perjalanan serta status ekonomi pelaku perjalanan.

Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda ini dapat dikelompokkan

menjadi 4 (empat) kelompok (Miro, 2005), yaitu:

1. Kelompok faktor karekteristik sipelaku perjalanan (traveler

characteristics factor). Beberapa variabel berikut ini diyakini sangat

mempegaruhi pemilihan moda:

• Ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi (car ownership).

• Pendapatan (income), berupa daya beli sang pelaku perjalanan untuk

membiayai perjalananya.

• Kondisi kendaraan pribadi (tua, jelek, baru dll).

• Kepadatan pemukiman (density of residential development).

• Sosial ekonomi lainnya, seperti struktur dan ukuran keluarga

(pasangan muda, punya anak, pensiun atau bujangan), usia, jenis

kelamin, jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan, punya lesensi mengemudi

(SIM) atau tidak.

2. Kelompok faktor karakteristik perjalanan (travel charecteristics

factor). Terdapat beberapa variable yang dianggap kuat pengaruhnya

terhadap perilaku pengguna jasa moda transportasi dalam memilih

moda:

• Tujuan perjalanan (trip purpose) seperti bekerja, sekolah, sosial dan

lain-lain.
14

• Waktu terjadinya perjalanan (time of trip made) seperti pagi hari,

siang, tengah malam, hari libur dan seterusnya.

• Panjang perjalanan (trip length), merupakan jarak fisik (km) antara

asal dengan tujuan, termasuk panjang rute, waktu pembanding kalau

menggunakan moda-moda lain, disini berlaku bahwa semakin jauh

perjalanan, semakin orang cenderung memilih untuk naik angkutan

umum.

3. Kelompok faktor karakteristik sistem transportasi (transportation

system characteristics factor).Tingkat pelayanan yang ditawarkan

oleh masing-masing sarana transportasi merupakan faktor yang

sangat menentukan bagi seseorang dalam memilih sarana

transportasi. Tingkat pelayanan dikelompokan dalam dua kategori:

 Faktor kuantitatif

a. Lama waktu perjalanan yang meliputi waktu di dalam kendaraan,

waktu tunggu dan waktu berjalan kaki.

b. Biaya transportasi, misalnya tarif, biaya bahan bakar, dan Iain-

lain.

 Faktor Kualitatif

a. Kenyamanan dan keamanan

b. Kemudahan

c. Keandalan dan keteraturan.


15

2.6 Model pemilihan Diskret

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pemilihan diskret.

Model pemilihan diskret adalah salah satu model statis dan matematik yang

mana menggunakan persamaan atau fungsi mate-matika sebagai media

dalam menggambarkan kondisi di lapangan. Model pemilihan diskret

menurut Tamin (2000) pemilihan diskret dinyatakan sebagai peluang setiap

individu memilih suatu pilihan merupakan fungsi ciri sosio ekonomi dan

daya tarik pilihan tersebut. Untuk menyatakan daya tarik suatu alternatif

pilihan, digunakan konsep utilitas.

Utilitas dapat didefinisikan sebagai ukuran istimewa seseorang (individu)

dalam menentukan pilihan alternatif terbaiknya atau sebagai suatu pilihan

dimaksimumkan oleh setiap individu (Lancaster, 1996 seperti dikutip

Tamin, 1997). Utilitas merupakan fungsi dari atribut-atribut yang dianggap

mempengaruhi pemilihan moda. Atribut-atribut tersebut seperti waktu

tunggu, waktu tempuh, tarif, keamanan, kenyamanan dan pelayanan

lainnya.

Persamaan fungsi utilitas dapat dinyatakan sebagai berikut :

U = f (V1, V2,V3.......Vn)

Dimana :

U = Nilai kepuasan pelaku perjalanan menggunakan moda transportasi.

V1, V2 = Variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap nilai

kepuasan menggunakan moda transportasi tertentu.

