Anda di halaman 1dari 3

Sumber: Bögemann, G.M, et al. 2011. Embryology.

Radboud: Radboud University Nijmegen


Keterangan :
1. Amnion
2. Metencephalon
3. Mesencephalon
4. Optic cup + lens
5. Prosencephalon
6. Otic vesicle
7. Branchial arches
8. Atrium
9. Ventricle
10. Lateral fold
11. Lateral mesoderm
12. Vitelline arteria / vein
13. Somite
14. Spine
15. Tail fold
Analisis Data:
Pada perkembangan embrio aves jam ke 48, kami mengamati preparat awetan dengan
perbesaran 4x10. Pada perbesaran tersebut nampak beberapa bagian daripada perkembangan
embrio aves. Pada hasil pengamatan nampak bagian otak yaitu telencephalon, diencephalon,
mesenchepalon, dan rombenchepalon. Selain bagian otak juga nampak bagian optic cup.
Bagian-bagian tersebut sedikit sulit untuk dibedakan, namun dapat dilihat dari perbedaan
warna pada tiap-tiap bagian. Namun masih banyak bagian lain seperti somit yang tidak
tampak pada preparat.
Pembahasan:
Pada hasil pengamatan hanya beberapa bagian saja yang dapat ditemukan dengan
jelas. Menurur Tenzer dkk (2001), pada embrio ayam umur 48 jam, wilayah otak terbagi
menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalo dan mielensefalon. Vesikula optik invaginasi
membentuk cawan optic berdiding rangkap. Plakoda telinga berinvaginasi membentuk
vsikula telinga (vesikula otik). Vena vitelin bergabung menjadi vena omfalomesentrika yang
kebih besar. Jantung berputar seperti huruf S dan sudah terbagi menjadi atrium, ventrikel,
sinus venosus dan trunkus arterious.
Menurut Djuhanda (1981), embrio yang berumur 48 jam bagian-bagian yang dapat
teramati adalah telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon.
Telensefalon dan diensefalon merupakan diferensiasi dari prosensefalon serta metensefalon
dan mielensefalon merupakan diferensiasi dari rhombensefalon. Telensefalon merupakan
bagian dari forebrain yang akan menjadi bilobed, dan berasosiasi dengan organ olfaktori serta
indra penciuman seperti pusat intelejensi (biasa disebut serebrum). Diensefalon merupakan
organ bagian dariforebrain. Strukturnya sulit dibedakan dengan telensefalon, namun dapat
diientifikasi dengan lateral evaginasi (pelepasan satu paket sel) vesikula optik. Sisa evaginasi
dinding lateral akan membentuk thalamus (daerah integrasi sensoris). Bagian dasarnya akan
menjadi hipotalamus (sender hormone into posterior pituitrary) (Syahrum dkk, 1994).
Pada hasil pengamatan somit tidak terlihat jelas, namun menurut Syahrum dkk
(1994), somit yang terbentuk dalam umur 48 jam sebanyak 28 pasang. Sedangkan menurut
Nurunnabi dkk (2010), pada masa inkubasi embrio ayam 36-48 jam terbentuk 22-27 pasang
somit.
Kapiler darah berkembang dalam splanknik mesoderm pada blastoderm, yang disebut
daerah vasculosa. Kapiler bersatu membentuk dua vena vitelline besar, yang meluas melalui
umbilical cord untuk memasuki embrio secara ventral dan bergabung dengan perkembangan
jantung secara posterior. Dari aorta dorsal, dua arteri vitelline besar bercabang untuk
terhubung dengan jaringan kapiler. Pulau-pulau darah vaskularisasi merupakan daerah
berbintik-bintik yang menimbulkan darah merah berasal dari sel-sel korpus. Selama hari ke-2
atau ke-3 dari vesikula optik, lensa, serta telinga bagian dalam berkembang (Kotpal, 2010).
Pada perkembangan embrio ayam, embrio dibantu oleh amnion dan alantois. Kantung
kuning telur memiliki dinding yang dapat menghasilkan enzim. Enzim dapat mengubah isi
kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan
alantois berfungsi pembawa oksigen ke embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil
sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta
membantu alantois dalam mencerna albumen (Adnan, 2012).
Daftar Rujukan
Adnan. 2010. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar.

Bogemann, G.M, et al. 2011. Embryology. Radboud: Radboud University Nijmegen.

Djuhanda, T. 1981. Embriologi Perbandingan. Bandung: Armico

Kotpal, R.L. 2010. Modern Text Book Of Zoology Vertebrates: Animal Diversity-II. New
Delhi: Rastogi Publication

Nurunnabi, A.S.M., Perven, H.A., Shahriah, S., Rayhan, K.A., Begum, G.N., Begum, M., &
Hossain, M.M. 2010. Study On The Formation Of Somites In Chick Embryo.
Journal of Dhaka Med Coll, 19(2): 122-125.

Syahrum, M. H. Dkk. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi
Organisme.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Tenzer, A., Handayani, N., Lestari, U., Listyorini, D., Judani, T., & Gofur, A. 2001. Petunjuk
Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai