Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

PELATIHAN EWS, CODE BLUE SYSTEM & TRIAGE IGD SYSTEM

“SISTEM PENCEGAHAN & PENATALAKSANAAN

KEGAWAT-DARURATAN DI RUMAH SAKIT”

Tanggal 30 November – 1 Desember 2018


AULA RSUD Tugu Koja

PPNI RSUD TUGU KOJA JAKARTA


Email : DPKPPNIRSUDTuguKoja2018@gmail.com
PROPOSAL
PELATIHAN EWS, CODE BLUE SYSTEM & TRIAGE IGD SYSTEM

“SISTEM PENCEGAHAN & PENATALAKSANAAN

KEGAWAT-DARURATAN DI RUMAH SAKIT”

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawat-daruratan dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Kegawat-
daruratan merupakan suatu kondisi di mana harus dilakukan tindakan yang cepat dan tepat
karena apabila tidak dilakukan dengan segera dapat menyebabkan kematian. Saat ini
penanganan awal terhadap kegawatdaruratan sudah menjadi hal yang harus diketahui dan
dipelajari oleh setiap orang dan instansi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah
Sakit. Kegawatan yang sering terjadi diantaranya adalah karena penyakit jantung. Penyakit
jantung merupakan penyakit yang meyebabkan kematian nomor satu di dunia. Lebih dari
17,2 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap harinya akibat penyakit jantung (AHA,
2010). Di Indonesia sendiri belum ada data resmi yang dipublikasikan terkait angka
kematian di Rumah Sakit pertahunnya, namun angka kejadiannya diperkirakan tertinggi
penyakit yang menyebabkan kematian.

Di beberapa negara, penanganan awal kegawatan sudah merupakan pengetahuan dasar


yang harus dimiliki, tidak hanya untuk petugas kesehatan namun juga untuk masyarakat
umum. Beberapa standar akreditasi nasional maupun internasional seperti ISO, KARS dan
JCI telah memasukkan elemen pengetahuan dasar penanganan kegawatan tersebut menjadi
bagian dari standar yang harus dipenuhi oleh Rumah Sakit. Saat ini sistem akreditasi Rumah
Sakit menggunakan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1. Di dalam
standar SNARS terdapat standar pelayanan yang berfokus kepada pasien yaitu mengenai
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP). Di dalam standar PAP terdapat standar pelayanan
pasien berisiko tinggi dan penyediaan pelayanan berisiko tinggi. Pada standar PAP 3.1
dijelaskan bahwa staf klinis Rumah Sakit dilatih untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien
yang memburuk dan pada standar PAP 3.2 Rumah Sakit harus memiliki pelayanan resusitasi
yang tersedia di seluruh area Rumah Sakit.

Upaya mengatasi kegawatdaruratan pada penyelamatan jiwa (life saving) adalah dengan
mempertimbangkan waktu, karena tantangannya adalah nyawa. Kecepatan pemberian
pertolongan akan sangat berpengaruh kepada keselamatan jiwa korban, atau dengan kata
lain, apabila pertolongan terlambat diberikan maka akan berakibat kematian. Di dalam
Rumah Sakit, upaya untuk menurunkan atau mengurangi angka kejadian Mortality (cardiac
arrest) adalah dengan melakukan pencegahan dan tatalaksana kegawat daruratan baik
tingkat dasar (basic) maupun tingkat lanjut (advance). Pencegahan dapat dilakukan karena
penurunan kondisi pasien dapat terlihat sebelum pasien tersebut mengalami henti nafas
dan jantung, sehingga dibutuhkan Suatu sistem yang terstandar agar sistem deteksi
perburukan kondisi pasien dapat dilakukan oleh setiap petugas kesehatan yaitu dengan
menggunakan Early Warning Scoring System (EWSS).

