Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kelompok

19 Maret 2013

LAPORAN TUTORIAL
MODUL 2
“KORBAN MASSAL”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

BLOK DASAR BIOETIK, HUMANIORA DAN HAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga

laporan hasil TUTORIAL modul 2 pada Skenario I dari kelompok 2 ini dapat terselesaikan

dengan baik. Dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada nabi junjungan kita

yakni Nabi Muhammad SAWyang telah membawa kita dari alam yang penuh kebodohan ke

alam yang penuh kepintaran.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah membantu

dalam pembuatan laporan ini dan yang telah membantu selama masa TUTORIAL dan kami

juga mengucapkan permohonan maaf kepada setiap pihak jika telah berbuat salah baik

disengaja maupun tidak disengaja.

Semoga Laporan hasil TUTORIAL ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak yang telah

membaca laporan ini dan khusunya bagi tim penyusun sendiri. Diharapkan setelah membaca

laporan ini dapat memperluas pengetahuan pembaca mengenai Humaniora, Etika, dan

Profesionalisme Kedokteran.

Makassar, 11April 2013

Kelompok
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGENALAN SKENARIO

B. KLARIFIKASI KATA SULIT DAN KATA KUNCI

C. IDENTIFIKASI MASALAH

D. ANALISA MASALAH

E. ANALISA MASALAH DARI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM


BAB I

PENDAHULUAN

A. PETUNJUKTEKNISTUTORIAL

PadamodulDilemaEtik,terdapat2skenarioyangakandibahasolehparamahasiswa

dalam waktu 1 minggu. Setiap wacana akan diselesaikan dalam 2 kali pertemuan

setiap minggunya.

Mahasiswadibagidalamkelompok-

kelompokkecildansetiapkelompokterdiridari10-15

siswayangdipanduolehseorangtutorsebagaifasilitator.Padadiskusitutorialdipilihseoran

g ketuadan sekretaris secara bergantianuntuk memberikankesempatan kepada setiap

siswa untukmemimpindiskusi.OlehKarenaitu,semuaaturandan

tugasharusdilaksanakandengan baik untuk mencapai tujan pembelajaran. Sebelum

diskusi dimulai, seorang tutor akan membuka diskusi dengan memperkenalkan

dirinya kepada para anggota kelompok dan

perkenalanantarasatumahasiswadenganmahasiswalainnya,dilanjutkandenganmemim

pin doa bersama sebelum diskusi dimulai. Setelah itu tutor menjelaskan aturan dan

tujuan pembelajaran. Ketua dengan dibantu sekertaris akan memulai diskusi

menggunakan tujuh lompatan untukmembahasmasalahyang

adadalamskenario.Ketujuhlompatanitu adalah:

1. Klarifikasi istilah dankonsepyang tidakjelas

2. Menentukan permasalahan

3. Analisa masalah

4. Kesimpulandarilompatanketiga
5. Menentukan tujuan pembelajaran

6. Mengumpulkaninformasiyangmendukung(belajar mandiri)

7. Sintesis/evaluasiinformasiyang baru.

Penjelasan tentangketujuhlompatan tersebutadalah sebagaiberikut:

Klarifikasiistilahdankonsepyangtidak jelas

Istilahataukonsepyangtidakjelasatauyangdapatmenyebabkanberbagaiinterpretasiperlu

untuk ditulis dan diklarifikasi pertama-tama dengan menggunakan kamus umum, kamus

kedokteran dan menanyakanke tutor.

Menentukanmasalah

Masalah dalamwacanadiidentifikasidan diformulasikandenganjelas.

Menganalisamasalah

Memecahkan masalahmelaluianalisadengancarabrainstorming.Padalompataninisetiap

anggota dapat memberikan penjelasan secara tentatif, mekanismenya, penyebab

yang berhubungan dankasuslainnya.

Menyimpulkanlompatanketiga

Analisa masalahpadalompatanketiga dirangkumkan

Menentukantujuan pembelajaran

Pengetahuan dan informasi lain yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah ini

diformulasikan dan dibuat secara sistematis sebagai tujuan pembelajaran atau

tujuan instruksionalkhusus.

Mengumpulkaninformasiyangmendukung (belajarmandiri)

Pengetahuan yang dibutuhkan sebagai tujuan pembelajaran untuk pemecahan masalah

didapatkanlewatbelajarmandirimenggunakaninformasiyangdiperolehdariinternet,jurnal,

perpustakaan,kuliah,dankonsultasidengan dokterahli.

