Anda di halaman 1dari 11

Artikel Riset Jurnal Kefarmasian Indonesia

Vol.6 No.1-Feb. 2016:49-59


p-ISSN: 2085-675X
e-ISSN: 2354-8770

Jamu Pada Pasien Tumor/Kanker sebagai Terapi Komplementer

Herbal as A Compelementary Therapy for Tumor/Cancer Patients

Siti Nur Hasanah*, Lucie Widowati

*Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Indonesia
*E-mail :s.nurhasanah@litbang.depkes.go.id

Diterima: 29 Oktober 2015 Direvisi: 14 Januari 2016 Disetujui: 11 Februari 2016

Abstrak
Untuk mengetahui penggunaan jamu sebagai terapi komplementer pada dokter praktek jamu, dilakukan
penelitian potong lintang, non intervensi pada pasien dokter praktik jamu komplementer-alternatif di rumah
sakit, Puskesmas, dan praktik mandiri pada jejaring dokter di Indonesia. Evaluasi dilakukan selama 10 bulan
dengan menggunakan rekam medik dokter praktek jamu serta program entri pada website Badan Litbangkes.
Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif menggunakan perangkat lunak SPSS versi 19.0. Diperoleh 71
pasien kanker dengan total 129 kunjungan, bervariasi antara 1-4 kali kunjungan per pasien. Jenis tumor/kanker
terbanyak ditemukan organ payudara (32%). Dari 71 pasien tumor/kanker, 80,3% menerima terapi jamu; 14,1%
menerima terapi kesehatan konvensional dan jamu; 2,8% menerima terapi konvensional jamu dan kesehatan
tradisional; 1,4% menerima terapi jamu dan kesehatan tradisional. Terapi konvensional meliputi
kemoterapi/antikanker, analgetik/antiinflamasi, antibiotik, obat lambung, asam tranexamat, vitamin dan obat
hormonal. Vitamin merupakan terapi konvensional yang terbanyak digunakan, disusul analgetik/antiinflamasi.
Untuk terapi jamu (ramuan), komponen yang paling sering diberikan adalah kunyit putih dan rumput mutiara.
Ramuan dengan komponen yang sama diberikan oleh 8 dokter yang berbeda, yaitu rumput mutiara, kunyit putih
dan bidara upas. Terdapat 51,4% pasien datang dengan kualitas hidup baik, 40% sedang dan 8,6% buruk.
Setelah mendapat 3 modalitas terapi, terdapat 79,6% pasien yang mengalami perbaikan kualitas hidup dan
20,4% yang kualitas hidupnya menetap.
Kata kunci: Jamu; Tumor; Kanker; Komplementer

Abstract
To determine the use of herbs as complementary therapy in the practice of herbal medicine doctor , performed a
cross sectional study , non-intervention in patients with doctors' complementary - alternative herbal medicine in
hospitals , health centers, clinic of physician networks Indonesia. Using medical records and entry program on
the website Badan Litbangkes, 10 months evaluated, analyzed descriptively using SPSS software version
19.0.Obtainable 72 patients tumor with 129 visits, varying between 1-4 each patient. The most commonly tumor
found is breast (32%). Of the 71 patients with tumors, 80.3% receiving herbal, 14.1% received conventional
and herbal, 2.8 % received conventional, herbal and traditional health , and 1.4 % received herbal and
traditional health. Conventional included chemotherapy, analgesics/antiinflammatory, antibiotic, stomach
medicine, tranexamat acids, vitamins, hormonal drugs. Vitamins most used, followed by analgesic/anti
inflammatory. Herbal therapy (potion) most often given white turmeric and pearl grass. Herbs with the same
components supplied by 8 different doctorspearl grass, white turmeric,bidara upas.There are 51,4% patients
came with good quality of life, 40% moderate and 8.6% bad. After receiving 3 modality therapy, there are
79,6% patients with improved quality of life and 20,4% status quo.
Keywords: Herbal medicine; Tumors; Cancers; Complementary