EWSS adalah sebuah sistem skoring untuk mendeteksi perubahan fisiologis pasien yang
umumnya digunakan di unit rawat inap sebelum pasien mengalami kondisi perburukan,
walaupun saat ini EWS juga dikembangkan untuk area lain seperti di Ruang IGD. Skoring
EWSS juga disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian
pasien. (Duncan & McMullan, 2012). Early warning score lebih berfokus kepada mendeteksi
kegawatan sebelum hal tersebut terjadi. Sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang
lebih dini, kondisi yang mengancam jiwa dapat tertangani lebih cepat atau bahkan dapat
dihindari, sehingga output yang dihasilkan lebih baik. Di dalam standar akreditasi Rumah
Sakit SNARS, EWS masuk kedalam standar PAP 3.1. Elemen penilaiannya berupa adanya
regulasi pelaksanaan EWS, terdapat bukti bahwa staf klinis sudah dilatih dan mampu
melaksanakan EWS serta tersedianya pencatatan hasil dari EWS. Sehingga staf yang bekerja
di RS mampu melakukan deteksi dini perubahan kondisi pasien sebelum pasien tersebut
mengalami kegawatdaruratan. Upaya selanjutnya dalam mengurangi angka kematian
adalah dengan melakukan tindakan kegawat daruratan medis. Henti jantung dapat terjadi di
mana saja dan kapan saja, sehingga sangat dibutuhkan kemampuan dalam melakukan
pertolongan pertama dan lanjutan. Pertolongan pertama merupakan pertolongan dasar
yang seharusnya dapat dilakukan oleh siapa saja petugas yang ada di Rumah sakit.
Pertolongan lanjutan membutuhkan keahlian yang lebih sehingga dibutuhkan tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan tingkat lanjut (advance). Kemampuan individu dalam
penanganan kegawatdaruratan harus didukung juga oleh kemampuan dari infra struktur
dari lingkungan kerja itu sendiri, sehingga akan terbentuk sistem penanganan kegawat
daruratan yang baik di Rumah Sakit yaitu dengan Code Blue System maupun Triage IGD.

Code Blue merupakan kode panggilan keadaan darurat yang menandakan adanya pasien
yang mengalami henti jantung atau henti napas. Di dalam standar akreditasi Rumah Sakit
SNARS, Code blue system masuk kedalam standar PAP 3.2. Code Blue system adalah sebuah
sistem komunikasi dan koordinasi yang diaktifkan saat terjadi Code Blue. Saat ini mulai
berkembang bahwa Code Blue System diaktifkan juga pada saat mengidentifikasi
perburukan kondisi klinis pasien sebelum terjadinya henti jantung dan henti nafas. Tujuan
dari dibentuknya Code Blue System adalah agar saat terjadi perburukan kondisi pasien
khususnya kegawatan jantung, semua sumber daya yang ada dapat digunakan untuk
memberikan dukungan langsung maupun tidak langsung. Code blue system ini
membutuhkan beberapa aspek infra struktur agar dapat berjalan dengan baik, seperti ;
jumlah dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), peralatan, sistem komunikasi dan
sistem transportasi.

Saat ini, sudah banyak pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan untuk memenuhi tuntutan
dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Seperti pelatihan basic life support
(BLS), BTCLS, SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu atau lainnya yang sejenis.
Namun, kegiatan tersebut hanya fokus kepada kemampuan atau keterampilan individu
semata. Pertanyaannya adalah bagaimana selanjutnya, apakah mereka yang sudah
mengikuti pelatihan dapat bekerja secara tim atau bekerja di dalam sebuah sistem? apakah
pelatihan tersebut dapat mengurangi angka kejadian kegawatan dan kematian di RS? dan
apakah sistem penanganan kegawatan itu sendiri sudah ada? Dengan Code Blue System ini
maka semua unsur sumber daya yang ada di Rumah Sakit dapat dikerahkan dan digunakan
untuk memberikan pertolongan kepada pasien yang mengalami kegawatan.

