Anda di halaman 1dari 32

Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 1 dari halaman

12. Sambungan pada Struktur – Struktur Pendukung.

12.1 Sambungan Gording ke Rafter Gabel


Beban sambungan
Vuy = 9035,54 N (diperoleh dari perhitungan pada deasain gording hal ......)
Nu = 5752,95 N (diperoleh dari perhitungan pada deasain gording halaman.......)

B 75 mm

anal
t Ch
Ligh 50 x 4
x
,5 Vu 150 mm

150
A
Nu
A 26 mm

15
x 10 x
0
x 30
300
WF
B

Gambar 12-1. Pemodelan sambungan gording rafter

12.1.1. Menentukan Jenis Sambungan, Jumlah Daerah Sambung dan Konektornya


Jenis sambungan:
Sambungan adalah sambungan Rafter Grding, menghubungkan antara Gording dan Rafter.
Sambungan menggunakan media sambung: pelat Siku. Rafter adalah dari profil WF 300 x 300 x
10 x 15 mm dan Gording dengan profil Light Chanal 150 x 50 x 4.5 mm, dengan mutu fy = 360
MPa. Data dimensi profil Gording ditunjukkan Tabel 12.1-1. Pelat siki yang digunakan adalah
pelat baja dengan tebal 7 mm, dari mutu fy = 360 MPa.
Tabel 2. Data Dimensional Penampang Profil Gording
Lip Channel 200 x 75 x 20 x 3,2 mm (9,27kg/m') kekuatan material : fy = 360 Mpa
B H c A Cx Cy Ix Iy ix iy Sx Sy
(mm) (mm) (mm) (mm2) (mm) (mm) (mm4) (mm4) (mm) (mm) (mm3) (mm3)
50 150 4.5

Sambungan memiliki dua daerah sambung:


a. Pelat siku ke badan gording; konektor: baut mutu normal, mutu baut: fy =240 MPa.
b. Pelat siku ke sayap rafter; konektor: baut mutu normal, mutu baut: fy =240 MPa.

12.1.2. Mendesain
A. Daerah Sambung-1: Pelat siku ke badan gording, konektor: baut
1. Mengusulkan konfigurasi letak baut.
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 2 dari halaman
Usulan-1: konfigruasi terdiri dari satu yang terdiri dari dua baut (n = 2), seperti yang
ditunjukkan Gambar 12 Semua baut berdiameter 10 mm.
 Jarak minimum antar pusat lubang.
Jarak antar pusat lubang yang diusulkan, Rb, adalah 66,7 mm
𝑅𝑏 = 50 > 3𝑑𝑏𝑎𝑢𝑡
66,7 > 3(8) → 66,7 𝑚𝑚 > 24 𝑚𝑚
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.1)]
 Jarak maksimum antar pusat pengencang
Jarak antar pusat pengencang yang diusulkan, Rb, adalah 66,7 mm.
𝑅𝑏 = 66,7 < min(15𝑡𝑝 ; 200)𝑚𝑚
66,7 < min(15(7) ; 200)𝑚𝑚
66,7 < min(60 ; 200)𝑚𝑚
66,7 𝑚𝑚 < 105 𝑚𝑚
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.3)]
 Jarak maksimum antar pusat pengencang pada baris luar pengencang dalam arah gaya.
Jarak antar pusat pengencang pada baris luar pengencang dengan dalam arah gaya yang
diusulkan, Rb, adalah 66,7 mm.
𝑅𝑏 = 66,7 < min(4𝑡𝑝 + 100 ; 300)𝑚𝑚
66,7 < min(4(7) + 100 ; 200)𝑚𝑚
66,7 < min(128 ; 200)𝑚𝑚
66,7 < 128 𝑚𝑚
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.3)]
 Jarak tepi minimum.
Jarak tepi minimum yang diusulkan, Rb, adalah 50 mm.
𝑅𝑏 = 50 > 1.5𝑑𝑏𝑎𝑢𝑡
50 > 1.5(8) → 50 𝑚𝑚 > 12 𝑚𝑚
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.3)]
Semua syarat dipenuhi usulan penempatan baut.Usulan konfigurasi baut dapat dipakai.
Baut Ø 8

Light Chanal
150 x 50 x 4,5
150 mm

33mm
50 mm
24,4 mm

50 mm

plat siku
66.7 mm 7 mm

WF 300 x 300 x 10 x 15
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 3 dari halaman

