kompleks kematangan syaraf maka semakin sempurna pulak proses pertumbuhan kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
dan perkembangan.
16. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan juga berpengaruh, orang tua yang ekonomi menengah keatas dapat
17. Faktor herediter dengan mudah menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah yang
Termasuk dalam faktor genetik ini adalah jenis kelamin dan suku bangsa/ras. berkualitas, sehingga mereka dapat menerima atau mengadopsi cara-cara
Misalnya, anak keturunan bangsa Eropa akan lebih tinggi dan lebih besar jika baru bagaimana cara merawat anak dengan baik. Status
dibandingkan dengan keturunan Asia termasuk Indonesia, pertumbuhan postur nutrisiberpengaruhnya juga sangat besar, orang tua dengan ekonomi lelah
tubuh wanita akan berbeda dengan laki-laki (Riyadi, 2009). bahkan tidak mampu memberikan makanan tambahan buat bayinya
(Riyadi, 2009).
18. Faktor lingkungan
21. Lingkungan pengasuhan
19. Lingkungan internal
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak, hormon
tumbuh kembang anak
somatotropinmerupakan hormon yang memengaruhi jumlah sel tulang,
merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkurangnya hormone ini
menyebabkan gigantisme. Hormone tiroidakan mempengaruhi
22. Kebutuhan dasar anak di usia pertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan tulang, kekurangan hormon ini akan menyebabkan
Menurut Ambarwati (2012) tumbuh dan kembang anak secara optimal dipengaruhi
kreatinisme dan hormone gonadotropin yang berfungsi untuk
oleh hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor
lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh positif bagi tumbuh harmonis antara orangtua dan anak akan memberikan rasa aman pada anak;
kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu. Harga diri, setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya; Dukungan
23. Asuh (Kebutuhan fisik-biomedis) atau dorongan,dalam melakukan aktifitas anak perlu memperoleh dukungan
Kebutuhan asuh meliputi: Nutrisi yang mencukupi dan seimbang pemberian dari lingkungan. Apabila orang tua sering melarang aktifitas yang akan
nutrisi scara mencukupi kepada anak harus sudah dimulai sejak dalam dilakukan maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam
kandungan yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu melakukan setiap aktifitasnya; Mandiri, agar anak menjadi mandiri maka sejak
hamil. Setelah lahir harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu awal harus dilatih untuk tidak selalu bergantung pada lingkungannya; Rasa
pemberian ASI saja sampai anak berumur 4 bulan. Sejak berumur 6 bulan, memiliki, anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang
sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau pendamping ASI. yang dimilikinya, sehingga mempunyai rasa tanggung jawab untuk memlihara
Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang barangaya; Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan
baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa pengalaman, anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai
bayi dan pra-sekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaannya.
yang terjadi sangat pesat terutama perkembangan otak; Perawatan 25. Asah (kebutuhan stimulasi)
kesehatandasar untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal Stimulasi yang cocok berupa latihan dan bermain. Pemberian stimulus ini
diperlukan beberapa upaya umum, misalnya: imunisasi, kontrol ke posyandu sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal, dan setelah lahir dengan cara
secara berkala, diperiksakan segera bila sakit; Pakaian, anak perlu menetekkan bayi sedikit.
mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman; Perumahan, tempat yang layak
membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal.; Hygine dan 26. Empat fokus pemeriksaan untuk DDST dan KPSP
lingkungan, lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi risiko 27. Motorik kasar (Gross Motor)
tertularnya berbagai penyakit infeksi; Kesegaran jasmani,aktifitas olahraga Gerak motorik kasar adalah gerak yang melibatkan sebagian besar tubuh
dan rekreasidigunakan untuk melatih kekuatan otot dan membuang sisa anak dan membutuhkan kerja otot-otot besar sehingga memerlukan tenaga
metabolism. yang lebih besar. Contohnya gerakan melompat dan berlari (Mulyani, 2007).
24. Asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang) 28. Motorik halus (Fine Motor Adaptive)
Dapat dimulai sedini mungkin, kebutuhan asih meliputi: Kasih sayagorang tua, Gerak motorik halus adalah gerak yang hanya melibatkan bagian tubuh
orang tua yang harmonis akan membimbing anak dengan penuh kasih sayang. tertentu, otot-otot kecil, dan tidak membutuhkan tenaga yang terlalu besar,
Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi tetapi namun membutuhkan koordinasi yang cermat antara panca indra dengan
bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, anggota tubuh yang terlibat. Contohnya, gerakan jari dan pergelangan
sehingga anak merasa aman dan senang; Rasa aman, adanya interaksi yang tangan (Mulyani, 2007).
