I. PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik
baik itu positis maupun negatif.
b. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana identifikasi kewilayahan, kependudukan, dan sosial budaya di
kelurahan Gading Kasri?
2. Apa sajakah ciri khas secara keruangan dan sosial budaya di wilayah
kelurahan Gading Kasri?
3. Apa masalah yang terkait keruangan pada wilayah kelurahan Gading Kasri?
c. TUJUAN
1. Untuk mengetahui identifikasi kewilayahan, kependudukan, dan sosial budaya
di kelurahan Gading Kasri
2. Untuk mengetahui ciri khas secara keruangan dan sosial budaya di wilayah
kelurahan Gading Kasri
3. Dapat menganalisis masalah yang terkait keruangan pada wilayah kelurahan
Gading Kasri
II. PEMBAHASAN
1. IDENTIFIKASI WILAYAH
Identifikasi wilayah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
topografi, tata guna lahan, kependudukan dan informasi mengenai gambaran umum
kondisi wilayah dan sosial daerah tersebut (Jayadinata, 1999). Dengan mengetahui
gambaran tentang kondisi keruangan dan sosial maka kita dapat mengetahui potensi
sekaligus permasalah yang timbul, yang nantinya hal ini akan menjadi dasar kebijakan
terhadap daerah tersebut.
a. Tipe Bentang Wilayah
i. Lokasi
Kelurahan Gading Kasri merupakan kelurahan yang terletak di
wilayah Kecamatan Klojen, Kota Malang. Kelurahan ini dibentuk pada
tahun 1980 dengan dasar hukum Perda Kota Malang N0.8 Tahun 1980.
Kelurahan ini terdiri dari 6 RW (Rukun Warga) dan 50 RT (Rukun
Tetangga).
ii. Luas wilayah
65km²
iii. Batas wilayah
1. Utara : Sumbersari
2. Selatan : Bareng
3. Barat : Karang Besuki
4. Timur : Oro – Oro Dowo
iv. Sektor Unggulan
1. Perdagangan, dapat dibuktikan dengan banyaknya pertokoan,
adanya pasar tradisional yang tetap lestari.
Peta kawasan Kelurahan Gading Kasri
b. Kependudukan
i. Jumlah Penduduk : 10846 jiwa
ii. Kepadatan penduduk : 167 jiwa/km²
iii. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Jumlah Pertumbuhan
penduduk 2016 penduduk 2017 Penduduk (%)
Gading Kasri 10.897 10.846 -0,47
ii. Pendapatan
Rata – rata Rp. 1.680.000,- per jiwa
e. Sosial budaya
i. Pendidikan
Tingkat lulusan pendidikan masyarakat
1. TK : 614
2. SD : 842
3. SMP : 1315
4. SMA : 612
5. D1/ D3 : 196
6. Sarjana : 200
7. Pascasarjana : 81
8. Pesantren :152
ii. Kesehatan
1. Posyandu 5 buah
2. Poliklinik 2 buah
iii. Keagamaan
1. Masjid :5
2. Mushola : 10
3. Gereja :1
iv. Organisasi Masyarakat
1. karang taruna
2. karang werda
3. kader lingkungan
4. PSM (Pekerja Sosial Masyarakat)
5. Gepoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan)
6. KKB (Kader Keluarga Berencana)
7. BKB (Bina Keluarga Balita)
8. WKSBM (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat)
9. Tokoh Masyarakat
10. Gerdu Taskin
11. PLKB
12. Dasawisma
13. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini),
14. Satgas Linmas
v. Relasi sosial
Gading kasri yang banyak sekali area kos – kosan memiliki relasi sosial
kurang erat antara penduduk asli dengan pendatang dikarenakan masing-
masing individu disibukkan dengan kegiatan masing – masing.
vi. Tradisi
Tradisi yang tetap dilestarikan yaitu peringatan HUT RI setiap tahun dan
kegiatan keagamaan seperti pengajian.
f. Pemanfaatan Lahan dan Ruang
Penggunaan lahan pada kelurahan Gading Kasri mayoritas di gunakan sebagai
permukiman dan banyak dari permukiman ini dijadikan kos – kosan dikarenakan
kelurahan Gading Kasri dekat dengan pusat pendidikan. Yang kedua yaitu tempat
perdagangan seperti pasar dan pertokoan. Dan yang terakhir sarana umum seperti
museum Brawijaya dan sedikit ruang terbuka hijau yaitu taman Slamet.
