Anda di halaman 1dari 15

Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

11. Sambungan Pada Struktur Utama


11.1 Sambungan Tapak
Hendak dirancang suatu sambungan tapak yang dibebani beban-beban sambungan sebagai
berikut:
Mu = 41000000 Nmm (+/-); Vu = 15800(↓); Hu = 83800 N (→/←)
Nila Mu, Vu, dan Nu diatas diperoleh darihasil analisa menggunakan GRAPS pada perhitungan
Struktur utama (Kolom),yang dapat dilihat pada point atau pada lampiran halaman……
Sambungan dan beban-bebannya ditunjukkan pada Gambar 11.1-1.

WF 300 x 300 x 10 x 15

Gambar 11.1-1. Sambungan dan Beban-Bebanya

11.1.1. Menentukan Jenis Sambungan, Jumlah Daerah Sambung dan Konektornya


Jenis Sambungan :
Sambungan menghubungkan kaki kolom dengan poor beton dari fondasi tiang pancang
menggunakan pelat tapak. Kolom adalah dari profil WF 300 x 300 x 10 x 15 mm dengan mutu
fy = 240 MPa. Data dimensi profil ini ditunjukkan Tabel 11.1-1. Pelat tapak adalah pelat baja t
= 30 mm, fy = 240 MPa.
Tabel 11.1-1. Data Dimensi WF 200 x 200 x 12 x 12
WF 338 x 351 x13 x 13 mm (106 kg/m') Kekuatan Material : fy = 240 Mpa
B H t d r A Ix Iy ix iy Sx Sy Zp-x
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm2) (mm4) (mm4) (mm) (mm) (mm3) (mm3) (mm3)
300 300 15 10 18 11980 2,04 x 108 6,75 x 107 131 75,1 136x106 4,5x105
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Jumlah daerah sambung dan deskripsi konektornya:
Sambunan memiliki dua daerah sambung:
1) Ujung bawah kolom dengan pelat tapak; konektor: las dengan mutu logam las
fy = 240 MPa.
2) Pelat tapak dengan poor fondasi beton; konektor: baut jangkar mutu f y = 240 MPa, dan
kekuatan karakteristik poor beton adalah : fc = 25 MPa.
Konektan-konektan dan daerah sambung ditunjukkan dalam Gambar 11.1-2.

WF 300 x 300 x 10 x 15

Daerah
sambungn 1

Daerah
sambungn 2

Gambar 11.1-2 Daerah Sambung

11.1.2 Mendesain.
A. Daerah sambung-1: Ujung bawah kolom dengan pelat tapak; konektor las.
1. Mengusulkan bentuk, posisi dan jumlah badan las.
a) Las sayap bagian luar: 2 badan; las sudut.
b) Las sayap bagian dalam: 2 badan, masing-masing badan terdiri dari 2 segmen; las sudut.
c) Las badan kolom: 2 badan; las sudut.
2. Mengusulkan tebal las (tt) dan panjang las (Lt).
a) Las sayap bagian luar:
tt = 10 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI‘2002 (13.5.3.3)
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Lt = 300 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ► memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
b) Las sayap bagian dalam:
tt = 4 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI‘2002 (13.5.3.3). Las terdiri dari dua segmen. Segmen yang satu
ditempatkan di bagian dalam satu pihak sayap dan segmen yang lain di bagian dalam
pihak yang lain dari sayap. Lt satu segmen = 125 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ►
memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
Ada dua segmen sehingga,
Lt = 2 x 125 = 250 mm.
c) Las badan kolom :
tt = 10 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI‘2002 (13.5.3.3)
Lt = 230 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ► memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
3. Menghitung dan menentukan beban badan las Ru.
Las sayap ditugaskan memikul Mu = 41000000 Nmm dan las badan ditugaskan memikul Hu
= 83800 N. (Catatan: Pada kasus ini, karena Vu dianggap hanya bekerja vertikal ke bawah
maka tidak ada badan las yang dibebani Vu. Jika ada kemungkinan Vu bekerja bolak balik
(↑ atau ↓), misalnya pada kasus struktur baja yang dibebani beban gempa, maka Vu yang
berarah ke atas (↑) harus ditugaskan kepada salah satu badan las).
a) Las sayap;
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal-31, maka :
M u 41000000
Ru =   141379,3 N
a 290
b) Las badan;
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal-6, maka:
1 1
Ru = H u  (83800)  41900 N
2 2

1
Dipaparkan dalam hand-out kuliah Struktur Baja-1 “43_Weld_Connection.pdf”(hand-out 43), juga pada (b)
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
4. Memeriksa kecukupan kekuatan badan las.
a) Las sayap;
Badan las adalah las sudut maka formula desain las sudut (pers. (3) pada hand-out 43)
dipakai untuk memeriksa kecukupan kekuatan badan las. Formula desain adalah:
Ru   f t t Lt (0,6 f w )

Ru = 141379,31 N
f  0,75

Lt = 300 + 250 = 550 mm


fw = min (fu ; fuw)
= min (370 ; 370)
= 370 mm
Maka :
141379,3 < 0,75 x 10 x 550 x (0,6 x 370)
141379,3 < 919750 N
Ru 141379,3
Rasio  100 15,4 % [memenuhi formula desain]
Rn 915750
b) Las badan;
Badan las adalah las sudut maka pemeriksaan menggunakan formula desain yang sama
Seperti pada (a).
Ru   f t t Lt (0,6 f w )

Ru = 41900 N
f  0,75

Lt = 230 mm
fw = min (fu ; fuw)
= min (370 ; 370)
= 370 mm
Maka :
41900 < 0,75 x 10 x 230 x (0,6 x 370)
41900 < 382950 N
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

Ru 41900
Rasio  100  10,9 % [memenuhi formula desain]
Rn 382950
Semua badan las memenuhi formula desain yang disyaratkan maka usulan rancangan las
untuk daerah sambung-1 dapat dipakai.
5. Merekomendasi konstruksi badan las dalam suatu gambar rencana
Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari daerah
sambung-2 pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.

B. Daerah Sambung-2: Pelat tapak ke poor fondasi, konektor: baut jangkar


1. Mengusulkan konfigurasi letak baut.
Usulan-1: konfigurasi terdiri dari 2 lajur baut jangkar, masing-masing lajur terdiri dari lima
baut (n = 8), seperti ditunjukkan Gambar 11.1-3. Semua baut jangkar berdiameter 20 mm.

60 mm
151 mm 151 mm 151 mm
a= las sayap
luar ;
b= las sayap t = 10 mm;
dalam 60 mm
L =300 mm
t = 10 mm;
420 mm

570 mm

L =125 mm
c = las badan
t =10 mm
L = 230 mm
600 mm

700 mm

Gambar 11.1-3 Konfigurasi Baut Jangkar

a) Jarak minimum antar pusat lubang.


Jarak antar pusat lubang yang diusulkan, Rb, adalah 151 mm.
Rb > 3dBaut
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Maka :
151 > 3 (20) mm
151 > 60 mm
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.2)].
b) Jarak maksimum antar pusat pengencang
Jarak antar pusat pengencang yang diusulkan, Rb, adalah 151 mm.
Rb < min (15tp ; 200) mm
Maka :
151 < min (15(20) ; 200)mm
151 < min (300 ; 200) mm
151 < 200 mm
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.2)].
c) Jarak maksimum antar pusat pengencang pada baris luar pengencang dalam arah gaya.
Jarak antar pusat pengencang pada baris luar pengencang dengan dalam arah gaya yang
diusulkan, Rb, adalah 151 mm.
Rb < min (4tp + 100 ; 200) mm
Maka :
151 < min (4(20) + 100 ; 300)mm
151 < min (180 ; 300) mm
151 < 180 mm
[memenuhi SNI’2002(13.4.3)].
d) Jarak tepi minimum.
Jarak tepi minimum yang diusulkan, Rb, adalah 60 mm.
Rb > 1,5db mm
Maka :
60 > 1,5 (20) mm
60 >30 mm
[memenuhi SNI’2002(13.4.3)].
Semua syarat dipenuhi usulan penempatan baut. Usulan konfigurasi baut dapat dipakai.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
2. Menentukan karakteristik baut jangkar.
Analisa atas sambungan mengungkapkan bahwa beban sambungan Mu menyebabkan gaya
tarik Td pada masing-masing baut, dan beban sambungan Hu menyebabkan gaya geser Vd
pada setiap baut. Karena beban-beban sambungan bekerja serentak maka baut
berkarakteristik ‘baut kombinasi geser tarik’.
3. Menghitung dan menentukan beban maksimum pada baut.
a) Gaya tarik Td akibat beban momen Mu = 1,34100000 Nmm
Gaya tarik maksimum pada baut (F1) ;
h1 453
F1 = Mu  41000000  58183,54 N
 h12
151  3012  453 2
2

