Anda di halaman 1dari 10

Pencemaran Air Akibat Limbah Rumah Tangga

Eko Prasetiyo
511415045
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak - Dampak dari pembuangan limbah padat organik yang berasal dari
kegiatan rumah tangga yang didegradasi oleh mikroorganisme akan menimbulkan
bau tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah yang di sertai dengan pelepasan
gas. Air yang sudah tercemar tidak dapat di gunakan lagi untuk keperluan rumah
tangga dan juga tidak dapat di gunakan sebagai penunjang kehidupan manusia.
Akibatnya akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan
waktu lama untuk memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk keperluan
rumah tangga sangat banyak. Air tidak dapat di gunakan untuk keperluan
pertanian, karna airnya sudah tercemar maka tidak bisa digunakan lagi sebagai
irigasi, untuk pengairan di persawahan dan kolam perikanan, karena adanya
senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan drastis pada pH air.

I. PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk merupakan suatu hal yang pasti terjadi dan tidak
dapat dihindarkan, pada saat ini pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin
pesat. Pertumbuhan penduduk ini dominan disebabkan oleh kelahiran dan migrasi
dari para penduduk, baik dari desa ke kota ataupun sebaliknya. Pertumbuhan
penduduk yang pesat ini tentunya dapat memberikan dampak negatif bagi
lingkungan. Salah satu dampak negatif yang dapat dilihat dengan jelas adalah
pencemaran air. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seperti
mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap sepele namun
menghasilkan sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi manusia dan
lingkungan khususnya lingkungan laut. Dari sekian banyak aktivitas manusia
ternyata yang paling berbahaya adalah limbah rumah tangga. Walaupun kita tidak
hidup di wilayah pesisir dan banyak limbah industri yang tidak diolah juga dapat
membahayakan perairan laut tapi melihat banyaknya penduduk Indonesia dengan
limbah rumah tangga yang tidak diolah serta di hasilkan setiap hari. Dapat
dikatakan kerusakan karena limbah rumah tangga lebih besar dari pada limbah
industri.

Karena banyaknya bahaya yang di timbulkan oleh limbah rumah tangga


dan begitu pentingnya kesadaran akan bahaya limbah rumah tangga yang akan
menyebabkan pencemaran lingkungan yang mengancam kehidupan manusia.
Buangan limbah cair yang bersumber dari rumah tangga jika tidak dikelola
dengan baik dapat memberikan dampak negative pada lingkungan. Untuk
mengurangi dampak negative tersebut maka perlu suatu upaya pengelolaan limbah
cair sebelum dibuang ke lingkungan. Pertumbuhan jumlah penduduk yang
semakin pesat dan diiringi dengan semakin merebaknya permukiman akan
berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah cair yang ditimbulkan oleh aktifitas
dalam rumah tangga.

Pencemaran air akibat limbah rumah tangga ini merupakan suatu


permasalahan yang sudah lama terjadi dan sampai kini masih belum ditemukan
solusi yang tepat untuk menuntaskannya, pada saat ini permasalahan mengenai
pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga masih dianggap suatu
hal yang biasa saja, padahal air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup
dan merupakan sumber daya yang harus dijaga dan dilestarikan.

Komponen pencemaran air akan menentukan terjadinya indikator


pencemaran air. Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga dan kegiatan
masyarakat lainnya yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan daya
dukung lingkungan nantinya berpotensi terhadap terjadinya pencemaran
lingkungan air. Pencemaran air ini dapat memberikan dampak negatif, seperti
yang sudah terjadi saat ini yaitu kurangnya air bersih, makhluk hidup yang
habitatnya di air atau laut banyak yang mati karena habitatnya rusak oleh limbah
rumah tangga tersebut, dan masih banyak lagi.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan


Hidup No. 02/MENKLH/1988, yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam
air atau udara, dan /atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan
manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara/air menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Macam-macam Pencemaran

a) Pencemaran Air
Di indonesia, peruntukan badan air atau air sungai menurut kegunaannya
ditetapkan oleh Gubernur. Peraturan Pemerintah R.I. No.20 tahun 1990
mengelompokan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya.
Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:
1. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C: Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
diperkotaan, industri dan pembangkit tenaga air.
Menurut definisi diatas, bila suatu sumber air yang termasuk dalam
golongan B (Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami
pencemaran yang berasal dari air limbah suatu industri sehingga tidak dapat lagi
dimanfaatkan untuk air baku air minum, maka dikatakan sumber air tersebut telah
tercemar. Aspek kimia-fisika pencemaran air.