49
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(1):49-59

PENDAHULUAN Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi


tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per
Indonesia merupakan negara dengan
1.000 penduduk dan merupakan penyebab
kekayaan flora nomor 2 di dunia, memiliki
kematian nomor 7 sebesar 5,7% dari
berbagai macam tumbuhan yang dapat
seluruh penyebab kematian.4 Sementara itu
dimanfaatkan sebagai obat termasuk untuk
pada Riskesdas tahun 2013, prevalensi
pengobatan kanker. Akan tetapi dalam
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per
pemakaian tumbuhan untuk pengobatan
1000 penduduk, atau sekitar 330.000
masih rendah bila dibandingkan dengan
orang. Prevalensi kanker tertinggi terdapat
beberapa negara Asia, terutama dalam hal
di DI Yogyakarta (4,1‰), diikuti Jawa
pemakaian tumbuhan obat yang
Tengah (2,1‰), Bali (2‰), Bengkulu, dan
terintegrasikan dalam pelayanan kesehatan
DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil.5
formal.1
Penyakit kanker juga menyebabkan
Diberbagai belahan dunia tumbuhan
beban pembiayaan negara sangat tinggi.
obat telah banyak digunakan untuk
Hal ini dapat diketahui dari data
pengobatan kanker, baik sebagai
Jamkesmas yang menunjukkan bahwa
pencegahan maupun pengobatan. Tanaman
pemanfaatan dana Jamkesmas paling tinggi
yang digunakan adalah yang mengandung
penyerapannya untuk penanganan penyakit
senyawa atau substansi seperti karotenoid,
kanker dibandingkan dengan penyakit
vitamin C, selenium, serat dan komponen-
degeneratif lainnya.6
komponennya, dithiolthiones, isotiosianat,
Pengobatan kanker yang baik harus
indol, fenol, inhibitor protease, senyawa
memenuhi fungsi menyembuhkan
aliin, fitisterol, fitoestrogen dan limonen.
(kuratif), mengurangi rasa sakit (paliatif)
Glukosianalat dan indol, tiosianat dan
dan mencegah timbulnya kembali
isotiosianat, fenol dan kumarin dapat
(preventif).6 Pengobatan komplementer
menginduksi multiplikasi enzim fase II
alternatif adalah salah satu pelayanan
(melarutkan dan umumnya mengaktivasi).
kesehatan yang akhir-akhir ini banyak
Asam askorbat dan fenol memblok
diminati oleh masyarakat maupun
pembentukan karsinogen seperti nitro-
kalangan kedokteran konvensional.7
samine.Flavonoid dan karotenoid bertindak
Pelayanan kesehatan tradisional komple-
sebagai antioksidan. Karotenoid dan sterol
menter alternatif merupakan pelayanan
mengubah struktur membran atau
yang menggabungkan pelayanan konven-
integritas. Senyawa yang mengandung
sional dengan kesehatan tradisional
sulfur dapat menekan DNA dan sintesis
dan/atau hanya sebagai alternatif
protein, sedangkan fitoestrogen bersaing
menggunakan pelayanan kesehatan
dengan estradiol untuk reseptor estrogen
tradisional, terintegrasi dalam pelayanan
sehingga akan terjadi keadaan anti
kesehatan formal.7 Keberhasilan masuknya
proliperatif.2
obat tradisional ke dalam sistem pelayanan
Perhimpunan Dokter Indonesia
kesehatan formal hanya dapat dicapai
Pengembang Kesehatan Tradisional Timur
apabila terdapat kemajuan yang besar dari
(PDPKT), setelah melalui prosedur dan
para klinisi untuk menerima dan
identifikasi yang panjang, berhasil memilih
menggunakan obat tradisional.1
30 jenis tanaman berkhasiat obat dalam
Penyelenggaran pengobatan komple-
mengatasi berbagai penyakit, termasuk
menter alternatif diatur dalam standar
kanker. Selain itu berdasarkan pengalaman
pelayanan medik herbal menurut
pengobatan di RSU Dr. Saiful Anwar
Kepmenkes No.121/Menkes/SK/II/2008
Malang dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
yang meliputi melakukan anamnesis;
diperoleh sejumlah herbal yang dapat
melakukan pemeriksaan meliputi
dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan.3
pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi,
Di Indonesia, prevalensi penyakit
perkusi dan auskultasi) maupun
kanker cukup tinggi. Data Riset Kesehatan
50
Jamu pada Pasien Tumor/Kanker ....(Siti Nur H, dkk)

