Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KIMIA ANORGANIK

APLIKASI HSAB PADA SENYAWA KOMPLEKS DITINJAU DARI


KEREAKTIFAN, DAN KONSTANTA SENYAWA KOMPLEKS

DISUSUN OLEH :
SAFAATUL MUKAROMAH 24030111130034
BELA CLAUDIA PRATAMA
FANDI NASRUN CHOLIS
SHELLA VALENTINA Y.
SRI WAHYUNI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Teori HSAB ?
2. Apa yang dimaksud dengan senyawa kompleks ?
3. Bagaimana aplikasi Teori HSAB terhadap senyawa kompleks?
4. Bagaimana cara mengetahui tingkat kestabilan dan kereaktifan pada senyawa
kompleks?

III. TUJUAN DAN MANFAAN


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teori HSAB
2. Untuk mengetahui lebih jauh daripada senyawa kompleks
3. Untuk mengetahui dan memahami aplikasi HSAB terhadap senyawa
kompleks
4. Untuk mengetahui tingkat kestabilan dan kereaktifan daripada senyawa
kompleks

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori HSAB (Hard Soft Acids and Base)


R.G Pearson awal tahun 1960 mengusulkan bahwa asam basa lewis dapat
diklasifikasikan sebagai asam basa lunak (soft) atau keras (hard). Asam basa
lunak adalah asam basa yang elektron-elektron valensinya mudah terpolarisasi
atau terlepaskan, sedangkan asam basa keras adalah asam basa yang tidak
mempunyai elektron valensi atau yang elektron atau elektron valensinya sukar
terpolarisasi. Dengan kata lain asam basa lunak mempunyai sifat terpolarisasi
tinggi dan asam basa keras mempunyai sifat terpolarisasi rendah. Konsep ini
kemudian dikenal dengan nama HSAB yang singkatan dari “Hard Soft Acids And
Base” (asam basa keras lemah) atau yang biasa dikenal sebagai Asam Basa
Pearson.
Konsep HSAB dapat menjelaskan kesetabilan senyawa. Konsep ini juga
digunakan dalam konteks kualitatif daripada kuantitatifyang membantu untuk
mengetahui faktor utama terjadinya reaksi kimia, terutamapada logam transisi.
Asam lunak bereaksi lebih cepat dengan basa lunak dan membentuk ikatan yang
kuat, sedangkan asam keras bereaksi lebih cepat dan membentuk ikatan kuat
dengan basa kuat.Asam keras dan basa keras cenderung mempunyai atom yang
kecil/radius ionik, oksidasi tinggi, kepolaran rendah, dan keelektronegatifan
tinggi. Sedangkan asam dan basa lunak cenderung mempunyai atom yang besar,
tingkat oksidasin rendah, dan elektronegatifan rendah. Asam basa keras biasanya
membentuk ikatan ionik, sedangkan asam basa lunak membentuk ikatan kovalen.
Kekerasan suatu asam basa diukur untuk mengetahui kecenderungan terjadinya
perubahan formasi atau bentuk.
Peran klasifikasi Pearson adalah untuk meramalkan reaksi berbagai
macam spesies, yaitu asam-asam keras memilih bersenyawa dengan basa-basa
keras, dan asam-asam lunak memilih bersenyawa dengan basa-basa lunak.
Klasifikasi tersebut juga bermanfaat untuk meramalkan pilihan ikatan dan juga
menunjukkan sintesis tingkat oksidasi abnormal dalam suatu logam.
Secara umum ion-ion logam yang terletak pada bagian kiri dai sistem
periodik unsur bersifat asam keras, sedangkan logam pada golongan utama
sebelah kanan dari sistem periodik unsur bersifat asam lunak. Selain itu juga
terdapat daerah batas yang terletak antara keras-lunak karena tidak ada perbedaan
yang tajam antara keras dan lunak., yaitu umumnya terdapat pada logam-logam
transisi.

Klasifikasi lunak-keras asam basa lewis


 Kelas Asam Basa Keras
H+, Li+, Na+, K+Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+ Ti4+ , Cr3+ , Cr6+ , Mn2+ , Mn7+, Fe3+, Co3+
BF3, BCl3, Al3+, AlCl3, AlH3CO2, Si4+ , HX
(molekul ikatan hydrogen)
H2O, NH3, N2H4F-, Cl-, OH-, ROH, R2ONO3-, ClO4-, CH3COO- , O2-, CO32-, SO42-
,PO43-

 Daerah batas
Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+, Zn2+, Sn2+, Pb2+ ,C6H5+, NO+, Sb3+, Bi3+, SO2 , C6H5NH2,
N3-, N2, NO2-, Br- ,SO32-

 Lunak
Cu+, Ag+, Au+. CH3 , Hg+, Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+, Pt4+ , Br2, Br+, I2, I+, O, Cl, Br, I,
N,
Atom-atom Logam H-, C2H4, C6H6, CO, SCN- , CN-, I- , S2-, S2O32-
Konsep HSAB ini dapat juga meramalkan terjadi tidaknya suatu reaksi
melalui suka tidak suka, yaitu asam keras cenderung suka dengan basa keras dan
asam lunak cenderung suka dengan basa lunak.
Berikut ini adalah contoh dari suatu reaksi suka dan tidak suka:

HgF2 (g) + BeI2 (g) → HgI2 (g) + BeF2 (g)


lunak-keras keras-lunak lunak-lunak keras-keras

CH3HgOH (aq) + HSO3- (aq) → CH3HgSO3- (aq) + HOH (l)


lunak-keras keras-lunak lunak-lunak keras-keras

Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa pasangan asam keras basa keras
(BeF2danHOH) terbentuk dari ikatan kovalen, sedangkan pasangan asm lunak
basa lunak (HgI2danCH3HgSO3-) membentuk ikatan kovalen.Selain dapat
meramalkan tarjadi tidaknya suatu reaksi, teori HSAB juga dapat meramalkan
pergeseran arah suatu reaksi (kesetimbangan), seperti contoh dibawah ini:
BH+(aq)+CH3Hg+(aq)↔CH3HgB+(aq)+H+(aq)B = basa
Dari contoh diatas, apabila basa (B) adalah basa keras maka reaksi akan bergeser
ke arahkiri dan apabila basa (B) adalah basa lunak maka reaksi akan bergeser ke
arah kanan.

Anda mungkin juga menyukai