Triage system adalah suatu proses memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya
penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik berdasarkan prioritas dan penyebab
ancaman hidup. Triase dilakukan di ruang IGD RS untuk mengidentifikasi korban dengan
kondisi yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk dirawat atau
dievakuasi ke fasilitas kesehatan. Berbagai macam metode system triase yang berlaku
diantaranya adalah system triase dengan menggunakan system Australian Triage Scale (ATS)
yang banyak digunakan oleh RS di Indonesia. Di dalam standar akreditasi Rumah Sakit
SNARS, sistem Triase masuk ke dalam standar Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas
Pelayanan (ARK) yang menyebutkna bahwa Rumah Sakit mampu menetapkan regulasi
tentang penerimaan pasien di rawat inap atau pemeriksaan pasien di rawat jalan sesuai
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini sistem triase masuk kedalam standar
ARK 1.1 yang mengatakan bahwa Rumah Sakit mampu melaksanakan tindakan prioritas
untuk assesment dan tindakan pada pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak
atau yang membutuhkan pertolongan segera termasuk bagaimana melakukan evakuasi dan
transfortasi.

B. Filosofi Pelatihan
Live – bahwa agar suatu pengetahuan bisa diserap dan diinternalisasi oleh orang dewasa
yang menjadi peserta belajar, maka pengetahuan tersebut perlu memiliki nilai praktis bagi
kehidupan mereka. Lewat prinsip ini, pelatih membantu peserta untuk menemukan sendiri
kebutuhan belajarnya, hambatan-hambatan internal yang menyebabkan ‘mental block’,
masalah yang ingin dipecahkan, keterampilan yang ingin dikuasai, serta kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari peserta.

Learn – Setelah peserta belajar menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi mereka dalam kehidupan sehari-hari,
maka mereka perlu diberikan kesempatan berlatih. Oleh karena itu, peran pelatih adalah
memastikan adanya pengalaman praktek dan proses “menemukan sendiri” lewat berbagai
kegiatan seperti diskusi, praktek lapangan. Proses belajar yang efektif tidak hanya menyasar
area kognitif, melainkan menyentuh area afektif serta mengembangkan seperangkat
ketrampilan dasar yang memampukan perubahan-perubahan lebih lanjut terjadi pada
peserta.

Laugh –Manusia tidak bisa belajar bila merasa tegang atau di bawah tekanan. Oleh karena
itu, pelatih selalu memastikan bahwa proses belajar berlangsung santai dan menyenangkan.
Lewat berbagai permainan, peserta diajak untuk tertawa dan menikmati proses belajarnya
sehingga pelatihan bisa benar-benar menjadi kesempatan bagi peserta untuk berlajar,
menyeimbangkan proses kognitif dan berpikir logis dengan proses intuitif serta kreativitas,
sekaligus beristirahat sejenak dari rutinitas mereka.

C. Landasan Hukum
1. UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. UU RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. UU RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
5. Permenkes No. 17 Tahun 2013 tentang Perubahan Permenkes No 148 tahun 2010
tentang Praktik Perawat

II. PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI PERAWAT


A. Peran:
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan dapat berperan sebagai TIM Code Blue
di Rumah Sakit, mampu menerapkan EWSS dan triage system.
B. Fungsi:
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan dapat berfungsi optimal sebagai tim
code blue di rumah sakit, mampu menerapkan EWSS dan triage system yang sebenarnya.
C. Kompetensi:
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta kompeten dalam melakukan :
1. Menggunakan system EWSS
2. Triage System
3. Penanganan Code BLue
III. Tujuan
A. Umum
Pembentukan sistem deteksi dini perburukan pasien dan sistem penanganan kegawat
daruratan di Rumah Sakit dengan menggunakan sistem EWSS, sistem Code Blue dan Triage
IGD

B. Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan dalam mengidentifikasi kondisi pasien
yang akan mengalami kegawatdaruratan di Rumah Sakit dengan Early Warning Scoring
Score (EWSS)
2. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai konsep dasar code blue dan
triase system dalam penanganan kegawat-daruratan pasien di rumah sakit
3. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai bantuan hidup dasar
(BHD/BLS) sesuai rekomendasi AHA 2015
4. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai bantuan hidup lanjut
(BHL/ACLS) sesuai rekomendasi AHA 2015 : Management Aritmia, obat-obatanan
emergency, defibrilasi dan kardioversi.
5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan mengenai tatalaksana
awal pasien dengan kasus trauma
6. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan mengenai code blue system melalui
simulasi code blue system di Rumah Sakit
7. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan mengenai Triage system melalui simulasi
Triage system di IGD Rumah Sakit
8. Melakukan rancangan pembentukan sistem dan sumber daya yang ada di Rumah Sakit
untuk mendukung proses pelaksanaan sistem EWS, Triage dan Code Blue system di RS
IV. Struktur Program
Materi Jumlah JPL
Total
T P PL
Konsep Pencegahan dan penatalaksanaan ke gawatdaruratan 1 1
di RS menurut standar akreditasi Rumah sakit ( versi SNARS )

Tiage System 1 1
Code blue system di RS 1 1
EWSS 1 1
Materi Inti
Tatalaksana dasar penanganan pasien dengan trauma 2 2
stabilisasi evakuasi dan transfort
Bantuan hidup dasar / BLS ( AHA 2015 ) 1 1 2
Bantuan Hidup Lanjut / ACLS ( AHA 2015 ) 1 1 2
Simulasi Penggunaan EWSS 1 1 2
Simulasi triage IGD system dikelas 2 2
Simulasi code blue system dikelas 2 2
Simulasi triage IGD system diruangan 2 2
Simulasi code blue system di ruangan 2 2
Catatan: T: Teori, P: Penugasan, PL: Praktik Lab & Lapangan.
(1 Jpl = 45 menit di Kelas, dan 60 menit Praktik Lab & Lapangan)

V. Garis Garis Besar Pembelajaran


Judul Mater : pelatihan EWS, Code Blue dan triage system untuk
pencegahan dan penatalaksanaan kegawatdaruratan di Rumah
sakit
Waktu : 20 JP (T= 9 JP, P = 4 JP, PL= 7 JP)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu mendeteksi
dini perburukan pasien dan sistem penanganan kegawat daruratan di Rumah Sakit dengan
menggunakan sistem EWSS, sistem Code Blue dan Triage IGD

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi


Khusus Sub Pokok Bahasan Alat Bantu

Setelah mengikuti 1. Konsep pencegahan 1. ceramah 1. note


materi ini peserta dan penatalaksanaan dan tanya book dan
mampu: kegawatdaruratan di jawab LCD
1. Meningkatkan RS menurut standar
akreditasi Rumah 2. diskusi 2. lembar
pengetahuan kelompok latihan
Sakit ( versi SNARS )
peserta pelatihan
2. Konsep EWSS 3. 3. Manikin
dalam demonstra CPR Full
mengidentifikasi 3. Simulasi si dan Body
penggunaan EWSS praktek (
kondisi pasien kelas dan 4. trolly
yang akan ruangan ) emergency

mengalami 5. Oksigen
Portable
kegawatdaruratan
di Rumah Sakit 6. Set
Intubasi
dengan Early
Warning Scoring 7. Set Infus

Score (EWSS) 8.
Defibrilator

9. Monitor
dan
2. Meningkatkan
Assesories
pengetahuan Lengkap
peserta pelatihan 10. set
mengenai konsep pemberian
obat dan
dasar code blue Obat-obatan
dan triase system emergency

dalam 11. Set


penanganan Tatalaksana
pasien
kegawat- Trauma
daruratan pasien
12. Pin Tim
di rumah sakit Code Blue

3. Meningkatkan 13. Form


EWS
pengetahuan
peserta pelatihan
mengenai
bantuan hidup
dasar (BHD/BLS)
sesuai
rekomendasi AHA
2015
4. Meningkatkan
pengetahuan
peserta pelatihan
mengenai bantuan
hidup lanjut
(BHL/ACLS) sesuai
rekomendasi AHA
2015 :
Management
Aritmia, obat-
obatanan
emergency,
defibrilasi dan
kardioversi.

5. Meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan
peserta pelatihan
mengenai
tatalaksana awal
pasien dengan
kasus trauma

6. Meningkatkan
keterampilan
peserta pelatihan
mengenai code
blue system
melalui simulasi
code blue system
di Rumah Sakit

7. Meningkatkan
keterampilan
peserta pelatihan
mengenai Triage
system melalui
simulasi Triage
system di IGD
Rumah Sakit

8. Melakukan
rancangan
pembentukan
sistem dan
sumber daya yang
ada di Rumah
Sakit untuk
mendukung
proses
pelaksanaan
sistem EWS,
Triage dan Code
Blue system di RS

VI. PESERTA DAN PELATIH


A. Peserta
1. Jumlah Peserta ada 50 orang
2. Asal Peserta adalah dokter dan perawat di RSUD Tugu Koja
3. Kriteria
Minimal D3 perawat yang memiliki STR
B. Pelatih
Kualifikasi Pelatih Keperawatan :
1. Memiliki Nomor Induk Registrasi Anggota (NIRA) PPNI yang aktif
2. Pendidikan minimal S1 Ners Keperawatan
VII. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Tempat kegiatan di Aula RSUD Tugu Koja dan Lahan Praktek Di Ruang Rawat inap dan IGD
RSUD Tugu Koja
2. Waktu
Pelaksanaan kegiatan dari hari Jum’at 30 november 2018 s/d Sabtu 1 desember 2018 jam
07.30 s/d 17.00
VIII. Susunan panitia
Penanggung jawab : Ns. Mimik Handayani, S.Kep
Pengarah : Farengki, S.Kep
Ketua : Ns. Tatang Sutrisna, S. Kep
Sekretaris : Ns. Riry Farissa, S. Kep
Bendahara : Ns. Lia, S.Kep
Anggota : Novie, AMK

IX. Evaluasi (Dijelaskan metode dan parameter Evaluasi yang digunakan)


1. Evaluasi Peserta
Nilai batas lulus peserta POST TEST adalah 76
2. Evaluasi Nara Sumber
Nara sumber mampu menyampaikan isi materi pelatihan dengan baik dan materi yang
disampaikan tidak membosankan bagi peserta
3. Evaluasi Pelatihan
Peserta mampu melakukan sistem deteksi dini perburukan pasien dan sistem penanganan
kegawat daruratan dengan menggunakan sistem EWSS, sistem Code Blue dan Triage IGD.

X. Susunan Acara

HARI/TGL Materi T/P/L Jumlah Narasumber/pelatih


/ JAM jam /fasilitator
Jum’at/30 Konsep Pencegahan dan 1 45 Puji Raharja Santoso,
november penatalaksanaan ke menit Skep., Ns., Mkep., Sp
2018/08.1 gawatdaruratan di RS KMB
5-09.00 menurut standar akreditasi
Rumah sakit ( versi SNARS )

Jum’at/30
november Konsep EWSS 1 1 Jam Ns. Yudi Elyas, S.Kep
2018/09.0
0-10.00

Jum’at/30
november Simulasi Penggunaan EWSS 2 1 Jam Ns. Yudi Elyas, S.Kep
2018/10.1 45
5-12.00 Menit

Jum’at/30
november Konsep code blue System di 1 2 jam Puji Raharja Santoso,
2018/13.0 RS Skep., Ns., Mkep., Sp
0-15.00 KMB

Jum’at/30 Review BLS dan ACLS AHA 1 45 Ns. Yudi Elyas, S.Kep
november 2015 menit
2018/15.1
5-16.00

Jum’at/30 simulasi BLS dan ACLS AHA 2 45 Ns. Yudi Elyas, S.Kep
november 2015 oleh tim code blue menit
2018/16.0 dikelas
0-16.45
workshop / briefing 15 TIM
Jum’at/30 pembentukan tim code blue menit
november RS
2018/16.4
5- 17.00
Sabtu/1 Konsep triage system di RS ( 1 30 Puji Raharja Santoso,
Desember system ATS ) menit Skep., Ns., Mkep., Sp
2018/08.0 KMB
0-08.30

Sabtu/1 Simulasi tatalaksana dasar


Desember penanganan pasien dengan 2 1 jam TIM
2018/08.3 Trauma; stabilisasi, evakuasi, 30
0-10.00 dan transfort menit

