Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Variasi Tekanan Terhadap Laju Alir Pada Filtrasi Plate and Frame

Kelompok B-9
Ina Amilatul Ilma [3335130810] dan Lukman Hakim [3335132101]

Pembimbing
Dr. Eka Sari, ST., MT.

Jurusan Teknik Kimia - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman Km. 3, Cilegon 42435 Telp: (0254) 395502

A16/1
Abstrak
Filtrasi merupakan proses penyaringan yang dilakukan untuk memisahkan zat padat dan
suatu suspen. Dalam operasinya partikel padatan tersuspensi dalam fluida dihilangkan secara fisik
atau secara mekanis melalui medium penyaring. Metode ini menggunakan suatu penyaring yang
lebih besar. Penyaringan biasa dilakukan menggunakan kertas saring yang dilipat ke bentuk kerucut
dan di taruh dalam corong lalu cairan yang berisi zat padat di tuang pelan – pelan ke dalam kertas
saring, zat padat tertahan oleh kertas saring dan larutan (filtrate) masuk kedalam bejana. Tujuan
percobaan ini adalah menentukan volume dan waktu filtrasi padatan dalam fluida dengan medium
plate and frame dan variasi tekanan dan bukaan valve. Dalam industri pembuatan gula pasir, filtrasi
digunakan untuk memisahkan kotoran pasir pada gula pasir. Gula yang di kotori oleh pasir di
masukkan ke dalam air, kemudian air gula di filtrasi untuk memisahkan kotoran pasir dengan air
gula. Proses percobaan filtrasi ada 4 tahap, tahap pertama persiapan alat yaitu mempersiapkan serta
mengecek alat, tahapan kedua yaitu memulai pelaksanaan percobaan, tahapan ketiga prosedur
sebelum proses penyaringan dan yang terakhir perawatan dan pemeliharaan alat percobaan. Dari
percobaan ini di dapat hasil hanya pada P = 122583,1 N/m² dan Q = 0,014579 L/s yang sesuai
dengan teori.

