WF 300 x 300 x 10 x 15
WF 300 x 300 x 10 x 15
Daerah
sambungn 1
Daerah
sambungn 2
11.1.2 Mendesain.
A. Daerah sambung-1: Ujung bawah kolom dengan pelat tapak; konektor las.
1. Mengusulkan bentuk, posisi dan jumlah badan las.
a) Las sayap bagian luar: 2 badan; las sudut.
b) Las sayap bagian dalam: 2 badan, masing-masing badan terdiri dari 2 segmen; las sudut.
c) Las badan kolom: 2 badan; las sudut.
2. Mengusulkan tebal las (tt) dan panjang las (Lt).
a) Las sayap bagian luar:
tt = 10 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI‘2002 (13.5.3.3)
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Lt = 300 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ► memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
b) Las sayap bagian dalam:
tt = 4 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI‘2002 (13.5.3.3). Las terdiri dari dua segmen. Segmen yang satu
ditempatkan di bagian dalam satu pihak sayap dan segmen yang lain di bagian dalam
pihak yang lain dari sayap. Lt satu segmen = 125 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ►
memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
Ada dua segmen sehingga,
Lt = 2 x 125 = 250 mm.
c) Las badan kolom :
tt = 10 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI‘2002 (13.5.3.3)
Lt = 230 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ► memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
3. Menghitung dan menentukan beban badan las Ru.
Las sayap ditugaskan memikul Mu = 41000000 Nmm dan las badan ditugaskan memikul Hu
= 83800 N. (Catatan: Pada kasus ini, karena Vu dianggap hanya bekerja vertikal ke bawah
maka tidak ada badan las yang dibebani Vu. Jika ada kemungkinan Vu bekerja bolak balik
(↑ atau ↓), misalnya pada kasus struktur baja yang dibebani beban gempa, maka Vu yang
berarah ke atas (↑) harus ditugaskan kepada salah satu badan las).
a) Las sayap;
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal-31, maka :
M u 41000000
Ru = 141379,3 N
a 290
b) Las badan;
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal-6, maka:
1 1
Ru = H u (83800) 41900 N
2 2
1
Dipaparkan dalam hand-out kuliah Struktur Baja-1 “43_Weld_Connection.pdf”(hand-out 43), juga pada (b)
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
4. Memeriksa kecukupan kekuatan badan las.
a) Las sayap;
Badan las adalah las sudut maka formula desain las sudut (pers. (3) pada hand-out 43)
dipakai untuk memeriksa kecukupan kekuatan badan las. Formula desain adalah:
Ru f t t Lt (0,6 f w )
Ru = 141379,31 N
f 0,75
Ru = 41900 N
f 0,75
Lt = 230 mm
fw = min (fu ; fuw)
= min (370 ; 370)
= 370 mm
Maka :
41900 < 0,75 x 10 x 230 x (0,6 x 370)
41900 < 382950 N
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Ru 41900
Rasio 100 10,9 % [memenuhi formula desain]
Rn 382950
Semua badan las memenuhi formula desain yang disyaratkan maka usulan rancangan las
untuk daerah sambung-1 dapat dipakai.
5. Merekomendasi konstruksi badan las dalam suatu gambar rencana
Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari daerah
sambung-2 pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.
60 mm
151 mm 151 mm 151 mm
a= las sayap
luar ;
b= las sayap t = 10 mm;
dalam 60 mm
L =300 mm
t = 10 mm;
420 mm
570 mm
L =125 mm
c = las badan
t =10 mm
L = 230 mm
600 mm
700 mm
Terdapat dua baut jangkar pada taraf 1 (h = 453 mm), maka gaya tarik untuk salah satu baut
jangkar pada taraf ini (misalnya yang di sebelah depan atau di sebelah belakang) (F1depan)
adalah:
1
F1depan = (58183,5) 29091,77 N
2
Gaya tarik total maksimum pada baut (Td) adalah:
Td = F1depan = 29091,77 N
b) Gaya geser baut (Vd) akibat Hu = 293544 N
1
Hu = 293544 N ► Vd = (83800) 10475 N
8
Karena Td dan Vd bekerja serentak pada baut maka baut adalah ‘baut kombinasi geser-tarik’.
4. Memeriksa kecukupan kekuatan baut, kekuatan tumpuan baut, kekuatan penjangkaran baut.
Baut pada daerah sambung ini, dengan demikian, akan dirancang dengan menggunakan
persamaan - persamaan perencanaan untuk baut kombinasi geser-tarik. SNI 03 – 1729 –
2002 mensyaratkan bahwa baut kombinasi geser-tarik harus memenuhi dua persamaan,
yaitu persamaan 13.2-4 dan persamaan 13.2-5 dan 13.2-6.
a) Persamaan 13.2-4
Vu
f uv r1 f f ub m
nAb
10475
f uv 4,17 N
8(214)
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
0,75
f
r1 = 0,5 ; (baut tanpa ulir pada bidang geser, sesuai SNI ‘2002 (13.2.2.1).
m = 1; (jumlah bidang geser adalah satu)
r1 f f ub m 0,50(0,75)(370)(1) 138,75 N
Maka :
4,17 < 138,75 N
[memenuhi persamaan 13.2-4]
b) Persamaan 13.2-5 dan 13.2-6.
