Anda di halaman 1dari 15

I.

JUDUL PERCOBAAN
Pemeriksaan Pendahuluan dari Serbuk Simplisia (Penapisan Fitokimia)

II. TUJUAN PERCOBAAN


I.1 Dapat melakukan uji identifikasi pendahuluan terhadap kandungan metabolit
sekunder yang terdapat dalam simplisia tumbuhan.
I.2 Dapat mengenal golongan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang biasa
terdapat dalam tumbuhan.

III. TEORI DASAR


Penelitian senyawa organic telah berkembang pesat dengan pengkajian yang
lebih luas. Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam penelitian
fitokimia. Secara umum dapat dikatakan bahwa metodenya sebagian besar merupakan
reaksi pengujian warna dengan suatu pereaksi warna. (Buku Ajar Fitokimia,2008)
Dalam penelitian-penelitian internasional terbaru tentang kimia bahan alam,
skrining fitokimia sudah ditinggalkan, tetapi cara ini tetap merupakan langkah awal
yang dapat membantu untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. (Buku Ajar Fitokimia,2008)
Metode yang digunakan pada skrining fitokimia seharusnya memiliki beberapa
kriteria berikut:
1. Sederhana
2. Cepat
3. Hanya membutuhkan peralatan yang sederhana
4. Khas satu golongan senyawa
5. Memiliki batas limit deteksi yang cukup lebar (dapat mendeteksi keberadaan
senyawa meski dalam konsentrasi yang kecil)

Salah satu hal penting yang berperan dalam prosedur skrining fitokimia adalah
pemilihan pelarut untuk ekstraksi. Sering muncul kesulitan jika pemilihan pelarut
hanya didasarkan pada ketentuan derajat kelarutan suatu senyawa yang diteliti secara
umum. Hal itu disebabkan karena hadirnya senyawa-senyawa dari golongan lain
dalam tanaman tersebut yang akan berpengaruh terhadap proses kelarutan senyawa
yang diinginkan. Setiap tanaman tentunya memiliki komposisi kandungan yang

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 1


berbeda-beda sehingga kelarutan suatu senyawa juga tidak bisa ditentukan secara
pasti. (Buku Ajar Fitokimia,2008)

Kesulitan lain pada proses skrining fitokimia adalah adanya false-positive result.
Jadi komposisi campuran senyawa yang terkandung dalam tanaman dapat
memberikan “hasil positif” meskipun senyawa yang diujitidak terkandung dalam
tanaman tersebut. Atau kemungkinan yang lain, karena campuran beberapa warna
hasil reaksi dari golongan senyawa-senyawa lain dengan pereaksi yang digunakan
yang pada akhirnya akan memberikan “hasil positif”. (Buku Ajar Fitokimia,2008)

Hasil negative (false-negative result) juga harus diwaspadai apakah benar-benar


senyawa yang diteliti tidak ada dalam sampel atau hasil yang negative itu disebabkan
karena prosedur skrining yang digunakan tidak sesuai atau tidak tepat. Karena alasan-
alasan yang demikianlah maka skrining fotokimia sudah ditinggalkan dalam
penelitian-penelitian bahan alam yang modern, sebagai gantinya penggalian referensi-
lah yang lebih diutamakan. (Buku Ajar Fitokimia,2008)

Metabolit adalah intermediet atau molekul yang tidak stabil dengan paruh waktu
yang pendek dalam reaksi kimiawi dan produk dari metabolisme.Terbagi atas dua
yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Sebuah metabolit utama atau primer
adalah suatu zat / senyawa essensial yang terdapat dalam organisme dan tumbuhan,
yang berperan dalam proses semua kehidupan organisme tersebut atau merupakan
kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup bagi organisme / tumbuhan tersebut.
Senyawa ini dikelompokkan menjadi 4 kelompok makromolekul yaitu karbohidrat,
protein, lipid,dan asam nukleat Metabolit sekunder adalah suatu zat / senyawa
metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam
bentuk yang unik atau berbeda- beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap
organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda,
bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu
spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya
pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu.
Flavonoida terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali dijumpai
hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan.Penggolongan jenis flavonoida
dalam jaringan tumbuhan mula-mula didasarkan kepada telaah sifat kelarutan dan
reaksi warna, kemudian diikuti dengan pemeriksaan ekstrak tumbuhan yang telah