2. KARAKTERISTIK KHUSUS
Setiap wilayah akan memiliki karakter khusus dalam hubungan perilaku antar
manusia dengan lingkungannya karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dalam
mempelajari hubungan antar perilaku manusia dengan lingkungan secara keseluruhan
tersebut tidak hanya menekankan salah satu aspek saja akan tetapi keseluruhan aspek
(Eman,2009). Penekanan itu diutamakan khususnya jika mempelajari timbal balik
lingkungan antara penduduk dengan lingkungan alam dalam mencapai kemakmuran
dan kesejahteraan hidup mereka. Hal ini sesuai dengan konsep geografi sosial bahwa
ilmu geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dengan
lingkungannya. Kondisi geografi mencerminkan suatu integritas wilayah yaitu
bagaimana wilayah-wilayah itu tersusun oleh gejala-gejlaa fisik dan sosial. Pengaruh
bumi terhadap manusia dapat dilihat darikondisi-kondisi faktor geografisnya yang
meliputi : relasi, lokasi, posisi, bentuk luas, dan jarak atau topografi (tinggi rendahnya
permukaan bumi), iklim (dengan permusimannya), jenis tanah (kapur, sumber-
sumbber mineral dan relasi dengan laut, faktor-faktor tersebut adalah jenis-jenis
faktor alam yang dimana mempunyai pertalian langsung maupun tidak langsung
dengan kehidupan manusia dalam arti memberikan fasilitas-fasilitas kepadanya untuk
menghuni bumi sebagai wilayah.
a. Sarana Edukasi Museum Brawijaya
Memiliki fasilitas yang berbeda dengan daerah lain akan mempengaruhi
keruangan wilayah tersebut lalu sosial, budaya, dan ekonomi pada wilayah
tersebut akan mengikuti bagaimana fasilitas tersebut berjalan.
1. Sejarah
Usaha untuk pendirian Museum Brawijaya telah dilakukan sejak tahun
1962 oleh Brigjend TNI (Purn) Soerachman (mantan Pangdam
VIII/Brawijaya tahun 1959-1962). Pembangunan gedung museum
kemudian mendapat dukungan pemerintah daerah kotamadya Malang
dengan penyediaan lokasi tanah seluas 10.500 meter persegi, dan
dukungan biaya dari Sdr.Martha, pemilik hotel di Tretes Pandaan. Arsitek
museum adalah Kapten Czi Ir.Soemadi. Museum dibangun pada tahun
1967 dan selesai 1968.
Nama Museum Brawijaya ditetapkan berdasarkan keputusan Pangdam
VIII/Brawijaya tanggal 16 April 1968 dengan sesanti (wejangan) 'Citra
Uthapana Cakra' yang berarti sinar (citra) yang membangkitkan
(uthapana) semangat/kekuatan (cakra). Sedangkan museum diresmikan
pada tanggal 4 Mei 1968.
2. Peranan museum Brawijaya
a. Sebagai media pendidikan
b. Sebagai tempat rekreasi
c. Sebagai tempat penelitian ilmiah
d. Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dan
pewarisan nilai-nilai '45 dan TNI '45 bagi prajurit TNI dan
masyarakat umum
e. Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dalam rangka
pembinaan wilayah
Setelah mengetahui sejarah dan peranan museum brawijaya yang kental
dengan peranan TNI- nya kita dapat mengetahui bagaimana dengan adanya
museum ini aspek sosial, budaya, serta ekonominya terbentuk. Dengan adanya
sarana edukasi museum brawijaya bisa jadi masyarakat sekitar tahu tentang
setidaknya sekilas tentang museum brawijaya. Peranan TNI pada museum
brawijaya memberikan dampak interaksi seperti masyarakat lebih kenal dekat
dengan TNI, lalu ada fenomena dimana para TNI memberikan ruang untuk
berdagang bagi para PKL sekitar. Para petugas museum memberikan ruang di
halaman depan untuk para PKL dan membiarkan pintu gerbang terbuka untuk
konsumen PKL tersebut walaupun jam operasi museum Brawijaya sudah
tutup. Terjadinya interaksi yang baik memberikan ikatan yang baik antara TNI
dengan masyarakat sekitar.
Eman, Rustiadi. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpent Press dan
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Jayadinata, J.T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan
Wilayah. Penerbit ITB. Bandung.
BPS kota Malang, ( https://malangkota.bps.go.id/ )