DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
A. Tujuan Instruksional
1. Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
mampu memahami tentang nutrisi apa saja untuk penderita gagal ginjal.
2. Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian Dekubitus
b. Menjelaskan Penyebab Dekubitus
c. Menjelaskan Orang yang berisiko terkena Dekubitus
d. Menjelaskan Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab
Dekubitus
e. Menjelaskan Penampilan Klinis Dekubitus
f. Menjelaskan Pencegahan Dekubitus
g. Menjelaskan Pengobatan Dekubitus
B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
C. Media
1. Leaflet
2. Power Point
E. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Menyiapkan SAP
- Menyiapkan materi dan media
- Kontrak waktu dengan sasaran
- Menyiapkan tempat
- Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi proses
- Sasaran 90% memperhatikan dan mendengarkan selama penkes
berlangsung
- Sasaran 90% aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
- Sasaran 90% memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
- Sasaran 90% tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
c. Evaluasi hasil
- Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan 80 % lebih dengan benar
- Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampu
menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan benar
- Penkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya
mampu menjawab kurang dari 50 % dengan benar.
F. Materi
1. Pengertian dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan
gangguan sirkulasi darah setempat. Walaupun semua bagian tubuh
mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang terutama
beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus. Area yang biasa
terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak
dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum,
daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah
tumit dan siku. Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan
angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia.
Dinegara-negara maju, prosentase terjadinya decubitus mencapai sekitar
11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena
perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
Berkurangnya jaringan lemak subkutan
Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit
menjadi lebih tipis dan rapuh.
(M.Clevo Rendi, 2012)
2. Penyebab
Luka tekan atau dekubitus disebabkan oleh penekanan pada daerah
tonjolan tulang dalam jangka waktu yang lama. Dekubitus merupakan
injury terlokalisir pada kulit dan jaringan yang ada di bawahnya pada
daerah tonjolan tulang, sebagai akibat dari tekanan. Jadi kekuatan
tekanan, gaya geser, dan kekuatan gesekan merupakan kunci dalam
penyebab luka tekan atau dekubitus. Faktor penyebab dekubitus:
a. Faktor intrinsik : Penuaan (regenerasi sel lemah),
sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti kencing manis,
gizi buruk, kurang gizi, terlalu gemuk atau terlalu kurus, anemia.
b. Faktor Ekstrinsik : Kebersihan tempat tidur, alat-alat
tenun yang kusut dan kotor, tirah baring lama, pemakaian alat-
alat kesehatan, duduk yang buruk, posisi yang tidak tepat,
perubahan posisi yang kurang.
6. Pencegahan Dekubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini
mungkin harus dicegah dengan cara :
1. Anjurkan pasien untuk duduk dikursi roda atau seri gery untuk
menegakkan mereka setiap 10 menit untuk mengurangi tekaan atau
membantu pasien melakukannya.
2. Anjurkan masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena
kerusakan kulit lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika
nutrisi pasien buruk.
3. Segera membersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif
terhadap kulit.
4. Inspeksi daerah dekubitus umum terjadi, laporkan adanya area
kemerahan dengan segera.
5. Jaga agar kulit tetap kering
6. Jaga agar linen tetap sering dan bebas dari kerutan
7. Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang beresiko terjadi
dekubitu.
8. Masase sekitar daerah kemerahan dengan sering menggunakan lotion
9. Jangan gunakan losion pada kulit yang rusak
10. Beri sedikit bedak tabur pada area pergesekan tapi jangan biarkan
menumpuk.menggumpal
11. Gunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring
12. Lakukan latihan serak minimal 2x sehari untuk mencegah kontraktur
13. Gunakan kasur busa, kasur kulit atau kasur perubah tekanan.
7. Pengobatan
Tahap – tahap kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan terjadi dalam
4 tahap, maka dari itu pengobatan atau intervensi keperawatan pada tiap
tahap/dapat membatasi proses dan menghindari kerusakan lebih lanjut.
Tahap satu, yang ditandai dengan :
1. Kulit menjadi kemerahan, akan berubah warna biru ke abu – abuan
disekitar daerah yang mengalami tekanan. Pada orang yang berkulit
gelap daerah tersebut terlihat lebih kering.
Tindakan:
a. Beritahu perawat
b. Jaga agar area sekitar kulit yang rusak tetap bersih dan kering
c. Kurangi semua tekanan berlebihan pada area tersebut
d. Menganjurkan diet bergizi dan cairan yang adekuat
e. Jaga agar kulit yang rusak tetap tertutup sesuai instruksi,
biasanya dengan balutan steril kering atau penutup proteksif
lainnya.
f. Lakukan pengobatan dengan lampu panas sesuai instruksi dokter
g. Tempatkan pasien pada matras egrate, agar berat badan
terdistritansi ke seluruh permukaannya dan memberikan
sirkulasi udara.
h. Laporkan indikasi infeksi seperti bau atau drainase, pendarahan
dan perubahan ukuran.
i. Pokumatasikan adanya area yang potensia rusak pada catatan
pasien menggunakan kata – kata dan diagram.
2. Kulit memerah dan terdapat lesi seperti suka melepuh didaerah
tersebut, kulit bisa rusak atau tidak.
Tindakan
a. Pindahkan tekanan dengan mengganti posisi pasien
b. Masase dengan lembut daerah sekitar area yang memerah untuk
mencegah pembentukan luka baring dengan .
c. Laporkan ke perawat
d. Dokumentasikan pada catatan perawatan
3. Semua lapisan kulit rusak,
Tindakan.
a. Perawatan yang diabaikan sama dengan perawatan tahap – tahap
dan dilanjutkan dengan tepat jika berlanjut ke tahap 3.
b. Untuk mencegah infeksi perawar dapat mencari daerah luka
dengan bahan bakteriostatik misalnya : Phisonex, cara klens,
dan Bioleks, pengobatan spesifik bervariasi sesuai dengan
instruksi dokter.
8. Daftar Pustaka
Capernito, Linda Juall. 1999. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi
Keperawatan : Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif
Ed.2. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Keperawatan : Pedoman
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :
EGC.
Nurachman, Elly. 2001. Pencegahan dan Perawatan Dekubittus. Jakarta
: Sagung Seto
http://asuhan-keperawatan-dekubitus.blogspot.com/2011/04/ulcus-
dekubitus.html