Sintesis/evaluasi informasiyangbaru
Sintesis dan eveluasi informasi yang terbaru adalah hasil yang diperoleh setelah siswa

melakukan belajarmandiri.

Setiapskenariodibicarakansetiapminggudalamduakalipertemuan.Lompatansatu

sampailimadibahaspadapertemuanpertama,lompatanenamdibahasdiantarapertemuan

pertama dan kedua. Lompatan tujuh dibahas pada pertemuan kedua. Dua orang tutor

bertanggung jawab sebagai fasilitator diskusi dan membantu siswa memecahkan masalah

tanpa memberikanpenjelasan ataupunkuliahsingkat.

Pimpinan diskusi, memimpin diskusi dengan memberi kesempatan pada

setiap

anggotauntukmengutarakanide,pertanyaan,mengingatkanbilaadaseoranganggotayang

mendominasidiskusidanmemperingatkananggotayangpasifselama diskusi.Pimpinandapat

mengakhiribrainstormingapabiladirasatelahcukupdanmemastikanbahwasekertaristelah

menulispokok-pokokbahasanyangpentingdarihasildiskusi.Pimpinandiskusiakandibantu

olehsekertarisuntukmenuliskan hasildiskusipadapapantulisatauflipchart.

Selama berlangsungnya diskusi tutorial, keterbukaan dan kebersamaan harus

dimunculkansiswabebas untuk mengemukakanidetanpamerasakhawatir bahwaideyang

akandisampaikannyaitusalahataudianggaptidakpentingolehsiswayanglain.Karenayang

terpenting dalam diskusi tutorial adalah proses dimana siswa belajar untuk memecahkan

masalah dantidakterfokuspadaketepatanpemecahanmasalah. Proses tutorial

membutuhkan keaktifan siswa dalam mencari informasi atau belajar mandiri

untukmemecahkanmasalah.Belajarmandiridapatdidapatanlewatinformasiyangdiperoleh

dariinternet(jurnal-jurnalterbaru),perpustakaan(textbookdanlaporanpenelitian),kuliahdan

konsultasidengan dokter ahli.

Setiapakhirkegiatanketuakelompokmenyimpulkanhasildiskusidanmemimpindoasebagai

penutupkegiatan tutorial.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGENALAN SKENARIO

Korban Massal

Pada saat jaga UGD sebuah RS swasta (RSS) dr A harus melakukan fungsi triase

secara cepat karena di kota tersebut terjadi bencana alam gempa bumi yang

menimbulkan banyak korban. Tidak sampai hitungan menit, ruangan UGD bahkan

seluruh halaman parkir RSS sudah penuh antrian pasien dengan berbagai kondisi yang

sangat bervariasi. Hal serupa dialami seluruh rumah sakit di propinsi tersebut. Sesuai

dengan SOP penanganan bencana massal, tugas pertama dr A sebagai dokter triase

adalah mengklasifikasikan korban dan memberi label merah, kuning, hijau, atau hitam

pada pasien berdasarkan tingkat kegawatannya.

Saat melakukan tugas triase tersebut, pada awalnya dr. A bersama timnya dapat

menjalankannya dengan lancar dan berhasil mengklasifikasikan banyak pasien

berdasarkan indikasi medis sesuai SOP yang ada. Tetapi makin lama, jumlah pasien yang

datang makin banyak dan banyak diantara mereka makin tidak sabar karena merasa tidak

segera mendapat pelayanan yang memadai. Bahkan ada beberapa diantara pasien atau

keluarga pasien yang secara sengaja mengganti warna label triase karena setahu mereka

apabila pasien diberi label warna kuning atau bahkan warna hijau maka perawatan atau

pelayanannya akan diakhirkan. Kondisi ini membuat suasana menjadi kacau sehingga

memperlambat kerja dr A dan timnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut dr. A menyampaikan pengumuman melalui

pengeras suara yang tersedia kepada seluruh pasien dan keluarganya bahwa pemberian
label tersebut ditujukan untuk menggolongkan pasien berdasarkan kegawatannya,

sehingga pasien yang gawat dan terancam jiwanya akan diutamakan pertolongannya

terlebih dahulu, tanpa maksud mengesampingkan kondisi pasien yang lain dan

disampaikan bahwa semua pasien akan diberi perwatan sesuai keadaan medis mereka

serta menyesuaikan fasilitas yang ada saat itu. Selain menyampaikan pengumuman

tersebut, dr A. Beserta timnya pada saat memberi label juga memberi penjelasan kepada

setiap pasien yang bertanya mengenai kapan dan bagaimana mereka mendapat perawatan

atau pengobatan. Pada prinsipnya semua akan mendapatkan perawatan namun yang

gawat akan didahulukan.

