Anda di halaman 1dari 14

Learning Theory

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak
terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan
pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif
membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang
bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar
dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.

Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam
dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam Grendel. Sedangkan Hamzah menyatakan bahwa
teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan
prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan
dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori
adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori belajar adalah
suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara
guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar
kelas.

B. Teori-Teori Klasik

1. Behavioristik

Teori Behavioristik merupakan teori dengan pandangan tetang belajar adalah perubahan dalam
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain belajar
adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Para ahli yang banyak berkarya dalam
aliran ini adalah Thorndike, Watson, Hull, Edwin Guthrie dan Skinner. Teori belajar Skinner akan
dijelaskan pada bagian yang khusus yaitu teori belajar proses.

a. Thorndike

Menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulu dan respon. Menurut
Thorndike perubahan tingkah laku bisa berwujud sesuatu yang dapat diamati atau yang tidak dapat
diamat

1
b. Watson

Menurut Watson belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon . Stimulus dan
respon tersebut berbentuk tingkah laku yang bisa diamati. dengan kata lain Watson mengabaikan
berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor
yang tidak perlu diketahui karena faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses
belajar telah terjadi atau belum.

2. Pengkondisian klasik

Teori-teori klasik dipelapori oleh seorang ahli sosiologi Rusia bernama Ivan Pavlo pada awal
tahun 1900 an. Untuk menghasilkan teori ini Ivan Pavlov melakukan suatu eksperimen secara
sistimatis dan saintifik, dengan tujuan mengkaji bagaimana pembelajaran berlaku pada suatu
organisme.

Pavlov melakukan suatu eksperimen terhadap anjing. Dia meletakkan secara rutin bubur daging di
depan mulut anjing . Anjing mengeluarkan air liur . air liur yang dikeluarkan oleh anjing merupakan
suatu stimulus yang diasosiasikan dengan makanan. Pavlov juga menggunakan lonceng sebelum
makanan diberikan.

Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Pavlov diperoleh kesimpulan berkenan dengan beberapa
cara perubahan tingkah laku yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu :

a. Generalization (generalisasi)

Generalization adalah pengaruh dari stimulus yang baru untuk menghasilkan respon yang
sama. Misalnya murid dimarahi karena ujian biologinya buruk. Saat murid untuk ujian kimia dia juga
akan menjadi gugup karena kedua pelajaran tersebut saling berkaitan. Jadi murid
menggeneralisasikan satu ujian mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.

b. Discrimination (diskriminasi)

Descrimination dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme merespon stimulus


tertentu tetapi tidak merespon stimulus lainnya. Dalam kasus murid yang mengikuti ujian di kelas,
dia begitu gugup saat menempuh ujian pelajaran bahasa Indonesia atau sejarah karena kedua mata
pelajaran tersebut jauh berbeda dengan mata pelajaran kimia dan biologi

c. Extinction (pelenyapan)

Suatu stimulus yang dikondisikan tidak diikuti dengan stimulus tidak dikondisikan, lama
kelamaan organisme tidak akan merespon. Ini berarti bahwa respon secara bertahap terhapus.
Murid yang gugup mengikuti ujian akan mulai menempuh tes dengan lebih baik,dan kecemasannya
mereda.

Teori pengembangan klasik ini sangat membantu untuk mamahami beberapa aspek pembelajaran
dengan lebih baik dan juga membantu memahami kecemasan dan ketakutan pada murid dalam
proses belajar dan pembelajaran .

2
3. Gestalt

Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian
komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan.

menguraikan beberapa Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku.
Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.

b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait


akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan
suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan
pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif
pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis
dengan proses kehidupannya.

c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan
hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan
yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas
pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

C. Teori – Teori Belajar Proses

1. Teori Skinner

Teori Skinner disebut juga dengan teori pengkondisian operan. Pelopor teori ini adalah B.F.
Skinner. Inti dari teori ini adalah dimana konsekunsi prilaku akan menyebabkan perubahan dalam
probabilitas prilaku itu akan terjadi.

