Lewat Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015, sekolah kini diwajibkan menggalakkan
budaya literasi. Literasi merupakan kemampuan di dalam membaca dan menulis. Pun demikian, pengertian literasi masih bisa kita kembangkan lebih jauh lagi, karena literasi yang hanya terdiri dari baca, tulis dan hitung sekarang tidak cukup, tetapi juga harus mencakup baca tulis seperti yang telah disebutkan sebelumnya, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi informasi dan komunikasi serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Masalah literasi ini nampaknya masih menjadi masalah umum yang benar-benar harus dicari jalan keluarnya, karena sebagaimana menurut UNESCO, sekarang ini paling tidak ada sekitar 750 juta orang dewasa dan 264 juta anak yang putus sekolah yang kemampuan literasi dasarnya masih minim. Jika kita melihat kembali pada data statistik yang berasal dari UNESCO, kita akan tahu bahwa Indonesia menempati peringkat 60 dari total 61 negara. Artinya adalah tingkat literasi Indonesia rendah. Data ini jelas menunjukkan bahwa minat baca Indonesia sangatlah rendah, bahkan sangat jauh tertinggal dari Singapura serta Malaysia. Tampaknya Indonesia juga tidak bisa dibandingkan dengan masyarakat Amerika atau Eropa yang anak-anaknya dalam waktu satu tahun saja sudah membaca sekitar 25 – 27 buku. Adapula negara Jepang yang minat bacanya bahkan mencapai angka 15 – 18 persen buku per tahunnya, yang sangat berbanding terbalik dengan Indonesia yang jumlahnya hanya sekitar 0,01 persen per tahunnya. Oleh karena itu tidak heran bila kemudian pemerintah menggiatkan gerakan literasi sekolah yang lebih diarahkan pada anak usia sekolah. Pemerintah memang sengaja mengadakan gerakan ini dengan harapan bisa menumbuhkan minat baca siswa sekalipun pada kenyataannya di beberapa daerah tertentu terutama yang terpencil sangat susah untuk membeli buku. Oleh karena itu, SMK Singa Geweh Sangatta juga akan mengadakan kegiatan Literasi rutin yang meskipun tidak mampu mendekati sempurna seperti instruksi Permendikbud Nomr 23 Tahun 2015, SMK Singa Geweh yakin mampu mengubah minat baca tulis siswa-siswi SMK Singa Geweh. Dan karena keterbatasan buku serta ruang baca maka hanya akan dibuat jadwal kunjungan Literasi di Perpustakaan. Berikut jadwal yang akan diterapkan untuk Program Literasi di SMK Singa Geweh : Senin : Kelas XA Selasa : Kelas XB Rabu : Kelas XIA Kamis : Kelas XIB Jum’at : Kelas XIIA Sabtu : Kelas XIIB Dan setiap kunjugan tersebut, siswa-siswi akan didampingi oleh Wali Kelas masing-masing. Diharapkan dapat menumbuhkan minat baca siswa-siwi dan kemudian dari setiap buku yang dibaca, siswa-siswi akan membuat sinopsis singkat untuk mengembangkan kemampuan menulisnya. Kemudian selain jadwal kunjungan perpustakaan, tiap kelas wajib mengisi Mading (Majalah Dinding) dengan kreativitasnya dan jadwal akan dibuat selama 1 tahun. Siswa-siswi bebas menuangkan ide berupa tulisan maupun gambar. Selama tidak ada kalimat pem-bullyan ataupun yang berkenaan dengan SARA.