Anda di halaman 1dari 55

IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

PESAWAT ATWOOD
I. Dasar teori
Pesawat atwood adalah suatu sistem mekanika yang terdiri dari 2 massa yang dihubungkan dengan
suatu tali melalui katrol. Peristiwa ini sangatlah erat kaitannya dengan hukum newton dan momen inersia
yang bekerja pada benda dalam sistem tersebut. Pesawat atwood merupakan alat eksperimen yang
digunakan untuk mengamati hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara
beraturan. Sederhananya pesawat atwood tersusun atas dua benda yang terhubung
dengan seutas kawat atau tali.
Bila kedua benda massanya sama, keduanya kan diam. Tetapi bila salah satu lebih besar
𝑚2−𝑚1
(m1 > m2), maka benda kedua akan bergerak ke arah m1dengan dipercepat. 𝑎 = 𝑔 𝑚1+𝑚2

Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat benda 1. Namun karena benda 2 juga ditarik
ke bawah (oleh gravitasi), maka gaya penarik resultannya adalah berat benda 1 dikurangi
berat benda 2. Berat benda 1 adalah m1g dan berat benda 2 adalah m2g.
Gaya resultannya adalah (𝑚2 − 𝑚1)𝑔. Gaya ini menggerakkan kedua benda sehingga percepatan
kedua menggerakkan kedua benda sehingga percepatan kedua benda adalah resultan gaya tersebut dibagi
2𝑚1𝑚2
jumlah kedua benda. 𝑇 = 𝑔 𝑚1+𝑚2

Untuk mencari tegangan tali kita lihat benda 1. Gaya yang bekerja padanya nadalah m1g dan tegangan tali
T. 𝑚1𝑔 − 𝑇 = 𝑚1𝑎
Galileo mengamati benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang
dia lakukan bahwa benda-benda berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga
puluh tahun kemudian, Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum
barunya, menunjukkan bahwa pengamatan ini tetap benar untuk benda-benda jatuhtanpa adanya gesekan
udara. Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tatpi kenyataannya
walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan
pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orang pada saat itu (tetapi jika tidak diuji dengan
eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa, “benda yang beratnya 10 kali benda
lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda yang lebih ringan”.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

HUKUM NEWTON
Mekanika kalsik atau mekanika Newton adalah teori tentang gerak yang didasarkan pada konsep
massa dan gaya dan hukum-hukum yang menghubungkan konsep-konsep fisis ini dengan besaran
kinematika – perpindahan, kecepatan, dan percapatan. Semua gejala dalam mekanika klasik dapat
digambarkan dengan menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum newtom tentang
gerak. Hukum Newton menghubungkan percepatan sebuah benda dengan massanya dan gaya-gaya yang
bekerja padanya.
Versi modern hukum Newton adalah sebagai berikut.
 Hukum I. sebuah benda tetap pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan kecepatan sama
kecuali ia dipengaruhi oleh suatugaya tidak seimbang, atau gaya eksternal neto. (gaya neto yang bekerja
pada sebuah benda, juga dinamakan gaya resultan, adalah jumlah vektor semua gaya yang bekerja
padanya: 𝐹𝑛𝑒𝑡𝑜 = ∑ 𝐹).
 Hukum II. Percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding dengan gaya
eksternal netoyang bekerja padanya:
𝐹𝑛𝑒𝑡
𝑎=
𝑚
Atau
𝐹𝑛𝑒𝑡𝑜 = 𝑚𝑎
 Hukum III. Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A memberikan gaya pada benda B, gaya
yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan diberikan oleh benda B pada benda A.

Hukum Pertama Newton : Hukum Kelembaman


Hukum pertama newton menyatakan bahwa semua benda dalam keadaan diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus bergarak dengan kecepatan konstan kecuali
ada gaya eksternal yang bekerja pada benda itu. Kecenderungannya ini digambarkan dengan mengatakan
bahwa benda mempunyai kelembaman.
Hukum kelembaman
Sebelum galileo, pada umumnya dipikirkan bahwa gaya, seerti dorongan atau tarikan, diperlukan
untuk mempertahankan benda agar terus bergerak dengan kecepatan konstan. Dalam pengalamn sehari-
hari, jika sebuah buku didorong diatas sebuah meja kemudian dibiarkan, buku akan meluncur untuk
beberapa saat kemudian berhenti. Galileo dan kemudian newton mengakui bahwa dalam keadaan
semacam itu buku itu tidak bebas dari gaya eksternal karena ada gaya gesekan. Jika kita memperhalus
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
permukaan meja, buku muncul lebih jauh, dan berkurangnya kecepatan dalam suatu waktu tertentu lebih
kecil. Jika kita topang buku itu dengan bantalan udara yang tipis (hal ini mungkin pada meja udara), buku
akan meluncur untuk waktu dan jarak yang jauh dengan hampir tanpa perubahan nyata dalam
kecepatannya.
Galileo mempelajari gerakan dengan melakukan eksperimen dimana ia menggelindingkan bola naik
dan turun bidang-bidang miring. Ia menemukan, misalnya, bahwa jika sebuah bola digelindingkan
menuruni bidang miring, kelajuannya bertambah dengan jumlah yang sama dalam selang waktu yang sama.
Gambar 1 menunjukkan sebuah bola menggelinding menuruni sebuah bidang miring dan naik bidang lain.
Bola menggelinding naik bidang miring kedua sampai hampir ketinggian yang sama ketika ia mulai, tanpa
peduli kemiringan masing-masing bidang miring. Karena kemiringan bidang miring kedua dikurangi, bola
menggelinding semakin jauh. Galileo menerangkan bahwa, jika ia dapat mengeliminasi pengaruh gesekan,
sebuah bola yang menggelinding pada bidang horizontal akan menggelinding selamanya tanpa perubahan
kelajuan. Newton menyatakan hasil ini sebagai hukumnya yang pertama.

Gambar 1

Perhatikan bahwa hukum pertama newton tidak membuat perbedaan antara benda diam dan
benda yang bergerak dengan kecepatan konstan. Pernyataan tentang apakah sebuah benda sedang diam
atau bergerak dengan kecepatan konstan tergantung pada kerangka acuan dimana benda itu diamati.
Tinjaulah sebuah buku yang diam di atas meja udara dalam sebuah gerbong barang kereta api. Dalam
sistem koordinat yang titik asalnya 𝑂′ dikaitkan dengan gerbong ( gambar 2a ), buku itu dalam keadaan
diam. Sistem koordinat itu menetapkan suatu kerangka acuan untuk mengukur posisi, kecepatan, dan
percepatan buku. Kita akan menamakan kerangka acuan yang dikaitkan pada gerbong S’. Andaikan
sekarang gerbong bergerak sekarang sepanjang rel ke kanan dengan kelajuan v (gambar 2b). Menurut
hukum pertama newton , buku akan terus bergerak dengan kecepatan konstan dalam kerangka acuan S
atau kan tetap diam dalam kerangka acuan S’ kecuali ia dipengaruhi oleh suatu gaya neto.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Gambar 2a

Gambar 2b

Hukum pertama newton tidak berlaku dalam semua kerangka acuan. Andaikan kerangka acuan S’
dikaitkan pada sebuah gerbong yang dipercepat sepanjang rel dengan percepatan 𝑎 relatif terhadap rel.
misalkan gerbong mulai dari diam pada 𝑡 = 0 dan pada saat itu kita letakkan sebuah buku di atas meja
udara dalam gerbong. Jadi, relatif terhadap gerbong , buku mempunyai percepatan horizontal tanpa
adanya gaya horizontal. . jika buku harus tetap diam terhadap gerbong, gaya horizontal harus bekerja
terhadap buku (gambar 3). Hukum pertama newton tidak berlaku dalam kerangka acuan ini.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Gambar 3
Sebuah kerangka acuan di mana hukum newton berlaku dinamakan kerangka acuan inersial. Tiap
kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap suatu kerangka acuan inersial
adalah juga kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan yang terikat pada permukaan bumi sebenarnya
bukan kerangka acuan inersial karena percepatan kecil permukaan bumi (relatif terhadap pusat bumi) yang
disebabkan rotasi bumi, dan karena percepatan sentripetal yang kecil dari bumi itu sendiri sehubungan
dengan peredarannya mengelilingi matahari. Namun, percepatan-percepatan ini berorde 0.01 𝑚/𝑠 2 atau
kurang, sehingga dalam pendekatan yang baik, kerangka acuan yang terikat pada permukaan bumi adalah
kerangka acuan inersial.

1. Gaya, massa, dan hukum kedua newton


Hukum pertama dan kedua newton dapat dianggap sebagai definisi gaya. Gaya adalah suatu
pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, atinya dipercepat. Arah
gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada
benda tersebut. Besarnya gaya adalah kasil kali massa benda dan besarnya percepatan yang dihasilkan
gaya. (Kita akan mendefinisikan massa benda sebentar lagi). Definisi gaya ini sesuai dengan konsep intuitif
kita tentang gaya sebagai suatu dorongan atau tarikan seperti yang dilakukan otot kita. Secara eksperimen
telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya bekerja pada benda yang sama, percepatan benda adalah
sama, percepatan benda adalah adalah sama jika benda dikenai gaya tunggal yang sama dengan
penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya dijumlahkan sebagai vektor-vektor.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Massa adalah sifat instrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya sebagai percepatan. Rasio
dua massa dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa 𝑎1 , maka
𝐹 = 𝑚1 𝑎1
Jika gaya yang dikerjakan pada benda kedua yang massanya 𝑚2 , dan menghasilkan percepatan 𝑎2 ,
maka
𝐹 = 𝑚2 𝑎2
Dengan menghubungkan persamaan-persamaan ini, kita dapatkan
𝐹 = 𝑚1 𝑎1 = 𝑚2 𝑎2
atau
𝑚2 𝑎1
𝑚1
= 𝑎2
(persamaan 1)

Jadi, rasio massa dua benda didefinisikan dengan menerapkan gaya yang sama pada masing-masing
benda dan membandingkan percepatannya. Definisi ini sesuai dengan konsep intuitif kita tentang massa.
Sebagai contoh, jika sebuah benda lebih “masif” dibanding benda lainnya sesuai dengan penggunaan istilah
kita sehari-hari, kita akan mendapatkan bahwa sebuah gaya menghasilkan percepatan yang lebih kecil pada
benda yang lebih masif. Secara eksperimen, kita dapatkan bahwa rasio percepatan 𝑎2 /𝑎1 yang dihasilkan
oleh gaya yang sama yang bekerja pada dua benda tidak bergantung pada besar maupun arah gaya. rasio
ini juga tak bergantungpada besar maupun arah gaya. Rasio ini juga tak bergantung pada jenis gaya yang
digunakan, artinya tidak peduli apakah gaya tersebut disebabkan pegas, gaya tarik gravitasi, gaya tarik atau
gaya tolak listrik atau magnet, dan seterusnya. Kita juga mendapatkan bahwa jika massa 𝑚2 ternyata dua
kali massa 𝑚1 lewat perbandingan langsung dan jika massa ketiga 𝑚3 didapatkan 4 kali massa 𝑚1 , maka
𝑚3 akan menjadi dua kali massa 𝑚2 jika kedua massa itu dibandingkan secara langsung. Karena itu kita
dapat membentuk suatu skala massa dengan memilih satu benda tertentusebagai standar dan
menetapkannya sebagai massa 1 satuan. Benda standar internasional adalah sebuah silinder campuran
platinum yang disimpan di International Bureau of Weights and Measurement di Sevres, Perancis. Massa
benda standar itu adalah 1 kilogram, yaitu satuan SI untuk massa. Benda standar dapat digunakan untuk
menghasilkan standar kedua dengan pembandingan langsung, dan massa tiap benda lain kemudian dapat
dicari dengan membandingkan percepatan yang terjadi padanya oleh gaya yang tertentu dengan
percepatan yang dihasilkan pada standar kedua itu. Massa sebuah benda merupakan sifat instrinsik benda
yang tidak bergantung pada lokasi benda. Artinya massa sebauh benda tetap sma apakah benda itu di
bumi, di bulan, atau di angkasa luar.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan percepatan 1 𝑚/𝑠 2 pada benda standar didefinisikan
sebagai 1 newton (N). dengan cara sama, gaya yang mengahsilkan percepatan 2 𝑚/𝑠 2 pada benda standar
itu didefinisikan sebagai 2 N.