2. Menentukan karakteristik baut.


Analisa atas sambungan mengungkapkan bahwa beban sambungan Vy dan H, Vx tidak
diperhitungkan karena arah gaya ke bawah maka tepat pada tumpuan sehingga tidak
menimbulkan beban pada baut berkarakteristik ‘baut terkombinasi geser tarik’.
3. Menghitung dan menentukan beban maksimum pada baut.
 Gaya geser baut (Vy) akibat beban vertikal Vy = 408.48 N

1
𝑉𝑦 = 9035,54 𝑁 → 𝑉𝑑 = (9035,54 ) = 2876,47 𝑁
2
 Gaya geser baut (Nu) akibat beban vertikal N = 17762.4 N

1
𝑁 = 5752,95 𝑁 → 𝑉𝑑 = (5752,95) = 4517,77 𝑁
2
4. Memeriksa kecukupan kekuatan baut dan kekuatan tumpuan baut.
Baut pada daerah sambung ini, dengan demikian, akan dirancang dengan menggunakan
persamaan-persamaan perencanaan untuk baut kombinasi geser-tarik. SNI 03 – 1729 –
2002 mensyaratkan bahwa baut kombinasi geser-tarik harus memenuhi dua persamaan.
 Persamaan 13.2-4
𝑉𝑢
𝑓𝑢𝑣 = ≤ 𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑢𝑏 𝑚
𝑛𝐴𝑏
∅𝑓 = 0.75
𝑛 = 2 (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ)
r1 = 0.5; (baut tanpa ulir pada bidang geser, sesuai SNI ‘2002 (13.2.2.1).
m = 1; (jumlah bidang geser adalah satu).
𝑉𝑢 9035,54
𝑓𝑢𝑣 = = 1 = 89,92 𝑀𝑃𝑎
𝑛𝐴𝑏 2 ( 𝜋82 )
4
𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑢𝑏 𝑚 = 0.5(0.75)(370)(1) = 138,75 𝑀𝑃𝑎
89,95 < 138,75; [memenuhi persamaan 13.2-4]
 Persamaan 13.2-5 sampai 13.2-6

Dari persamaan 13.2-5;

Diperoleh :

Dengan :
1
Ab  d 2
4
1
Ab  x3,14 x8 2
4
Ab = 50,24 mm2
Tu / n = 2876,47 N
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATUFormat


) T1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 4 dari halaman
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )
Format T1
Maka
Jurusan Teknik Sipil,: Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 4 darihalaman
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )
ft ≥ ((2876,47) / (0,75 x 50,24)) Format T1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 4 darihalaman
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )
ft ≥ 76,34N
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 4 darihalaman
Persamaan 13.2-6

f1 = 410 MPa; (baut mutu normal).


r2 = 1,9; (baut tanpa ulir pada bidang geser).
f2 = 310 MPa; (baut mutu normal).

76,34 ≤ 410 – (1,9 x 89,92)


76,34 ≤ 239,14 Mpa dan 76,34 ≤ 310
[memenuhi persamaan 13.2-5 dan 13.2-6].

 Kekuatan Tumpuan Baut; persamaan 13.2-7


Ketentuan syarat batas untuk kuat tumpu 1 adalah:
𝑉𝑑1 = 4517,77 𝑁  2.4∅𝑓 𝑑𝑏 𝑡𝑝 𝑓𝑢 = 2.4 (0.75)(8)(7)(370) = 37296 𝑁
[memenuhi persyataran kuat tumpu (SNI ‘2002 persamaan 13.2-7)]
Karena memenuhi semua persamaan kekuatan yang disyaratkan maka usulan sambungan
baut untuk daerah sambungan ini dapat digunakan dapat dipakai.

5. Meredokumentasi Hasil Perencanaan.


 Gambar Rencana.
Gambar rencana untuk sambungan ini ditampilkan dalam Gambar 1-5.
 Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis sambungan dinyatakan dalam Platform 1-1.
Semua Baut adalah Baut hitam  8 mm, fy = 240 Mpa
Pelat Siku yang digunakan berdimensi 50 x 50 x 7 yang disambungkan pada badan gording
dan sayap rafter.