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 2


dihidrolisis, secara kromatografi satu arah, dan pemeriksaan ekstrak etanol secara dua
arah. Akhirnya flavonoid dapat dipisahkan dengan cara kromatografi. Komponen
masing-masing diidentifikasi dengan membandingkan kromatografi dengan spectrum,
dengan memkai senyawa pembanding yang sudah dikenal.Senyawa baru yang
ditemukan sewaktu menelaah melakukan pemeriksaan kimia dan spectrum yang lebih
terinci.
Saponin adalah glikosida dari triterpen dan sterol, bersifat polar, telah dideteksi
pada lebih dari 20 famili tumbuhan.Senyawa ini mempunnyai sifat aktif permukaan
dengan sifat seperti sabun dan dapat dideteksi karena kemampuannya membentuk
busa dan untuk menghemolisis sel darah.Pencarian saponin dari tumbuhan distimulasi
oleh keinginan untuk mendapatkan sumber sapogenin yang dapat diubah di
laboratorium menjadi sterol hewan yang mempunyai manfaat terapeutik.
Tanin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan yang bersifat dapat bereaksi
dengan proteina membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air.Sebagian
besar tumbuhan yang banyak bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan
karena rasanya yang sepat.Secara kimia terdapat dua jenis tanin yaitu tanin
terkondensasi atau flavolan dan tanin terhidrolisiskan. Tanin terkondensasi secara
biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal yang
membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Tanin
terhidrolisiskan terdiri atas dua kelas yang paling sederhana ialah depsida
galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh limagugus
ester galoil atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam
galat, yaitu asam heksahidroksifenat, disinipun berikatan dengan glukosa.
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri dari dua gugus karbonil yang berkonyugasi
dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon.Warna pigmen kuinon alam beragam,
mulai dari kuning pucat sampai ke hampir hitam, dan struktur yang telah dikenal
jumahnya lebih dari 450.
Triterpenoid adalah senyawa dengan kerangka karbon yang disusun dari 6 unit
isoprena dan dibuat secara biosintesis dari skualen, suatu C30 hidrokarbon
siklik.Triterpenoid dapat dibagi atas 4 kelompok senyawa, yaitu triterpen sebenarnya,
steroid, saponin, dan glikosida jantung.Kedua kelompok terakhir disebut triterpen
esensial atau steroid yang umumnya terdapat dalam tanaman sebagai glikosida.

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 3


Minyak atsiri adalah zat atau minyak menguap yang memiliki bau aromatic dari
suatu tanaman.Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya zat
inilah penyebab wangi, harum, atau bau khas pada banyak tumbuhan.Secara kimia,
terpena minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan, yaitu monoterpena dan
seskuiterpena.
Kumarin adalah senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang
terbentuk terutama dari turunan glukosa nonatsiri saat penuaan atau pelukaan.Larutan
kumarin dapat berflourosensi berwarna biru atau hijau dibawah sinar ultraviolet.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Kertas saring
2. Tabung reaksi
3. Waterbath
4. Cawan penguap
5. Corong glass
6. Kapas
7. Rak tabung reaksi

Bahan

1. Serbuk simplisia
2. NaOH 1N
3. NH4OH 30%
4. Natrium Asetat
5. Kloroform
6. HCL encer
7. HCL pekat
8. Eter
9. Asam asetat anhidrat
10. H2SO4 98%
11. Ethanol 96%
12. Lempeng Mg
13. Pereaksi Meyer
14. Pereaksi Dragendorff