Konsekuensi – imbalan atau hukuman bersifat sementara pada prilaku organisme. Contoh seorang
siswa akan mengemas bukunya secara rapi jika dia tahu bahwa dia akan diberikan hadiah oleh
gurunya.

Ada sejumlah teknik-teknik dalam pengkondisian operan yang dapat digunakan untuk pembentukan
tingkah laku dalam pembelajaran, yaitu :

3
a. Pembentukan respon (Shaping Behaviour)

Teknik pembentukan respon ini dilakukan dengan cara menguatkan organisme pada saat
setiap kali ia bertindak kearah yang diinginkan sehingga ia menguasai atau belajar merespon sampai
suatu saat tidak lagi menguatkan respon tersebut. Prosedur pembentukan respon bisa digunakan
untuk melatih tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran agar secara bertahap mampu
merespon stimulus dengan baik . Contoh : apabila seorang guru memberikan ceramah, reaksi siswa
sebagai pendengar dapat mempengaruhi bagaimana guru itu bertindak. Jika sekelompok siswa
mengangguk – angguk kepala mereka, ini dapat menguatkan guru tersebut untuk berceramah lebih
semangat lagi.

b. Generalisasi,Diskriminasi dan Penghapusan

Generalisasi adalah penguatan yang hampir sama dengan penguatan sebelumnya akan
dapat menghasilkan respon yang sama. Contoh : Seorang siswa akan mengerjakan PR dengan tepat
waktu karena pada minggu lalu mendapat pujian di depan kelas oleh gurunya ketia menyelesaikan
PR tepat waktu.

Diskriminasi adalah respon organisme terhadap sesuatu penguatan, tetapi tidak terhadap penguatan
yang lain. Contoh : seorang siswa mengerjakan PR dengan tepat waktu Karena mendapat ujian dari
gurunya pada mata pelajaran IPA, tetapi tidak begitu halnya ketika mendapat pujian dari guru IPS.
Respon ini bias berbeda karena cara memberikan pujiannya sudah berbeda

Penghapusan adalah suatu respon terhapus secara bertahap apabila penguatan atau ganjaran tidak
diberikan lagi. Contoh : seorang siswa yang mampu mengerjakan PR dengan tepat waktu tadi bisa
secara bertahap menjadi tidak tepat waktu karena gurunya tidak pernah lagi memberikan pujian
sama sekali.

c. Jadwal Penguatan (Schedule of reinforcement)

Skinner menyatakan bahwa cara atau waktu pemberian penguatan dapat mempengaruhi
respon. Penguatan disini dibagi menjadi 2 yaitu penguatan berkelanjutan (Continous Inforcement)
dan penguatan berkala (Variabel Reinforcement).

Penguatan berkelanjutan adalah penguatan yang diberikan pada setiap saat setiap kali organisme
menghasilkan respon. Contoh : setiap kali siswa mampu mengerjakan soal dengan betul, guru selalu
memberikan pujian kepadanya

Penguatan berkala adalah penguatan yang diberikan dalam jangka waktu tertentu. Penguatan
berkala terbagi dua , yaitu : berdasarkan nisbah (rasio) yang disebut penguatan nisbah dan
berdasarkan interval waktu atau disebut juga dengan penguatan waktu.

Penguatan nisbah dibagi menjadi dua, yaitu : Nisbah tetap adalah apabila penguatan diberikan
setelah beberapa respon terjadi. Misalnya ada 10 kali siswa memberikan respon baru diberikan 1 kali
penguatan. Dan nisbah berubah adalah apabila penguatan diberikan setelah beberapa kali respon
muncul, tetapi kadarnya tidak tetap. Misalnya penguatan diberikan kepada siswa kadang kala
setelah 10 kali respon kadang kala setelah 5 respon

4
Penguatan waktu juga dibagi dua, yaitu : waktu tetap adalah apabila penguatan diberikan pada akhir
waktu yang ditetapkan. Misalnya memberikan pengutan kepada setiap respon yang muncul setelah
1 menit. Waktu berubah adalah apabila penguatan diberikan pada akhir waktu yang ditetapkan,
tetapi waktu yang ditetapkan itu berbeda berdasarkan respon yang muncul.

d. Penguatan Positif

Penguatan posistif dilakukan dengan memberikan penguatan sesegera mungkin setelah


suatu tingkah laku muncul. Misalnya seorang siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru maka
pada sait itu juga guru segera memberikan pujian.