Dari persamaan 13.2-5 ;
T
Td f Tn f f t Ab u
n
Diperoleh :
Tu
ft
n f Ab
Dengan :
Ab = 314 mm2
Tu
Td 29091,77 N
n
Maka :
29091,77
ft = 124 MPa
0,75(314)
Persamaan 13.2-6 :
f t f1 r2 f uv f 2
f1 = 410 N/mm2 ; (baut mutu normal)
r2 = 1,5 ; (baut tanpa ulir pada bidang geser)
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
f2 = 310 N/mm2 ; (baut mutu normal)
f t f1 r2 f uv f 2
124 ≤ 410 – 1,5 (4,17)
124 < 403,75
Dan
ft ≤ f2
124 < 310
[memenuhi persamaan 13.2-5 dan 13.2-6]
124
Rasio Ru / Rn dari baut jangkar adalah = 40 %. Usulan konfigurasi baut kurang efisien
310
dan cukup kuat dalam memikul beban sambungan.
c) Kekuatan Tumpuan Baut; persamaan 13.2-7
Formula desain untuk kuat tumpu1 adalah:
Vd 2,4 f dbt p fu
10475 ≤ 2,4 x 0,75 x 20 x 20 x 370
10475 < 266400 N
[memenuhi persyataran kuat tumpu (SNI ‘2002 persamaan 13.2-7)].
Kekuatan konfigurasi baut pada daerah sambung-2 telah diperiksa pada semua pokok yang
disyaratkan SNI 03 – 1729 - 2002 dan telah terbukti cukup untuk memikul beban-beban
sambungan. Akan tetapi, berbeda dari baut pada sambungan-sambungan struktur baja yang
lain, baut pada sambungan tapak memikul beban, selain dengan cara mengerahkan kekuatan
material penampangnya, juga dengan cara ‘menjangkar’ pada fondasi beton atau bagian
struktur yang lain (maka dinamai ‘baut jangkar’). Dengan demikian maka kekuatan
penjangkaran juga adalah limit state untuk konfigurasi baut pada sambungan tapak. Atas
pertimbangan ini maka usulan konfigurasi baut jangkar pada sambungan tapak harus
diperiksa terhadap kekuatan penjangkarannya.
d) Kekuatan penjangkaran baut.
Kekuatan penjangkaran baut jangkar bergantung pada kuat lekat antara permukaan batang
baut dengan permukaan dinding lubang baut pada fondasi beton.
Jd
Rasio 100 62% panjang penjangkaran yang diusulkan efisien dan cukup untuk
Jn
pengerahan kekuatan penjangkaran yang dibutuhkan. Kekhasan sambungan tapak dari
sambungan-sambungan lain pada struktur baja menuntut dipastikannya kekuatan fondasi
beton dalam memikul beban-beban sambungan dan kekuatan lentur dari pelat tapak dalam
memikul beban-beban yang sama. Perencanaan suatu sambungan tapak, dengan demikian,
harus memperhatikan hal-hal ini.
5. Memastikan kecukupan kekuatan poor fondasi beton terhadap beban-beban sambungan.
Kecukupan kekuatan poor fondasi beton terpastikan selama tegangan tekan maksimum pada
fondasi f-1f tidak melampaui kuat tekan fondasi f-1c. Jika dinyatakan dalam formula limit
state :
f f1 f c1
10475 41000000
ff
700(570) 0,17(570)(700) 2
= 0.91 N/mm2
Untuk memastikan kecukupan kekuatan poor fondasi beton:
f f1 f c1
WF 300 x 300 x 10 x 15
WF 300 x 300 x 10 x 15
Perhatikan bahwa dalam peninjauan ini, pelat tapak dapat diidealisasikan sebagai balok
yang berperletakan sendi pada ujung-ujung sayap kolom (Gambar 11.1-4c), maka beban
lentur maksimum pada pelat tapak adalah
1
M u _ footplate qu _ footplateL12
12
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Untuk sambungan yang sedang direncanakan dengan kolom dari WF 300 x 300 x 15 x 10:
Maka :
L1 = H – t
= 300 – 10
= 290 mm
1
Mu_footplate = (517,01)( 290) 2
12
= 3623344,09 Nmm
b) Kuat Lentur Nominal Pelat (Mn_footplate).
Dengan dasar yang sama seperti pada a) di atas, kuat lentur nominal pelat dapat dinyatakan
sebagai:
M n _ footplate Z footplate f y
3623344 ≤ 9120000
[memenuhi persamaan (3)]. Ukuran pelat tapak cukup bagi pelat untuk mengerahkan kuat
lentur yang cukup untuk memikul beban lentur.
1
Karena lebar pelat tapak jauh melebihi tebalnya, beban dan kuat lentur yang ditinjau hanyalah yang berhubungan
dengan momen. Beban dan kekuatan geser tidak diperhatikan dalam konteks ini.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
7. Merekomendasikan konstruksi baut jangkar dalam suatu gambar rencana.
Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari daerah
sambung-1, pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.
WF 300 x 300 x 15 x 15