F = Hubungan fungsional.
16

Sehingga persamaan fungsi utilitas dapat dibentuk ke dalam persamaan

linier berganda seperti berikut :

U = a + b1 X1 + b2X2 + . . . + bnXn

Dengan :

u = Nilai utilitas moda.

a = Konstanta.

b1 s/d bn = Parameter fungsi utilitas untuk masing-masing variabel

tersebut (koefisien regresi)

X1 s/d Xn = Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap perilaku-

perilaku perjalanan

Setelah kedua nilai utilitas moda didapatkan, kedua nilai utilitas tersebut

dimasukkan kedalam model pilihan diskret, Model pemilihan diskret

dikelompokkan lagi menjadi 3 macam (Miro, 2005), yaitu :

1. Model Logit Biner/Binomial

Model logit biner digunakan untuk dua pilihan moda transportasi

alternative yaitu moda i dan moda j. Peluang salah satu moda untuk

dipilih tergantung nilai kepuasan menggunakan moda i dan j serta nilai

eksponensial.

2. Model Probit (Binary Probit)

Model probit juga digunakan untuk dua pilihan moda, moda i dan moda

j, tetapi model ini menekankan untuk menyamakan peluang

(kemungkinan) pengguna moda untuk memilih moda i, bukan moda j

dan berusaha untuk menghubungkan antara jumlah perjalanan dengan


17

variabel bebas yang mempengaruhi misalnya biaya (cost) dan variabel

ini harus terdistribusi normal.

3. Model Multi Nominal (MNL)

Model ini adalah salah satu model persamaan diskret yang terkenal dan

popular. Konsumen dalam dalam model ini dihadapkan pada banyak

pilihan (lebih dari dua pilihan) dimulai dari 3 pilihan, 4 pilihan dan

seterusnya.

Dalam penelitian ini digunakan model pemilihan moda model logit

biner/binomial. Model logit biner digunakan untuk dua pilihan moda

transportasi yaitu moda i dan moda j. Terdapat 2 metode yang sering

digunakan dalam model logit biner yaitu model selisih dan model nisbah.

Probabilitas individu dalam memilih moda merupakan fungsi yang

mengandung perbedaan utilitas antara kedua moda (Miro, 2005 :129),

sehingga untuk mencari probabilitas masing-masing moda dapat digunakan

persamaan model logit biner selisih sebagai berikut :

𝑒𝑥𝑝(𝑈𝑇𝑂−𝑈𝑇𝐾)
PT0 = ...........(1)
1+𝑒𝑥𝑝(𝑈𝑇𝑂−𝑈𝑇𝐾)

PTK = 1- PTO

1
= .............(2)
1+𝑒𝑥𝑝(𝑈𝑇𝑂−𝑈𝑇𝐾)

dengan :

PTO = Peluang moda Taksi Online untuk dipilih.

PTK = Peluang moda Taksi Konvensional untuk dipilih.

u = Nilai dari model regresi logistik utilitas moda.


18

2.7 Analisa regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua

atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen

(Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel

independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan.

Rumus regresi linier berganda sebagai berikut :

U = a + b1 X1 + b2X2 + . . . + bnXn

Melalui langkah-langkah dalam metode regresi dengan menggunakan alat

bantu program stastistik PSPP akan diperoleh persamaan regresi, sehingga

dapat dianalisis.

2.8 Pengambilan dan Pengumpulan Data Sampel

2.8.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi lalu lintas yang terjadi dan bergerak

hanya dalam daerah kajian tertentu (internal) maka mekanisme

pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik pengumpulan data survei dengan menggunakan kusioner.

Survei kusioner adalah metode pengumpulan data dengan cara

menyusun sejumlah daftar pertanyaan lalu kemudian diajukan

kepada responden. Apabila digunakan teknik pengumpulan data


19

dengan cara survei kusioner maka para surveyor mendatangi

responden dan menanyakan informasi yang telah disusun dalam

daftar kusioner dan kemudian para surveyor mencatat jawaban dari

responden. Alasan pemilihan teknik survei adalah sebagai berikut :

1. Adanya kendala waktu dan biaya ketika penelitian.

2. Informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan teknik survei

kusioner.

3. Objek yang diinginkan telah ditentukan dan dirumuskan dengan

jelas.

2.8.2 Metode Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel diperlukan data yang tepat dan akurat,

karena apabila jumlah sampel kurang maka hasilnya tidak dapat

menggambarkan kondisi sebenarnya dari hal yang diteliti, dan

apabila data terlalu banyak maka hal tersebut dapat menimbulkan

pemborosan terhadap biaya dan waktu.

Berikut adalah beberapa langkah dalam teknik sampling :

1. Penentuan jumlah populasi.

2. Pemilihan sampel yang representativ.

3. Penentuan jumlah sampel yang memadai.

Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik

sampling. Teknik sampling berdasarkan pengambilan sampel secara

acak (randomisasi) dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu probability

sampling dan non-probability sampling.


20

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Probability sampling terdiri dari :

1. Sampling acak (simple random sampling),

2. Sampling sistematik (systematic sampling),

3. Sampling terstratifikasi (stratified sampling),

4. Sampling klaster (cluster sampling).

Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur

atau angggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Non-

probability sampling terdiri dari :

1. Sampling berbasis ketersediaan subjek (convenience sampling),

2. Sampling bertujuan (purposive sampling),

3. Sampling snowball (snowball sampling),

4. Sampling kuota (quota sampling).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik non-

probablity sampling dengan sub teknik sampling Quota sampling.

Quota Sampling adalah teknik non-probability sampling untuk

menentukan sampel dari populasi yang dianggap cocok dengan

karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel sampai

kuota yang telah ditentukan.


21

2.8.3 Sampel minimum

Untuk menghitung kuota sampel secara metematis besarnya

sampel dari suatu populasi yang terdapat pada suatu kawasan dapat

digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

𝑁
n=
1+𝑁 𝑒²

Dimana:

n = Prakiraan besar sampel

N = Prakiraan besar populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

2.9 PSPP

PSPP adalah aplikasi statistika digunakan untuk menganalisa sampel data

dan merupakan sebuah AOSA (Aplikasi Open Source Alternatif) untuk

menggantikan SPSS. PSPP dapat digunakan untuk pengujian non-

parametric, descriptive statistics dan lainnya, dalam penelitian ini akan

digunakan bantuan program aplikasi PSPP dan Microsoft Excel untuk

pengolahan data statistik dengan regresi logistik.

2.10 Studi Terdahulu

1. Penelitian dari Mutiara Firdausi dan Ratih Sekartaadji Sambodja pada

tahun 2016 dengan judul “Analisis Pemilihan Moda Kendaraan Pribadi

dan Angkutan Umum di Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta”.


22

Penelitian ini dilakukan karena adanya variasi angkutan intermoda yang

tersedia guna mengetahui penyebab tidak efektifnya penggunaan moda

transportasi publik yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan

menyebarkan kusioner kepada penumpang di Bandara Adisucipto

dengan teknik survey “Revealed Preference”. Dari hasil penyebaran

kusioner didapatkan sebagian besar (64%) para penumpang angkutan

udara menggunakan kendaraan pribadi. Salah satu aspek yang dikaji

adalah biaya perjalanan ke Bandara dengan menggunakan kendaraan

pribadi (mobil) dan angkutan umum. Pemodelan pemilihan moda

berdasarkan biaya dilakukan dengan menggunakan Model Logit Biner.

Dari hasil analisis sensitivitas diperoleh bahwa, jika selisih biaya

angkutan umum dengan kendaraan pribadi semakin besar dimana biaya

angkutan umum lebih mahal, maka peluang menggunakan kendaraan

pribadi akan meningkat. Di sisi lain, walaupun biaya angkutan pribadi

dan angkutan umum sama besar, tetap saja penumpang angkutan udara

memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi (59%). Penyebab tidak

efektifnya penggunaan moda angkutan umum disebabkan karena tidak

tersedianya akses moda angkutan di setiap daerah, dan tidak

terintegrasinya jadwal angkutan intermoda dengan jadwal penerbangan.

2. Penelitian Aswar Anas Nasir tentang “Analisis Pemilihan Moda

Angkutan Umum Dalam Menunjang Sosio Ekonomi Masyarakat di

Kota Enrekang” pada tahun 2017. Penelitian digunakan teknik survey

revealed preference dalam mengamati karakteristik pelaku perjalanan

seperti ciri-ciri, perilaku-perilaku, dan keputusan-keputusan yang


23

dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan. Dalam penelitian

ini digunakan metode analisis deskripitif kualitatif dan pendekatan

disagregat dengan model logit biner untuk mendapatkan proporsi

peluang masing-masing moda diantaranya ojek, angkutan desa,

angkutan bentor, angkutan viar. Dari hasil analisis didapatkan peluang

masing-masing moda 8% moda transportasi ojek, 33% moda

transportasi angkutan desa, 17%, moda transportasi angkutan bentor,

dan 42% moda transportasi angkutan viar.

3. Penelitian Erwin Hidayat pada tahun 2017 tentang “Permodelan

Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Pada Akses Jalan Bandara

Internasional Kulon Progo Yogyakarta. Dalam penyelesaian tugas akhir

ini dilakukan pengumpulan data berupa wawancara dengan penumpang

di Bandara Adisucipto. Kusioner dibagikan kepada penumpang dengan

teknik revealed preference. Hasil kusioner kemudian diolah

menggunakan analisis statistik untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi pemilihan moda akses bandara Adisucipto. Hasil yang

didapatkan dari analisis data adalah nilai Δ biaya berdasarkan waktu

perjalanan, didapat dari selisih rata-rata biaya pakai kendaraan pribadi

dengan Δ biaya pakai kendaraan umum. Proporsi dari kendaraan pribadi

(Y = Ln (Pkp/ (1 – Pkp))). Data Δ biaya dan proporsi kendaran pribadi

diketahui dengan survei, didapatkan permodelan probabilitas pemilihan

moda transportasi:

1
Pkp =
1+( 1+𝐸𝑥𝑝 ( −0,00003 𝑥 (𝐶𝑘𝑢−𝐶𝑘𝑝)))
24

Hasil probabilitas pemilihan moda diperoleh 57% memilih kendaraan

pribadi dan 43% memilih kendaraan umum. Dalam memilih kendaraan

umum dibedakan menjadi dua. Daerah yang dilalui oleh jalur kereta api,

proporsi pemilihan kendaraan umum adalah Bus 31 %, taksi 32%,

Travel 20% dan kereta 17% . sedangkan untuk daerah yang tidak

dilaluo jalur kereta api bus 40%, taksi 37%, dab travel 23%.

4. Penelitian Agnia Ghassani Harish dan Aditya Wardhana dengan judul “

Analisis Faktor-Faktor Pembentuk Preferensi Konsumen Go-Jek di Kota

Jakarta” pada tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan menggunakan teknik analisis data yaitu analisis faktor serta

menggunakan teknik pengambilan sampel nonprobability sampling

dengan sub teknik sampling incidental sampling. Responden yang

diteliti dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang merupakan

penggunan layanan jasa Go-Jek dikota Jakarta. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat enam faktor yang menjadi preferensi

konsumen dalam menggunakan layangan jasa Go-Jek di kota Jakarta,

antara lain : kepraktisan, tarif, kecepatan, keamanan, kepercayaan.