2. Teori Gagne

Menurut Robert Gagne belajar bukan merupakan proses tunggal melainkan proses luas yang
dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku, dimana tingkah laku itu merupakan
proses komulatif dari belajar. Artinya banyak keterampilan yang dipelajari memberikan sumbangan
bagi belajar keterampilan yang lebih rumit.

Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:

· Fase pengenalan (apprehending phase). Pada fase ini peserta didik memperhatikan stimulus
tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan
sendiri dengan berbagai cara. Ini berarti bahwa belajar adalah suatu proses yang unik pada tiap
siswa, dan sebagai akibatnya setiap siswa bertanggung jawab terhadap belajarnya karena cara yang
unik yang dia terima pada situasi belajar.

· Fase perolehan (acqusition phase). Pada fase ini peserta didik memperoleh pengetahuan baru
dengan menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumya. Dengan kata lain
pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.

· Fase penyimpanan (storage phase). Fase storage/retensi adalah fase penyimpanan informasi,
ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui
pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.

· Fase pemanggilan (retrieval phase). Fase Retrieval/Recall, adalah fase mengingat kembali atau
memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu
hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya
ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik
atas pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil.

5
D. Teori – Teori Kognitif

1. Pemrosesan informasi

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini menjelaskan
bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup
lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan
semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.

Roobert Siegler mendeskripsikan tiga karateristik utama dari pendekatan pemrosesan informasi ,
yaitu : mekanisme pengubahan dan modifikasi diri.

Mekanisme pengubahan menurut Siegler (2002) dalam pemerosesan informasi focus utamnya
adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan. Ada empat mekanisme yang
bekerjasama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif.

Modifikasi diri. Anak memainkan peran aktif dalam perkembangan mereka. Mereka menggunakan
pengetahuan dan strategi yang telah mereka pelajari untuk menyesuaikan respon pada situasi
pembelajaran yang baru. Anak membangun respon baru dan lebih canggih berdasarkan
pengetahuan dan strategi sebelumnya.

2. Metakognisi

Metakognisi adalah suatu kemampuan individu berdiri di luar kepalanya dan berusaha
merenungkan cara dia berfikir atau merenungkan proses kognitif yang dilakukan. Pengetahuan
metakognisi melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada pikiran seseorang pada saat sekarang.
Aktivitas metakognisi terjadi pada saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi
pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan sesuatu tujuan.

Orang yang pertama memperkenalkan istilah metakognisi adalah John Flavell. Ia membagi
metakognisi keempat variable yang penting, yaitu :

a. Variabel Individu

Variabel individu mengandung makna bahwa manusia itu adalah organism kognitif atau
pemikir. Segala tindak – tanduk kita adalah akibat dari cara kita berfikir. Variabel individu dibagi
menjadi tiga, yaitu :

· Variabel Intra Individu

Variabel intra individu adalah apa saja yang terjadi di dalam diri seseorang. Misalnya : seseorang
yang mengetahui dirinya lebih pandai dalam mata pelajaran matematika dibandingkan dengan mata
pelajaran sejarah.

· Variabel antra individu

Variabel antra individu adalah kemampuan individu membandingkan dan membedakan kemampuan
kognitif dirinya dengan orang lain. Misalnya : seorang siswa mengetahui bahwa dirinya pandai pada
mata pelajaran IPA dibandingkan dengan teman yang duduk dengan dia di kelasnya.