pemeriksaan penunjang (laboratorium, pasien tumor/kanker pada dokter praktik


radiologi, EKG); menegakkan diagnosis jamu di Rumah Sakit, Puskesmas, dan
secara ilmu kedokteran; memberikan obat praktik mandiri yang berada pada jejaring
herbal hanya pada pasien dewasa; dokter di 7 provinsi, yaitu DKI Jakarta,
pemberian terapi berdasarkan hasil Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Bali dan
diagnosis yang telah ditegakkan; Sulsel.3 Kriteria inklusi responden meliputi
penggunaan obat herbal dilakukan dengan pasien tumor/kanker yang berobat pada
menggunakan tanaman berkhasiat obat dokter praktik jamu yang mengobati
sebagai contoh yang selama ini telah pasiennya secara komplementer-alternatif.
digunakan di beberapa rumah sakit dan Kriteria eksklusi responden adalah pasien
PDPKT; mencatat setiap intervensi (dosis, dengan diagnosis selain tumor/kanker.
bentuk sediaan, cara pemberian) dan hasil Lokasi penelitian bertempat di Rumah
pelayanan yang meliputi setiap kejadian Sakit, Puskesmas, Klinik Jamu, praktek
atau perubahan yang terjadi pada pasien bersama, dan praktik mandiri dimana
termasuk efek samping.3,7 terdapat dokter praktik secara
Beberapa fakta yang kita jumpai pada komplementer-alternatif di DKI Jakarta,
masyarakat akhir-akhir ini adalah Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Bali dan
kecenderungan kembali ke alam. Sulsel. Perangkat penelitian yang
Banyaknya pilihan tanaman obat yang digunakan berupa rekam medik dokter
ditawarkan, mahalnya biaya pengobatan praktek jamu dan template pada website
kanker secara konvensional, ketidak- Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan
berhasilan dan banyaknya penyulit Epidemiologi Klinik.3
sampingan dalam pengobatan kanker Penelitian ini telah mendapatkan
dalam kedokteran konvensional, serta persetujuan etik dari Komisi Etik
adanya kasus kanker yang dapat Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes
disembuhkan dengan tanaman obat No.LB.02.01/5.2/KE.118/2014. Pengum-
mendorong makin banyak masyarakat pulan data dilakukan dengan pengisian
yang memilih pengobatan alternatif antara catatan medik pasien oleh dokter praktek
lain dengan tanaman obat sebagai cara jamu (tanpa intervensi). Catatan medik
pengobatan kanker. Hal ini menjadi berisi karakteristik pasien; anamnesis
pendorong dilakukannya penelitian ini.8 keluhan, riwayat pengobatan, riwayat
Untuk mengetahui penggunaan jamu penyakit dahulu, riwayat penyakit
sebagai terapi komplementer pada dokter keluarga, penyakit sistem organ;
praktek jamu, dilakukan analisis untuk pemeriksaan fisik dan penunjang;
mengetahui komponen jamu yang diagnosis holistik meliputi emik dan etik;
digunakan sebagai terapi komplementer penilaian kualitas hidup; penatalaksanaan
kanker, perbaikan kualitas hidup, serta meliputi terapi konvensional, kesehatan
efek samping yang timbul pada pasien tradisional, dan jamu. Pada kuesioner
tumor/kanker dengan terapi komple- follow up ditambahkan catatan kejadian
menter alternatif. Berdasarkan analisis ini, tidak diinginkan setelah minum jamu
ditemukan adanya perubahan quality of life meliputi keluhan yang timbul. Selanjutnya
(QoL) dan efek samping yang terjadi. dilakukan pengiriman catatan medik pasien
Hasil studi ini merupakan unit analisis dari ke Pusat Jamu Registry di website.
penelitian jamu registry yang telah Evaluasi dilakukan setiap bulan selama 10
dilakukan Badan Litbang Kesehatan bulan dan diperoleh registri jamu untuk 10
Kementerian Kesehatan pada tahun 2014. penyakit. Data pasien tumor/kanker yang
diperoleh dilakukan analisis.
METODE
Desain penelitian ini adalah potong
lintang non intervensi. Populasi merupakan
51
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(1):49-59

HASIL DAN PEMBAHASAN komplementer-alternatif untuk pasien


tumor/kanker adalah sebagai berikut:
Dari penelitian Jamu Registry ini
diperoleh 71 pasien tumor/kanker dengan
total 129 kunjungan yang bervariasi antara
1 sampai 4 kali kunjungan. Kunjungan I =
57,3%, kunjungan II = 24,2 %, kunjungan
III = 11,3 % dan kunjungan IV = 7,3%.
Terjadi penurunan jumlah kunjungan sejak
kunjungan pertama ke kunjungan
Gambar 1. Langkah-langkah tindakan
berikutnya, hal ini mungkin terjadi karena
pelayanan medik oleh dokter herbal
pasien merasakan ada perbaikan pada
kualitas hidupnya sehingga merasa tidak
Dari data yang diperoleh, langkah-
perlu berobat lagi. Hal ini tampak pada
langkah yang dilakukan dalam tindakan
penilaian quality of life (QoL) akhir yang
pelayanan medik herbal sudah sesuai
membaik sejumlah 79,6% dan tidak
dengan standar pelayanan medik herbal
satupun pasien yang mengalami
menurut Kepmenkes No.121/Menkes/SK/
memburuknya kondisi pada QoL akhir.
II/2008.
Dalam pengobatannya, konsep yang
digunakan oleh dokter praktik

Tabel 1.Karakteristik pasien kanker,jamu registry tahun 2014


Karakteristik Jumlah Persentase

20 -30 tahun 6 8.5


31 – 40 tahun 17 23.9
41 – 50 tahun 28 39.4
51 – 60 tahun 12 16.9
61 – 70 tahun 4 5.6
≥ 71 tahun 4 5.6

Laki- laki 10 14.1


Perempuan 61 85.9

Tidak Sekolah 1 1.4


Tidak Tamat SD 1 1.4
Tamat SD 3 4.2
Tamat SLTP 7 9.9
Tamat SLTA 20 28.2
Tamat Perguruan Tinggi 39 54.9

Tidak Bekerja 19 26.8


Sekolah 1 1.4
Tentara/Polisi/PNS 7 9.9
Pegawai Swasta 18 25.4
Wiraswasta 8 11.3
Buruh/Petani/Nelayan 7 9.9
Lainnya 11 15.4

