BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sumber energi alternatif yang besar peluangnya untuk
dikembangkan pemanfaatannya di Indonesia ialah energi biomassa, karena
keberadaanya melimpah. Indonesia merupakan negara agraris, memiliki potensi
biomassa yang sangat berlimpah yang dapat dijadikan bahan bakar baru baik dari
limbah pertanian dan pekebunan. Ketersediaan biomassa akan terus meningkat
jumlahnya seiring dengan program pemerintah dalam peningkatan produksi bahan
pangan dan pakan. Sebagai sumber energi, biomassa memiliki beberapa
keunggulan terutama dari sifat terbarukan. Selain itu dari segi lingkungan
penggunaan biomassa sebagai sumber energi memiliki dua pengaruh positif yaitu
bersifat mendaur ulang CO2 sehingga emisi CO2 ke atmosfer secara netto berjumlah
nol, dan sebagai sarana pemanfaatan limbah. Proses konversi biomassa menjadi
energi dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu pirolisis, gasifikasi dan
pembakaran. Gasifikasi sebagai salah satu proses termal konversi biomassa menadi
energy menawarkan efesiensi tinggi di banding proses pembakaran, sedangkan
pirolisis dan likuifaksi saat ini masih dalam proses pengembangan
lanjut(Bridgwater,2002). Gasifikasi biomassa merupakan suatu proses dekomposisi
termal dari bahanbahan organik melalui pemberian sejumlah panas dengan suplai
oksigen terbatas untuk menghasilkan sintesis gas yang terdiri dari CO, H2, CH4
sebagai produk utama dan sejumlah kecil arang karbon dan abu.
Kompor gasifikasi adalah teknologi pemanfaatan biomassa. Kompor gasifikasi
mengkonversi biomassa menjadi gas mudah bakar CO, H2 dan CH4 yang
selanjutnya menghasilkan nyala api. Pengoperasian kompor gasifikasi
membutuhkan pasokan udara dari lingkungan yang digunakan untuk gasifikasi dan
pembakaran gas menjadi nyala api. Kebutuhan udara untuk proses gasifikasi
disebut dengan udara primer. Proses gasifikasi terjadi dengan pasokan oksigen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahan bakar mengalami proses pirolisa dan gasifikasi menghasilkan campuran uap
dan gas yang mudah terbakar. Sebenarnya pada pembakaran bahan bakar padat,
yang terbakar adalah campuran gas dan uap tersebut bukannya bahan bakar yang
masih berbentuk padat, itulah sebabnya jika diperhatikan maka terjadinya nyala api
pada pembakaran bahan bakar padat tidak langsung menempel pada bahan bakar
tersebut melainkan timbul pada jarak tertentu dari bahan bakar.
berbagai macam senyawa organik yang disebut dengan nama umum tar. Gas hasil
proses gasifikasi biomas dinamakan producer gas atau gas biomas untuk
membedakan dengan istilah biogas, yaitu gas hasil fermentasi anaerob (anaerobic
digestion) biomas. Sedang alat atau ruang yang digunakan untuk menggasifikasi
biomas dinamakan gasifier atau gas producer atau reaktor gasifikasi atau generator
gas.
Secara umum reaksi yang terjadi pada gasifikasi adalah:
2.2.1 Tahap Proses Pengeringan
Pada tahap ini biomassa dikeringkan, hal ini bertujuan agar kandungan air
yang ada didalam biomassa dapat teruapkan ke udara.
2.2.2 Tahap Proses Pirolisa
Biomassa yang sudah kering diubah menjadi produk-produk, hidrokarbon
ringan, arang, tar, air, CO2, CO, CH4.
Tahap reduksi merupakan tahap yang sangat penting karena pada tahap ini
dihasilkan gas bakar H2, CO, CH4. Reaksi pada tahap ini sebagai berikut:
C + CO2 2CO ΔH = +41,2 kcal/g-mol (2.5)
C + H2O CO + H2 ΔH = +31,4 kcal/g-mol (2.6)
CO + H2O CO2+ H2 ΔH = -9, 8 kcal/g-mol (2.7)
C + 2H2 CH4 ΔH = -17,9 kcal/g-mol (2.8)
Reaksi (2.5) dan (2.6) merupakan reaksi utama dalam proses gasifikasi
biomassa, oleh karena itu diharapkan suhu yang tinggi sebelum proses
reduksi ini berlangsung agar didapatkan hasil yang optimal.
Up-draft Down-draft
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Bahan
Limbah batubara
Belt Conveyor
Air ( pompa sumber air)
Tailing batubara
Udara
Pemanasan/pembakaran
Gasifikasi
Injeksi Steam
Analisis Gas