29. Sosialisasi dan kemandirian (Personal Social) Perkembangan motorik yang lambat salah satu penyebabnya adalah kelainan
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi tonus otot. Anak dengan serebralpalsi dapat mengalami keterbatasan motorik.
dan berinteraksi dengan lingkungan. Kelainan sumsum tulang belakang menyebabkan perkembangan motorik
sebagai akibat spastisitas serta juga menyebabkan keterlambatan
perkembangan motorik. Faktor lingkungan dan kepribadian anak juga dapat
30. Bicara dan bahasa (Language) mempengaruhi perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai
Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti kesempatan belajarr seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker
perintah dan berbicara spontan. dapat mengalami keterlambatan mencapai kemampuan motorik.
37. Gangguan perkembangan bahasa
31. Pertumbuhan dan perkembangan abnormal pada anak usia 0-6 tahun Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan oleh berbagai
Menurut Adriana (2013) Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan faktor, yaitu faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah,
perkembangan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan
emosi, dan perilaku. faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena
32. Gangguan pertumbuhan fisik adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral palsi. Gagap juga
Meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan gangguan dibawah dapat terjadi karena intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak dengan
normal. lingkungan, maturasi yang terhambat, dan faktor keluarga.
33. Pemantauan berat badan menggunakan kartu menuju sehat (KMS) dapat 38. Gangguan emosi dan perilaku
dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Apabila Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan
grafik berat badan anak lebih dari 120 % kemungkinan anak mengalami obesitas yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang
atau kelainan hormonal, sementara itu apabila grafik berat badan dibawah normal muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila
kemungkinan anak kekurangan gizi atau menderita penyakit kronis. mempengaruhi interaksi social dan perkembangan anak. Contoh kecemasan
34. Lingkar kepala lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia
hidrosefalus, megaensefali, tomor otak, ataupun hanya merupakan variasi normal. social dan kecemasan setelah mengalami truma. Gangguan perkembangan
Apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi pervasive pada anak meliputi autisme serta gangguan prilaku dan interaksi
mental atau malnutrisi kronis. sosial. Autisme adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan
35. Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran perlu dilakukan komunikasi,interaksi, dan prilaku. Autisme ditandai dengan terhambatnya
untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang berat. perkembangan bahasa, munculnya gerakan aneh seperti berputar-putar,
36. Gangguan perkembangan motorik melompat-lompat atau mengamuk tanpa sebab
penyimpangan mental emosional dilakukan deteksi dengan menggunakan Checklist for
autis in toddler (CHAT) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas
(GPPH).
DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang dapat digunakan 2 cara, yaitu menggunakan
DDST (Dever Developmental Screening Test) dan KPSP(Kuesioner Pre Skrining
Kembang) Perkembangan).
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/ pemeriksaan untuk menemukan secara DDST (Dever Developmental Screening
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan
ditemukannya secara dini masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih Test)
mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana
42. Definisi DDST (Denver Development Screening Test)
tindakan yang tepat.
Menurut Soetjiningsih (1995) DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadp
Ada tiga deteksi tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan:
kelainan perkembangan ank, tes in bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST
39. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu mengetahui status gizi kurang atau memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes
buruk pada anak. Hal yang dapat dilakukan pada deteksi dini penyimpangan ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang
pertumbuhan yaitu pantau berat badan, tinggi badan, pengukuran lingkar lengan, tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif
lingkar kepala sejak usia 0 bulan, minimal tiap 3 bulan sekali atau sesuai indikasi. dapat mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang
mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow-up’ selanjutnya ternyata
40. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui perkembangan anak 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun
(keterlambatan), gangguan daya ingat, gangguan daya dengar. Hal yang dapat kemudian.
dilakukan untuk deteksi ini yaitu KPSP (Kuesioner Praskrining Perkembangan), test
daya dengar (TDD) dan test daya lihat (TDL). Tetapi dari penelitian Browitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat
mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg
41. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya masalah melakukan revisi dan retardasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada
mental emosioal, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif. Pada sektor bahasa di tambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamaan
deteksi dini penyimpangan mental dapat dilakukan dengan memberikan Kuesioner Denver II.