Key word =¹Filtrasi, ²suspensi, ³Filtrate,

A16/2
1. PENGANTAR
Air merupakan sumber kehidupan. 75% permukaan bumi di tutupi oleh air, namun tidak jarang mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air sumur mulai berubah warna atau bau, meskipun sumber
air atau air sumur sudah mulai keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak. Air keruh tersebut masih
dapat di jernihkan menjadi air bersih sehingga serta layak pakai. Cara yang paling mudah dan paling umum di gunakan
adalah menggunakan saringan air sederhana. Perlu di perhatikan , bahwa air bersih yang di hasilkan dari proses
penyaringan air sederhana tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Proses filtrasi bertujuan
memisahkan padatan dari campuran fase cair melewati lapisan suport pada medium filter. Pada umumnya penerapan
teknologi filtrasi pada industri kimia telah banyak mengalami modifikasi. Hal ini di lakukan untuk memperbaiki sifat dan
karakteristik fisik serta kimia cake yang terakumulasi pada medium filter. Pemisahan medium cake yang terakumulasi pada
medium filter. Pemisahan medium cake yang terakumulasi pada medium filter dengan penambahan zat addiktif tertentu.
Padatan lain yang biasanya ditambahkan adaalah filter aid. Tanpa adaanya filter aid akumulasi cake pada medim filter
sangat sangat sedikit karna terbawa oleh aliran cross flow yang besar. Filtrasi di terapkan untuk memisahkan bahan padatan
dengan bahan lain ( cairan atau gas). Akan tetapi penyaringan ini banyak di jumpai sebagai pegolahan ketiga dari air limbah
setelah mengalami proses biologis atau fisika kimia. Aplikasi dari proses filtrasi adalah pada industri gula dan industri
PAM. Pada industri gula proses filtrsi di gunakan untuk memisahkan kotoran gula dengan gula murni. Sedangakan pada
industr PAM.pada industri gula proses filtrasi di gunakan untuk memisahkan kotoran gula dengan gula murni. Sedangkan
pada industri PAM proses filtrasi di gunakan untuk menyaring air kotor. Adanya praktikum filtrasi sangat menunjang dan
membantu mahasiswa agar dapat lebih memahami proses pemisahan padatan dari campuran fase cair / gas yang nantinya
akan berguna di dunia indusrti.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Filtrasi adalah proses dimana suatu campuran heterogen antara padatan dan cairan dari suatu larutan yang dipisahkan
oleh suatu filter medium, dimana cairannya akan terus mengalir melewati medium porus, tetapi padatannya
tertahan.Medium porus ini adalah cake yang dibentuk oleh padatannya sendiri yang terkumpul karena tertahan oleh filter
medium primer (kain penyaring). Fluidanya mungkin berupa zat cair atau gas. Gaya pendorong pada operasi filtrasi dapat
berupa:
1. Gaya berat
2. Tekana
3. Vakum
4. Sentrifugal
Jenis-jenis alat filtrasi
1. Horizontal Plate Filter
Biasanya digunakan dalam industri kecil, filter jenis ini digunakan untuk kapasitas filtrasi yang kecil.
Filtrasi terjadi pada bagian atas setiap pelat yaitu bagian bawah cake. Cake yang terbentuk akan terakumulasi pada
filter. Untuk mengambil cake yang terbentuk, dilakukan dengan membongkar badan filter. Penambahan lubang
dapat dilakukan bila dirasa laju pengeluaran cairan kurang lancer.
2. Rotary Vacum Filter (RVP)
RVP yang paling banyak digunakan dalam industry kimia yang mempunyai kapasitas cukup besar dam
mampu memisahkan padatan yang sukar dipisahkan. Desain RVP sangat bervariasi yang dilengkapi oleh drum
yang terus berputar. Tekanan dalam drum mendekati vakum, sedang diluar drum tekanannta atmosferik. Drum
dmasukkan kedalam cairan yang mengandung suspense yang akan difiltrasi, dan kecepatan putaran drum sangat
rendah.cairan tertarik melalui filter karena perbedaan tekanan, sedangkan padatan akan tertinggal diluar
permukaan drum membentuk cake. Pengambilan cake dilakukan dengan memasang pisau yang ditempelkan pada
dinding luar drum.
3. Plate Frame Filter Press
Filter press terdiri atas seperangkat frame dan plate yang dirancang untuk memberikan sederetan ruang
dimana zat padat akan tertahan. Frame ditutup dengan medium filter yang disebut dengan filter cloth. Umpan masuk
kedalam masing-masing komponen itu dengan tekanan, cairannya akan melalui cloth dan keluar pipa pengeluran
meninggalkan padatan didalam ruang tersebut.
Filter dibagi menjadi tiga macam:
1. Filter yang beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan atmosfer disebelah hulu medium
filter.
2. Filter yang beroperasi pada tekanan atmosfer sebelah hulu.
3. Filter yang beroperasi disebelah hilir.
Filter press terdiri atas seperangkat frame dan plate yang dirancang untuk memberikan sederetan ruang dimana zat
padat akan tertahan. Frame ditutup dengan medium filter yang disebut dengan filter cloth. Umpan masuk kedalam
masing-masing komponen itu dengan tekanan, cairannya akan melalui cloth dan keluar pipa pengeluran meninggalkan
padatan didalam ruang tersebut. Dalam filtrasi dikenal ada dua macam filter yaitu :
1. Filter medium primer.