52
Jamu pada Pasien Tumor/Kanker ....(Siti Nur H, dkk)

Karakteristik pasien organ payudara (45,1%). Tumor/kanker


Responden penelitian ini adalah pasien ginjal, darah, kelenjar getah bening, lidah,
dewasa yang datang ke dokter praktek dan kulit hanya ditemukan 1,4%, seperti
jamu. Terdapat 71 pasien dengan total 129 terlihat pada Tabel 2.
kunjungan, yang bervariasi antar 1-4 kali Menurut WHO dalam WHO Global
kunjungan per pasien. Burden of Disease (2008), 69% kejadian
Dari hasil penelitian (Tabel 1) tumor payudara di seluruh dunia terjadi di
diperoleh karakteristik pasien dengan negara berkembang, walaupun di Afrika
keluhan kanker berada pada usia antara 20 dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia,
hingga lebih dari 71 tahun. Persentase tumor ganas payudara menempati urutan
terbesar pada rentang usia 41-50 tahun kedua kejadian tertinggi setelah kanker
yaitu sebesar 39,4%, diikuti usia 31-40 leher rahim. Hal tersebut sejalan dengan
tahun sebesar 23,9%, usia 51-60 tahun penelitian Oemiati, dkk yang memperoleh
sebesar 16,9%. Jumlah pasien perempuan prevalensi tumor terbanyak yaitu ovarium
6 kali lebih banyak daripada laki-laki. & serviks uteri sebesar 19,3% (95%CI
Menurut Oemiati, dkk, berdasarkan 17,8-20,9), kedua yaitu tumor payudara
kelompok umur, makin tua usia responden sebesar 15,6% (95% CI 14,2-17,1), diikuti
risiko terkena penyakit tumor/kanker oleh tumor kulit (14,9%), kelenjar gondok
makin tinggi, yang mencapai puncaknya dan endokrin (12,5%). Terendah tumor
pada usia 35 sampai 44 tahun. Selanjutnya saluran nafas (paru) 0,6% (95% CI 0,4-
secara perlahan risikonya akan menurun 0,9). 9,11
dan akan terjadi peningkatan kembali pada
usia > 65 tahun. Menurut jenis kelamin Modalitas terapi
risiko penyakit tumor/kanker lebih banyak Dari 71 pasien tumor/kanker, 57 pasien
perempuan dibandingkan laki-laki.9 Data (80,3%) menerima terapi jamu, 10 pasien
statistik WHO menunjukkan bahwa tumor (14,1%) menerima terapi konvensional dan
ganas payudara menempati urutan pertama jamu, 2 pasien (2,8%) menerima terapi
dengan jumlah kasus terbanyak dari konvensional, jamu dan kesehatan
seluruh jenis kasus keganasan di seluruh tradisional; dan 1pasien (1,4%)menerima
dunia.10 terapi jamu dan kesehatan tradisional.
Jenis tumor/kanker yang terbanyak
ditemukan pada penelitian ini adalah pada

Tabel 2. Gambaran jenis tumor/kanker,jamu registry tahun 2014


Jenis Tumor/Kanker Jumlah Persentase
Payudara 32 45.1
Ovarium 9 12.7
Kandungan 6 8.5
Leher 6 8.5
Paru 4 5.6
Kolon 4 5.6
Serviks 3 4.2
Hidung 2 2.8
Ginjal 1 1.4
Darah 1 1.4
Kelenjar getah bening 1 1.4
Lidah 1 1.4
Kulit 1 1.4

53
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(1):49-59

Tabel 3. Jenis terapi yang diberikan, Terapi konvensional yang diberikan


jamu registry tahun 2014 pada penderita tumor/kanker meliputi
Jenis terapi Frekuensi Persentase
kemoterapi, analgetik, antiinflamasi, obat
Jamu 57 80.3 lambung, obat penghenti perdarahan,
Jamu dan kestrad 1 1.4 vitamin dan antibiotic (Tabel 4). Vitamin
Konvensional dan jamu 10 14. 1 sebagai suplemen merupakan yang
Konvensional, jamudan 2 2. 8 terbanyak digunakan pada penderita
kestrad
Tidak menerima terapi 1 1.4
kanker, disusul oleh analgetik (penghilang
rasa sakit).
Terapi konvensional Terapi kesehatan tradisional
Tumor/kanker adalah penyakit yang Terapi kesehatan tradisional yang
harus didiagnosa sesuai dengan kaidah digunakan oleh dokter hanya didapatkan
kedokteran modern menggunakan sarana oleh 3 dari 71 pasien yang berobat, satu
diagnosis yang berlaku dalam ilmu pasien diantaranya mendapatkan 2 jenis
kedokteran barat, misalnya dengan terapi kesehatan tradisional sekaligus
radiodiagnostik, patologi anatomi/klinik (Tabel 5).
atau peralatan canggih lainnya. Ada empat
metode konvensional standar untuk Tabel 5. Terapi kesehatan tradisional
pengobatan kanker yaitu pembedahan, untuk tumor/ kanker, jamu Registry
kemoterapi, terapi radiasi, dan hormone tahun 2014
terapi (terapi biologis).6,12 Akan tetapi, Jenis terapi kestrad Jumlah Persentase
pada kenyataannya dengan 4 modalitas Akupunktur 2 2.8
Akupresur 1 1.4
utama ini saja seringkali kanker belum bisa Prana 1 1.4
diatasi. Beberapa pasien yang dalam
pengobatannya dikombinasikan dengan Akupunktur yang digunakan pada
tanaman obat, sel darah merah dan terapi kanker bukan ditujukan untuk
putihnya tidak mengalami penurunan mengobati penyakit kankernya karena
seperti yang terjadi pada pasien yang penusukan pada lesi merupakan
hanya menjalani terapi konvensional. kontraindikasi. Hal ini dilakukan untuk
Pasien yang menjalani terapi konvensional pengobatan paliatif yaitu mengurangi nyeri
terutama kemoterapi, umumnya daya tahan kronis, mengurangi efek samping
tubuhnya akan menurun drastis. Dengan, kemoterapi ataupun radioterapi seperti
daya tahan tubuh rendah mengakibatkan nyeri, mual, muntah, serta mengurangi
sel-sel kanker lebih mudah menyebar dan dosis obat anti-nyeri sehingga kualitas
sisa-sisa sel kanker yang tidak terangkat hidup penderita dapat ditingkatkan.13
bisa menyebar lagi.12 Penelitian Chen S et.al, mengenai efek
Tabel 4. Terapi konvensional untuk terapi elektroakupunktur terhadap sel T, sel
tumor/kanker, jamu registry tahun 2014 natural killer, hitung leukosit dan imunitas
Jenis terapi Jumlah Persentase humoral pada pasien 36 tumor ganas yang
konvensional mendapat kemoterapi rutin menunjukkan
Vitamin 13 32
Analgetik/anti
bahwa elektroakupunktur yang dilakukan
inflamasi 12 29 sekali sehari selama 30 menit merupakan
Antibiotik 5 12 terapi tambahan yang efektif untuk
Kemoterapi/anti meringanan disfungsi imunitas yang
kanker 4 10 disebabkan kemoterapi pada pasien tumor
Obat lambung 3 7
Asam traneksamat 2 5
ganas.14
Hormonal 2 5