6
b. Variabel Universal

Variabel universal adalah pengetahun yang diperoleh dari unsur-unsur yang ada didalam
sistem budaya sendiri. Misalnya : mengetahui bahwa sebagai manusia kita lupa. Sebenarnya kita
paham terhadap apa yang kita lupakan, tetapi lama kelamaan kita sadar bahwa kita tidak paham

c. Variabel Tugas

Variabel tugas adalah kesanggupan individu untuk mengetahui kesan-kesan, pentingnya dan
hambatan sesuatu tugas kognitif. Contoh : seandainya informasi yang disampaikan oleh guru adalah
sesuatu yang sulit dan siswa tahu bahwa guru tersebut tidak akan mengulangi, maka para siswa
tentu akan memberikan perhatian yang lebih serius dan mendengarkan serta memproses informasi
itu dengan lebih teliti.

d. Variabel Strategi

Variabel strategi adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu atau


mengatasi kesulitan yang timbul.

3. Sibernetik

Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. (Hamzah Uno, 17 : 2006).
Dalam teori sibernetik yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses, karena informasi ini
yang akan menentukan proses.

Kelebihan Teori Sibernetik

· Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.

· Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.

· Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.

· Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai.

· Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.

· Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu

· Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah
dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

Kelemahan teori sibernetik adalah teori ini dikritik karena lebih menekankan pada sistem
informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar.

7
Culture Pattern Behavior

A. Pengertian Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra
yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.

a. Kebudayaan

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

8
b. Unsur- unsur Kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,
antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok :

a. alat-alat teknologi
b. sistem ekonomi
c. keluarga
d. kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi :

1. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2. organisasi ekonomi
3. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
4. organisasi kekuatan (politik)

Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

a. Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material
juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung
pencakar langit, dan mesin cuci.

b. Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke


generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

B. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme –
Respon.

9
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua
(Notoatmodjo, 2003) :

1. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :

a. Faktor predisposisi ( predis posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap
kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
b. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedia sarana.
c. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku,
kebijakan dan lain – lain.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari seseorang setelah
orang tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu dan pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.

C. Hubungan Antara Kebudayaan dan Perilaku

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.

Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah
saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil.
Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa
proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan
manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu sebagai :

a. penganut kebudayaan,
b. pembawa kebudayaan,
c. manipulatorkebudayaan,
d. penciptakebudayaan.

10
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta
pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa
yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.

Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam
menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala
isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka
bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan,
fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa
menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain,
kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah
kebudayaan yang diciptakannya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap
lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:

1) Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya


2) Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3) Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4) Pembeda manusia dan binatang

a. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam


pergaulan.

b. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

5. Sebagai modal dasar pembangunan.

Proses Dan Perkembangan Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan
mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan
diciptakan oleh dan untuk manusia.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan
kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi.
Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut
berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.

11
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan
berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang
sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk


dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser.
Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan dalam
kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka
hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu
penyimpangan kebudayaan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau
kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan.
Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut
didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali
sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan
mana yang tidak sesuai.

Perubahan Kebudayaan

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan


(dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan
yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab
terjadi perubahan kebudayaan yaitu:

a. Perubahan lingkungan alam


b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
c. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen
kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
e. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam
pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.

12
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna
kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus
diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan.
Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena
kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita menyikapi
dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan asli yang kita kita
miliki.

B. SARAN

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai
dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis.
Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu sebagai manusia dan
masyarakat sudah kewajiban kita melestarikan dan menjaga kelestarian budaya tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

• Robbins, Stephen P. Prinsip – prinsip Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2002

• Ihromi, T.O., Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996.

• Hersey, Paul dan Kenneth H. Blanchard. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta. Erlangga

• Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn, 1952. Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions.
Cambridge, MA: Peabody Museum

• Triandis, H.C. (1994). Culture and Social Behavior. New York : McGraw-Hill.

• Ratner, C. (2000). Outline of Coherent, Comprehensive Concept of Culture : The Problem of


Fragmentary Notions of Culture. Cross-Cultural Psychology Bulletin, 35 : 5-11

• Segall, M.H., Dasen, P.R., Berry, J.W., & Poortinga, Y.H. (1999). Human Behavior in Global
Perspective : An Introduction to Cross-Cultural Psychology. New York : Pergamon Press.

14

Anda mungkin juga menyukai