Terdapat dua baut jangkar pada taraf 1 (h = 453 mm), maka gaya tarik untuk salah satu baut
jangkar pada taraf ini (misalnya yang di sebelah depan atau di sebelah belakang) (F1depan)
adalah:
1
F1depan = (58183,5)  29091,77 N
2
Gaya tarik total maksimum pada baut (Td) adalah:
Td = F1depan = 29091,77 N
b) Gaya geser baut (Vd) akibat Hu = 293544 N
1
Hu = 293544 N ► Vd = (83800)  10475 N
8
Karena Td dan Vd bekerja serentak pada baut maka baut adalah ‘baut kombinasi geser-tarik’.
4. Memeriksa kecukupan kekuatan baut, kekuatan tumpuan baut, kekuatan penjangkaran baut.
Baut pada daerah sambung ini, dengan demikian, akan dirancang dengan menggunakan
persamaan - persamaan perencanaan untuk baut kombinasi geser-tarik. SNI 03 – 1729 –
2002 mensyaratkan bahwa baut kombinasi geser-tarik harus memenuhi dua persamaan,
yaitu persamaan 13.2-4 dan persamaan 13.2-5 dan 13.2-6.
a) Persamaan 13.2-4
Vu
f uv   r1 f f ub m
nAb
10475
f uv   4,17 N
8(214)
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

  0,75
f
r1 = 0,5 ; (baut tanpa ulir pada bidang geser, sesuai SNI ‘2002 (13.2.2.1).
m = 1; (jumlah bidang geser adalah satu)
r1 f f ub m  0,50(0,75)(370)(1) 138,75 N

Maka :
4,17 < 138,75 N
[memenuhi persamaan 13.2-4]
b) Persamaan 13.2-5 dan 13.2-6.
Dari persamaan 13.2-5 ;
T
Td   f Tn   f f t Ab  u
n
Diperoleh :
Tu
 ft 
n f Ab

Dengan :
Ab = 314 mm2
Tu
 Td  29091,77 N
n
Maka :
29091,77
ft =  124 MPa
0,75(314)
Persamaan 13.2-6 :
f t  f1  r2 f uv  f 2
f1 = 410 N/mm2 ; (baut mutu normal)
r2 = 1,5 ; (baut tanpa ulir pada bidang geser)
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
f2 = 310 N/mm2 ; (baut mutu normal)
f t  f1  r2 f uv  f 2
124 ≤ 410 – 1,5 (4,17)
124 < 403,75
Dan
ft ≤ f2
124 < 310
[memenuhi persamaan 13.2-5 dan 13.2-6]
124
Rasio Ru / Rn dari baut jangkar adalah = 40 %. Usulan konfigurasi baut kurang efisien
310
dan cukup kuat dalam memikul beban sambungan.
c) Kekuatan Tumpuan Baut; persamaan 13.2-7
Formula desain untuk kuat tumpu1 adalah:

Vd  2,4 f dbt p fu
10475 ≤ 2,4 x 0,75 x 20 x 20 x 370
10475 < 266400 N
[memenuhi persyataran kuat tumpu (SNI ‘2002 persamaan 13.2-7)].
Kekuatan konfigurasi baut pada daerah sambung-2 telah diperiksa pada semua pokok yang
disyaratkan SNI 03 – 1729 - 2002 dan telah terbukti cukup untuk memikul beban-beban
sambungan. Akan tetapi, berbeda dari baut pada sambungan-sambungan struktur baja yang
lain, baut pada sambungan tapak memikul beban, selain dengan cara mengerahkan kekuatan
material penampangnya, juga dengan cara ‘menjangkar’ pada fondasi beton atau bagian
struktur yang lain (maka dinamai ‘baut jangkar’). Dengan demikian maka kekuatan
penjangkaran juga adalah limit state untuk konfigurasi baut pada sambungan tapak. Atas
pertimbangan ini maka usulan konfigurasi baut jangkar pada sambungan tapak harus
diperiksa terhadap kekuatan penjangkarannya.
d) Kekuatan penjangkaran baut.
Kekuatan penjangkaran baut jangkar bergantung pada kuat lekat antara permukaan batang
baut dengan permukaan dinding lubang baut pada fondasi beton.

Dijelaskan pada hand out kuliah no. 42


Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Limit state ini dapat dinyatakan dalam konteks LRFD sebagai berikut :
Jd ≤ Jn
dengan Jd adalah gaya ‘cabut’ pada baut dan Jn adalah kuat jangkar baut. Kuat jangkar baut
dapat dijabarkan sebagai :
Jn = Awfbond
Aw adalah luas selimut batang baut. Untuk baut berpenampang bundar.
Aw = dbLj
dengan db (mm) adalah diameter baut jangkar dan Lj adalah panjang penjangkaran dari baut
jangkar (mm). fbond adalah kuat lekat antara selimut batang baut jangkar dengan dinding
lubang baut pada fondasi beton. Untuk kepentingan praktis fbond diaproksimasi sebagai
sepersepuluh mutu materi fondasi beton. Untuk sambungan ini, untuk usulan panjang
penjangkaran Lj = 500 mm :
Aw = π x (24) x 500
= 37680 mm2
1 1
f bond  f c  (25)  2,50 MPa
10 10
Sehingga :
Jn = Awfbond
Jn = 18840 x 2,50
= 47100 N
Gaya cabut pada baut jangkar Jd adalah :
Jd = Td = 29091,8 N
Untuk memastikan kekuatan penjangkaran baut :
Td ≤ Jn
29091,8 < 47100 N
[memenuhi persamaan (1)]. Baut jangkar cukup kuat terhadap beban cabut.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

Jd
Rasio  100  62% panjang penjangkaran yang diusulkan efisien dan cukup untuk
Jn
pengerahan kekuatan penjangkaran yang dibutuhkan. Kekhasan sambungan tapak dari
sambungan-sambungan lain pada struktur baja menuntut dipastikannya kekuatan fondasi
beton dalam memikul beban-beban sambungan dan kekuatan lentur dari pelat tapak dalam
memikul beban-beban yang sama. Perencanaan suatu sambungan tapak, dengan demikian,
harus memperhatikan hal-hal ini.
5. Memastikan kecukupan kekuatan poor fondasi beton terhadap beban-beban sambungan.
Kecukupan kekuatan poor fondasi beton terpastikan selama tegangan tekan maksimum pada
fondasi f-1f tidak melampaui kuat tekan fondasi f-1c. Jika dinyatakan dalam formula limit
state :
f f1  f c1

Usulan-1 ukuran pelat tapak adalah 700 x 570 x 20 mm


Dengan pelat tapak berukuran seperti yang diusulkan, tegangan tekan pada poor fondasi
(ffond) adalah (Gambar 10-4a):
Vu Mu
ff  
A foot _ plate Z1

10475 41000000
ff  
700(570) 0,17(570)(700) 2
= 0.91 N/mm2
Untuk memastikan kecukupan kekuatan poor fondasi beton:
f f1  f c1

0.91 < 25 MPa


[memenuhi persamaan (2)].
Ukuran pelat tapak cukup untuk memastikan bahwa poor fondasi cukup kuat memikul
beban-beban sambungan.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