Hukum kedua newton


𝐹𝑛𝑒𝑡𝑜 = 𝑚𝑎 (persamaan 2)
Hukum kedua newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa dan
kinematika percepatan, kecepatan, dan perpindahan. Hal ini bermanfaat karena memungkinkan kita
menggambarkan aneka gejala fisika yang luas dengan menggunakan hanya sedikit hukum gaya yang relatif
mudah. Sebagai contoh, dengan tambahan hukum tarikan gravitasi newton antara dua benda, kita dapat
menggambarkan gejala seperti gerakan bulan, lintasan planet mengelilingi matahari, lintasan satelit buatan,
variasi percepatan gravitasi g dengan ketinggian dan garis lintang , variasi kecepatan gravitasi karena
adanya kandungan mineral, dan lintasan peluru kendali.
2. Gaya karena adanya gravitasi : berat
Gaya yang paling umum dalam pengalaman kita sehari-hari adalah gaya tarikan gravitasi bumi pada
sebuah benda. Gaya ini dinamakan berat benda, w. Jika kita menjatuhkan sebuah benda dekat permukaan
bumi dan mengabaikan resistansi udara sehingga satu-satunya gaya yang bekerja pada benda itu adalah
gaya karena gravitasi (keadaan itu dinamakan jatuh bebas), benda dipercepat ke bumi dengan percepatan
9,81 𝑚/𝑠 2 . Pada tiap titik di ruang, percepatan ini sama untuk semua benda, tak bergantung pada
massanya. Kita namakan nilai percepatan ini dengan g. Dari hukum kedua newton, kita dapat menulis gaya
gravitasi 𝐹𝑔 pada benda bermassa 𝑚 sebagai
𝐹𝑔 = 𝑚𝑎
Dengan menggunakan 𝑎 = 𝑔 dan menulis w untuk gaya gravitasi, kita dapatkan
𝑤 = 𝑚𝑔 (persamaan 3)
Karena 𝑔 adalah sama untuk semua benda di suatu titik, kita dapat menyimpulkan bahwa berat
benda sebanding dengan massanya. Vektor 𝑔 dalam persamaan 3adalah gaya per satuan massa yang
dilakukan bumi pada setiap benda dan dinamakan medan gravitasi bumi. Percepatan ini sama dengan
percepatan jatuh bebas yang dialami sebuah benda jika satu-satunya gaya yang bekerja padanya adalah
gaya gravitasi bumi. Di dekat permukaan bumi, 𝑔 mempunyai nilai

𝑔 = 9,81 𝑁⁄𝑘𝑔 = 9,81 𝑚/𝑠 2


IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Pengukuran 𝑔 yang teliti di berbagai tempat menunjukkan bahwa 𝑔 tidak mempunyai nilai yang
sama di mana-mana. Gaya tarikan bumi pada benda berubah dengan lokasi. Secara khusus, di titik-titik di
atas permukaan bumi, gaya karena gravitasi berubah secara terbalik dengan kuadrat jarak benda dari pusat
bumi. Jadi, sebuah benda memiliki berat sedikit lebih kecil pada ketinggian yang sangat tinggi dibandingkan
pada ketinggian laut. Medan gravitasi juga sedikit berubah dengan kutubnya. Jadi, berat tidak seperti
massa, bukan sifat instrinsik benda; artinya berat bukan sifat benda itu sendiri.
Walaupun berat sebuah benda berbeda dari tempat ke tempat karena perubahan dalam 𝑔,
perbedaan ini terlampau kkeciluntuk dapat dicatat dalam kebanyakan terapan praktis. Jadi, dalam
pengalaman kita sehari-hari, berat sebuah benda tampak sebagai karakteristik benda yang konstan seperti
massanya.
Di dekat permukaan bulan, tarikan gravitasi bumi pada sebuah benda jauh lebih kecil dibandingkan
tarikan bulan. Gaya yang dikerjakan bulan pada benda biasanya dinamakan berat benda ketika benda dekat
ke bulan. Catat sekali lagi bahwa massa benda adalah sama baik bila benda ada di bumi, di bulan, atau
entah di mana pun di ruang. Massa adalah sifat benda itu sendiri, sedangkan berat bergantung pada
hakikat dan jarak benda-benda lain yang mengerjakan gaya-gaya gravitasional pada benda itu. Sebuah
contoh akan membantu menjelaskan perbedaan antara massa dan berat. Andaikan anda membawa sebuah
bola berat misalnya bola gelinding ke bulan. Karena berat benda di bulan hanya sekitar seperenam
beratnya di bumi, mengamngkat bola itu jauh lebih mudah di bulan. Akan tetapi, melempar bola itu dengan
kecepatan horizontal tertentu membutuhkan gaya yang sama di bulan maupun di bumi. Artinya, gaya yang
sama untuk menghasilkan percepatan bola yang sama di ruang bebas, jauh dari medan gravitasional apa
pun.
Karena pada tiap lokasi tertentu, berat sebuah benda sebanding dengan massanya, kita dengan
mudah dapat membandingkan massa sebuah benda dengan massa benda lain dengan membandingkan
beratnya, sepanjang kita menetapkan beratnya di lokasi yang sama. Perasaan kita tentang berat kita
biasanya datang dari gaya-gaya lain yang mengimabanginya. Sebagai contoh, ketika duduk di kursi, kita
merasakan gaya yang dikerjakan oleh kursi yang mengimbangi berat kita dan dengan demikian mencegah
kita jatuh ke lantai. Jika kira berdiri di atas timbangan pegas, kaki kita merasakan gaya yang dikerjakan pada
kita oleh timbangan. Timabangan dikalibrasi untuk menunjukkan gaya yang harus diberikan (lewat
penekanan pegasnya) untuk mengimbangi berat kita. Gaya yang mengimbangi berat kita dinamakan berat
semu kita. Apa yang diberikan oleh timbangan pegas adalah berat semu. Jika tidak ada gaya yang
mengimbangi berat Anda, seperti pada jatuh bebas, berat semu anda adalah nol. Kondisi ini dinamakan
kondisi tanpa bobot, dialami astronot ketika mengelilingi satelit. Perhatikan sebuah satelit dalam orbit
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
melingkar di dekat permukaan bumi dengan percepatan sentripetal 𝑣 2 ⁄𝑟, dengan 𝑟 adalah jari-jari orbital
dan 𝑣 adalah kelajuannya. Satu-satunya gaya yang bekerja pada astronaut adalah beratnya, yang
menghasilkan percepatan 𝑔 = 𝑣 2 ⁄𝑟. Karena tidak ada gaya yang mengimbangi gaya gravitasi, berat semua
stronaut adalah nol.
Satuan gaya dan massa
Satuan SI untuk massa adalah kilogram. Seperti sekon dan meter, kilogram adalah salah satu satuan
dasar dalam SI. Satuan gaya, Newton, dan satuan-satuan untuk besaran-besaran lain yang akan kita
pelajari, seperti momentum dan energi, diturunkan dari ketiga satuan ini. Karena 1 N mengahsilkan
percepatan 1 𝑚⁄𝑠 2 jika gaya itu bekerja pada benda 1 kg, dari 𝐹 = 𝑚𝑎 kita dapatkan
1 𝑁 = 1 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 2 (persmaan 4)
Walaupun umumnya kita akan menggunakan satuan SI, kita perlu mengetahui sistem lain, sistem
AS sehari-hari, yang didasrkan pada feet, sekon dan setuan gaya (pound), yang masih tetap digunakan di
Amerika Serikat. Sistem A.S. sehari-hari berbeda dari sistem SI karena satuan gaya alih-alih satuan massa
dipilih sebagai satuan dasarnya. Pound semula didefinisikan sebagai berat sebuah benda standar tertentu
di lokasi tertentu. Sekarang pound didefinisikan sebagai 4,448222 N. (Ini adalah berat sebuah benda yang
massanya 0,45359237 kg di di sebuah titik di mana 𝑔 mempunyai nilai 9,80665 𝑚/𝑠 2 = 32,1740 𝑓𝑡/𝑠 2 ).
Pembulatan sampai tiga tempat menghasilkan
1 𝑙𝑏 ≈ 4,45 𝑁
Karena 1 kg beratnya 9,81 N, beratnya dalam pound adalah
𝑙𝑏
9,81 𝑁 𝑥 1 = 2,20 𝑙𝑏
4,45 𝑁
Satu satuan massa dalam sistem A.S. sehari-hari adalah sebuah massa yang memperoleh
percepatan satu feet per sekon kuadrat jika sebuah gaya satu pound diberikan padanya. Satuan ini, yang
dinamakan slug, adalah massa sebuah benda yang beratnya 32,2 pound. Kita tidak perlu menggunakan
satuan ini. Alih-alih jika mengerjakan soal-soal dalam satuan ini, kita substitusi 𝑤/𝑔 untuk massa 𝑚, dengan
𝑤 adalah berat dalam pound dan 𝑔 adalah percepatan karena gravitasi dalam feet per sekon per sekon
(feet per sekon kuadrat).

Hukum ketiga newton


Hukum ketiga newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi atau hukum aksi reaksi. Hukum
ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika sebuah
gaya yang dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus ada benda lain B yang mengerjakan benda itu.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Selanjutnya, jika B mengerjakan gaya pada A, maka A harus mengerjakan gaya pada B. yang sama besar dan
berlawanan arahnya. Sebagai contoh, bumi mengerjakan gaya gravitasional 𝐹𝑔 pada sebuah benda proyektil
yang menyebabkan dipercepat ke bumi. Menurut humuk ketiga newton, proyektil mengerjakan gaya pada
bumi yang sama besar dan berlawanan arahnya. Jadi proyektil mengerjakan gaya 𝐹𝑔′ = −𝐹𝑔 pada bumi ke
arah proyektil. Jika gaya adalah satu-satunya gaya yang ekerja pada bumi, bumi akan dipercepat ke
proyektil. Karena bumi mempunyai massa yang sangat besar, percepatan yang dialami akibat gaya yang
dihasilkan proyektil ini sangat kecil dan tak teramati.
Dalam pembahasan tentang hukum ketiga newton, kata “aksi” dan “reaksi” seringkali digunakan.
Jika gaya yang dikerjakan pada benda A dinamakan aksi benda B pada A, maka gaya A yang dikerjakan balik
pada B dinamakan reaksi A pada B. tidaklah menjadi persoalan gaya mana dalam pasangan semacam itu
dinamakan aksi dan yang mana reaksi. Yang penting adalah bahwa gaya-gaya selalu terjadi dalam pasangan
aksi-reaksi, dan bahwa gaya reksi adalah sama besar dan berlawanan arah dengan gaya aksi.
Perhatikan bahwa gaya aksi dan reaksi tidak pernah dapat saling mengimbangi karena mereka
bekerja pada benda-benda yang berbeda. Hal ini digambarkan di gambar 4 yang menunjukkan dua
pasangan aksi-reaksi untuk balok yang diam di atas meja. Gaya yang bekerja ke bawah pada balok adalah
berat 𝑤 karena tarikan bumi. Gaya yang sama dan berlawanan 𝑤 ′ = −𝑤 dikerjakan oleh balok pada bumi.
Gaya-gaya ini adalah pasangan aksi-reaksi. Jika mereka adlah satu-satunya gaya yang ada, balok akan
dipercepat ke bawah karena balok hanya mempunyai satu gaya yang bekerja padanya. Namun, meja yang
menyentuh balok akan mengerjakan gaya ke atas 𝐹𝑛 padanya. Gaya ini mengimbangi berat balok. Bali juga
mengerjakan gaya 𝐹′𝑛 = −𝐹𝑛 ke bawah pada meja. Gaya-gaya 𝐹𝑛 dan 𝐹′𝑛 juga merupakan pasangan aksi-
reaksi.

Gambar 4
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Seekor kuda menolak untuk menarik sebuah kereta. Alasan kuda, “menurut hukum ketiga newton,
gaya apapun yang aku kerjakan pada kereta, kereta akan mengerjakan gaya yang sama dan berlawanan
padaku, sehingga gaya neto akan nol dan aku tidak mempunyai kesempatan mempercepat kereta ini.” Apa
yang salah dengan alasan kuda ini?
Gambar 5 adalah sketsa kuda yang menarik kereta. Karena kita tertarik pada gerakan kereta, kita
mengelilingi kereta dengan garis putus-putus dan telah menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada
kereta. Gaya yang dikerjakan kuda diberi huruf T. Gaya ini dikerjakan oleh kuda pada tali kekang. (Karena
kekang diikatkan pada kereta, kita menganggapnya sebagai bagian dari kereta). Gaya lain yang bekerja
pada kereta adalah beratnya 𝑤, gaya topang vertikaldari tanah 𝐹𝑛 , dan gaya horizontalyang dikerjakan oleh
tanah 𝑓 (untuk friction = gesekan). Gaya-gaya vertikal 𝑤 dan 𝐹𝑛 saling mengimbangi. (Kita tahu ini karena
kita mengerti bahwa kereta tidak dipercepat secara vertikal). Gaya-gaya horizontal adalah T ke kanan dan 𝑓
ke kiri. Kereta akan dipercepat jika T lebih besar daripada 𝑓. Perhatikan bahwa gaya reaksi terhadap T,
yang kita namakan T’, dikerjakan pada kuda tidak pada kereta. Gaya ini mempunyai pengaruh pada kereta,
tetapi ia mempengaruhi gerakan kuda. Jika kuda harus dipercepat ke kanan, maka harus ada gaya 𝐹 (ke
kanan) yang lebih besar daripada T’ yang dikerjakan oleh tanah pada kaki kuda. Contoh ini menggambarkan
pentingnya mengambar suatu diagram yang sederhana ketika memecah soal-soal mekanika. Andaikan kuda
bisa menggambar diagram yang sederhana, tentunya ia melihat bahwa ia hanya perlu mendorong balik
secara keras melawan tanah agar tanah mendorong maju.

Gambar 5
Gaya-gaya di alam
Gaya-gaya fundamental
Berbagai macam gaya yang diamati di alam dapat dijelaskan lewat empat interaksi dasar yang
terjadi antara partikel-partikel elementer :
1. Gaya gravitasi
2. Gaya elektromagnetik
3. Gaya nuklir kuat (juga dinamakan gaya hadronik)
4. Gaya nuklir lemah
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Gaya gravitasi antara bumi dan sebuah benda di permukaan bumi adalah berat benda. Gaya
gravitasi yang dikerjakan oleh matahari pada bumi dan planet-planet lain bertanggungjawab untuk
mempertahankan dalam orbitnya mengelilingi matahari. Demikian pula, gaya gravitasi yang dikerjakan oleh
bumi pada bulan menjaga bulan dalam orbitnya yang mendekati lingkaran mengelilingi bumi. Gaya gravitasi
yang dikerjakan oleh bulan dan matahari pada lautan di bumi bertanggung jawab terhadap peristiwa
pasang surut.
Gaya elektromagnetik mencakup gaya-gaya listrik dan gaya magnetik. Sebuah contoh yang terkenal
tentang gaya listrik adalah tarikan antara potongan-potongan kertas kecil dan sisir yang telah diberi muatan
listrik dengan digosokkan pada rambut. Walaupun gaya magnetik yang terkenal antara sebuah magnet dan
benda-benda besi tampaknya sangat berbeda dengan gaya listrik, gaya magnetik muncul bila muatan listirik
dalam keadaan bergerak. Gaya elktromagnetik antara partikel elementer yang bermuatan sangat lebih
besar daripada gaya gravitasi di antara partikel elementer sehingga gaya gravitasinya dapat hampir selalu
diabaikan. Sebagai contoh, gaya tolak elektrostatik antara dua proton berorde 1036 kali tarikan gravitasi
antara dua proton.
Gaya nuklir kuat terjadi antara partikel-partkel elementer yang dinamakan hadron, yang di
dalamnya termasuk proton dan neutron, unsur pokok inti atom. Gaya ini bertanggung jawab dengan
mengikat inti menjadi satu. Sebagi contoh, kedua proton dalam atom helium terikat lewat gaya nuklir yang
kuat, yang lebih dari mengimbangi tolakan elektrostatika proton. Namun, gaya nuklir kuat mempunyai
jangkauan yang sanagt pendek. Gaya ini berkurang dengan cepat bersamaan dengan pemisahan partikel-
partikel, dan dapat diabaikan jika partikel-partikel berpisah sejauh beberapa diameter nuklir. Gaya nuklir
lemah yang juga mempunyai jangkauan pendek terjadi antara elektron dan proton atau neutron. Gaya ini
bertanggung jawab untuk sejenis peluruhan radioaktif tertentu yang dinamakan peluruhan beta.
Gaya-gaya fundamental bekerja di antara partikel-partikel yang terpisah dalam ruang. Konsep ini
dihubungkan dengan aksi pada suatu jarak. Newton menganggap, aksi pada suatu jarak sebagai suatu
cacat dalam teori gravitasinya, tetapi ia menolak memberikan hipotesis lain. Memang, pada 1692, ia
menuliskan hal berikut ini: *
Tidaklah dapat dibayangkan bahwa benda mati, bahan kasar, tanpa perantaraan sesuatu yang lain,
yang bukan materi, bekerja pada, dan mempengaruhi benda lain tanpa saling kontak, seperti yang terjadi
bila gravitasi , dalam pengertian Epiriqus, adalah penting dan inheren di dalamnya. Ini adalah salah satu
sebab mengapa saya menginginkan anda tidak menganggap swadaya gravitasi berasal dari saya. Bahwa
gravitasi haruslah swadaya, inheren, dan penting bagi bahan , agar satu benda dapat bekerja pada benda
lain pada suatu jarak lewat ruang hampa, tanpa perantaraan apapun yang lain, oleh dan lewat aksi mereka
dan gaya dapat diteruskan dari satu ke yang lainnya, untuk saya suatu kemustahilan yang demikian
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
besarnya sehingga saya percaya tidak ada orang yang mempunyai kemampuan berfikir yang baik dalam
masalah filosofis dapat jatuh ke dalamnya.
Sekarang kita lakukan persoalan aksi pada suatu jarak memperkenalkan konsep medan. Sebagai
contoh, kita dapat menganggap tarikan bumi oleh matahari dalam dua langkah. Matahari menciptakan
suatu kondisi dlam ruang yang kita namakan medan gravitasi. Medan ini menghasilkan gaya pada bumi, jadi
medan ini adalah perantara. Dengan cara yang sama, bumi mengahsilkan medan gravitasi yang
mengerjakan sebuah gaya pada matahari. Jika bergerak ke posisi baru, medan bumi berubah. Perubahan ini
tidak dirambatkan langsung lewat ruang, tetapi dengan kelajuan 𝑐 = 3 𝑥 108 𝑚/𝑠, yang juga adalah
kelajuan cahaya. Jika kita dapat mengabaikan waktu yang dibutuhkan untuk perambatan medan ini, kita
dapat mengabaikan perantara ini dan memperlakukan gaya-gaya gravitasi seakan-akan mereka dikerjakan
oleh matahari dan bumi langsung satu terhadap yang lain. Sebagai contoh, swelama 8 menityang
dibutuhkan untuk perambatan medan gravitasi itu dari bumi ke matahari, bumi bergerak hanya melewati
sebagian kecil dari total orbitnya mengelilingi matahari.
Gaya kontak
Kebanyakan dari gaya sehari-hari yang kita amati pada benda-benda makroskopik adalah gaya
kontak yang dikerjakan pegas, tali dan permukaan yang kontak langsung dengan benda. Gaya-gaya ini
adalah hasil gaya molekuler yang dikerjakan moleku-molekul sebuah benda pada molekul di benda lain.
Gaya molekuler ini sendiri adalah perwujudan yang rumit dari gaya elektromagnetik dasar. Sebuah pegas
yang dibuat dengan cara melilitkan kawat yang kaku menjadi sebuah kumparan adalah alat yang lazim.
Gaya yang dikerjakan oleh pegas jika ia ditekan atau diregangkan adalah hasil dari gaya intermolekuler yang
rumit di dalam pegas, tetapi gambaran empiris tentang perilaku makroskopik pegas adalah cukup untuk
kebanyakan terapan. Jika pegas ditekan atau diregangkan kemudian dilepas, pegas kembali ke panjang asal
atau alamiahnya, jika perpindahannya tidak terlalu besar. Ada suatu batas untuk perpindahan itu, di atas
nilai itu pegas tidak kembali ke panjang semulanya tetapi tinggal secara permanen dalam keadaan yang
telah berubah. Jika kita hanya membolehkan perpindahan di bawah batas ini, kita dapat mengkalibrasi
peregangan atau penekanan ∆𝑥 melalui gaya yang diperlukan untuk menghasilkan peregangan atau
penekanan itu. Secara eksperimen ditemukan bahwa untuk ∆𝑥 yang kecil, gaya yang dikerjakan oleh pegas
mendekati sebanding dengan ∆𝑥 dan dalam arah berlawanan. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Hooke,
yang dapat ditulis
𝐹𝑥 = −𝑘 (𝑥 − 𝑥0 ) = −𝑘 ∆𝑥 (persamaan 5)
Dengan konstanta 𝑘 disebut konstanta gaya pegas. Jarak 𝑥 adalah koordinat ujung bebas atau tiap
benda yang diikatkan pada ujung pegas tersebut. Kostanta 𝑥0 adalah nilai kordinat ini jikaa pegas tidak
diregangkan dari posisi kesetimbangannya. Dalam persamaan 5 terdapat tanda negatif karena, jika pegas
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
diregangkan (∆𝑥 positif), gaya 𝐹𝑥 negatif, sedangkan jika pegas ditekan (∆𝑥 negatif), 𝐹𝑥 positif (gambar 6).
Gaya semacam itu dinamakan gaya pemulih karena gaya ini cenderung memulihkan pegas ke konfigurasi
awalnya. Gaya yang dikerjakan oleh pegas serupa dengan gaya yang dikerjakan oleh satu atom pada atom
lain dalam sebuah molekul atau dalam zat padat dlam arti bahwa, untuk perpindahan yang kecil dari
kesetimbangannya, gay pemulih sebanding dengan perpindahan. Seringkali berguna untuk memvisualisasi
atom-atom dalam sebuah molekul atau zat padat seperti atom-atom yang dihubungkan oleh pegas (gambar
7). Sebagai contoh, jika kita sedikit menambah jarak pisah atom-atom dlam molekul dan melepaskan
mereka, kita berharap atom-atom berosilasi mundur dan maju seakan-akan mereka merupakan dua massa
yang dihubungkan oleh pegas. Jika kita menarik sebuah tali yang fleksibel, tali meregang sedikit dan
menarik kembali dengan gaya yang sama tetapi berlawanan (kecuali tali putus). Kita dapat membayangkan
tali sebagai pegas dengan konstanta gaya yang demikian besarnya hingga perpanjangan tali diabaikan.
Namun karena fleksibel, kita tidak dpat mengerjakan gaya tekan padanya. Jika kita mendorong sebuah tali,
tali hampir tidak melentur atau melengkung.
Gambar 6. Pegas horizontal dikaitkan pada sebuah balok

(a) Jika pegas tak diregangkan, pegas tindak


mengerjakan gaya pada balok

(b) Jika pegas diregangkan sedemikian sehingga ∆𝑥


positif, pegas mengerjakan gaya pada balok
yang bersama 𝑘 ∆𝑥 dalam arah negatif

(c) Jika pegas ditekan sedemikan sehingga ∆𝑥


negatif, pegas mengerjakan gaya pada balok
yang besarnya 𝑘 ∆𝑥 dalam arah 𝑥 positif

Jika dua benda bersinggungan, benda-benda tersebut mengerjakan gaya satu terhadap yang lain
sehubungan dengan interaksi molekul sebuah benda dengan molekul benda lain. Perhatikan sebuah balok
yang diam di atas meja horizontal. Berat balok menarik balok ke bawah, menekannya pada meja. Karena
molekul-molekul dalam meja mempunyai resistansi kompresi yang besar , meja melakukan gaya ke atas
pada balok secara tegak lurus, atau normal, pada permukaan. Gaya semacam itu dinamakan gaya normal.
(Kata normal berarti tegak lurus). Pengukuran yang hati0hati menunjukkan bahwa permukaan yang
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
menopang selalu melengkung sedikit sebagai tanggapan atas suatu beban, tetapi kompresi ini tidak tampak
oleh mata telanjang. Karena meja mengerjakan gaya ke atas pada balok, balok harus mengerjakan gaya
yang samake bawah pada meja. Perhatikan bahwa gaya normal yang dikerjakan oleh suatu permukaan
pada permukaan lain dapat berubah meliputi suatu jangkauan nilai yang lebar. Sebagai contoh, kecuali
balok demikian beratnya sehingga meja pecah, meja akan mengerjakan gaaya dukung ke atas pada balok
tepat sama besar dengan dengan berat balok, tak peduli bagaimanapun besar atau kecil beratnya.
Selanjutnya, jika Anda menekan balok ke bawah, meja kan mengerjakan gaya dukung yang lebih besar
daripada berat balok untuk mencegahnya dipercepat ke bawah.
Dalam keadaan tertentu, benda-benda yang bersinggungan akan mengerjakan gaya satu terhadap
yang lain yang sejajar dengan permukaan yang bersinggungan. Komponen sejajar gaya kontak yang
dikerjakan oleh satu benda pada yang lain dinamakan gaya gesekan.

MOMEN INERSIA
Pengantar
Pada pembahasan mengenai Torsi, gurumuda sudah menjelaskan pengaruh torsi terhadap gerakan
benda yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap gerakan benda yang
berotasi. dalam hal ini, semakin besar torsi, semakin besar perubahan kecepatan sudut yang dialami benda.
Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Jadi kita bisa mengatakan bahwa torsi sebanding alias
berbanding lurus dengan percepatan sudut benda. Perlu diketahui bahwa benda yang berotasi juga
memiliki massa.
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda sudah bergerak
lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu besar. Sebuah truk gandeng
yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang
diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita

menendang bola tenis meja dan bola sepak dengan gaya yang sama, maka tentu saja bola sepak akan
bergerak lebih lambat.
Dalam gerak rotasi, “massa” benda tegar dikenal dengan julukan Momen Inersia alias MI. Momen
Inersia dalam Gerak Rotasi tuh mirip dengan massa dalam gerak lurus. Kalau massa dalam gerak lurus
menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linear (kecepatan linear =
kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam gerak rotasi menyatakan ukuran
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut (kecepatan sudut = kecepatan gerak benda
ketika melakukan gerak rotasi. Disebut sudut karena dalam gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut).
Makin besar Momen inersia suatu benda, semakin sulit membuat benda itu berputar alias berotasi.
sebaliknya, benda yang berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya besar.
Momen Inersia Partikel
Sebelum kita membahas momen inersia benda tegar, terlebih dahulu kita pelajari Momen inersia
partikel. Btw, dirimu jangan membayangkan partikel sebagai sebuah benda yang berukuran sangat kecil.
Sebenarnya tidak ada batas ukuran yang ditetapkan untuk kata partikel. Jadi penggunaan istilah partikel
hanya untuk mempermudah pembahasan mengenai gerakan, di mana posisi suatu benda digambarkan
seperti posisi suatu titik. Konsep partikel ini yang kita gunakan dalam membahas gerak benda pada Topik
Kinematika (Gerak Lurus, Gerak Parabola, Gerak Melingkar) dan Dinamika (Hukum Newton). Jadi benda-
benda dianggap seperti partikel.
Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda tegar. Dalam gerak lurus dan gerak parabola,
misalnya, kita menganggap benda sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda itu
memiliki kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika sebuah mobil bergerak, misalnya,
bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai kecepatan yang sama. Jadi kita bisa mengganggap
mobil seperti partikel alias titik.
Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda.
Bagian benda yang ada di dekat sumbu rotasi bergerak lebih pelan (kecepatan linearnya kecil), sedangkan
bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih cepat (kecepatan linear lebih besar). Jadi , kita tidak bisa
menganggap benda sebagai partikel karena kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda ketika ia
berotasi. Btw, kecepatan sudut semua bagian benda itu sama. Mengenai hal ini sudah dijelaskan dalam
Kinematika Rotasi.
Jadi pada kesempatan ini, terlebih dahulu kita tinjau Momen Inersia sebuah partikel yang
melakukan gerak rotasi. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kita memahami konsep momen inersia.
Setelah membahas Momen Inersia Partikel, kita akan berkenalan dengan momen inersia benda tegar. btw,

benda tegar itu memiliki bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Jadi untuk membantu kita memahami
momen Inersia benda-benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda itu, terlebih dahulu kita
pahami Momen Inersia partikel.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak rotasi terhadap
sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. mula-mula partikel itu diam (kecepatan = 0). Setelah
diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan kecepatan linear tertentu. Mula-mula partikel diam, lalu
bergerak (mengalami perubahan kecepatan linear) setelah diberikan gaya. Dalam hal ini benda mengalami
percepatan tangensial. Percepatan tagensial = percepatan linear partikel ketika berotasi.
Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan tangensial (at), dengan
persamaan Hukum II Newton :

Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai percepatan sudut. Hubungan antara
percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan :

Sekarang kita masukan a tangensial ke dalam persamaan di atas :

Kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r :

Perhatikan ruas kiri. rF = Torsi, untuk gaya yang arahnya tegak lurus sumbu (bandingan dengan gambar di
atas). Persamaan ini bisa ditulis menjadi :

mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh r dari sumbu rotasi. persamaan ini
juga menyatakan hubungan antara torsi, momen inersia dan percepatan sudut partikel yang melakukan
gerak rotasi. Istilah kerennya, ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk partikel yang berotasi. Jadi
Momen Inersia partikel merupakan hasil kali antara massa partikel itu (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus
dari sumbu rotasi ke partikel (r2). Untuk mudahnya, bandingkan dengan gambar di atas.
Secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Momen Inersia Benda Tegar


Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan sebagai berikut :

Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh bagian benda
itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen
inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel yang menyusun benda itu.
Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen Inersia suatu benda tegar, kita
perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun bentuk dan ukuran dua benda sama, tetapi jika
kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros yang berbeda, maka Momen Inersia-nya juga berbeda.
Sekarang coba kita lihat Momen Inersia beberapa benda tegar.
Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya Beraturan
Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen Inersia (I) setiap partikel juga bergantung pada
massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak (r2) partikel dari sumbu rotasi. Total massa semua partikel yang
menyusun benda = massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap partikel yang menyusun benda tegar
berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi. Ada partikel yang berada di bagian tepi benda, ada partikel
yang berada dekat sumbu rotasi, ada partikel yang sembunyi di pojok bawah, ada yang terjepit di tengah.
amati gambar di bawah
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Ini contoh sebuah benda tegar. Benda-benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-partikel. Pada
gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam. Jarak setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda. Ini
cuma ilustrasi saja.
Lingkaran tipis dengan jari-jari R dan bermassa M (sumbu rotasi terletak pada pusat)

Lingkaran tipis ini mirip seperti cincin tapi cincin lebih tebal. Jadi semua partikel yang menyusun
lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi. Momen inersia lingkaran tipis ini sama dengan jumlah
total momen inersia semua partikel yang tersebar di seluruh bagian lingkaran tipis.
Momen Inersia lingkaran tipis yang berotasi seperti tampak pada gambar di atas, bisa diturunkan sebagai
berikut :

Perhatikan gambar di atas. Setiap partikel pada lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi.
dengan demikian : r1 = r2 = r3 = r4 = r5 = r6 = R
I = MR2
Ini persamaan momen inersia-nya.
Penurunannya pakai kalkulus sehingga agak sulit. Ada cara lain untuk menurunkan momen inersia
benda tegar, selain menggunakan kalkulus, yakni dengan bantuan teorema sumbu sejajar, teorema sumbu
tegak lurus + sifat simetri benda. Prof. Yohanes Surya sudah menurunkan beberapa momen inersia benda
tegar, tapi Cuma beberapa benda tegar saja.
Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak di tengah-tengah salah satu
diameter)
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak pada salah satu garis singgung)

Silinder berongga, dengan jari-jari dalam R2 dan jari-jari luar R1

Silinder padat dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada sumbu silinder)
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

(sumbu rotasi terletak pada diameter pusat)


Bola pejal dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

Kulit Bola dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

Batang pejal yang panjangnya L (sumbu rotasi terletak pada pusat )


IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Batang pejal yang panjangnya L (sumbu rotasi terletak pada salah satu ujung)

Balok pejal yang panjangnya P dan lebarnya L (sumbu rotasi terletak pada pusat; tegak lurus permukaan)

Latihan Soal 1 :
Sebuah partikel bermassa 2 kg diikatkan pada seutas tali yang panjangnya 0,5 meter (lihat gambar di
bawah). Berapa momen Inersia partikel tersebut jika diputar ?
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Panduan Jawaban :
I = mr2
I = (2 kg) (0,5m)2
I = 0,5 kg m2
Latihan Soal 2 :
Dua partikel, masing-masing bermassa 2 kg dan 4 kg, dihubungkan dengan sebuah kayu yang sangat ringan,
di mana panjang kayu = 2 meter. (lihat gambar di bawah). Jika massa kayu diabaikan, tentukan momen
inersia kedua partikel itu, jika :
a) Sumbu rotasi terletak di antara kedua partikel

Panduan Jawaban :

Momen inersia = 6 kg m2
b) Sumbu rotasi berada pada jarak 0,5 meter dari partikel yang bermassa 2 kg
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Momen inersia = 9,5 kg m2


c) Sumbu rotasi berada pada jarak 0,5 meter dari partikel yang bermassa 4 kg

Momen inersia = 5,5 kg m2


Berdasarkan hasil perhitungan di atas, tampak bahwa Momen Inersia sangat dipengaruhi oleh
posisi sumbu rotasi. Hasil oprekan soal menunjukkan hasil momen Inersia yang berbeda-beda. Partikel yang
berada di dekat sumbu rotasi memiliki momen inersia yang kecil, sebaliknya partikel yang berada jauh dari
sumbu rotasi memiliki momen inersia yang besar. Jika kita mengandaikan bahwa kedua partikel di atas
merupakan benda tegar, maka setiap partikel penyusun benda tegar yang berada di dekat sumbu rotasi
memiliki momen inersia yang lebih kecil dibandingkan dengan momen inersia partikel yang jaraknya lebih
jauh dari sumbu rotasi. Walaupun bentuk dan ukuran sama, tapi karena posisi sumbu rotasi berbeda, maka
momen inersia juga berbeda.
Latihan Soal 3 :
Empat partikel, masing-masing bermassa 2 kg dihubungkan oleh batang kayu yang sangat ringan dan
membentuk segiempat (lihat gambar di bawah). Tentukan momen inersia gabungan keempat partikel ini,
jika mereka berotasi terhadap sumbu seperti yang ditunjukkan pada gambar (massa kayu diabaikan).
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Momen iInersia gabungan dari keempat partikel ini (dianggap satu sistem) mudah dihitung. Jarak masing-
masing partikel dari sumbu rotasi sama (rA = rB = rC = rD = 1 meter). Jarak AC = BD = 4 meter tidak
berpengaruh, karena yang diperhitungkan hanya jarak partikel diukur dari sumbu rotasi.
I = mr2
I = (2 kg)(1 m)2
I = 2 kg m2
Karena IA = IB = IC = ID = I, maka momen inersia (I) total :
I = 4(I)
I = 4(2 kg m2)
I = 8 kg m2

TORSI ALIAS MOMEN GAYA


Pengantar
Dalam pokok bahasan hukum II newton, kita belajar bahwa sebuah benda bisa bergerak lurus
dengan percepatan tertentu jika diberikan gaya. Misalnya terdapat sebuah buku yang terletak di atas meja.
Mula-mula buku itu diam (kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya dorong, buku itu bergerak dengan
kecepatan tertentu. Buku mengalami perubahan kecepatan (dari diam menjadi bergerak) akibat adanya
gaya. Perubahan kecepatan = percepatan. Kita bisa mengatakan bahwa buku mengalami percepatan akibat
adanya gaya. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar percepatan gerak buku itu. Jadi dalam
gerak lurus, gaya sebanding dengan percepatan linear benda.
Bagaimana-kah dengan gerak rotasi ?
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Hubungan antara Gaya, Lengan Gaya (Lengan Torsi) dan Percepatan Sudut
Untuk memahami persoalan ini, pahami ilustrasi berikut ini. Kita tinjau sebuah benda yang berotasi.
Misalnya pintu rumah. Ketika kita membuka dan menutup pintu, pintu juga melakukan gerak rotasi. Engsel
yang menghubungkan pintu dengan tembok berperan sebagai sumbu rotasi.

Ini gambar pintu (dilihat dari atas). Misalnya kita mendorong pintu dengan gaya yang sama (F1 = F2). Mula-
mula kita mendorong pintu dengan gaya F1 yang berjarak r1 dari sumbu rotasi. Setelah itu kita mendorong
pintu dengan gaya F2 yang berjarak r2 dari sumbu rotasi. Walaupun besar dan arah Gaya F1 = F2, Gaya F2
akan membuat pintu berputar lebih cepat dibandingkan dengan Gaya F1. Dengan kata lain, gaya F2
menghasilkan percepatan sudut yang lebih besar dibandingkan dengan gaya F1.
Jadi dalam gerak rotasi, percepatan sudut tidak hanya bergantung pada Gaya saja, tetapi
bergantung juga pada jarak tegak lurus antara sumbu rotasi dengan garis kerja gaya. Jarak tegak lurus dari
sumbu rotasi ke garis kerja gaya, dinamakan lengan gaya alias lengan torsi. Pada contoh di atas, Lengan
gaya untuk F1 adalah r1, sedangkan lengan gaya untuk F2 adalah r2.
Catatan :
Mengenai lengan gaya, selengkapnya dipelajari pada penjelasan di bawah. Untuk ilustrasi di atas, lengan
gaya = r, karena garis kerja gaya (arah gaya) tegak lurus sumbu rotasi.
Kita bisa menyimpulkan bahwa percepatan sudut yang dialami benda yang berotasi berbanding
lurus dengan hasil kali Gaya dengan lengan gaya. Hasil kali antara gaya dan lengan gaya ini dikenal
dengan julukan Torsi alias momen gaya. Jadi percepatan sudut benda sebanding alias berbanding lurus
dengan torsi. Semakin besar torsi, semakin besar percepatan sudut. Semakin kecil torsi, semakin kecil
percepatan sudut (percepatan sudut =perubahan kecepatan sudut)
Secara matematis, hubungan antara Torsi dengan percepatan sudut dinyatakan sebagai berikut :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Hubungan antara Arah Gaya dengan Lengan Gaya
Pada penjelasan di atas, arah gaya F1 dan F2 tegak lurus pintu. Kali ini kita mencoba melihat
beberapa kondisi yang berbeda. Perhatikan gambar di bawah.

Gambar pintu (dilihat dari atas). Pada gambar a, garis kerja gaya tegak lurus terhadap r (garis kerja
gaya membentuk sudut 90o). Pada gambar b, garis kerja gaya membentuk sudut teta terhadap r. Pada
Gambar c, garis kerja gaya berhimpit dengan r (garis kerja gaya menembus sumbu rotasi). Walaupun besar
gaya sama, tapi karena arah gaya berbeda, maka besar lengan gaya juga berbeda. Lengan gaya l 1 lebih
besar dari lengan gaya l2. Sedangkan lengan gaya l3 = 0 karena garis kerja gaya F3 berhimpit dengan sumbu
rotasi.
Untuk menentukan lengan gaya, kita bisa menggambarkan garis dari sumbu rotasi menuju garis
kerja gaya, di mana garis dari sumbu rotasi harus tegak lurus alias membentuk sudut siku-siku dengan garis
kerja gaya.
Persamaan Lengan Gaya
Untuk membantu menurunkan persamaan lengan gaya, gurumuda menggunakan bantuan gambar
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Amati gambar di atas. Garis kerja gaya membentuk sudut teta terhadap r.

Apabila garis kerja gaya tegak lurus r (gambar a), maka besar lengan gaya adalah :

Apabila garis kerja gaya berhimpit dengan r (gambar c), maka besar lengan gaya adalah :

BESAR TORSI
Torsi adalah hasil kali antara gaya dan lengan gaya. Secara matematis, torsi dirumuskan sebagai berikut :

Jika arah gaya tegak lurus r, maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Dengan demikian, besar Torsi untuk
kasus ini adalah :

Jika arah gaya berhimpit dengan r, maka sudut yang dibentuk adalah 0o. Dengan demikian, besar Torsi
untuk kasus ini adalah :

Para fisikawan sering menggunakan istilah torsi sedangkan para insnyur sering menggunakan istilah
Momen Gaya. Satuan Sistem Internasional untuk Torsi adalah Newton meter. Satuan Torsi tetap Newton
meter, bukan joule, karena torsi bukan energi.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
ARAH TORSI
Torsi merupakan besaran vector, sehingga selain mempunyai besar, torsi juga mempunyai arah.
Apabila arah rotasi berlawanan dengan putaran jarum jam, maka Torsi bernilai positif. Sebaliknya, apabila
arah rotasi searah dengan putaran jarum jam, maka arah torsi bernilai negative. Untuk menentukan arah
torsi, kita menggunakan kaidah alias aturan tangan kanan. Untuk mempermudah pemahamanmu,
perhatikan gambar di bawah.
Pintu didorong ke depan
Catatan :
Arah gaya F pada gambar di bawah tidak tegak lurus ke atas alias tidak menuju ke langit. Arah gaya
menembus pintu. Jadi pintunya dilihat dari atas. Bayangkanlah dirimu mendorong pintu ke depan, di mana
arah doronganmu tegak lurus pintu itu.

Gambar pintu (dilihat dari atas). Misalnya kita mendorong pintu dengan gaya F, di mana arah gaya tegak
lurus r. Bagaimana-kah arah Torsi untuk kasus ini ? gampang… Gunakan aturan tangan kanan. Rentangkan
jari tangan kanan dan usahakan supaya posisi keempat jari tangan kanan sejajar dengan arah gaya F.
setelah itu, putar keempat jari tangan kanan menuju sumbu rotasi (ke kiri). Arah yang ditunjukkan oleh Ibu
Jari adalah arah Torsi. Untuk contoh di atas, putaran keempat jari tangan kanan berlawanan dengan
putaran jarum jam. Arah torsi tegak lurus ke atas (menuju langit)
Pintu didorong ke belakang
Catatan :
Arah gaya F pada gambar di bawah tidak tegak lurus ke bawah alias tidak menuju ke tanah. Arah gaya
menembus pintu. Bayangkanlah dirimu mendorong pintu dari depan, di mana arah doronganmu tegak
lurus pintu itu.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Gunakan aturan tangan kanan lagi untuk menentukan arah torsi. Rentangkan jari tangan kanan dan
usahakan supaya posisi keempat jari tangan kanan sejajar dengan arah gaya F. setelah itu, putar keempat
jari tangan kanan menuju sumbu rotasi. Arah yang ditunjukkan oleh Ibu Jari adalah arah Torsi. Untuk kasus
ini, putaran keempat jari tangan kanan searah dengan putaran jarum jam. Arah torsi tegak lurus ke bawah
(menuju ke dalam tanah). Arah Torsi bernilai negative karena putaran searah dengan arah putaran jarum
jam.
Contoh Soal 1 :
Seorang kakek mendorong pintu, di mana arah dorongan tegak lurus pintu (lihat gambar di bawah).
Tentukan Torsi yang dikerjakan sang kakek terhadap pintu.

Panduan Jawaban :

Untuk contoh di atas, lengan gaya (l) = jarak gaya dari sumbu rotasi (r), karena garis kerja gaya tegak lurus
pintu.
Arah torsi ?
Perhatikan arah rotasi alias arah putaran pintu pada gambar di atas. Arah torsi tegak lurus ke langit…
mudahnya seperti ini. Putar keempat jari tangan kananmu searah dengan arah rotasi. Arah yang
ditunjukkan oleh ibu jari adalah arah torsi. Arah rotasi berlawanan dengan jarum jam, sehingga torsi
bernilai positif.
Contoh Soal 2 :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Seorang bayi yang sangat superaktif sedang merangkak di dekat pintu, lalu mendorong tepi pintu dengan
gaya sebesar 2 N. Jika lebar pintu 1 meter dan arah dorongan si bayi yang nakal itu membentuk sudut 60o
terhadap pintu, tentukan torsi yang dikerjakan bayi (amati gambar di bawah).

Panduan Jawaban :

Sekarang kita hitung Torsi yang dikerjakan si bayi yang supernakal tadi :

Perhatikan arah rotasi alias arah putaran pintu pada gambar di atas. Arah rotasi berlawanan dengan jarum
jam, sehingga torsi bernilai postif. Arah torsi tegak lurus ke langit… mudahnya seperti ini. Putar keempat
jari tangan kananmu searah dengan arah rotasi. Arah yang ditunjukkan oleh ibu jari adalah arah torsi.
Contoh Soal 3 :
Seorang tukang memasang sebuah mur menggunakan sebuah kunci, seperti tampak pada gambar. Jika
besar gaya yang diberikan 40 N dan garis kerja gaya membentuk sudut 45o terhadap r, tentukan besar
lengan gaya dan torsi yang dikerjakan pada mur tersebut (r = 0,2 meter)
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Panduan Jawaban :
Terlebih dahulu kita hitung lengan gaya alias lengan torsi :

Wah, lengan gaya Cuma 0,14 meter.


Sekarang kita hitung besar Torsi :

Arah torsi bagaimana-kah ?


Perhatikan gambar di atas. Arah rotasi searah dengan putaran jarum jam (kunci di tekan ke bawah).
Dengan demikian, arah torsi menuju ke dalam (arah gerakan mur ke dalam). Untuk kasus ini, sepertinya om
tukang memasang mur. Untuk memudahkan pemahamanmu, gunakan aturan tangan kanan. Posisikan
tangan kananmu hingga sejajar dengan kunci (ujung jari tanganmu berada di tepi kunci/sekitar F) . Setelah
itu, putar keempat jari tanganmu menuju sumbu rotasi (diputar ke bawah/searah putaran jarum jam). Nah,
arah ibu jari menunjukan arah torsi.

GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan.
Kecepatan konstan artinya besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar
kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak
pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan.
Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah timur dengan kelajuan konstan 10 m/s. Ini berarti
mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 10 meter setiap sekon. Karena kelajuannya konstan maka setelah
2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 20 meter, setelah 3 sekon mobil bergerak lurus ke arah
timur sejauh 30 meter… dan seterusnya… bandingkan dengan gambar di samping. Perhatikan besar dan
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
arah panah. Panjang panah mewakili besar kecepatan alias kelajuan, sedangkan arah panah mewakili arah
kecepatan. Arah kecepatan mobil = arah perpindahan mobil = arah gerak mobil.
Perhatikan bahwa ketika dikatakan kecepatan, maka yang dimaksudkan adalah kecepatan sesaat.
Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan kecepatan sesaat, maka yang dimaksudkan adalah kecepatan.
Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan, kecepatan benda sama dengan kecepatan rata-rata.
Kok bisa ya ? yupz. Dalam gerak lurus beraturan (GLB) kecepatan benda selalu konstan. Kecepatan konstan
berarti besar kecepatan (besar kecepatan = kelajuan) dan arah kecepatan selalu konstan. Besar kecepatan
atau kelajuan benda konstan atau selalu sama setiap saat karenanya besar kecepatan atau kelajuan pasti
sama dengan besar kecepatan rata-rata. Pahami contoh berikut !!
Ketika ulangan fisika pertama, saya mendapat nilai 10. Ulangan fisika kedua, saya mendapat nilai 10.
Berapa nilai rata-rata ? nilai rata-rata = (10 + 10) / 2 = 20/2 = 10
Nilai fisika anda selalu 10 jadi rata-ratanya juga 10. Demikian halnya dengan benda yang bergerak dengan
kelajuan konstan. Kelajuan benda selalu konstan atau selalu sama sehingga kelajuan rata-rata juga sama.
Kalau benda bergerak dengan kelajuan konstan 10 m/s maka kelajuan rata-ratanya juga 10 m/s.
Grafik Gerak Lurus Beraturan
Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan cepat. Untuk
memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu tempuh maka akan
sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen tersebut.
Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)

Berdasarkan grafik di atas, tampak bahwa besar kecepatan bernilai tetap pada tiap satuan waktu.
Besar kecepatan tetap ditandai oleh garis lurus, berawal dari t = 0 hingga t akhir.
Contoh : perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di bawah ini
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Besar kecepatan benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu tempuh
(satuannya detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, besar kecepatan benda
selalu sama (ditandai oleh garis lurus).
Bagaimana kita mengetahui besar perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas daerah yang
diarsir pada grafik di atas sama dengan besar perpindahan yang ditempuh benda. Jadi, untuk mengetahui
besarnya perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu saja satuan perpindahan adalah satuan
panjang, bukan satuan luas.
Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, besar perpindahan yang
ditempuh benda = (5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung besar perpindahan adalah menggunakan
persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.
Persamaan GLB yang kita gunakan untuk menghitung besar perpindahan di atas berlaku jika
gerakan benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0. Artinya,
pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan sebesar 5 m/s. Padahal dapat saja
terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga benda telah memiliki
posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari grafik di bawah ini.
Grafik Perpindahan terhadap Waktu (x-t)
Grafik posisi terhadap waktu, di mana posisi awal x0 berhimpit dengan titik acuan nol.

Makna grafik di atas adalah bahwa besar kecepatan selalu tetap. Anda jangan bingung dengan
kemiringan garis yang mewakili kecepatan. Makin besar nilai x, makin besar juga nilai t sehingga hasil
perbandingan x dan y selalu sama.
Contoh : Perhatikan contoh grafik posisi terhadap waktu (x – t) di bawah ini
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Bagaimanakah cara membaca grafik ini ?
Pada saat t = 0 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh benda = x = 0. Pada saat t = 1 s, besar
perpindahan yang ditempuh oleh benda = 2 m. Pada saat t = 2 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh
benda = 4 m. Pada saat t = 3 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh benda = 6 m dan seterusnya.
Berdasarkan hal ini dapat kita simpulkan bahwa benda bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 2 m/s.
Grafik p osisi terhadap waktu, di mana posisi awal x0 tidak berhimpit dengan titik acuan nol.

Contoh soal 1 :
Sebuah pesawat, terbang dengan kecepatan konstan 100 km/jam ke arah timur. Berapa jarak tempuh
pesawat setelah 1 jam ? tentukan kecepatan pesawat dan jarak yang ditempuh pesawat setelah 30 menit…
Pembahasan :
Kelajuan pesawat 100 km/jam. Ini berarti pesawat bergerak sejauh 100 km setiap jam. Setelah 1 jam,
pesawat bergerak sejauh 100 km.
Kecepatan pesawat setelah 30 menit ? pesawat bergerak ke timur karenanya arah gerakan pesawat = arah
kecepatan pesawat = ke timur. Besar kecepatan alias kelajuan pesawat selalu konstan, karenanya kelajuan
pesawat setiap saat selalu 100 km/jam.
Contoh soal 2 :
Sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan 40 km/jam. Tentukan selang waktu
yang dibutuhkan mobil untuk menempuh jarak 10 km…
Pembahasan :
Mobil bergerak dengan kelajuan konstan 40 km/jam. Ini berarti mobil bergerak sejauh 40 km setiap jam (1
jam = 60 menit)
Setelah 60 menit, mobil bergerak sejauh 40 km
Setelah 30 menit, mobil bergerak sejauh 20 km
Setelah 15 menit, mobil bergerak sejauh 10 km
Jadi selang waktu yang dibutuhkan mobil untuk menempuh jarak 10 km = 15 menit.
Contoh soal 3 :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Seekor burung merpati terbang lurus sejauh 50 km setiap 1 jam. Berapa kelajuan burung merpati setelah 2
jam ?
Pembahasan :
Burung merpati terbang sejauh 50 km setiap 1 jam = 50 km per jam = 50 km/jam.
Setelah 2 jam, burung merpati terbang sejauh 100 km. Kelajuannya berapa ? kelajuannya tetap 50 km/jam.
Contoh soal 4 :
Dua mobil saling mendekat pada lintasan lurus paralel. Masing-masing mobil bergerak dengan laju tetap 80
km/jam. Jika pada awalnya jarak antara kedua mobil tersebut 20 km, berapa waktu yang diperlukan kedua
mobil tersebut untuk bertemu ?
Pembahasan :
Sebelum bertemu, kedua mobil bergerak pada lintasan lurus sejauh 10 km.
Kedua mobil bergerak dengan laju tetap 80 km/jam. Ini berarti kedua mobil bergerak sejauh 80 km setiap
jam atau mobil bergerak sejauh 80 km setiap 60 menit (1 jam = 60 menit)
Mobil bergerak sejauh 80 km dalam 60 menit, Mobil bergerak sejauh 40 km dalam 30 menit
Mobil bergerak sejauh 20 km dalam 15 menit, Mobil bergerak sejauh 10 km dalam 7,5 menit.
Salah satu mobil bergerak sejauh 10 km dalam 7,5 menit; salah satu mobil bergerak sejauh 10 km dalam 7,5
menit. Karena pada awalnya jarak antara kedua mobil = 20 km, maka kita bisa mengatakan bahwa kedua
mobil bertemu setelah bergerak selama 7,5 menit. 7,5 menit = 7,5 (60 s) = 450 sekon

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)


Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu
konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan
konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu
benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar percepatan selalu
berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah
percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda tidak
berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan
atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang kita
menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada lintasan lurus),
kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata perlambatan
digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Contoh 1 : Besar percepatan konstan (kelajuan benda bertambah secara konstan)


Misalnya mula-mula mobil diam. Setelah 1 detik, mobil bergerak dengan kelajuan 2 m/s. Setelah 2 detik
mobil bergerak dengan kelajuan 4 m/s. Setelah 3 detik mobil bergerak dengan kelajuan 6 m/s. Setelah 4
detik mobil bergerak dengan kelajuan 8 m/s. Dan seterusnya… Tampak bahwa setiap detik kelajuan mobil
bertambah 2 m/s. Kita bisa mengatakan bahwa mobil mengalami percepatan konstan sebesar 2 m/s per
sekon = 2 m/s2.

Contoh 2 : Besar perlambatan konstan (kelajuan benda berkurang secara konstan)


Misalnya mula-mula benda bergerak dengan kelajuan 10 km/jam. Setelah 1 detik, benda bergerak dengan
kelajuan 8 km/jam. Setelah 2 detik benda bergerak dengan kelajuan 6 km/jam. Setelah 3 detik benda
bergerak dengan kelajuan 4 km/jam. Setelah 4 detik benda bergerak dengan kelajuan 2 km/jam. Setelah 5
detik benda berhenti. Tampak bahwa setiap detik kelajuan benda berkurang 2 km/jam. Kita bisa
mengatakan bahwa benda mengalami perlambatan konstan sebesar 2 km/jam per sekon.
Perhatikan bahwa ketika dikatakan percepatan, maka yang dimaksudkan adalah percepatan sesaat.
Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan percepatan sesaat, maka yang dimaksudkan adalah percepatan.
Nah, dalam gerak lurus berubah beraturan (GLBB), percepatan benda selalu konstan setiap saat, karenanya
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

percepatan benda sama dengan percepatan rata-ratanya. Jadi besar percepatan = besar percepatan rata-
rata. Demikian juga, arah percepatan = arah percepatan rata-rata.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus berubah
beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak bergerak dari
keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika
percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap waktu
(ingat bahwa yang dimaksudkan di sini adalah percepatan tetap, bukan kecepatan).

Penurunan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Rumus dalam fisika sangat membantu kita dalam menjelaskan konsep fisika secara singkat dan
praktis. Dalam fisika, anda tidak boleh menghafal rumus. Pahami saja konsepnya, maka anda akan
mengetahui dan memahami cara penurunan rumus tersebut.
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan bahwa dalam GLBB, percepatan benda tetap atau
konstan alias tidak berubah. (kalau di GLB, yang tetap adalah kecepatan). Nah, kalau percepatan benda
tersebut tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa mengatakan bahwa percepatan sesaat
dan percepatan rata-ratanya sama. Bisa ya ? ingat bahwa percepatan benda tersebut tetap setiap saat,
dengan demikian percepatan sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat karena
baik percepatan awal maupun percepatan akhirnya sama, di mana selisih antara percepatan awal dan akhir
sama dengan nol.
Jika sudah paham, sekarang kita mulai menurunkan rumus-rumus alias persamaan-persamaan.
Pada pembahasan mengenai percepatan, kita telah menurunkan persamaan alias rumus percepatan rata-
rata, di mana

t0 adalah waktu awal ketika benda hendak bergerak, t adalah waktu akhir. Karena pada saat t0 benda belum
bergerak maka kita bisa mengatakan t0 (waktu awal) = 0. Nah sekarang persamaan berubah menjadi :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada waktu
tertentu, jika diketahui percepatannya. Untuk itu, persamaan percepatan yang kita turunkan di atas dapat
digunakan untuk menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (vt),
kecepatan awal (v0) dan percepatan (a). sekarang kita obok2 persamaan di atas. Jika dibalik akan menjadi

Ini adalah salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan kecepatan benda pada
waktu tertentu apabila percepatannya diketahui. Selanjutnya, mari kita kembangkan persamaan di atas
(persamaan I GLBB) untuk mencari persamaan yang digunakan untuk menghitung posisi benda setelah
waktu t ketika benda tersebut mengalami percepatan tetap. Pada pembahasan mengenai kecepatan, kita
telah menurunkan persamaan kecepataan rata-rata

Untuk mencari nilai x, persamaan di atas kita tulis ulang menjadi :

Karena pada GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata
akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir :

Persamaan ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak yang
percepatannya tidak konstan. Kita tulis kembali persamaan a :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Persamaan ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak dengan percepatan tetap.
Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x0 = 0), maka persamaan 2 dapat ditulis menjadi
x = vot + ½ at2
Sekarang kita turunkan persamaan/rumus yang dapat digunakan apabila t (waktu) tidak diketahui. Kita tulis
lagi persamaan a :

Terdapat empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan dan waktu, jika
percepatan (a) konstan, antara lain :

Persamaan di atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan.