54
Jamu pada Pasien Tumor/Kanker ....(Siti Nur H, dkk)

Terapi jamu RSUD Dr. Soetomo Surabaya dalam


Terapi jamu yang diberikan berupa bentuk ekstrak dengan dosis sehari 3×500-
ramuan beberapa komponen jamu yang 1000 mg.3
berbeda-beda oleh tiap dokter. Dalam satu Komponen jamu yang banyak
terapi jamu dapat terdiri dari satu digunakan selanjutnya yaitu rumput
komponen tunggal maupun gabungan mutiara (Hedyoris corymbosa) yang
beberapa komponen jamu dengan rata-rata rasanya manis dan tawar. Rumput mutiara
3-4 komponen, dan yang terbanyak sampai mengandung kumarin, hentriakontana,
12 komponen jamu dalam satu terapi. Pada stigmasterol, asam ursolat, danasam
Tabel 6 diuraikan 10 komponen jamu yang oleanolat. Tanaman ini digunakan untuk
paling sering digunakan dalam terapi membantu pengobatan kanker terutama
tumor/kanker. Ditemukan ramuan jamu kanker saluran cerna, kanker hati,
dengan komponen yang sama diberikan pankreas, serviks, payudara, nasofaring,
oleh 8 dokter yang berbeda yaitu rumput laring, limfosarkoma dan kandung kemih.3
mutiara, kunyit putih dan bidara upas. Umbi bidara upas (Merremia mammosa
Hall.f) berkhasiat untuk mengobati kanker,
Tabel 6. Komponen terapi jamu
memiliki kandungan kimia resin, pati, dan
terbanyak untuk tumor/kanker, jamu
tanin sedangkan getahnya mengandung zat
registry tahun 2014
oksidase.16
Komponen jamu Jumlah Persentase
Sambiloto (Andrographis paniculata
Kunyit putih 48 23 Nees) rasanya pahit, digunakan untuk
Rumput mutiara 46 22 penyakit trofoblas ganas termasuk mola
Bidara upas 36 17 invasif dan koriokarsinoma, tumor paru
Sambiloto 18 9 dan hamil anggur. Sambiloto juga
Keladi tikus 12 6 merupakan tanaman berkhasiat obat yang
Temu manga 10 5 sudah digunakan di Poli RSSA Malang
Temulawak 7 3 dengan cara direbus sebanyak 5 gram.3
Benalu 7 3 Berdasarkan penelitian Sukardiman
Daun sirsak 6 3 dkk, ditemukan bahwa senyawa
Daun dewa 4 2 andrografolida hasil isolasi dari tanaman
sambiloto memiliki aktivitas antikanker
Komponen jamu yang paling banyak melalui mekanisme apoptosis terhadap sel
diberikan kepada pasien tumor/kanker kanker HeLa dengan harga IC50 sebesar
yaitu kunyit putih (C.zedoaria). Injeksi 109,90 μg/ ml.17
0,3-0,5 ml secara intra peritoneal ekstrak Keladi tikus, temu mangga, dan benalu
pada mencit dapat menghambat 50% juga diindikasikan sebagai tanaman obat
pertumbuhan sarkoma 180 tetapi tidak antikanker yang digunakan di Poli RSSA
menghambat 50% pertumbuhan karsinoma Malang dan RSUD Dr. Soetomo
ascites Ehrlich. Sementara itu injeksi 75 Surabaya.1 Penelitian Iswantini dkk,
mg/kg secara subkutan dapat menghambat memperoleh hasil bahwa ekstrak keladi
pertumbuhan dari sarkoma 37, kanker tikus dalam air demineralisasi menghambat
serviks U14 dan karsinoma ascites Ehrlich. 76,1% enzim tirosin, enzim yang
Uji klinik pemakaian ekstrak C. zedoaria memengaruhi perkembangan sel-sel
terhadap 165 kasus penderita kanker kanker di tubuh manusia, sedangkan
serviks didapatkan hasil 52 kasus achieved genistein senyawa antikanker hanya
of short term cure, 25 kasus marked memiliki daya hambat 12,89%. Adanya
effects, 41 kasus improvement dan 47 kasus daya hambat menunjukkan keladi tikus
unresponsiveness.15 Kunyit putih juga berpotensi sebagai antikanker.18
merupakan tanaman berkhasiat obat yang
sudah digunakan di Poli Obat Tradisional