Platform 1-1. Spesifikasi Teknis Sambungan Gording Rafter


Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 5 dari halaman

B. Daerah Sambung-2: Pelat siku ke sayap rafter, konektor: baut


1. Mengusulkan konfigurasi letak baut.
Usulan-1: konfigruasi terdiri dari satu yang terdiri dari dua baut (n = 2), seperti yang
ditunjukkan Gambar 12 ( lampiran halaman…). Semua baut berdiameter 10 mm.
 Jarak minimum antar pusat lubang.
Jarak antar pusat lubang yang diusulkan, Rb, adalah 66,7 mm
𝑅𝑏 = 50 > 3𝑑𝑏𝑎𝑢𝑡
66,7 > 3(8) → 66,7 𝑚𝑚 > 24 𝑚𝑚
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.1)]
 Jarak maksimum antar pusat pengencang
Jarak antar pusat pengencang yang diusulkan, Rb, adalah 66,7 mm.
𝑅𝑏 = 66,7 < min(15𝑡𝑝 ; 200)𝑚𝑚
66,7 < min(15(7) ; 200)𝑚𝑚
66,7 < min(60 ; 200)𝑚𝑚
66,7 𝑚𝑚 < 105 𝑚𝑚
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.3)]
 Jarak maksimum antar pusat pengencang pada baris luar pengencang dalam arah gaya.
Jarak antar pusat pengencang pada baris luar pengencang dengan dalam arah gaya yang
diusulkan, Rb, adalah 66,7 mm.
𝑅𝑏 = 66,7 < min(4𝑡𝑝 + 100 ; 300)𝑚𝑚
66,7 < min(4(7) + 100 ; 200)𝑚𝑚
66,7 < min(128 ; 200)𝑚𝑚
66,7 < 128 𝑚𝑚
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.3)]
 Jarak tepi minimum.
Jarak tepi minimum yang diusulkan, Rb, adalah 50 mm.
𝑅𝑏 = 50 > 1.5𝑑𝑏𝑎𝑢𝑡
50 > 1.5(8) → 50 𝑚𝑚 > 12 𝑚𝑚
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.3)]
Semua syarat dipenuhi usulan penempatan baut.Usulan konfigurasi baut dapat dipakai.

WF 300 x 300 x
10 x 15
Baut Ø 8 mm
Light Chanal
150 x 50 x 4,5
33mm

26 mm
50 mm

66.7 mm 50 mm
plat siku
7 mm
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 6 dari halaman

2. Menentukan karakteristik baut.


Analisa atas sambungan mengungkapkan bahwa beban sambungan Vy dan H, Vx tidak
diperhitungkan karena arah gaya ke bawah maka tepat pada tumpuan sehingga tidak
menimbulkan beban pada baut berkarakteristik ‘baut terkombinasi geser tarik’.
3. Menghitung dan menentukan beban maksimum pada baut.
 Gaya geser baut (Vy) akibat beban vertikal Vy = 408.48 N

1
𝑉𝑦 = 9035,54 𝑁 → 𝑉𝑑 = (9035,54 ) = 2876,47 𝑁
2
 Gaya geser baut (Nu) akibat beban vertikal N = 17762.4 N

1
𝑁 = 5752,95 𝑁 → 𝑉𝑑 = (5752,95) = 4517,77 𝑁
2
4. Memeriksa kecukupan kekuatan baut dan kekuatan tumpuan baut.
Baut pada daerah sambung ini, dengan demikian, akan dirancang dengan menggunakan
persamaan-persamaan perencanaan untuk baut kombinasi geser-tarik. SNI 03 – 1729 –
2002 mensyaratkan bahwa baut kombinasi geser-tarik harus memenuhi dua persamaan.
 Persamaan 13.2-4
𝑉𝑢
𝑓𝑢𝑣 = ≤ 𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑢𝑏 𝑚
𝑛𝐴𝑏
∅𝑓 = 0.75
𝑛 = 2 (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ)
r1 = 0.5; (baut tanpa ulir pada bidang geser, sesuai SNI ‘2002 (13.2.2.1).
m = 1; (jumlah bidang geser adalah satu).
𝑉𝑢 9035,54
𝑓𝑢𝑣 = = 1 = 89,92 𝑀𝑃𝑎
𝑛𝐴𝑏 2 ( 𝜋82 )
4
𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑢𝑏 𝑚 = 0.5(0.75)(370)(1) = 138,75 𝑀𝑃𝑎
89,95 < 138,75; [memenuhi persamaan 13.2-4]
 Persamaan 13.2-5 sampai 13.2-6

Dari persamaan 13.2-5;

Diperoleh :

Dengan :
1
Ab  d 2
4
1
Ab  x3,14 x8 2
4
Ab = 50,24 mm2
Tu / n = 2876,47 N
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 7 dari halaman

Maka :
ft ≥ ((2876,47) / (0,75 x 50,24))
ft ≥ 76,34N
Persamaan 13.2-6

f1 = 410 MPa; (baut mutu normal).


r2 = 1,9; (baut tanpa ulir pada bidang geser).
f2 = 310 MPa; (baut mutu normal).