b) Pencemaran Udara
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan hidup R.I,
No.KEP-03/MENKLH/II/1991 menyebutkan:
“Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke udara oloh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”.
c) Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah disebabkan karna
pupuk berlebihan, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-
permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, deterjen, pastisida, dan
limbah yang tidak dapat dicerna. Pencemaran dapat juga melalui air. Air yang
mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimiam tanah
sehingga mengganggu jasad yang hidup didalam metode permukaan tanah. Ketika
suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia akan
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
B. Sumber Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan oleh satu rumah
atau beberapa rumah. Sumber limbah rumah tangga adalah sebagai berikut:
a) Limbah Organik
Limbah Organik, berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik
merupakan segala limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi
limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja
(feaces) bepungsi mengandung mikroba potogen, air seni (urine) umumnya
mengandung Nitrogen dan Posfor) sisa makanan (sisa-sisa sayuran, wortel, kol,
bayam, salada dan lain-lain) kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng
bekas dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi,
misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3)
yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar
mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti
bakteri, jamur, virus, dan sebagainya. Namun secara teknis sebagian orang
mendefinisakan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk
hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan organik alami
namun sulit membusuk/atau terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik
(buatan) yang sulit membusuk atau terurai.
b) Limbah Anorganik
Limbah Anorganik, berdasarkan pengertian secara kimawi, limbah yang tidak
mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau
perkakas dan almunium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan
pupuk anorganik (misalnya yang mengandung unsure nitrogen dan fospor).
Limbah-limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tiak dapat di urai oleh
mikro organism. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang
sering diterapkan dilapangan umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat
(sampah) agak sedikit berbeda dengan pengertian diatas secara teknis limbah
anorganik di definisikan sebagai limbah yang tidak dapat atau sulit terurai atau
busuk secara alami oleh miro organism pengurai. Dalam hal ini bahan organic
seperti plastic, karet, kertas, juga dikelompokan sebagai limbah anorganik. Bahan-
bahan tersebut sulit terurai oleh mikroorganisme sebab unsur karbonnya
memebentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang.
C. Dampak Limbah Rumah Tangga
Air tidak dapat di gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air yang
sudah tercemar dan ke mudian tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang
kehidupan manusia, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan
memakan waktu lama untuk memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk
keperluan rumah tangga sangat banyak. Air tidak dapat digunakan untuk
keperluan industri, kalau air sudah tercemari air tersebut tidak bisa di gunakan
untuk keperluan industri usaha untuk meningkatkan kehidupan manusia tidak
akan tercapai. Air tidak dapat di gunakan untuk keperluan pertanian, karna airnya
sudah tercemar maka tidak bisa digunakan lagi sebagai irigasi, untuk pengairan di
persawahan dan kolam perikanan, karena adanya senyawa anorganik yang
mengakibatkan perubahan drastis pada pH air.
Dampak dari pembungan limbah padat organik yang berasal dari kegiatan
rumah tangga, limbah padat organik yang didegradasi oleh mikroorganisme akan
menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut
menjadi yang lebih kecil yang di sertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak
sedap. Limbah organic yang menghasilkan yang mengandung protein akan
menghasilkan bau yang tidak sedap lagi (lebih busuk) karena protein yang yang
mengandung gugus amin itu akan terurai menjadi gas ammonia.
Dampak dalam kesehatan yaitu dapat menyebabkan dan menimbulkan
penyakit, potensi bahaya kesehatan yang dapat di timbulkan adalah: penyakit
diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan yang tidak tepat. Penyakit kulit seperti kudis dan kurap.
Berikut ini dampak negative dari limbah rumah tangga yang masuk ke
dalam lingkungan laut:
a. Eutrofikasi, penyebab terbesar adalah sungai yang bermuara di laut, limbah
yang terbawa salah satu adalah bahan kimia yang di gunakan sebagai pupuk
alam pertanian maupun limbah dari perternakan dan manusia, salahsatu yang
paling sering di temukan adalah detergen. Eutropikasi adalah perairan
menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan junlah alga dan fitoplankton
yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu
banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan mengalami
kematian secara massal, serta terjadi kompetensi dalam mengkonsumsi O2
karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi
menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan
menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.
b. Peningkatan emisi CO2 akibat dari banyaknya kendaraan, penggunaan listrik
