Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Besar Tegangan Input Terhadap Besar Penguatan Operational Amplifier

(Op-Amp) Pada Rangkaian Adder Dan


Difference (Comparator) Amplifier

Tri Widagdo, Antin Dikayanti, Mariza Dwi. A


Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember
Jl. Kalimantan no.37 Sumbersari, Jember

Abstrak
Penguat operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu komonen elektronika yang
berfungsi untuk menguatkan sinyal masukan. Salah satu aplikasinya yaitu digunakan
sebagai adder amplifier dan difference amplifier. Adder amplifier merupakan rangkaian
yang menghasilkan keluaran berupa hasil penjumlahan dari semua input. Difference
amplifier merupakan suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran berupa selisih dari dua
input yang digunakan. Percobaan kali ini dilakukan variasi frekuensi dan variasi tegangan
input untuk mengetahui karakteristik dari kedua rangkaian tersebut. Hasil yang diperoleh
yaitu besar keluaran dari rangkaian adder amplifier merupakan penjumlahan dari input, dan
difference amplifier merupakan selisih antara dua input yang digunakan. Setiap perubahan
nilai input yang digunakan maka titik half pwer, frekuensi respond an bandwidth berbeda-
beda.
Keyword: Op-Amp, adder amplifier, difference amplifier

I. Introduction boalak-balik (AC). Penggunaan Op-amp


dibagi menjadi dua yaitu penguat linear
Penguat operasional atau yang sering dan penguat non linear. Penguat linear
disebut Op-amp merupakan suatu merupakan penguat yang tetap
komponen elektronika yang berfungsi mempertahankan bentuk sinyal masukan.
sebagai penguat sinyal masukan. Op-amp Contoh dari penguat ini yaitu penguat
ini tersusun atas resistor,diode dan inverting, non inverting, penjumlah
transistor yang terintegrasi dan biasa diferensial. Penguat tidak linear adalah
dikenal dengan Integrated Circuit (IC).[1] penguat yang bentuk sinyal keluarannya
Penguat operasional (Op-amp) adalah tidak lagi sama dengan bentuk
komponen yang berfungsi untuk masukannya. Contohnya adalah penguat
memperkuat sinyal masukan baik sinyal integrator, komparator, diferensiator dan
dalam bentuk searah (DC) maupun pembangkit geloombang.[2]
1.1 Adder Amplifier (Amplifier memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran
Penjumlah) merupakan hasil penguatan dari
penjumlahan sinyal masukannya. Pada
Rangkaian amplifier pada gambar 1 bagian ini dicontohkan penguat penjumlah
merepresentasikan suatu tegangan output berdasarkan rangkaian penguat inverting.
yang merupakan jumlah dari tiga tegangan Sehingga sinyal keluaran adalah berbeda
input. Dasar dari rangkaian ini adalah fasa sebesar 180o. Rangkaian ini
penguat pembalik (inverting amplifier) ditunjukkan oleh Gambar 1. [4]
dengan input yang lebih dari satu dan
terhubung dengan resistor yang kemudian 1.2 Difference Amplifier (Amplifier
akan dijumlahkan pada titik X.[3] Pengurang)

Tegangan output dari rangkaian tersebut Rangkaian difference amplifier


yaitu: menghasilkan tegangan output yang
membedakan sinyal-sinyal input inverting
𝑅2 𝑅2 𝑅2
𝑉𝑜 = −( . 𝑉𝐴 + . 𝑉𝐵 + .𝑉 ) dan non inverting dengan menggunakan
𝑅𝐴 𝑅𝐵 𝑅𝐶 𝐶 superposisi. Penguat differensial adalah
Sebagai contoh, jika resistor dengan nilai penggunaan op amp untuk mencari selisih
sama dipilih, katakan RA = RB = RC = antara dua buah titik tegangan yang
R1, berbeda. [5]
maka : Maka rumus untuk mencari Vout pada
𝑅2 rangkaian Differensial amplifier adalah:
𝑉0 = − (𝑉 + 𝑉𝐵 + 𝑉𝐶 )
𝑅1 𝐴 𝑅2
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (𝑉 − 𝑉1 )
𝑅1 2