A16/3
Pada filtrasi, filter medium primer bukan merupakan filter yang sesungguhnya. Filter medium primer
dapat berupa kain saring dan kertas saring. Adapun fungsi dari filter medium primer adalah sebagai penahan
zat padat pada permukaan filtrasi atau dapat juga sebagai pembuat filter medium sekunder.
2. Filter medium sekunder.
Filter medium sekunder merupakan filter medium yang sesungguhnya, yaitu berupa cake yang dibentuk
oleh partikel padat yang tertahan filter medium primer. Makin lama operasi filtrasi, cake yang terbentuk
makin tebal, sehingga penekanan cake terhadap filtrat yang melewatinya akan semakin besar.
Untuk pencucian bahan terlarut yang terperangkap didalam ampas
filter (cake) dapat digunakan pelarut yang dapat tercampur dengan filtrat
itu. Sebagai bahan pencuci yang paling lazim digunakan adalah air.
Medium filter pada setiap filtrasi harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan
filtrat yang cukup bening.
2. Tidak mudah tersumbat.
3. Harus tahan baik secara kimia maupun fisika dalam kondisi proses.
4. Harus memungkinkan penumpukan ampas/cake secara total dan bersih.
5. Pengadaan alat dan proses tidak terlalu mahal.
Proses yang digunakan dalam percobaan ini adalah filtrasi secara batch. Dalam filtrasi yang bekerja
secara batch perlu diamati ketebalan cake yang terbentuk, karena bila cake yang terbentuk sudah terlalu banyak,
filtrasi harus dihentukan untuk membuang cake-nya, sehingga waktu yangdigunakan dapat lebih efisien.
Untuk pencucian bahan terlarut yang terperangkap di dalam ampas filter (cake) dapat digunakan pelarut yang
dapat tercampur dengan filtrat itu. Sebagai bahan pencuci yang paling lazim digunakan adalah air.
Selama pembentukan filter cake, hubungan aliran laminar dan kecepatan linier dari cairan tiap saat (V) diberikan
oleh persamaan sebagai berikut :
1 dV K   Pc 
V  .  . . . (1)
A dt L.

Adapun neraca massanya :


massa padatan dalam cake = massa padatan dalam slurry

1  X .L. A.s  V  XLA. .x . . . (2)


1  x 
V 
 s.1  x 1  X     .x. X . A.L
. . . (3)
 .x
V . . x
L . . . (4)
A. s.1  x .1  X    .x. X 
persamaan (3) menunjukkan hubungan antara volume filtrat (V) dan ketebalan cake (L), ini digunakan untuk
mengeliminasi L dari persamaan (1), sehingga diperoleh :

dV K . A 2  s.1  x .1  X    .x. X .  Pc 


 . . . (5)
dt  . ..V .x
Untuk suspensi tertentu harga   Pc  , V, t dapat diubah tergantung dari operasinya, sedangkan operasi lainnya
tetap.
 . .x
Cv  . . . (6)
2 K . s.1  x .1  X    .x. X 
dV A 2 .  Pc 
 . . . (7)
dt 2.Cv.V

Rumus diatas berlaku untuk penekanan nol, tetapi karena menggunakan kain saring sebagai filter medium primer maka
pada waktu mulai menyaring sudah ada penekanan dari kain saring. Apabila volume filtrat (Ve) yang memberi cake
dengan ketebalan tertentu, dimana cakenya akan memberi penekanan yang sama dengan penekanan kain saring yang
bersifat menekan,maka :
V = V + Ve . . . (8)
Rumus (V) akan berubah menjadi :

A16/4
dV A 2 .  Pc 
 . . . (9)
dt 2.Cv.V  Ve 
dt 2.Cv 2.Cv
 2 .V  2 .Ve . . . (10)
dV A .  Pc  A .  Pc 

Untuk cake yang noncompressible harga Cv konstan sehingga filtrasi dilakukan pada tekanan konstan,grafik yang
diperoleh merupakan garis lurus.

(dt/dv)

Volume
Gambar 1. Hubungan antara dt/dv dengan Volume
Grafik diatas merupakan garis lurus yang mempunyai persamaan :
Y = aX + b . . . (11)
dimana :
2.Cv
slope : a . . . (12)
A .  Pc 
2

2.Cv
intercept : b  2 .Ve . . . (13)
A .  Pc 
Bila besarnya slope dan intercept didapat, maka Cv dan Ve akan dapat dihitung, karena A dan   Pc 
diketahui.
Waktu optimum yaitu waktu filtrasi yang memberikan waktu siklus per satuan volume filtrat minimum.
t siklus = t filtrasi + t pencucian + t bongkar pasang + (t pengurasan + t pengisian) pada filtrasi + (t pengurasan +
t pengisisan) pada pencucian.
Bila filtrasi dijalankan pada tekanan rendah sehingga cake yang terbentuk noncompressible, maka didapat waktu filtrasi
sebagai berikut :