55
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(1):49-59

Penelitian lain mengenai keladi tikus dosis 12,2 mg/mL.23.


juga dilakukan oleh Indrayudha dkk, Penelitian Parama dkk tentang induksi
menunjukkan adanya ribosom inactivating apoptosis daun Sirsak (Annona muricata
proteins (RIPs) pada ekstrak natrium Linn) terhadap kanker dengan penyebab
klorida daun keladi tikus yang dapat virus ditemukan bahwa daun sirsak dalam
memotong rantai DNA sel kanker sehingga kloroform berpotensi sebagai kemo-
pembentukan protein sel kanker terhambat prevensi pendamping kemoterapi pada sel
dan gagal berkembang. Kegagalan yang diberikan untuk kanker dengan
perkembangan sel kanker akan penyebab virus.24
merontokkan dan memblokir pertumbuhan Daun dewa (Gynura segetum (Lour).
sel kanker tanpa merusak jaringan di Merr) rasanya manis dan tawar. Umbinya
sekitarnya.19 mengandung alkaloid, saponin, flavonoid,
Penelitian Yuandani dkk, membuktikan minyak asiri dan tannin. Daun ini
bahwa ekstrak etanol rimpang temu mempunyai efek antiradang, antipiretik,
mangga mengandung senyawa golongan analgesik dan menghancurkan bekuan
saponin, flavonoid, glikosida, glikosida darah. Dapat digunakan untuk pengobatan
antrakuinon dan steroid/triterpenoid. tumor dan kista, dengan peran utama
Ekstrak tersebut memiliki aktivitas meningkatkan daya tahan tubuh pasien.3,12
antikanker baik preventif maupun kuratif Selain tanaman di atas terdapat juga
dengan aktivitas terbaik tampak pada dosis tapak dara sebagai komponen jamu untuk
800 mg/kg bb yang mendekati nilai pada mengobati kanker. Tanaman ini bisa
suspensi CMC 1%.20 meracuni sel-sel kanker, di dalam tanaman
Berdasarkan penelitian Masfiroh dkk, ini terdapat senyawa vinkristin, vinblastin
diketahui bahwa ekstrak, fraksi etil asetat, dan senyawa lain yang mampu membunuh
dan isolat rimpang temulawak memiliki sel-sel kanker. Keuntungan lain, dalam
aktivitas antiproliferasi terhadap sel kanker dosis yang sekarang umumnya digunakan,
payudara T47D dengan konsentrasi IC50 tanamaan obat tidak bersifat toksik
masing-masing adalah 19,15 µg/mL; 17,07 sehingga lebih aman untuk tubuh pasien.12
g/mL; dan 19,22 µg/mL. Kenaikan
Penilaian Quality of Life
konsentrasi ekstrak, fraksi etil asetat, dan Hasil pengobatan digambarkan dalam
isolat rimpang temulawak dapat formulir quality of life (QoL) dari Komisi
menyebabkan kenaikan aktivitas Nasional Saintifikasi Jamu yang disarikan
antiproliferasi (α=0,05). Isolat yang dari WHO yakni dengan menilai kualitas
dihasilkan merupakan senyawa komponen hidup pasien sebelum dan sesudah
minyak atsiri, yaitu golongan seskui- diberikan terapi. Hal-hal yang dinilai
terpenoid yang diduga arkurkumen.21 dalam formulir ini termasuk 4 aspek
Beberapa penelitian yang telah kehidupan, yaitu aspek fisik berupa gejala
dilakukan terhadap benalu mangga sebagai fisik dan kemandirian, aspek psikis berupa
langkah awal menuju fitofarmaka antara
sedih dan cemas, aspek spiritual berupa
lain adalah studi fitokimia untuk tujuan hidup dan arti hidup, serta aspek
mengidentifikasi kandungan senyawa sosial berupa kebutuhan dan dukungan.
aktifnya. Berdasarkan uji toksisitas akut Berbagai aspek ini dinilai derajat berat atau
pada benalu manga, tidak diperoleh dosis ringannya dan diberi skor sesuai
yang menyebabkan kematian hewan uji, derajatnya. Semakin ringan keluhan maka
sehingga hanya dapat ditemukan LD50 skor akan semakin besar, dan sebaliknya.
semu untuk mencit sebesar 16,0962 g/kg Penilaian baik, sedang atau buruk mengacu
BB.22 Uji farmakologis isolat flavonoid pada interval jumlah skor semua dimensi.
menunjukan bahwa benalu mangga QoL dikatakan baik jika memiliki skor 25-
memiliki aktivitas penghambatan 32, sedang 17-24, buruk 8-16.
pertumbuhan kanker pada mencit dengan