76,34 ≤ 410 – (1,9 x 89,92)


76,34 ≤ 239,14 Mpa dan 76,34 ≤ 310
[memenuhi persamaan 13.2-5 dan 13.2-6].

 Kekuatan Tumpuan Baut; persamaan 13.2-7


Ketentuan syarat batas untuk kuat tumpu 1 adalah:
𝑉𝑑1 = 4517,77 𝑁  2.4∅𝑓 𝑑𝑏 𝑡𝑝 𝑓𝑢 = 2.4 (0.75)(8)(7)(370) = 37296 𝑁
[memenuhi persyataran kuat tumpu (SNI ‘2002 persamaan 13.2-7)]
Karena memenuhi semua persamaan kekuatan yang disyaratkan maka usulan
sambungan baut untuk daerah sambungan ini dapat digunakan dapat dipakai.

5. Mendokumentasi Hasil Perencanaan.


 Gambar Rencana.
Gambar rencana untuk sambungan ini ditampilkan dalam Gambar 12-5.
 Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis sambungan dinyatakan dalam Plat form 1-1.
Semua Baut adalah Baut hitam  8 mm, fy = 240 Mpa
Pelat Siku yang digunakan berdimensi 50 x 50 x 7 yang disambungkan pada badan gording
dan sayap rafter.

Platform 1-1. Spesifikasi Teknis Sambungan Gording Rafter


Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 8 dari halaman
Format T1

∅=
TUGAS Struktur 0.9 [SNI-2002
Baja-2 : pers2011-2012
Semester Genap 8.8-1 dan tabel 6.4-2] Kelompok :I (SATU )
𝑉𝑛 ; bergantung
Jurusan Teknik Sipil, pada
Fakultas Sains danperbandingan tinggiNusa
Teknik,Universitas (h) terhadap
Cendana, tebal
KUPANGplat 𝑡𝑤 [SNI-2002
Halaman: :98.8]
dari halaman
ℎ = 𝐻 − 2𝑡 = 244 − (2)(11) = 222 𝑚𝑚
𝑡𝑤 = 𝑡 = 7 𝑚𝑚
222
(ℎ⁄𝑡𝑤 ) = ( ) = 31.71
7
𝑎 = 5000 𝑚𝑚
5 5
𝑘𝑛 = 5 + =5+ = 5.01
𝑎 2 5000 2
(ℎ) ( 222 )
𝑘𝑛 𝐸 5.01(200000)
1.10√ 𝑓𝑦
= 1.10√ 240
= 71.08

𝑘𝑛 𝐸 5.01(200000)
1.37√ = 1.37√ = 88.52
𝑓𝑦 240

𝑘𝑛 𝐸
→ 31.71 < 71.08 →((ℎ⁄𝑡𝑤 ) ≤ 1.10√ 𝑓𝑦
,

maka𝑉𝑛 = 0.6𝑓𝑦 𝐴𝑤 [SNI-2002 ; butir 8.8-3]


𝐴𝑤 = ( 𝐻 − 2𝑡)𝑑 = ( 244 − 2(11))7 = 1554 𝑚𝑚2
𝑉𝑛 = 0.6(240)1554 = 223776 𝑁
- Analisa untuk mencari tahu keterpenuhan terhadap persamaan kombinasi geser lentur
𝑀 𝑀 𝑉
Persamaan kombinasi geser lentur adalah (∅𝑀𝑢𝑥 + ∅𝑀𝑢𝑦 ) + 0.625 ∅𝑉𝑢 ≤ 1.375
𝑛𝑥 𝑛𝑦 𝑛

Maka :
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦 𝑉𝑢
( + ) + 0.625 ≤ 1.375
∅𝑀𝑛𝑥 ∅𝑀𝑛𝑦 ∅𝑉𝑛
5.77 × 107 4.88 × 106 46339.41
( 7
+ 7 ) + 0.625 ( ) = 1.12 ≤ 1.375
(0.9)9.05 × 10 (0.9)2.03 × 10 (0.9)223776

Profil usulan 1 memenuhi persamaan lentur dengan rasio keterpenuhan

1.12
× 100% = 81.45%
1.375
 Analisa untuk memperoleh lendutan rencana 1

𝛿 = √𝛿𝑥 2 + 𝛿𝑦 2
5 (𝐷𝑥 )𝐿𝑥 4
𝛿𝑥 = ( )
384 𝐸𝐼𝑥
5 (18.47)50004
= ( ) = 12.28 𝑚𝑚
384 200000(6.12 × 107 )
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 10 dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 11dari alaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 12dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 14 dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 15darihalaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 16 darihalaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 17 dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 18 dari halaman

 Gaya tarik baut maksimum (F1) akibat M = 38479.17 Nm.