WF 300 x 300 x 10 x 15

WF 300 x 300 x 10 x 15

Gambar 10-4 Pembebanan Tegangan Tekan Fondasi pada Pelat Tapak

6. Memastikan kecukupan kekuatan lentur pelat tapak.


Kecukupan kekuatan lentur pelat tapak terpastikan selama beban lentur (Mu_footplate)1 tidak
melampaui kuat lentur nominal pelat (Mn_footplate), yang dapat dinyatakan dalam konteks
limit state sebagai:
Mu_footplate ≤ Mn_footplate
a) Beban Lentur Pelat Tapak (Mu_footplate).
Dapat disimak dari Gambar 10-4a ke Gambar 10-4b bahwa tegangan tekan fondasi f-1f yang
membebani pelat tapak dari bawah dapat dianggap secara konservatif sebagai suat beban
terdistribusi merata qfootplate yang membebani pelat tapak dari bawah. Untuk pelat tapak
selebar 450 mm, seperti yang diusulkan pada sambungan ini, qfootplate adalah:

qfootplate = 570( f-1f ) = 570(0.91) = 517,01 N/mm’

Perhatikan bahwa dalam peninjauan ini, pelat tapak dapat diidealisasikan sebagai balok
yang berperletakan sendi pada ujung-ujung sayap kolom (Gambar 11.1-4c), maka beban
lentur maksimum pada pelat tapak adalah
1
M u _ footplate  qu _ footplateL12
12
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Untuk sambungan yang sedang direncanakan dengan kolom dari WF 300 x 300 x 15 x 10:
Maka :
L1 = H – t
= 300 – 10
= 290 mm
1
Mu_footplate = (517,01)( 290) 2
12
= 3623344,09 Nmm
b) Kuat Lentur Nominal Pelat (Mn_footplate).
Dengan dasar yang sama seperti pada a) di atas, kuat lentur nominal pelat dapat dinyatakan
sebagai:
M n _ footplate  Z footplate f y

Untuk usulan pelat tapak dengan tebal mm:


Dengan
1
Zfootplate = b footplate t 2footplate
6
1
= 570( 20) 2
6
= 38000 mm3
M n _ footplate  Z footplate f y

Mn_footplate = 38000 x 240


= 9120000 Nmm
Untuk memastikan kecukupan kuat lentur pelat tapak:

3623344 ≤ 9120000
[memenuhi persamaan (3)]. Ukuran pelat tapak cukup bagi pelat untuk mengerahkan kuat
lentur yang cukup untuk memikul beban lentur.

1
Karena lebar pelat tapak jauh melebihi tebalnya, beban dan kuat lentur yang ditinjau hanyalah yang berhubungan
dengan momen. Beban dan kekuatan geser tidak diperhatikan dalam konteks ini.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
7. Merekomendasikan konstruksi baut jangkar dalam suatu gambar rencana.
Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari daerah
sambung-1, pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.

11.1.3 Mendokumentasikan Hasil Perencanaan


1. Gambar Rencana
Gambar rencana untuk sambungan ini ditampilkan dalam Gambar 11.1-5.
2. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis sambungan tapak ini adalah sebagai berikut:
a. Las Sambung Sayap:
Las sudut, tt = 10 mm.
Mutu las fy = 240 MPa.
b. Las Sambung Badan:
Las sudut, tt = 10 mm.
Mutu las fy = 240 MPa.
c. Baut Jangkar:
Baut hitam, mutu nomral, tidak diulir seluruh batang, ujung dibengkokkan, Hooked
on End (HOE).
Diameter baut jangkar Øj = 20mm.
d. Pelat Tapak:
Pelat baja 700 x 570 x 20 mm.
Mutu pelat fy = 360 MPa.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2010-2011 Kelompok : VI (ENAM)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Gambar Rencana :

WF 300 x 300 x 15 x 15

A A a ; Baut jangkar 600


Pelat Tapak
50 125 125 125 125 50

Poer Pondasi Beton


b ; las sayap Luar 450

c ; las sayap Dalam


d ; las Badan

a=baut jangkar,baut hitam, ujung dibengkokan (HOE),Ø 16 mm


b=las sayap luar, t=10mm, fy=240 Mpa
c=las sayap dalam, t=10mm, fy=240 Mpa
d=las badan, t=7 mm, fy=240 Mpa
pelat ujung 600 x 450 x 30 mm, fy =240 Mpa
semua ukuran yang tertera adalah dalam milimeter

Gambar 11.1-5 Gambar Rencana Sambungan Tapak

Anda mungkin juga menyukai