Faktor yang paling dominan yang menjadi preferensi konsumen dalam

menggunakan layangan jasa Go-Jek adalah faktor kenyamanan

5. Penelitian Anis Agustin tentang “persepsi masyarakat terhadap

penggunaan transportasi online (Go-Jek) di Surabaya”. Jenis penelitian

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini

dilakukan di Surabaya dengaan responden warga Surabaya dengan cara

menggunakan kuesioner untuk mengetahui jawaban responden terkait


25

hubungan antara variable independen atau bebas (X) terhadap variabel

dependen atau terikat (Y). Dalam penelitian ini, variabel dependen

adalah keputusan pembelian sedangkan variabel independennya

pengaruh persepsi masyarakat. Berdasarkan penelitian dapat

disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap transportasi online di

Surabaya (GO-JEK) sangat positif.

6. Penelitian Nafisa Choirul Mar’ati tentang “Pengaruh kualitas layanan

dan harga terhadap kepuasan pelanggan jasa transportasi online (Studi

pada konsumen Go-jek di Surabaya). Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh antara kualitas layanan dan

harga terhadap kepuasan pelanggan jasa transportasi ojek online Gojek

di Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

nonprobability sampling dengan pendekatan accidental sampling. Data

dikumpulkan dengan menggunakan metode survei melalui angket yang

diisi oleh responden. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 96

responden. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi Linear

Berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan

uji T. Hasil penelitian dengan menggunakan uji T diketahui bahwa

kualitas layanan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

pelanggan sebesar 2,237 didukung pula dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,028 < 0,05 atau 5%, sedangkan harga (X2) diketahui memiliki

nilai sebesar 3,534 didukung pula dengan tingkat signifikansi sebesar

0,001< 0.05 atau 5%, hal ini menunjukkan variabel yang dominan dalam
26

mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah variabel harga (X2).

Sedangkan variabel kualitas layanan (X1) dan harga (X2) memiliki

pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat

dilihat dari besarnya nilai Adjusted R Square sebesar 0,198.

7. Penelitian Siti Nurchotimah dengan judul “Persepsi Masyarakat Tentang

Kebijakkan Transportasi Online di Terminal Purbaya Sidoarjo”.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 orang yang diambil menggunakan teknik purposive

sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini diantaranya adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data

yang dipakai adalah statistik deskriptif dengan menggunakan rumus

persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan dua hasil, yakni tingkat

efektivitas kebijakan publik tentang kawasan larangan transportasi

online di Terminal Purabaya Sidoarjo berdasarkan hasil penelitian sudah

dilaksanakan secara “efektif”. Hal ini bisa dilihat dengan persentase

responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju pada kebijakan

transportasi online di Terminal Purabaya Sidoarjo sebesar 73 (73%)

responden, sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak

setuju hanya sebesar 27 (27%) responden saja.

8. Penelitian Herman Fithra, Burhanuddin, Fauzan, Cut Ayu Lizar dengan

judul “Analisa Probabilitas Pemilihan Moda Transportasi antara sepeda

motor dengan angkutan umum di kota Lhokseumawe”. Penelitian ini

dilakukan dengan data hasil pendekatan observasi, hasil kuisioner,


27

kajian literatur dan pengolahan data dengan program SPSS dalam

menggambarkan situasi perjalanan terhadap kedua moda tersebut.

Gambaran komposisi karakteristik pelaku perjalanan dari data survei,

diketahui karakteristik umum pengguna dalam pemilihan moda adalah

responden pengguna sepeda motor sebesar 67,21% sedangkan

responden pengguna mikrolet 32,79%. Berdasarkan jenis kelamin,

sepeda motor lebih dipilih oleh pria sebesar 50,82% dan wanita sebesar

16,39% sedangkan mikrolet lebih dipilih oleh wanita sebesar 21,31%

dan pria 11,48%. Alasan pemilihan moda untuk sepeda motor adalah

pertimbangan waktu sebesar 54,10% dan pertimbangan biaya sebesar

13,11% sedangkan alasan pemilihan moda untuk mikrolet adalah

pertimbangan biaya sebesar 22,95% dan pertimbangan waktu 9,84%.

Model pemilihan moda antara sepeda motor dan mikrolet yang

diperoleh(Usm – Umk) = -0,223 - 0,002C - 0,078T.

Anda mungkin juga menyukai