𝑀 = 3.85 × 107 𝑁𝑚𝑚

ℎ1 150
𝐹1 = 𝑀 = 3.85 × 107 ( 2 ) = 164910.72 𝑁
∑𝑖=1 ℎ𝑖 2
𝑛 50 + 1002 + 1502
Terdapat dua baut pada taraf 1 (h = 120 mm), maka gaya tarik untuk salah satu baut
(misalnya yang di sebelah kiri atau di sebelah kanan) pada taraf ini (F1.ki) adalah:
1
𝐹1 𝑘𝑖 = (164910.72) = 82455.36 𝑁
2
Gaya tarik total maksimum pada baut (Td) adalah:
𝑇𝑑 = 𝑇𝑑𝐻 + 𝐹1 𝑘𝑖 = 0 + 82455.36 = 82455.36 𝑁
Karena Td dan Vd bekerja serentak pada baut maka baut adalah ‘baut kombinasi geser-
tarik’.
5. Memeriksa kecukupan kekuatan baut dan kekuatan tumpuan baut.
Baut pada daerah sambung ini, dengan demikian, akan dirancang dengan menggunakan
persamaan-persamaan perencanaan untuk baut kombinasi geser-tarik. SNI 03 – 1729 –
2002 mensyaratkan bahwa baut kombinasi geser-tarik harus memenuhi dua persamaan.
 Persamaan 13.2-4
𝑉𝑢
𝑓𝑢𝑣 = ≤ 𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑢𝑏 𝑚
𝑛𝐴𝑏
∅𝑓 = 0.75
𝑛 = 8 (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 8 𝑏𝑢𝑎ℎ)
r1 = 0.5; (baut tanpa ulir pada bidang geser, sesuai SNI ‘2002 (13.2.2.1).
m = 1; (jumlah bidang geser adalah satu).
𝑉𝑢 46175
𝑓𝑢𝑣 = = 1 = 28.72 𝑀𝑃𝑎
𝑛𝐴𝑏 8 ( 𝜋162 )
2
𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑢𝑏 𝑚 = 0.5(0.75)(370)(1) = 138.75 𝑀𝑃𝑎
28.72 < 138.75; [memenuhi persamaan 13.2-4]

 Persamaan 13.2-5 dan 13.2-6


Dari persamaan 13.2-5;
𝑇𝑢
𝑇𝑑 = ∅𝑓 𝑇𝑛 = ∅𝑓 𝑓𝑡 𝐴𝑏 ≥
𝑛
Diperoleh
𝑇𝑢
𝑓𝑡 ≥
𝑛∅𝑓 𝐴𝑏

Dengan
1
𝐴𝑏 = 𝜋162 = 200.96 𝑚𝑚2
4
𝑇𝑢
= 82455.36 𝑁
𝑛
82455.36
𝑓𝑡 = = 547.08 𝑀𝑃𝑎
0.75(200.96)
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 19 dari halaman

Persamaan 13.2-6: 𝑓𝑡 ≤ 𝑓1 − 𝑟2 𝑓𝑢𝑣 ≤ 𝑓2

f1 = 807 MPa; (baut mutu tinggi).


r2 = 1.9; (baut dengan ulir pada bidang geser).
f2 = 621 MPa; (baut mutu tinggi).
𝑓𝑡 ≤ 𝑓1 − 𝑟2 𝑓𝑢𝑣
547.08 ≤ 807 − 1.5(28.72)
547.08 ≤ 763.92 𝑀𝑃𝑎
Dan
𝑓𝑡 ≤ 𝑓2
547.08 ≤ 621 𝑀𝑃𝑎
[memenuhi persamaan 13.2-5 dan 13.2-6].
 Kekuatan Tumpuan Baut; persamaan 13.2-7
Ketentuan syarat batas untuk kuat tumpu 1adalah:
𝑉𝑑 ≤ 2.4∅𝑓 𝑑𝑏 𝑡𝑝 𝑓𝑢
5771.88 ≤ 106560 𝑀𝑃𝑎

[memenuhi persyataran kuat tumpu (SNI ‘2002 persamaan 13.2-7)]


Karena memenuhi semua persamaan kekuatan yang disyaratkan maka usulan sambungan
baut untuk daerah sambung-2 dapat dipakai.
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 20 dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 21 dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 22 dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok :I (SATU )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: 13dari halaman

Anda mungkin juga menyukai