Contoh soal 1 :
Sebuah mobil sedang bergerak dengan kecepatan 20 m/s ke utara mengalami percepatan tetap 4 m/s 2
selama 2,5 sekon. Tentukan kecepatan akhirnya
Panduan jawaban :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Pada soal, yang diketahui adalah kecepatan awal (v0) = 20 m/s, percepatan (a) = 4 m/s dan waktu tempuh
(t) = 2,5 sekon. Karena yang diketahui adalah kecepatan awal, percepatan dan waktu tempuh dan yang
ditanyakan adalah kecepatan akhir, maka kita menggunakan persamaan/rumus

Contoh soal 2 :
Sebuah pesawat terbang mulai bergerak dan dipercepat oleh mesinnya 2 m/s2 selama 30,0 s sebelum
tinggal landas. Berapa panjang lintasan yang dilalui pesawat selama itu ?
Panduan Jawaban
Yang diketahui adalah percepatan (a) = 2 m/s2 dan waktu tempuh 30,0 s.
Ada satu hal yang tersembunyi, yaitu kecepatan awal (v0). Sebelum bergerak, pesawat itu pasti diam.
Berarti v0 = 0.
Yang ditanyakan pada soal itu adalah panjang lintasan yang dilalui pesawat.
s = so + vot + ½ at2
Pada soal di atas, S0 = 0, karena pesawat bergerak dari titik acuan nol. Karena semua telah diketahui maka
kita langsung menghitung panjang lintasan yang ditempuh pesawat :
s = 0 + (0)(30 s) + ½ (2 m/s2)(30 s)2
s = 900 m.
Contoh soal 3 :
Sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan 60 km/jam. karena ada rintangan, sopir
menginjak pedal rem sehingga mobil mendapat perlambatan (percepatan yang nilainya negatif) 8 m/s2.
berapa jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman dilakukan ?
Panduan jawaban :
Untuk menyelesaikan soal ini dibutuhkan ketelitian dan logika. Perhatikan bahwa yang ditanyakan adalah
jarak yang masih ditempuh setelah pengereman dilakukan. Ini berarti setelah pengereman, mobil tersebut
berhenti. dengan demikian kecepatan akhir mobil (vt) = 0. karena kita menghitung jarak setelah
pengereman, maka kecepatan awal (v0) mobil = 60 km/jam (dikonversi terlebih dahulu menjadi m/s, 60
km/jam = 16,67 m/s ). perlambatan (percepatan yang bernilai negatif) yang dialami mobil = -8 m/s2. karena
yang diketahui adalah vt, vo dan a, sedangkan yang ditanyakan adalah s (t tidak diketahui), maka kita
menggunakan persamaan
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Dengan demikian, jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman hingga berhenti = 17,36 meter
(yang ditanyakan adalah jarak(besaran skalar))

GRAFIK GLBB
Grafik percepatan terhadap waktu
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Oleh karena itu, grafik
percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis lurus horisontal, yang sejajar dengan sumbuh t. lihat
grafik a – t di bawah

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Percepatan Positif


Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, grafiknya
berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik acuan O(0,0), seperti pada gambar di bawah ini. Grafik ini
berlaku apabila kecepatan awal (v0) = 0, atau dengan kata lain benda bergerak dari keadaan diam.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Kedua, jika kecepatan awal (v0) tidak nol, grafik v-t tetap berbentuk garis lurus miring ke atas, tetapi untuk t
= 0, grafik dimulai dari v0. lihat gambar di bawah

Nilai apa yang diwakili oleh garis miring pada grafik tersebut ?
Pada pelajaran matematika SMP, kita sudah belajar mengenai grafik seperti ini. Persamaan matematis y =
mx + n menghasilkan grafik y terhadap x ( y sumbu tegak dan x sumbu datar) seperti pada gambar di
bawah.

Kemiringan grafik (gradien) yaitu tangen sudut terhadap sumbu x positif sama dengan nilai m dalam
persamaan y = n + m x.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Persamaan y = n + mx mirip dengan persamaan kecepatan GLBB v = v0 + at. Berdasarkan kemiripan ini, jika
kemiringan grafik y – x sama dengan m, maka kita dapat mengatakan bahwa kemiringan grafik v-t sama
dengan a.

Jadi kemiringan pada grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) menyatakan nilai percepatan (a).

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Perlambatan


Contoh grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk perlambatan dapat anda lihat pada gambar di bawah
ini.

Grafik Kedudukan Terhadap Waktu (x-t)


Persamaan kedudukan suatu benda pada GLBB telah kita turunkan pada awal pokok bahasan ini, yakni x =
xo + vot + ½ at2
Kedudukan (x) merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x – t berbentuk parabola. Untuk
nilai percepatan positif (a > 0), grafik x – t berbentuk parabola terbuka ke atas, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah ini.

Apabila percepatan bernilai negatif (a < 0), di mana benda mengalami perlambatan, grafik x – t akan
berbentuk parabola terbuka ke bawah.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

Panduan jawaban :
a) Kecepatan rata-rata pada t = 0,5 dan t = 2,5
t1 = 0,5 dan t2 = 2,5
x1 = 4t3 + 8t² + 6t – 5
= 4(0,5)3 + 8(0,5)² + 6(0,5) – 5
= 4(0,125) + 8(0,25) + 6(0,5) – 5
= 0,5 + 2 + 3 – 5
= 0,5
x2 = 4t3 + 8t² + 6t – 5
= 4(2,5)3 + 8(2,5)² + 6(2,5) – 5
= 4(15,625) + 8(6,25) + 6(2,5) – 5
= 62,5 + 50 + 15 – 5
= 122,5

b) Kecepatan sesaat pada t = 2


v = 3(4t2) + 2(8t) + 6
v = 12t2 + 16t + 6
v = 12 (2)2 + 16(2) + 6
v = 48 + 32 + 6
v = 86
Kecepatan sesaat pada t = 2 adalah 86
c) Berapa percepatan rata-ratanya ?
v1 = 12t12 + 16t1 + 6
v2 = 12t22 + 16t2 + 6
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

GERAK VERTIKAL
GERAK VERTIKAL KE BAWAH
Gerak vertikal ke bawah sangat mirip dengan gerak jatuh bebas, cuma beda tipis… kalau pada gerak
jatuh bebas, kecepatan awal benda, vo = 0, maka pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal (vo) benda
tidak sama dengan nol. Contohnya begini… kalau buah mangga dengan sendirinya terlepas dari tangkainya
dan jatuh ke tanah, maka buah mangga tersebut melakukan Gerak Jatuh Bebas. Tapi kalau buah mangga
anda petik lalu anda lemparkan ke bawah, maka buah mangga melakukan gerak Vertikal Ke bawah. Atau
contoh lain… anggap saja anda sedang memegang batu… nah, kalau batu itu anda lepaskan, maka batu
tersebut mengalami gerak Jatuh bebas.. tapi kalau batu anda lemparkan ke bawah, maka batu mengalami
Gerak Vertikal Ke bawah.
Karena gerak vertikal merupakan contoh GLBB, maka kita menggunakan rumus GLBB. vt = vo + at
s = vo t + ½ at2
vt2 = vo2 + 2as
Kalau dirimu paham konsep Gerak Vertikal Ke bawah, maka persamaan ini dengan mudah diubah
menjadi persamaan Gerak Vertikal Ke bawah.
Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g). Kedua, ketiga melakukan gerak
vertikal ke bawah, kecepatan awal benda bertambah secara konstan setiap saat (benda mengalami
percepatan tetap). Karena benda mengalami percepatan tetap maka g bernilai positif. Ketiga, kecepatan
awal tetap disertakan karena pada Gerak Vertikal ke bawah benda mempunyai kecepatan awal. Keempat,
karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.
Dengan demikian, jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke
bawah, maka akan kita peroleh persamaan Gerak Vertikal ke bawah sebagai berikut :
vt = vo + gt
h = vo t + ½ gt2
vt2 = vo2 + 2gh
Contoh soal 1 :
Misalnya anda memanjat pohon mangga untuk memetik buah mangga. Setelah dipetik, buah mangga anda
lempar ke bawah dari ketinggian 10 meter, dengan kecepatan awal 5 m/s. Berapa kecepatan buah mangga
ketika menyentuh tanah ? g = 10 m/s2
Panduan jawaban :
Karena diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan :
vt2 = vo2 + 2gh
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
vt2 = (5 m/s)2 + 2(10 m/s2) (10 m)
vt2 = 25 m2/s2 + 200 m2/s2
vt2 = 225 m2/s2
vt = 15 m/s
Contoh soal 2 :
Dari atap rumah, anda melempar sebuah bola ke bawah dengan kecepatan 10 m/s. Jika anda berada pada
ketinggian 20 m dari permukaan tanah, berapa lama bola yang anda lemparkan berada di udara sebelum
menyentuh permukaan tanah ? g = 10 m/s2
Panduan jawaban :
Untuk menghitung selang waktu yang dibutuhkan bola ketika berada di udara, kita bisa menggunakan
persamaan :
vt = vo + gt
Berhubung kecepatan akhir bola (vt) belum diketahui, maka terlebih dahulu kita hitung kecepatan akhir
bola sebelum menyentuh permukaan tanah :
Karena diketahui telah diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan :
vt2 = vo2 + 2gh
vt2 = (10 m/s)2 + 2(10 m/s2) (20 m)
vt2 = 100 m2/s2 + 400 m2/s2
vt2 = 500 m2/s2
vt = 22,36 m/s
Sekarang kita masukan nilai vt ke dalam persamaan vt = vo + gt
22,36 m/s = 10 m/s + (10 m/s2)t
22,36 m/s – 10 m/s = (10 m/s2)t
12,36 m/s = (10 m/s2) t
t = (12,36 m/s) : (10 m/s2)
t = 1,2 sekon
Jadi setelah dilempar, bola berada di udara selama 1,2 sekon.

GERAK VERTIKAL KE ATAS


Pada gerak vertikal ke bawah, benda hanya bergerak pada satu arah. Jadi setelah diberi kecepatan
awal dari ketinggian tertentu, benda tersebut bergerak dengan arah ke bawah menuju permukaan bumi.
Terus bagaimana dengan Gerak Vertikal ke atas ?
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Pada gerak vertikal ke atas, setelah diberi kecepatan awal, benda bergerak ke atas sampai
mencapai ketinggian maksimum. Setelah itu benda bergerak kembali ke permukaan bumi. Dinamakan
Gerak Vertikal Ke atas karena benda bergerak dengan arah ke atas alias menjahui permukaan bumi.
Persoalannya, benda tersebut tidak mungkin tetap berada di udara karena gravitasi bumi akan menariknya
kembali. Dengan demikian, pada kasus gerak vertikal ke atas, kita tidak hanya menganalisis gerakan ke atas,
tetapi juga ketika benda bergerak kembali ke permukaan bumi. Ini yang membuat gerak vertikal ke atas
sedikit berbeda.
Karena gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang bernilai tetap, maka gerak
vertikal ke atas termasuk gerak lurus berubah beraturan. Dengan demikian, untuk menurunkan persamaan
Gerak Vertikal ke atas, kita tetap menggunakan persamaan GLBB.
Kita tulis kembali ketiga persamaan GLBB :
vt = vo + at
s = vo t + ½ at2
vt2 = vo2 + 2as
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak Vertikal ke atas
Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g). Kedua, ketika benda bergerak ke
atas, kecepatan benda berkurang secara konstan setiap saat. Kecepatan benda berkurang secara konstan
karena gravitasi bumi bekerja pada benda tersebut dengan arah ke bawah. Kalau gravitasi bumi bekerja ke
atas, maka benda akan terus bergerak ke atas alias tidak kembali ke permukaan bumi. Tapi kenyataannya
tidak seperti itu. Karena kecepatan benda berkurang secara teratur maka kita bisa mengatakan bahwa
benda yang melakukan gerak vertikal ke atas mengalami perlambatan tetap. Karena mengalami
perlambatan maka percepatan gravitasi bernilai negatif. Kedua, karena benda bergerak vertikal maka s bisa
kita ganti dengan h atau y. Ketiga, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda = 0.
Jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke atas, maka akan diperoleh
persamaan berikut ini :
vt = vo – gt
h = vo t – ½ gt2
vt2 = vo2 – 2gh
Contoh soal 1 :
Sebuah bola dilempar ke atas dan mencapai titik tertinggi 10 meter. Berapa kecepatan awalnya ? g = 10
m/s2
Panduan jawaban :
Ingat ya, pada titik tertinggi kecepatan bola = 0.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
karena diketahui kecepatan akhir (vt = 0) dan tinggi (h = 10 m), sedangkan yang ditanyakan adalah
kecepatan awal (vo), maka kita menggunakan persamaan :
vt2 = vo2 – 2gh
0 = vo2 – 2(10 m/s2) (10 m)
vo2 = 200 m2/s2
vo = 14,14 m/s
Contoh soal 2 :
Sebuah bola dilemparkan dari tanah tegak lurus ke atas dengan laju 24 m/s.
a) berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ?
b) berapa ketinggian yang dapat dicapai bola ?

Panduan jawaban :
Sebelum mengoprek soal ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi atau
mengenali permasalahan yang dimunculkan pada soal. Setelah itu, selidiki nilai apa saja yang telah
diketahui. Selajutnya, memikirkan bagaimana menyelesaikannya. Hal ini penting dalam memilih rumus
yang disediakan.
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ?
Di titik tertinggi, vy = 0. Pada soal di atas diketahui kecepatan awal vy0 = 24 m/s . Untuk memperoleh t, kita
gunakan rumus :
vy = vyo – gt
Rumus ini kita balik, untuk menentukan nilai t (waktu) :

b. berapa ketinggian yang dicapai bola ?