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 4


15. Pereaksi Stiansny
16. Ferri (III) klorida 1%

V. CARA KERJA
1. Identifikasi Golongan Alkaloid
1.1. Sebanyak 2 g serbuk simplisia dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 30%
1.2. Digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus
kembali dengan kuat
1.3. Campuran tersebut disaring dengan kertas saring
1.4. Diperoleh filtrate berupa larutan organic (larutan A), sebagian dari larutan A
(10 ml) diekstraksi dengan 10 ml larutan HCL 1:10 dengan pengocokan
dalam tabung reaksi
1.5. Diambil larutan bagian atasnya (larutan B)
1.6. Larutan A diteteskan beberapa tetes pereaksi dragendroff pada kertas saring
1.7. Bila terbentuk warna merah atau jingga menunjukan adanya senyawa
alkaloid
1.8. Larutan B dibagi menjadi 2 dalam tabung reaksi, masing- masing
ditambahkan pereaksi dragendroff dan meyer.
1.9. Hasil positif apabila : terbentuk endapan merah bata (dengan pereaksi
dragendroff) dan terbentuk endapan putih (dengan pereaksi meyer)

2. Identifikasi Golongan Flavonoid


2.1. Sebanyak 2 g serbuk simplisia ditambahkan 100 ml air panas
2.2. Dididihkan selama 5 menit
2.3. Disaring dengan kertas saring, diperoleh filtrate
2.4. Dimasukan filtrate sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi
2.5. Ditambahkan lempeng Mg secukupnya dan 1 ml HCl pekat
2.6. Ditambahkan 5 ml amil alcohol, dikocok kuat
2.7. Dibiarkan memisah dan terbentuk warna dalam larutan amil alcohol
menunjukan adanya senyawa flavonoid

3. Identifikasi Golongan Saponin


3.1. Sebanyak 10 ml larutan percobaan yang diperoleh dari percobaan
Identifikasi Golongan Flavonoida

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 5


3.2. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dikocok secara vertical dalam 10
detik
3.3. Dibiarkan 10 menit, terbentuk busa stabil menunjukan adanya golongan
saponin
3.4. Bila ditambahkan 1 tetes HCl 1%, busa tetap stabil

4. Identifikasi Golongan Tanin


4.1. 2 gram simplisia dalam beaker glass ditambahkan 100 ml air
4.2. Dididihkan selama 15 menit, didinginkan dan disaring dengan kertas saring
4.3. Filtrate yang diperoleh dibagi 2 bagian, masing-masing 5 ml dalam tabung
reaksi
4.4. Tabung A ditambahkan beberapa tetes larutan Ferri (III) klorida 1%
terbentuk warna biru hijau violet
4.5. Tabung B ditambahkan beberapa tetes larutan gelatin 1% terbentuk endapan
putih menunjukan adanya senyawa golongan tannin
4.6. Dalam 50 ml filtrate yang kedua ditambahkan 15 ml pereaksi Stiansy.
4.7. Dipanaskan di atas penangas air, terbentuk endapan warna merah muda
menunjukan adanya tannin katekuat
4.8. Endapan disaring filtrate yang diperoleh dijenuhkan dengan serbuk Natrium
Asetat
4.9. Ditambahkan beberapa tetes larutan ferri (III) klorida 1% terbentuk warna
biru tinta menunjukan adanya tannin galat

5. Identifikasi Golongan Kuinon


5.1. Diambil 5 ml larutan percobaan no. 2 dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi
5.2. Ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1N terbentuk warna biru tinta
menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon

6. Identifikasi Golongan Steroid dan Terpenoid


6.1. 1 gram serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam
6.2. Disaring dan diambil filtratnya, 5 ml dari filtrate diuapkan dalam cawan
penguap hingga diperoleh residu.

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 6


6.3. Dalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam
sulfat peka, pereaksi (Lieberman-Burchard)
6.4. Terbentuk warna hijau atau merah menunjukan adanya senyawa golongan
Steroid dan Triterpenoid

7. Identifikasi Golongan Minyak Atsiri


7.1. 2 gram serbuk simplisia dalam tabung reaksi ditambahkan 10 ml pelarut
Petroleum eter dan dipasang corong pada mulut tabung
7.2. Dipanaskan selama 10 menit di atas penangas air, dinginkan dan saring
dengan kertas saring
7.3. Filtrate diuapkan pada cawan penguap, residu dilarutkan dengan pelarut
alcohol sebanyak 5 ml
7.4. Disaring dengan kertas saring
7.5. Filtratnya diuapkan pada cawan penguap, residu berbau aromatic
menunjukan adanya senyawa golongan minyak atsiri