Sabtu/1 Simulasi triage system di 2 75 TIM


Desember kelas menit
2018/10.1
5-11.30

Sabtu/1 Persiapan simulasi code blue 1 30


Desember dan triage system menit TIM
2018/11.3
0-12.00
Sabtu/1 Simulasi code blue system di 2 2 jam TIM
Desember ruang rawat
2018/13.0
0-15.00

Sabtu/1 Simulasi triage system di IGD 2 1 jam TIM


Desember
2018/15.0
0-16.00

Sabtu/1 Post test 30 TIM


Desember 1 menit
2018/16.0
0-16.30

Sabtu/1 1 30
Desember Evaluasi simulasi dan menit TIM
2018/16.3 penutupan
0-17.00

XI. Penutup
Lampiran:
CV Narasumber

Jakarta, 3 November 2018


Ketua Panitia Sekretaris

(Ns. Tatang Sutrisna, S.Kep) (Ns. Riry Farissa, S.Kep)


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Puji Raharja Santoso, Skep., Ns., Mkep., Sp KMB

NIRA : 31720177465

NIP/ Nomor Pegawai :-

Tempat/ tanggal lahir : Yogyakarta, 17 mei 1976

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Kebangsaan/ Suku : Indonesia

Alamat : Balai Pustaka III No04 A RT/RW 004/010 Rawamangun Pulo Gadung Jakarta
Timur

Telepon : 081315437329

Email :-

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL KEPERAWATAN

NO NAMA INSTANSI PENDIDIKAN TAHUN


LULUS

1 SDN 1998

2 SLTP 1991

3 SMU 1994

4 D III Keperawatan 1997

5 S1 Keperawatan 2008

6 Program Profesi (Ners) Keperawatan 2009

7 Magister Keperawatan 2014

8 Spesialis Keperawatan 2015


Dst

RIWAYAT PENDIDIKAN NON FORMAL KEPERAWATAN

NO NAMA PELATIHAN/ SEMINAR/ WORKSHOP PENYELENGGARA TAHUN


KEPERAWATAN KEGIATAN

1 Code blue Thailand 2016

2 ENIL’s Jakarta 2014

3 Manajemen Keperawatan di RS PERSI Jakarta 2012

PENGALAMAN KERJA

MASA
NO JABATAN TEMPAT KERJA
KERJA

1 Perawat RSUP Persahabatan 12 th


pelaksana

Perawat
2 Pelaksana di Kalba Hospital, UAE 2 th
Kalba Hospital,
UAE

Kepala
Ruangan IGD

3 Komite RSUP Persahabatan 5 th


Keperawatan

Coordinator
4 RSUP Persahabatan 1 th
pelayanan
Keperawatan
IGD
5 RSUP Persahabatan 3 th

PENGALAMAN ORGANISASI
MASA
NO JABATAN NAMA ORGANISASI
KERJA

1 Anggota Persatuan Perawat Nasional Indonesia 23 th


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Ns. Yudi Elyas, S.Kep

NIRA : 31730118302

NIP/ Nomor Pegawai : 198107112007011012

Tempat/ tanggal lahir : Bandung, 11 Juli 1981

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Kebangsaan/ Suku : Indonesia/ Sunda

Alamat : JL. Kawunggading cintawargi RT 05 RW 02 Kel Tegal Waru Karawang

Telepon : 081316006831

Email : yudielyas@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL KEPERAWATAN

NO NAMA INSTANSI PENDIDIKAN TAHUN


LULUS

1 SDN 1993

2 SLTP 1996

3 SMU 1999

4 D III Keperawatan 2003

5 S1 Keperawatan 2013

6 Program Profesi (Ners) Keperawatan 2014

7 Magister Keperawatan -

8 Spesialis Keperawatan -

dst -
RIWAYAT PENDIDIKAN NON FORMAL KEPERAWATAN

NO NAMA PELATIHAN/ SEMINAR/ WORKSHOP PENYELENGGARA TAHUN


KEPERAWATAN KEGIATAN

1 16th weekend course on cardiologi departement of 2004


cardiology and
vascular medicine
university of
Indonesia. Jakarta

IDI RSCM

2 Symposium; interventonal and surgical approach on 2006


aortic aneurysm, integrated cardiovascular services
cipto mangunkusumo hospital Thailand
The 6th ASEAN Nurses education Program, 22-23
November 2014, Phuket, Thailand 2014

