JUDUL PERCOBAAN
Pemeriksaan Pendahuluan dari Serbuk Simplisia (Penapisan Fitokimia)
Salah satu hal penting yang berperan dalam prosedur skrining fitokimia adalah
pemilihan pelarut untuk ekstraksi. Sering muncul kesulitan jika pemilihan pelarut
hanya didasarkan pada ketentuan derajat kelarutan suatu senyawa yang diteliti secara
umum. Hal itu disebabkan karena hadirnya senyawa-senyawa dari golongan lain
dalam tanaman tersebut yang akan berpengaruh terhadap proses kelarutan senyawa
yang diinginkan. Setiap tanaman tentunya memiliki komposisi kandungan yang
Kesulitan lain pada proses skrining fitokimia adalah adanya false-positive result.
Jadi komposisi campuran senyawa yang terkandung dalam tanaman dapat
memberikan “hasil positif” meskipun senyawa yang diujitidak terkandung dalam
tanaman tersebut. Atau kemungkinan yang lain, karena campuran beberapa warna
hasil reaksi dari golongan senyawa-senyawa lain dengan pereaksi yang digunakan
yang pada akhirnya akan memberikan “hasil positif”. (Buku Ajar Fitokimia,2008)
Metabolit adalah intermediet atau molekul yang tidak stabil dengan paruh waktu
yang pendek dalam reaksi kimiawi dan produk dari metabolisme.Terbagi atas dua
yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Sebuah metabolit utama atau primer
adalah suatu zat / senyawa essensial yang terdapat dalam organisme dan tumbuhan,
yang berperan dalam proses semua kehidupan organisme tersebut atau merupakan
kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup bagi organisme / tumbuhan tersebut.
Senyawa ini dikelompokkan menjadi 4 kelompok makromolekul yaitu karbohidrat,
protein, lipid,dan asam nukleat Metabolit sekunder adalah suatu zat / senyawa
metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam
bentuk yang unik atau berbeda- beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap
organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda,
bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu
spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya
pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu.
Flavonoida terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali dijumpai
hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan.Penggolongan jenis flavonoida
dalam jaringan tumbuhan mula-mula didasarkan kepada telaah sifat kelarutan dan
reaksi warna, kemudian diikuti dengan pemeriksaan ekstrak tumbuhan yang telah
Bahan
1. Serbuk simplisia
2. NaOH 1N
3. NH4OH 30%
4. Natrium Asetat
5. Kloroform
6. HCL encer
7. HCL pekat
8. Eter
9. Asam asetat anhidrat
10. H2SO4 98%
11. Ethanol 96%
12. Lempeng Mg
13. Pereaksi Meyer
14. Pereaksi Dragendorff
V. CARA KERJA
1. Identifikasi Golongan Alkaloid
1.1. Sebanyak 2 g serbuk simplisia dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 30%
1.2. Digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus
kembali dengan kuat
1.3. Campuran tersebut disaring dengan kertas saring
1.4. Diperoleh filtrate berupa larutan organic (larutan A), sebagian dari larutan A
(10 ml) diekstraksi dengan 10 ml larutan HCL 1:10 dengan pengocokan
dalam tabung reaksi
1.5. Diambil larutan bagian atasnya (larutan B)
1.6. Larutan A diteteskan beberapa tetes pereaksi dragendroff pada kertas saring
1.7. Bila terbentuk warna merah atau jingga menunjukan adanya senyawa
alkaloid
1.8. Larutan B dibagi menjadi 2 dalam tabung reaksi, masing- masing
ditambahkan pereaksi dragendroff dan meyer.
1.9. Hasil positif apabila : terbentuk endapan merah bata (dengan pereaksi
dragendroff) dan terbentuk endapan putih (dengan pereaksi meyer)
Larutan B +
dragendroff: Endapan + alkaloid
Endapan merah jingga
bata/endapan
jingga
Pada percobaan sebuk simplisia kina ditambahkan dengan ammoniak 30% untuk
melembabkan dan digerus dengan kuat untuk memecah dinding sel. Penggerusan
harus dilakukan dengan kuat, jika tidak dinding sel tidak pecah.
Berdasarkan hasil percobaan pada simplisia tanaman kina, kertas saring yang
ditetesi pereaksi dragendroff berwarna jingga menunjukan positif adanya senyawa
alkaloida,
Larutan yang digunakan dalam proses identifikasi antara lain ammoniak 30%
yang berfungsi untuk mengembalikan bentuk garam menjadi bentuk bebas yaitu basa,
kloroform berfungsi untuk membantu memudahkan alkaloida agar mudah tersari,
Pada pengujian identifikasi tanin dari tanaman jambu biji terbentuk larutan
berwarna biru tinta dengan pereaksi Ferri (III) Klorida dan terbentuk endapan putih
setelah ditetesi dengan larutan gelatin hal tersebut menunjukan positif adanya
senyawa tanin. Fungsi dari pereaksi Ferri (III) Klorida yaitu mendeteksi keberadaan
gugus fenol.
VIII. KESIMPULAN
1. Kina (Cinchona sp.) positif mengandung alkaloid
2. Daun Inggu (Ruta graveolens) positif mengandung flavonoid
3. Jati belanda (Guazuma ulmifolia) positif mengandung saponin
4. Kulit Buah Delima (Punica granatum) positif mengandung tanin galat
5. Kelembak (Rhei radix) positif mengandung kuinon
6. Herba Sambiloto (Andrographis puniculata) positif mengandung steroid
triterpenoid
7. Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet) positif mengandung minyak atsiri
8. Meniran (Phyllantus utinaria) positif mengandung kumarin
IX. PUSTAKA
1. DPP Praktikum Fitokimia, 2017, Penuntun Praktikum Fitokimia, Jakarta :
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
2. Kristanti, Alfinda Novi, dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Semarang: Airlangga
University Press
3. Sirait, Midian. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: Penerbit ITB
4. Soedibyo, Mooryati.1998. Alam Sumber Kesehatan, manfaat dan kegunaan.
Jakarta: Jakarta Balai Pustaka
5. Soegihardjo, C J. 1970. Skrining Fitokimia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
disusun oleh:
1. Cristella Dhema (2015210049)
2. Desy Setyaningrum (2015210057)
3. Dian Fajar Astuti (2015210060)
4. Dita Primandani Putri (2015210065)
5. Endah Giyah Wahyuningsih (2015210071)
6. Fadliyah Ihsan Lubis (2015210077)
7. Fredrika Natashya (2015210085)*
8. Grace Stevania Loar (2015210091)
9. Hanifa Hasan (2015210095)
Kelas: B
Kelompok: 2
Tanggal Praktikum: 12 September 2017
Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
Jakarta
2016
Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 15