Masalah Mental Emosional (KMME) dan bila ada anak mengalami indikasi
53. Deteksi dini menguntungkan karena: meningkatkan fungsi keluarga, sehingga
menurunkan kelainan fisik atau retardasi mental, resiko lingkungan berkurang,
43. Tujuan
sehingga angka kejadian tidak naik kelas, putus sekolah atau anak berkebutuhan
44. Mengetahui kelainan perkembangan anakdan hal-hal lain yang merupakan resiko khusus dapat diturunkan.
45. Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan. kurang sehat seperti kontaminasi logam berat, hubungan orangtua dan anak yang
kurang baik.
46. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk kepusat pelayanan yang lebih tinggi.
55. Orangtua dapat dilibatkan dalam skrining, dengan cara menggunakan instrumen
yang diisi oleh orangtua. Contoh, menggunakan PEDS (parent’s evaluation of
developmental status).
47. Manfaat
65. Integrasi dari hasil penemuan. Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan
71. Interpretasi penilaian individual
diatas dibuat suatu kesimpulan diagnosa tentang penyimpangan perkembangan.
Kemudian ditetapkan penatalaksanaan, jika perlu dirujuk dan prognosisnya. 72. Lebih (advanced). Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di
kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.
Menurut Adriana (2013) skoring penilaian item test adalah sebagai berikut:
73. Normal. Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan 76. No opportunity / tidak ada kesempatan. Pada tugas perkembangan yang
disebelah kanan garis umur dikategorikan sebagai normal. berdasarkan laporan, orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan
untuk melakukan tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam
mengambil kesimpulan
Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada tugas
perkembangan dimana garis umur terletak antara presentil 25 dan 75, maka
dikategorikan sebagai normal.
74. Caution / peringatan. Bila seorang anak gagal (F) atau menolak dengan simbol
R tugas perkembangan, dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75
dan 90.
75. Delay / keterlambatan. Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan
uji coba yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
KPSP (Kuesioner Pre Skrining
Perkembangan)
77. Definisi KPSP 82. Cara menggunakan KPSP
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah suatu daftar pertanyaan singkat 83. Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus di bawa
yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
84. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir.
skrining pendahuluan perkembangan anak (Depkes, 2006)
Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: bayi umur 3
bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari
dibulatkan menjadi 3 bulan.
78. Tujuan
85. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak
Tujuan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 86. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu: Pertanyaan yang dijawab oleh ibu
15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur atau pengasuh anak, contoh: “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”
skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
87. Perintahkan kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan
pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining
tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi anda telentang, tariklah
pada umur 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai
bayi anda pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk.”
masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka
pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih mudah. 88. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena
itu pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
89. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan
79. Alat atau instrument
hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
80. Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan
90. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu atau pengasuh anak menjawab
perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan
pertanyaan.
81. Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
91. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab.
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1 cm.
92. Interpretasi hasil KPSP
DAFTAR PUSTAKA
93. Hitunglah berapa jawaban “Ya”
94. Jawaban Ya: Bila ibu atau pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah
atau sering atau kadang-kadang melakukannya. Adrinana, Dian. Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Jakarta: Salemba
Medika.
95. Jawaban Tidak: Bila ibu atau pengasuh anak menjawab: anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu atau pengasuh anak tidak tahu Ambarwati, Fitri Respati & Nita Nasution. 2012. Buku pintar asuhan keperawatan bayi
dan balita. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
96. Jumlah jawaban Ya
Hidayat, A. Alimul Aziz. 2013. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan
97. 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)
kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
98. 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2009. Asuhan keperawatan pada anak. Yogyakarta: Graha
99. 6 atau kurang, kemungkinan penyimpangan (P) Ilmu.
Mulyani, Yani. 2007. Mengembangkan kemampuan dasar BALITA di rumah
100. Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
kemampuan fisik, seni, dan manajemen diri. Jakarta: Elex Media Komputindo.
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa, sosialisasi dan
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. IG. N. Gde Ranuh (Ed). Jakarta:
kemandirian).
EGC.