Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan MRO dalam melakukan kegiatan maintenance pesawat merupakan
standar yang telah ditetapkan baik pihak otoritas lokal ataupun internasional. Kita
mengetahui bahwa pesawat memiliki banyak komponen atau sistem yang saling
berkesinambungan dalam operasionalnya, untuk itu menjaga kualitas komponen yang ada
di pesawat merupakan hal yang sifatnya wajib dilakukan oleh operator pesawat karena
menyangkut keselamatan manusia.
Semakin canggihnya kemampuan pesawat dalam melakukan tugas operasionalnya
semakin tinggi juga tuntutan dalam melakukan perawatan komponen pesawat, salah satu
komponen yang perlu perhatian penting adalah APU. Komponen tersebut bisa dikatakan
adalah engine namun fungsi utama nya bukan menghasilkan thrust pada pesawat, namun
hasil putaran mesin APU digunakan sebagai generator untuk pneumatic source untuk AC
pack, bleed air,dan electrical, APU bisa di operasinalkan saat pesawat di darat ataupun di
udara, namun saat di udara terdapat limit dimana pada ketinggian tertentu APU tidak
dapat dioperasionalkan.
Jika kita mengenal mesin propulsi tentu kita akan mengenal yang namanya sistem
lubrikasi, begitu pula dengan APU pesawat, sistem lubrikasi berperan penting untuk
cooling, anti friction, heat resistant, dan menimalisir vibrasi. APU secara otomatis
dikendalikan oleh FADEC. Perawatan biaya yang di tawarkan oleh MRO ke costumer
untuk melakukan perbaikan APU bervariasi untuk itulah PT.GMF Aero Asia melakukan
pembuatan alat engine lube module test stand, fungsi alat tersebut adalah untuk
melakukan pemangkasan biaya perawatan, dan efisiensi waktu. Saat proses
pembuatannya waktu yang dihabiskan untuk membangun alat tersebut adalah 2 tahun dan
menghabiskan biaya sekitar 2 Milliar Rupiah, alat ini di build up oleh tim Production
Engineering TCE 5 dan PIC alat tersebut adalah individu yang expert dalam hal tersebut.
Apabila mesin test stand tersebut telah full operated diharapkan kedepannya tidak
diperlukannya pengoperan perawatan melalui sub contract karena membutuhkan biaya
yang besar dan waktu yang lebih panjang. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui
performance, kalaikan, sertifikasi, dan type rating komponen pengujian. Prinsip kerja
mesin ini sendiri di buat mirip dengan siklus pelumasan yang terjadi pada APU 131-9B
dan 131-9A yang terdapat pada Boeing Next Generation dan Airbus 320 Family.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang muncul dalam proses
perakitan Lube Module Test Stand di PT. GMF Aero Asia adalah sebagai berikut :
1. Masih perlunya beberapa evaluasi karena tidak sesuainya ukuran diameter tubing
yang menyebabkan tekanan fluida tidak sesuai.
2. Lambatnya pengerjaan dikarenakan dana riset dan pembangunan.
3. Lube Module Test Stand masih perlu proses sertifikasi dan running test sehhingga
masih belum bisa masuk kegiatan produksi dan belum bisa dikatakan safe operation.
4. Pengadaan Component Maintenance Manual yang masih harus disesuaikan dengan
rating.
5. Masih perlunya memperbaiki beberapa kebocoran fluid pada tubing karena tidak
dicatumkannya standar tubing pada CMM.
6. Masih harus melalui proses kalibrasi pada static inverter sebagai alat baca pada alat
uji karena tidak menggunakan alat baca analog.
C. Rumusan Malasah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
Bagaimanakah sistem kerja Lube Module Test Stand dan performanya apakah
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pabrikan APU 131-9 dan CMM atau belum
sesuai sehingga masih harus dilakukannya evaluasi, sehingga target dari pembuatan alat
tersebut dapat tercapai.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profit Lube Module Test Stand saat full
operated apakah dapat memenuhi target atau belum sesuai target, dan hambatan yang
terjadi saat proses build up alat tersebut.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Production Engineering Technical Component, dapat meningkatkan produktivitas
dan menjaga kualitas kerja.
2. Kampus, diharapkan peniliti dapat memberikan informasi yang dapat berguna bagi
lembaga mengingat sarana dan prasarana kampus belum memadai untuk pengadaan
alat uji.
3. Mahasiswa, karena dengan informasi alat uji Lube Module Test Stand diharapkan
mempu meningkatkan pengetahuan baik teori maupun praktik di kemudian hari.
4. Peneliti, menambah wawasan tentang bagaimana merawat komponen tidak hanya
tentang praktiknya namun tentang perencanaan, birokrasi, kelengkapan dokumen,
dan Safety. Terutama dalam proses nya dimana peneliti terlibat didalamnya yang
diharapkan di kemudian hari menjadi bekal yang sangat berharga saat peneliti
menjadi seorang teknisi.

Anda mungkin juga menyukai