Back Cover-Kata Pengantar-Lembar Pengesahan-Isi Bab
Back Cover-Kata Pengantar-Lembar Pengesahan-Isi Bab
Tahun 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pengawas Pendidikan Dasar dan Menengah
Dinas Pendidikan Kota Administrasi Jakarta Barat DKI Jakarta
karunia yang telah dilimpahkan kepada kita semua. Salawat dan salam
Komunikasi (TIK) ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai acuan
dan pada satuan pendidikan yang lain. Tersusunya buku ini adalah
tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu disampaikan
dan kesalahan, oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan secara penuh mulai tahun
ajaran 2015/2016 memenuhi kedua dimensi tersebut. Implikasi dari
pernyataan tersebut adalah bahwa penyusunan dan pelaksanaan
Kurikulum 2013 oleh satuan pendidkan harus memperhatikan
kebutuhan, karakteristik dan potensi satuan pendidikan (internal)
serta lingkungan di daerah setempat. Sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pembelajaran, Kurikulum 2013 memuat komponen-
komponen yang berkaitan dengan pembelajaran. Salah satu dari
komponen tersebut adalah struktur dan muatan Kurikulum. Muatan
Kurikulum 2013 meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan
dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik,
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri pada satuan
pendidikan.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola
pikir sebagai berikut:
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);
3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana
saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
model pembelajaran pendekatan sains);
5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia;
7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
dan
9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di Indonesia yang ditetapkan oleh
pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pemberlakuan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengakomodasi
satuan pendidikan dalam mencapai SNP mengingat adanya
disparitas situasi, potensi serta kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan atau daerah. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan
bagi kita.
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikdan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana,standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif(15-64 tahun) lebih
banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif
ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi
adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan
melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi
dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatifdan
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus
globalisasi akan menggeser pola hidupmasyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan
modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area(AFTA).
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeserankekuatan ekonomi
dunia, pengaruh dan imbas teknosains sertamutu, investasi, dan
transformasi bidang pendidikan.
Dengan demikian sesuai amanat dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Dan untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses
pembelajaran aktif diharapkan guru memanfaatkan berbagai sumber
belajar agar potensi peserta didik dapat dikembangkan secara maksimal
untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam rangka untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang mendukung potensi peserta
didik dalam pelaksanaan kurikulum pembelajaran di sekolah perlu
didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang
dapat mengekplorasi sumber belajar secara efektif dan efisien dengan
memaksimalkan peran guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
atau Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di
sekolah.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen,
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2008 tentang Pendanaan Pendidikan,
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru,
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun
2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
Satuan Pendidikan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 68
Tahun 2014 Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dan Guru Ketrampilan Komputer dan
Pengelolaan Infomasi (KKPI) dalam Implementasi Kurikulum
2013.
C. Tujuan
Buku Program Bimbingan dan Layanan ini disusun dengan
tujuan untuk memberikan acuan bagi guru TIK dalam merancang
program layanan teknologi informasi bagi peserta didik, sesama guru
mata dan tenaga kependidikan di sekolah untuk memanfatkan TIK
sebagai sumber dan/atau sarana belajar di sekolah.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku progam bimbingan dan layanan ini meliputi:
a. Pembimbingan kepada peserta didik
b. Pemfasilitasian kepada sesama guru
c. Pemfasilitasian kepada tenaga kependidikan
Dalam rangka mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan,
menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk
mendukung kelancaran proses pembelajaran bagi siswa dan efektif dan
efisinsi pengolahan data bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
tehadap sistem informasi manajemen sekolah
E. Sasaran
Buku program bimbingan dan layanan ini disusun sebagai acuan
bagi pihak yang berkepentingan terutama:
1. Guru Bimbingan TIK,
2. Kepala sekolah/madrasah,
3. Wakil kepala sekolah;
4. Penyelenggara pendidikan,
5. Wali kelas;
6. Guru Mata Pelajaran, dan
7. Tenaga Kependidikan / Tata Usaha / Petugas ICT
BAB II
DESKRIPSI TUGAS GURU TIK
C. Uraian Tugas
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
pembimbingan dan pelayanan TIK terhadap peserta didik, guru, dan
tenaga kependidikan. Melaksanakan layanan bimbingan TIK kepada
peserta didik / siswa untuk :
a. Mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data
dan informasi dalam rangka untuk mendukung kelancaran proses
pembelajaran;
b. Pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di
sekolah/madrasah dengan memanfaatkan TIK sebagai sarana
untuk mengeksplorasi sumber belajar.
Guru melaksanakan layanan bimbingan TIK kepada sesama guru
untuk pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran;
a. Persiapan pembelajaran;
b. Proses pembelajaran;
c. Penilaian pembelajaran;
d. Pelaporan hasil belajar;
e. Analisis dan;
f. Tindak lanjut
Guru melaksanakan fasilitasi kepada tenaga kependidikan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas SIM (sistem informasi
manajemen) sekolah.
BAB III
PROGRAM BIMBINGAN DAN LAYANAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan keharirat Allah SWT atas
rahmat dan Inayah kepada kita semua, terutama dalam melaksanakan
tugas-tugas dan aktifitas dalam dunia pendidikan.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa buku PROGRAM BIMBINGAN
DAN LAYANAN GURU TIK ini adalah :
1. Sebagai pedoman dan dasar dalam bimbingan dan layanan bagi
peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA
Cengkareng 1 Jakarta dan pada satuan pendidikan yang lain.
2. Tersusunnya materi program layanan dan bimbingan bagi peserta
didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA
Cengkareng 1 Jakarta.
3. Tersusunnya program pelaksanaan layanan dan bimbingan bagi
peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA
Cengkareng 1 Jakarta.
Namun demikian buku program ini masih perlu disempurnakan
untuk kesempurnaan yang digunakan pada tahun tahun berikutnya
mengingat tahun pelajaran ini adalah perdana.
B. Saran-saran
1. Perlu diterbitkan buku pedoman pelaksanaan dan petunjuk
terknis dalam penyusunan program bimbingan dan layanana
yang diterbitkan oleh instansi yang terkait.
2. Perlu mengaktifkan MGMP atau KKG guru TIK dalam menyusun
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjut dalam
pelaksanaan bimbingan dan layanan TIK di sekolah / madrasah.
Jumlah Semua
DAFTAR NAMA GURU
BIMBINGAN DAN LAYANAN PEMBELAJARAN TIK
SMA CENGKARENG 1 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016