8. Identifikasi Golongan Kumarin


8.1. 2 gram simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml
kloroform dan pasang corong pada mulut tabung
8.2. Dipanaskan selama 20 menit diatas penangas air, dinginkan dan disaring
dengan kertas saring
8.3. Filtrate diuapkan pada cawan penguap hingga kering
8.4. Ditambahkan air panas 10 ml, dinginkan dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi
8.5. Ditambahkan alarutan ammonia 10%. Diamati dibawah sinar uv dengan
panjang gelombang 365 nm
8.6. Terjadi flouroensi warna biru atau hijauan, biru kehijauan menunjukan
adanya golongan kumarin

VI. HASIL PENGAMATAN


No. Nama Golongan Hasil Teori Hasil Kesimpulan
Tanaman senyawa Pengamatan
1. Kina Alkaloid Larutan A +

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 7


(Cinchona sp.) dragendroff: Jingga + alkaloid
Merah/jingga

Larutan B +
dragendroff: Endapan + alkaloid
Endapan merah jingga
bata/endapan
jingga

Larutan B + Endapan putih + alkaloid


Meyer: Endapan
putih
2. Daun Inggu Flavonoid Berwarna pada Memisah,
(Ruta larutan amil Berwarna + flavonoid
graveolens) alcohol pada larutan
amil alcohol
3. Jati belanda Saponin Terbentuk busa Terbentuk + saponin
(Guazuma stabil busa stabil
ulmifolia)
4. Kulit Buah Tanin Filtrat + FeCl3 Biru + tanin
Delima 1%: Biru hijau
(Punica violet
granatum) Endapan putih + tanin
Filtrat + larutan
gelatin 1%:
endapan putih
Endapan - tanin
Filtrat + Pereaksi coklat katekuat
Stiansy,
dipanaskan:
merah (tannin
katekuan) Biru tinta + tanin
galat

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 8


Endapan + Na,
asetat + FeCl3
1%: biru tinta
(tannin galat)
5. Kelembak Kuinon Warna merah Warna merah + kuinon
(Rhei radix) intensif intensif
6. Herba Steroid, Warna hijau atau Warna hijau + steroid,
Sambiloto terpenoid merah ungu triterpenoid
(Andrographis
puniculata)
7. Lempuyang Minyak Residu berbau Berbau + minyak
Gajah atsiri aromatik aromatik atsiri
(Zingiber
zerumbet)
8. Meniran Kumarin Berfluoresensi Berfluoresensi + kumarin
(Phyllantus hijau hijau
utinaria)

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 9


VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan sebuk simplisia kina ditambahkan dengan ammoniak 30% untuk
melembabkan dan digerus dengan kuat untuk memecah dinding sel. Penggerusan
harus dilakukan dengan kuat, jika tidak dinding sel tidak pecah.

Berdasarkan hasil percobaan pada simplisia tanaman kina, kertas saring yang
ditetesi pereaksi dragendroff berwarna jingga menunjukan positif adanya senyawa
alkaloida,

Pada sampel di tetesi pereaksi dragendroff terbentuk endapan jingga


menunjukan positif adanya senyawa alkaloida, karena pereaksi dragendroff dapat
mengendapkan alkaloid karena di dalamnya terdapat gugus nitrogen yang memiliki
satu pasang electron bebas sehingga dapat ion logam berat yang bermuatan positif
dari pereaksi dragendroff.

Pada sampel di tetesi pereaksi mayer terbentuk endapan putih menunjukan


positif adanya senyawa alkaloid, karena pereaksi meyer ini berikatan dengan alkaloid
melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pereaksi Meyer sehingga
menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang non-polar,

Larutan yang digunakan dalam proses identifikasi antara lain ammoniak 30%
yang berfungsi untuk mengembalikan bentuk garam menjadi bentuk bebas yaitu basa,
kloroform berfungsi untuk membantu memudahkan alkaloida agar mudah tersari,

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 10


HCL 1:10 untuk membentuk garam menjadi polar agar mudah larut dalam air yang
bersifat polar.

Pada pengujian identifikasi saponin menggunakan simplisia tanaman jati


belanda, pada proses identifikasi dilakukan proses pengocokan hingga menghasilkan
busa stabil, hasil yang diperoleh yaitu busa tetap stabil sehingga menunjukan bahwa
dalam tanaman tersebut mengandung senyawa saponin.