.V 2  2.V .Ve 


Cv
tf  . . . (14)
A .  Pc 
2

Dalam pencucian cake, kecepatan pencucian dianggap sama dengan kecepatan filtrasi, sehingga didapat :
2.Cv.Vw.V  Ve 
tw  . . . (15)
A 2 .  Pc 

ts 

Cv. V 2  2.V .Ve 

2.Cv.Vw.V  Ve 
 tp . . . (16)
A .  Pc 
2
A 2 .  Pc 
bila Vw/V = K maka Vw = K.V
.V 2  2.V .Ve  2.K .V 2  2.K .V .Ve   tp
Cv
ts  . . .
A .  Pc 
2

(17)
ts Cv tp
 2 .  2 K  1.V  2.Ve . K  1   . . . (18)
V A .  Pc  V
Waktu operasi optimum bila ts/V minimum dan ts/V akan minimum bila :

A16/5
 V  0
d ts
. . . (19)
dV
Cv. 2 K  1 tp
 0 . . . (20)
A 2 .  Pc  V 2
tp Cv. 2 K  1
 2 . . . (21)
V 2
A .  Pc 
1
 tp A 2 .  Pc   2
Vopt   .  . . . (22)
  2 K  1 Cv 
topt  2.
Cv
A .  Pc 
 2

. Vopt   2.Vopt .Ve  2. Vopt .Vw  Ve .Vw  tp ...

(23)

3. PERCOBAAN
3.1. Metode Percobaan
Penelitian dilakukan secara eksperimen. Penelitian eksperimen dilakukan untuk validasi hasil dengan teori.
Penelitian ekseperimen dilakukan dengan sistem peralatan yang di tunjukkan pada gambar. Ada dua Pressure Gate yagn di
gunakan dalam alat ini. Satu terletak pada tangki suspense dan yang kedua terletak pada filter yang berfungsi untuk
mengukur perubahan tekanan selama proses berlangsung. Laruta suspense di masukkan ke dalam tangki secara manual
yang setelah di tutup rapat, pengaduk mulai di jalankan agar larutan homogeny. Kemudian membuka valve yang akan
mengalirkan suspensi ke filter setelah mengatur tekanannya. Larutan suspensi akan mengalir pada filter, cake akan tertahan
di frame dan air yang sudah terfilter akan turun ke bak yang sudah tersedia di bawah filter.

Tekanan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1.25 ; 1.75 ;2 dengan variasi laju alir

sebesar 0.024579 ; 0.016781 ; 0.018961

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat

A16/6
Berikut adalah alat yang di gunakan dalam percobaan filtrasi :
a. Erlenmeyer
b. Kertas saring
c. Motor Penggerak
d. Neraca analitik
e. Penampung filtrate
f. Pengaduk yang berbentuk radle 45°
g. Penyaring vakum
h. Pipa
i. Plate and frame
j. Tangki penampung
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan filtrasi adalah :
a. Air
b. Kain cloth
c. Kalsium karbonat (CaCO3)
3.3. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan mixing adalah sebagai berikut :
1. Prosedur Persiapan Percobaan
Dalam prosedur persiapan alat yang pertama di lakukan adalah memastikan tangki dalam keadaan kosong dan tidak
bertekanan. Memastikan kain penyarig / cloth dan plate and frame terpasan dengan benar mengeratkan rangkaian sel
penyaring pada plate and frame. Menutup ---- yang menuju plate and frame. Memasukkan suspensi. Dan menutup kerangan
masuk. Mengatur pully moni mengaduk dan tekanan masuk /tekanan dalam tangki.
2. Pelaksanaan Percobaan
Hal pertama di lakukan yaitu membuat suspensi CaCO 3 dalam air sebanyak 20 liter. Memasukkan suspensi kedalam tangki
dan menutup rapat dan mengatur pully motor pengaduk untuk mendapatkan suspensi yang homogeny. Mengatur tekanan
tangki dalam tekanan yang di tentukan. Membuka keragan (plate & frame) perlahan – lahan serta memperhatikan tekanan
tangki. Mencatat waktu dan volume filtrate sampai filtrate tidak mengalir lagi. Selama penyaringan tekanan di jaga dengan
mengatur bukaan kerangan udara bertekanan. Membuka plate and frame serta mengambil satu sendok padatan CaCO 3 yang
tertahan. Kemudian di timbang selanjutnya di keringkan. Mengaduk hasil filtrat sampai homogen dan mengambil 200ml
sampel hasil filtrate. Menimbang 200ml sampel, kemudian menyaring sampel dan diperoleh padatan CaCO 3 sampel,
padatan CaCO3 sampel dikeringkan dan selanjutnya di timbang dengan neraca analitik. Proses selanjutnya menghitung
kadar CaCO3 dalam filtrate
3. Pengambilan Data
Sebelum pengambilan data harus terlebih dahulu mengosongkan tangki pencampur. Menutup semua kerangan keluar dan
membuka kerangan udara tekanan. Setelah tekanan dalam tangki mencapai tekanan yang di tentukan, membuka kerangan
dan memasukkan suspensi. Membiarkan udara menghembus melalui rangkaian plate and frame sampai udara yang keluar
dari saluran filtrate. Menutup kerangan, memasukkan suspensi dan kerangan udara tekan. Membuka kerangan drainase. Hal
ini di lakukan untuk membuang atau mengeluarkan atau mengosongkan tangki.

3.4. Gambar Alat


Berikut ini adalah gambar alat dari percobaan mixing:

Gambar 5 Alat percobaan

A16/7
3.5. Variabel Percobaan
Pada percobaan filtrasi, Variable percobaan ini terdiri atas variable terikat dan bebas. Variable terikatnya yaitu volume
filtrasi yaitu volume filtrasi dan variable bebas adalah waktu dan massa.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Filtrasi bertujuan untuk memisahkan padatan dari campuran fasa cair dengan driving force perbedaan tekanan
sehingga mendorong fasa cair melewati lapisan kain pada medium fikter. Pada praktikum filtrasi ini, dilakukan 2 variasi,
yaitu variasi tekanan dan laju alir. Variasi tekanan bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan terhadap tahanan cake (
), tahanan filter (Rm), efisiensi H2O ( H2O) dan efisiensi CaCO3 ( CaCO3) sama dengan tekanan, laju alir juga bertujuan
untuk mengetahui pengaruh laju alir terhadap tahanan cake ( ), tahanan filter (Rm), efisiensi H2O ( H2O) dan efisiensi
CaCO3 ( CaCO3).
Pada percobaan ini di dapat data yaitu sebagai berikut :
Tabel. 1 Data hasil percobaan filtrasi
Tekana ɱ
Buka n α Rm ɱ H2O CaCO3
an (Kg/Cm
²) (m/kg) ( m¯¹ ) (%) (%)
1965.27 13042.1 0.0974 99.439
1.25 1 6 34 87
0.33253 28376.3 0.1033 99.749
1
1.75 4 1 37 95
5.75793 13213.8 0.0853 98.272
2 7 4 78 05
0.0787 97.874
1.25 1.57335 16406.9 4 01
1.64929 30488.9 0.0719 97.338
2
1.75 7 6 63 69
13.7460 150426. 0.0716 97.178
2 7 7 34 83
2.78246 18973.3 0.0618 96.409
1.25 1 4 95 59
5.58765 28376.3 0.0753 97.473
3
1.75 2 1 64 57
1.62744 20832.6 0.1045
2 2 7 4 99.778

4.1 Pengaruh tekanan terhadap grafik volume vs laju alir


Dalam pembahasan pengaruh tekanan terhadap grafik volume vs laju alir menghasilkan tiga grafik yang masing-
masing utuk setiap laju alir.

Gambar .7 Hubungan antara volume (L) terhadap t/v

A16/8
Pada grafik diatas terlihat bahwa data yang di dapat cenderung naik. Dan ini sesuai dengan teori karena saat P atau
tekanan rendah maka laju alir akan ikut rendah juga dan volume yang di dapat akan kecil karena kontak slurry dengan
media filter akan lama. Sehingga banyak CaCO3 yang tersaring dan air yang tersaring semakin jernih.