Karena telah diketahui kecepatan awal dan kecepatan akhir, maka kita menggunakan rumus :
vy2 = vyo2 – 2gh
Rumus ini kita balik untuk menghitung nilai h alias ketinggian :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

GERAK JATUH BEBAS (GJB)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau menemui benda yang mengalami gerak jatuh
bebas, misalnya gerak buah yang jatuh dari pohon, gerak benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu
atau bahkan gerak manusia yang jatuh dari atap rumah. mengapa benda mengalami gerak jatuh bebas ?
Gerak Jatuh Bebas alias GJB merupakan salah satu contoh umum dari Gerak Lurus Berubah Beraturan. Apa
hubungannya ? silahkan dibaca terus, selamat belajar jatuh bebas, eh selamat belajar pokok bahasan Gerak
Jatuh Bebas.
Apa yang anda amati ketika melihat benda melakukan gerak jatuh bebas ? misalnya ketika buah
mangga yang sangat enak, lezat, manis dan bergizi jatuh dari pohonnya. Biasa aja… Jika kita amati secara
sepintas, benda yang mengalami gerak jatuh bebas seolah-olah memiliki kecepatan yang tetap atau dengan
kata lain benda tersebut tidak mengalami percepatan. Kenyataan yang terjadi, setiap benda yang jatuh
bebas mengalami percepatan tetap. Alasan ini menyebabkan gerak jatuh bebas termasuk contoh umum
GLBB. Bagaimana membuktikan bahwa benda yang mengalami gerak jatuh bebas mengalami percepatan
tetap ? secara matematis akan kita buktikan pada pembahasan Penurunan persamaan Jatuh Bebas.
Lakukanlah percobaan berikut ini. Tancapkan dua paku di tanah yang lembut, di mana ketinggian
kedua paku tersebut sama terhadap permukaan tanah. Selanjutnya, jatuhkan sebuah batu (sebaiknya batu
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
yang permukaannya datar) dengan ketinggian yang berbeda pada masing-masing paku. Anda akan melihat
bahwa paku yang dijatuhi batu dengan ketingian lebih tinggi tertancap lebih dalam dibandingkan paku yang
lain. hal ini menunjukkan bahwa adanya pertambahan laju atau percepatan pada gerak batu tersebut saat
jatuh ke tanah. Semakin tinggi kedudukan batu terhadap permukaan tanah, semakin besar laju batu
tersebut saat hendak menyentuh permukaan tanah. Dengan demikian, percepatan benda jatuh bebas
bergantung pada ketinggian alias kedudukan benda terhadap permukaan tanah. Di samping itu, percepatan
atau pertambahan kecepatan benda saat jatuh bebas bergantung juga pada lamanya waktu. benda yang
kedudukannya lebih tinggi terhadap permukaan tanah akan memerlukan waktu lebih lama untuk sampai
pada permukaan tanah dibandingkan dengan benda yang kedudukannya lebih rendah. Anda dapat
membuktikan sendiri dengan melakukan percobaan di atas. Pembuktian secara matematika akan saya
jelaskan pada penurunan rumus di bawah.
Pada masa lampau, hakekat gerak benda jatuh merupakan bahan pembahasan yang sangat
menarik dalam ilmu filsafat alam. Aristoteles, pernah mengatakan bahwa benda yang beratnya lebih besar
jatuh lebih cepat dibandingkan benda yang lebih ringan. Pendapat aristoteles ini mempengaruhi pandangan
orang-orang yang hidup sebelum masa Galileo, yang menganggap bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih
cepat dari benda yang lebih ringan dan bahwa laju jatuhnya benda tersebut sebanding dengan berat benda
tersebut. Mungkin sebelum belajar pokok bahasan ini, anda juga berpikiran demikian.
Misalnya kita menjatuhkan selembar kertas dan sebuah batu dari ketinggian yang sama. Hasil yang
kita amati menunjukkan bahwa batu lebih dahulu menyentuh permukaan tanah/lantai dibandingkan
kertas. Sekarang, coba kita jatuhkan dua buah batu dari ketinggian yang sama, di mana batu yang satu lebih
besar dari yang lain. ternyata kedua batu tersebut menyentuh permukaan tanah hampir pada saat yang
bersamaan, jika dibandingkan dengan batu dan kertas yang kita jatuhkan tadi. Kita juga dapat melakukan
percobaan dengan menjatuhkan batu dan kertas yang berbentuk gumpalan.
Apa yang berpengaruh terhadap gerak jatuh bebas pada batu atau kertas ? Gaya gesekan udara !
hambatan atau gesekan udara sangat mempengaruhi gerak jatuh bebas. Galileo mendalilkan bahwa semua
benda akan jatuh dengan percepatan yang sama apabila tidak ada udara atau hambatan lainnya. Galileo
menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan, jatuh dengan percepatan yang sama, paling tidak jika
tidak ada udara. Galileo yakin bahwa udara berperan sebagai hambatan untuk benda-benda yang sangat
ringan yang memiliki permukaan yang luas. Tetapi pada banyak keadaan biasa, hambatan udara ini bisa
diabaikan. Pada suatu ruang di mana udara telah diisap, benda ringan seperti selembar kertas yang
dipegang horisontal pun akan jatuh dengan percepatan yang sama seperti benda yang lain. Ia menunjukkan
bahwa untuk sebuah benda yang jatuh dari keadaan diam, jarak yang ditempuh akan sebanding dengan
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
kuadrat waktu. Kita dapat melihat hal ini dari salah satu persamaan GLBB di bawah. Walaupun demikian,
Galileo adalah orang pertama yang menurunkan hubungan matematis.
Sumbangan Galileo yang khusus terhadap pemahaman kita mengenai gerak benda jatuh, dapat
dirangkum sebagai berikut :
Pada suatu lokasi tertentu di Bumi dan dengan tidak adanya hambatan udara, semua benda jatuh dengan
percepatan konstan yang sama.
Kita menyebut percepatan ini sebagai percepatan yang disebabkan oleh gravitasi pada bumi dan
memberinya simbol g. Besarnya kira-kira 9,8 m/s2. Dalam satuan Inggris alias British, besar g kira-kira 32
ft/s2. Percepatan yang disebabkan oleh gravitasi adalah percepatan sebuah vektor dan arahnya menuju
pusat bumi.
Persamaan Gerak Jatuh Bebas
Selama membahas Gerak Jatuh Bebas, kita menggunakan rumus/persamaan GLBB, yang telah
dijelaskan pada pokok bahasan GLBB (dibaca dahulu pembahasan GLBB biar nyambung). Kita pilih kerangka
acuan yang diam terhadap bumi. Kita menggantikan x atau s (pada persamaan glbb) dengan y, karena
benda bergerak vertikal. Kita juga bisa menggunakan h, menggantikan x atau s. Kedudukan awal benda kita
tetapkan y0 = 0 untuk t = 0. Percepatan yang dialami benda ketika jatuh bebas adalah percepatan gravitasi,
sehingga kita menggantikan a dengan g. Dengan demikian, persamaan Gerak Jatuh Bebas tampak seperti
pada kolom kanan tabel.

Penggunaan y positif atau y negatif pada arah ke atas atau ke bawah tidak menjadi masalah asal kita harus
konsisten selama menyelesaikan soal.
Pembuktian Matematis
Pada penjelasan panjang lebar di atas, anda telah saya gombali untuk membuktikan secara
matematis konsep Gerak Jatuh Bangun, eh Gerak Jatuh Bebas bahwa massa benda tidak mempengaruhi
laju jatuh benda. Di samping itu, setiap benda yang jatuh bebas mengalami percepatan tetap, semakin
tinggi kedudukan benda dari permukaan tanah, semakin cepat gerak benda ketika hendak mencium tanah.
Demikian pula, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk jatuh, semakin cepat gerak
benda ketika hendak mencium batu dan debu.
Sekarang, rumus-rumus Gerak Jatuh Bebas yang telah diturunkan diatas, kita tulis kembali untuk
pembuktian matematis.
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
vy = vyo + gt —— Persamaan 1
y = vyot + ½ gt2 —— Persamaan 2
vy2 = vyo2 + 2gh —— Persamaan 3
Pembuktian Pertama
vy = vyo + gt —— Persamaan 1
Misalnya kita meninjau gerak buah mangga yang jatuh dari tangkai pohon mangga. Kecepatan awal
Gerak Jatuh Bebas buah mangga (vy0) = 0. Dengan demikian, persamaan 1 berubah menjadi :
vy = gt
Melalui persamaan ini, dapat diketahui bahwa kecepatan jatuh buah mangga sangat dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi (g) dan waktu (t). Karena g bernilai tetap (9,8 m/s2), maka pada persamaan di atas
tampak bahwa nilai kecepatan jatuh benda ditentukan oleh waktu (t). semakin besar t atau semakin
lamanya buah mangga berada di udara maka nilai vy juga semakin besar.
Nah, kecepatan buah mangga tersebut selalu berubah terhadap waktu atau dengan kata lain setiap
satuan waktu kecepatan gerak buah mangga bertambah. Percepatan gravitasi yang bekerja pada buah
mangga bernilai tetap (9,8 m/s2), tetapi setiap satuan waktu terjadi pertambahan kecepatan, di mana
pertambahan kecepatan alias percepatan bernilai tetap. Alasan ini yang menyebabkan Gerak Jatuh Bangun
termasuk GLBB.
Pembuktian Kedua
Sekarang kita tinjau hubungan antara jarak atau ketinggian dengan kecepatan jatuh benda
vy2 = vyo2 + 2gh —— Persamaan 3
Misalnya kita meninjau batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, di mana batu tersebut
dilepaskan (bukan dilempar ke bawah). Jika dilepaskan maka kecepatan awal alias v0 = 0, seperti buah
mangga yang jatuh dengan sendirinya tanpa diberi kecepatan awal. Jika batu tersebut dilempar, maka
terdapat kecepatan awal. Paham ya perbedaannya….
Karena vy0 = 0, maka persamaan 3 berubah menjadi :
vy2 = 2gh
Dari persamaan ini tampak bahwa besar/nilai kecepatan dipengaruhi oleh jarak atau ketinggian (h)
dan percepatan gravitasi (g). Sekali lagi, ingat bahwa percepatan gravitasi bernilai sama (9,8 m/s2). Karena
gravitasi bernilai tetap, maka nilai kecepatan sangat ditentukan oleh ketinggian (h). semakin tinggi
kedudukan benda ketika jatuh, semakin besar kecepatan benda ketika hendak menyentuh tanah. setiap
satuan jarak/tinggi terjadi pertambahan kecepatan saat benda mendekati tanah, di mana nilai
pertambahan kecepatan alias percepatannya tetap.
Contoh soal :
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001
Sebuah batu bermassa 2 kg dilepaskan dari keadaan diam dan jatuh secara bebas. Tentukan posisi dan laju
batu tersebut setelah bergerak 1 s, 5 s dan 10 s.
Panduan jawaban :
Anda harus mengidentifikasi atau mengecek masalah pada soal ini terlebih dahulu sebelum
menyelesaikannya. perhatikan bahwa yang ditanyakan adalah kedudukan dan laju batu setelah dijatuhkan
sekian detik. Setelah anda berhasil mengidentifikasi masalahnya, selanjutnya anda memutuskan untuk
menggunakan solusi alias cara pemecahan yang seperti apa. Tersedia 3 rumus yang dapat anda gunakan.
Pakai yang mana ?
vy = gt
y = ½ gt2
vy2 = 2gh
Massa benda tidak berpengaruh, karenanya jangan terkecoh dengan soal yang menyertakan massa benda
IKATAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M. SYAHRUN ZAHIER
NIM : 03101404001

DAFTAR PUSTAKA

Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Edisi ketiga (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
http://www.gurumuda.com/gerak-jatuh-bebas-gjb
http://www.gurumuda.com/gerak-lurus-berubah-beraturan-gjb
http://www.gurumuda.com/gerak-vertikal-gjb
http://www.gurumuda.com/gerak-lurus-beraturan-gjb
http://www.gurumuda.com/momen-inersia-gjb
http://www.gurumuda.com/torsi-gjb

Anda mungkin juga menyukai