Gambar 1. Rangkaian Adder Amplifier

Penguat penjumlah berfungsi


Gambar 2. Rangkaian Difference
menjumlahkan level masing masing sinyal
Amplifier
input yang masuk ke op amp.
Penggunanan op amp sebagai penjumlah
sering dijumpai pada rangkaian mixer
audio. Penguat penjumlah
II. TUJUAN input dan output. Variasi yang dilakukan
pada percobaan ini yaitu variasi frekuensi
Tujuan dari dilakukannya percobaan dan variasi tegangan input. Variasi
ini yaitu untuk mengetahui pengaruh besar tegangan input dilakukan sebanyak lima
tegangan input terhadap besar tegangan kali dengan setiap nilai input dilakukan
output dan besar penguatan pada variasi frekuensi. Variasi frekuensi
rangkaian adder dan difference amplifier. dilakukan sebanyak 25 kali variasi antara
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan frekuensi 20 – 600000 Hz.
melakukan variasi pada besar tegangan
input yang digunakan dalam rangkaian. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Variasi frekuensi juga dilakukan pada
rangkaian untuk mengetahui karakteristik Rangkaian adder merupakan rangkaian
rangkaian adder da difference amplifier. yang menghasilkan output berupa
penjumlahan dari semua input. Hasil yang
III. METODE diperoleh dari praktikum ini telah sesuai.
Table 4.1 menunujukan hasil yang
Percobaan kali ini menggunakan suatu diperoleh dari percobaan pada rangkaian
rangkaian tambahan yaitu rangkaian adder. Besar nilai input akan sangat
voltage divider yang tersusun atas mempengaruhi besar output yang
potensiometer dan resistor. Rangkaian ini dihasilkan. Hal tersebut karena prinsip
berfungsi untuk membagi sinyal input dari dasar dari rangkaian ini yaitu tergantung
function generator yang awalnya hanya pada besar nilai input yang digunakan.
satu titik menjadi dua titik. Semua
rangkaian direalisasikan sesuai dengan Tabel 4.1 Hasil rangkaian adder amplifier
literature yang ada. Function generator
dihubungkan dengan rangkaian voltage Vout Vout
No V1 V2
Teori Eksperimen
divider sehingga dihasilkan dua titik input.
1 1,1 0,2 1,3 1,24
Rangkaian yang memiliki dua input yaitu 2 1,1 0,24 1,34 1,36
V1 dan V2. V1 dihubungkan dengan 3 1,2 0,16 1,36 1,2
function generator dan V2 dihubungkan 4 1,2 0,28 1,48 1,36
dengan voltage divider. Osiloskop 5 1,12 0,08 1,2 1,2
dihubungkan dengan rangkaian untuk
mengamati gelombang input dan output
Rangkaian difference amplifier
yang dihasilkan, CH1 pada input V1 dan
merupakan rangkaian yang menghasilkan
V2 secara bergantian serta CH2 pada
output yang merupakan selisih antara dua
output.
nilai input. Besar output yang dihasilkan
Gelombang yang terbentuk diamati bergantung pada besar input yang
perbandingan Vpp-nya antara gelombang
digunakan. Tabel 4.2 merepresentasikan
hasil dari rangkaian difference amplifier.

Tabel 4.2 Hasil rangkaian differrence


amplifier

Vout Vout
No V1 V2
Teori Eksperimen
1 1,08 0,2 -0,88 0,8
2 1,12 0,24 -0,88 0,8
3 1,08 0,16 -0,92 0,84 Ganbar 4.2 variasi rangkaian defference
4 1,08 0,32 -0,76 0,68 amplifier
5 1,08 0,1 -0,98 1
V. KESIMPULAN

Variasi frekuensi yang dilakukan Rangkaian adder amplifier merupakan


menunjukan karakteristik dari op-amp, rangkaian penjumlah, dimana keluarannya
yaitu semakin tinggi frekuensi maka akan merupakan hasil penjumlahan dari semua
semakin rendah penguatannnya. input. Sehingga besar keluaran sangat
Sementara dengan adanya variasi bergantung pada nilai input yang
tegangan input berpengaruh pada titik half digunakan. Besar input yang berbeda-beda
power, bandwidth dan frekuensi respon akan memiliki titik frekuensi respon,
dari rangkaian. Setiap tegangan input akan bandwidth, dan half power yang berbeda-
memiliki titik half power, bandwidth, dan beda pula.differnce amplifiermerupakan
frekuensi respon yang berbeda-beda. Hal rangkaian yang menghasilkan keluaran
tersebut ditunjukan oleh gambar 4.1 dan hasil dari selisih antara dua input yang
gambar 4.2. digunakan. Saat input non inverting lebih
besar daripada input inverting maka
output yang dihasilkan akan bernilai
negative.

REFERENSI

[1] Kawarasan, B. 2011. 741 Op-amp


Light Sensor/741 Light Dark
Sensor. Jakarta : Gramedia.
[2] Sutanto. 2006. Rangkaian Elektronika.
Gambar 4.1 Variasi rangkaian adder Jakarta: Erlangga
amplifier
[3] Malvino, Albert. 2007. Electronic
Principles. New York:
McGrawHill
[4] Fauzi. 2005. Operasi Matematika
Dengan Menggunakan OP-AMP.
Jurnal Media Teknik. Vol. 2
No.3.
[5] Nuryanto, Lilik Eko. 2017. Penerapan
Dari OP-AMP (Operational
Amplifier). Jurnal Orbith, Vol. 13
No. 1.

Anda mungkin juga menyukai