Gambar .8 Hubungan antara volume (L) terhadap laju alir 2

Pada grafik diatas dapat terlihat bahwa data yang di dapat cenderung naik. Namun grafik pada tekanan 2

seharusnya lebih tinggi di dari grafik pada tekanan 1.75 karena semakin tinggi tekanan maka semakin tinggi laju
alir. Tetapi pada grafik di atas menunjukkan bahwa P 2 memiliki grafik lebih tinggi di banding P 3. Hal ini dapat terjadi
karena kelalaian praktikan dalam proses percobaan yang tidak menjaga tekanan secara teliti dan baik. Sehingga pada

tekanan P3 (1.75 ) volume yang di dapat lebih besar di banding pada tekanan 2 .
Hal ini terjadi karena selama percobaan tidak di jaga sehingga data yang di dapat tidak sesuai degan teori.

Gambar .9 Hubungan antara volume (L) terhadap laju alir 3


Pada graik gambar .9 terlihat bahwa data yang didapat naik. Namun grfik yang berwarna orange seharusnya diatas
grafik yang berwarna biru. Data yang diperoleh sesuai dengan teori yakni tekanan tinggi mempengaruhi laju alir
( bertambah tinggi ). Tetapi data yang diperoleh pada grfik P1 (1.25 kg/cm²) dan P2 (1.75 kg/cm²) hamper sama, hal ini
terjadi karena tekanan selama percobaan tidak terjaga stabil sehingga data yang didapat tidak sesuai dengan teori

4.2 Perbandingan laju alir terhadap grafik volume (L) terhadap t/v (s/l) dengan tekanan tetap.
Pada percobaan ini terdapat tiga grafik yang dihasilkan. Berikut ini adalah gambar grafik yang diperoleh melalui
percobaan ini.

A16/9
Gambar .10 Hubungan Volume (L) terhadap t/v (s/l) pada tekanan 1.25 kg/cm²

Gambar .11 Hubungan Volume (L) terhadap t/v (s/l) pada tekanan 1.75 kg/cm²

Gambar .12 Hubungan Volume (L) terhadap t/v (s/l) pada tekanan 2.0kg/cm²
Berdasarkan ketiga grafik v (L) terhadap t/v (s/l) pada laju alir Q1 = 0.014579 L/s, Q2 = 0.016781 L/s, dan Q3 =
0.018961 L/s dapat di ketahui bahwa Q3 lebih baik hasilnya dari Q2, dan Q2 hasilnya lebih baik dari Q1 atau Q3>Q2>Q1.
Hasil ini sesuai dengan teori yang berbunyi bahwa laju alir (Q) dan tekanan berpengaruh pada tahanan cake dan tahanan
filter, semakin besar laju alir atau tekanan yang di berikan pada proses filtrasi maka semakin banyak atau bagus tahanan
cake dan tahanan filter, namun laju alir dan tekanan harus pada kecepatan maksimal dan tekanan maksimal sesuai dengan
kemampuan tahanan cake dan tahanan filter.

A16/10
4.3 Pengaruh laju alir dan tekanan terhadap tekanan cake
Pengaruh laju alir tekanan terhadap tahan cake terdapat grfik untuk masing-masing tekanan dan laju alir.

Gambar .13 Hubungan antara laju alir terhadap tehanan cake

Gambar .13 Hubungan antara tekanan terhadap tehanan cake


Pada gambar 13. Bahwa pada laju alir konstan atau tetap dan tekanan 1.35 kg/cm2 atau 122583.1 N/m2 : 1.75
kg/cm2 atau 1716616.4 N/m2 dan 2 kg/cm2 atau 0.018961 N/m2. Secara teori saat tekanan rendah maka laju alir suspensi
juga akan rendah sehingga cake yang terbentuk semakin banyak suspensi yang tersaring dengan benar maka tahanan cake
nya semakin bagus begitu pula dengna filtrate yang di hasilkan akan semakin bagus. Tetapi pada grafik (gambar.13)
menunjukkan bahwa grafik yang naik atau sesuai hanya grafik orange dan abu – abu (P2 = 1716616.4 N/m2) dan P3 =
122583.1 N/m2 malah mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan (error) pada grafik biru. Kesalahan
yang terjadi adalah karena P1 awal percobaan (variasi 1) cake belum terbentuk sehingga banyak caco3 yang tidak tersaring.
Bentukan cakenya lambat yang menyebabkan slurry terlebih dahulu melewati filter sebelum cake terbentuk
Tidak jauh dengna gambar.13 gambar.14 secara teori grafik naik karena saat lajualir rendah maka cake yang
terbentuk semakin banyak namun pada grafik gambar.14 biru malah mengalami penurunan. Sedangkan pada laju alir 2 dan
3 (Q2 = 0.016781 L/s dan Q3 = 0.01896 L/s) grafik mengalami kenaikan sesuai teori. Pada grafik biru terjadi kesalahan
karena pada laju alir rendah cake yang terbentuk lambat yang menyebabkan slurry melewati filter sebelum cake terbentuk.