berlebihan serta buangan industri akan memberikan efek peningkatan kadar
keasaman laut. Peningkatan CO2 tentu akan berakibat buruk bagi manusia
terkait dengan kesehatan pernapasan, Salah satu fungsi laut adalah sebagai
penyerap dan penetral CO2 terbesar di bumi. Saat CO2 di atmosfer
meningkat maka laut juga akan menyerap lebih banyak CO2 yang
mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman laut. Hal ini mempengaruhi
kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk
cangkang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka hewan-hewan
tersebut akan punah dalam jangka waktu yang dekat.
c. Plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak hewan
yang hidup pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena kesalahan, Karena
tidak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi
hewan laut. Plastik tidak dapat di cerna dan akan terusberada pada organ
pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat saluran pencernaan dan
menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Plastik terakumulasi
karena tidak mudah terurai, plastik akan photodegrade (terurai oleh cahaya
matahari) pada paparan sinar matahari, tetepi hanya dapat terjadi dalam
kondisi kering. Sedangkan dalam air plastik hanya akan terpecah menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil, namun tetap tetep polimer, bahkan
sampai ke Pe tingkat molekuler. Ketika pertikel-pertikel plastik mengambang
hingga seukuran zooplankton dan di konsumsi oleh hewan lain yang lebih
besar, dengan cara inilah plastik kedalam rantai makanan. Banyak dari
potongan plastik ini berakhir di perut burung-burung laut dan hewan laut lain
termasuk penyu. Bahan beracun yang digunakan dalam pembuatan bahan
plastik dapat terurai dan masuk ke lingkungan ketika terkena air. Racun ini
bersifat hidrofobik (berkaitan dengan air) dan menyebar di permukaan laut.
Dengan demikian plastik jauh lebih mematikan di laut dari pada di darat.
Kontaminan hidrifobik juga dapat terakumulasi pada jarak lemak, sehingga
racun pelasti diketahui mengganggu system endokrin ketika di konsumsi,
serta dapat menekan system kekebalan tubuh atau menurun tingkat
reproduksi.
D. Cara Penanggulangan Pencemaran Limbah Rumah Tangga
Cara penanggulangan pencemaran limbah rumah tangga yang efektif, yakni :
1. Dengan cara di daur ulang. Di jual ke pasar loak atau tukang rongsokan
yang bisa lewat di depan rumah-rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah
atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang
yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga di jual kepada
tetangga kita yang menjadi tukang loak atau pemulung. Barang-barang
yang dapat di jual antara lain kertas-kertas bekas, Koran bekas, majalah
bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang using.
2. Dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk
di lakukan karena tidak membutuhkan usaha yang keras. Cara ini bisa di
lakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-
kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu di nyalakan apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah: mudah dan tidak membutuhkan
usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil, dapat di
gunakan sebagai sumber energy baik untuk pembangkit uap air panas,
listrik dan pencairan logam.
3. Dengan cara pengomposan. Merupakan proses biokimia, yaitu zat organik
dalam limbah di pecah, menghasilkan humas yang bermanfaat untuk
memperbaiki strutur tanah.
4. Pemisahan. Yaitu dengan cara pengambilan bahan tertentu kemudian
diperoses lagi sehingga mempunyai nilai ekonomis.
5. Dengan cara pembusukan. Limbah tersebut untuk mendapatkan kompos,
pada proses ini, aka nada energi organik yang terbuang dalam bentuk
panas dan gas polusi yang terjadi mencakup udara, tanah, dan air yang
terjadi dari proses pembusuksn bahan organik, karena aktivitas dari
mikroorganisme potogen yang berbahaya bagi hewan dan manusia.
Pencemaran secara kimia terjadi karena pelapisan ion negatif dari
pembusukan yang membuat gas-gasdan senyawa beracun.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi pada dasarnya pencemaran air dapat bersumber dari limbah, terutama
dari limbah rumah tangga yang dirasa sangat berbahaya bagi lingkungan.
Cara mencegah atau mengatasi pencamaran air akibat limbah rumah tangga
bisa seperti mengurangi produk atau bahan-bahan rumah tangga yang dapat
menimbulkan pencemaran, tidak membuang limbah rumah tangga langsung
kesungai seperti limbah cucian, mendaur ulang barang-barang bekas seperti
kertas, dan koran bekas.
B. Saran
Bagi pembaca untuk lebih memperhatikan makanan atau minuman yang
dikonsumsinya. Mengurangi kebiasaan membuang limbah rumah tangga
keperairan, serta bisa memberi pencegahan pencemaran dengan cara
menanamkan perilaku disiplin, mendaur ulang barang-barang bekas seperti
kertas bekas, koran bekas. Bagi limbah organik bisa dimanfaatkan menjadi
pupuk kompos untuk keperluan tanaman, serta jangan membuang limbah
rumah tangga seperti limbah cucian kesungai agar tidak mencemari air.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, R. (2016). Analisis Dampak Limbah/Sampah Rumah Tangga Terhadap

Pencemaran Lingkungan Hidup. Jurnal Ilmiah “Advokasi” , 42-47.

Kristanto, Philip. (2002). Ekologi Industri. Jogjakarta: Andi.

Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Sastrawijaya, A.T (2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
PP R.I. No.20 tahun 1990 , Tentang Kualitas Air

PP No. 18/1999 Jo. PP 85/1999, Tentang Definisi Limbah.

Anda mungkin juga menyukai