Oleh :
KELOMPOK Y’17
A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada
gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan
minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya
kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun
sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan
gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang
kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut
lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting
dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena
banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada
umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak
umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang
membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies (Machfoedz dan
Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang atau karies
gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau enamel menuju
ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut
yang berinteraksi satu sama lain. Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa
gigi susu tidak perlu dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini
menyebabkan keadaan gigi susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko
menderita sakit gigi dengan segala macam komplikasi yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat secara dramatis
di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan
sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat
di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat,
karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali
lebih tinggi dari penyakit asma. Karies merupakan penyebab patologi primer atas
penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59% orang dewasa dengan usia lebih
dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi. Menurut
data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset kesehatan dasar)
tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi
berlubang) dan 46,5 diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal
kebiasaan menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah
melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang menggosok gigi dua kali di
waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Hasil riset juga
menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai telah menggosok gigi dengan
benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga memperlihatkan data
memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun mengalami
karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari
karies. Secara rata-rata penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya keinginan
seseorang untuk menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat
rendah, yaitu hanya sebesar 1,6%.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan
penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami
peningkatan pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap
merupakan masalah klinik yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian
karena hingga dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam
masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan terjadinya
proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan dari gigi
geligi di rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan mulut dan frekuensi
makan makanan manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan
besar peranan tertentu. Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan
penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang
(karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, tingkat ekonomi,
kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut pada umumnya karena faktor
perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang belum merata. Selain itu penyebab
utama terjadinya kerusakan gigi berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri.
Sebab, tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar
kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti sering
mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gigi.
Menurut data yang didapatkan dari hasil wawancara 5 orang anak usia sekolah di RW
02 kelurahan anduring didapatkan secara keseluruhan tidak mengetahui cara menyikat
gigi yang baik dan benar, dan juga belum pernah mendapatkan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan tentang kebersihan gigi dan mulut. Tidak hanya itu, berdasarkan data
dari 28 kuesioner sebanyak 50% anak memiliki gigi brlubang, 61% anak tidak rutin
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut kedokter gigi.
Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan penyuluhan mengenai perawatan
kebersihan gigi dan mult dimana hal ini dapat merupakan cara yang tepat untuk mengubah
perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu dalam masalah perawatan gigi
dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan
edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat
tentang merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya
promotif dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun yang belum.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta penyuluhan
dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
b. Tujuan Khusus
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan peserta
mampu :
- Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
- Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
- Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
- Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
- Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
- Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
D. Pelaksanaan
1. Topik
Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan gigi dan mulut
2. Sasaran dan Target
Sasaran : Remaja RW 02 Kelurahan Anduring Kecamatan Kuranji Target :
25 orang
3. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskui dan Demonstrasi
4. Media
Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
1. Meja
2. Kursi
3. Sikat gigi
4. Pasta gigi
Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini
adalah:
1. Leaflet
2. Infokus
5. Kegiatan Penyuluhan
1. Waktu dan tempat
Hari : Minggu /30 September 2018
Jam : 07.00 – 08.10 WIB
Tempat : Masjid Taqwa
2. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Sonia Mestika Hernandez, S.Kep
Moderator : M. Angga Mahalta,S.Kep
Pemateri : Elfa Aptia, S.Kep
Observer : Rahmi Kumala, S.Kep
Fasilitator : Astri Wulandari Situmorang, S.Kep
Najmi Ulfa Misbah, S.Kep
Dahlia Lara Sikumalay, Skep
Elfa Aptia, S.Kep
Novita Sari, S.Kepi
Pratiwi Wulandari, S.Kep
Razka Utiya, S. Kep
3. Setting Tempat
Keterangan :
: Pembimbing
: Fasilitator
: Pemateri
: Observer
: Moderator
: Peserta
4. Uraian Tugas
1. Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Pemateri
Mempresentasikan materi
Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
3. Moderator
Pada acara pembukaan
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4. Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
5. Menjelaskan tata tertib penyuluhan
Kegiatan Inti
1. Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami.
2. Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan yang diajukan
peserta.
Pada acara penutup
1. Menyimpulkan dan menutup diskusi
2. Mengucapkan salam
4. Fasilitator
Memotivasi peserta agar berperan aktif
Membuat absensi penyuluhan
Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
5. Observer
Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentator
Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan yang dilakukan
5. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan mahasiswa Waktu Kegiatan peserta
1 Pembukaan
2 Kegiatan Inti
6. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. 75 % atau lebih peserta menghadiri acara
2. Alat dan media sesuai dengan rencana
3. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
b. Evaluasi proses
1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
2. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
c. Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. audiens mampu menyebutkan pengertian kesehatan gigi dan mulut
2. audiens mampu menyebutkan fungsi dan manfaat menggosok gig
3. audiens mampu menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi
4. audiens mampu menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi
5. audiens mampu menyebutkan cara perawatan gigi dan mulut yang tepat
6. audiens mampu menyebutkan langkah – langkah menggosok gigi yang benar
LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu
proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf
hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya
bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka
sehat. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam
kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak
dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya
jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan
gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa
dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap
enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang
tepat pada gigi, maka akan dapat menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi
berlubang dan karang gigi serta masalah bau mulut.
B. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI
A. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang
memiliki 3 fungsi utama yaitu :
a. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.
b. Keindahan (estetika)
c. Berbicara (phonetic).
B. Macam –macam gigi beserta fungsinya
1. Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan
(mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4
berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan,
kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 – 6 tahun pada rahang
bawah dan pada usia 7 – 8 tahun pada rahang atas.
2. Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi
yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak
makanan. Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di
kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus permanen pada usia 11 –
13 tahun.
3. Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan.
Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus.
Tumbuh pada usia 10 – 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu.
Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan.
4. Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10 –
11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh
di belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi
premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap
rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling sering
berlubang dan menyebabkan keluhan.
C. Manfaat Menggosok Gigi
1. Supaya gigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang
sehat.
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
4. Dapat berfungsi dengan baik.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air liur.
Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor
yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan
gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi
akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu. Gigi
yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat
terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis
(misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian
makan pada anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies
ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk,
pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat
mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan
leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan
rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari arah gusi
ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan yang
berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu
minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah
melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak dan
akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi yang
tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung
perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk merawat kesehatan
gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai
perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan
catatan rutin.
EVALUASI
Pertanyaan
Jawaban
1. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan sehat dimana gigi dan mulut berada dalam
kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak
dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
2. A. Fungsi gigi
a. Gigi Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan (mastiksasi)
b. Gigi Taring berfungsi untuk mengoyak makanan
c. Gigi Seri berfungsi untuk memotong makanan
d. Untuk keindahan (estetika)
e. Untuk membantu pengucapan kata-kata.
B. Manfaat menggosok gigi
a. Sakit gigi.
b. Gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin.
a. Penyakit
b. Anatomi gigi
c. Bakteri
d. Waktu
a. Pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat
b. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu minimal dua
kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
c. Segera menyikat gigi setelah makan makanan yang manis dan lengket
d. Gunakan pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami seperti jeruk nipis,
garam,dan daun sirih dan ilmiah (kalsium dan fluoride).
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
Daftar Pustaka
Stoll, F. A, dkk. 1972 Dental health education.. Philadelphia: Lea & Febiger.