56
Jamu pada Pasien Tumor/Kanker ....(Siti Nur H, dkk)

Tabel 7.Gambaran penilaian QoL, jamu terapi keladi tikus, sambiloto, temu
registry tahun 2014 putih, daun dewa, dan kunyit.
QoL Awal  Rasa kembung dan cepat kenyang
Baik Sedang Buruk
terjadi pada pasien dengan terapi
51,4% 40% 8,6%
rumput mutiara, kunyit putih, dan
bidara upas.
QoL Akhir
 Masa perdarahan mens lebih pendek 1
Membaik Menetap Memburuk
minggu terjadi pada pasien dengan
79,6% 20,4% 0
terapi keladi tikus, kunyit putih,
rumput utiara, dan sambiloto.
Terdapat 51,4% pasien yang datang Sementara itu keluhan rasa tidak
dengan kualitas hidup yang baik, 40% nyaman pada perut bagian bawah terjadi
sedang dan 8,6% buruk. Hal ini terdapat pada pasien dengan terapi konvensional
separuh lebih pasien yang berobat (asam traneksamat, sukralfat dan vitamin
memiliki kualitas hidup yang baik. tambah darah) dan terapi jamu (ikan gabus,
Selanjutnya setelah mendapat terapi, baik putih telur, mahkota dewa, meniran, kulit
konvensional, tradisional maupun terapi manggis). Karena pasien tidak diterapi
jamu, terdapat 79,6% pasien yang dengan satu jenis obat/jamu, belum dapat
mengalami perbaikan kualitas hidup dan dipastikan penyebab dari efek samping ini.
20,4% yang kualitas hidupnya menetap. Menurut lampiran Kepmenkes
Pada penelitian ini tampak bahwa pasien No.121/Menkes/SK/II/2008 tanggal 6
yang mencari pengobatan komplementer Februari 2008, efek samping sambiloto
alternatif berada pada semua derajat yaitu reaksi alergi, fatigue, perubahan rasa
kualitas hidup, meskipun tidak terdistribusi pada lidah, dan pembengkakan kelenjar
secara merata. Pasien yang datang dengan limfe. Efek samping benalu tumbuhan
kualitas hidup buruk pada pasca terapi buah yaitu bradikardi, diare, mual, muntah,
menjadi membaik atau menetap, tidak ada hipotensi, dan hipertensi. Keladi tikus
yang memburuk pada akhirnya. mempunyai efek samping berupa mual,
muntah, dan diare.1
Kejadian tidak diinginkan
Sejumlah 4 dari 131 pasien (3,1%) KESIMPULAN
mengalami kejadian yang tidak diinginkan
berupa keluhan efek samping. Efek Sepuluh komponen jamu yang paling
samping yang dikeluhkan berupa alergi banyak digunakan pada pasien
(gatal, kulit kemerahan, bengkak), masa tumor/kanker berturut-turut adalah kunyit
perdarahan menstruasi yang lebih pendek putih, rumput mutiara, bidara upas,
dari satu minggu, mual, muntah, rasa sambiloto, keladi tikus, temulawak, temu
kembung dan cepat kenyang, serta rasa mangga, daun dewa, benalu, dan daun
tidak nyaman pada perut bagian bawah. sirsak.
Berikut ini adalah keluhan yang timbul Pada akhir terapi ditemukan 79,6%
pada pasien yang hanya diterapi jamu saja pasien dengan kualitas hidup yang
tanpa diterapi konvensional: membaik dan 20,4% yang menetap, pada
 Mual dan muntah terjadi pada pasien penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
dengan terapi temulawak. terapi komplementer alternatif dapat
meningkatkan kualitas hidup pada pasien
 Mual saja saja terjadi pada pasien
tumor/kanker yang berobat di dokter
dengan terapi keladi tikus, kunyit
praktek jamu yang terlibat dalam
putih, rumput mutiara, sambiloto, dan
penelitian ini.
daun ungu.
Sebanyak 3,1% pasien yang hanya
 Alergi (kulit gatal, kemerahan,
diterapi jamu saja tanpa diterapi
bengkak) terjadi pada pasien dengan
konvensional mengalami kejadian yang
57
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(1):49-59

tidak diinginkan berupa mual, muntah, Diperoleh dari: http://www.kesmas.