B. KLARIFIKASI KATA SULIT DAN KATA KUNCI

1. Triase/Triage

Pengurutan pasien yang terkena musibah/bencana dengan memprioritaskan mereka

yang paling didahulukan. (kamus Dorland )

2. SOP

Standar Operasional Profesional

3. Indikasi Medis

Perlakuan yang harus dilakukan dokter kepada pasien dengan tujuan untuk mengurangi

penderitaan pasien.

4. Warna label

Merah (berat), kuning (sedang), hijau (ringan), hitam (meninggal)

C. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Dari kasus diatas, cobalah anda analisis berdasarkan ranah :

a. Aspek Humaniora kedokteran


b. Aspek Etika Kedokteran

c. Aspek Profesionalisme Kedokteran

2. Bagaimana jika kasus tersebut diatas, kita melihatnya dalam perspektif agama

D. ANALISA MASALAH

1. Aspek Humaniora Kedokteran

Dalam kasus tersebut, kami melihat adanya aspek humaniora kedokteran berupa

komunikasi yang dilakukan oleh dokter beserta tim medis dengan memberi

penjelasan melalui pengeras suara mengenai tujuan pemberian label berwarna pada

pasien yang berdasar pada klasifikasi warna kegawatdaruratan (fungsi triase) sesuai

dengan standar SOP. Selain itu, meskipun telah mengklasifikasikan pasien, dokter

tetap tidak mengesampingkan kondisi pasien yang lain.

2. Aspek Etika Kedokteran

 Aspek Beneficence

Beneficence adalah prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang

ditujukan kebaikan pasien atau penyediaan keuntungan dan menyeimbangkan

keuntungan tersebut dengan resiko dan biaya.

Dalam kasus di atas, kami melihat adanya aspek beneficence berupa dokter

melakukan fungsi triase secara cepat dalam menangani pasien dengan jumlah

yang banyak.

 Aspek Non-maleficence
Non-maleficence adalah prinsip menghindari terjadinya kerusakan atau

prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien.

Dalam kasus diatas, kami melihat adanya aspek non-maleficence berupa

sikap dokter yang melayani pasien dengan mengutamakan pasien yang lebih

gawat.

 Aspek Autonomy

Autonomy adalah prinsip yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak

autonomy pasien ( the right to self determination ) dan merupakan kekuatan

yang dimiliki pasien untuk memutuskan suatu prosedur medis.

Dalam kasus diatas, kami melihat aspek autonomy berupa sikap dokter yang

menginformasikan kepada keluarga pasien tentang tujuan dari pemberian

label ( fungsi Triase ) dan memberi penjelasan kepada setiap pasien dan

bertanya mengenai kapan dan dimana mereka mendapat perawatan atau

pengobatan.

 Aspek Justice

Justice adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam

bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya ( distribute justice )

atau pendistribusian dari keuntungan biaya dan resiko secara adil.

Dalam kasus di atas, kami melihat aspek Justice berupa tidak membeda-

bedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, Status Sosial, dll melainkan

melalui klasifikasi kegawatdaruratan kondisi pasien dan tidak membedakan

cara pelayanan yang dilakukan terhadap kelompok pasien yang sama-sama

rentan atau gawat darurat.

3. Aspek Profesionalisme Kedokteran


E. ANALISA MASALAH DARI ASPEK AGAMA

 Perspektif Islam (etika islam)

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah

kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah

(5): 2)

َ‫صلَّىاللهعليهوسلَّ َمقَا َل‬ ُ ‫ضيَالل ُه َع ْن ُهأَنَّ َر‬


َ ‫س ْو ََللل ِه‬ َ ‫س ِع ْيدٍس ْع ُد ْبنِ ِسنَانِ ْال ُخد ِْر‬
ِ ‫ير‬ َ ‫ع ْنأ َ ِبي‬
َ : ‫ار‬ ِ َ‫ض َر َر َوَل‬
ََ ‫ض َر‬ َ َ‫َل‬

Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tidak boleh melakukan

perbuatan (mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain“

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). Itulah fithrah

Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. ( Ar-Rum (30): 30)

Anda mungkin juga menyukai