4.4 Pengaruh tekanan dan laju alir terhadap tahanan filter


Pada pengaruh tekanan dan laju alir terhadap tahanan filter terdapat grafik untuk masing-masing tekanan dan laju
alir.

A16/11
Gambar .15 Hubungan antara laju alir terhadap tahanan filter

Gambar .16 Hubungan antara laju alir terhadap tahanan filter

Grafik yang di hasilkan pada percobaan ini seharusnya naik, jika laju alirnya turun maka tahanan filternya akan
semakin bagus karena tidak akan cepat rusak. Pada gambar.15 sesuai dengan teori karena grafik biru P1 = 122583.1 N/m2,
tekanan rendah sehingga laju alir rendah yang menyebabkan tahanan filternya semakin bagus. Sedangkan pada grafik
orange dan abu – abu grafik mengalami kenaikan yang kemudian turun kembali dikarenakan saat tekanan tinggi laju alir
akan tinggi juga sehingga saat melewati filter akan mendorong cake yang sudah terbentuk sehingga caco3 kembali terbawa
ke filtrate.
Pada gambar.16 hasilnya cenderung sama dengan gambar.15 karena saat tekanan rendah maka laju alir rendah
maka hasil grafik pun akan cenderung sama hasilnya.

4.5 Pengaruh laju alir dan tekanan terhadap efisiensi H2O


Berikut ini adalah gambar grafik pengaruh laju alir dan tekanan terhadap efisiensi H2O yang akan dilihat sebagai
berikut ini.

A16/12
Gambar .17 Hubungan laju alir terhadap efisiensi H2O

Gambar .18 Hubungan tekanan terhadap efisiensi H2O


Secara teori saat laju alir tinggi maka efiiensi H 2O juga tinggi karena kontak slurry dengann filter akan cepat
sehingga H2O akan banyak yang menjadi filtra. Pada gambar.17 sesuai teori (grafik biru) karena laju alir rendah sehingga
efisiensi H2O juga rendah. Sedangkan pada grafik orange dan abu –abu terjadi kesalahan atau error. Karena ada H 2O yang
keluar dari plate and frame-nya. Karena tekanan tinggi maka H 2O terserap ke kain sehingga air keluar melalui kain (plate
and frame).
Hasilnya tidak berbeda jauh dengan gambar.18 karena ketika tekanan rendah maka laju alir rendah sehingga
efisiensi H2O nya juga rendah.

4.6 Pengaruh laju alir dan tekanan terhadap efisiensi CaCO₃


Pada pengaruh laju alir dan tekanan terhadap efisiensi CaCO₃ juga memiliki dua grafik untuk masing-masing laju
alir dan tekanan. Sebagai berikut ini adalah grafik tersebut.

A16/13
Gambar .19 Hubungan laju alir terhadap efisiensi CaCO₃

Gambar .20 Hubungan tekanan terhadap efisiensi CaCO₃

Secara teori saat laju alir rendah maka efisiensi CaCO3 rendah karena CaCO3 tersaring oleh media filter dengan
baik karena kontak yang cukup lama. Sedangkan saat laju alir tinggi maka efisiensi CaCO 3 nya tinggi pula. Namun, pada
grafik (gambar.19 dan 20) hanya grafik biru yang sesuai teori. Pada saat tekanan rendah P1 (P = 122583.1 N/m2) maka laju
alir akan rendah juga (Q= 0.014279 L/s) sehingga efisiensi CaCO 3 yang di dapatpun rendah. Sedangkan grafik orange dan
abu – abu mengalami kenaikan kembali di karenakan tekanan yang tidak di jaga menyebabkan laju alir yang tinggi menjadi
turun yang kemudian nanik lagi sehingga efisiensi CaCO3 tidak sesuai teori.