alergi pada kulit, rasa kembung dan cepat depkes.go.id/artikel/4442/
kenyang, dan masa perdarahan menstruasi 7. Widowati L. Laporan studi jamu registry.
yang lebih pendek dari satu minggu. Hal Jakarta: Badan Penelitian dan
ini terjadi pada terapi komponen jamu Pengembangan Kesehatan; 2014.
temulawak, keladi tikus, kunir putih, 8. Naland H. Tanaman obat sebagai
rumput mutiara, sambiloto, daun ungu, pengobatan penunjang dalam mengobati
temu putih, daun dewa, kunyit, dan bidara kanker. Buletin PDPTK. 2007 Mar.
upas. 9. Oemiati R, Rahajeng E, Kristanto AY.
Perlu penelitian dengan jumlah Prevalensi tumor dan beberapa faktor
responden yang lebih besar dan dilakukan yang mempengaruhinya di Indonesia.
di pusat rujukan kanker agar evaluasi Buletin Penelitian Kesehatan. 2011;39(4):
terapi secara medis juga bisa dilakukan. 190-204.
10. World Health Organization. The global
UCAPAN TERIMA KASIH burden of disease: 2004 update. Jenewa:
WHO Press; 2008.
Ucapan terima kasih disampaikan 11. Kementerian Kesehatan RI. Profil
sedalamnya kepada Kepala Pusat kesehatan Indonesia 2008. Jakarta:
Penelitian Teknologi Terapan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2009.
dan Epidemiologi Klinik, tim peneliti dan 12. Mangan Y. Solusi sehat mencegah dan
dokter praktik komplementer alternatif mengatasi kanker. Jakarta: Agromedia
yang telah memberikan waktunya untuk Pustaka; 2009.
ikut berpartisipasi dalam studi ini sebagai 13. Mihardja H. Peranan akupunktur dalam
responden. bidang kanker. Indonesian Journal of
Cancer. 2008;2(1):24-6.
DAFTAR RUJUKAN 14. Mihardja J, Hetty.Prospek akupunktur
dalam pengobatan kanker melalui
1. Ma’at S. Tanaman obat untuk pengobatan peningkatan proliferasi dan sitotoksisitas
kanker bagian 3. Jurnal Bahan Alam sel natural killer. Indonesian Journal of
Indonesia. 2004;4(1):205-12. Cancer. 2011;5(4):181-5.
2. Potter JD, Steinmetz K. Vegetables, fruit 15. Ma’at S. Tanaman obat untuk pengobatan
and phytoestrogens as preventive agents. kanker bagian 4. Jurnal Bahan Alam
IARC Scientific Publications. 1996; Indonesia. 2005;2(4):244-52.
139:61-90. 16. Badan Penelitian dan Pengembangan
3. Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan. Inventaris Tanaman Obat
Kesehatan RI tentang Standar Pelayanan Indonesia VI. Jakarta: Departemen
Medik Herbal. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2006.
Kesehatan RI; 2008. 17. Sukardiman, Rahman A, Ekasari W,
4. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Riset Sismindari. Induksi apoptosis senyawa
Kesehatan Dasar Tahun 2007. Jakarta: andrografolida dari sambiloto
Badan Penelitian dan Pengembangan (Andrographis paniculata Nees) terhadap
Kesehatan; 2007. kultur sel kanker. Media Kedokteran
5. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Riset Hewan. 2005 September;21(3):105-110.
Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: 18. N, Triaspolitica. "Mengenal Penyakit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kanker, Jenis, Gejala, Penyebab Berikut
Kesehatan; 2013. Pengobatan Kanker." Mau Nanya Dong
6. Direktorat Jenderal Kesehatan Dok. N.p, 20 June 2017. Web. 28 June
Masyarakat. Lawan kanker dengan 2017. <https://
pengobatan tradisional [internet]. Jakarta: nanyadongdok.blogspot.com/2017/06/
Kementerian Kesehatan RI; 2012 Jun 12. mengenal-penyakit-kangker-jenis-
gejala.html>.

58
Jamu pada Pasien Tumor/Kanker ....(Siti Nur H, dkk)

19. Indrayudha P, Wijaya ART, Iravati S. Uji 22. Khakim A. Ketoksikan akut ekstrak air
aktivitas ekstrak daun dewandaru daun benalu (Dendrophthoe pentandra
(Eugenia uniflora, Linn) dan daun keladi (L.) Miq. dan Dendrophthoe falcata (L.f.)
tikus (Typhonium flagelliforme, (Lodd) Ertingsh) pada mencit jantan dan uji
Bl) terhadap pemotongan DNA superkoil kandungan kimia [skripsi]. Yogyakarta:
untai ganda. Jurnal Farmasi Indonesia. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
2006;3(2):63-70. Mada; 2000.
20. Yuandani, Dalimunthe A, Hasibuan PAZ, 23. Sukardiman. Efek antikanker isolat
Septama AW. Uji aktivitas antikanker flavonoid herba benalu mangga
(preventif dan kuratif) ekstrak etanol temu (Dendrophthoe pentandra) [skripsi].
mangga (Curcuma mangga Val.) pada Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas
mencit yang diinduksi siklofosfamid. Airlangga; 1999.
Majalah Kesehatan PharmaMedika. 24. Astirin OP, Artanti AN, Fitria MS,
2011;3(2):255-9. Perwitasari EA, Prayitno A. Annona
21. Musfiroh I, Udin LZ, Diantini A, Levita J, muricata Linn. leaf induce apoptosis in
Mustarichie R, Muchtaridi. Aktivitas cancer cause virus. Journal of Cancer
antiproliferasi ekstrak, fraksi etil asetat, Theraphy. 2013 Sept;4(7):1244-50.
dan isolat rimpang temulawak (Curcuma Available from: http://www.scirp.org/
xanthorrhiza Roxb.) terhadap sel kanker journal/PaperInformation.aspx?paperID=3
payudara T47D. Bionatura–Jurnal Ilmu- 6589
ilmu Hayati dan Fisik. 2011 Jul;13(2):93-
100.

59

Anda mungkin juga menyukai