Berdasarkan hasil percobaan dari simplisia daun inggu terbentuk 2 lapisan


berwarna orange yang menunjukan positif mengandung senyawa flavonoida. Pada
proses identifikasi pereaksi yang digunakan antara lain lempeng Mg dan larutan HCl
pekat yang berfungsi untuk membentuk terjadinya reaksi hidrolisis menjadi aglikon

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 11


flavonoid dimana terjadinya penghilangan gula sehingga memiliki sifat semi polar,
amilalkohol yaitu larutan yang berfungsi untuk menarik flavonoid yang memiliki
kesamaan sifat yaitu semi polar.

Pada pengujian identifikasi tanin dari tanaman jambu biji terbentuk larutan
berwarna biru tinta dengan pereaksi Ferri (III) Klorida dan terbentuk endapan putih
setelah ditetesi dengan larutan gelatin hal tersebut menunjukan positif adanya
senyawa tanin. Fungsi dari pereaksi Ferri (III) Klorida yaitu mendeteksi keberadaan
gugus fenol.

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 12


Pada pengujian identifikasi kuinon dari tanaman kelembak diperoleh larutan
berwarna merah intensif, hal tersebut menunjukan positif adanya senyawa kuinon,
dengan pereaksi NaOH yang memiliki gugus basa yang dapat mendeteksi senyawa
kuinon.

Berdasarkan hasil percobaan identifikasi steroid dan triterpenoid di peroleh


residu bila diteteskan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat akan berwarna hijau
ungu, hal tersebut menunjukan positif adanya senyawasteroid dan triterpenoid.

Berdasarkan hasil percobaan identifikasi kumarin dari tanaman meniran,


diperoleh larutan berflourosensi berwarna hijau dibawah lampu uv dengan panjang

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 13


gelombang 365 nm, hal tersebut menunjukan bahwa positif mengandung senyawa
kumarin.
Berdasarkan hasil percobaan identifikasi minyak atsiri pada tanaman
lempuyang gajah, diperoleh filtrat yang telah dikeringkan dengan bau aromatic atau
khas, hal tersebut menunjukan positif mengandung minyak atsiri.

VIII. KESIMPULAN
1. Kina (Cinchona sp.) positif mengandung alkaloid
2. Daun Inggu (Ruta graveolens) positif mengandung flavonoid
3. Jati belanda (Guazuma ulmifolia) positif mengandung saponin
4. Kulit Buah Delima (Punica granatum) positif mengandung tanin galat
5. Kelembak (Rhei radix) positif mengandung kuinon
6. Herba Sambiloto (Andrographis puniculata) positif mengandung steroid
triterpenoid
7. Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet) positif mengandung minyak atsiri
8. Meniran (Phyllantus utinaria) positif mengandung kumarin

IX. PUSTAKA
1. DPP Praktikum Fitokimia, 2017, Penuntun Praktikum Fitokimia, Jakarta :
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
2. Kristanti, Alfinda Novi, dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Semarang: Airlangga
University Press
3. Sirait, Midian. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: Penerbit ITB
4. Soedibyo, Mooryati.1998. Alam Sumber Kesehatan, manfaat dan kegunaan.
Jakarta: Jakarta Balai Pustaka
5. Soegihardjo, C J. 1970. Skrining Fitokimia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 14


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FITOKIMIA
“Penapisan Fitokimia”

disusun oleh:
1. Cristella Dhema (2015210049)
2. Desy Setyaningrum (2015210057)
3. Dian Fajar Astuti (2015210060)
4. Dita Primandani Putri (2015210065)
5. Endah Giyah Wahyuningsih (2015210071)
6. Fadliyah Ihsan Lubis (2015210077)
7. Fredrika Natashya (2015210085)*
8. Grace Stevania Loar (2015210091)
9. Hanifa Hasan (2015210095)
Kelas: B
Kelompok: 2
Tanggal Praktikum: 12 September 2017

Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
Jakarta
2016
Laporan Resmi Praktikum Fitokimia Penapisan Fitokimia Kelompok B2 15

Anda mungkin juga menyukai