PENGALAMAN KERJA

MASA
NO JABATAN TEMPAT KERJA
KERJA

1 Kepala Ruang Unit pelayanan Jantung Terpadu RSCM 14


ICU bedah tahun
Jantung PJT

PJ mutu PJT
2 RSCM RSCM

Supervisor
Rawat inap PJT
3 RSCM RSCM

PENGALAMAN ORGANISASI

MASA
NO JABATAN NAMA ORGANISASI
KERJA

1 Anggota Persatuan Perawat Nasional Indonesia 14 th

2 Pengurus Himpunan Perawat Critical Care Indonesia ( HIPERCCI ) DKI 10 th


Jakarta

IKatan Ners Kardiovaskuler Indonesia (INKAVIN)


3 Anggota 10 th
DEWAN PENGURUS KOMISARIAT PPNI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TUGU KOJA
JalanWalangPermai No.39 Koja Jakarta Utara Kode Pos. 14260
Telepon. 021-4358809, Fax.021-4367168
DPKPPNIRSUDTuguKoja2018@gmail.com

No : Jakarta, 01 November
2018
Lamp : 1 ( Satu )
Prihal : Permohonan

Kepada Yth
Ketua DPW PPNI JAKARTA
Di
Tempat:

Assalamu’alaikum Wr, Wb
Dengan hormat,

Puji syukur kita panjatkan dengan teriring do’a semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas
sebagaimana mestinya.
Sehubungan akan dilaksanakannya kegiatan pelatihan dengan tema PELATIHAN EWS,
CODE BLUE SYSTEM & TRIAGE IGD SYSTEM yang akan dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Jum’at dan Sabtu, 30 November dan 1 Desember 2018
Waktu : 08.00 s/d 17.00 WIB
Tempat : Aula RSUD Tugu Koja
Maka kami selaku panitia bermaksud memohon kepada bapak / ibu untuk memberikan
Standar Kredit Point ( SKP ). Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas
perhatian dan kerjasama Saudara kami ucapkan terima kasih.

PANITIA PELAKSANA

Ketua DPK PPNI RSUD Tugu Koja Ketua Panitia

Ns. Mimik Handayani, S.Kep Taufik Sarfian, AMK


DEWAN PENGURUS KOMISARIAT PPNI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TUGU KOJA
JalanWalangPermai No.39 Koja Jakarta Utara Kode Pos. 14260
Telepon. 021-4358809, Fax.021-4367168
DPKPPNIRSUDTuguKoja2018@gmail.com

No : Jakarta, 01 November
2018
Lamp : 1 ( Satu )
Perihal : Permohonan

Kepada Yth
Ketua DPD PPNI JAKARTA UTARA
Di
Tempat:

Assalamu’alaikum Wr, Wb
Dengan hormat,

Puji syukur kita panjatkan dengan teriring do’a semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas
sebagaimana mestinya.
Sehubungan akan dilaksanakannya kegiatan pelatihan dengan tema PELATIHAN EWS,
CODE BLUE SYSTEM & TRIAGE IGD SYSTEM yang akan dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Jum’at dan Sabtu, 30 November dan 1 Desember 2018
Waktu : 08.00 s/d 17.00 WIB
Tempat : Aula RSUD Tugu Koja
Maka kami selaku panitia bermaksud memohon kepada bapak / ibu untuk memberikan
rekomendasi ke DPW untuk mendapatkan Standar Kredit Point ( SKP ). Demikian surat
permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara kami ucapkan terima
kasih.

PANITIA PELAKSANA

Ketua DPK PPNI RSUD Tugu Koja Ketua Panitia

Ns. Mimik Handayani, S.Kep Taufik Sarfian, AMK

Anda mungkin juga menyukai