4.7 Perbandingan Massa CaCO3 dan H2O dengan laju alir atau tekanan konstan
Berikut ini adalah grafik yang didapatkan dari Perbandingan Massa CaCO 3 dan H2O dengan laju alir atau tekanan
konstan untuk masing-masing laju alir dan tekanan.

A16/14
Gambar .21 Hubungan antara Perbandingan Massa CaCO3 dan H2O dengan laju alir

Gambar .21 Hubungan antara Perbandingan Massa CaCO3 dan H2O dengan tekanan

Berdasarkan grafik perbandingan massa CaCO3 dengan massa H2O pada laju alir konstan atau pada tekanan
konstan. Kedua grafik tersebut memiliki hasil yang hampir mendekati sama atau bisa dibilang sama. Pada grafik tekanan
konstan (P tetap) maupun pada grafik laju alir konstan (tetap) memperoleh grafik yang mana semakin besar laju alir (Q)
maka semakin banyak massa CaCO3 yang diperoleh, sedangkan massa H2O yang di peroleh menurun atau semakin sedikit.
Hal ini juga berlaku pada grafik perbandingan massa CaCO 3 dengan H2O sangat berkesinambungan atau berikatan.
Berkesinambungan ini dibuktikan pada saat massa CaCO3 yang diperoleh sedikit maka massa H2O yang di peroleh atau
besar (lebih banyak dari massa CaCO3) ataupun sebaliknya.
Pada grafik perbandingan massa CaCO 3 dengan massa H2O akan dapat diperoleh titik dimana massa CaCO 3 dan
massa H2O akan saling bersinggungan. CaCO3 pada titik 6 gr sedangkan pada H 2O pada titik 15 gr dan pada laju alir (Q)
sebesar 0.01715 L/s. Pada tekanan tetap, sedangkan pada laju alir tetap (Q konstan) massa CaCO 3 pada titik 6 gr
sedangkan massa H2O pada titik 15 gr (sama seperti pada tekanan tetap) dan pada tekanan di peroleh pada titik 1682500
N/m2.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Pada percobaan fitrasi ini dapat disimpulkan bahwa tekanan dan laju alir akan mempengaruhi harga tahanan cake dan
harga tahanan filter serta persentase efisiensi H2O dan efesiensi CaCO3, dimana tekanan dan laju alir yang diberikan
semakin besar maka harga tahanan cake, harga tahanan filter, persentase efisiensi H2O dan efesiensi CaCO3 semakin besar.

A16/15
5.2. Saran
Saran untuk percobaan ini adalah :
- Alat percobaan harus dalam keaadan bagus, Khususnya pada tangka bertekanan dan plate and frame.
- Dalam membuat larutan suspense atau dalam pemasangan alat percobaan harus teliti dan cepat, agar menghindari
terjadinya kebocoran pada pemasangan tangka dan plate and frame.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kepada laboratorium operasi teknik kimia sebagai pihak penyedia alat, kepada asisten laboratorium
yang telah membimbing jalannya percobaan dan kepada dosen pembimbing yang telah mengarahkan jalannya percobaan.

LITERATUR
[1] Larian, M.G., Fundamental of Chemical Engireering Operation, Prentice HallInc., 1958, pp. 585
[2] Geankoplist, C.J, “Transport Processes and Separation Process Principles Fourth Edition”, Pearson Education, Inc, New
Jersey, 2003,
[3] Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering fiventh Edition, Mc Graw.Hill Book Co., Singapore, 1993. Pp
309-369.
[4] Brandy, James E. 1994. Kimia Universitas Asas dan Strukture. Bina. Jakarta.
[5] Tim Penyusun. 1989 . Petunjuk praktikum Proses dan Operasi Teknik 1. Depok
[6] Kozicki.w and C.Tiu. 1967 Can. J. Cherm. Eng
[7] Wranski.S., K. Ptasinski and J. Siwinski. 1973. Cherm, Tech

A16/16

Anda mungkin juga menyukai